MIKROBIOLOGI
“ PROTOZOA “
DOSEN PENGASUH :
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah yang akan membahas lebih jauh mengenai “protozoa”. Makalah ini
dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ir. Yetti Elfina S, M.P selaku dosen mata kuliah
Mikrobiologi sekaligus pembimbing materi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Riau. Penyusun
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan
saran diperlukan demi perbaikan penyusunan dimasa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................2
2.1 Pengertian Protozoa.........................................................................................................................2
2.2 Morfologi Protozoa...........................................................................................................................2
2.3 Reproduksi Protozoa.........................................................................................................................8
2.4 Klasifikasi Protozoa...........................................................................................................................9
2.5 Peranan Protozoa...........................................................................................................................13
BAB III.........................................................................................................................................14
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………...………………………………………15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti (eukariota).
Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa
sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat bergerak
aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu
getar (cilia), namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa yang hidup
bebas terdapat dalam semua lingkungan akuatik, pasir, tanah dan bahan organic yang membusuk.
Juga ditemukan di daerah kutub, daratan tinggi, dan bahkan di perairan hangat (30-560C) sumber
air panas. Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang
menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri. Bila
mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit,
saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari protozoa
2. Untuk mengetahui morfologi pada protozoa
3. Untuk mengetahui cara reproduksi protozoa
4. Untuk mengetahui klasifikasi protozoa
5. Untuk mengetahui peranan protozoa dalam kehidupan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Protozoa
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani,
yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama.
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan
protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa termasuk kelompok protista yang mirip hewan.
Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik.
Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat
bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat
membentuk badan buah (Budirahayu, 2014). Protozoa merupakan kelompok lain protista
eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan
Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara
algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan
sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk
berfotosintesis (Heryahyadi, 2013).
2
Pelikel adalah lapisan yang meliputi membrane sitoplasma sel. pada beberapa spesies ameba
pelikel ini merupakan lapisan yang tipis dan tidak kompak. pelikel siliata tebal dan acapkali
mempunyai lekukan dan struktur yang beragam. banyak protozoa membentuk struktur kerangka
yang memberikan kekakuan pada sel-selnya. lapisan penutup yang longgar ini yang ada di
sebelah luar pelikel dinamakan cangkang terdiri dari bahan organic yang diperkuat dengan zat-
zat anorganik. adanya pelikel dan dinding sel sebagai penutup merupakan salah satu ciri
pembeda yang utama dalam kelompok Protista. Banyak protozoa yang membentuk sista yang
berfungsi sebagai seludang. dengan cara ini bentuk-bentuk vegetative melindungi dirinya dari
alam sekitar.
Protozoa hampir tidak dapat disebut disebut sebagai suatu organisme sederhana. Kebanyakan
protozoa terdiri atas 1 unit protoplasma yang berisi sebuah inti dan dikelilingi oleh selaput sel
atau dinding sel. Tetapi ada juga yang mempunyai banyak inti nucleus, dan yang lain lagi terdiri
atas koloni yang tersusun dari sejumlah individual. Pada protozoa, semua kegiatan seperti
bergerak, menangkap, mengunyah, mencerna makanan, mengedarkan cairan tubuh, membuang
kotoran, membiak, dan sebagainya itu terjadi dalam tetes protoplasma yang sangat kecil yang
menyusun tubuhnya. Beberapa proses ini terjadi dalam struktur khusus yang disebut organel.
Protozoa dapat dikatakan bersifat kompleks hingga dapat menyesuaikan diri dengan suatu
kisaran lingkungan yang luas. Salah satu contoh dari protozoa adalah protozoa pembentuk spora.
Protozoa mengambil makanan melalui air dan menyimpan makanan di kantung yang disebut
vakuola. Mereka memakan ganggang kecil dan bakteri.Protozoa memiliki tingkat reaksi yang
sangat rendah terhadap dunia di sekitar itu dan tidak mempunyai sistem saraf. Mereka dapat
bereaksi terhadap cahaya dan perubahan suhu.Protozoa mengambil oksigen dan mengeluarkan
karbon dioksida melalui membran selnya.
