Abstrak. Jangkrik (Grylluss sp.) adalah serangga yang berkerabat dengan belalang, memiliki
tubuh rata dan antena panjang. Serangga ini berukuran kecil sampai besar dan tergolong
bangsa orthoptera. Jangkrik mempunyai tubuh yang lebar dan pipih sehingga memudahkannya
untuk merayap di tempat yang sempit. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui morfologi
jangkrik dan membedakan anatomi jangkrik jantan dan betina, menentukan perilaku jangkrik
jantan dan betina, mendeskripsikan perilaku agonistik dan matting jangkrik jantan, serta
menentukan urutan hirarki jangkrik pada preferensi shelter dan betina. Metode yang digunakan
pada pengamatan ini, yaitu metode eksperimental dengan mengamati pola perilaku yang
dimunculkan oleh jangkrik jantan dan betina. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
morfologi pada jangkrik jantan terdapat stridulasi yang berfungsi untuk menghasilkan suara,
sedangkan jangkrik betina memiliki ovipositor yang tidak dimiliki oleh jangkrik jantan. Pada
pengamatan perilaku jangkrik jantan didominasi oleh perilaku freezing dan bunyi, sedangkan
jangkrik betina didominasi oleh perilaku walking dan grooming. Pada pengamatan perilaku
agresif, individu yang paling agresif dan dominan adalah individu jangkrik jantan B yang
ditunjukkan dengan melakukan perilaku agonistik sebanyak 5 kali. Pada pengamatan perilaku
matting, tidak muncul perilaku matting karena faktor lingkungan dan tingkat pencahayaan serta
tingkat stress pada jangkrik. Urutan hirarki individu dari yang paling dominan hingga
subordinat yaitu jangkrik jantan A, jangkrik jantan B, jangkrik jantan C, dan jangkrik betina
dimana jangkrik jantan lebih banyak memilih mendekati jangkrik betina daripada shelter.
Kata Kunci : bunyi, Gryllus sp., morfologi, perilaku.
PENDAHULUAN
Serangga (insekta) merupakan salah tersusun dalam satu segitiga tumpul, mulut,
satu kelompok (kelas) dari Arthropoda yang dan dua pasang sungut. Pada thorax terdapat
memiliki segmentasi tubuh meliputi caput, enam tungkai dan empat sayap. Bagian
thorax dan abdomen. Pada bagian caput abdomen (perut) khususnya posterior terdiri
(kepala) terdapat sepasang antena, Bagian dari ruas-ruas (Corey et al., 2000). Pada
kepala juga terdapat mata tunggal yang ujung abdomen jangkrik jantan dan betina
terdapat sepasang cerci berukuran panjang mengalami Metamorfosis tidak
dan tajam. Cerci tersebut berfungsi sempurna, kehidupanannya dimulai
menerima rangsangan dan untuk dari fase telur, kemudian menjadi
mempertahankan diri apabila terdapat musuh nimfa (serangga muda), melewati
yang berada dibelakang tubuh jangkrik. beberapa kali stadium instar dahulu
Jangkrik (Grylluss sp.) adalah serangga sebelum menjadi imago (serangga
yang berkerabat dengan belalang, memiliki dewasa) yang ditandai dengan adanya
tubuh rata dan antena panjang. Serangga ini dua pasang sayap, jangkrik umumnya
berukuran kecil sampai besar dan tergolong hidup baik di daerah yang bersuhu
bangsa orthoptera. Jangkrik mempunyai antara 20-30º C dengan kelembaban
tubuh yang lebar dan pipih sehingga 65-80%, jangkrik belum banyak
memudahkannya untuk merayap di tempat dibudidayakan sehingga perlu
yang sempit. Ukuran dan warna jangkrik dipelajari manajemen pemeliharaan
dewasa sangat bervariasi, tapi struktur tubuh terutama pakan yang digunakan
sama. Menurut Sudewi (2001) taksonomi terhadap pertumbuhan jangkrik.
jangkrik dapat dikelompokan dalam Jangkrik lokal memiliki ukuran lebih
penggolongan sebagai berikut: besar sehingga produksinya relatif
Kingdom : Animalia lambat dibanding jangkrik jerman
Fillum : Arthropoda (Indriyana, 2004).
Subfillum : Mandibulata Pada umumnya tubuh jangkrik
Kelas : Insecta terdiri atas tiga bagian yaitu kepala,
Subkelas : Pterygota toraks (dada), dan abdomen (perut).
Ordo : Orthoptera Pada bagian kepala terdapat dua
Famili : Gryllidae mulut yang dipakai untuk menggigit
Subfamilly : Gryllinae dan mengunyah makanan dua pasang
Genus : Gryllus kumis yang disebut palpi berfungsi
Species : Gryllus sp. untuk alat pencari makanan dan
Jangkrik merupakan serangga untuk mengetahui kemungkinan
pemakan daun yang biasa hidup di makanan itu dapat di makan atau
alam bebas. Jangkrik tergolong tidak (Mansy, 2002). Menurut,
serangga yang dalam kehidupannya Janwar (2001) bahwa jangkrik
memiliki ciri-ciri morfologis yang menggerakkan sayap secara
terdiri dari tiga bagian yaitu, kepala bersamaan atau stridulasi. Ada
(bagian interior), toraks (bagian berbagai macam nyanyian jangkrik
dada), dan abdomen (bagian perut yang masing-masing memiiliki tujuan
atau bagian posterior). Kepala terdiri berbeda, seperti mating call untuk
dari mata majemuk yang tersusun menarik perhatian dari jangkrik
dalam satu segitga tumpul, sepasang betina dan adapula nyanyian jangkrik
antena, satu mulut dan dua pasang yang dikeluarkan saat jangkrik
kumis. Toraks merupakan tempat merasa terancam (Nurhutama, 2011).
melekatnya enam tangkai dan empat Kekhasan dari nyanyian jangkrik ini
sayap, abdomen pada bagian posterir akan memudahkan tiap individu
terdiri dari ruas-ruas mempunyai jangkrik dalam menjalankan
sepasang cerci yang menjulur pada hidupnya, terutama menemukan
bagian belakang abdomen yang pasangan dari jenis yang sama
berfungsi sebagai indera peraba atau (Paimin, dkk. 1999).
perasa. Suara yang dihasilkan oleh
Habitat jangkrik adalah pada jangkrik jantan berasal dari organ
daerah dengan intensitas cahaya yang sensori yang disebut dengan
rendah, sehingga seringkali kita dapat stridulasi. Jangkrik jantan memiliki
menjumpai Jangkrik dibawah Chrip yang terdapat pada membran
bebatuan, tumpukkan kayu, serta Tympaniform di bagian kaki depan
celah-celah dedaunan dan dan berfungsi sebagai ‘instrumen
sebagainya. Persebaran jangkrik musik’ yang dinyanyikan lebih
cukup luas meliputi Eropa Tengah nyaring ketika berada pada jarak
dan Selatan, Asia, dan Afrika Utara yang relatif dekat dengan jangkrik
( University of Arizona, 1997). betina. Saat bunyi dihasilkan, sayap
Komunikasi yang dilakukan jangkrik jantan akan terangkat.
jangkrik ini disebut sebagai nyanyian Modifikasi bentuk sayap ini
jangkrik. Jangkrik jantan diperlukan untuk menghasilkan
mengeluarkan suara yang stridulasi sehubungan dengan adanya
ditimbulkan dengan cara dimorfisme seksual pada venasi
sayap depan. Struktur penghasil makanan (buah-buahan) dan shelter,
bunyi tidak akan ditemukan pada stop watch
jangkrik yang belum dewasa Cara kerja
(Simmons, 2010). 1. Pengamatan Morfologi
Jangkrik jantan mampu Jenis kelamin individu jangkrik
mengeluarkan suara nyanyian berupa (Gryllus sp.) betina ♀ dan jantan ♂
rayuan perkawinan yang khusus diamati morfologinya kemudian
dengan hadirnya seekor betina, yang didokumentasikan. Selanjutnya
biasanya mengarah ke kopulasi. Tipe diamati dan digambarkan membrane
nyanyian ini disebut dengan nyanyian tympaniform di bagian kaki depan
jangkrik tipe mating call. Jangkrik jangkrik (Gryllus sp.).
jantan menghasilkan nyanyian agresif 2. Persiapan
dengan hadirnya seekor jantan dari Aquarium yang telah
jenis lain disebut agonistic. Tipe dilengkapi dengan makanan dibagi
nyanyian ini biasanya dihasilkan bila menjadi dua bagian oleh sebuah
daerah seekor jantan dilanggar oleh dinding pemisah sebagai
jantan lainnya (Borror, 1996). kompartemen (a) dan kompartemen
Praktikum ini bertujuan untuk (b), lalu tiap kompartemen diisi oleh
mengetahui morfologi jangkrik dan seekor Gryllus Sp. yang telah
membedakan anatomi jangkrik jantan diidentifikasi jenis kelaminnya dan
dan betina, menentukan perilaku diberi penandaan pada bagian thorax
jangkrik jantan dan betina, terlebih dahulu. Selanjutnya diukur
mendeskripsikan perilaku agonistik masing-masing luasan kedua
dan matting jangkrik jantan, serta kompartemen.
menentukan urutan hirarki jangkrik 3. Pengamatan I
pada preferensi shelter dan betina. Perilaku Gryllus sp. jantan dan
METODE betina diamatai pada setiap
Alat dan Bahan kompartemen (a dan b), dicatat
Alat dan bahan yang digunakan semua perilaku yang tampak
pada praktikum kali ini yaitu Gryllus termasuk perilaku makan, dan bila
sp. (jangkrik), aquarium berisi memungkinkan, catat perioda
waktunya. Pengamatan I dilakukan yang lebih banyak untuk
selama 30 menit. Setelah itu, diperebutkan, individu Gryllus sp.
ditambahkan sebuah shelter dan betina atau shelter.
diamati kembali perilakunya. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Pengamatan II 1. Pengamatan Morfologi
Ditambahkan seekor Gryllus a. Pengamatan Jangkrik Jantan dan Betina
sp. jantan lainnya yang telah diberi Individu Betina
penanda ke dalam tiap kompartemen.
Diamati perilaku yang terjadi pada A
kedua Gryllus sp. yang memiliki B