Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Botani Tumbuhan Rendah


“Psilophytinae”
Diajukan untuk memenuhi tugas Matakuliah Botani Tumbuhan Rendah

Dosen Pengampu :
Ibu Rabiyatul Adawiyah S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Alfi Rahma Nasution 2006150010001


Asmaini 2006150010002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PSDKU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
C. Tujuan................................................................................................................................................5
D. Manfaat..............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................6
A. Psilophytinae (Paku Purba)...............................................................................................................6
 Bangsa Psilophytales (Paku Telanjang)........................................................................................7
 Bangsa Psilotales.........................................................................................................................10
B. Ciri-Ciri Umum Psilophytinae (Paku Purba)..................................................................................11
C. Metagenesis Paku Purba (Psilophytinae)........................................................................................13
D. Daur Hidup dari Paku Purba (Psilopsida).......................................................................................13
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................15
A. Kesimpulan......................................................................................................................................15
B. Saran................................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ Botani
Tumbuhan Rendah, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini memuat tentang “Paku Purba (Psilopsida)” yang dapat kita temukan di lingkungan
sekitar kita.

Kami menyadari dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi isi
maupun dari segi metodologi dan bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembacanya umumnya.
Terima kasih.

Labuhan Batu, November 2021

Kelompok 1

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling
sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi,
sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung
akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat
(terdapat xilem dan fleom).

Tumbuhan paku (atau paku-pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu


divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak
menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini masih
menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya
memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan
paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya
akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga
disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh
pengangkut. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju
abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000
(diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah
tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang
terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga dikenal
sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasah
hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil sekarang ditambang orang sebagai batu
bara. Salah satu anggota dari Pteridophyta ialah kelas Lycopodiinae ( paku kawat atau
paku rambat ). Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, semak belukar atau di
hutan-hutan,sering memanjat di pohon. Tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan
dari ketinggian 100 m sampai 2.000 m di atas permukaan laut.

Psilopsida merupakan tumbuhan paku purba (primitif) yang sebagian besar


anggotanya sudah punah dan ditemukan sebagai fosil. Psilopsida diduga hidup pada
periode antara zaman Silurian dan Devonian. Hanya beberapa spesies saja yang masih

4
hidup di bumi saat ini, misalnya Psilotum nudun.

5
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana morfologi/ciri-ciri dari tumbuhan paku purba

2. Bagaimanakah klasifikasi paku purba

3. Bagaimana metagenesis dari Paku Purba (Psilopsida)

4. Bagaimana daur hidup dari Paku Purba (Psilopsida)

5. Apakah manfaat dari Paku Purba (Psilopsida)

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui morfologi/ciri-ciri dan bagian-bagian dari tumbuhan paku purba

b. Untuk mengetahui klasifikasi paku purba

c. Untuk mengetahui metagenesis dari Paku Purba (Psilopsida)

d. Untuk mengetahui daur hidup dari Paku Purba (Psilopsida)

e. Untuk mengetahui manfaat dari Paku Purba (Psilopsida)

D. Manfaat
Dengan penulisan ini diharapkan agar pembaca memiliki pengetahuan dan
dapat memahami tentang macam-macam manfaat yang terkandung dalam
tumbuhan paku. Selain itu, diharapkan pembaca dapat memanfaatkan tumbuhan
paku dengan benar agar dapat berguna bagi kehidupan manusia.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Psilophytinae (Paku Purba)

Psilopsida (Yunani, psilos = telanjang) merupakan tumbuhan paku purba


(primitif) yang sebagian besar anggotanya sudah punah dan ditemukan sebagai
fosil. Tumbuhan ini diduga hidup pada periode antara zaman Silurian dan
Devonian. Hanya beberapa spesies saja yang masih hidup di bumi saat ini,
misalnya Psilotum nudum. Psilopsida belum memiliki struktur akar dan sebagian
besar tidak memiliki daun. Struktur akar psilopsida berupa rhizoma. Pada batang
psilopsida terdapat sporangia.

