Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM GENETIKA

OLEH:

NAMA : MEISYA RIYANDITA


NIM : 08041381924079
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN : XYLIA ANNISA ABELIA

LABORATORIUM GENETIKA JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur peulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya penulisnya dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum Genetika ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukam. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing praktikum Genetika yang telah mengarahkan selama
praktikum dan juga kepada kakak Xylia Annisa Abelia selaku asisten kelompok
dan asisten – asisten lainnya dalam praktikum ini yang telah membantu dan
memberikan banyak saran dan dorongn kepada penulis saat melakukan praktikum
hingga penyusunan laporan ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum Genetika ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya, namun dalam hal ini penulis
telah menyelesaikan laporan ini semaksimal mungkin. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatya membangun demi terciptanya
hasil laporan yang maksimal.

Indralaya, November 2020

Penulis

Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................
Kata Pengantar ...................................................................
Daftar Isi ..............................................................................
Pendahuluan ........................................................................
Materi Praktikum .................................................................
1. Siklus Hidup Drosophila sp.......................................
2. Simulasi Kromosom Manusia ....................................
3. Peranan Gen yang Dipengaruhi Seks..........................
4. Simulasi Berangkai dan Pindah Silang.......................
5. Alel Ganda..................................................................
Daftar Pustaka .....................................................................

Universitas Sriwijaya
PENDAHULUAN

IImu pengetahuan genetika modern berawal dari penemuan Gregor Mendel


tentang ciri-ciri faktor keturunan yang ditentukan oleh unit dasar yang diwariskan
dari generasi ke generasi berikutnya, yang disebut unit genetik atau gen, yaitu
bahan yang mempunyai persyaratan diwariskan dari generasi ke generasi dimana
keturunanya mempunyai persamaan fisik dari materi tersebut dan membawa
informasi yang berkaitan dengan stuktur, fungsi, sifat-sifat biologi yang lain dan
berbagai aspek variasi sifat pada organisme maupun sub organisme.
Genetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gen, yaitu faktor yang
menentukan sifat-sifat suatu organisme. Proses kehidupan secara biologi
merupakan proses metabolisme yang berlangsung dalam sel. Penentuan sifat
organisme dilakukan oleh gen melalui pengendalian reaksi-reaksi kimia yang
enyusun suatu lintasan metabolisme. Di dalam genetika dipelajar proses
pembentukan dan pewarisan gen serta mekanisme ekspresinya dalam
pengendalian sifat organisme.
Asal genetika modern, dimulai di taman sebuah biara, dimana seorang
biarawan yang bernama Gregor Mendel mencatat sebuah mekanisme penurunan
sifat partikulat. Mendel menemukan prinsip dasar hereditas dengan
membudidayakan kacang ercis dalam suatu percobaan yang terencana dan teliti.
Prinsip dasar hereditas yang ditemukan oleh Mendel dirumuskannya dalam 2
hukum, yaitu Hukum Mendel I dan Hukum Mendel Mendel II.
Gen adalah unit terkecil bahan sifat menurun. Besarnya diprkirakan 4-5
Istilah gen pertama kali diperkenalakan oleh W.Johansen (1909), sebagai
pengangganti istilah faktor keturunan atau elemen yang dikemukakan oleh
Mendel. Gen sebagai faktor keturunan tersimpan di dalam kromosom, yaitu di
dalam manik - manik yang disebut kromomer atau nukleusom dari kromonema.
Setiap kromosom mengandung banyk gen. Oleh sebab itu, dalam setiap
kromosom khususnya di dalam kromonema terdapat deretan lokus. Lokus adalah
lokasi yang diperuntukan bagi gen dalam kromosom.

Universitas Sriwijaya
Alel (dari bahasa Inggris allele) merupakan bentuk alternatif dari gen dalam
kaitan dengan ekspresi suatu sifat (fenotipe). Alel merupakan sepasang gen yang
terletak pada lokus yang sama pada kromosom yang homolog, yang bertugas
membawa suatu sifat / karakter. Tidak semua gen mempunyai 2 alel ada juga yang
lebih dari 2 disebut beralel banyak (alel ganda), misalnya gen yang mengatur
protein darah.
Kromosom adalah kromatin yang merapat, memendek dan membesar pada
waktu terjadi proses pembelahan dalam inti sel (nucleus), sehingga bagian-
bagiannya dapat terlihat dengan jelas di bawah mikroskop biasa. Terdapat di
dalam plasma nucleus, berupa benda--benda berbentuk lurus seperti batang atau
bengkok, dan terdiri dari bahan yang mudah mengikat zat warna. Autosom ialah
kromosom biasa, yang tidak berperan menentukan jenis kelamin, 46 kromosom di
dalam nucleus sel tubuh manusia, maka yang 44 buah (22 pasang) autosom.
Gonosom ialah seks kromosom (kromosom kelamin), yang berperan dalam
menentukan jenis kelamin. Biasanya terdapat sepasang kromosom dan dapat
dibedakan atas kromosom X dan Y.
Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih
dari dua bentuk alel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh
dari alel berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat kemungkinan fenotip
untuk untuk karakter ini: Golongan darah seseorang mungkin A, B, AB atau O.
Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan substansi B, yang
mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah seseorang
mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B), kedua-duanya (tipe AB),
atau tidak sama sekali (tipe O).
Pada praktikum Genetika terdiri dari tujuh judul yaitu siklus hidup
Drosophila melanogaster, perkawinan hibrid Drosophila melanogaster, simulasi
kromoosom manusia, peranan gen yang dipengaruhi seks, simulasi berang indah
silang, alel ganda Tujuan dilaksankaannya praktikum ini untuk mengetahui proses
terjadinya siklus hidup, perakwinan hibrid sampai belajar membuat preparat. Pada
pengamatan ini dilakukan pengamatan terhadap siklus hidup Drosophila
melanogaster karena serangga tersebut merupakan hewan model dalam praktikum
Genetika.

Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

I. Judul : Siklus Hidup Drosophila sp


II. Tujuan Praktikum : Untuk mengenal lalat buah dan mempelajari siklus
hidup Drosopilla melanogaster

III. Dasar Teori


3.1. Pengertian Drosophilla melanogaster
Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan
di buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam
kajian genetika dan perilaku hewan. Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan
ke dalam sub ordo Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat
kulit instar 3, memiliki jaw hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu
imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa (Campbell et al, 2002).

3.2. Ciri-ciri Drosophilla melanogaster


Drosophilla memiliki ciri morfologi yang berbeda antara jantan dan
betinanya. Pada Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan yang betina. Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan
memiliki sisir kelamin.Sedangkan pada yang betina ukuran relatif lebih
besar,memiliki 6 ruas pada bagian abdomen (Puswatiningsih, 2017).
Perbedaan jenis kelamin pada Drosophilla melanogaster secara morfologi
terlihat dari bentuk pantat Drosophila, lalat jantan memiliki ujung posterior yang
tumpul sedangkan lalat betina memiliki ujung posterior yang runcing. Lalat jantan
memiliki sex comb pada kakinya sedangkan lalat betina tidak. Ciri lainnya yang
dapat membedakan jantan dan betina adalah dari ukuran tubuhnya, dimana lalat
jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan ukuran lalat betina.
Drosophila melanogaster normal memiliki mata yang berwarna merah berbentuk
elips. Terdapat pula mata oceli yang ukurannya jauh lebih kecil dari mata
majemuk, berada pada bagian atas kepala, di atas di antara mata dua mata
majemuk, berbentuk bulat (Suryo, 2005).

