Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA

SIMULASI BERANGKAI DAN PINDANG SILANG

OLEH:

NAMA : MEISYA RIYANDITA


NIM : 08041381924079
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN : XYLIA ANNISA ABELIA

LABORATORIUM GENETIKA JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

I. Judul : Simulasi Berangkai dan Pindah Silang


II. Tujuan : Mempelajari proses terjadinya pindah silang dan mengetahui
akibat – akibatnya.
III. Dasar Teori
3.1. Pengertian Berangkai
Berangkai merupakan peristiwa yang dapat terjadi pada kromosom tubuh
(autosom) maupun pada kromosom kelamin (gonosom). Gen-gen jumlahnya
hingga ribuan pada tiap kromosom. Peristiwa terdapatnya dua atau lebih banyak
gen pada sebuat kromosom yang sama disebut berangkai (Linkage). Gen-gennya
dinamakan gen-gen terangkai. Jumlah pautan sesuai dengan jumlah pasangan
kromosom dan panjangnya kromosom. Gen – gen yang berhimpit dan berdekatan
lokusnya cenderung berpautan (Nusantari, 2012).

3.2. Rangkai Sempurna dan Rangkai Tak Sempurna


Rangkai sempurna terjadi apabila gen-gen yang terangkai letaknya amat
berdekatan satu samalain, maka selama meiosis gen-gen itu tidak mengalami
perubahan letak,sehingga gen-gen itu bersama-sama menuju ke gamet. Contoh
pada lalat Drosophila melanogaster, dikenal gen-gen yang terangkai, yaitu Cu
merupakan gen untuk sayap normal, cu merupakn gen untuk sayap keriput (lalat
tidak dapat terbang), Sr merupakan gen untuk dada polos (normal) dan sr
merupakan gen untuk dada bergaris-garis (Suryo, 2008).
Rangkai tidak sempurna, gen-gen yang terangkai pada satu kromosom
biasanya letaknya tidak berdekatan satu dengan lainnya, sehingga gen-
gen itu dapat mengalami perubahan letak yang disebabkan karena ada penukaran
segmendari kromatid pada sepasang kromosom homolog, peristiwa ini disebut
pindah silang (crossing over). Contoh pada tanaman ercis (Pisumsativum) dikenal
gen-gen terangkai, ialah (pengganti huruf besar M) = gen untuk warna ungu pada
bunga m= gen untuk warna merah pada bunga, (pengganti huruf besar B) = gen
untuk serbuk sari panjang, b= gen untuk serbuk sari bulat (Atmaji, 2019).

Universitas Sriwijaya
3.4. Pengertian Pindah Silang
Pindah Silang Berangkai (linkage) merupakan proses yang menyebabkan
bagian kromosom homolog saling bertukar, menghasilkan rekombinasi baru gen-
gen pada kromosom yang sama. Pindah silang dan asortasi bebas merupakan
mekanisme untuk menghasilkan kombinasi baru gen. Seleksi alam kemudian
bertindak untuk melestarikan kombinasi baru tersebut yang menghasilkan mahluk
hidup dengan kesesuaian maksimum, yaitu peluang maksimum pelestarian
genotipe tersebut. Pindah silang terjadi sewaktu sinapsis kromosom homolog
pada profase I (zigoten dan pakhiten) meiosis (Irawan, 2010).
Lokasi gen pada kromosom disebut lokus yang tersusun dalam sekuen
linier. Lokus juga berarti lokasi serangkaian gen yang berurutan dengan fungsi
yang berkaitan. Kedua alel pada suatu gen heterozigot menempati posisi yang
sama dalam kromosom homolog, yaitu alel A pada kromosom homolog yang satu
dan alel a menempati posisi yang sama pada kromosom homolog yang lainnya.
Pindah silang terjadi pada tahap tetrad sesudah replikasi kromosom sewaktu
interfase, yaitu sesudah kromosom mengganda sehingga terdapat empat kromatid
untuk setiap kromosom homolog. Pindah silang melibatkan pematahan masing
masing kedua kromosom homolog (kromatid) dan patahan tersebut saling
bertukaran (Nusantari, 2012).

3.5. Faktor Yang Mempengaruhi Pindah Silang


Terjadinya pindah silang ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor
yakni, temperatur yang melebihi atau kurang dari temperatur biasa dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang. Umur, makin tua suatu
individu, makin kurang mengalami pindah silang. Zat kimia, tertentu dapat
memperbesar kemungkinn pindah silang. Peyinaran dengan sinar-X, dapat
memperbesar kemungkinan pindah silang. Jarak antara gen-gen yang terangkai,
makin jauh letak satu gen dengan gen lainnya, makin besar kemungkinan
terjadinya pindah silang. Dan jenis kelamin, pada umumnya pindah silang
dijumpai pada makhluk betina maupun jantan. Sedangkan pada ulat sutera abetina
dan Drosophilla jantan tidak terjadi pindah silang (Suryo, 2008).

Universitas Sriwijaya
VI. Cara Kerja
Disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan. Kemudian dibuat bentuk benang
(“strand”) dari plastisin dengan warna yang berbeda. Dibuat konfigurasi
terjadinya pindah silang. Dibuat bentuk plastisinnya berdasarkan data seperti, PS
tunggal (2-3), PS ganda (2-3,2-3), PS ganda (2-3, 3-4), PS ganda (2-3, 1-4), dan
PS ganda (1-3,2-4, 2-3).

Universitas Sriwijaya
V. Hasil Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai
berikut:

Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapat hasil pindah
silang tunggal dan pindah silang ganda. Pindah silang tunggal dapat diartikan
sebagai pidah silang yang terjadi pada satu tempat. Sedangkan pindah silang
ganda dapat diartikan dengan pindah silang yang terjadi pada dua tempat atau
lebih. Menurut Suryo (2008), Pindah silang tunggal disebut sebgai pindah silang
yang teradi pada satu tempat dan menyebabkan terbentuknya empat macam
gamet. Sedangkan pindah silang ganda disebut sebgai pindah silang yang terjadi
ada dua tempat, jika pindahh silang ganda berlangsung diantara dua buah gen
yang terangkai maka terjadinya pindah silang ganda itu tidak akan tampak dalam
fenotif karena gamet yang dibentuk dari tipe parental saja.
Contoh dari pindah silang salah satunya yang telah dilakukan oleh
mahasiswa pertanian universitas Brawijaya dengan mengsilangkan stroberi
California dan Holybride.dimana mekanismenya pidah silang diikuti oleh pata
dan melekatnya kromatid pada waktu profase selama proses meiosis. Menurut
Haqiqi (2015), Pindah silang yang terjadi pada pembelahan meiosis teradi pada
akhir profase I atau awak metaphase I pada saat kromosom yang telah mengganda
menjadi dua kromatid. Umumnya pidah silang terjadi pada kromatid - kromatid
tengah yang disebut dengan kromatid nomor dua dan tiga dari tetrad kromatid,
tetapi tidak kemungkinan adanya pidah silang pada kromatid – keromatid yang
lainnya juga.
Faktor – faktor yang dapat menyebakan pindah silang yakni suhu, umur, zat
kimia, jenis kelamin, penyiaran dengan sinar x, dan jarak antara gen – gen yang
terangkai. Menurut Elrod dan Stansfield (2007), faktor yang mendasari pindah
silang salah satunya jarak antar gen. Karena, jarak ini mempengaruhi kemampuan
suatu gen untuk saling berpindah tempat dengan alel pada gamet disebrangnya.
Suhu yang ekstrim juga faktor dari pindah silang karena suhu tinggi atau rendah
mempengaruhi meiosis dan juga mempengaruhi rekombinan. Penggunaan bahan
kimia atau radiasi dapat meningkatkan pindah silang, dan uga kontrol gen,
beberapa lokus gen telah diidentifikasi meningkatkan atau menurunkan frekuensi
rekombinan. Beberapa lokus mempengaruhi pada saat kromosom berpasangan.

Universitas Sriwijaya
VI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pindah silang dibagi menadi dua, pindah silang tunggal dan pidah silang
ganda.
2. Pindah silang teradi pada satu tempat
3. Pidah silang ganda terjadi pada dua tempat atau lebih.
4. Faktor yang mempengaruhi pindah silang yaitu suhu, jenis kelamin,
temperatur, jarak antara gen – gen yang terangkai, dan usia.
5. Pindah silang mengakibatkan terbentukanya individu baru atau
recombinanan.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Atmaji, Y. 2019. Ketakjuban Sebutir Sel. Surakarta : Ketaka Publisher.

Elrod, S L., dan Stansfield, W D. 2007. Scaum’s Outlines Genetika, Edisi


Keempat. Jakarta : Erlangga

Haqiqi, I. Kendarini, D N., dan Agisimanto, D. 2015. Studi Keberhasilan


Persilangan Stoberi (Fragaria x ananassa Duc). Jurnal Produksi Tanaman.
3(2) : 107 – 112.

Irawan, B. 2010. Genetika Penjelasan Mekanisme Pewarisan Sifat. Surabaya :


Airlangga University Press.

Nusantari, E. 2012. Genetika. Yogyakarta : Deepublish

Suryo. H. 2008. Genetika Untuk Strata 1. Yogyakarta : UGM Press.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai