Anda di halaman 1dari 13

Praktikum Biper | 2021

PERILAKU NYANYIAN PADA JANGKRIK (Gryllus sp.)


Silmi Nurhasanah1, Sophia Eka Tisnawati2, Ummu Hanifah Irawan3, Warosatun Najah4,
Yulistiana Azizah5
1,2,3,4,5
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. A. H. Nasution No. 105, Cipadung, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat 40614
e-mail: silminurhasanah43@gmail.com1, sophiatisna@gmail.com2, ummuhanifahirawan3@gmail.com3 warosatunnajah08@gmail.com4
, ,
yulissazizah31@gmail.com5

Abstrak. Jangkrik (Grylluss sp.) adalah serangga yang berkerabat dengan belalang, memiliki
tubuh rata dan antena panjang. Serangga ini berukuran kecil sampai besar dan tergolong
bangsa orthoptera. Jangkrik mempunyai tubuh yang lebar dan pipih sehingga memudahkannya
untuk merayap di tempat yang sempit. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui morfologi
jangkrik dan membedakan anatomi jangkrik jantan dan betina, menentukan perilaku jangkrik
jantan dan betina, mendeskripsikan perilaku agonistik dan matting jangkrik jantan, serta
menentukan urutan hirarki jangkrik pada preferensi shelter dan betina. Metode yang digunakan
pada pengamatan ini, yaitu metode eksperimental dengan mengamati pola perilaku yang
dimunculkan oleh jangkrik jantan dan betina. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
morfologi pada jangkrik jantan terdapat stridulasi yang berfungsi untuk menghasilkan suara,
sedangkan jangkrik betina memiliki ovipositor yang tidak dimiliki oleh jangkrik jantan. Pada
pengamatan perilaku jangkrik jantan didominasi oleh perilaku freezing dan bunyi, sedangkan
jangkrik betina didominasi oleh perilaku walking dan grooming. Pada pengamatan perilaku
agresif, individu yang paling agresif dan dominan adalah individu jangkrik jantan B yang
ditunjukkan dengan melakukan perilaku agonistik sebanyak 5 kali. Pada pengamatan perilaku
matting, tidak muncul perilaku matting karena faktor lingkungan dan tingkat pencahayaan serta
tingkat stress pada jangkrik. Urutan hirarki individu dari yang paling dominan hingga
subordinat yaitu jangkrik jantan A, jangkrik jantan B, jangkrik jantan C, dan jangkrik betina
dimana jangkrik jantan lebih banyak memilih mendekati jangkrik betina daripada shelter.
Kata Kunci : bunyi, Gryllus sp., morfologi, perilaku.

