GENETIKA
PERCOBAAN I
ASISTEN : NURHIKMAH
LABORATORIUM GENETIKA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
keturunannya, agar jenis nya tidak punah. Seperti yang kita ketahui bahwa ada sifat-
sifat yang diwariskan oleh induk kepada keturunanya dan Mendel membuat suatu
model pewarisan sifat-sifat tersebut yang kebenaranya diakui sampai saat ini yaitu
dihasilkan. Faktor keturunan pada setiap individu terdapat secara berpasangan dalam
bentuk unit. Mendel berpendapat bahwa pasangan tersebut terpisah secara seimbang
dalam bentuk komponen reproduksi jantan dan betina (gamet). Dengan demikian,
Pisum sativum, Mendel menarik kesimpulan bahwa dua alel yang berlawanan untuk
sifat tertentu seperti fenotip tinggi dan pendek. Alasan Mendel memilih kacang ercis
dikarenakan kacang ercis mudah diamati fenotipnya, dapat hidup relatif singkat.
atau peluang dan sebagainya. Seorang ibu yang menghadapi kelahiran anaknya
Dalam ilmu Genetika, kemungkinan ikut mengambil peranan penting. Misalnya, soal
membuahi sel telur, berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga terjadi
teori Mendel dengan rasio fenotip F2 yang diperoleh 9:3:3:1 melalui imitasi
gen yang dibawa oleh gamet-gamet tertentu sehingga akan bertemu secara acak atau
random.
1.2 Tujuan Percobaan
kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet tertentu dan akan bertemu
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3 Maret 2020 pukul
TINJAUAN PUSTAKA
Sosial). Prinsip dasar social learning menyatakan sebagian besar dari yang dipelajari
Pada percobaan ini, imitasi dapat diartian sebagai proses peniruan sifat-sifat secara
Perbandingan genetis merupakan suatu cara membedakan dua hal atau tiga hal
berbeda dalam pewarisan sifat dari orang tua kepada keturunannya yang akan
hidup yang tidak dimiliki oleh orang lain karena memperhitungkan sifat genetik yang
Dari kenyataan adanya ciri yang memang terhadap yang lainnya, J. G. Mendel
alel dominan sedangkan yang lainnya resesif). Dari kenyataannya bahwa cirri-ciri
induk muncul kembai pada turunan tanaman ercis yang tumbuh dari biji heterozigot,
Mendel menyimpulkan bahwa kedua factor untuk kedua cirri tidak bergabung (tidak
bercampur dalam cara apapun kedua factor ini tetap berdiri sendiri selama hidupnya
individu dan memisah pada waktu pembentukan gamet-gamet . dalam hubungan ini
separuh gamet mambawahi satu factor, sedangkan separuhnya yang lain membawahi
factor lainnya. Kesimpulan terakhir ini lah yang dikenal dengan hukum pemisahan
secara genetik dari satu organisme kepada keturunannya. Hukum ini didapat dari
hasil penelitian Gregor Johann Mendel, seorang biarawan Austria. Hukum Pertama
Mendel (hukum pemisahan atau segregation). Isi dari hukum segregasi: pada waktu
berlangsung pembentukan gamet, setiap pasang gen akan disegregasi ke dalam
Konsep yang salah bahwa gen homozigot tidak terjadi pemisahan. Individu
dengan genotipe BB atau bb disebut homozigot karena memiliki dua gamet yang
2013).
Hanya saja hasil pemisahan adalah gamet yang sama yakni B dan B atau b dan b.
Jadi semua individu dengan genotip homozigot atau heterozigot sama-sama akan
Konsep yang salah bahwa pemisahan gen berlangsung apabila gen Aa dan Bb
letaknya (lokusnya) berjauhan. Jika kedua macam gen itu lokusnya berdekatan maka
gen akan sulit memisah secara bebas, dengan kata lain gen-gen itu berpautan satu
dengan yang lain. Jadi jika gen Aa dan Bb berpautan (AaBb) maka gamet yang
Kedua alel setiap karakter berpisah selama produksi gamet. Jika suatu
organisme mempunyai alel yang sama untuk karakter tertentu, maka organisme
tersebut merupakan galur murni karakter tersebut dan akan muncul salinannya di
semua gamet. Namun, jika ada alel-alel yang berlawanan, seperti hibrid F 1, maka
50% dari gamet mendapat alel dominan, sedangkan 50% lainnya mendapat alel
bahwa dua alternatif yang berlawanan untuk sifat tertentu seperti tinggi dan pendek.
Konsep ini dikenal dengan dominan dan resesif. Mengenai tinggi tanaman pada ercis,
tinggi adalah dominan terhadap pendek sedangkan mengenai warna polong, hijau
dominan terhadap kuning. Mendel melihat adanya konsistensi dalam jumlah tipe
parental pada F2. Nampaknya selalu ada rasio pada perbandingan 3 : 1. Sumbangan
pikiran Mendel tidak berhenti pada pengenalan rasio saja. Mendel mengadakan
hipotesis bahwa sifat-sifat tersebut ditentukan oleh sepasang unit, dan hanya sebuah
unit diteruskan kepada keturunannya oleh setiap induk. Hal ini dikenal dengan
2013):
P: ♀ Tinggi x Pendek ♂
DD dd
G: D d
F1 : Tinggi
Dd
F2 :
D DD Dd
(tinggi) (tinggi)
D Dd dd
(tinggi) (pendek)
Keterangan:
DD : Dd : dd = 1 : 2 : 1
kesimpulan bahwa pada saat pembentukan gamet-gamet (serbuk sari dan sel telur)
dikenal dengan nama “The Law of Segregation of Allelic Genes” (Hukum Pemisahan
assortment). Isi dari hukum pasangan bebas: Segregasi suatu pasangan gen tidak
gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas
(Cahyono, 2010).
Dalam praktek dua individu dapat mempunyai beda sifat lebih dari satu,
misalnya beda mengenai bentuk dan warna biji kapri. Hasil persilangannya (F 1)
dinamakan dihibrid. Mula-mula tanaman kapri yang bijinya berkerut hijau (bbkk)
disilangkan dengan tanaman yang bijinya bulat kuning homozigotik (BBKK). Semua
kombinasi terdiri dari 4 macam fenotip, ialah berbiji bulat kuning, bulat hijau
tanaman kapri Pisum sativum ia memperhatikan dua sifat keturunan yang ditentukan
P: ♀ BBKK ♂bbkk
bulat kuning berkerut hijau
sel telur: BK serbuk sari: bk
F1: BbKk
bulat kuning
serbuk sari: BK, Bk, bK, bk
sel telur: BK, Bk, bK, bk
F2:
Tabel II.2 Persilangan Dihibrid
BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKk BbKk
bulat bulat bulat bulat
kuning kuning kuning kuning
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
bulat bulat bulat bulat
kuning hijau kuning hijau
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
bulat bulat berkeriput berkeriput
kuning kuning kuning kuning
bk BbKk Bbkk BbKK bbkk
bulat bulat berkeriput berkeriput
kuning hijau kuning hijau
Jika dalam suatu percobaan atau eksperimen hanya memiliki dua hasil
keluaran, sepertihalnya pelemparan mata uang, kita mendapatkan sisi depan dan sisi
frekuensi kedua hasil tersebut cukup signifikan terhadap frekuensi yang diharapkan.
Namun demikian, jika lebih dari dua hasil yang muncul, katakanlah ada k- hasil,
maka distribusi normal tidak dapat digunakan untuk menguji perbedaan signifikan
dilambangkan dengan 2). Jika kita mempunyai frekuensi observasi sebanyak k, yaitu
o1, o2, o3, …., ok dan frekuensi harapan (expectation) yaitu e1, e2, e3 , …, ek, maka
harapan. Jika2> 0, maka antara hasil observasi dan nilai harapan tidak terjadi
kesesuaian sempurna. sSemakin besar nilai 2, ketidaksesuaian antara hasil observasi
Penyimpangan semu terjadi karena interaksi antar alel dan genetik sebagai
a. Interaksi alel adalah berbagai bentuk interaksi alel yang merupakan interaksi
dominan tidak sempurna, kodominan, variasi dua atau lebih gen sealel (alel
alel yang satu tidak dipengaruhi oleh alel yang lain. Contohnya sapi berwarna
d. Alel ganda adalah fenomena adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen. Umumnya
gen tersusun dari dua alel alternatifnya. Alel ganda dapat terjadi akibat mutasi dan
mutasi menyebabkan banyak variasi alel. Gejala adanya dua atau lebih fenotipe
dapat menyebabkan kematian. Contoh alel letal resesif adalah albino pada
tumbuhan dan sapi bulldog. Alel letal dominan adalah alel yang dalam keadaan
dan hipostasis, serta komplementer. Interaksi ini menyebabkan rasio tidak sesuai
g. Atavisme adalah munculnya suatu sifat sebagai akibat interaksi dari beberapa gen.