Menurut (Jasin,1984) ciri-ciri umum yang tergolong pada filum protozoa adalah sebagai
berikut :
Tubuh hewan ini tersususn atas satu sel, ukuranya beberapa mikron sampai milimeter.
Umumnya hidup secara individual, tetapi ada yang hidup secara berkoloni.
Pada umunya berkembang biak dengan membelah diri.
Makananya berupa bakteri, hewan bersel satu lainya atau sissi organisme.
Stuktur tubuh pada protozoa yang hanya bersel satu ini, bentuknya bermacammacam, ada yang
tidak tetap dan ada yang tetap. Sedangkan bentuk tetap ini di sebabkan telah memiliki pciliculas
(kulit) dan beberapa mempunyai cangkang kapur. Sitoplasma sebagaian pada ptotozoa tidak
berwarna, tetapai beberapa spesies yang kecil, misalanya padsa Stentor cocreleus bewarna biru,
dan Blepharisma laterilia berwarna merah atau merah muda. Dua bagian sitoplasma biasanya di
bedakan atas bagian pinggiran yang di sebut Ecloplasma dan bagian sentral yang lebih padat dan
bergranula di sebut Endoplasma.
3
Vakuola yang terdapat dalam protozoa dapat di bedakan menjadi atas (Jasin,1984):
1. Vakuola kontraktil, yang terdapat pada protozoa air tawar.Diman vakuola ini tidak
terdapat pada sebagian besar Protozoa yang parasit dan hidup di dala air laut
2. Vakuola makanan, Sama halnya dengan vakuola kontraktil.
3. Vakuola stasionari, dimana vakuola ini mengandung cairan yang berisi kristalkristal,
butiran-bitiran minyak dan materi lainya, yang terdapat pada tubuh protozoa.
1. Kelas Rhizopoda
Istilah rhizopoda berasal dari bahasa Yunani, rhizo yang berarti “akar” dan podos yang berarti
“kaki”. Jadi, rhizopoda berarti kaki yang menyerupai akar. Anggota Filum ini bergerak
menggunakan pseudopodia (kaki semu). Disebut pseudopodia atau kaki semu karena terbentuk
sebagai hasil penjuluran sitoplasma sel, yang seolah-olah berfungsi sebagai kaki. Selain untuk
bergerak, kaki semu juga berfungsi untuk mencari makanan.Contoh spesies dalam kelas
Rhizopoda (Filum Sarcodina) adalah Amoeba, Foraminifera dan Radiolaria. Untuk lebih jelas
mengenai ciri-ciri dan bentuk tiga jenis spesies tersebut.
4
a. Amoeba
b. Radiolaria
Radiolaria hidup di laut dan seluruh permukaan tubuhnya mengandung banyak duri
yang terbuat dari zat kitin dan stronsium sulfat. Radiolaria yang telah mati akan
mengendap di dasar perairan membentuk endapan radiolaria yang dapat digunakan sebagai
bahan penggosok serta bahan peledak.
c. Foraminifera
Foraminifera hidup di laut dan kerangka luarnya terdiri dari zat kitin dan stronsium
sulfat. Foraminifera yang terkenal adalah Globigerina yang endapannya dapat digunakan
sebagai petunjuk adanya tambang minyak bumi.
2. Kelas Ciliata
Istilah ciliata berasal dari bahasa Latin cilia yang berarti ”rambut kecil”. Salah satu ciri khas
ciliata adalah mempunyai silia sebagai alat gerak dan untuk mencari makan. Ciliata merupakan
organisme bersel tunggal (uniseluler) dengan bentuk tetap atau tidak berubah. Ciliata hidup di air
tawar yang banyak mengandung zat organik dan bakteri. Ada yang hidup bersimbiosis di dalam
usus vertebrata. Contoh spesies dalam kelas Ciliata (Filum Ciliophora/ Infusoria) antara lain
5
Paramaecium caudatum, Stentor, Vorticella, Didinium, Stylonichia, Balantidium coli dan
sebagainya. Untuk lebih jelas mengenai ciriciri dan bentuk tiga jenis spesies tersebut, coba kalian
perhatikan gambar di bawah ini.
a. Paramaecium caudatum
b. Stentor
c. Vorticella
Vorticella memiliki bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk lurus
atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya.