Universitas Sriwijaya
Selain itu, ciri Drosophila melanogaster kepala terdiri dari antena, kepala
dan noda/bercak pada muka (facial spot). Bagian dorsum toraks terdiri dari dua
bagian penting yang disebut dengan terminologi skutum atau mesonotum (dorsum
toraks atas) dan skutelum (dorsum toraks bawah). Sayap mernpunyai ciri-ciri
bentuk pola pembuluh sayap, yaitu costa (pembuluh sayap sisi anterior), anal
(pembuluh sayap sisi posterior), cubitus (pembuluh sayap utama), median atau
pembuluh sayap (Silvia, 2003).

3.4. Faktor Mempengaruhi Siklus Hidup Drosophilla melanogaster


Suhu lingkungan, lalat buah mengalami kondisi siklus hidup dan
pertumbuhan yang optimal sekitar 8-11 hari apabila berada pada suhu 25o-28oC.
Waktu perkembangan yang paling pendek (telur-dewasa), adalah 7 hari, dan
dicapai pada suhu 28° C. Perkembangan meningkat pada suhu yang lebih tinggi,
yaitu sekitar 30° C, selama 11 hari, hal tersebut berkaitan dengan pemanasan
tekanan. Pada suhu 25° C tersebut, lama harinya umumnya adalah sekitar 8.5 hari,
sedangkan pada suhu 18° C lama harinya sekitar 19 hari dan pada suhu 12° C
lama hari perkembangannya adalah 50 hari. Pada suhu 30o ,lalat buah dewasa
yang dihasilkan akan steril (Suryo, 2005).
Nutrisi makanan, kekurangan nutrisi atau makanan akan menyebabkan
jumlah telur yang dihasilkan menurun dan pertumbuhannya menjadi lambat. Lalat
buah yang kekurangan nutrisi juga akan menghasilkan larva-larva yang kecil,
pupa yang kecil. Viabilitas telur-telur ini juga dipengaruhi juga oleh jenis dan
jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Puswatiningsih, 2017).
Intensitas cahaya, Dhrosophila melanogaster menyukai daerah yang
remang-remang. Intensitas cahaya yang tinggi akan menyebabkan fase bertelur
yang terlambat. Intensitas cahaya yang gelap (rendah) akan menyebabkan
pertumbuhannya menjadi lambat. Medium, kekentalan dan keenceran dari suatu
medium akan mempengaruhi pertumbuhan dari Dhrosophila melanogaster.
Pengenceran medium akan mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan namun
tidak berpengaruh pada siklus hidupnya (Susan, 2009).

Universitas Sriwijaya
IV. Cara Kerja
Dalam pemuatan medium sebanyak 25 – 30 botol gula merah sebanyak
150 g dimasak dengan 1200 ml air sampai mendidih. Pisang sebanyak 600 g
diblender, dimasukan ke dalam gula merah yang sedang mendidi, kemudian
ditamahkan 7 agar – agar dan siaduk sampai rata hingga pisang menjadi matang.
Adonan dibiarkan dingin sekitar 15 menit kemudian ditambahkan 20 g ragi roti
dan asam benzoat. 40 ml adonan yang masih panas dituangkan segera ke dalam
botol biakan, dan kemudian dimasukan kertas saring untuk menyerap kelebihan
air dalam botol medium.

Universitas Sriwijaya
V. Hasil Pengamatan
Berdasarkanpengamatansiklushidup pada (Drosophila melanogaster) yang
telah dilakukan kurang lebih 10 hari di dapat hasil sebagai berikut:
Tabel Pengamatan
Waktu Stadium Perkembangan
Rabu, 14-10-2020 Memasukkan lalat 47 ekor
Jumat, 16-10-2020 Telihat telur 72 buah
Sabtu, 17-10-2020 39 Larva instar I, 11 Larva instar II, 22 Telur
Senin, 19-10-2017 40 Prepupa, 15 Larva instar III, 10 Larva Instar II, 7
larva instar I
Rabu, 21-10-2020 35 Pupa, 20 Prepupa, 12 larva Instar II, 5 Instar II
Kamis, 22-10-2020 30 Ekor Lalat (imago), 27 Pupa, 15 Prepupa
Jumat, 18-10-2020 20 Ekor lalat, 42 Ekor Lalat (Imago), 10 Pupa

VI. Pembahasan

Universitas Sriwijaya
Drosophilla melanogaster termasuk metamorfosis sempurna karena setiap
fase nya mengalami perubahan bentuk, yakni dimulai dari telur-larva-pupa-imago.
Menurut Suwarno, et al. (2018), metamorphosis merupakan keseluruhan
rangkaian perubahan dan ukuran sejak telur sampai menjadi imago (dewasa).
Dalam metamorphosis melibatkan proses pergantian kulit yang disebut ekdisis.
lalat buah merupakan contoh serangga yang mengalami metamorphosis sempurna,
yaitu dari telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago
yang keberadaan spesiesnya lebih kurang 4500 spesies. Hal ini disebabkan oleh
ukuran tubuhnya yang kecil, cepat berkembang biak, siklus hidupnya yang
singkat, mudah dipelihara, dan makanannya yang mudah didapat.
Fase pertama dari siklus hidup Drosohophilla melanogaster ini yakni telur.
Fase keluarnya telur ± 2 hari setelah perkawinan. Bentuk dari telurnya butir-butir
putih yang kasat mata. Menurut Stickberger (1962) dalam Wahyuni (2015), telur
Drosophilla melanogaster berbentuk lonjong. Telur dilapisi oleh dua lapisan,
yang pertama selaput vitelin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan yang kedua
selaput tipis tetapi kuat (korion) di bagian luar dan di anterior terdapat dua tangkai
tipis. Permukaan korion tersusun atas lapisan kitin yang kaku, berwarna putih
transparan. Pada salah satu ujungnya terdapat filamen-filamen yang mencegah
supaya telur tidak tenggelam di dalam medium. . Sayap jantan lebih kecil daripada
yang betina. Ujung abdomen jantan tumpul sedangkan yang betina lancip.
Fase larva instar I yakni tahap dimana telur menetas. Telur menetas menjadi
larva berwarna putih. Menurut Suwarno, et al. (2018), telur yang sudah menetas
menjadi larva yang berwarna putih, serta memiliki segmen pada bagian tubuhnya.
Pada saat inilah yang disebut larva insta I, saat mencapai usia kurang dari satu
hari, terlihat adanya sedikit pergerakan. Fase pupa merupakan fase yang terjadi
lima hari. Pupa berwarna kuning dan mengeras. Pada awalnya pupa berwarna
kuning muda, bagian kutikula mengeras dan berpigmen .Fase dewasa merupakan
fase dimana lalat sudah dapat bereproduksi kembali menghasilkan Drosophilla
melanogaster lebih banyak. Untuk mencapai tahap ini biasanya memerlukan
sepuluh hari tergantung pada temperatur tempat berkembang biaknya lalat.

VII. Kesimpulan

Universitas Sriwijaya
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Siklus hidup Drosophilla melanogaster terdiri dari telur – larva instar I –
larva instar II – larva instar III – pupa – imago.
2. Metamorfosis Drosophilla melanogaster termasuk metamorfosis
sempurna.
3. Perbedaan Drosophilla melanogaster jantan dan betina terlihat pada
bentuk tubuhnya.
4. Lama siklus hidup Drosophilla melanogaster tergantung dengan faktor
lingkungannya sekitar ± 9-14 hari.
5. Faktor lingkungan Drosophilla melanogaster yakni suhu, kelembaban,
nutrisi, kepadatan medium dan cahaya.

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

Universitas Sriwijaya
I. Judul :Simulasi Kromosom Manusia
II. Tujuan :Mengenal kromosom manusi dalam bentuk serta ukurannya
melalui gambar. Dan Belajar mengatur kromosom manusia
dalam bentuk kariotip dan mengenal macam-macam kelainan
yang dijumpai pada kariotip tersebut.
III. Dasar Teori
3.1. Pengertian Kromosom
Kromosom berasal dari bahasa Yunani : chroma yang artinya warna dan
soma yang berarti badan. Kromosom merupakan struktur di dalam sel berupa
deret panjang molekul yang terdiri dari satu molekul DNA dan berbagai protein.
Kromosom berisi informasi genetik suatu organisme, seperti molekul kelima jenis
histon dan faktor transkripsi yang terdapat pada beberapa deret, dan termasuk gen
unsur regulator dan sekuens nukleotida (Suryo, 2007).

3.2. Morfologi Kromosom1


Ukuran kromosom bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya. Panjang
kromosom berkisar antara 0,2-50 µ dengan diameter antara 0,2-20 µ. Misalnya
kromosom manusia memiliki panjang sampai 6 µ. Setiap kromosom mempunyai
bagian yang menyempit dan tampak lebih terang, disebut sentromer, yang
membagi kromosom menjadi dua lengan. Berdasarkan letak sentromer dapat
dibedakan menjadi 4 bentuk, yaitu : Metasentris, Sentromer terletak median (di
tengah-tengah kromosom), bentuk kromosom seperti huruf V, terbagi menjadi dua
lengan sama panjang. Submetasentris, Sentromer terletak submedian (ke arah
salah satu ujung kromosom), bentuk kromosom seperti huruf J, terbagi menjadi
dua lengan tak sama panjang. Akrosentris dan telosentris (Team teaching, 2010).

3.3. Tipe Kromosom


Seperti halnya dengan kromosom dari individu eukaryotik (individu yang
memiliki nukleus sejati). Kromosom manusia dibedakan atas 2 tipe, yaitu :
Autosom, kromosom yang tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis
kelamin. Dari 46 kromosom di dalam inti sel tubuh manusia, maka yang 44 buah

Universitas Sriwijaya
(atau 22 pasang) merupakan autosom dan Gonosom, kromosom ini disebut juga
dengan kromosom seks, yaitu sepasang kromosom yang menentukan jenis
kelamin. Kromosom seks dibedakan atas dua macam : kromosom-X dan
kromosom-Y. romosom yang membentuk pasangan memiliki panjang, posisi
sentromer, pola pewarnaan yang sama dinamakan kromosom. Homolog
homolognya juga akan memiliki sebuah gen menentukan warna mata pada lokus
yang setara (Taufik, 2010).

3.4. Struktur Kromosom


Secara umum struktur atau bagian-bagian dari kromosom adalah sebagai
berikut: kromonema, di dalam kromosom terdapat pita bentuk spiral yang oleh
Vejdovsky (1912) diberi nama kromonema (jamak : kromonemata). Kromomer,
Kromonema mempunyai penebalan-penebalan di beberapa tempat, yang disebut
kromomer. Beberapa ahli sel menganggap kromomer ini sebagai bahan
nukleoprotein yang mengendap. Sentromer, Bentuk dari kromosom ditentukan
oleh letak sentromer. Di dalam sentromer terdapat granula kecil yang dinamakan
sferul. Ada sentromer yang mempunyai diameter 3 µ dan sferulnya 0,2 µ.
Kromosom berhubungan dengan sferul dari sentromer. Kromosom dari
kebanyakan organisme hanya mempunyai sebuah sentromer saja (Juniarto, 2002).

3.5. Kelainan Kromosom


Abnormalitas yang terjadi pada kromosom menyebabkan munculnya
beberapa sindrom pada manusia yaitu, sindrom down, trisomi pada kromosom
nomor 21. Orang dengan sindrom down, memiliki rambut yang lurus dan jarang,
lidah yang selalu menonjol, bibir tebal, anggota gerak yang abnormal, sendi
longgar, refleks tidak baik, dan perkembangan milestonenya sangat lambat.
Sindrome down juga memiliki masalah dengan jantung, pendengaran, penglihatan
dan mental. Kedua, sindrom edward, trisomi pada kromosom nomor 18. Penderita
sindrom edward memiliki tengkorak yang sempti, telinga yang rendah, muka dan
mulut kecil, tidak memiliki sidik jari, memiliki jari-jari kaki yang pendek dan
lebar dengan jari kedua dan ketiga melebur (Stansfield, 2006).
VI. Cara Kerja

Universitas Sriwijaya
Gambar kromosom pada keadaan metaphase disiapkan. Nomor gambar
yang diterima diperhatikan., kemudian keliling tiap kromosom digunting secara
hati-hati. Disediakan satu halaman dalam buku praktikum untuk membuat
keriyotipe, dengan cara guntingan kromosom-kromosom diletakkan dan kemudian
diatur untuk membuat kariyotipe. Laporan dalam praktikum dibuat.

V. Hasil Pengamatan

Universitas Sriwijaya
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai
berikut:
5.1. Wanita normal

5.2. Wanita turner

Universitas Sriwijaya
5.3. Sindrom down

Universitas Sriwijaya
5.4. Laki-laki klinefelter

5.5. Laki-laki normal

Universitas Sriwijaya
VI. Pembahasan

Universitas Sriwijaya
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan didapat yakni pada gambar 1
kromosom seks wanita normal dengan formula kromosom 22AA + XX dan
gambar 5 kromosom laki-laki normal dengan formula kromosom 22AA + XY.
Menurut Tuafik (2010), kromosom pada manusia di bedakan atas autosom dan
kromosom kelamin. Sel tubuh manusia mengandung 46 kromosom yang terdiri
dari 44 (22 Pasang) autosom dan 2 (1 pasang) kelamin. Kromosom kelamin
wanita ini berupa kromosom –X, sedang pada pria berupa sebuah kromosom –X
dan sebuah kromosom –Y. Pasangan kromosom 1 – 22 adalah autosom.
Kromosom manusia yang berjumlah 46 ini dapat di klasifikasikan berdasarkan
ukurannya mulai yang panjang sampai yang pendek.
Gambar 2 yakni didapat kromosom syndrom turner yang dialami oleh
wanita dimana pada kromosom seks atau gonosom terdapat kesalahan dimana
kromosom X seharusnya ada pasangan yaitu X tetapi pada kelainan ini gonosom
yang dimiliki adalah XO. Menurut Yatim (2003) Sindrom Turner pertama kali
dijelaskan sebagai suatu kondisi yang diakibatkan hilangnya salah satu kromosom
X fungsional manghasilkan kariotip 45,X. Hal tersebut terjadi pada 50% kejadian
pada kelainan sindrom Turner, varian yang lain dari sindrom Turner yaitu
mosaikisme dengan kariotip 45,X/46,XX pada 20% kejadian, isokromosom
46,X,i(Xq) dari 15 % kejadian, kromosom cincin 46, X, r(X) pada 5% kejadian
serta delesi 46,X,del(Xp) pada 5% kejadian.
Gambar 3 yakni didapat kromosom penderita syndrom down dengan
formula kromosom 22AA + XX/XY dimana cirinya terdapat pada kromosom
tubuh atau autosom pada nomor 21 dimana terjadi trisomy sehingga kromosom
gagal berpisah, biasanya pada penderita dapat terlihat jelas karena pada penderita
wajahnya mongoloid atau mirip orang mongol. Menurut Irdawati (2017), dimana
sindrom down ini merupakan suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik
dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom.
Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling
memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Terlihat adanya tiga buah autosom pada
nomor 22.
Gambar 4 didapat hasil kromosom penderita syndrom klinefelter dengan
kariotipe 22AA + XXY, telah trisomi pada gonosom kromosom nomor 23 dan

Universitas Sriwijaya
24. Cir-ciri penderita syndrome ini yakni perkembangan seksual yang abnormal
seperti testis kecil dan aspermatogenesis (kegagalan dalam memproduksi sperma).
Menurut Suryo (2004), klinefetr ini merupakan kelainan genetik pada laki-laki
yang diakibatkan oleh kelebihan kromosom X. Laki-laki normal memiliki
kromosom seks berupa XY, namun penderita sindrom klinefelter umumnya
memiliki kromosom seks XXY. Sindrom klinefelter menimbulkan gejala-gejala
klinis misalnya, testis kecil, ginekomastia (pembesaran payudara), tinggi yang
melebihi rata-rata di usianya akibat dari kaki yang lebih panjang.
Seseorang yang mengalami sydrome dapat terjadi bisa karena bawaan gen
orang tua, mutasi gen, kelainan kromosom dan mengalami keguguran berulang
kali. Menurut Yatim (2003), orang dengan kelainan genetik kongenital (bawaan),
yaitu ayah atau ibu yang membawa kelainan kromosom. Misal kromosom yang
mengalami translokasi. Mungkin pada mereka tak menjadikan masalah kecacatan
karena kromosomnya tetap seimbang. Artinya, translokasinya terjadi karena di
nomor tertentu hilang, tapi menempel ke nomor lain. Itulah mengapa untuk
mereka tetap bisa normal. Namun tak demikian halnya pada anak-anak mereka,
karena yang diturunkan yang jelek itu, maka jatuh ke anaknya bisa tak seimbang.
Akibatnya, anaknya cacat.
Faktor yang dapat mempengaruhi kelainan pada kromosom ada banyak,
terdapat dua faktor yaitu factor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang
menyebabkan kelainan kromosom bisa terpaut kromosom seks atau kromosom
tubuh. Kelainan kromosom juga dapat disebabkan oleh faktor eksternal seperti
paparan bahan kimia, radiasi, dan lainnya. Menurut Leveno (2009), Kariotipe
manusia tidak normal jika jumlah nya bukan 46 atau terdapat penambahan,
pengurangan atau terjadi penyusunan kromosom yang tidak sesuai. Tipe-tipe
abnormalitas kromosom antara lain, polyploidy merupakan kelainan yang
memiliki set kromosom berlebih. aneuploidy terbagi dua, monosomi dan trisomi.
Selain dua tipe tersebut, masih ada lagi delesi, duplikasi, inverse.

VII. Kesimpulan

Universitas Sriwijaya
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan antara lain :
1. Kromosom pada wanita normal 22AA + XX dan kromosom pria normal
22AA + XY.
2. Syndrome turner dengan kariotipe 22AA + XO terjadi pada wanita dengan
ciri-ciri ovum tidak berkembang.
3. Syndrome klinefelter dengan kariotipe 22AA + XXY terjadi pada pria
dengan ciri testis kecil.
4. Syndrome down dengan kariotipe 22AA + XX/XY terjadi pada kariotipe
21AA trisomi yang gagal terpisah.
5. Bentuk kromosom terbagi menjadi telosentrik, akrosentrik, subsentrik dan
metasentrik.

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

Universitas Sriwijaya
I. Judul : Peranan Gen yang Dipengaruhi Seks
II. Tujuan Praktikum : Untuk mencoba menetapkan genotip dirinya sendiri
berdasarkan ukuran jari telunjuknya.
III. Dasar Teori
Rumus sidik jari merupakan salah satu cara identifikasi. Dalam dunia
kepolisian, rumus jari digunakan sebagai cara untuk menidentifikasi seseorang.
Karena sidik jari merupakan bentuk yang unik dan berbeda pada setiap orang,
maka rumus sidik jari pun akan berbeda pada tiap orang. Perumusan sidik jari
(classification formula) merupakan pembubuhan tanda pada tiap-tiap kolom kartu
sidik jari yang menunjukkan interprestasi mengenai bentuk pokok, jumlah
bilangan garis, bentuk loop, dan jalannya garis (Amir, 2014).
Gen merupakan segmen segmen DNA, bahwa DNA adalah suatu polimer
yang terdiri dari empat jenis monomer yang berbeda yang dinamkan nukleotida.
Penurunan sifat sifat herediter memiliki basisi molekuler yaitu raplikasi persis
DNA, dan menghasilkan salina salinan gen yang dapat diteruskan dari orang tua
ke keturunannya. Pada hewan dan tumbuhan, pengiriman gen dari generasi ke
generasi selanjutnya dilakukan oleh sperma dan ovum (telur yang belum dibuahi).
Setelah sperma bersatu (sel telur tunggal) maka gen dari kedua orang tuanya hadir
dalam nucleus dari telur yang telah dibuahi tersebut (Campbell et al., 2008).
Jenis kelamin (seks) merupakan salah satu karakteristik fenotipe yang lebih
nyata. Meskipun perbedaan anatomis dan fisiologis antara pria dan wanita banyak.
Dasar komponen seksnya sedikit lebih sederhana pada manusia dan manusia lain
seperti pada lalat buah. Ada dua varietas kromosom seks yang dilambangkan
simbol X dan Y (Kimball, 2005).
Penentuan seks pada makhluk hidup ditentukan oleh kromosom seksnya.
Terdapat beberapa macam cara yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin
makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya. Misalnya pada manusia sistem
yang digunakan yaitu X-Y. Akan dihasilkan betina normal jika kromosom
seksnya XX dan dihasilkan jantan normal jika kromosom seksnya XY. Umumnya,
penentuan sifat terpaut seks pada manusia ditentukan oleh kromosom X,
walaupun pada beberapa kasus terdapat juga pada kromosom Y (Suryo, 2008).