Paku purba meliputi jenis – jenis tumbuhan paku yang sebagian besar telah
punah. Jenis – jenis yang sekarang masih ada hanya sedikit saja, dan lajimnya
dianggap sebagai relic suatu golongan tumbuhan paku yang semula meliputi jenis
– jenis yang lebih banyak. Warga paku purba merupakan paku telanjang (tidak
berdaun) atau mempunyai daun – daun kecil (mikropil) yang belum terdifrensiasi.
Ada diantaranya yang belum mempunyai akar. Paku purba bersifat homospor.

Pengklasifikasi paku purba tidak banyak di lakukan oleh ahli karena


menurut ahli tumbuhan paku terkadang mengecoh walaupun masing-masing telah
memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakan satu kelas dengan kelas lainnya. Paku
termasuk tumbuhan yang paling sederhana.

Paku purba merupakan paku peralihan, antara homospora dan heterospora.


Paku purba dikenal dengan nama latin Psilophytinae dan bangsa Psilophytales.
Psilophytales memiliki suku Rhyniaceae, Aseteroxylaceae, dan
Pseudosporochnaceae, dan bangsa Psilolates. Berdasarkan jenis spora yang
dihasilkan, tumbuhan paku di bedakan menjadi pakuhomospora, heterospora, dan
paku peralihan.

Dikatakan paku homospora karena hanya menghasilkan satu jenis spora


yang sama besar. Sementara paku heterospora jenis tumbuhan paku yang
menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama sera diketahui antara
gamet jantan dengan betinanya.

Ciri-ciri Psolophytinae yang paling mencolok adalah tidak adanya akar dan

7
daun sejati. Paku purba yang memiliki daun, daunnya akan berukuran kecil dan
bentuknya menyerupai sisik. Batangnya mengandung xylem dan floem dengan
cabang batang yang mengandung klorofil sehingga

tanaman ini tetap dapat melakukan fotosintesis sebagai sumber energy.


Batangnya juga beruas dan berbuku nyata.

Mikrofil dan sekumpulan sporangium terdapat di sepanjang cabang batang.


Tiap butir homospora yang jatuh akan berkembang menjadi dua gametofit kecil,
yaitu Antheridia atau biasa di sebut gamet jantan dan Archegomia atau biasa di
sebut gamet betina.

 Bangsa Psilophytales (Paku Telanjang)


Tumbuhan yang tergolong bangsa ini termasuk tumbhan darat yang tua.
Sekitar 350 juta tahun yang lalu, yaitu dalam jaman silur akir dan devon telah
terdapat sebagai8 semak – semak. Jadi tumbuhan ini telah ditemukan dalam
lapisan bumi yang amat tua, yang belum ditemukan sisa–sisa lumut. Dalam
jaman karbon tumbuhan ini telah punah. Paku telanjang merupakan tumbuhan
paku yang paling rendah tingkat perkembangannya. Yang paling sederhana
masih belum berdaun dan belum berakar. Batang telah mempunyai berkas
pengangkut, bercabang-cabang menggarpu dengan sporangium pada ujung
cabang – cabang tadi.