d. Didinium
e. Stylonichia
Stylonichia memiliki bentuk seperti siput atau bentuk oval dan cilianya berkelompok
yang disebut cirri. Banyak ditemukan pada permukaan daun yang terendam air.
f. Balantidium coli
Balantidium coli memiliki habitat pada kolon atau usus besar manusia dan dapat
menimbulkan balantidiosis (gangguan pada perut)
3. Kelas Flagellata
6
Gambar 2.5 Protozoa kelas flagellata
4. Kelas Sporozoa
Istilah Sporozoa berasal dari bahasa Yunani, spora yang berarti “benih” dan zoa yang berarti
“hewan”. Sporozoa merupakan salah satu kelompok Protozoa yang membentuk spora dalam
salah satu tahapan silkus hidupnya. Semua anggota Sporozoa hidup sebagai parasit dalam tubuh
organisme lain dan tidak memiliki alat gerak. Pergerakannya dilakukan dengan mengubah posisi
tubuhnya. Anggota sporozoa yang paling dikenal adalah Plasmodium. Plasmodium merupakan
penyebab penyakit malaria dan menyerang sel darah merah. Penyakit malaria ditularkan dari
manusia satu ke manusia lain melalui gigitan nyamuk Anopheles. Ada empat jenis species
Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria. Masing-masing jenis Plasmodium
menimbulkan gejala-gejala tersendiri pada tubuh penderitanya.
7
a. Plasmodium vivax, merupakan penyebab malaria tersiana yang bersifat tidak ganas,
gejalanya adalah suhu badan panas dingin berganti-ganti setiap 2 hari sekali (48 jam).
b. Plasmodium ovale, merupakan penyebab malaria tersiana yang ganas, gejalanya sama
dengan pada malaria tersiana.
c. Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana yang bersifat tak ganas, gejalanya
suhu badan panas dingin setiap 3 hari sekali (72 jam).
d. Plasmodium falciparum, penyebab malaria kuartana yang bersifat ganas, gejalanya suhu
badan panas dingin tak beraturan.
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetative) diantaranya meliputi :
1. Pembelahan mitosis (biner) yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan
diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru. Pembelahan biner
terjadi pada Amoeba, Paramaecium Euglena. Paramaecium membelah diri secara
membujur atau memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasu Euglena
membelah secara membujur atau memanjang (longitudinal).
2. Spora merupakan Pperkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa)
dengan membentuk spora melalui proses sporulasi didalam tubuh nyamuk Anopheles.
Spora yang dihasilkan disebut sporozoid.
1. Konjugasi, peleburan inti sel pada organism yang belum jelas alat kelaminnya. Pada
Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan
makronukleus, proses ini disebut singami.
8
2. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan
gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung didalam tubuh nyamuk.
Beberapa protozoa mempunyai daur reproduksi yang rumit, sebagian dari diantaranya harus
berlangsung di dalam inang vertebrata sedangkan sebagian lagi harus terjadi dalam inang-inang
lain. Sebagian contoh, banyak spesies tripanosoma menghabiskan sebagian daur hidupnya dalam
sistem peredaran inang-inang vertebrata dan sebagian lagi dalam avertebrata penghisap darah.
Seperti misalnya serangga.
1. Superklas Infusoria
Jenis protozoa yang bergerak dengan memfungsikan silia (rambut getar). Ciliata atau Infusoria
merupakan kelas terbesar dari protozoa. Ciliata adalah hewan yang berbulu getar. Ciliata
memiliki Silia yang berfungsi untuk bergerak, menangkap makanan dan untuk menerima
rangsangan dari lingkungan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel.Ciliata memiliki 2 inti sel
(nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan
cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil)
yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Superklas infusoria
terbagi menjadi 2 klas yaitu kelas ciliata dan klas suctoria.
a) Klas Ciliata
Sebagian besar Ciliata berukuran mikroskopis, tetapi sepesies yang terbesar berukuran 3
mm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Anggota Ciliata ditandai dengan adanya
organ silia (bulu getar) pada suatu tahap dalam hidupnya. Silia digunakan untuk bergerak
dan mencari makan
9
Suctoria yang masih muda dalam kehidupannya mempunyai persamaan dengan
Ciliata, dan juga mempunyai silia, hidup bebas berenang.
Suctoria muda ini berenang-renang beberapa waktu untuk kemudian melepaskan
silia-silianya dan selanjutnya berubah ke tingkat dewasa.
Hampir semua jenis suctoria ini tertambat pada suatu tempat
Bentuk tubuhnya berbentuk bola panjang, bercabang-cabang dan diantaranya
mempunyai tangkai atau kaki untuk melekat pada suatu obyek dan ditutup oleh
pelick (pada species yang berbeda).
Tidak mempunyai cytosome, dan mangsa ditangkap dengan tentakel
a) Kelas Actinopodea
Kelas Actinopodea merupakan kelas yang anggotanya berupa organisme sesil dan
melayang terbesar, walaupun terdapat fase flagelata pada beberapa genus. Kelas ini terbagi
menjadi tiga ordo, antara lain
Helioflagellida, dengan 1 atau lebih flagel yang salah satunya merupakan bentuk
tetap atau karakteristik yang dominan pada siklus hidup
Heliozoida, dengan fase flagellata yang jarang dan pada sitoplasma bagian
dalam tidak dipisahkan dari daerah luar oleh central capsule
Radiolaria, central capsule merupakan karakteristik dan memiliki struktur
skeletal lebih tinggi dari Heliozoida.
b) Kelas Rhizopodea
Proteomyxida (biasanya membentuk filopodia yang tipis dan kecil kadang mirip
dengan axopodia)
Mycetozoida (pergerakannya mengikuti gerakan protoplasmic, kadang
membentuk sebuah pseudoplasmodium)
10
Amoebida (bentukan telanjang dan biasanya membentuk lobopodia)
Testacida (membentuk filopodia atau lobopodia pada genus yang berbeda) dan
Foraminifera (biasanya membentuk myxopodia).
Kelompok protista uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus
hidupnya dapat membentuk sejenis spora. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan
manusia. Siklus hidup sporozoa agak kompleks karena melibatkan lebih dari satu inang. Tubuh
sederhana berbentuk bulat panjang dengan sebuah nukleus. Tak mempunyai alat gerak dan tak
mempunyai vakuola kontraktil. Beberapa species bergerak dengan mengubah bentuk sel.
Makanan masuk ke dalam tubuh diserap dari hospes secara saprozoik. Respirasi dan ekskresi
dilakukan dengan cara difusi. Sebagai sporozoa memperbanyak diri secara aseksual dan sering
disebut Schizogony. Salah satu jenis protozoa yang unik karena tidak memiliki alat gerak.
Contoh ialah Plasmodium sp.
Parasit yang termasuk dalam kelas sporozoa berkembangbiak secara aseksual (skizogoni) dan
seksual (sporogoni) secara bergantian. Kedua cara berkembang biak ini dapat berlangsung dalam
satu hospes, seperti yang terjadi pada subkelas Coccidia, sedangkan berlangsung dalam dua
hospes yang berbeda terdapat pada sub kelas haemosporidia (plasmodium).
11
Ordo Helicosporidia , misalnya Heliosporidium
1. Fitoflagellata
Fitoflagellata adalah flagellata yang dapat berfotosintetis karena memiliki klorofil.
Fitoflagellata mencernakan makanannya berbagai cara, seperti menelan lalu mencernakan
di dalam tubuhnya (holozoik), membuat makannya sendiri (holofitik), atau mencerna
organisme yang sudah mati (saprofitik). Habitat fitoflagellata adalah di perairan kotor.
Fitoflagellata dibagi menjadi 3 kelas antara lain sebagai berikut.
Euglenoida: Euglenoida memiliki bentuk tubuh anggota Eugleoida yang
menyerupai gelondong dan diselimuti oleh pelikel.
Dinoflagellata: Dinoflagellata memiliki bentuk tubuh yang bervariasi tetapi
kebanyakan lonjong dengan warna yang kecokelatan dan kekuningan.
Dinoflagellata merupakan penyusun plankton laut
Volvocida: Volvocida umumnya berbentuk bulat, dengan hidup secara soliter atau
berkoloni.
