Anda di halaman 1dari 6

p-ISSN : 2338-7173

e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi April 2022, Vol. (x), No.(x)

Penerapan Persilangan Dihibrid dalam Perbandingan


Genetik Mendel dan Intrepetasi Chi-Square Hitungnya
terhadap Chi-Square Table

Wildah Choirin Najwah1, Wafa Shafira2, Tiara Nurul Arifiah3, Vina Fauziah4
11920601151, 11920601142, 11920601113, 11920601134
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan MIPA, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
najwahchoirin79@gmail.com *, wafashafira@gmail.com, tiaranurularifiah11@gmail.com,
fauziahvina5@gmail.com
0895359754820* *(Wildah Choirin Najwah)

ABSTRAK

ABSTRACT
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi April 2022, Vol. (x), No.(x)

PENDAHULUAN dikarenakan persilangan dihibrid melibatkan


dua lokus. Konsep penting dalam genetika
Persilangan dihibrid merupakan populasi yang melibatkan dua lokus yaitu
persilangan antara dua individu sejenis adanya keterkaitan antar keduanya.
dengan memperhatikan dua sifat beda (Arsal, Dasar fisik Hukum Segregasi Mendel
2018: 36). Persilangan ini berkaitan dengan yaitu pemisahan atau separasi kromosom-
Hukum Mendel II yang memiliki prinsip kromosom homolog sewaktu meiosis melalui
pemasangan secara bebas. Hukum Mendel II pembelahan reduksi. Alel-alel atau gen-gen
menyatakan bahwa pada pembentukan gamet, yang menentukan sifat tertentu, berada
alel dari gen yang berbeda terpisah secara mosom akan terpisah ke kutub yang berbeda
independen (tidak bergantung satu sama lain) pada tahap anafase I, sehingga menghasilkan
(Artadana & Savitri, 2018: 25). Hukum gamet yang berbeda.
Mendel II ini hanya berlaku untuk gen Ciri-ciri induk pada persilangan
(pasangan alel) yang terletak pada kromosom monohibrid akan muncul kembali pada
yang berbeda, yaitu pada kromosom yang turunan yang tumbuh dari individu
tidak homolog atau untuk gen yang sangat heterozigot. Hal tersebut oleh J.G. Mendel
berjauhan pada kromosom yang sama disimpulkan bahwa kedua faktor untuk kedua
(Effendi, 2020: 45). ciri tidak bergabung dalam cara apapun,
Untuk membuktikan hukum tersebut, sehingga kedua faktor tersebut tetap berdiri
Mendel melakukan eksperimen dengan sendiri selama hidupnya pada waktu
membastarkan tanaman Pisum sativum pembentukan gamet-gamet. Selanjutnya,
bergalur murni dengan dua sifat beda yang separuh gamet membawahi satu faktor,
diamati, yakni biji bulat berwarna kuning sedangkan faktor yang lain dibawahi oleh
dengan biji kisut berwarna hijau. Gen bulat separuh gamet lainnya. Persilangan
dominan terhadap kisut dan gen kuning monohibrid yang dikemukakan oleh J.G.
dominan terhadap hijau. Dari pembastaran Mendel tersebut merupakan dasar untuk ilmu
tersebut diperoleh perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. genetika Mendel. Persilangan ini dapat terjadi
Dalam membuat persilangan itu, Mendel pada semua kelompok organisme terutama
menganggap bahwa gen-gen pembawa kedua yang bereproduksi secara seksual (Firdauzi,
sifat berpisah secara bebas terhadap 2014: 196).
sesamanya sewaktu terjadi pembentukan Pada persilangan monohibrid,
gamet. Hukum Mendel II disebut pula dengan karakter-karakter genetik diatur oleh unit
Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas faktor yang berpasangan yang terdapat di
(The Law Independent Assortment of Genes). dalam tiap individu. Individu diploid
Angka perbandingan fenotip pada persilangan menerima satu faktor dari masing-masing
dihibrid yaitu 9 : 3 : 3 : 1 (Susanto dkk, 2017: induk. Dari hasil persilangan, akan dihasilkan
14-15). tiga kemungkinan kombinasi pasangan yang
Menurut Wijayanto (2013: 79), disebabkan oleh faktor yang berpasangan.
persilangan dihibrid memiliki tingkat Ketiga kemungkinan kombinasi pasangan
kerumitan yang lebih tinggi dibandingkan tersebut, yaitu keduanya sifat dominan,
dengan persilangan monohibrid. Hal ini keduanya sifat resesif, dan satu dominan satu
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi April 2022, Vol. (x), No.(x)

