Anda di halaman 1dari 9

PENGENALAN ALAT – ALAT DALAM PENELITIAN EKOLOGI

M. Ifan Wisnu Wijaya

A1C417019

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


FMIPA, Universitas Jambi, Jambi 36361, Indonesia.

Abstrak

Ekologi memiliki cangkupan berupa Ekosistem, dalam ekosistem tersebut terdapat


dua komponen, yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen abiotik berupa air,
suhu, ph, kelembapan, intensitas cahaya, angin, salinitas, dll. Merupakan sejumlah
komponen yang dapat diukur. Dalam penelitian Ekologi komponen tersebut
diukur menggunakan berbagai alat – alat yang beragam serta memiliki fungsi dan
cara kerjanya masing – masing. Sejumlah alat – alat itu meliputi Termometer
sebagai alat pengukur suhu, Higrometer sebagai alat pengukur kelembapan, PH
meter sebagai alat pengukur PH, GPS sebagai alat penanda lokasi atau titik
penelitian. Dengan adanya alat – alat tersebut bertujuan untuk mempermudah
atau membantu dalam proses penelitian ekologi tersebut. Dari berbagai
pengukuran menunjukkan bahwa air dan tanah yang digunakan memiliki suhu
yang normal, kelembapannya juga normal. PH air yang digunakan adalah asam.

Kata Kunci : Ekologi, Komponen Abiotik, Alat - alat

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Ekologi merupakan cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang


hubungan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Komponen utama
dalam ekologi adalah Ekosistem. Dimana ekosistem adalah hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem mempunyai komponen –
komponen yang menyusunnya, seperti komponen Abiotik dan Biotik. Komponen
Abiotik adalah komponen yang tak hidup, hal ini dapat berupa air, kelembapan,
suhu, cahaya, PH (derajat keasaman), angin, salinitas, iklim, curah hujan,
ketinggian, kedalaman, dan lain – lain. Sedangkan komponen Biotik adalah
komponen yang hidup contohnya seperti makhluk hidup yaitu Tumbuhan, Hewan
dan termasuklah Manusia.

Penelitian yang bersifat terjun kelapangan artinya penelitian tersebut


bersentuhan dengan Ekologi karena didalam ekologi pembahasannya berupa
lingkungan sekitar. Saat melakukan penelitian ekologi, faktor – faktor abiotik
perlu untuk diukur sehingga pengukuran tersebut membutuhkan berbagai macam
alat khusus yang tidak sama. Maka dari itu sangat penting untuk mengenal
berbagai macam alat yang dibutuhkan dalam penelitian Ekologi untuk mengukur
komponen abiotik. Bukan hanya mengenal saja, tetapi juga harus memahami
fungsi dan cara penggunaan berbagai macam alat – alat tersebut. Oleh karena itu
diadakannya praktikum ini yang berjudul Pengenalan Alat – Alat dalam Penelitian
Ekologi dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui macam – macam alat,
fungsi, dan cara kerja dari berbagai alat yang digunakan dalam pengamatan
lingkungan abiotik di ekosistem Terestrial (daratan) maupun Aquatik (perairan).

B. Tujuan

1. Mengetahui macam – macam alat, fungsi, dan cara kerja dari berbagai alat yang
digunakan dalam pengamatan lingkungan abiotik di ekosistem Terestrial.

2. Mengetahui macam – macam alat, fungsi, dan cara kerja dari berbagai alat yang
digunakan dalam pengamatan lingkungan abiotik di ekosistem Aquatik.

II. Metode Kerja

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : Termometer Air,
Termometer Tanah, Termohigrometer, dan PH meter. Prosedur kerjanya adalah :
Pertama, dilihat suhu awal dari Termometer Air, lalu dimasukkan kedalam air
atau larutan dengan cara memegang benang yang ada diatasnya hal ini bertjuan
agar termimeternya tidak mengukur suhu badan yang memegang. Selanjutnya
ditunggu selama 2 menit dan dilihat hasil pengukurannya. Percobaan ini diulang
sebanyak 2 kali. Kedua, dilihat suhu awal termometer tanah, dimasukkan kedalam
tanah yang telah digali sampai batas berwarna hitam dan kubur kembali tanahnya.
Kemudian, ditunggu selama 2 menit dan dilihat hasil pengukurannya. Percobaan
ini diulang sebanyak 2 kali. Ketiga, dimasukkan PH meter kedalam air atau
larutan, dan dilihat sampai angka yang terdapat dilayarnya stabil atau tidak
berubah – ubah lagi. Percobaan ini diulang sebanyak 2 kali. Keempat, digantung
Termohigrometer pada tali dan dibiarkan begitu saja. Lalu, ditunggu selama 2
menit dan dilihat hasil pengukurannya. Percobaan ini diulang sebanyak 2 kali.
Dicatat Semua hasil pengukuran yang didapatkan.

III. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Pada praktikum ini digunakan alat – alat berupa 2 jenis Termometer yaitu
Termometer Tanah dan Termometer Air, PH meter dan Termohigrometer.
Adapun hasil yang didapat adalah untuk Termometer Tanah ulangan ke 1 = 32 ℃,
ke 2 = 33 ℃, ke 3 = 32 ℃, ke 4 = 32 ℃, ke 5 = 32,5 ℃, ke 6 = 32,5 ℃, ke 7 =
31,5 ℃, ke 8 = 31,5 ℃, ke 9 = 31,5 ℃, ke 10 = 32 ℃, ke 11 = 31 ℃, ke 12 = 31
℃. Untuk Termometer air didapatkan hasil yaitu ulangan ke 1 = 33 ℃, ke 2 = 33
℃, ke 3 = 33 ℃, ke 4 =29 ℃, ke 5 = 28 ℃, ke 6 = 28 ℃, ke 7 = 30 ℃, ke 8 = 31
℃, ke 9 = 30 ℃, ke 10 = 31 ℃, ke 11 = 31 ℃, ke 12 = 31 ℃, ke 13 = 30 ℃, ke
14 = 30 ℃. Untuk Termohigrometer hasil yang didapatkan adalah ulangan ke 1 =
kelembapan : 39 % suhu : 33 ℃, ke 2 kelembapan : 39,5 % suhu : 33 ℃, ke 3
kelembapan : 41 % suhu : 32 ℃, ke 4 kelembapan : 41 % suhu : 32 ℃, ke 5
kelembapan : 44 % suhu : 31 ℃, ke 6 kelembapan : 45 % suhu : 31 ℃, ke 7
kelembapan : 46 % suhu : 31 ℃, ke 8 kelembapan : 48 % suhu : 31 ℃, ke 9
kelembapan : 55 % suhu : 31 ℃, ke 10 kelembapan : 55 % suhu : 31 ℃, ke 11
kelembapan : 56 % suhu : 30 ℃, ke 12 kelembapan : 57 % suhu : 30 ℃, ke 13
kelembapan : 50 % suhu : 30 ℃, ke 14 kelembapan : 52 % suhu : 30 ℃. Untuk
PH meter didapatkan hasil berupa ulangan ke 1 = 4,5 ; ke 2 = 4,4 ; ke 3 = 4,4 ; ke
4 = 4,3 ; ke 5 = 4,3 ; ke 6 = 4,4 ; ke 7 = 4,4 ; ke 8 = 4,4 ; ke 9 = 4,3 ; ke 10 = 4,3 ;
ke 11 = 4,3 ; ke 12 = 4,3 ; ke 13 = 4,4 ; ke 14 = 4,4.

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, alat yang digunakan meliputi Termometer :


