Anda di halaman 1dari 11

MENGENAL KERAGAMAN SIFAT TUMBUHAN DAN HEWAN

Hari / Tanggal : Kamis, 26 September 2019


Waktu : 07.00-09.30 WIB
Tempat : Laboratorium Instruksional I UIN Sunan Gunung Djati Bandung
I. PENDAHULUAN
Mahkluk hidup di permukaan bumi ini terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan. Setiap
mahkluk hidup yang satu dengan lainnya dan bahkan dengan lingkungannya saling
mempengaruhi, hal yang seperti ini disebut dengan interaksi ataupun simbiosis. Akibat dari
interaksi inilah menimbulkan banyaknya perbedaan-perbedaan yang bisa diamati. Contohnya
adalah tumbuhan, sering dijumpai disekitar kita berbagai macam bentuk bunga dengan warna,
bentuk, ukuran, corak, jenis dan bau yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan tersebutlah yang
dinamakan dengan keanekaragaman atau variasi. Keanekaragaman tersebut terbentuk karena
adanya faktor alam yang mempengaruhi, tetapi yang paling besar adalah faktor gen.. (Wiryono,
2016).
Menurut Tani et al. (2009) Keragaman genetik merupakan salah satu faktor penting dalam
mempertahankan keberadaan suatu jenis. Suatu populasi dengan keragaman genetik tinggi,
mempunyai kemampuan untuk mempertahankan diri dari serangan penyakit dan perubahan iklim
ekstrim, sehingga mampu hidup dalam kondisi lestari pada beberapa generasi. Tingkat
keragaman genetik merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan strategi pemuliaan
maupun konservasi. Nilai keragaman genetik suatu populasi tergantung juga pada keberhasilan
sistem reproduksi pada populasi tersebut. Keragaman genetik dapat dipertahankan apabila tidak
terjadi kawin sendiri (selfing) atau kawin kerabat (inbreeding). Laju sistem reproduksi
bergantung juga pada sinkronisasi fenologi pembungaan dan faktor lingkungan seperti kerapatan
dan tinggi pohon.
Secara teoritis, berdasarkan penyebabnya, variasi dalam sistem biologi dibagi dua yaitu
Variasi Genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang bersifat kekal dan
diwariskan secara turun temurun dari satu sel ke sel yang lain. Jika gen berubah, maka sifat-sifat
pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotif. Ini dikenal sebagai
pembawa. Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh faktor
lingkungan seperti intensitas cahaya, kelembaban, pH tanah, dll. Keadaan faktor-faktor
lingkungannya sama dengan pohon yang pertama, sekalipun demikian hasil panennya berbeda.
Pengetahuan yang memadai tentang komposisi lingkungan akan menentukan genotif yang sesuai
untuk kondisis tertentu. Menurut tolok ukurnya variasi dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) variasi
yang bersifat kuantitatif, yaitu variasi yang dapat dilihat bentuknya secara deret matematis
(kontinum) dan ditentukan oleh banyak gen (poligeni). Contohnya : tinggi, berat, dan jumlah. 2)
variasi yang bersifat kualitatif, yaitu variasi yang sifatnya diskontinum (tidak bersambung
menurut deret matematis) dan ditentukan oleh satu gen (monogeni). Contohnya : warna kulit,
golongan darah, dan sebagainya. Variasi juga dapat dibedakan berdasarkan penyebab timbulnya
variasi yaitu 1) variasi genetik adalah variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang
bersifat kekal dan diwariskan secara turun-temurun dari satu sel ke sel yang lain. 2) variasi non
genetic (variasi lingkungan) adalah variasi yang ditentukan oleh factor lingkungan yang ada di
sekitarnya dan tidak diwariskan ke keturunannya (Widia, 2018).
Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terjadi antar spesies yang
masih dalam satu famili. Keanekaragaman hayati tingkat jenis (antar spesies) lebih mudah
diamati daripada keanekaragaman tingkat gen karena perbedaannya mencolok. Keanekaragaman
atau kekayaan jenis dapat diukur dengan berbagai cara misalnya dengan indeks keragaman. Satu
tempat dikatakan memiliki keanekaragaman jenis tinggi bila memiliki kekayaan jenis yang
merata, misalnya satu tempat terdapat tiga jenis burung dan satu jenis ular maka secara
taksonomi dianggap lebih beraneka ragam dibanding dengan tempat lain yang memiliki empat
jenis burung saja. Keanekaragaman ekosistem adalah segala perbedaan yang terdapat antar
ekosistem. Keanekaragaman ekosistem ini terjadi karena adanya keanekaragaman gen dan
keanekaragaman jenis (spesies). Keanekaragaman ekosistem terbentuk karena keanekaragaman
gen dan keanekaragaman spesies. Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem misalnya:
pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan
pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah. Kenekaragaman
dipengaruhi baik faktor dari dalam (gen) dan faktor luar (pengaruh lingkungan). Faktor
lingkungan seperti makanan, suhu, cahaya, kelembapan, curah hujan,derajat keasaman tanam
(pH) bersama faktor keturunan (gen) sangat berpengaruh terhadap fenotip. Fenotip merupakan
hasil interaksi antara genotip dengan lingkungan. Setiap makhluk hidup, baik itu tumbuhan,
hewan, dan manusia memiliki persamaan dan perbedaan. Hal tersebut terjadi karena genotif yang
dimiliki individu berbeda, adanya gen yang bersifat dominan dan resesif, adanya penetrasi dan
ekspresivitas, adanya rekombinasi gen dan lainnya. Keanekaragaaman sifat genetik sangat
penting karena tanpa adanya variasi sifat makhlukhidup, ilmu genetika tidak mungkin
berkembang. Berbagai pola pewarisan sifat dapat ditemukan dan diketahui karena adanya variasi
sifat pada makhluk hidup. (Widianti dan Noor Aini. H, 2015).
Menurut Rindiani (2009) Setiap makhluk hidup memiliki ciri khas. Ciri khas tersebut ada
yang sama dan ada yang berbeda dengan makhluk hidup lain. Berdasarkan persamaan dan
perbedaan yang dimiliki, beberapa jenis makhluk hidup dapat dikelompokkan menjadi satu
kelompok. Perbedaan atau variasi dan persamaan yang tampak di antara makhluk hidup dalam
kelompok itulah yang dijadikan dasar untuk pembagimannya menjadi beberapa kelompok yang
lebih kecil.
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan tipe-tipe keragaman pada tumbuhan dalam spesies
yang sama dan menyebutkan serta membedakan sedikitnya tiga ciri yang berbeda untuk suatu
sifat atau karakter tertentu.
II. METODE
2.1 Alat dan Bahan
No Nama Alat Jumlah Nama Bahan Jumlah
1. Ballpoint 1 buah Jambu biji 1 buah
2. Buku tulis 1 buah Jambu air 1 buah
3. Kamera 1 buah Jambu lilin 1 buah
4. Jarum pentul 1buah Kecoa 1 ekor
5. Pisau 1 buah Jangkrik 1 ekor
6. Lebah 1 ekor
2.2 Cara Kerja

Spesimen

dicari dan didapatkan sampel tumbuhan serta hewan yang


mencakup paling sedikit 3 ciri berbeda untuk suatu karakter

diamati setiap spesies

dicatat hasilnya dalam tabel, lalu didokumentasikan

Hasil

III. HASIL PENGAMATAN


3.1 Tumbuhan
3.1.1 Tabel Keanekaragaman
Family Sifat yang diamati Ciri Jambu Biji Ciri Jambu Air Ciri Jambu Lilin
Myrtaceae 1. Warna kulit buah

(Dok. pribadi, (Dok. pribadi, (Dok. pribadi,


2019) 2019) 2019)
2. Tekstur kulit (Dok. pribadi,
buah 2019)

(Dok. pribadi,
2019) (Dok. pribadi,
2019)
3. Bentuk buah

(Dok. pribadi,
(Dok. pribadi, (Dok. pribadi,
2019)
2019) 2019)
4. Warna biji buah

(Dok. pribadi, (Dok. pribadi, (Dok. pribadi,


2019) 2019) 2019)
5. Tekstur daging (Dok. pribadi,
buah 2019)

(Dok. pribadi,
2019) (Dok. pribadi,
2019)
6. Daun

(Dok. pribadi, (Dok. pribadi, (Dok. pribadi,


2019) 2019) 2019)
7. Tulang daun (Dok. pribadi,
2019)

(Dok. pribadi, (Dok. pribadi,


2019) 2019)
8. Ujung daun

(Dok. pribadi, (Dok. pribadi, (Dok. pribadi,


2019) 2019) 2019)
9. Pangkal daun

(Dok. pribadi, (Dok. pribadi, (Dok. pribadi,


2019) 2019) 2019)
3.1.2 Tabel Karakteristik 1
Sifat yang diamati Sp I Sp II Sp III
Warna kulit buah Hijau Merah muda Hijau
Tekstur kulit buah tebal tipis Tipis
Bentuk buah Bulat Gangsing Lonjong
Warna biji buah Krem Coklat Putih
Tekstur daging buah Lunak Berongga Berongga
Daun Tunggal Tunggal Tunggal
Tulang daun Menyirip Menyirip Menyirip
Ujung daun Tumpul Meruncing Runcing
Pangkal daun Membulat Membulat Membulat
3.1.3 Tabel Karakteristik 2
Sifat yang diamati Sp I Sp II Sp III
Warna kulit buah 1 0 1
Tekstur kulit buah 0 1 1 3.1.4 Nilai Persamaan
Bentuk buah 0 0 0 Karakteristik Antar Spesimen
Warna biji buah 0 0 0 2x C
Tekstur daging buah 0 1 1 S= x 100 %
A +B
Daun 1 1 1
Tulang daun 1 1 1 2x 3
Sp I vs SP II = x 100 %
Ujung daun 0 0 0 4+ 5
Pangkal daun 1 1 1
Jumlah 4 5 6
6
= x 100 %
9
= 66%
2x 4
Sp I vs SP III = x 100 %
4 +6
8
= x 100 %
10
= 80 %
2x 5
Sp II vs SP III = x 100 %
5+6
10
= x 100 %
11
= 91 %
3.1.5 Tabel Matriks
Sp I II III
I - 66 % 80 %
II - - 91 %
III - - -

Indeks Kesamaan Terbesar


I vs II + I vs III 66+80 146 23
II vs III = = = = = 36, 5
2 2 2 2
3.1.6 Dendogram

3.2 Hewan
3.2.1 Tabel Keanekaragaman
Kelas Sifat yang Ciri Kecoa Ciri Jangkrik Ciri Lebah
diamati
Insecta 1. Jumlah Kaki (Dok. pribadi,
2019)

(Dok. pribadi,
(Dok. pribadi, 2019)
2019)
2. Antena

(Dok. pribadi, (Dok. pribadi, (Dok. pribadi,


2019) 2019) 2019)
3. Warna Kulit

(Dok. pribadi, (Dok. pribadi, (Dok. pribadi,


2019) 2019) 2019)
4. Ukuran
Tubuh

(Dok. pribadi, (Dok. pribadi,


(Dok. pribadi, 2019)
2019) 2019)

5. Mata (Dok. pribadi,


2019)

(Dok. pribadi,
(Dok. pribadi,
2019)
2019)
6. Jumlah Sayap

(Dok. pribadi,
(Dok. pribadi, (Dok. pribadi, 2019)
2019) 2019)
7. Ukuran
Sayap

(Dok. pribadi,
(Dok. pribadi, (Dok. pribadi, 2019)
2019) 2019)
8. Anal Cerus

(Dok. pribadi, (Dok. pribadi,


(Dok. pribadi, 2019)
2019)
2019)
9. Tekstur Kulit

(Dok. pribadi, (Dok. pribadi,


(Dok. pribadi,
2019) 2019)
2019)
3.2.2 Tabel Karakteristik 1
Sifat yang diamati SP I SP II SP III
Jumlah kaki 6 6 6
Antena Panjang Pendek Panjang
Warna Kulit Coklat Coklat Coklat
Ukuran tubuh Besar Kecil Besar
Mata Majemuk Majemuk Majemuk
Jumlah Sayap 2 Pasang 1 Pasang 2 Pasang
Ukuran sayap Panjang Pendek Panajng
Anal Cerus Tidak Ada Tidak
Tekstur Kulit Halus Kasar Halus
3.2.3 Tabel Karakteristik 2
Sifat yang diamati Sp II Sp II Sp III
Jumlah kaki 6 6 6
Antena 1 1 1
Warna Kulit 1 0 1
Ukuran Tubuh 0 1 1
Mata 1 1 1
Jumlah Sayap 1 1 1
Ukuran Sayap 1 0 1
Anal Cerus 1 0 1
Tekstur Kulit 1 0 1
Jumlah 8 4 9
3.2.4 Nilai Persamaan Karakteristik Antar Spesimen
2x C
S= x 100 %
A +B
2x 3
Sp I vs SP II = x 100 %
8+4
6
= x 100 %
12
= 50%
2x 8
Sp I vs SP III = x 100 %
8+ 9
16
= x 100 %
17
= 94 %
2x 4
Sp II vs SP III = x 100 %
4 +9
8
= x 100 %
13
= 61 %
3.2.5 Tabel Matriks
Sp I II III
I - 50 % 94 %
II - - 61 %
III - - -
Indeks Kesamaan Terbesar
I vs II + I vs III 50+61 101
II vs III = = = = 55%
2 2 2
3.2.6 Dendogram

IV. PEMBAHASAN
Karakteristik jambu biji dapat dibedakan menjadi kulit buah berwarna hijau muda,
memiliki tekstur kulit buah tebal. buahnya berbentuk bulat, warna biji buahnya yaitu krem,
tekstur daging buahnya lunak, jenis daun yang dimiliki tunggal, tulang daun berbentuk menyirip,
ujung daun berbentuk tumpul, pangkal daunnya membulat, dan permukaan daunnya bertekstur
licin.
Karakteristik jambu air dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: kulit buah berwarna
merah muda dengan tekstur kulit buah tipis sehingga bisa dimakan, bentuk buahnya seperti
gangsing, warna biji buahnya coklat dan tekstur daging buahnya berongga. Untuk jenis daun dari
jambu biji air yaitu tunggal, tulang daun jambu air berbentuk menyirip, ujung daunnya berbentuk
meruncing dan pangkal daunnya membulat.
Karakteristik dari jambu lilin dapat dibedakan berdasarkan warna kulit buahnya yang
berwarna hijau, tekstur kulit buahnya tipis, buahnya berbentuk lonjong, warna biji buah putih
dan tekstur daging buahnya berongga. Jenis daun dari jambu lilin adalah tunggal, tulang daun
menyirip, ujung daunnya runcing dan pangkal daunnya membulat.
Berdasarkan tabel dan dendogram dapat dilihat bahwa hubungan kekerabatan terdekat
ditunjukkan oleh Syzygium aqueum (jambu air) dengan nilai persamaan karakteristik setiap
spesies 5 dan (jambu lilin merah) nilai persamaan karakteristik setiap spesies 6. Sedangkan
hubungan kekerabatan terjauh ditunjukkan oleh Psidium guajava (jambu biji) dengan nilai
persamaan karakteristik setiap spesies 4.
Berdasarkan tabel dan dendogram dapat dilihat bahwa hubungan kekerabatan terdekat
ditunjukkan oleh Blaberidae sp (kecoa) dengan nilai persamaan karakteristik setiap spesies 8 dan
Apis andreniformis (lebah) nilai persamaan karakteristik setiap spesies 4. Sedangkan hubungan
kekerabatan terjauh ditunjukkan oleh Gryllus mitratus (jangkrik) nilai persamaan karakteristik
setiap spesies.
Hasil dendogram menunjukkan bahwa jambu air hubungan kekerabatannya sangat dekat
dengan jambu lilin dan jauh kekerabatannya dengan jambu biji. Untuk insecta, hubungan
kekerabatan yang terdekat adalah kecoa dengan lebah dan yang jauh kekerabatannya yaitu
jangkrik.
DAFTAR PUSTAKA
Riandri, H. 2009. Biologi Kelas X SMA dan MA. Yogyakarta: Erlangga.
Tani, N., Tsumura, Y., Kado, T., Taguchi, Y., Lee, S. L., Muhammad, N., Ng, K. K. S., Numata,
S., Nishimura, S., Konuma, A. dan Okuda, T. 2009. Paternity Analysis-based
Inference of Pollen Dispersal Patterns, Male Fecundity Variation, and Influence of
Flowering Tree Density and General Flowering Magnitude in Two Dipterocarp
Species. Annals of Botany. 104 (3): 1421-1434.
Widia. 2018. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan yang Berpotensi sebagai Tanaman Hias dalam
Kawasan IUPHHK-HTI PT. Bhatara Alam Lestari di Desa Sekabuk Kecamatan
Sadaniang Kabupaten Mempawah. Jurnal Hutan Lestari. 6 (1): 147-157.
Widianti, T dan Noor, A. H. 2015. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang: Jurusan Biologi
FMIPA UNNES.
Wiryono. 2016. Mengenal Tipe Keragaman Tanaman Hias. Jurnal Biodiversitas. 17 (1): 249-
255.

Anda mungkin juga menyukai