Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH BIOLOGI DASAR

HOMEOSTASIS SIRKULASI DAN


EKSKRESI

Kelompok 7 :

- Farida Fatmasari (H011211022)

- Muh. Aqil Dzakwan M.(H011211033)

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Biologi Dasar, dengan judul:”Homeostasis Sirkulasi dan Ekskresi”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
banyak bantuan dari pihak lain yang dengan tulus memberikan saran, kritik, serta
doa sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna dikarenakan kurangnya
pengalaman dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran atau masukan dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk
perkembangan dunia pendidikan.

1
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang…………………………………………………..............4


1.2. Maksud dan Tujuan……………………………………………...............4
1.2.1. Maksud…………………………………………………………….5
1.2.2. Tujuan……………………………………………………………..5

BAB 2. HOMEOSTASIS : SIRKULASI DAN EKSKRESI

2.1. HOMEOSTASIS………………………………………………………...6

A. Pengertian……………………………………………………………6

B. Faktor Lingkungan Internal yang wajib

dipertahankan secara Homeostasis…………………………………..7

C. Sistem Tubuh yang Berkontribusi Penting Dalam Homeostasis.........8

D. Homeostasis Fisiologi……………………………………………….9

E. Homeostasis Psikologis…………………………………………….10

F. Ketidakseimbangan Homeostasis…………………………………..11

2.2. SISTEM SIRKULASI…………………………………………………..12

A. Sirkulasi Pada Hewan………………….……..……………………..12

B. Sirkulasi Pada Tumbuhan…….………………….………………….14

C. Sirkulasi Pada Manusia………………..……………………………15

D. Jantung………………………………..…………………………….17

2.3. SISTEM EKSKRESI…………………………………………………….18

A. Sistem Ekskresi pada Tumbuhan……………………………………18

2
B. Sistem Ekskresi Pada Hewan………………………………………..20

C. Sistem Ekskresi Pada Manusia……………………………………...21

BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KESIMPULAN………………………………………………………….26

3.2. SARAN………………………………………………………………….26

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….27

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Homeostasis adalah proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan
makhluk hidup untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya dapat
berfungsi dengan normal, meskipun terjadi perubahan pada lingkungan di
dalam atau di luar tubuh. Kondisi konstan ini meliputi berbagai variabel, seperti
suhu tubuh dan keseimbangan cairan tubuh, yang dijaga dalam batas yang telah
ditentukan (yang disebut rentang homeostasis). Contoh variabel lainnya yaitu
pH cairan ekstraseluler, konsentrasi ion natrium, kalium, dan kalsium, serta
kadar gula darah. Hal-hal ini perlu dijaga meskipun lingkungan, diet, dan
aktivitas tubuh terus berubah. Setiap variabel ini dikendalikan oleh satu atau
beberapa mekanisme yang bersama-sama mempertahankan kehidupan.

Proses metabolik pada semua organisme hanya dapat terjadi di


lingkungan fisik dan kimia yang sangat spesifik. Kondisinya bervariasi pada
masing-masing organisme dan tergantung apakah proses kimia berlangsung di
dalam sel atau di dalam cairan interstisial yang menggenangi sel. Mekanisme
homeostasis yang paling dikenal pada mamalia adalah regulator (pengatur)
yang menjaga agar komposisi cairan ekstraseluler (atau "lingkungan internal")
tetap konstan, terutama yang berkaitan dengan suhu, pH, osmolalitas, serta
konsentrasi natrium, kalium, glukosa, karbon dioksida, dan oksigen. Ada
banyak sekali mekanisme homeostasis lain yang mengatur beragam aspek
fisiologi dalam tubuh. Ketika tingkat suatu variabel lebih tinggi atau lebih
rendah dari yang dibutuhkan, masing-masing kondisi ini sering diawali dengan
hiper- dan hipo-, seperti hipertermia dan hipotermia atau hipertensi dan
hipotensi.

4
1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud

Menjelaskan dan mempelajari tentang Homeostasis, Homeostasis


Sirkulasi, dan Ekskresi.

1.2.2. Tujuan

Untuk mengetahui apa itu Homeostasis Sirkulasi dan Homeostasis


Ekskresi.

5
BAB 2

HOMEOSTASIS : SIRKULASI DAN EKSKRESI

2.1. HOMEOSTASIS

A. Pengertian

Homeostasis merupakan gabungan dari dua kata yaitu “Homeo”


dan “Stasis”. Homeo berarti “ sama “ stasis berarti “mempertahankan
keadaan “ . jadi homeostasis berarti keadaan yang stabil atau seimbang .
Dimana homeostasis ini terjadi untuk menjaga agar tubuh tetap stabil
meskipun kita berada dalam keadaan atau kondisi apapun . Hal ini
terjadi pada lingkup tubuh bagian dalam yang menyesuaiakan diri
dengan lingkup eksternal .Manusia memiliki tubuh yang dinamis mudah
berubah oleh karenanya di perlukan homeostasis untu menyeimbangkan
tubuh dalam lingkup internal /eksternal. Manusia dikatakan sehat
apabila ia mepunyai keadaan tubuh yang stabil yang dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan luar / dalam .

Dalam proses mempertahankan diri , homeostasis dipengaruhi


oleh mekanisme fisiologis dimana proses fisiologis ini dikontrol oleh
sistem endokrin dalam tubuh dan sistem saraf dimana kegiatan ini
dilakukan secara tidak sadar /otomatis . Selain itu itu juga terdapat
homeostasis psikologis dimana homeostasis psikologis ini merupakan
keseimbangan yang melibatkan emosi jiwa .

6
B. Faktor Lingkungan Internal yang wajib diperthankan secara
Homeostasis

1. Konsentrasi molekul zat zat gizi, molekul zat zat gizi ini digunakan
untuk sel sebagai bahan bakar untuk menhasilkan energi dimana
molekul zat zat gizi ini harus dalam keadaan tetap atau stabil,
sehingga metabolisme yang terdapat pada sel dapat dapat
menghasilkan energi untuk tubuh yang digunakan untuk beraktifitas.

2. Konsentrasi O2 dan CO2, O2 digunakan oleh sel untuk menarik


sebanyak mungkin energi dari molekul zat zat gizi dalam bentuk
reaksi, dimana reaksi ini kemudian mebentuk CO2 yang kemudian
saling menjaga keseimbangan dengan CO2 yang di keluarkan oleh
paru paru yang bertujuan agar tidak meningkatkan keasaman dalam
tubuh.

3. Konsentrasi zat sisa, pada tubuh, tentunya akan terjadi reaksi kimia,
seperti pembetukan urin, proses pencernaan dan lain sebagainya.
Dari sinilah terdapat zat zat sisa yang tidak digunakan oleh tubuh
yang akan dikeluarkan oleh sistem eksresi nantinya untuk tetap
menjaga keseimbngan.

4. PH, Nilai PH merupakan tolak ukur apakah tubuh kita seimbang


dengan melihat nilai PH dalam tubuh kita. PH yang normal itu
adalah PH yang mempunyai nilai sebesar 7,35-7,45. Organ tubuh
yang memastikan agar PH tetap seimbang yitu Ginjal dan paru paru.

5. Konsentrasi garam, air, dan elektrolit lain, sel-sel pada tubuh tidak
akan berfungsi normal jika terjadi kelebihan volume, oleh karenanya
pengaturan volume sel harus diperhatikan dengan cara mengontrol
air yang keluar atau masuk dimana banyaknya air yang keluar
ataupun masuk ini di akibatkan karena konsentrasi NACL dan juga
air.

7
6. Suhu, suhu normal sesorang menandakan bahwa seseorang itu sehat.
Meskipun dalam keadaan dingin, tubuh akan tetap berusaha
menstabilkan dengan mengontriksikan pembuluh darah dan
membuat pergerakan pada otot.

7. Tekanan dan volume, tekanan sangat penting untuk menjaga


kestabilan tubuh, oleh karena itu terjadi proses sirkulasi untuk
menjaga plasma pada tekanan darah tetap stabil dengan volume
yang relatif kuat agar alat vital dan sel dapat terhubung sehingga
proses peredaran darah dapat terjadi secara meyeluruh didalam
tubuh.

C. Sistem Tubuh yang Berkontribusi Penting Dalam Homeostasis

1. Sistem sirkulasi, suatu sistem yang berfungsi untu membawa suatu


zat tertentu.
2. Sistem pencernaan, kumpulan beberapa organ yang mencerna
makanan yang diubah ke dalam bagian bagian kecil baik secara
mekanik ataupun kimia.
3. Sistem respirasi, proses menghirup O2 yang kemudian di proses
melalui organ pernapasan yang akan menghasil CO2.
4. Sistem kemih, sistem yang memproduksi, menyimpan dan
mengeluarkan urin yang terdapat dari hasil metabolisme tubuh.
5. Sistem rangka, sistem yang membentuk tubuh manusia yang
dilindungi oleh kulit dan melindungi jaringan lunak.
6. Sistem otot, suatu sistem yang terdiri dari bebrapa jaringan untuk
menggerakan tubuh/tulang yang melekat pada tubuh. Sistem ini
sangat berpengaruh untuk terjadinya homeostasis apalagi untuk
mengontrol suhu, hal ini dikarenakan gerakan yang dihasilkan dari
sistem otot ini.

8
7. Sistem inteugement, sistem yang berfungsi untuk mengatur
seberapa banyak cairan yang keluar dan cairan yang masuk ke
tubuh, dan hal ini dapat mengatur kestabilan suhu pada tubuh .
8. Sistem imun, sistem yang melindungi tubuh bagian dalam agar
terhindar dari serangan serangan objek asing yang dapat
mengancam. Imun membuat tubuh tetap stabil dan termasuk salah
satu pelindung diri.
9. Sistem saraf, merupakan sistem utama yang mengendalikan tubuh,
sehingga sistem saraf berperan penting dalam homeostasis, yang
dapat mengaktifkan homeostasis dengan cepat ketika kita dalam
keadaan tidak stabil.
10. Sistem endokrin, sistem yang berfungsi untuk mengontrol kelenjar
dimana sistem ini tidak mengasilkan hormon dan sistem ini
mengalir ke organ organ lain sehingga organ ini sangat berpengaruh
untuk kstabilan tubuh apalagi sistem ini dapat mengontrol
konsentrasi zat-zat yang masuk kedalam tubuh yang berperan
dalam proses eksresi.
11. Sistem reproduksi, suatu sistem yang mempertahankan suatu
spesies yang menjaga keseimbangan eksternal.

D. Homeostasis Fisiologi

Homeostasis fisiologi adalah kestabilan yang di kontrol oleh


sistem saraf otonom dan sistem endokrin dimana homeostasis ini
memilik 4 cara yaitu :

1. Self regulation (pengaturan diri), sistem ini terjadi secara otomatis


dan terjadi pada sesorang dengan kondisi fisik yang sehat.
Contohnya yaitu ketika organ tubuh melakukan proses pengaturan
fungsi sistem seperti mekanisme pernafasan perut, cara kerja
jantung dan lain sebagainya.

9
2. Kompensasi, kompensasi merupakan keadaan tubuh mengalami
ketidaknormalan/ketidaksatbilan sehingga tubuh akan membuat
reaksi tertentu untuk mengatasai ketidastabilan tersebut.
contohnya yaitu ketika kita merasa ingin mebuang urin, kita akan
merasakan ketidaknyamanan, sehingga kita perlu membuangnya
agar tubuh kita kembali normal dan ketika kita merasa gerogi
tubuh akan mengeluarkan keringat namun tangan tubuh terasa
dingin ini juga merupakan salah satu contoh homestasis dengan
cara kompensasi.
3. Umpan balik negatif (negatif feedback), penyimpangan yang
terjadi pada tubuh dalam keadaan normal kemudian jika
ketidaknormalan ini terjadi maka sistem ini akan secara otomatis
memeperbaiknya dan mengembalikan tingkat kestabilan tubuh
dengan menggunakan mekanisme umpan balik agar kembali
kedalam keadaan stabil/normal. Contohnya yaitu ketika kadar gula
darah naik maka pankreas akan melakukan tugasnya dengan
memanfaatkan kelenjar pangkreas untuk di ekresikan ke hormon
insulin untuk mencapai keseimbangan.
4. Sistem umpan balik positif untuk mengoreksi ketidakseimbangan
fisiologis, sistem ini dapat meningkatkan suatu reaksi dari
rangsangan yang kita dapat . misalakan ketika kita merasa terkejut
ketika melihat mahluk halus maka kita akan lari dan denyut kita
bertambah cepat dari keadaan normal dimana hal ini berfungsi
untuk membawa darah dan oksigen yang cukup kedalam sel.

E. Homeostasis Psikologis
Homeostasis Psikologis ini termasuk keseimbangan yang
mengandalkan emosi jiwa dan mental. Keseimbangan ini dapat terjadi
karena adanya interaksi yang kita dapatkan dalam masyarakat sekitar
serta keadaan lingkungan yang terjadi di sekitar kita. termasuk di

10
dalamnya budaya, nilai-nilai sosial yang terjadi dan banyak hal yang
terjadi di masyrakat. Contoh homeostasis psikologis adalah kita akan
menangis ketika merasa tertekan oleh lingkungan sekitar, marah jika
terdapat sesuatu hal yang tidak kita sukai dan masih banyak lagi.

F. Ketidakseimbangan Homeostasis

Suatu organ dalam tubuh ketika gagal dalam menjalankan


fungsinya maka Homeostasis dalam melakukan tugasnya pun dapat
terganggu. Seluruh kegiatan sel pun mengalami gangguan karena tidak
mencapai lingkungan yang optimal dalam melakukan tugasnya.
Dimana hal ini dapat menimbukan kondisi patofisiologis keadaan
dimana tubuh berada dalam ketidaknormalan yang tidak bisa
dikendalikan oleh homeostasis karena kerusakan beberapa organ, yang
biasa disebut sebagai penyakit, ketika homeostasis tidak dapat bekerja
dengan baik dan kondisi ini semakin parah maka akan dapat
menyebabkan kematian.

Jika kita mengalami sakit maka artinya kita mengalami


ketidakstabilan dalam tubuh/ketidakseimbangan homeostasis.
Contohnya saja ketika orang terserang virus, bagi seseorang yang
mempunyai imun yang kuat yang dimana hampir semua organ tubuh
masih bekerja dengan baik maka sistem imun akan berusaha
menstabilkan tubuh dengan melawan virus yang menyerang tubuh kita
sehingga jika orang terkena virus ada yang biasa biasa saja ada yang
sakit bahkan ada yang langsung meninggal. Orang yang meninggal itu
biasanya adalah orang yang imun tubuh yang tidak stabil karena sudah
terdapat kerusakan beberapa organ sehingga akan sulit untuk
menstabilkan tubuh karena satu sistem organ ada yang terganggu.

