Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MIKROBIOLOGI

PROTOZOA

DOSEN PENGASUH :
Ir. Yetti Elfina S, M.P

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7:


FIKRI AIDIL MULYA (2006134993)
GHAITSA LUTHFI FADILA (2006112577)
M. FADHOL ISNAN (2006112583)
SRI LESTARI (2006135361)
QORY FADILLAH CAHYA (2006110157)

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami ucapkan

terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan

sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami sangat berharap semoga makalah

ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami juga

berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 17 April 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
II. PEMBAHASAN..............................................................................................................3
2.1 Pengertian Protozoa.......................................................................................................3
2.2 Morfologi Protozoa........................................................................................................4
2.3 Reproduksi Protozoa......................................................................................................6
2.4 Klasifikasi Protozoa.......................................................................................................7
2.5 Peranan Protozoa..........................................................................................................13
III. PENUTUP..................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................16
3.2 Saran............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Protozoa..................................................................................................................4
Gambar 2 Reproduksi Protozoa...............................................................................................7
Gambar 3 Amoeba...................................................................................................................8
Gambar 4 Flagelata..................................................................................................................9
Gambar 5 Ciliata....................................................................................................................11
Gambar 6 Sporozoa................................................................................................................12
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata proto dan zoon,

yang artinya hewan pertama. Protozo merupakan protista eukariotik yang dalam

bentuk sel tunggal. Ilmu yang menelaah tentang protozoa disebut protozoolog.

Protozoa berukuran mikroskopis, kadang-kadang membentuk koloni, yang

merupakan kumpulan dari sel-sel. Diperkirakan lebih dari 64.000 spesies protozoa,

lebih kurang 32.000 telah berupa fosil, 22.000 merupakan bentuk-bentuk yang hidup

bebas, dan 10.000 merupakan parasit.

Protozoa berperan sebagai mata rantai penting dalam rantai makanan untuk

komunitas dalam lingkungan aquatik, misalnya perairan laut, dapat berfungsi sebagai

zooplankton dan fitoplankton. Pada gilirannya mereka menjadi makanan organisme

laut yang besar. Yang teramat penting dalam keseimbangan ekologis yang lain yakni

peranan protozoa saprofitik dan protozoa pemakan bakteri. Mereka memanfaatkan

substansi yang dihasilkan oleh organisme yang terlibat dalam dekomposisi bahan

organik.

Ada beberapa protozoa yang menyebabkan penyakit pada binatang dan

manusia. Perkembangbiakannya di dalam sel hospes. Beberapa spesies hanya hidup

sebagai parasit obligat yang dapat menimbulkan penyakit kronis dan akut pada

manusia. Beberapa penyakit yang disebabkan yaitu amoebiasis usus, penyakit tidur

Afrika, dan malaria.


1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan protozoa?

1.2.2 Bagaimana morfologi dari protozoa?

1.2.3 Bagaimana cara reproduksi protozoa?

1.2.4 Bagaimana klasifikasi protozoa?

1.2.5 Apa saja peranan protozoa?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mempelajari pengertian dari protozoa

1.3.2 Mengidentifikasi morfologi dari protozoa

1.3.3 Memahami cara reproduksi protozoa

1.3.4 Mempelajari klasifikasi dari protozoa

1.3.5 Mengetahui peranan dari protozoa


II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Protozoa

Protozoa secara umum berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos yang artinya

pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama. Algae dan

Protozoa sangat susah untuk dibedakan bahkan beberapa organisme mempunyai sifat

antara algae dan protozoa. Sebagai contoh Algae hijau Eugienophyta, selnya

berflagel dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami

kehilangan klorofil dan kemampuannya untuk berfotosintesis. Semua spesies

Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya,

beberapa Ilmuan memasukannya ke dalam filum protozoa. Contohnya Strain mutan

algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukan ke dalam kelas

Protozoa genus Polytoma. Hal tersebut membuktikan bagaimana sulitnya

membedakan dengan jelas algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot

karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari

algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan

tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat

membentuk badan buah. Protozoa memiliki bentuk tubuh berkisar 10-50 µm, tetapi

dapat tumbuh sampai 1 mm dan mudah dilihat di bawah mikroskop. Protozoa

bergerak menggunakan flagel. Protozoa hidup di tempat yang berair dan tanah.