Figure 1 Bangsa Psilophytales

8
Didalamnya termasuk beberap suku dari spesies yang sama,yaitu :

1. Suku Rhyniaseae
Tumbuhan suku pada Rhyniaseae ini merupakan tumbuhan yang tinggi
mencapai kurang dari setengah meter. Batang dalam tanah, yang horizontal,
tidak mempunyai akar melainkan hanya memiliki rizoid saja. Organnya yang
homolog dengan rimpang tumbuhan yang tinggi. Batang didalam tanah nya
membentuk cabang – cabang yang tumbuh tegak lurus keatas, bercabang –
cabang yang mengarpu, dan tidak memiliki daun, tetapi memiliki mulut kulit,
jadi cabang – cabangnya, itu berupa – rupanya juga mempunyai fungsi sebagai
alat asimulasi. Berkas pengangkut yang terdiri antara lain atas trakeida yang
mempunyai penebalan berbentuk cincin atau spiral dan tersusun dari protostele
bulu – buu tapis ynag belum ada demikian pula cambium nya, jadi tumbuhan ini
belum memperlihatkan adanya pertumbuhan menebal secara sekunder,
sporangium nya relatic besar yang terdapat pada ujung – ujung cabangnya dan
memiliki dinding yang terdiri atas beberapa lapisan sel. Dalamnya penuh terisi
dengan isospora yang tersusun sebagai teterade. Diantara jenis – jenis yang
tergolong didalam suku ini ada yang mempunyai semacam kolumela dalam
sporangiumnya.
2. Suku Asteroxylaceae
Dapat mencapai tinggi sekitar 1 m. Dimana batangnya mempunyai (garis
tengah) yang berukuran 1 cm, mempunyai penonjolan – penonjolan yang
panjangnya bebrapa mm dan disebut dengan mikrofil. Beberapa jenis telah
menunjukan percabangan berkas pengangku sampai pada pangkal mikrofilnya,
bahkan ada yang sampai masuk didalamnya, tetapi ada pula yang sama sekali
tanpa hubungan dengan berkas pengangkut. Mungkin sekali mikrofil yang tidak
bersambungan dengan berkas pengangkut itu tidak ada fungsi didalam asimilasi
itu sendiri, dan dapat kita samakan dengan rambut- rambut (trikoma) atau
emergensia tumbuhan tinggi. Pada penampang melintang stele didalam batang
berbentuk bintang. Pada beberapa jenis telah terdapat empelur, jadi steleny
bukan lagi protostele lagi melainkan telah berupa sifonostele. Ada yang
didalam nya dinding trakeidnya yang telah terdapat noktah halaman .

9
10
3. Suku Pseudosporochnaceae

Pada golongan ini dari ujung sumbu pokoknya yang tidak beruas
muncullah sejumlah dahan – dahan yang hanya sedikit bercabang menggarpu,
tetapi akhirnya menjadi ranting – ranting kecil yang menggarpu, dan kadang –
kadang melebar pada akhir percabangan itu. Pada ujungnya terdapat
sporangium yang menebal berbentuk gada. Begian – bagian ini yang melebar
yang tidak fertile berguna untuk asimilasi, jadi dapat dianggap sebagai bentuk
purbakala daun atau makrofil.warga Psilophytales yang kebanyakan tidak lebih
tinggi dari 1 m itu, dengan tipe – tipe daun yang berbeda – beda merupakan
kelompok induk tumbuhan paku yang kemudian melahirkan golongan –
golongan Pteridophyta lainnya. Pada Psilophytales belum diketahui
gametofitnya.Dalam zaman purba rupa – rupanya warga psilophytales masih
terbatas pada tempat yang dekat air saja.

 Bangsa Psilotales
Dari bangsa ini ada diantaranya warga yang sekarang masih hidup ialah marga
psilotum yang berupa terna kecil rendah, dan bercabang – cabang menggarpu.
Tumbuhan ini sama sekali tidak berakar, hanya mempunyai tunas - tunas tanah
dengan rhizoid dan pada batangnya terdapat mikrofil atas daun – daun kecil
berbentuk sisik, tidak bertulang dan tersusun jarang – jarang dalam garis spiral.

Sporangium itu mempunyai 3 ruangan, dinding yang terdiri dari atas beberapa
lapis sel, tetapi tidak mempunyai tapetum. Protalium paku ini telah diketahui,
besarnya hanya beberapa cm saja, yang berbentuk slinder dan bercaabang, dan
tidak berwarna hidup didalam tanah bersimbiosis dengan cendawan mikroriza,
pada permukaan terdapat anteridium yang terdiri atas banyak ruang, dan
mengeluarkan spermatozoid yang mempunyai banyak bulu cambuk arkogenium
kecil dan agak tenggelam. Embrio tidak mempunyai suspensor dan letaknya
eksoskopik ( ujungnya kearah leher arkegonium).

Protalium besar, ada yang mempunyai berkas pengangkut dengan


- trakeida cincin yang berkayu, dan mempunyai pula endodermis,
contohnya;

11
- Psilotum nudum, yang masih terdapat di pulau jawa.

- Psilotum triquetrum,hanya di daerah tropika

- Tmesipteris tannensis, di Australia.

B. Ciri-Ciri Umum Psilophytinae (Paku Purba)


Paku purba memiliki struktur tubuh yang relatif masih sangat sederhana,
dengan tinggi sekitar 30 cm – 1 m. Sporofit (2n) pada umumnya tidak memiliki
daun dan akar sejati, tetapi memiliki rizom yang dikelilingi rizoid. Pada paku purba
yang memiliki daun, ukuran daun kecil (mikrofil) dan berbentuk seperti sisik.
Batang bercabang-cabang dikotomus, berklorofil, dan sudah memiliki sistem
vaskuler (pembuluh) untuk mengangkut air serta garam mineral. Sporangium
dibentuk di ketiak ruas batang. Sporangium menghasilkan satu jenis spora dengan
bentuk dan ukuran yang sama (homospora). Gametofit (n) tersusun dari sel-sel yang
tidak berklorofil sehingga zat organik didapatkan dan simbiosis dengan jamur.

Jenis paku yang termasuk Psilopsida, antara lain Rhynia (paku tidak
berdaun) yang telah memfosil. Psilopsida yang saat ini masih hidup di bumi, yaitu

12
Tmesipteris, ditemukan tumbuh di kepulauan Pasifik. Sementara Psilotum tumbuh
di daerah tropis dan subtropis.

13
Namun ada beberapa pengecualian terhadap paku-paku purba yang telah
memiliki daun, ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Daunya berukuran kecil dan seperti sisik.


2. Batangnya bercabang, berklorofil, dan sudah memiliki pembuluh
pengangkut untuk mengangkut air dan garam mineral.
3. Sporangium dibentuk di ketiak ruas batang.
4. Gametofit tersusun dari sel-sel tidak berklorofil.

Tumbuhan paku purba yang masih hidup saat ini diperkirakan hanya tinggal
10 spesies sampai 13 spesies dari dua genus. Paku purba hidup di daerah tropis dan
subtropis. Sporofit paku purba ada yang tidak memiliki akar sejati dan tidak
memiliki daun sejati. Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran
kecil (mikrofil) dan berbentuk sisik. Batang paku purba bercabang dikotomi dengan
tinggi mencapai 30 cm hingga 1 m. Paku purba juga tidak memiliki pembuluh
pengangkut. Batang paku purba mengandung klorofil sehingga dapat melakukan
fotosintesis. Cabang batang mengandung mikrofil dan sekumpulan sporangium
yang terdapat di sepanjang cabang batang. Sporofil paku purba menghasilkan satu
jenis spora (homospora). Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan mengandung
anteridium dan arkegonium. Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur
untuk memperoleh nutrisi. Contoh tumbuhan paku purba yaitu paku purba tidak
berdaun (Rhynia) dan paku purba berdaun kecil (Psilotum).

14
C. Metagenesis Paku Purba (Psilophytinae)

Proses metagenesis paku yang homospor.Spora yang jatuh ke tanah yang


lembab membentuk protaliu yang haploid.Protalium tadi adalah gametofit paku
yang terdapat di antheridium dan arkhegonium.Dan protaliumnya terbentuk melalui
pembelahan Antheridium yang menghasilkan spermatozoid,dan arkhegonium
ovum.Masing-masing bersifat haploid. Pembuahannya mutlak terjadi dengan
bantuan air,dan terbentuk zigot membelah secara meiosis dan membentuk embrio.
Embrio yang tercukupi nutrisinya tumbuh menjadi tumbuhan. Tumbuhan paku
menghasilkan sporogonium/kotak spora dan sporangium dari masing masing
pembuahannya.

D. Daur Hidup dari Paku Purba (Psilopsida)


Reproduksi tumbuhan ini dapat seara aseksual (Vegetativ), yakni dengan
stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun
atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi secara seksual ( generative)
melalui pembentujan sel kelamimn jantan dan betina oleh alat-alat kelamin
(gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid
dan gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum). Sepertihalnya tumbuhan
lumut, tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).
15
Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara
generasi sporofit dan generasi gametofit.Generasi Saprofit merupakan tumbuhan
paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora.Spora dihasilkan oleh struktur
daun khusus yang disebut sporofil. Spora tersebut mudah menyebar diterbang
angin, dan sporran yang jatuh ditempat yang sesuai akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru yaoitu berupa protalium. Generasi Gametofit merupakan
tumbuhan penghasil gamet. Generasi gametofit ditanai dengan adanya protalium.
Yitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan
melekat pasda substrat dengan rizoisnya. Generasi gametofit tidak berlangsung
lama karena biasanya protaliumnya berukuran kecil dan tidak berumur panjang.
Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehinga dapat membentuk
anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan menghasilkan sperma, dan
arkegonium aitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur. Jika terjadi
pertemuan antara sperma dan sel telur, maka akan terbentuk zigot dan akan
tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Psilopsida merupakan tumbuhan paku purba (primitif) yang sebagian besar anggotanya
sudah punah dan ditemukan sebagai fosil. Psilopsida diduga hidup pada periode antara zaman
Silurian dan Devonian. Hanya beberapa spesies saja yang masih hidup di bumi saat ini,
misalnya Psilotum nudum. Psilopsida belum memiliki struktur akar dan sebagian besar tidak
memiliki daun. Struktur akar psilopsida berupa rhizoma. Pada batang psilopsida terdapat
sporangia. Habitat di air dangkal, batang di dalam tanah, membentuk cabang-cabang
menggarpu yang tumbuh tegak lurus ke atas, tidak mempunyai akar hanya rhizoid,berkas
pengangkut terdiri atas trakeida yang mempunyai penebalan berbentuk cincin / spiral dan
tersusun merupakan protostele, sporangium relatif besar, terdapat pada ujung-ujung cabang.
Pembagian Kelas Psilophytinae.
a. Bangsa Psilophytales (Paku telanjang) terdiri dari Suku Rhyniceae, Suku Asteroxyceae ,

Suku Pseudosporochnaceae

b. Bangsa Psilotales Bangsa Psilophytales (Paku telanjang) Tumbuhan yang tergolong dalam
bangsa ini termasuk tumbuhan darat yang tertua. Paku telanjang merupakan tumbuhan paku
yang paling rendah tingkat perkembangannya. Yang paling sederhana masih belum berdaun
dan belum berakar. Batang telah mempunyai berkas pengangkut, bercabang-cabang
menggarpu dengan sporangium pada ujung cabang-cabang tadi.

B. Saran
Banyak dari kita menganggap bahwa tumbuhan paku adalah tanaman pengganggu.
Padahal banyak sekali manfaat yang bisa di dapat dari tumbuhan paku itu sendiri. Dengan
menganggap tumbuhan paku sebagai tanaman pengganggu maka secara langsung sudah
mengancam kelestarian tumbuhan paku juga. Oleh karena itu, diharapkan kita untuk bisa
menjaga kelestarian alam yang ada. Dan dengan mengetahui nama-nama spesies tumbuhan paku
serta mengenal jenis tumbuhannya kita juga dapat menambah wawasan tentang kerajaan
tumbuhan. Serta ikut memanfaatkan alam secara bijaksana.

17
DAFTAR PUSTAKA

Henilisa . 2013. Tumbuhan paku


http://henilisa1412ra.wordpress.com/2013/03/03/makalah-biologi-tumbuhan-paku/ Riski
Fauziah . 2013
http://riskifauziah19.blogspot.com/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Anonym . 2013. Klasifikasi tumbuhan paku
http://www.psychologymania.net/2013/05/klasifikasi-tumbuhan-paku-beradasarkan.html
Anonim . 2013. Klasifikasi Tumbuhan Paku
http://pengertianmenurutahli.blogspot.com/2013/03/klasifikasi-tumbuhan-paku.html

18

Anda mungkin juga menyukai