11
2.2. SISTEM SIRKULASI

A. Sirkulasi Pada Hewan

Untuk mendapatkan energi bagi tubuh pasti diperlukan suplei


bahan makanan, dimana bahan makanan ini kemudian dicerna oleh
tubuh yang kemudian dihantarkan menuju seluruh sel melalui sistem
sirkulasi .Sistem sirkulasi melakukan fungsi peredaran materi (bahan-
bahan yang diperlukan oleh tubuh), hormone, oksigen, dan sisa-sisa
metabolisme. Sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah pada
umumnya untuk organisasi tingkat rendah belum memiliki sistem
sirkulasi secara khusus.

Misalnya pada Amoeba dan paramecium, sirkulasi bahan-bahan


metabolisme berikut sisa-sisa metabolisme dilakukan dengan aliran
sitoplasma. Akan tetapi, proses difusi berlangsung sangat lambat
sehingga cara tersebut tidak mungkin dapat memenuhi semua kebutuhan
hewan berukuran besar (dengan ketebalan tubuh lebih dari beberapa
milimeter) dan atau hewan yang memiliki aktivitas metabolism tinggi.
Oleh karena itu, pada hewan tingkat tinggi diperlukan sistem sirkulasi
khusus yang menjamin adanya pergerakan cairan ke seluruh tubuh
secara cepat. Adapun sistem sirkulasi tersebut dilakukan oleh
seperangkat organ-organ sirkulasi darah terbuka dan system peredaran
tertutup.

Sistem sirkulasi pada hewan merupakan suatu sistem organ yang


memiliki fungsi untuk memindahkan zat dari dan ke sel. Sistem ini

12
berfungsi untuk mempertahankan kestabilan suhu, pH, cairan dan
homeostasis. Ada tiga macam sistem peredaran darah, yaitu :

1. Sistem difusi. Terjadi pada invertebrata rendah seperti


paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai
sistem sirkulasi berupa jantung dengan salurannya yang
merupakan jalan untuk peredaran makanan. Makanan
umumnya beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran
protoplasma.

2. Sistem peredaran darah terbuka. Jika dalam peredaran-nya


darah tidak selalu berada di dalam pembuluh. Misal:
Arthropoda.

3. Sistem peredaran darah tertutup. Jika dalam peredaran-nya


darah selalu berada di dalam pembuluh. Misal: Annelida,
Mollusca, Vertebrata.

Sistem Sirkulasi Invertebrata Protozoa Hewan bersel satu atau


protozoa tidak memiliki sistem sirkulasi darah karena tubuhnya hanya
terdiri atas satu sel. Sari-sari makanan yang telah dicerna di dalam
vakuola diserap oleh protoplasma di sekelilingnya. Oksigen diserap
secara difusi, dan CO2 dikeluarkan juga secara difusi. Contoh dari
protozoa adalah amoeba dan paramaecium. System sirkulasi pada
paramecium lebih sempurna daripada amoeba. Pada paramaecium,
makanan yang berupa materi halus diserap melalui permukaan 2
tubuhnya. Namun materi makanan yang besar akan masuk sitostoma
(mulut sel). Makanan yang berbentuk cair akan diedarkan oleh vakuola
kontraktil, sedangkan zat makanan yang berbentuk padat akan dicerna
dan diedarkan oleh vacuola makanan. Penyebaranya ke dalam
endoplasma terjadi secara osmosis. Organisme Paramecium sp. yang
digambarkan secara sistematis Porifera Organisme ini belum memiliki
sistem peredaran darah khusus, dengan katalain sistem sirkulasinya

13
tergabung dengan sistem pencernaan. Tubuhnya terdiri atas dua lapisan
sel, yaitu sel ameboid, dan koanosit. Sel-sel ameboid yang berfungsi
mengedarkan makanan. Makanan pada porifera diperoleh melalui
aliran air yang melintasi ostia atau pori dan keluar melalui oskulum.
Makanan ditangkap dan dicerna oleh sel-sel leher (koanosit), kemudian
diberikan ke selsel ameboid. Kemudian, sel-sel ameboid mengembara
ke sel-sel lain untuk mengedarkan makanan.

B. Sirkulasi Pada Tumbuhan

Sistem sirkulasi pada tumbuhan biasanya disebut sebagai sistem


transpor.sistem transpor pada tumbuhan adalah proses pengambilan dan
pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Adapun
jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel rambut akar
yang bertanggung jawab atas masuknya air dan garam mineral ke dalam
tubuh tanaman, pembuluh xylem bertugas membawa air dan mineral ke
bagian atas tumbuhan, pembuluh floem bertugas membawa gula dan
makanan lain ke kedua arah atas dan bawah tumbuhan. Sistem tranpor
pada tumbuhan tingkat tinggi ada dua yaitu sistem transportasi untuk
mengangkut unsur hara dan juga air serta transportasi dalam proses
fotosintesis. Transpor pada tumbuhan ada dua yaitu :

1. Transpor Intravaskuler, istilah intravaskuler berasal dari


kata intra yaitu “dalam” dan vaskuler yaitu “pembuluh,
sehingga intravaskuler dapat diartikan sebagai alat
pengangkut air dan zat hara melalui pembuluh angkut yaitu
pembuluh xylem dan floem. Dimana pembuluh angkut
xylem ini berfungsi untuk proses pengangkutan air ke daun
sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk mengangkut
hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan.