Universitas Sriwijaya
Meletakkan tangan kanan atau kiri pada suatu alat dimana terdapat sebuah
garis mendatar yang sedemikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis
tersebut, maka dapat ketahui apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang atau
lebih pendek dari jari manis. Pada kebanyakan orang,ujung jari telunjuk tidak
akan mencapai garis itu, berarti bahwa jari telunjuk lebih pendek dari jari manis.
Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang dominan pada orang laki laki dan
resesif pada orang perempuan. Kecuali gen gen terangkai kromosom kelamin
dikenal pula gen gen yang dipengaruhi oleh seks dan gen gen yang dibatasi seks.
Maka kita akan mengenal sesuatu sifat yang disebabkan oleh gen gen yang
dipengaruhi seks/ sex influenced genes (Amir, 2014).
Perbedaan sistematik luar antar individu berbeda jenis kelamin telah terlihat
sejak individu dalam keadaan. Hormon seks prenatal yaitu testosteron dan
estrogen adalah salah satu faktor yang mempengaruhi ukuran pada jari. Hormon
ini akan mempengaruhi kerja dua buah gen yaitu HOXA dan HOXD yang
berperan dalam mengendalikan panjang jari seseorang. Kadar testosteron atau
androgen yang rendah, estrogen prenatal tinggi biasanya akan menyebabkan jari
telunjuk yang lebih panjang daripada jari manis atau kadar testosteron atau
androgen yang tinggi dan estrogen prenatal rendah, menyebabkan jari telunjuk
lebih pendek daripada jari manis (Purwaningsih, 2016).
Semua jenis keturunan atau kejadian yang diterangkan di muka ditentukan
oleh gen yang terdapat pada autosom. Selain gen-gen dikenal pula gen-gen yang
demikian ini disebut gen-gen terangkai kelamin. Peristiwa dinamakan rangkai
kelamin atau dalam inggrisnya disebut sex Lingkange. Biasanya gen dominan
memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki atau jantan maupun
perempuan atau betina. Baru dalam keadaan homozigot resesif pengaruh dominan
itu tidak akan menampakkan diri dalam fenotif. Ada ubungan simetri antara
tangan kanan dan tangan kiri, dan hal ini berhubungan dengan kecepatan relatif
kinerja dari (Suryo, 2008).

IV. Cara Kerja


Adapun cara kerjanya yaitu dibuat sebuah horizontal yang jepas pada
halaman buku, kemudian diletakan tangan kanan atau kiri diatas helaian kertas

Universitas Sriwijaya
tadi sedekemian rupa, sehingga ujung jari telunjuk dapat menyinggung garis
horizontal tersebut, terakhir dibubuhkan tanda letak ujung jari telunjuk dengan
menggunakan pensil atau bolpoint, kemudian temukan genotipnya.

V. Hasil Pengamatan
No Nama Genotipe Fenotipe
1 Pringga Carika tt Telunjuk panjang

Universitas Sriwijaya
2 Fadhila Eka Maharani TT Telunjuk pendek
3 Rischa Amara Yuniar TT Telunjuk pendek
4 Widya Putri tt Telunjuk panjang
5 Bernika Ivada Sari tt Telunjuk panjang
6 Margareth Particia tt Telunjuk panjang
7 Anggi milenia tt Telunjuk panjang
8 Meisya Riyandita TT Telunjuk pendek
9 Annisa Iqbal TT Telunjuk pendek
10 Dina Riana Elizabeth TT Telunjuk pendek
11 Septiantika TT Telunjuk pendek

VI. Pembahasan
Berdasarkan pratikum yang telah dilaksanakan didapat hasil genotif diri
saya sendiri yakni TT yang berarti fenotifnya telunjuk pendek yang dipengaruhi
oleh gen ayah. Menurut Suryo (2008), sifat yang gen-gennya dipengaruhi oleh
seks atau jenis kelamin seks, yaitu panjang jari telunjuk. Sifat ini dikontrol oleh
pasangan gen T dan t, dimana pada laki-laki bersifat dominan dan pada

Universitas Sriwijaya
perempuan bersifat resesif. Genotif TT berarti jari telunjuk pada wanita pendek, tt
jari telunjuk pada wanita panjang dan tt jari telunjuk pada wanita panjang.
Genotif merupakan ekspresi gen yang tidak dapat dilihat contohnya TT, tt
dan lain sebagainya. Jika sifat tersebut dominan, maka penulisannya
menggunakan huruf kapital dan jika sifatnya resesif ditulis dengan huruf kecil.
Menurut Amir (2014), genetika genotip ditulis dengan menggunakan simbol huruf
dari huruf paling depan dari sifat yang dimiliki oleh individu. Setiap karakter sifat
yang dimiliki oleh suatu individu dikendalikan oleh sepasang gen yang
membentuk alela. Sehingga dalam genetika simbol genotip ditulis dengan dua
huruf.
Fenotif merupakan ekspresi gen yang dapat terlihat, contohnya warna,
bentuk dan lain sebagainya yang diatur oleh genotipe dan lingkungan serta
interaksi keduanya. Menurut Suryo (2008), Fenotip merupakan sifat yang tampak
pada suatu individu dan dapat diamati dengan panca indra, misalnya warna bunga
merah, rambut keriting, tubuh besar, buah rasa manis, dan sebagainya. Fenotip
merupakan perpaduan dari genotip dan faktor lingkungan. Sehingga suatu
individu dengan fenotipe sama belum tentu mempunyai genotip sama.
Gen yang terpaut seks, merupakan suatu keadaan yang menunjukkan adanya
gen-gen yang menempati kromosom yang sama sehingga tidak dapat memisah
secara bebas dan cenderung diturunkan secara bersama-sama.
Menurut Kimball (2005), Jika pautan terjadi pada kromosom seks atau gonosom,
maka dikenal dengan sex linkage. Gen-gen yang terdapat pada kromosom seks
tersebut juga dapat menunjukkan adanya pemunculan suatu sifat pada makhluk
hidup. Gen yang terletak pada kromosom seks tidak memiliki alel pada kromosom
Y sehingga gen terpaut pada kromosom seks dapat terlihat ekspresinya meskipun
dalam keadaan tunggal baik resesif maupun dominan.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Genotif pada wanita TT menunjukkan fenotif telunjuk pendek,
sedangkan genotif tt menunjukkan fenotif telunjuk panjang.

Universitas Sriwijaya
2. Genotif pada laki-laki TT menunjukkan fenotif telunjuk pendek,
sedangkan genotif tt menunjukkan fenotif telunjuk panjang.
3. Gen dominan gen yang menutupi ekspresi gen lainnya.
4. Resesif gen yang lemah yang tidak dapat menunjukkan sifat dibawahnya
jika berpasangan dengan gen dominan.
5. Gen yang dipengaruhi seks yakni jari tangan, kepala botak, hemofili,
cadel, polidofili dan albinisme (albino).

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

I. Judul : Simulasi Berangkai dan Pindah Silang


II. Tujuan : Mempelajari proses terjadinya pindah silang dan mengetahui
akibat – akibatnya.

Universitas Sriwijaya
III. Dasar Teori
3.1. Pengertian Berangkai
Berangkai merupakan peristiwa yang dapat terjadi pada kromosom tubuh
(autosom) maupun pada kromosom kelamin (gonosom). Gen-gen jumlahnya
hingga ribuan pada tiap kromosom. Peristiwa terdapatnya dua atau lebih banyak
gen pada sebuat kromosom yang sama disebut berangkai (Linkage). Gen-gennya
dinamakan gen-gen terangkai. Jumlah pautan sesuai dengan jumlah pasangan
kromosom dan panjangnya kromosom. Gen – gen yang berhimpit dan berdekatan
lokusnya cenderung berpautan (Nusantari, 2012).

3.2. Rangkai Sempurna dan Rangkai Tak Sempurna


Rangkai sempurna terjadi apabila gen-gen yang terangkai letaknya amat
berdekatan satu samalain, maka selama meiosis gen-gen itu tidak mengalami
perubahan letak,sehingga gen-gen itu bersama-sama menuju ke gamet. Contoh
pada lalat Drosophila melanogaster, dikenal gen-gen yang terangkai, yaitu Cu
merupakan gen untuk sayap normal, cu merupakn gen untuk sayap keriput (lalat
tidak dapat terbang), Sr merupakan gen untuk dada polos (normal) dan sr
merupakan gen untuk dada bergaris-garis (Suryo, 2008).
Rangkai tidak sempurna, gen-gen yang terangkai pada satu kromosom
biasanya letaknya tidak berdekatan satu dengan lainnya, sehingga gen-
gen itu dapat mengalami perubahan letak yang disebabkan karena ada penukaran
segmendari kromatid pada sepasang kromosom homolog, peristiwa ini disebut
pindah silang (crossing over). Contoh pada tanaman ercis (Pisumsativum) dikenal
gen-gen terangkai, ialah (pengganti huruf besar M) = gen untuk warna ungu pada
bunga m= gen untuk warna merah pada bunga, (pengganti huruf besar B) = gen
untuk serbuk sari panjang, b= gen untuk serbuk sari bulat (Atmaji, 2019).

3.4. Pengertian Pindah Silang


Pindah Silang Berangkai (linkage) merupakan proses yang menyebabkan
bagian kromosom homolog saling bertukar, menghasilkan rekombinasi baru gen-
gen pada kromosom yang sama. Pindah silang dan asortasi bebas merupakan
mekanisme untuk menghasilkan kombinasi baru gen. Seleksi alam kemudian

Universitas Sriwijaya
bertindak untuk melestarikan kombinasi baru tersebut yang menghasilkan mahluk
hidup dengan kesesuaian maksimum, yaitu peluang maksimum pelestarian
genotipe tersebut. Pindah silang terjadi sewaktu sinapsis kromosom homolog
pada profase I (zigoten dan pakhiten) meiosis (Irawan, 2010).
Lokasi gen pada kromosom disebut lokus yang tersusun dalam sekuen
linier. Lokus juga berarti lokasi serangkaian gen yang berurutan dengan fungsi
yang berkaitan. Kedua alel pada suatu gen heterozigot menempati posisi yang
sama dalam kromosom homolog, yaitu alel A pada kromosom homolog yang satu
dan alel a menempati posisi yang sama pada kromosom homolog yang lainnya.
Pindah silang terjadi pada tahap tetrad sesudah replikasi kromosom sewaktu
interfase, yaitu sesudah kromosom mengganda sehingga terdapat empat kromatid
untuk setiap kromosom homolog. Pindah silang melibatkan pematahan masing
masing kedua kromosom homolog (kromatid) dan patahan tersebut saling
bertukaran (Nusantari, 2012).

3.5. Faktor Yang Mempengaruhi Pindah Silang


Terjadinya pindah silang ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor
yakni, temperatur yang melebihi atau kurang dari temperatur biasa dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang. Umur, makin tua suatu
individu, makin kurang mengalami pindah silang. Zat kimia, tertentu dapat
memperbesar kemungkinn pindah silang. Peyinaran dengan sinar-X, dapat
memperbesar kemungkinan pindah silang. Jarak antara gen-gen yang terangkai,
makin jauh letak satu gen dengan gen lainnya, makin besar kemungkinan
terjadinya pindah silang. Dan jenis kelamin, pada umumnya pindah silang
dijumpai pada makhluk betina maupun jantan. Sedangkan pada ulat sutera abetina
dan Drosophilla jantan tidak terjadi pindah silang (Suryo, 2008).

VI. Cara Kerja


Disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan. Kemudian dibuat bentuk benang
(“strand”) dari plastisin dengan warna yang berbeda. Dibuat konfigurasi
terjadinya pindah silang. Dibuat bentuk plastisinnya berdasarkan data seperti, PS

Universitas Sriwijaya
tunggal (2-3), PS ganda (2-3,2-3), PS ganda (2-3, 3-4), PS ganda (2-3, 1-4), dan
PS ganda (1-3,2-4, 2-3).

V. Hasil Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai
berikut:

Universitas Sriwijaya
5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapat hasil pindah
silang tunggal dan pindah silang ganda. Pindah silang tunggal dapat diartikan

Universitas Sriwijaya
sebagai pidah silang yang terjadi pada satu tempat. Sedangkan pindah silang
ganda dapat diartikan dengan pindah silang yang terjadi pada dua tempat atau
lebih. Menurut Suryo (2008), Pindah silang tunggal disebut sebgai pindah silang
yang teradi pada satu tempat dan menyebabkan terbentuknya empat macam
gamet. Sedangkan pindah silang ganda disebut sebgai pindah silang yang terjadi
ada dua tempat, jika pindahh silang ganda berlangsung diantara dua buah gen
yang terangkai maka terjadinya pindah silang ganda itu tidak akan tampak dalam
fenotif karena gamet yang dibentuk dari tipe parental saja.
Contoh dari pindah silang salah satunya yang telah dilakukan oleh
mahasiswa pertanian universitas Brawijaya dengan mengsilangkan stroberi
California dan Holybride.dimana mekanismenya pidah silang diikuti oleh pata
dan melekatnya kromatid pada waktu profase selama proses meiosis. Menurut
Haqiqi (2015), Pindah silang yang terjadi pada pembelahan meiosis teradi pada
akhir profase I atau awak metaphase I pada saat kromosom yang telah mengganda
menjadi dua kromatid. Umumnya pidah silang terjadi pada kromatid - kromatid
tengah yang disebut dengan kromatid nomor dua dan tiga dari tetrad kromatid,
tetapi tidak kemungkinan adanya pidah silang pada kromatid – keromatid yang
lainnya juga.
Faktor – faktor yang dapat menyebakan pindah silang yakni suhu, umur, zat
kimia, jenis kelamin, penyiaran dengan sinar x, dan jarak antara gen – gen yang
terangkai. Menurut Elrod dan Stansfield (2007), faktor yang mendasari pindah
silang salah satunya jarak antar gen. Karena, jarak ini mempengaruhi kemampuan
suatu gen untuk saling berpindah tempat dengan alel pada gamet disebrangnya.
Suhu yang ekstrim juga faktor dari pindah silang karena suhu tinggi atau rendah
mempengaruhi meiosis dan juga mempengaruhi rekombinan. Penggunaan bahan
kimia atau radiasi dapat meningkatkan pindah silang, dan uga kontrol gen,
beberapa lokus gen telah diidentifikasi meningkatkan atau menurunkan frekuensi
rekombinan. Beberapa lokus mempengaruhi pada saat kromosom berpasangan.

VI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :

Universitas Sriwijaya
1. Pindah silang dibagi menadi dua, pindah silang tunggal dan pidah silang
ganda.
2. Pindah silang teradi pada satu tempat
3. Pidah silang ganda terjadi pada dua tempat atau lebih.
4. Faktor yang mempengaruhi pindah silang yaitu suhu, jenis kelamin,
temperatur, jarak antara gen – gen yang terangkai, dan usia.
5. Pindah silang mengakibatkan terbentukanya individu baru atau
recombinanan.