Termometer Air dan Termometer Tanah, Termohigrometer, serta PH meter.
Termometer Air adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur suhu yang
ada pada air atau larutan. Cara kerja alat ini adalah dengan dimasukkan ke dalam
larutan yang ingin diukur suhunya, ditunggu selama 2 menit. Air raksa
didalamnya akan bergerak dan berhenti pada suhu tertentu skala itulah yang
menunjukka suhu dari larutan tersebut. Termometer Tanah adalah alat yang
digunakan untuk mengukur suhu pada tanah. Cara kerjanya adalah hanya
diletakkan dikedalaman tanah, ditunggu selama 2 menit dan nantinya akan muncul
suhu dari tanah tersebut. Termohigrometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kelembapan dan suhu dari suatu tempat. Hal ini sesuai dengan Amalia
(2017: 2) yang menyatakan bahwa Thermohygrometer adalah sebuah alat yang
menggabungkan antara fungsi thermometer dengan hygrometer. Termometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur) ataupun perubahan
suhu sedangkan hygrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
persentase uap air (embun) yang berada di udara. Jadi, Thermohigrometer adalah
alat yang berfungsi untuk mengukur suhu (temperatur) dan lemembapan pada
udara. Cara kerja dari alat ini adalah termohigrometer di gantung pada tempat
yang akan diukur suhu dan kelembapatannya, ditunggu sampai 2 menit hasilnya
akan muncul dengan melihat skala yang terdapat didalamnya dimana skala yang
diatas menunjukkan kelembapan sedangkan skla bagian bawah menunjukkan
suhu. PH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur PH atau derajat
keasaman pada air atau larutan lainnya. Hal ini sesuai dengan Desmira (2018: 9)
yang menyatakan bahwa fungsi dari sensor ph adalah untuk menentukan derajat
keasaman atau ebebasan dari suatu larutan. Cara penggunaan alat ini adalah
dengan di kalibrasi menggunakan cairan buffer, dan dicelupkan pda larutan yang
ingin diukur Ph nya. Menurut Desmira (2018: 10) menyatakan bahwa prinsip
kerja utama Ph meter terletak pada sensor probe berupa elektroda kaca (glass
elektroda) dengan jalan mengukur ion H30+ didalam larutan.

DO (Dissolved Oxygen) meter adalah sebuah alat yang digunakan untuk


mengukur kejernihan air dalam suatu larutan. Menurut Riadhi (2017: 330)
menyatakan bahwa prinsip kerja dissolved oxygen (DO) meter adalah berdasarkan
fenomena polalografi yang terjadi diantara dua elektrode katode dan anode.
Tegangan listrik negatif diberikan kepada electrode katode. Adanya tegangan
negative ini akan mengakibatkan reaksi kimia terjadi secara cepat antara air dan
oksigen terlarut pada permukaan katode. Anemometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur kecepatan angina. Hal ini sesuai dengan As’ari (2011: 19)
menyatakan bahwa anemometer merupakan alat ukur yang dapat mengukur
kecepatan angin. Prinsip kerja dari alat pengukur kecepatan angina yang biasa
digunakan cukup sederhana yaitu cup yang berjumlah tiga buah berputar pada satu
tiang yang dihubungkan dengan tiga counter (As’ari, 2011: 19). Flow meter
adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur laju aliran. Menurut Praing
(2012: 1) menyatakan bahwa Flowmeter merupakan peralatan yang digunakan
untuk mengukur besarnya flowrate fluida ketika melewati suatu perpipaan. Prinsip
kerja dari alat ini berdasarkan hukum Farraday pada induksi elektromagnetik
untuk mengukur proses aliran. Keping secci adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kejernihan air atau mengukur tingkat penetrasi cahaya kedalam
perairan. Cara kerjanya dicelupkan keeping secchi kedalam air sampai warna
hitam dan putih pada keeping tersebut tidak dapat dibedakan lagi. GPS adalah alat
yang digunakan untuk menandakan lokasi atau tempat. Menurut Firdaus (2017:
84) menyatakan bahwa GPS (Global Positioning System) adalah sebuah system
atau proses untuk menentukan suatu posisi manapun diplanet bumi ini
berdasarkan 4 faktor: latitude, longitude, altitude dan time. GPS bekerja dengan
sinyal 28 satelit yang mengorbit disekeliling bumi. Cara kerja dari alat ini adalah
menekan tombol – tombol yang memiliki fungsi masing – masing, ada tombol
untuk menandakan lokasi, memberi nama lokasi,dll.
Berdasarkan hasil yang didapat bahwa untuk thermometer air jumlah rata
– rata hasil didapatkan adalah 30,57 ℃ dengan standar deviasinya 1,65. Suhu air
yang baik bagi makhluk hidup berkisar antara 25-31 ℃ berdasarkan hasil tersebut
air yang digunakan dalam praktikum ini memiliki suhu yang baik. Thermometer
tanah menghasilkan rata – ratanya yaitu 31,87 ℃ dan standar deviasinya 0,61.
Suhu tanah yang baik bagi makhluk hidup berkisar antara 18-35 ℃ hal ini berarti
tanah yang dipakai untuk praktikum memiliki suhu yang baik. Rata – rata dari
pengukuran Termohigrometer adalah 47,75 % dengan standar deviasinya 6,46.
Kelembapan yang baik bagi makhluk hidup adalah 40-60% hal ini berarti
kelembaban udara yang diukur saat praktikum merupakan kelembaban yang baik.
Pengukuran menggunakan PH meter mendapatkan hasil rata – rata berupa 4,36
dengan standar deviasinya 0,06. PH air yang baik bagi makhluk hidup berkisar
antara 6,5 – 8,5 tetapi untuk dikonsumsi PH idealnya berkisar antara 7,2 – 7,4.
Hal ini berarti air yang digunakan dalam praktikum bersifat asam dan berbahaya
untuk diminum karena asamnya terlalu tinggi. Akan tetapi air yang dipakai pada
saat praktikum merupakan air untuk diminum. Hal ini terjadi kemungkinan karena
kesalahan dalam pengukuran, saat praktikum alat PH meter yang digunakan tidak
dikalibrasi memakai larutan buffer terlebih dahulu sehingga pengukurannya masih
diragukan.