14
2. Transpor Ekstravaskuler, transportasi ekstravaskuler
merupakan transpor yang tidak melibatkan pembuluh
angkut baik xylem maupun floem. Transpor ini mengangkut
zat dari sel ke sel dan biasanyadengan arah horizontal.
transpor ini dapat terjadi pada tumbuhan algae, dimana
tumbuhan algae ini tidak melibatkan pembulu pada proses
sirkulasi. Tumbuhan algae yang pipi melakukan sirkulasi
dengan melakukan pertukaran materi yang ia miliki dengan
air disekitarnya ataupun dari sel ke sel yang bersentuhan
langsung dengan air.

C. Sirkulasi Pada Manusia

Sistem sirkulasi berperan dalam homeostatis yang berfungsi


sebagai sistem transportasi tubuh dengan mengangkut oksigen,
karbondioksida, zat-zat sisa, elektrolit, nutrisi dan hormon dari satu
bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain.Manusia mempunyai jantung
yang berotot besar yang memompa darah dari arteri yang berotot besar
yang kemudian bercabang menajdi bagian bagian kecil yang akhirnya
menuju ke kapiler kapiler. Karena dinding dindingkapiler sangat tipis
maka hal itu memudahkan zat-zat sisa metabolisme, CO2 , O2 , serta
nutrisi lainnya mampu melewati dan melintasi dinding kapiler tersebut
dari ataupun menuju jaringan. Setelah melewati dinding kapiler zat zat
yang terkandung dalam darah kemudian menuju pembuluh darah yang

15
lebih besar yang bernama venula, yang kemudian venula ini semakin
besar yang kemudian menjadi vena dimana vena ini berfungsi untuk
membawa darah kembali ke jantung. Untuk membuang sisa sia
metabolisme sehingga terjadilah reaksi kimia. Gas gas karbondioksida
terlarut berada dalam keseimbangan dalam darah dengan asam karbonat
dan ion karbonat yakni : CO2 + H2 O H2 CO3 H + + HCO3 -

Karbondioksida asam ion karbonat

terlarut karbonat

Sisa sisa metabolis ini harus dipastikan akan berubah menjadi CO2 oleh
sel ketika berada di paru paru, sehingga dapat memudahkan CO2 ini
keluar dari membran. Enzim anhidraseb kemudian membawa reaksi ini
untuk berjalan kearah kiri. Kemudian sisa sisa metabolis lain akan
dibawa ke ginjal untuk proses ekskresi.

Peran penting homeostasis dalam proses sirkulasi pada manusia


yaitu setiap kali terdapat pembuluh darah yang rusak, beberapa proses
homeostasis diimplementasikan untuk mencegah kehilangan darah yang
berlebihan. Penghentian perdarahan disebut hemostasis dan melibatkan
tiga proses terpisah namun saling terkait. Ketiga proses itu adalah
penyempitan pembuluh darah (Vascular spasm), pembentukan sumbat
trombosit, dan pembentukan bekuan darah.

16
D. Jantung

Jantung adalah organ tubuh yang terdiri dari kumpulan otot yang
berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Dimana jantung ini sangat
beragam yang ditemui pada jenis ivetebrata, namun pada vertebrata
ditemukan suatu progres yang dari sangat sederhana menjadi kompleks .

Jantung pada ikan terdiri dari dua ruangan yang terletak di bagian
posterior lengkung insang, di bagian depan rongga badan dan di atas
Ithmus. Kedua ruang tersebut ialah atrium (auricle) yang berdinding tipis
dan ventricle yang berdinding tebal. Ruangan ini berurutan dari belakang
ke depan, yaitu sinus venosus -Atrium-Ventrikel-conus arteriosus.

Jantung pada amphibi sedikit lebih kompleks dimana terdapat dua


atria yang salah satunya berfungsi untuk menerima darah yang telah
teroksigeni oleh paru paru dan satu yang lainnya menerima darah yang
berasal dari tubuh yang telah deoksigananasi, yang kemudian darah ini
akan menjadi satu dalam ventrikel. Sistem yang terjadi pada proses ini
termasuk efisien bagi hewan berdarah dingin contohya bagi katak yang
kurang aktif.

Jantung pada reptil sudah lebih baik dibanding pada katak , dimana
sudah mempunyai 2 atria dan 1 ventrikel. Reptil mempunyai dua sisi
jantung yang dimana salah satu sisi dapat digunakan untuk memompa
darah ke paru paru dan sisi satunya dapat digunakan untuk memompa
darah keseluruh tubuh. Beberapa reptil mempunyai ventrikel tidak
sempurna yang mengakibatkan proses peredaran darah terganggu dimana
darah akan bercampur menjadi 1 dari dua sisi jantung.