resesif (Mustami, 2013: 31). Persilangan 4. Untuk membuktikan perbandingan


monohibrid menghasilkan keturunan pertama menurut Mendel 9 : 3 : 3 : 1 untuk rasio
(F1) yang seragam. Keturunan pertama (F1) fenotip pada persilangan dihibrid.
persilangan ini mempunyai fenotip yang 1. Untuk menghitung hasil X2 pada
serupa dengan induknya yang dominan jika persilangan dihibrid.
dominansi tampak sepenuhnya. Pemisahan 2. Untuk menginterpretasi nilai X2
alel terjadi saat keturunan pertama (F1) persilangan dihibrid setelah
heterozigot membentuk gamet-gamet yang dibandingkan dengan nilai X pada 2

akan menyebabkan gamet hanya memiliki table.


salah satu alel saja (Effendi, 2020: 5-6).
Persilangan monohibrid terbagi atas METODE PENELITIAN
persilangan monohibrid dominan penuh dan
persilangan monohibrid intermediet. Metode Penelitian dan Teknik
Persilangan monohibrid dominan penuh Pengumpulan Data
merupakan persilangan antar dua individu Metode yang digunakan dalam
sejenis yang memiliki sifat dominan penuh penelitian ini adalah metode penelitian
dengan individu lain yang bersifat resesif. eksperimental dengan instrumen
Persilangan monohibrid dominan penuh pengumpulan data secara eksperimen. Jaedun
menghasilkan keturunan pertama (F1) yang (2011: 5), menyatakan bahwa penelitian
mempunyai fenotip yang sama dengan sifat eksperimen merupakan penelitian yang
induk yang dominan, sedangkan pada dilakukan terhadap variabel yang data-
persilangan monohibrid intermediet datanya belum ada sehingga perlu dilakukan
menghasilkan keturunan pertama (F1) yang di proses manipulasi melalui pemberian
antaranya memiliki fenotip yang terlihat treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek
berbeda dengan induknya. Persilangan antara penelitian yang kemudian diamati atau diukur
keturunan pertama (F1) dari hasil persilangan dampaknya. Metode penelitian eksperimen
monohibrid akan menghasilkan keturunan pada umumnya digunakan dalam penelitian
kedua (F2) yang terdiri atas dua macam yang bersifat laboratoris seperti halnya pada
fenotip dengan rasio perbandingan 3 : 1 atau penelitian ini. Teknik pengumpulan data pada
tiga macam genotip dengan rasio penelitian ini dilakukan dengan percobaan
perbandingan 1 : 2 : 1 (Wahyuningsih, 2019: secara langsung di dalam laboratorium dan
4). melakukan uji coba persilangan monohibrid
Berdasarkan latar belakang di atas, menggunakan alat dan bahan yang telah
maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai disiapkan. Adapun teknik analisis data
berikut: dilakukan menggunakan metode analisis data
1. Apakah terbukti perbandingan menurut kuantitatif statistik deskriptif. Statistik
Mendel 9 : 3 : 3 : 1 untuk rasio fenotip deskriptif menurut Sutisna (2020: 7),
pada persilangan dihibrid? merupakan statistic yang digunakan untuk
2. Bagaimana hasil X2 pada persilangan menganalisis data dengan cara
dihibrid? mendeskripsikan atau menggambarkan data
3. Bagaimana interpretasi nilai X2 yang telah terkumpul sebagaimana adanya
persilangan dihibrid setelah tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
dibandingkan dengan nilai X2 pada berlaku untuk umum atau generalisasi.
table?
Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun tujuan penelitian percobaan Penelitian ini dilakukan pada hari
persilangan monohibrid adalah sebagai Jum’at, 1 April 2022 pukul 10.40 WIB di
berikut:
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi April 2022, Vol. (x), No.(x)

Laboratorim Terpadu Universitas Islam Jumlah 50


Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
Tabel 2. Fenotip
Alat dan Bahan Fenotip Frekuensi
Alat dan bahan yang digunakan pada Merah-Hijau 22
percobaan persilangan monohibrid yaitu Merah-Kuning 11
kancing genetika 4 macam warna masing- Putih-Hijau 14
masing berjumlah 25 pasang dan kotak Putih-Kuning 3
sebanyak 4 buah. Jumlah 50

Langkah Kerja Tabel 3. Hasil Perhitungan X2 Genotip


1. Sebanyak 25 pasang kancing dari setiap Kelas O E O-E = d2 X2 =
warna masing-masing menjadi dua Genotip d d2/E
bagian yang sama sebagai gamet jantan MMKK 4 3,12 0,88 0,77 0,24
(kancing menonjol) dan gamet betina MmKK 5 6,25 -1,25 1,56 0,24
(kancing melekuk). MmKk 8 12,5 -4,5 20,2 1,62
2. Masing-masing gamet jantan dari kancing 5
merah (M) dan kancing putih (m) MMKk 5 3,12 1,88 3,53 0,7
dicampurkan, juga gamet betina masing-
mmKk 6 6,25 -0,25 0,06 0,001
masing dari kancing merah (M) dan
mmKK 8 6,25 1,75 3,06 0,38
kancing putih (m), kemudian
MMkk 8 3,12 4,88 23,8 7,63
dipasangkan secara acak (kelompok ini
Mmkk 3 3,12 -0,12 0,01 0,001
disebut kelompok A).
3. Langkah pada nomor 2 dilakukan pula Mmkk 3 3,12 -0,12 0,01 0,001
untuk kancing hijau (K) dengan kancing Jumlah 50 10,82
kuning (k), dan kelompok kancing ini - db = n-1 = 9-1 = 8
disebut kelompok B. - P = 0,05
4. Setiap pasang kancing dari kelompok A - Chi Square X2hitung = 10,82
dipertemukan dengan kelompok B - Chi Square X2tabel = 15,507
sampai habis, macam dan jumlah fenotip Nilai X2hitung yang diperoleh pada kelas
dicatat dalam table. genotip adalah 10,82, apabila dilihat pada
5. Perbandingan fenotip yang diperoleh kolom db= 8, terdapat pada laju di antara P =
dihitung dan diuji dengan X2 20 (X2tabel= 11,03) dan P = 30 (X2tabel = 9,524).
Hal ini berarti bahwa peluang
HASIL DAN PEMBAHASAN deviasi/penyimpangan yang diamati
mendekati 30%, sehingga nilai X hitung = 10,82
2

< X2tabel = 15,507. Artinya, bahwa hasil


Hasil
persilangan sesuai dengan Hukum Mendel II
Tabel 1. Genotip
(diterima).
Genotip Frekuensi
MMKK 4
Tabel 4. Hasil Perhitungan X2 Fenotip
MmKK 5
Kelas O E O-E d2 X2 =
MmKk 8 Fenotip =d d2/E
MMKk 5 Merah- 22 28,1 6,1 37,21 1,32
mmKk 6 Hijau
mmKK 8 Merah- 11 9,37 1,63 2,65 0,27
MMkk 8 Kuning
Mmkk 3 Putih- 14 9,37 4,63 21,43 2,28
Mmkk 3
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi April 2022, Vol. (x), No.(x)

Hijau spasi dan ditulis bold (contoh Gambar 1.


Putih- 3 3,12 0,12 0,01 0,003 Keterangan judul gambarl atau Tabel 1.
Kuning Keterangan judul tabel)
Jumlah 50 3,873
- db = n-1 = 4-1 = 3 GAMBAR.. Setiap gambar dan grafik harus
- P = 0,05 diletakkan simetris pada kolom. Apabila
- Chi Square X2hitung = 3,873 gambar cukup besar, bisa digunakan format
- Chi Square X2tabel = 7,84 satu kolom. Caption gambar/grafik terletak
Nilai X2hitung yang diperoleh pada kelas dibagian bawah. Penomoran gambar ditulis
genotip adalah 10,82, apabila dilihat pada dengan angka Arab (1,2,..) dan dituliskan
kolom db= 8, terdapat pada laju di antara P = secara urut. Gambar yang yang ditampilkan
20 (X2tabel= 4,642) dan P = 30 (X2tabel = 3,665). memiliki resolusi yang baik. Untuk grafik
Hal ini berarti bahwa peluang sebaiknya berwarna dan tanpa judul grafik.
deviasi/penyimpangan yang diamati
mendekati 30%, sehingga nilai X2hitung = 3,873 TABEL. Judul tabel harus singkat. Tabel
< X2tabel = 7,84. Artinya, bahwa hasil diletakkan simetris pada kolom. Caption tabel
persilangan sesuai dengan Hukum Mendel II ada di atas tabel. Penomoran tabel ditulis
(diterima). dengan angka Arab (1,2,..) dan dituliskan
secara urut. 1). Apabila tabel memiliki
Pembahasan lajur/kolom cukup banyak, bisa digunakan
enyajian hasil dan pembahasan format satu kolom; 2). Penjelasan tabel yang
disajikan dalam satu kesatuan. Hasil tidak lazim yang ada dalam tabel dituliskan
penelitian dibahas secara langsung dengan pada catatan kaki; 3). Apabila tabel yang
menggunakan kalimat yang jelas, tajam pernah dipublikasi maka harus dituliskan
dengan dukungan referensi yang relevan sumbernya (nama penulis dan tahun); 4).
(diutamakan dari jurnal). Pembahasan data Ukuran huruf dalam tabel menggunakan
dibandingkan dengan beberapa hasil ukuran 10 pt; 5). Tabel hanya menggunakan
penelitian yang telah dilaporkan. Pada akhir garis pada bagian atas dan bawah dari kepala
pembahasan diberikan kesimpulan. Semua tabel dan penutup pada akhir data; 6.) Tabel
data hasil penelitian harus dibuat dalam harus disajikan secara utuh, tidak terpotong ke
bentuk tabel atau grafik. Jangan menyajikan halaman lain.
data yang sama dalam dua bentuk (pilih (kosong satu spasi tunggal, 12 pt)
salah satu grafik atau tabel).
.
PETUNJUK PENULISAN GAMBAR Gambar 1. Foraging activity of Honey Bees
DAN TABEL. Sebelum menyajikan gambar and Stingless Bees for 5 minutes per hour
dan tabel, harus diberikan narasi across experiment
pengantarnya, setelah itu diletakkan segera
setelah dinarasikan/disebutkan dan Tabel 1. Daftar Nama Pendidikan biologi
selanjutnya langsung dibahas. 1). Setiap Nama NIM Prodi
gambar/grafik dan tabel harus dilengkapi Mahasiswa
dengan caption, untuk caption tabel terletak
di bagian atas tabel, sedangkan untuk caption Ade 1123456 Pendidikan
gambar/grafik terletak dibagian bawah; 2) Biologi
Penulisan tabel dan gambar sebaiknya Aam 1234567 Pendidikan
diletakkan pada bagian awal atau akhir dari Biologi
sebuah halaman; 3). Nomor dan judul gambar Anita 1234565 Pendidikan
ditulis dengan Times New Roman 10 pt, 1 Biologi
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi April 2022, Vol. (x), No.(x)

Firdauzi, Nirmala Fitria. (2014). Rasio


Perbandingan F1 dan F2 pada
Persilangan Starin N x b, dan Strain N x
KESIMPULAN tx serta Resiproknya. Jurnal Biology
Science & Education. 3 (2).
Jaedun, Amat. (2011). Metodologi Penelitian
Eksperimen. Yogyakarta: Lemlit UNY.
UCAPAN TERIMA KASIH Mustami, Muh. Khalifah. 2013. Genetika.
Makassar: Universitas Islam Negeri
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji Alauddin.
syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Rahmadina. (2019). Modul Ajar Genetika
Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat Dasar. Medan: Universitas Islam
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat Negeri Sumatera Utara.
menyelesaikan artikel jurnal mengenai Sutisna, Icam. (2020). Statistika Penelitian:
“Penerapan Persilangan Dihibrid dalam Teknik Analisis Data Penelitian
Perbandingan Genetik Mendel dan Kuantitatif. Jurnal Pascasarjana. 1 (1).
Intrepetasi Chi-Square Hitungnya terhadap 7.
Chi-Square Table” ini dengan baik dan tepat Wahyuningsih, Tutik. (2019). Peningkatan
waktu. Tak lupa shalawat serta salam kami Hasil Belajar IPA Materi Proses
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW., Persilangan dengan Metode Tutor
semoga kita semua mendapatkan syafaatnya Sebaya di SMP Negeri 3 Trenggalek.
di hari akhir nanti, Aamiin. Kemudian terima Education Journal: Journal Education
kasih juga saya sampaikan kepada Ibu Milla Research and Development. 3 (1).
Listiawati, M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Praktikum Genetika, serta Kang
Ahmad selaku asisten praktikum mata kuliah
Genetika, yang telah memberikan kesediaan
waktu dan tenaga dalam membimbing dan
mengarahkan kami dalam pelaksanaan
praktikum dan penyusunan artikel jurnal ini,
sehingga artikel jurnal ini dapat terselesaikan
dengan baik. Terima kasih kami ucapkan juga
kepada keluarga dan teman-teman kelas 6C
Pendidikan Biologi, yang telah
menyemangati, memberikan dukungan,
membimbing, dan membersamai perjuangan
kami selama ini.

DAFTAR PUSTAKA

Artadana, Ida Bagus Made & Savitri, Wina


Dian. (2018). Dasar-dasar Genetika
Mendel dan Pengembangannya.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Effendi, Yusuf. (2020). Buku Ajar Genetika
Dasar. Magelang: Penerbit Pustaka
Rumah C1nta.

Anda mungkin juga menyukai