2. Zooflagellata
Tripanosoma
Tripanosoma memiliki tubuh pipih panjang seperti daun dan tidak membentuk
kista. Trypanosoma hidup di dalam sel darah merah, sel darah putih, dan sel hati
tubuh vertebrata inagnya.
Leishmania
12
Leishmania merupakan penyebab penyakit pada sel-sel endotelium pembuluh
darah. Endotelium merupakan sel epitelum yang melapisi jantung, pembuluh darah,
pembuluh limfa.
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi salah satu
sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis
bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di
alam karena protozoa merupakan pemangsa bakteri.Salah satunya : Entamoeba coli sebagai
pembantu pembusukan makanan dan membentuk vit K. Tapi kadang akan menyebabkan diare
saat kondisi tubuh lemah. Esterichia coli (ecoli) dari bakteri dapat menghasilkan vit B12, vit K,
dan pembusukan makanan. Protozoa digunakan sebagai indikator kualitas air, materi limbah
mentah.
2. Industri
Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah
globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi.
Ordo Radiolaria, kerangkanya dari kersik, jika mengendap di dasar laut menjadi tanah
radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok alat-alat rumah tangga dan
bahan peledak. Exp : Acanthometron dan Collosphaera
Peranan mikroba dan protozoa dalam penanggulangan limbah cair kertas secara aerobik.
Limbah yang berisikan kotoran mentah yang bersifat semi solid dilewatkan kedalam
tanki aerobik , dalam tanki tsb dimasukkan mikroba dan protozoa aerob yang berfungsi
mendegradasi limbah mentah yang ada dalam tangki dan menghasilkan produk samping
berupa amoniak, methan, hidrogen sulfida . Dalam tangki aerob terdapat tiga lapisan,
dimana lapisan pertama berisikan hasil samping dari degradasi limbah cair kertas oleh
mikroba aerob dan protozoa, lapisan kedua berisi cairan yang masih mengandung limbah
cair kertas dan lapisan ketiga berupa sludge yang dapat dipergunakan untuk pupuk.
Protozoa yang digunakan adalah kelas Ciliata. Yaitu Metapus sp, Saprodinium sp,
Epulxis sp
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Protozoa bisa diartikan sebagai hewan pencetus atau hewan pertama . Protozoa merupakan
kelompok lain protista eukaryotic. Protozoa memiliki ukuran tubuh yang mikroskopik yaitu
berukuran antara 3-1000mikron. Tubuhnya Uniseluler. Tubuhnya ada yang berbentuk bola,
memanjang, lonjong, berflagel, dan bersilia
Protozoa hidup di air atau di tempat yang basah. Beberapa spesies bersifat parasit. Hidupnya
secara soliter ada juga yang berkoloni dan kosmopolit. Mempunyai alat gerak berupa
pseudopodia, silia , atau flagella dan memiliki vakuola kontraktil sebagai system reapirasinya.
Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Klasifikasi protozoa antara lain : Rizhopoda , Flagellata, cilliata , Sporozoa. Protozoa juga
berperan penting dalam kehidupan, salah satunya sebagai penyeimbang ekosistem. Beberapa
protozoa juga merugikan karena menyebabkan penyakit.
3.2 Saran
Adapun saran kami sebagai solusi terhadap permasalahan-permasalahan dalam makalah ini
adalah perlunya memahami lebih dalam mengenai protozoa sehingga materinya dapat di pahami
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
14
Anshori, M. 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madrasah Aliyah (MA).
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Juli, Ahmad. (tanpa tahun). Reproduksi Protozoa.
Maya, Sri dan Nurhidayah. 2020. Zoologi invertebrata. Bandung : Widina Bhakti Persada Bandung
Pelczar, M. J. & Chan, E. C. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Sumarsi, Sri. 2003. “Mikrobiologi Dasar”. Yogyakarta: UPN Yogyakarta.
Sulistroyini, A. 2009. Biologi 1 Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Wulandari, S. 2010. Mengenal Protozoa. Semarang : PT Sindur Press.
Wulandary, Ely. 2013. “Morfologi Protozoa”. (http://ellywulandari14.blogspot. com/p/blog-
page_25.html). Diakses pada tanggal 15 April 2021 pukul 23:46 WIB
15