Pada kelas aves dan mamalia Jantungsudah semakin lebih baik


yang dimana jantung bagian kanan dan kiri terpisah sempurna. Burung
dan mamalia termasuk hewan”berdarah panas”. Pada umumnya mereka
mempertahankan suhu tubuh internal relatif konstan. Karena untuk itu

17
membutuhkan banyak energi maka laju metabolismenya lebih tinggi
dibanding hewan lain.

Pemisahan dua katup jantung pada aves maupun mamalia


membawa banyak efisiensi. Saat darah yang membawa sisa metabolit
masuk ke atrium kanan dari vena besar (vena cava superior dan vena cava
inferior) selanjutnya dengan kontraksi atrium akan dipompakan melalui
suatu katup menuju ke ventrikel kanan. Ventrikel kanan akan
mengirimkan darah yang saat itu sedikit mengandung oksigen melalui
arteri pulmonalis menuju ke paru-paru. Disini darah akan mengambil
oksigen dan kemudian kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.
Atrium kiri akan memompakan darah menuju ventrikel kiri yang
selanjutnya akan berkontraksi untuk mengirim darah ke seluruh tubuh.
Karena itu ventrikel kiri harus berotot dan berdinding sangat tebal,
sehingga akan menyebabkan jantung bagian kiri lebih besar.

2.3 SISTEM EKSKRESI

Organ dalam sistem eksresi merupakan organ-organ penting dalam


pengaturan homeostasis seperti, ginjal, hati, kulit, dan paru-paru, dan tentunya
organ-organ ini tidak terdapat pada tumbuhan yang dimana sistem eksresi nya
menggunakan stomata.

A. Sistem Ekskresi pada Tumbuhan

Dibandingkan dengan hewan, tumbuhan tidak memiliki sistem


ekskresi yang berkembang dengan baik untuk membuang limbah

18
nitrogen. Hal ini karena perbedaan dalam fisiologi mereka. Oleh karena
itu, tanaman menggunakan strategi yang berbeda untuk ekskresi.Bahan
limbah gas yang dihasilkan selama respirasi (karbon dioksida) dan
fotosintesis (oksigen) berdifusi melalui stomata pada daun dan melalui
lentisel di bagian lain dari tanaman. Kelebihan air menguap sebagian
dari stomata dan juga dari permukaan luar dari batang, buah, dan lain-
lain, sepanjang hari. Proses menyingkirkan kelebihan air disebut
transpirasi.

Produk limbah, seperti oksigen, karbon dioksida dan air,


merupakan bahan baku untuk reaksi seluler lainnya. Kelebihan karbon
dioksida dan air yang digunakan dalam proses ini adalah Satu-satunya
produk ekskresi gas utama tanaman yaitu oksigen.

Banyak tanaman menyimpan produk sampah organik dalam


jaringan tetapnya yang memiliki sel-sel mati, misalnya, dalam batang
kayu. Tanaman juga menyimpan limbah dalam daun atau kulit mereka.
Limbah ini secara periodik dihapus melalui perontokan daun dan kulit.

Beberapa produk limbah disimpan dalam sel-sel khusus atau


vakuola. Berbagai produk limbah seperti tanin, minyak atsiri, getah,
damar, dll, yang dihasilkan selama proses katabolik. Daun teh, amla dan
buah pinang (supari) mengandung tanin.

Daun dari banyak tanaman, seperti Eucalyptus, lemon, kemangi


suci (Tulsi), dll, mengandung minyak esensial. Kulit buah jeruk, lemon
dan kelopak bunga seperti mawar dan melati juga mengandung minyak.
Beberapa limbah tanaman disimpan sebagai, cairan putih kental. Anda
mungkin telah melihat cairan cairan putih ketika Anda memetik pepaya
atau ara atau daun oleander kuning (pila Kaner). Cairan putih ini disebut
lateks.

Getah adalah kelompok cairan lengket, limbah air larut ditemukan


di pohon karet (babul). Resin merupakan kelompok lain limbah larut

19
ditemukan biasanya dalam batang tumbuhan runjung (misalnya, pinus,
cemara).Alkaloid adalah kelompok produk limbah beracun. Tetapi
beberapa di antaranya berguna bagi kita. Kina dan morfin adalah obat
yang berasal dari alkaloid yang tersimpan di kulit Cinchona dan bunga
opium. Kafein ditemukan dalam biji kopi dan nikotin dalam daun
tembakau juga alkaloid.

Asam organik, yang mungkin terbukti berbahaya bagi tanaman,


sering bergabung dengan kelebihan kation dan mengendap sebagai
kristal larut yang dapat dengan aman disimpan dalam sel-sel tanaman.
Kristal kalsium oksalat menumpuk di beberapa umbi seperti ubi
(zamikand).

Tanaman air kehilangan sebagian besar limbah metabolisme


mereka dengan difusi langsung ke dalam air di sekitar mereka. Tanaman
terestrial mengekskresikan beberapa limbah ke tanah di sekitar mereka.

B. Sistem Ekskresi Pada Hewan

hewan selain mengeluarkan zat-zat padat yang sudah tidak


digunakan melalui anus hewan juga mengeluarkan zat-zat sisa
metabollisme. Pada amoeba dan protozoa yang hidup di air kolam dapat
mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme dengan mudah yang keluar
melalu membran sel dan ke luar menuju air ke lingkungannya dengan
cara difusi. Berbeda dengan protozoa yang hidup di air tawar, karena
kosentrasi dalam protoplasmanya tinggi membuat air beromosis yang
dapat diserap oleh amoeba sehingga hal ini membahayakan protozoa,
sehingga protozoa akan mengembang dan pecah. Untuk beberapa
protozoa yang mempunyai Vakuola kontraktil hal ini mungkin tidak
menjadi masalah karena vakuola kontaktil ini dapat memompa cairan
untuk keluar dari sel.

20
Pada tubuh cacing terdapat nephrida yang dimana bagian ini
menghubungkan rongga tubuh cacing dengan udara. Silia yang dapat
bergerak yang mengelilingi rongga tubuh akan membantu cairan untuk
masuk ke dalam rongga tubuh. Dibalik gulungan yang erat dari nephrida
terdapat kapiler yang akan membawa darah yang berisi sisa sisa hasil
metabolisme keluar melalui pipa. Sedangkan untuk zat-zat yang masih
diperlukan oleh cacing kemudian diserap kembali oleh kapiler ketika
silia sedang mengeluarkan cairan.

C. Sistem Ekskresi Pada Manusia

Sistem ekskresi pada manusia adalah sistem yang bertugas untuk


mengolah dan membuang zat sisa metabolisme dan racun dari dalam
tubuh. Jika tidak dikeluarkan dari tubuh, zat-zat tersebut dapat
menimbulkan sejumlah masalah kesehatan.Contohnya ketika sistem
homeostasis sudah menjalankan tugasnya dengan cara kita merasakan
kencing namun tidak segera dikeluarkan maka akan terjadi masalah
kesehatan pada ginjal kita, yang akan menyebabkan ketidakseimbangan
homeostasis.

Organ-organ Eksresi pada manusia terdiri dari :

1. Ginjal

Ginjal merupakan organ utama dari sistem ekskresi manusia.


Organ ini terletak di kedua sisi tulang belakang, tepatnya di rongga

21
perut bagian belakang. Ginjal memiliki bentuk menyerupai kacang
merah dan berwarna merah kecokelatan.

Manusia memiliki sepasang ginjal yang berada di sisi kanan dan


kiri tubuh. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dibandingkan
ginjal kiri karena berdekatan dengan hati. Setiap ginjal berukuran
sekitar 10–12 cm atau kira-kira seukuran kepalan tangan orang
dewasa.

Ginjal berfungsi untuk menyaring zat sisa dari makanan, obat-


obatan, atau racun yang terdapat di darah. Selain itu, ginjal juga
berperan mengendalikan keseimbangan cairan dan juga
kadar elektrolit dalam tubuh. Jika tubuh Anda kelebihan garam atau
mineral, ginjal pun akan membuangnya.

Zat sisa yang terkumpul, kemudian akan diubah menjadi urine.


Urine akan mengalir dari ginjal ke kandung kemih melalui saluran
yang disebut ureter. Urine tersebut berisi zat sisa dari ginjal yang
akan terbuang saat Anda buang air kecil.

2. Kulit

Kulit manusia memiliki sekitar 3–4 juta kelenjar keringat.


Kelenjar ini tersebar di seluruh bagian tubuh, namun paling banyak
terdapat di telapak tangan, kaki, wajah, dan ketiak.

Kelenjar keringat terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kelenjar ekrin


dan kelenjar apokrin. Kelenjar ekrin terhubung langsung dengan

22
permukaan kulit dan menghasilkan keringat yang tidak berbau dan
encer. Sementara itu, kelenjar apokrin menghasilkan keringat yang
mengandung lemak dan pekat, serta terdapat di folikel rambut, seperti
ketiak dan kulit kepala.

Pada dasarnya, keringat yang dihasilkan kelenjar-kelenjar


tersebut berfungsi untuk mengendalikan suhu tubuh dan melumasi
kulit serta rambut. Namun, sebagai bagian dari sistem ekskresi,
kelenjar keringat juga berperan membuang racun dari dalam tubuh
melalui keringat yang dihasilkannya.

Ada beberapa jenis racun yang dibuang melalui kelenjar


keringat di kulit, antara lain zat logam, bisphenol A, polychlorinated
biphenyls, urea, phthalate, dan bikarbonat. Tak hanya racun, kelenjar
keringat di kulit juga berfungsi untuk membunuh dan membuang
bakteri.

3. Usus besar

Pada dasarnya, usus terbagi menjadi 2 bagian, yaitu usus kecil


dan usus besar. Sebagian besar nutrisi dan sekitar 90% air yang
terkandung dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap
hari terserap ke dalam usus kecil.

Sementara itu, usus besar bertugas untuk menyerap sisa air dan
nutrisi yang tidak bisa dicerna oleh usus kecil. Usai diserap, sisa

23
makanan dan minuman tersebut diubah menjadi feses, lalu dibuang
melalui dubur saat Anda buang air besar.

4.Hati

Hati adalah organ yang berukuran besar dengan berat sekitar 1


kilogram. Organ yang sangat penting bagi metabolisme dan sistem
kekebalan tubuh ini terletak di bagian kanan atas dalam rongga perut,
tepat di bawah diafragma. Organ ini berperan penting dalam proses
pengolahan racun atau detoksifikasi.

Salah satu zat beracun yang dibuang dan diolah oleh hati adalah
amonia, yaitu zat sisa dari hasil penguraian protein. Jika dibiarkan
menumpuk dalam tubuh, amonia dapat menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan, termasuk gangguan pernapasan dan masalah
pada ginjal.

Di dalam tubuh, hati berfungsi untuk mengolah amonia menjadi


urea. Setelah itu, urea yang diolah di hati akan dibuang melalui sistem
ekskresi pada ginjal lewat urine. Selain amonia, zat lain yang dibuang
atau diekskresi oleh hati adalah zat beracun dalam darah, misalnya
akibat konsumsi alkohol atau obat-obatan.

Organ hati juga berfungsi untuk membuang sel darah merah


yang sudah rusak dan kelebihan bilirubin yang dapat menyebabkan
sakit kuning atau jaundice.

24
5. Paru-paru

Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan


manusia. Melalui proses pernapasan, paru-paru bertugas untuk
memindahkan oksigen yang diperoleh dari udara ke dalam darah.
Darah yang telah mengandung oksigen tersebut akan disalurkan ke
seluruh jaringan dan organ tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.

Setelah memperoleh oksigen, setiap sel tubuh akan


menghasilkan karbon dioksida sebagai zat sisa metabolismenya.
Karbon dioksida merupakan zat beracun yang bisa berbahaya bagi
kesehatan apabila menumpuk di dalam darah.

Untuk membuangnya, karbon dioksida akan dibawa oleh darah


kembali menuju paru-paru dan dikeluarkan ketika Anda
mengembuskan napas.

Batuk atau bersin juga merupakan mekanisme alami tubuh yang


melibatkan paru-paru dan saluran napas untuk mengeluarkan zat
kimia atau gas beracun, debu, kuman, virus, dan benda asing yang
masuk ke dalam sistem pernapasan.

Sistem ekskresi manusia memiliki peranan yang sangat besar


terhadap kesehatan seseorang. Pasalnya, jika sistem ekskresi tidak
berfungsi dengan normal, akan ada banyak zat berbahaya yang dapat
menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan penyakit. Apalagi
sistem eksresi ini terdapat organ organ penting dalam proses
homeostasis.

25
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KESIMPULAN

Sistem eksresi maupun sirkulasi termasuk kedalam salah satu proses


homeostasis . Dimana sistem ini di lakukan untuk menjaga agar tubuh tetap
dalam keadaan normal . Pada sistem sirkulasi , terdapat proses membawa zat
zat sisa metabolisme , dimana hal ini perlu untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Dan pada sistem sirkulasi ini saling bekerja sama dengan sistem ekskresi . Zat
zat sisa yang sudah tidak bisa di olah tubuh akhirnya dibawa ke sistem ekskresi
yang dimana akan diubah menjadi keringat , O2, fases , urin ,dan empedu . Jika
sistem ekskresi dan sirkulasi terganggu maka hal itu dapat berpengaruh
terhadap proses homeostasis , homeostasis akan mengalami ketidak
seimbangan . Contoh nya ketika terdapat kebocoran dalam sistem peredaran
darah. Saat terjadi kebocoran yang kecil mungkin homeostasis masih dapat
menjalankan tugas nya untuk melakukan sistem sirkulasi . Namun ketika
terjadi kebocoran pada pembuluh darah dengan volume yang besar maka
kemungkinan proses homeostasis tidak dapat bekerja dengan baik sehingga
dapat menyebabkan kematian pada manusia.

3.2. SARAN

Demikianlah makalah kami tentang materi Homeostasis Eksrkesi dan


Sirkulasi, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk pendidikan.
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
penulisan makalah maupun materi yang kami paparkan. Oleh karena itu mohon
di berikan saran dan kritiknya agar kami dapat menyusun makalah yang lebih
baik kedepannya.

26
DAFTAR PUSTAKA

- Drs.Ambeng ,M.Sidan, dan tim dosen biologi(2020). Modul XI Mata


Kuliah Biologi Dasar.

- Sumyati,S.(2018).SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA.fakultas


tharbiyah dan keguruan.UIN Sunan Kalijaga Bandung.

- Dr.Kevin, A.(2020).Sistem Eksresi Pada Manusia.alodokter.com

- Hermawan (2016).Ilmu Psikologi Dalam


Kehidupan.AsiknyaBelajarIlmuPsikologi.

- Tedi,M. (2021) .Mengenal Sistem Eksresi Pada Tumbuhan.Budisma:Sains


Teknologi

27

Anda mungkin juga menyukai