Bentuk tubuhnya bermacam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, bahkan

ada yang tidak menentu.


Gambar 1 Protozoa

Protozoa merupakan mikroorganisme bersel tunggal yang banyak terdapat di

dalam air laut, air tawar, tanah lembab, dan dalam tubuh organisme lain. Meskipun

hanya terdiri dari satu sel dengan satu atau beberapa inti, ternyata protozoa memiliki

susunan anatomi, fisiologi dan tingkah laku yang sangat kompleks. Sifat hidup

Protozoa kebanyakan adalah bebas di alam namun sebagian kecil bersifat parasit.

Protozoa yang hidup bebas disebut juga sebagai Protozoa nonpatogenik sedangkan

yang parasit disebut Protozoa patogenik. Protozoa nonpatogenik tidak akan

merugikan organisme lain justru beberapa diantaranya bermanfaat. Habitat Protozoa

menyebar luas dan banyak ditemukan di perairan tawar, sungai kecil dan kolam.

2.2 Morfologi Protozoa

Protozoa termasuk mikroorganisme (micros=kecil, organisme = makhluk

hidup), besarnya antara 3 mikron sampai 1000 mikron. Protozoa merupakan

penghunitempat berair/ tempat basah, bila keadaan jadi kering, akan membuat ciste

(Kristal). Kegiatan hidup di lakukan oleh sel itu sendiri. Didalam sel terdapat alat-alat
yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti (nucleus) butir inti

(nucleolus), Rongga (vakuola), mitokondria. Pada umumnya protozoa bersel satu,

tetapi ada beberapa spesis yang membentuk koloni. Umumnya didalam satu sel

terdapat satu inti, tetapi dari beberapa spesis secara generative berkonjugasi karena

individu jantan dan betina belum jelas perbedaannya. Sesuai dengan sifat sel

binatang, umumnya protozoa berdinding selaput plasma tipis. Bentuknya bermacam-

macam, ada yang tidak tetap dan ada yang tetap. Yang terakhir disebabkan telah

memiliki pelliculus (kulit) dan beberapa mempunyai cangkang kapur, berflagella,

bersilia, dan berspora.

Sitoplasma protozoa sebagian besar tidak berwarna, tetapi beberapa spesies

kecil, misalnya stentor coerelus berwarna biru, dan bleprusma lateria berwarna

merah, atau merah muda. Dua bagian sitoplasma biasanya di bedakan atas

bagianpinggiran yang disebut Ectoplasma dan bagian sentral yang lebih padat dan

bergranula Endoplasma.

Nukleus protozoa umumnya hanya sebuah, tetapi ada juga yang lebih,

struktur nucleus pada prinsipnya ada yang vasikular dan granular. Pada nukleus

vesicular khromatin terkonsentrasi dalam massa atau butir (Arcella), sedang yang

granular berkhromatin tersebar secara merata dalam butir melalui seluruh nucleus

(Amoeba).

Vakuola yang terdapat dalam protozoa dapat dibedakan atas vakuola

kontraktil, vakuola makanan, dan vakuola stasionari.vakuola yang terakhir itu

mengandung cairan yang terdapat dalam tubuh protozoa.Sebagai aturan umum

vakuola makanan dan vakuola kontraktil terdapat pada protozoa air tawar, tetapi tidak
terdapat pada sebagian besar protozoa yang hidup parasit dan hidup dalam air laut.

Fungsi vakuola kontraktil kecuali sebagai alatekskresi juga berfungsi sebagai

pengatur osmosis tubuh. Mitokondria terdapat dalam protozoa pada bagian yang

melakukan pernafasan secara airobik. Pada sebagian besar mitokondria mempunyai

tubulus pada bagian dalamnya. Mitokondria erat hubungannya dengan penggunaan

energy untuk alat gerak, vakuola kontraktil. Alat gerak pada protozoa bermacam-

macam dari yang sederhana berupa pseudopodia sampai flagella dan cilia. Flagella

dan cilia merupakan ciri dari Mastigophora dan ciliata mempunyai kemiripan dalam

ultrastuktur. Keduanya merupakan benang bergetar (Budirahayu, 2014).