PENDAHULUAN
Serangga (insekta) merupakan salah tersusun dalam satu segitiga tumpul, mulut,
satu kelompok (kelas) dari Arthropoda yang dan dua pasang sungut. Pada thorax terdapat
memiliki segmentasi tubuh meliputi caput, enam tungkai dan empat sayap. Bagian
thorax dan abdomen. Pada bagian caput abdomen (perut) khususnya posterior terdiri
(kepala) terdapat sepasang antena, Bagian dari ruas-ruas (Corey et al., 2000). Pada
kepala juga terdapat mata tunggal yang ujung abdomen jangkrik jantan dan betina
terdapat sepasang cerci berukuran panjang mengalami Metamorfosis tidak
dan tajam. Cerci tersebut berfungsi sempurna, kehidupanannya dimulai
menerima rangsangan dan untuk dari fase telur, kemudian menjadi
mempertahankan diri apabila terdapat musuh nimfa (serangga muda), melewati
yang berada dibelakang tubuh jangkrik. beberapa kali stadium instar dahulu
Jangkrik (Grylluss sp.) adalah serangga sebelum menjadi imago (serangga
yang berkerabat dengan belalang, memiliki dewasa) yang ditandai dengan adanya
tubuh rata dan antena panjang. Serangga ini dua pasang sayap, jangkrik umumnya
berukuran kecil sampai besar dan tergolong hidup baik di daerah yang bersuhu
bangsa orthoptera. Jangkrik mempunyai antara 20-30º C dengan kelembaban
tubuh yang lebar dan pipih sehingga 65-80%, jangkrik belum banyak
memudahkannya untuk merayap di tempat dibudidayakan sehingga perlu
yang sempit. Ukuran dan warna jangkrik dipelajari manajemen pemeliharaan
dewasa sangat bervariasi, tapi struktur tubuh terutama pakan yang digunakan
sama. Menurut Sudewi (2001) taksonomi terhadap pertumbuhan jangkrik.
jangkrik dapat dikelompokan dalam Jangkrik lokal memiliki ukuran lebih
penggolongan sebagai berikut: besar sehingga produksinya relatif
Kingdom : Animalia lambat dibanding jangkrik jerman
Fillum : Arthropoda (Indriyana, 2004).
Subfillum : Mandibulata Pada umumnya tubuh jangkrik
Kelas : Insecta terdiri atas tiga bagian yaitu kepala,
Subkelas : Pterygota toraks (dada), dan abdomen (perut).
Ordo : Orthoptera Pada bagian kepala terdapat dua
Famili : Gryllidae mulut yang dipakai untuk menggigit
Subfamilly : Gryllinae dan mengunyah makanan dua pasang
Genus : Gryllus kumis yang disebut palpi berfungsi
Species : Gryllus sp. untuk alat pencari makanan dan
Jangkrik merupakan serangga untuk mengetahui kemungkinan
pemakan daun yang biasa hidup di makanan itu dapat di makan atau
alam bebas. Jangkrik tergolong tidak (Mansy, 2002). Menurut,
serangga yang dalam kehidupannya Janwar (2001) bahwa jangkrik
memiliki ciri-ciri morfologis yang menggerakkan sayap secara
terdiri dari tiga bagian yaitu, kepala bersamaan atau stridulasi. Ada
(bagian interior), toraks (bagian berbagai macam nyanyian jangkrik
dada), dan abdomen (bagian perut yang masing-masing memiiliki tujuan
atau bagian posterior). Kepala terdiri berbeda, seperti mating call untuk
dari mata majemuk yang tersusun menarik perhatian dari jangkrik
dalam satu segitga tumpul, sepasang betina dan adapula nyanyian jangkrik
antena, satu mulut dan dua pasang yang dikeluarkan saat jangkrik
kumis. Toraks merupakan tempat merasa terancam (Nurhutama, 2011).
melekatnya enam tangkai dan empat Kekhasan dari nyanyian jangkrik ini
sayap, abdomen pada bagian posterir akan memudahkan tiap individu
terdiri dari ruas-ruas mempunyai jangkrik dalam menjalankan
sepasang cerci yang menjulur pada hidupnya, terutama menemukan
bagian belakang abdomen yang pasangan dari jenis yang sama