IV. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut : Pertama, Alat yang digunakan dalam pengamatan
lingkungan abiotik di ekosistem terestrial adalah Termometer tanah berfungsi
sebagai alat pengukur suhu tanah, cara kerjanya dikubur dalam tanah.
Termohigrometer sebagai alat pengukur kelembapan, cara kerjanya dengan
digantungkan pada tempat tertentu dan didiamkan saja. Kedua, Alat yang
digunakan dalam pengamatan lingkungan abiotik di ekosistem aquatik adalah PH
meter sebagai alat yang digunakan untuk mengukur PH, cara kerjanya dengan
memasukan alat ini kedalam air atau larutan. Termometer air sebagai alat
mengukur suhu air, cara kerjanya dengan memasukkan batang thermometer
kedalam air atau larutan.
Daftar Pustaka

Amalia,Aziza.2017. Thermometer Untuk Penyimpanan Data Untuk Monitoring


Kamar Bedah. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 1 (1). 1-6

As’ari.2011. Rancang Bangun Anemometer Analog. Jurnal Ilmiah Sains. Vol


11(1). 19-22

Desmira,dkk.2018. Penerapan Sensor Ph Pada Area Elektrolizer di PT. Sulfindo


Adiusaha. Jurnal Prosisko. Vol. 5(1). ISSN.2597-9922. 9-12

Firdaus,Okti Mohammad.2017. Analisis Implementasi Global Positioning System


(GPS) Pada Moda Transportasi di PT. “X”.Jurnal Teknik Mesin dan
Industri FT UGM. ISBN. 978-602-97567-4-6. 83-88

Praing,Heryanto. 2012. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemilihan


Flowmeter Pada Proses Custody Transfer Aliran Fluktuatif di Laboratorium
INDI-TF ITB. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA).
ISSN.2089-9033. 1-5

Riadhi,Lutfi,dkk.2017. Sistem Pengaturan Oksigen Terlarut Menggunakan


Metode Logika Fuzzy Berbasis Mikrokontroler Tensy Board. Jurnal Teknik
ITS. Vol. 6(2). ISSN.2337-3539. 330-334

Lampiran

1. Pengetahuan dan pengalaman apa yang didapat dalam praktikum ?


Pengetahuan yang didapat adalah mengenal lebih banyak alat – alat yang
digunakan dalam penelitian ekologi serta mengetahui fungsi dan cara
penggunaannya, pengalaman yang didapat mencoba secara langsung alat –
alat tersebut di lapangan.
2. Kendala atau kesulitan apa saja yang ditemukan pada saat praktikum ?
Kendalanya adalah tidak cukup tersedianya alat, alat yang ada hanya 1
atau 2 sehingga untuk menggunakannya harus mengantri atau bergantian
sehingga waktu yang terpakai cukup banyak, kendala pribadi adalah masih
belum paham dalam menggunakan GPS untuk menandai lokasi.
3. Saran yang diberikan untuk praktikum kedepannya
Saran saya untuk alat kalau bisa ditambah lagi jumlahnya agar dalam
melakukan praktikum tidak secara bergantian lagi sehingga untuk
pengefesiensian waktu praktikum. Diharapkan bagi praktikan lain untuk
serius dalam melakukan praktikum sehingga materi yang di praktikumkan
akan dipahami.

Tabel Hasil Pengukuran :

Cek Plagiasi :

Anda mungkin juga menyukai