Contoh atavisme adalah sifat genetis pada jengger ayam. Ada empat bentuk
jengger ayam, yaitu walnut (R_P_), rose (RRP_), pea (rrP_), dan single (rrpp).
menambah. Polimeri terjadi akibat interaksi atara dua gen atau lebih sehingga
disebut juga sifat gen ganda. Contoh polimeri terdapat pada percobaan
fenotipe 15 : 1.
i. Kriptomeri adalah sifat gen dominan yang tersembunyi, jika gen tersebut berdiri
sendiri, namun gen dominan tersebut berinteraksi dengan gen dominan lainnya,
maka sifat gen dominan yang tersembunyi sebelumnya akan muncul. Contoh
dimana gen dengan alel dominan menutupi kerja gen lain, epistasis resesif yaitu
gen dengan alel homozigot resesif mempengaruhi gen lain, epistasis gen dominan
rangkap adalah peristiwa dua gen dominan atau lebih yang bekerja untuk
gen yang saling melengkapi. Interaksi gen tersebut disebut juga epistasis gen
resesif rangkap.
atau persilangan ulang dengan jenis kelamin yang dipertukarkan. Persilangan yang
merupakan kebalikan dari persilangan yang semula dilakukan. Sebagai contoh dapat
Mula-mula, serbuk sari dan bunga pada tanaman berbuah polong hijau
diserbukkan pada putik bunga pada tanaman berbuah polong kuning. Pada
persilangan berikutnya cara tersebut diatas dibalik. Dari kedua macam persilangan
tersebut adalah ternyata didapatkan keturunan F1 atau F2 yang sama (Suryo, 2011).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat tulis menulis.
III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah biji genetik berbagai warna.
1. Dominansi Penuh
b. Diambil satu biji genetik dari kantong kanan dengan tangan kanan dan satu
biji genetik dari kantong kiri dengan tangan kiri pada waktu yang bersamaan
diperoleh.
hasilnya pada asisten dan menulis hasil data kelas (data yang diperoleh dari
a. Dilakukan metode yang sama dengan dominansi penuh, hanya berbeda dalam
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
VI.1 Hasil
1. Dominansi Penuh
a) Data Kelompok
a. Data Kelas
IV.2 Pembahasan
hidup yang tidak dimiliki oleh orang lain karena memperhitungkan sifat genetik yang
Dari hasil eksperimen Mendel pada kacang ercis, Mendel menarik kesimpulan
bahwa dua alternatif yang berlawanan untuk sifat tertentu seperti tinggi dan pendek.
Konsep ini dikenal dengan dominan dan resesif. Mengenai tinggi tanaman pada ercis,
tinggi adalah dominan terhadap pendek sedangkan mengenai warna polong, hijau
dominan terhadap kuning. Mendel melihat adanya konsistensi dalam jumlah tipe
parental pada F2. Nampaknya selalu ada rasio pada perbandingan 3 : 1. Sumbangan
pikiran Mendel tidak berhenti pada pengenalan rasio saja. Mendel mengadakan
hipotesis bahwa sifat-sifat tersebut ditentukan oleh sepasang unit, dan hanya sebuah
unit diteruskan kepada keturunannya oleh setiap induk. Hal ini dikenal dengan
penyilangan dengan kombinasi sifat yang berbeda, Mendel memperoleh hasil yang
secara tetap sama dan tidak berubah-ubah. Pengamatan ini meghasilkan formulasi
Hukum Mendel II (asortasi bebas) yang menyatakan bahwa gen-gen menentukan
sifat-sifat yang berbeda dipindahkan secara bebas satu dengan yang lain dan akan
gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet tertentu dan
akan bertemu secara acak atau random. Metode yang digunakan adalah metode papan
terdapat dua hukum yang mengaturnya, yaitu Hukum Mendel I(segresi bebas) dan
Hukum Mendel II (asortasi bebas) dan untuk menguji hipotesis kemungkinan yang
dapat di peroleh dari persilangan dapat digunakan uji chi kuadrat (chi-square).