2.3 Reproduksi Protozoa

2.3.1 Aseksual (vegetatif)

a. Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan

pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2

sel baru. Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium dan Euglena.

Paramaecium membelah secara membujur atau memanjang setelah terlebih

dahulu melakukan konjugasi, sedangkan Euglena membelah secara membujur

atau memanjang (longitudinal).

b. Spora, perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan

membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles.

Spora yang dihasilkan disebut sporozoid.

2.3.2 Seksual (Generatif)


a. Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat

kelaminnya. Pada Paramaecium mikronukleus yang  sudah dipertukarkan

akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.

b. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet

jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh

nyamuk.

Gambar 2 Reproduksi Protozoa

2.4 Klasifikasi Protozoa

2.4.1 Rhizopoda (Sarcodina)

Rhizopoda (Sarcodina) berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Rhizo artinya akar,

poda artinya kaki, pseudo artinya palsu.Rhizopodaialah hewan bersel satu dapat

membentuk kaki semu (pseudopodia).Timbulnya kaki semu yang menjulur

disebabkan oleh adanya aliran sitoplasma yang menekan bagian tertentu dari

sel, hal ini menyebabkan Rhizopoda tidak memiliki bentuk tetap. Ciri-ciri

rhizopoda, yaitu:
a. Pada alat geraknya berupa Pseudopodia “kaki semu” yang merupakan penjuluran

protoplasma sel.

b. Dapat hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah dan sebagian ada yang

hidup dalam tubuh hewan atau manusia.

c. Untuk jenis rhizopoda yang paling mudah diamati ialah Amoeba. Beberapa jenis

Amoeba yaitu :

1) Ektoamoeba ialah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain

“hidup bebas” contoh: Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.

2) Entamoeba ialah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme,

contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.

Gambar 3 Amoeba

2.4.2 Flagellata (Mastigophora)

Hewan dari kelompok ini mempunyai flagel (cambuk) sebagai alat

geraknya, sehingga disebut kelas Flagellata atau Mastigophora. Selain sebagai alat

gerak, flagel juga digunakan untuk mendapatkan makanan, karena getaran flagel

menyebabkan terjadinya aliran air sekitar hewan tersebut yang membawa makanan
dalam bentuk pertikel padat Sebagian besar flagellata mempunyai dua flagellum.

Letak flagellum ada yang di bagian belakang sel (posterior) sehingga saat bergerak

seperti mendorong sel, dan ada yang di bagian depan sel (anterior) sehingga saat

bergerak seperti menarik sel.Kelompok ini mempunyai bentuk tubuh tetap karena

memiliki selaput elastis yang disebut pelikel. Flagellata dijumpai di laut dan di air

tawar.Ada pula yang hidup bersimbiosis, serta ada yang hidup parasit.

Flagellata ada yang mempunyai plastida (Fitoflagellata) dan ada yang tidak

mempunyai plastida (Zooflagellata). Fitoflagellata dapat berfotosintesis (autotrof)

sehingga bersifat holofitik, sedangkan Zooflagellata bersifat holozoik.Salah satu

contoh Fitoflagellata adalah Euglena. Bentuk tubuhnya menyerupai daun yang

mempunyai bintik mata dan berkloroplas.

Gambar 4 Flagelata

Flagellata berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dengan pembelahan

biner membujur (longitudinal), misalnya pada Leismania donovani, Trypanosoma sp,


Euglena sp, Volvox globator. Sedangkan untuk reproduksi generatif (seksual) terjadi

pada fitoflagellata dengan cara konjugasi, misalnya pada Volvox.

Flagellata yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun air

laut, dan ada yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup

bersimbiosis, misalnya Trichonympha campanula hidup pada usus rayap dan kecoa

kayu. Flagellata ini membantu rayap atau kecoa mencerna kayu yang dimakan

serangga tersebut. Beberapa contoh Flagellata yaitu, Euglena viridis, Noctiluca

milliaris, Volvox globator, Trypanosoma gambiens, Leishmania, Trichonympha

campanula, Trypanosoma brucei, Trichomonas vaginalis, dan Leishmania.

