Telah diperiksa secara seksama dengan teliti oleh asisten dan koordinator asisten,
maka dinyatakan diterima.
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
A. Latar Belakang
Salah satu ciri organisme yang paling penting adalah memerlukan
makanan untuk tetap bertahan hidup. Makanan yang dimakan kemudian diproses
di dalam tubuh agar makanan tersebut mampu diserap oleh tubuh dan digunakan
untuk beraktivitas. Jika tidak ada makanan maka dari manakah datangnya energi,
tanpa energi bagaimanakah makhluk hidup beraktivitas dalam kehidupan sehari-
hari? Maka makanan mempunyai peran yang penting dan sangat mendasar dalam
kehidupan organisme.
Makanan yang dimakan oleh organisme tidak ada artinya bahkan kadang
menjadi bibit penyakit yang dapat menyebabkan sakit atau kelainan pada tubuh
makhluk hidup. Oleh karena itu, makanan harus diserap, dan untuk menyerap
makanan maka diperlukan suatu zat yang mampu melakukan pekerjaan tersebut,
dan itulah enzim. Enzim membantu mempercepat reaksi dalam tubuh tanpa ikut
bereaksi. Enzim sebagai pelumas yang menjadi sebab lancarnya proses
pencernaan makanan dan proses-prose lain dalam tubuh organisme. Oleh karena
itu, enzim memiliki peran yang penting dalam kehidupan organisme tersebut.
Pengaruh medium dapat mempengaruhi aktivitas enzim. Umumnya
terdapat pH optimum agar suatu enzim dapat berfungsi maksimal dan aktivitas
enzim akan menurun pada pH yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kadang
gambaran hubungan antara aktivitas enzim dengan pH diwakili oleh kurva yang
berbentuk lonceng, tetapi untuk rezim lain mungkin kurvanya relative datar, pH
optimum sering dalam kisaran antara pH 6 sampai pH 8. Selain dapat
menyebabkan denaturasi enzim, pH juga dapat mempengaruhi laju reaksi dengan
paling tidak melalui 2 cara lain, yakni [1] aktivitas enzim sering tergantung pada
ada atau tidaknya gugus amino atau karbosil yang bebas. Gugus ini bisa
bermuatan dan bisa pula tidak bermuatan (netral), tergantung enzimnya, tetapai
hanya salah satu bentuk tersebut yang efektif untuk satu enzim. Jika gugus amino
tak bermuatan yang esensial, maka pH optimum akan relative tinggi, sedangkan
gugus karbosil netral membutuhkan pH rendah, dan [2] pH mengendalikan
ionisasi beberapa substrat, dimana beberapa substrat harus terionisasi dahulu
sebelum dapat bereaksi
Sehubungan dengan peran enzim yang penting dalam kehidupan
organisme tersebut, maka merasa penting bagi kami untuk melakukan percobaan
ini yang berkaitan langsung dengan enzim. Untuk mengetahui lebih jauh lagi dan
memahami lebih dalam lagi tentang enzim maka percobaan inilah jalan yang
kami tempuh dan cocok. Selain mempelajari teori dari berbagai sumber, baik
buku yang ditulis oleh para ahli, mencari informasi tambahan dari internet,
ataupun menanyakan langsung dari dosen pembimbing, maka setidaknya banyak
pengetahuan baru yang dapat kami ambil terutama yang berkaitan langsung
dengan enzim. Sifat-sifat enzim, struktur enzim, mekanisme kerja enzim, dan
terutama faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim, semuanya menjadi sebab
dilakukannya praktikum ini.
B. Tujuan Percobaan
Membuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase
C. Manfaat Percobaan
Praktikan Dapat membuktikan secara langsung apa saja pengaruh pH terhadap
aktivitas enzim amilase sesuai dengan percobaan yang dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Pengamatan
Table Hasil Pengamatan
Perubahan pH Perubahan Warna
Tabung No
Akhir Akhir
1 6 Hitam
A 2 6 Hijau tua
3 6 Hijau tua
1 2 Biru endapan
B 2 2 Biru mudah
3 2 Biru endapan
1 13 Ungu
C 2 13 Biru mudah
3 13 Ungu
D 1 6 Hijau tua
B. Pembahasan
Mekanisme kerja praktikum ini secara kelompok yang dibagi lagi
menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri masing-masing dua rekan kerja yang
mengamati tiap tipe tabung (A, B, C, dan D). Hal ini dilakukan demi mengefisienkan
waktu yang ada agar semua rangkaian praktikum dapat diselesaikan dalam tiap
kelompok yang terbentuk.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dapat dilihat pada table hasil
pengamatan diatas, maka telihat semua tabung mengalami perubahan dari keadaan
awal, baik itu perubahan pH maupun perubahan warna.
Pada tabung A (1, 2, dan 3), pH awal yang didapat setelah dicampurkan
amilum dan ekstrat yaitu 6 dengan warna putih untuk semua larutan dalam tabung.
Ketika ditambahkan felling A dan B dan satu menit pemanasan selama selang waktu
berlalu 5 menit (A1), 10 menit (A2), 15 menit (A3). Maka terjadi perubahan warna
hitam untuk larutan tabung A1, hijau tua untuk larutan tabung A2, dan hijau untuk
larutan tabung A3. Akan tetapi tidak didapati perubahan pH pada tabung A setelah
penambahan sikap tersebut.
Pada tabung B (1, 2, dan 3), pH awal yang didapat setelah dicampurkan
amilum dan ekstrat yaitu 6 dengan warna hijau tua endapan untuk semua larutan
dalam tabung. Ketika ditambahkan HCl dan felling A dan B serta satu menit
pemanasan selama selang waktu berlalu 5 menit (B1), 10 menit (B2), 15 menit (B3).
Maka terjadi perubahan warna biru endapan untuk larutan tabung B1, hijau mudah
untuk larutan tabung B2, dan hijau endapan untuk larutan tabung B3. Setelah
pengecekan ph yang akhir, didapati perubahan pH menurun dari 6 menjadi 2 pada
tabung B setelah penambahan sikap tersebut.
Pada tabung C (1, 2, dan 3), pH awal yang didapat setelah dicampurkan
amilum dan ekstrat yaitu 6 dengan warna bening keruh untuk semua larutan dalam
tabung. Ketika ditambahkan NaOH terjadi perubahan warna menjadi kuning. Setelah
pengecekan pH maka didapati peningkatan menjadi 13. Ketika felling A dan B
dicampurkan, maka warna larutan tidak menyatu namun ketika dikocok warna
kemudian menyatu menjadi biru tua untuk semua larutan tabung C. dilakukan satu
menit pemanasan selama selang waktu berlalu 5 menit untuk tabung C1 dan berwarna
ungu, 10 menit untuk tabung C2 dan berwarna biru mudah (cerah), 15 menit untuk
tabung C3 dan berwarna ungu.
Pada tabung D setelah dicampurkan amilum dan ekstrat pH yang didapat
6 dengan warna bening keruh sebagaiman tabung A, B, dan C. setelah dimasukkan
felling A dan B terjadi perubahan warna ke biru muda dengan pH 13. Setelah
dipanaskan 1 menit terjdi lagi perubahan warna menjadi hijau tua.
Kita melihat bahwa setelah ditambahkan NaOH dan HCl maka terjadi
perubahan warna. Perubahan warna ini diakibatkan oleh pH larutan tersebut juga
berubah, dari rendah ketinggi ataupun sebaliknya dari tinggi kerendah. Berdasarkan
percobaan dapat diketahui perubahan warna larutan yang berwarna muda diakibatkan
pH larutan tersebut yang rendah, sedangkan perubahan warna larutan yang tua
diakibatkan pH larutan tersebut tinggi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa pH terbukti
berpengaruh terhadap kerja enzim. Perubahan dalam pH menyebabkan terjadinya
denaturasi enzim yang berdampak pada perubahan muatan enzim dengan
pembuktian perubahan warna yang terjadi. Selain pH yang mempengaruhi
aktivitas enzim, terdapat juga pengaruh suhu, ekstrak, dan fehling yang
dicampurkan dalam larutan.
B. Saran
1. Untuk laboran, ketersedian alat dan bahan laboratorium sangat mendukung
proses praktikum. Maka sebaiknya hal tersebut diberi perhatian yang besar
dalam pemenuhannya. Demi tercapainya proses praktikum yang maksimal.
2. Untuk asisten, bimbingannya sangat kami harapkan. Jika bisa di tambah
kenapa tidak? Karena terkadang asisten tidak ada di tempat ketika sangat
dibutuhkan bimbingannya dalam kelompok praktikum.
3. Untuk praktikan, tetaplah pada tugas masing-masing. Berikan kepercayaan
kepada sesama praktikan untuk menyelesaikan tugas yang telah diatur
bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reace, dan Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta :
Erlangga