Dari hasil percobaan pada data kelompok diperoleh 7 K-B- (Kuning bernas), 5
K-bb (Kuning kisut), 3 kkB- (Putih bernas), dan 1 kkbb (Putih kisut). Jika menurut
teori Mendel karena bersifat dihibrid (K-B-) maka perbandingan fenotipnya 9:3:3:1.
Maka ekspektasi yang sesuai dengan teori Mendel dihasilkan 9 K_B_ (Kuning
bernas), 3 K_bb (Kuning kisut), 3 kkB_ (Putih bernas), dan 1 kkbb (Putih kisut). Dari
hasil perhitungantelah didapatkan 2 = 1,77. Oleh karena ada empat kelas fenotip
(yaitu kuning bernas, kuning kisut, putih bernas dan putih kisut), berarti ada derajat
kebebasan 4-1 = 3. Angka 1,77 tidak tercantum pada tabel , tetapi angka itu terletak
antara angka 1,42 dan 2,37. Nilai kemungkinannya terletak antara 0,50 dan 0,70.
Karena nilai kemungkinan itu lebih besar daripada 0,05 (batas signifikan) maka dapat
Dari hasil pengamatan dengan data kelas diperoleh 61 K-B- (Kuning bernas),
27 K-bb (Kuning kisut), 16 kkB- (Putih bernas), dan 8 kkbb (Putih kisut). Jika
menurut teori Mendel karena bersifat dihibrid (K-B-) maka perbandingan fenotipnya
9:3:3:1. Maka ekspektasi yang sesuai dengan teori Mendel dihasilkan 63 K_B_
(Kuning bernas), 21 K_bb (Kuning kisut), 21 kkB_ (Putih bernas), dan 7 kkbb (Putih
kisut). Hasil ekspektasi ini diperoleh dari perbandingan teori Mendel dikali dengan
jumlah total keseluruhan percobaan yaitu 112. Pada K_B_, menurut teori Mendel
dihasilkan 9/16 X 112 = 63 yang bersifat kuning bernas, namun dari percobaan
diperoleh 61 berarti terdapat deviasi sebesar -2, dimana deviasi ini diperoleh dari
hasil yang diperoleh dikurangi dengan ekspektasi. Pada K_bb dan kkB_, menurut
teori Mendel dihasilkan 3/16 X 112 = 21 yang bersifat kuning kisut dan putih bernas,
namun dari percobaan diperoleh 27 kuning kisut dan 16 putih bernas berarti terdapat
deviasi sebesar 6 pada kuning kisut dan -5 pada putih bernas. Dan pada kkbb,
menurut teori Mendel dihasilkan 1/16 X 112 = 7 yang bersifat putih kisut, namun dari
Dari data-data tersebut hasil dari total deviasi pangkat dua dibagi dengan total
square ini dicari untuk membuktikan data hasil percobaan yang dilakukan dalam
laboratorium sudah sesuai dengan teori yang ada supaya percobaan yang dilakukan
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
7:5:3:1 dengan melakukan percobaan dengan cara mengambil dari kantong secara
fenotipe dengan rasio mendekati perbandingan 9:3: 3:1, dan nilai kemungkinan yang
diperoleh terletak antara 0,50 dan 0,70. Karena nilai kemungkinan itu lebih besar
daripada 0,05 (batas signifikan) maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
V.2 Saran
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Nusantari, E., 2013. Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Buku Ajar di
Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Sains. 1 (1): 59-60.
Oktarisna, F. A., Andy, S., Arifin, N. S., 2013. Pola Pewarisan Sifat Warna Polong
pada Hasil Persilangan Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Varietas
Introduksi dengan Varietas Lokal. Jurnal Produksi Tanaman. 1 (2): 82-84.
Putri E. D., 2013. Aplikasi Kombinator dalam Analisis Genetika Mendelian. Jurnal
Pendidikan Sains. 1(1): 23-26.