2.4.3 Ciliata (Cilliophora)

Yang menjadi ciri khas dari kelas ciliata, ialah adanya tonjolan

protoplasma yang membentuk rambut-rambut getar atau silia dan berfungsi

sebagai alat gerak. Silia terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian

tertentu. Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga merupakan alat bantu untuk

makan. Silia membantu pergerakan makanan ke sitoplasma. Makanan yang

terkumpul di sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel).

Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola

makanan. Cilliata mempunyai bentuk tetap karena adanya lapisan pelikel yang

meyelubungi tubuhnya sebagai penguat yang lentur. Ciliata hidup bebas di

lingkungan berair, baik air tawar maupun laut. Ciliata juga hidup di dalam tubuh

hewan lain secara simbiosis maupun parasit. Namun hanya sedikit jenis Ciliata yang
hidup sebagai parasit. Contoh Ciliata yang hidup bersimbiosis ada dalam perut hewan

pemakan rumput dan berfungsi membantu hewan tersebut mencerna selulosa yang

terdapat dalam rumput.

Gambar 5 Ciliata

Makanannya adalah vartikel organik dan makhluk hidup lain yang kecil

misalnya bakteri, alga atau protozoa lainnya. Makanan tersebut didorong oleh silia

ke dalam sitosoma (mulut) lalu melewati sitofaring (kerongkongan) masuk ke dalam

vakuola makanan untuk dicerna dengan enzim pencernaan, selanjutnya vakuola

makanan akan beredar ke seluruh bagian protoplasma dan protoplasma akan

menyerap zat-zat makanan dari vakuola tersebut.

Ciliata memiliki dua inti yaitu, makronukleus dan mikronukleus.

Makronukleus berukuran lebih besar dibandingkan mikronukleus. Makronukleus

memiliki fungsi vegetatif, yaitu untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan.

Mikronukleus memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada konjugasi. Contohnya pada

Paramaecium sp.
Ciliata melakukan reproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif

(seksual). Reproduksi vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner membujur

(transversal) sepanjang selnya. Pembelahan diawali dengan pembelahan

mikronukleus dan diikuti dengan pembelahan makronucleus.

Reproduksi generatif dilakukan dengan konjugasi yaitu dengan cara

penggabungan atau penyatuan fisik sementara antara dua individu kemudian terjadi

pertukaran nukleus. Dengan demikian, akan terjadi perpaduan sifat yang dibawa oleh

kedua individu tersebut dan menghasilkan satu individu baru.

2.4.4 Sporozoa

Sporozoa berasal dari bahasa Yunani, spore artinya biji, dan zoa artinya

hewan. Sporozoa adalah kelompok protista uniseluler atau bersel satu yang pada

salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis spora.Sporozoa

hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Dalam siklus hidupnya,

sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Pada umumnya bersifat parasit dan

dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.


Gambar 6 Sporozoa

Ciri umum sporozoa :

1) Tidak memiliki alat gerak

2) Tubuhnya berbentuk bulat panjang,

3) Ukuran tubuhnya hanya beberapa mikron, tetapi didalam usus manusia atau

hewan yang dapat mencapai 10 mm.

4) Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari tubuh

inagnya.

5) Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi.

6) Sporozoa melakukan reproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif

(seksual). Sporozoa memiliki pergiliran antara fase seksual dan aseksualnya.

Reproduksi vegetatif dilakukan dengan pembentukan spora. Reproduksigeneratif

dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet


jantan dan betina. Misalnya pada Plasmodium. Pada Plasmodium peleburan

gamet jantan dan gamet betina terjadi di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina.

2.5 Peranan Protozoa

Dalam interaksinya dengan mikroorganisme, peran utama protozoa adalah

menyobek, menginokulasi, dan mengubah serasah tanaman secara kimia. Proses dan

lubang penggalian protozoa meningkatkan volume pori dan aerasi tanah serta

mencampur partikel-partikel tanah. Banyak jenis protozoa merupakan predator

bakteri, fungi, alga, kapang atau protozoa lainnya. Protozoa membutuhkan 103 -105

bakteri untuk setiap bagian sel dan metabolisme harian (Anderson, 1988). Karena itu

protozoa banyak digunakan dalam proses penjernihan buangan limbah pabrik kertas.