berfungsi sebagai indera peraba atau (Paimin, dkk. 1999).
perasa. Suara yang dihasilkan oleh
Habitat jangkrik adalah pada jangkrik jantan berasal dari organ
daerah dengan intensitas cahaya yang sensori yang disebut dengan
rendah, sehingga seringkali kita dapat stridulasi. Jangkrik jantan memiliki
menjumpai Jangkrik dibawah Chrip yang terdapat pada membran
bebatuan, tumpukkan kayu, serta Tympaniform di bagian kaki depan
celah-celah dedaunan dan dan berfungsi sebagai ‘instrumen
sebagainya. Persebaran jangkrik musik’ yang dinyanyikan lebih
cukup luas meliputi Eropa Tengah nyaring ketika berada pada jarak
dan Selatan, Asia, dan Afrika Utara yang relatif dekat dengan jangkrik
( University of Arizona, 1997). betina. Saat bunyi dihasilkan, sayap
Komunikasi yang dilakukan jangkrik jantan akan terangkat.
jangkrik ini disebut sebagai nyanyian Modifikasi bentuk sayap ini
jangkrik. Jangkrik jantan diperlukan untuk menghasilkan
mengeluarkan suara yang stridulasi sehubungan dengan adanya
ditimbulkan dengan cara dimorfisme seksual pada venasi
sayap depan. Struktur penghasil makanan (buah-buahan) dan shelter,
bunyi tidak akan ditemukan pada stop watch
jangkrik yang belum dewasa Cara kerja
(Simmons, 2010). 1. Pengamatan Morfologi
Jangkrik jantan mampu Jenis kelamin individu jangkrik
mengeluarkan suara nyanyian berupa (Gryllus sp.) betina ♀ dan jantan ♂
rayuan perkawinan yang khusus diamati morfologinya kemudian
dengan hadirnya seekor betina, yang didokumentasikan. Selanjutnya
biasanya mengarah ke kopulasi. Tipe diamati dan digambarkan membrane
nyanyian ini disebut dengan nyanyian tympaniform di bagian kaki depan
jangkrik tipe mating call. Jangkrik jangkrik (Gryllus sp.).
jantan menghasilkan nyanyian agresif 2. Persiapan
dengan hadirnya seekor jantan dari Aquarium yang telah
jenis lain disebut agonistic. Tipe dilengkapi dengan makanan dibagi
nyanyian ini biasanya dihasilkan bila menjadi dua bagian oleh sebuah
daerah seekor jantan dilanggar oleh dinding pemisah sebagai
jantan lainnya (Borror, 1996). kompartemen (a) dan kompartemen
Praktikum ini bertujuan untuk (b), lalu tiap kompartemen diisi oleh
mengetahui morfologi jangkrik dan seekor Gryllus Sp. yang telah
membedakan anatomi jangkrik jantan diidentifikasi jenis kelaminnya dan
dan betina, menentukan perilaku diberi penandaan pada bagian thorax
jangkrik jantan dan betina, terlebih dahulu. Selanjutnya diukur
mendeskripsikan perilaku agonistik masing-masing luasan kedua
dan matting jangkrik jantan, serta kompartemen.
menentukan urutan hirarki jangkrik 3. Pengamatan I
pada preferensi shelter dan betina. Perilaku Gryllus sp. jantan dan
METODE betina diamatai pada setiap
Alat dan Bahan kompartemen (a dan b), dicatat
Alat dan bahan yang digunakan semua perilaku yang tampak
pada praktikum kali ini yaitu Gryllus termasuk perilaku makan, dan bila
sp. (jangkrik), aquarium berisi memungkinkan, catat perioda
waktunya. Pengamatan I dilakukan yang lebih banyak untuk
selama 30 menit. Setelah itu, diperebutkan, individu Gryllus sp.
ditambahkan sebuah shelter dan betina atau shelter.
diamati kembali perilakunya. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Pengamatan II 1. Pengamatan Morfologi
Ditambahkan seekor Gryllus a. Pengamatan Jangkrik Jantan dan Betina
sp. jantan lainnya yang telah diberi Individu Betina
penanda ke dalam tiap kompartemen.
Diamati perilaku yang terjadi pada A
kedua Gryllus sp. yang memiliki B

jenis kelamin sama pada satu D


C
kompartemen dan jenis kelamin yang
E
berbeda pada kompartemen lainnya. I
G
Waktu pengamatan masing-masing
selama 30 menit.
5. Pengamatan IV (4 ekor Gryllus sp.) F
H
Diangkat dinding pemisah J

berikut shelter dan semua makanan di (Dokumen Pribadi, 2021)


antara kedua kompartemen dan Individu Jantan
diupayakan agar keempat individu
Gryllus sp. berada dalam satu A

kompartemen kemudian didiamkan


B
selama 10 menit lalu dimasukkan
C
sebuah shelter tepat di tengah D
kompartemen. Setelah itu diamati dan E
dicatat perilaku yang terjadi di antara G

keempat individu selama 30 menit. F


Dicatat pula durasi/penggunaan H

waktu di sekitar shelter. Dibuat


(Dokumen Pribadi, 2021)
hierarki dari individu yang paling
dominan hingga subordinat. Hal apa Keterangan :
A. Antena
B. Kepala pada sayap belakang. Pada sayap terdapat
C. Kaki Depan struktur harp yaitu struktur sayap yang
D. Thoraks
berfungsi memperbesar suara yang
E. Kaki Tengah
F. Kaki Belakang dihasilkan oleh bagian kasar dibalik sayap
G. Abdomen depan dan bagian kasar pada sayap belakang.
H. Cerci
Suara yang dihasilkan jangkrik memiliki
I. Sayap
J. Ovipositor nada yang berfungsi untuk menarik perhatian
jangkrik betina atau perilaku agonistik. Suara
b. Pengamatan Membrane Tympaniform
tersebuti dapat dihasilkan pada saat sayap
Gambar Keterangan
jangkrik jantan terangkat.
A. Trokanter
B. Femur Dapat dilihat dari hasil pengamatan
C.Tympanum/ morfologi di atas bahwa jangkrik jantan dan
Telinga
betina memiliki bagian yang sama seperti
D. Tibia
E. Tarsus sepasang antena, kepala, toraks, dan
F. Claw/Cakar abdomen, juga terdapat sepasang kaki depan,
kaki tengah, dan kaki belakang. Pada jantan
(Dokumen Pribadi, 2021)
dan betina terdapat sepasang cerci, namun
Jangkrik (Gryllus sp.) merupakan yang membedakan jangkrik betina memiliki
hewan serangga (insekta) dari ordo Ovipositor dimana tidak dimiliki oleh
orthoptera. Secara morfologi jangkrik jangkrik jantan. Pada jangkrik betina terdapat
memiliki ukuran tubuh kecil sampai besar sepasang sayap yang baru tumbuh. Tubuh
(Borror et al., 1996). Menurut Nugroho, et jangkrik jantan dan betina berwarna coklat
al. (2020) bahwa venasi sayap depan kehitaman.
jangkrik betina berbentuk garis-garis lurus, Pada jangkrik betina memiliki alat
sedangkan pada jantan berbentuk tidak yang berfungsi sebagai penangkap suara atau
beraturan seperti melingkar dan ada yang “telinga” yang terletak dibagian timpanum di
lurus. Pada jangkrik jantan juga terdapat tungkai depan. Suara yang dihasilkan
stridulasi yang berfungsi untuk jangkrik jantan berperan untuk menarik
menghasilkan suara atau mengerik. Suara perhatian jangkrik betina, hanya individu-
mengerik dihasilkan dari bagian kasar sayap individu pasangan jenisnya yang dapat
depan yang bergesekan dan bagian kasar
menangkap suara dan menemukan sebanyak 9 kali, jumping sebanyak 3
pasangannya (Erniwati, 2012). kali, climbing sebanyak 5 kali dan
2. Pengamatan I tidak berbunyi.
Pada jangkrik jantan
Perilaku Jangkrik Jantan didominasi oleh perilaku freezing dan
12
10 bunyi, sedangkan pada jangkrik
8
6 betina lebih didominasi walking dan
4
grooming. Perilaku bunyi dilakukan
2
0
i
oleh jangkrik jantan ketika suhu
g g g g ng ng
in in in in pi bi ny
ed ez alk om m Bu lingkungan dalam keadaan panas.
F e
F re W ro Ju
m li
G C
Gunawan (2019) menyatakan bahwa
jangkrik mengeluarkan suara nyaring
Perilaku Jangkrik Betina
10 yang berasal dari getaran bulu
8
sayapnya yang saling bersentuhan.
6
4 Perilaku ini dilakukan oleh jangkrik
2
0 jantan untuk menunjukkan
g i
in in
g ng in
g ng ng ny
ed ez lki pi bi Bu
Fe e a om m i m eksistensinya dan menarik perhatian
Fr W
Gr
o Ju Cl
jangkrik betina. Arizona Erniwati
Dari hasil pengamatan (2019) menyatakan bahwa jangkrik
perilaku jangkrik jantan yang jantan mengeluarkan suara yang
dilakukan selama 30 menit, digunakan untuk menarik perhatian
didapatkan hasil jangkrik jantan jangkrik betina dan menolak jangkrik
melakukan feeding sebanyak 5 kali, jantan lainnya. Suara jangkrik itu
freezing sebanyak 10 kali, walking semakin keras dengan naiknya suhu
sebanyak 3 kali, grooming sebanyak sekitar. Pada saat jangkrik betina
5 kali, jumping tidak ditemukan, terpikat oleh jangkrik jantan, maka
climbing sebanyak 1 kali dan bunyi jangkrik jantan dan betina akan
sebanyak 8 kali. Sedangkan jangkrik melakukan mating. Mating dilakukan
betina melakukan feeding sebanyak 5 dengan cara jangkrik betina berada
kali, freezing sebanyak 7 kali, diatas tubuh jangkrik jantan, Setelah
walking sebanyak 8 kali, grooming itu jangkrik jantan akan
mengeluarkan sperma dan diletakkan mendorong dan menarik lawannya.
pada alat reproduksi jangkrik betina. Selain itu jangkrik juga akan
3. Pengamatan II mengeluarkan suara yang berasal dari
a. Pengamatan Perilaku agresif gesekan sayapnya dan bersuara lebih
rapat dan nyaring.
Individu yang paling agresif
Perilaku Jangkrik Kompartemen dan dominan adalah individu
A
14 jangkrik jantan B yang ditunjukkan
12
dengan melakukan perilaku agonistik
10
8 sebanyak 5 kali. Menurut Susilowati
6
4 (2007) agonistik adalah tingkah laku
2
yang mengarah kepada terjadinya
0
k i
ng zi n
g ng in
g ng ng isti ny perkelahian pada hewan-hewan satu
e di e a lki m pi bi n Bu
Fe e o m i m o
Fr W
Gr
o Ju Cl Ag
spesies. Insting berkelahi pada hewan
Jantan A Column1 dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi
Dalam kompartemen yang
genetik, saraf dan hormon.
berisi 2 ekor Gryllus sp. jantan,
Sedangkan faktor eksternal meliputi
muncul perilaku agresif di sekitar
lingkungan.
sumber makanan. Menurut Simmons
Individu subordinat adalah
(2010) perilaku agresif pada jangkrik
individu jangkrik jantan A yang
jantan timbul dari keinginan pejantan
ditandai dengan lebih banyak
pada saat kondisi tertentu, seperti
melakukan freezing dan tidak
untuk memperebutkan teritori,
menunjukkan perilaku agonistik.
memperebutkan betina atau merasa
Perilaku freezing dilakukan untuk
terancam sehingga melakukan
menghindari ancaman sebagaimana
pertarungan dengan pejantan yang
pernyataan Ros et al (2007) bahwa
lain. Terdapat tiga jenis perilaku
freezing adalah perilaku jangkrik
agresif pada jangkrik jantan yaitu
yang berdiam diri untuk bersembunyi
mengeluarkan bunyi, agonistik dan
atau menghindari ancaman. Perilaku
mendekat. Pada proses bertarung, tiap
freezing pada jangkrik biasanya
jantan akan berusaha untuk
dilakukan ditempat yang dirasa aman Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa
dan nyaman. perilaku jangkrik jantan yang dominan saat
Selanjutnya pada Jangkrik jantan B disatukan dengan jangkrik betina adalah
lebih sering berbunyi dibandingkan dengan berbunyi. Perilaku ini dilakukan oleh
jangkrik jantan A yang dapat dilihat pada jangkrik jantan untuk menunjukkan
grafik di atas bahwa jangkrik jantan A eksistensinya dan menarik perhatian jangkrik
berbunyi sebanyak 8 kali dan jangkrik jantan betina. Arizona Erniwati (2019) menyatakan
B berbunyi sebanyak 10 kali. Bunyi yang bahwa jangkrik jantan mengeluarkan suara
dihasilkan oleh kedua jangkrik jantan ini yang digunakan untuk menarik perhatian
adalah sebagai bentuk ancaman terhadap jangkrik betina dan menolak jangkrik jantan
jangkrik jantan yang lain. Sebagaimana lainnya. Suara jangkrik itu semakin keras
pernyataan Kumala (1999) bahwa terdapat dengan naiknya suhu sekitar. Akan tetapi
beberapa jenis nyanyian jangkrik yang pada pengamatan ini, dalam kompartemen
masing-masing mempunyai tujuan berbeda- yang berisi Gryllus sp. dengan jenis kelamin
beda, yaitu mating call untuk menarik yang berbeda tidak muncul perilaku kawin.
perhatian betina dan nyanyian jangkrik Hal ini mungkin disebabkan karena faktor
berupa ancaman agonistik untuk mengancam lingkungan dan tingkat pencahayaan serta
jangkrik jantan yang lainnya apabila dalam tingkat stress pada jangkrik. Karena dalam
keadaan terancam. hal normal saat berbeda kelamin disatukan
b. Pengamatan Perilaku Kawin dalam kompartemen akan terjadi perilaku
kawin. Dapat dilihat pada grafik diatas
Perilaku Jangkrik Kompartemen B bahwa jantan sudah mengeluarkan bunyi,
16
14 namun betina tidak memberikan respon
12
apapun terhadap jantan. Hal ini mungkin
10
8 dikarenakan faktor lingkungan dan stress
6
4 pada betina.
2
0 Perilaku dominan pada jangkrik betina
g g g g i
in in in in ng ng sti
k
ny
ed ez alk m pi bi ni Bu adalah freezing yaitu perilaku berdiam diri
e re o m im o
F F W ro Ju Cl A
g
G
untuk bersembunyi atau menghindari
Jantan Column1 ancaman. Perilaku freezing pada jangkrik
biasanya dilakukan ditempat yang dirasa
aman dan nyaman (Ros. et al, 2007). Hal dan intensitas cahaya yang tinggi
tersebut dapat terjadi pada saat dilakukan karena pengamatan dilakukan pada
penelitian dikarenakan terdapat beberapa siang hari. Kemudian dapat terlihat
faktor, diantaranya karena keadaan pula individu A menunjukkan
lingkungan pada saat penelitian, intensitas perilaku agonistik sebanyak 3 kali,
cahaya yang masih tergolong terang dan individu C dan B sebanyak 2 kali,
faktor perlakuan yang dapat meningkatkan dan individu betina tidak
stress. Hal hal itulah yang menyebabkan menunjukkan perilaku agonistik.
jangkrik lebih banyak diam atau freezing. Dengan demikian individu A
4. Pengamatan III merupakan individu yang paling
Perilaku Jantan Jantan Jantan Betina dominan karena yang paling banyak
A B C menunjukkan perilaku agonistik
Freezing 14 13 15 16
dibandingkan jangkrik lainnya. Scott
& Fredericson (1951) menjelaskan
Climbing - - - 2
perilaku agonistik banyak ditemui
Jumping - - - -
pada hewan-hewan yang terbatas
Grooming 8 10 7 8
makanan, tempat tinggal, dan
Walking 9 7 7 9
pasangannya. Kadang -kadang
Agonistik 3 2 2 -
hewan juga menunjukkan kekuatan
Dalam pengamatan ini 3 ekor kepada lawannya yang membuat
jantan dan 1 ekor jangkrik betina mereka terlihat lebih kuat dan besar
dimasukkan ke dalam satu tempat. serta dengan perilaku itu dapat
Terlihat perilaku yang paling sering memperoleh sumber daya tanpa
dilakukan oleh semua jangkrik adalah melalui pertarungan.
freezing, yaitu berdiam diri Jangkrik jantan lebih banyak
menghindari ancaman atau juga memilih mendekati jangkrik betina
sebagai sikap untuk beradaptasi dibandingkan dengan shelter. Hal ini
dengan lingkungan sekitar sesuai dengan Wagner dan Reyser
(Muhamad, 2011). Perilaku freezing (2002) bahwa jangkrik akan
dapat terjadi karena adanya beberapa cenderung memilih untuk mendekati
faktor seperti lingkungan yang ramai betina daripada menuju shelter jika
jangkrik tersebut merasa tidak lingkungan dan tingkat pencahayaan
terancam oleh keberadaan jangkrik serta tingkat stress pada jangkrik.
jantan lainnya. Berdasarkan Urutan hirarki individu dari yang
pengamatan perilaku yang diamati paling dominan hingga subordinat
selama 30 menit, dapat diketahui yaitu jangkrik jantan A, jangkrik
bahwa hierarki individu dari yang jantan B, jangkrik jantan C, dan
paling dominan hingga subordinat jangkrik betina dimana jangkrik
yaitu jangkrik jantan A, jangkrik jantan lebih banyak memilih
jantan B, jangkrik jantan C, dan mendekati jangkrik betina daripada
jangkrik betina. shelter.
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan pengamatan Arizona University, Arizona. Erniwati.
yang telah dilakukan dapat (2019). Biologi Jangkrik (Orthoptera:
disimpulkan bahwa morfologi pada Gryllidae) Budidaya Dan Peranannya.
jangkrik jantan terdapat stridulasi Fauna Indonesia. 11(2).
yang berfungsi untuk menghasilkan Borror, D. J., Triplehorn, C. A., & Johnson,
suara, sedangkan jangkrik betina N. F. (1996). Pengenalan Pelajaran
memiliki ovipositor yang tidak Serangga Edisi ke-6. S. Partosoedjono,
dimiliki oleh jangkrik jantan. Pada Penerjemah. Gajahmada University
pengamatan perilaku jangkrik jantan Press: Yogyakarta.
didominasi oleh perilaku freezing dan Erniwati. (2019). Biologi Jangkrik
bunyi, sedangkan jangkrik betina (Orthoptera: Gryllidae) Budidaya Dan
didominasi oleh perilaku walking dan Peranannya. Fauna Indonesia. 11(2).
grooming. Pada pengamatan perilaku Gunawan, H. (2019). Mendulang Untung
agresif, individu yang paling agresif dari Budidaya Jangkrik. Laksana.
dan dominan adalah individu Hasanah, U. (2015). Pengaruh Pemberian
jangkrik jantan B yang ditunjukkan Aneka Pakan Hijauan yang Berbeda
dengan melakukan perilaku agonistik Terhadap Daya Tahan Hidup Jangkrik
sebanyak 5 kali. Pada pengamatan Kalung (Gryllus Bimaculatus).
perilaku matting, tidak muncul Disertasi. IAIN Palangka Raya:
perilaku matting karena faktor Palangka Raya.
Indriyana, A. 2004. Penampilan Jangkrik Paimin, F.B., L.E. Pudjiastuti dan Erniwati.
Jerman yang Diberi Pakan Kosentrat 1999. Sukses Beternak Jangkrik.
Dengan Daun Singkong atau Daun Penebar Swadaya: Jakarta.
Pepaya. Skripsi. Fakultas Peternakan. Ross, A., Hebert Charles., June.K.P. 1982. A
Institut Pertanian Bogor. Bogor. textbook Of Entomology. Chichester
Janwar, F.D. 2001. Pertumbuhan dan Bribane: New York.
mortalitas jangkrik Cliring pada Masa Simmons. P. J. 2010. Nerve Cell And Animal
Pembesaran Dengan Kepadatan dan Behavior. Cambridge University Press:
Jenis Pakan Tambahan yang Berbeda. New York.
Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Scott, J. P. & Frederickson, E. (1951).
Pertanian Bogor. Bogor. Physiol. Zool. 24, 273.
Kumala, L. 1999. Sukses Budidaya Jangkrik. Sudewi, L. E. 2001. Produktivitas dua jenis
Arloka: Surabaya. Jangkrik lokal Gryllus testaceus Walk
Mansy. 2002. Performa Jangkrik Kalung dan Gryllus mitratus Burn (Orthoptera:
(Gryllus bimaculatus) yang diberi Gryllidae) yang dibudidayakan. J.
Kombinasi Kosentrat dengan Daun Berita Biologi. 5(2): 169- 175.
Sawi dan Daun Singkong Selama Masa Susilowati, R.S.E. 2001. Tingkah Laku
Pertumbuhan. Skiripsi. Institut Hewan. FMIPA UM: Malang.
Pertanania Bogor: Bogor. Wagner, W.E.,2002. The Importance of
Muhamad. 2011. Cerdas Budidaya Jangkrik. Calling Song And Courtship Song
Pustaka Baru Press: Yogyakarta. InFemale Mate Choice In The Variable
Nugroho, A.A., Sal Sabilla, N.H., Field Cricket. Animal Behavior. 59:
Setyaningrum, D., Prastin, F.P., dan 1219-122.
Dani, T.R. 2020. Studi Pola Interaksi
Perilaku Jangkrik (Gryllus
Bimaculatus) Jantan dan Betina.
Florea : Jurnal Biologi dan
Pembelajarannya. 7(1) : 41-47.
Nurhutama, Dias Mandala. 2011. Perilaku
Nyanyian Jangkrik Gryllus sp. Institut
Teknologi Bandung: Bandung

Anda mungkin juga menyukai