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

I. Judul :Alel Ganda

Universitas Sriwijaya
II. Tujuan :Mengenal beberapa sifat keturunan pada manusia yang
ditentukan oleh pengaruh alel ganda
III. Dasar Teori
2.1. Pengertian Alel
Alel merupakan bentuk alternatif sebuah gen yang terdapat pada lokus
(tempat tertentu). Individu dengan genotipe AA dikatakan mempunyai alel A,
sedang individu aa mempunyai alel a. Demikian pula individu Aa memiliki dua
macam alel, yaitu A dan a. Jadi, lokus A dapat ditempatioleh sepasang (dua buah)
alel, yaitu AA, Aa, atau aa, bergantung kepada genotipe individu yang
bersangkutan (Susanto et al., 2011).

2.2. Pengertian Alel Ganda


Alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian ) dan
memiliki pekerjaan yang hampir sama dalam kromosom homolog. Dilihat dari
pengaruh gen pada fenotipe, alel memiliki pengaruh yang saling berlawanan
dalam pengekspresian suatu sifat. Di dalam suatu lokus, terdapat sepasang atau
lebih alel. Bila terdapat sepasang alel dalam suatu lokus, maka disebut alel
tunggal. Bila terdapat lebih dari satu pasang alel dalam satu lokus, maka disebut
alel ganda atau multiple alelmorfi (Suryo, 2007).
Alel ganda terjadi karena timbulnya mutasi gen. tetapi gen yang bermutasi
tidak selalu menghasilkan varian yang sama. Umpamanya, gen A bermutasi
menjadi a1 atau a2 atau a3, yang masing-masing menghasilkan fenotip yang
berlainan. Dengan demikian mutasi gen A dapat menghasilkan 4 macam varian,
sedangkan anggota alel-nya bukan hanya 2 (dua), tetapi ada 4 (empat), yaitu: A,
a1, a2 dan a3 (Yatim, 2003).
Pengaruh alel ganda dapat dilihat salah satu contohnya pada sistem
golongan darah ABO. Darah terdiri dari dua komponen, yaitu : sel-sel (antara lain
eritrosit dan leukosit) dan cairan (plasma). Karl Landsteener dalam penelitiannya
menemukan adanya dua antibodi alamiah di dalam darah dan dua antigen pada
permukaan eritrosit. Inilah penyebab terjadinya penggumpalan (beraglutinasi) sel-
sel darah merah (eritrosit) dari beberapa individu apabila bercampur dengan
serum dari beberapa orang (Yatim, 2003).

Universitas Sriwijaya
3.3. Gen Ganda
Kebanyakan sifat tidak berasal dari kerja pasangan gen tunggal, tetapi dari
kombinasi kerja sejumlah gen pada lokus-lokus yang berlainan pada kromosom.
Kelompok gen yang terletak pada lokus yang berlainan yang mengawasi ekspresi
suatu sifat tertentu yang sama disebut gen ganda atau poligen. Suatu sifat yang
dipengaruhi oleh gen ganda akan menunjukkan variasi kuantitatif yang besar
karena dapat diekspresikan dalam bermacam-macam tingkatan. Contoh sifat yang
demikian adalah warna biji, tinggi pohon, dan hasil per pohon pada gandum, berat
buah pada tomat, berat atau ukuran tubuh pada unggas atau ternak, warna kulit
dan tinggi badan pada manusia dan lain-lain (Hartati, 2002).

3.4. Pengertian Darah


Darah adalah jaringan dasar yang terdiri atas dua komponen, yaitu plasma
darah yang mencakup serum (cairan darah), trombosit (fragmen-fragmen sel yang
membantu dalam pembekuan darah), dan protein. Sebagian protein yang sangat
banyak adalah albumin, immunoglobulin, fibrinogen dan enzim pembeku darah.
Komponen yang lain adalah komponen padat yang meliputi sel-sel darah yaitu sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keeping darah atau
trombosit. Darah dibedakan menjadi darah A, B, AB, dan O. Huruf-huruf ini
menunjukkan dua karbohidrat, substansi α dan substansi β yang mungkin
ditemukan pada permukaan sel darah merah (Suryo, 2012).

3.5. Golongan Darah


Golongan darah merupakan tanda khusus pada seseorang yang dipengaruhi
oleh jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela ganda.
Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan.
Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O. Antigen
berfungsi untuk memproduksi antibodi (James et al., 2008).
VI. Cara Kerja
Percobaan 1, setiap pratikan mengamati sisi atas dari jari-jari tangannya
sendiri. Perhatikan dengan seksama apakah pada segmen digitalis tengah dari jari-

Universitas Sriwijaya
jari tangan tampak jelas tumbuh rambut. Sifat ini ditentukan oleh suatu seri alel
ganda H1, rambut terdapat pada semua empat jari. Ibu tidak dipakai. H2, rambut
pada jari kelingking, manis dan tengah. H3, rambut pada jari manis dan tengah.
H4, rambut pada jari manis saja. Dan H5, tiada rambut pada semua jari. Percobaan
2, dengan bantuan tabel untuk menentukan percobaan 2.

V. Hasil Pengamatan
5.1. Rambut Di Jari Tangan
Alel Ganda Hasil Pribadi Hasil Kelompok Hasil Kelompok

Universitas Sriwijaya
(jumlah) %
H1 X 11 100
H2 - - -
H3 - - -
H4 - - -
H5 - - -

5.2. Golongan Darah


Tes untuk Hasil Pribadi Hasil Kelompok Hasil Kelompok
(jumlah) %
Golongan darah A - 3 27
Golongan Darah B - 3 27
Golongan Darah AB - 1 9
Golongan Darah O XXXXXX 4 36
Rh Positif X 11 100
Rh Negati

5.3. Pembahasan
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan didapat yakni pada percobaan
melihat rambut pada segmen digitalis tengah dari jari-jari tangan seratus persen
dari kelompok empat memiliki sifat H1 artinya rambut terdapat pada semua jari.
Menurut Suryo (2008), pada manusia alel ganda antara lain terdapat pada
golongan darah dan rambut pada segmen digitalis tengah jari-jari tangan.