Dengan memanfaatkan protozoa, selain menekan biaya juga mengurangi dampak

pencemaran perairan di pembuangan akhir bila dibandingkan dengan penggunaan

bahan kimia. Protozoa meningkatkan mineralisasi dan penyerapan N tanaman melalui

rantai makanan. Diperkirakan masukan C tahunan oleh aktivitas protozoa berkisar

dari 10-22%. Rata-rata 70% respirasi binatang berasal dari protozoa. Hal ini terjadi

karena protozoa berukuran sangat kecil sehingga butuh makanan lebih banyak untuk

memenuhi kebutuhannya.

a. Peranan positif :

1) Sebagian besar protozoa mendapatkan nutrisi mereka dengan memberi makan

atau menelan bakteri tanah yang termasuk dalam genera Enterobacter,

Agrobacterium, Bacillus, Escherichia, Micrococcus, dan Pseudomonas, oleh


karena itu, mereka memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan

mikroba/ bakeri dalam tanah.

2) Didalam rumen, protozoa dapat mempengaruhi jumlah, jenis bakteri rumen,

proporsi dan konsentrasi asam lemak volatile, pH rumen serta konsentrasi

amonia. Protozoa juga berkontribusi secara langsung pada proses pencernaan

dan pemecahan materi organik dalam rumen.

b. Peranan negatif :

1) Beberapa protozoa tanah menyebabkan penyakit pada manusia yang terbawa

melalui air dan vector lainnya, misalnya disentri amoebic disebabkan oleh

Entemobea histolytica.

2) Protozoa bersilia dalam rumen memakan bakteri rumen sehingga

mengakibatkan peningkatan daur ulang mikroba N dalam rumen dan

penurunan suplai asam amino ke usus sebesar 20-28%.


III.PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Protozoa bisa diartikan sebagai hewan pencetus atau hewan pertama . Protozoa

merupakan kelompok lain protista eukaryotic. Protozoa memiliki ukuran tubuh yang

mikroskopik yaitu berukuran antara 3-1000 mikron. Tubuhnya Uniseluler. Tubuhnya

ada yang berbentuk bola, memanjang, lonjong, berflagel, dan bersilia

Protozoa hidup di air atau di tempat yang basah. Beberapa spesies bersifat

parasit. Hidupnya secara soliter ada juga yang berkoloni dan kosmopolit. Mempunyai

alat gerak berupa pseudopodia, silia , atau flagella dan memiliki vakuola kontraktil

sebagai system reapirasinya. Bereproduksi secara seksual dan aseksual.

Klasifikasi protozoa antara lain : Rizhopoda , Flagellata, cilliata , Sporozoa.

Protozoa juga berperan penting dalam kehidupan, salah satunya sebagai penyeimbang

ekosistem. Beberapa protozoa juga merugikan karena menyebabkan penyakit.

3.2 Saran

Beberapa jenis protozoa dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit, oleh karena

itu diharapkan kita semua dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar agar

terhindar dari segala penyakit yang disebabkan oleh protozoa maupun

mikroorganisme lain yang dapat mengganggu kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Niswati, Ainin, Dermiyati, dan Mas Achmad Syamsul Arif. 2008. Perubahan

Populasi Protozoa dan Alga Dominan pada Air Genangan Tanah Padi Sawah

Yang Diberi Bokashi Berkelanjutan. Jurnal Tanah Trop, 13(1), 225-231.

Pezlar, J.C, dan Chan E.C.S. 1996. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press : Jakarta.

Rukmana, Nora, Emantis Rosa, dan Wendi Prameswari. 2016. Prevalensi Protozoa

Usus pada Kukang Sumatera (Nycticebus coucang) Melalui Penggunaan

Berbagai Macam Media Pengawet dan Konsentrasi Berbeda di Pusat

Rehabilitasi Yiari Ciapus Bogor. Jurnal Biologi Eksperimen dan

Keanekaragaman Hayati, 3(2), 45-51.

Safrida. 2013. Identifikasi Morfologis Ciliata yang Terdapat pada Rumen Sapi di

Rumah Potong Hewan sebagai Penunjang Praktikum Zoologi Invertebrata.

Jurnal Edubio Tropika, 1(1), 1-60.

Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi. UMM Press : Malang.

Anda mungkin juga menyukai