Universitas Sriwijaya
Penentuan dominansi pada rambut digitalis tengah jari tangan yakni H1 rambut
terdapat pada semua jari , H2 ada rambut pada jari kelingking, jari manis, dan jari
tengah. H3 ada rambut pada jari manis dan jari tengah. H4 ada rambut hanya pada
jari manis saja dan H5 tidak ada rambut pada semua empat jari.
Alel ganda terjadi karena adanya mutasi gen. Sifat-sifat yang dipengaruhi
oleh mutasi gen yakni warna mata pada Drosophilla melanogaster, warna bulu
pada kelinci, golongan darah pada manusia dan rambut pada jari-jari tangan
manusia. Menurut Swastini et al., (2016), pengertian alel ganda adalah faktor
yang memiliki lebih dari dua macam alel, sekalipun tidak ada satu pun makhluk
diploid yang mempunyai lebih dari dua macam alel untuk tiap faktor. Sebab
timbulnya alel ganda adalah peristiwa mutasi gen.
Golongan darah pada setiap orang berbeda. Faktor yang mempengaruhi
golongan darah seseorang yakni antigen dan antibodi yang berbeda-beda setiap
individu. Antigen yakni protein darah yang terdapat dalam eritrosit. Sedangkan
antibodi yakni protein yang terkandung dalam plasma darah. Menurut
Suryo (2010), mengatakan keempat golongan darah memiliki karakteristik antigen
dan antibodi yang berbeda. Pada golongan darah O dikatakan memiliki aglutinin
terhadap antigen A dan antigen B. Kandungan ini menyebabkan tubuh
membentuk antibodi dan menyerang sel darah merah yang mengandung zat anti
karena diangap benda asing
Aglutinasi merupakan peristiwa penggumpalan protein dalam darah sebagai
reaksi atas pemberian suatu antigen. Menurut Karmana (2006), orang yang
memiliki golongan darah O tidak dapat menajdi resipien dari darah golongan A, ,
dan AB. Akan tetapi, memiliki golongan darah O dapat ditransfusikan ke
golongan darah A, B, dan AB. Oleh karena itu, orang yang memiliki darah
golongan O disebut sebagai donor universal.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
6. Aglutinasi merupakan proses penggumpalan darah.
7. Incompatibilitas menyebabkan anak mengalami penyakit hemolitik.
8. Alel ganda disebabkan oleh mutasi gen.

Universitas Sriwijaya
9. Hemolitik merupakan penyakit pembuluh darah (eritrosit) pecah.
10. Eritroblastosis fetalis merupakan penyakit karena antigen anak berbeda
dengan antigen ibu.

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA

SIKLUS HIDUP Drosophilla melanogaster

Universitas Sriwijaya
OLEH:

NAMA : MEISYA RIYANDITA


NIM : 08041381924079
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN : XYLIA ANNISA ABELIA

LABORATORIUM GENETIKA JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020

LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA

SIMULASI KROMOSOM MANUSIA

Universitas Sriwijaya
OLEH:

NAMA : MEISYA RIYANDITA


NIM : 08041381924079
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN : XYLIA ANNISA ABELIA

LABORATORIUM GENETIKA JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020

LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA

PERANAN GEN YANG DIPENGARUHI SEKS

Universitas Sriwijaya
OLEH:

NAMA : MEISYA RIYANDITA


NIM : 08041381924079
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN : XYLIA ANNISA ABELIA

LABORATORIUM GENETIKA JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020

LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA

Universitas Sriwijaya
SIMULASI BERANGKAI DAN PINDANG SILANG

OLEH:

NAMA : MEISYA RIYANDITA


NIM : 08041381924079
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN : XYLIA ANNISA ABELIA

LABORATORIUM GENETIKA JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020

LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA

Universitas Sriwijaya
ALEL GANDA

OLEH:

NAMA : MEISYA RIYANDITA


NIM : 08041381924079
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN : XYLIA ANNISA ABELIA

LABORATORIUM GENETIKA JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sriwijaya
Agus., Rosana., dan Sjafaraenan. 2013. Penuntun Praktikum Genetika. Makasar :
Universitas Hasanuddin.

Atmaji, Y. 2019. Ketakjuban Sebutir Sel. Surakarta : Ketaka Publisher.

Campbell. N. A., Jane. B. R., dan Lawrence G. M. Biologi Jilid I. Jakarta:


Erlangga, 2002.

Elrod, S L., dan Stansfield, W D. 2007. Scaum’s Outlines Genetika, Edisi


Keempat. Jakarta : Erlangga

Haqiqi, I. Kendarini, D N., dan Agisimanto, D. 2015. Studi Keberhasilan


Persilangan Stoberi (Fragaria x ananassa Duc). Jurnal Produksi Tanaman.
3(2) : 107 – 112.

Hartati. 2002. Rekayasa Genetika. Malang : Universitas Negeri Malang Press.

Irawan, B. 2010. Genetika Penjelasan Mekanisme Pewarisan Sifat. Surabaya :


Airlangga University Press.

Irdawati dan Muhlisin, A. 2017. Sindrom Down pada Anak Ditinjau dari Segi
Biomedik dan Penatalaksanaaanya. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan. 2 (1):
Hal 47-50.

James, J. Baker, C., dan Swain H. 2008. Prinsip – Prinsip Sain untuk
Keperawatan. Jakarta : Erlangga.
Juniarto, Achmad Zulfa dan Juwono. 2002.Genetika Dasar. Jakarta : EGC.

Karmana. O. 2006. Biologi. Bandung : Grafindo Media Pratama.


Leveno, K J. Cunningham, F G. Gant, N F. Alexander, J M. Bloom, S L. Casey B
M. Dashe J S. Sheffield, J S., dan Yost, N P. 2009. Obstetri William. Jakarta
: Buku Kedokteran EGC.

Nusantari, E. 2012. Genetika. Yogyakarta : Deepublish

Purwatiningsih. H. H., dan Senjarini. K. 2017. Deskripsi Morfologi Drosophilla


melanogaster Normal (Diptera:Drosophilidae), Strain Sepia dan Plum.
Jurnal Imlu Dasar. 18(1) : 55 – 60.

Silvia. T. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida


Terhadap Perkembangan Larva Drosophilla. Bandung : Jurusan Biologi
Universitas Padjdjaran.
Stansfield, W.D, Jaime S.C, Raul J.C. 2006. Biologi Molekuler dan Sel. Jakarta:
Erlangga.

Suryo, Ir. H. 2007. Sitogenetika. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Universitas Sriwijaya
Suryo. 2003. Genetika manusia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Suryo. 2004. Genetika strata 1. Yogyakarta: UGM.

Suryo. 2005. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


Suryo. H. 2007. Sitogenetika. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Suryo. H. 2008. Genetika strata 1. Yogyakarta: UGM.

Suryo. H. 2010. Genetika Manusia (cetakan ke-10). Yogyakarta : Gajah Mada


University Press.

Suryo. H. 2012. Genetika. Yogyakarta: UGM.


Susan. 2009. Genetika. Jakarta : Erlangga.

Susanto. A. H. 2011. Genetika. Yogyakarta : Graha ilmu.


Suwarno, Artanti. L., Rasnovi. S., Yasmin. Y., Nasir. M., 2018. Inventarisasi
Lalat Buah (Diptera: Tephritidae) pada Buah – Buahan di Kota Jantho,
Aceh Besar. Jurnal Bioleuser. 1(2) : 7-8.

Swastini., Sumiati. A., dan Mardiah. P. D. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah


dan Rhesus Pelajar Kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar di Desa Taro Kecamatan
Tegallalang Gianyar. Jurnal Udayana Mengabdi. 15 (01) : 01-03.
Taufik, J. 2010. Genitika Tentang Hereditas. Bandung: Pustaka Jaya.
Team teaching. 2010. Penuntun Praktikum Genetika 1. Gorontalo : Biologi UNG.
Wahyuni. S. 2015. Pengaruh Maternal Terhadap Viabilitas Lalat Buah
(Drosophilla melanogaster meigen) Strain Vestigial (vg). Skripsi.
Universitas Jember.

Yatim, Wildan. 2003. Genetika. Bandung : Tarsito.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai