GENETIKA TUMBUHAN
ACARA I
PENGAMATAN PERILAKU KROMOSOM
Semester:
Ganjil 2017
Oleh:
Wahyu Arif Widiyanto
A1D018154/ 9
Pj Acara: Vira Aulia Agustin & Erike Suroya
A. Latar Belakang
Mahkluk hidup tingkat tinggi dalam susunan tubuhnya terdiri dari sel, organ,
dan jaringan-jaringan. Semua itu saling berkaitan dan bekerja sesaui dengan
fungsinya. Sel merupakan unit terkecil pada makhluk hidup. Semua organ yang
bekerja secara komplek tersusun dari banyak sel. Oleh karena itu, sel dalam
makhluk hidup memiki fungsi yang penting dalam proses yang terdapat pada
makluk hidup. Upaya untuk mencapai jumlah yang banyak agar dapat berfungsi
secara optimal maka sel melakukan pembelahan sel.
Pembelahan sel yang terjadi pada sel melibatkan kromosom. Peranan yang
dimiliki oleh kromosom sangat penting, karena sebagai alat pengangkutan bagi gen-
gen yang akan dipindahkan dari suatu sel induk ke sel anakannya. Pengangkutan
gen tersebut diberlakukan untuk generasi yang satu ke generasi berikutnya. Perilaku
atau aktivitas kromosom dapat terlihat dalam siklus sel, termasuk di dalamnya
adalah pembelahan sel mitosis dan meiosis.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariotik. Organisme multisel, sel somatik
mengalami mitosis, sedangkan sel gamet akan membelah diri melalui proses yang
berbeda yaitu pembelahan meiosis. Mitosis merupakan peristiwa pembelahan sel
pada sel somatis. Mitosis terbagi menjadi beberapa fase yang memiliki ciri-ciri
yang berbeda-beda yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Hal yang sangat
penting dalam mitosis adalah adanya proses replikasi yang terjadi pada kromosom
sebagai pembawa informasi genetik pada sel induk. Kromosom terbagi menjadi dua
dan sama persis ke sel-sel anakan. Proses kromosom aktif membelah maka akan
mudah diamati dengan menggunakan mikroskop. Oleh karena itu praktikum ini
dilakukan untuk mengamati perilaku kromosom suatu sel pada saat melakukan
pembelahan.
B. Tujuan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi: akar bawang merah,
larutan 45% CH3COOH, larutan HCl, dan larutan aceto orcein / carmin. Alat yang
digunakan, antara lain kaca preparat, cover glass, beker glass, penangas air,
pembakar bunsen, mikroskop, cawan petri, pinset, termometer, cutter, dan pipet.
B. Prosedur Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum acara 1 antara lain:
1. Umbi bawang merah dipilih yang bagus dan sehat dan dikecambahkan di air
sampai muncul akar.
2. Akar bawang merah dicuci dengan air mengalir sampai bersih.
3. Ujung akar bawang merah dipotong sepanjang ± 1 cm.
4. Ujung akar bawang merah difiksasi dengan menggunakan larutan 45%
CH3COOH selama ± 10 menit.
5. Bahan dengan campuran larutan HCl dan CH3COOH dimaserasi dengan
perbandingan 3 : 1 pada suhu 600 C selama ± 3 menit.
6. Sebanyak 1 mm bagian ujung akar bawang merah diambil dan diletakkan di atas
gelas preparat.
7. Ujung akar bawang merah diwarnai dengan aseto orcein.
8. Ujung akar bawang merah yang telah diwarnai kemudian ditutup dengan gelas
penutup (cover glass) dan dihancurkan dengan cara ditekan.
9. Ujung akar bawang merah yang telah ditutup dengan cover glass dilewatkan di
atas nyala api bunsen.
10. Preparat di bawah mikroskop diamati.
a. Fase-fase dalam mitosis dicari dan diamati pada preparat yang dibuat.
b. Fase yang jumlahnya paling banyak muncul dihitung.
c. Fase-fase yang ada pada preparat digambar.
d. Perbesaran yang digunakan dicatat.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
Pembelahan sel adalah suatu proses untuk menghasilkan suatu individu baru
dari individu tetuanya dengan cara membelah diri. Pembelahan sel terjadi pada
organisme uniseluler maupun multiseluler. Pembelahan sel dapat dikatakan sebagai
suatu proses yang menyangkut terbentuknya sel-sel anak baru dari induknya. Sel
somatik (sel jaringan tubuh) akan terjadi sutu pembelahan sel induk menjadi dua
sel anak yang komponen-komponennya sama dan identik dengan sel induknya.
Peristiwa pembelahan sel somatik semacam ini disebut sebagai mitosis. Mitosis
adalah pembelah sel dimana berlangsung pembelahan dan pembagian nukleus
beserta kromosom-kromosom yang terdapat di dalamnya (Suryo, 1998).
Organisme uniseluler melakukan pembelahan sel bertujuan untuk
melestarikan dirinya sedangkan pada organisme multiseluler melakukan
pembelahan sel bertujuan untuk tumbuh dan berkembang. Organisme multiseluler
contohnya yaitu tumbuhan, tumbuhan melakukan pembelahan sel berfungsi untuk
menambah jumlah sel dan ukuran sel untuk tumbuh dan berkembang serta
pembelahan sel pada tanaman berfungsi untuk memperbaiki sel-sel yang telah
rusak. Pembelahan sel sangat kaitannya dengan ilmu genetika karena pada
pembelahan sel menghasilkan sel yang baru yang sifat dari individu indukannya
diturunkan ke individu baru, seperti pada ilmu genetika yang mempelajari tentang
penurunan sifat dari induknya ke anakannya (Yatim, 1983) pembelahan sel adalah
proses perkembangbiakan sel yang berupa proses mitosis dan meiosis. Pembelahan
sel dalam karakteristiknya berbeda tempat pembelahan berdasarkan tujuannya
(Campbell, 2007).
2. Tahapan-tahapan Mitosis
Studi mitosis dapat menggunakan ujung akar, ujung batang, primordia daun,
petala muda, ovulum muda dan kalus. Namun biasanya digunakan ujung akar
karena mudah tumbuh dan seragam. Sifat kromosom sel mitosis secara morfologi
lebih stabil dibandingkan meiosis, karena struktur penanda seperti satelit,
penyempitan, letak sentromer dan panjang lengan lebih jelas. Menurut
Anggarwulan et al., (1999) menyatakan bahwa waktu optimum untuk pemotongan
akar bawang merah ketika pukul 9 pagi.
Tumbuhan mengalami pembelahan pada dasarnya untuk mempertahankan
vaiertasnya (reproduksi), selain itu alasan yang lainnya adalah untuk pertumbuhan,
perbaikan. Makhluk hidup dapat tumbuh karena sel-selnya bertambah banyak.
Apabila semakin banyak sel dalam suatu mahluk hidup maka semakin besar (Alwi,
2016). Menurut Purnamaningsih (2015) faktor penting yang mendukung program
pertanian adalah pengadaan bibit bermutu, seragam, dan diperoleh dalam jumlah
yanng banyak. Bibit tersebut sulut dipenuhi jika dilakukan secara konvensional.
Upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan ilmu genetika tumbuhan
seperti kultur jaringan. Penggadaan biakan dalam kultur jaringan dapat dilakukan
melalui jalur organegenesis yang melibatkan sel somtaik pada tanaman. Pengguaan
embrio somatik dapat mempercepat keberhasilan dengan peluang transformasi
yang lebih tinggi karena embrio somatik dapat berasal dari satu sel somataik.
Penggunaan bawang merah dalam kegiatan pengamatan fase-fase mitosis
memiliki keunggulan yakni harganya murah, mudah dalam penyimpanan serta
penanganannya, ujung akarnya cocok digunakan untuk evaluasi mikroskopik pada
level kromosomal, serta memiliki kondisi sitologis yang bagus dalam selnya.
Penggunaan bawang merah juga memiliki keunggulan yakni memiliki ukuran
kromosom yang besar, sudah diketahui rentang waktu mitosisnya, dan mudah
didapat (Raja, 2015). Bawang merah dapat dijadikan sebagai model untuk studi
mekanisme mutagenesis pada kromosom yang diinduksi oleh bahan kimia seperti
etidium bromida. Jumlah kromosom yang tidak terlalu banyak yaitu 2n=16 serta
fase mitosis yang jelas terlihat menjadikan bawang merah ideal digunakan dalam
mempelajari kerusakan kromosom pada tanaman, selain itu kromosom bawang
merah memiliki ukuran yang besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya
(Imaniar dan Pharmawati, 2014).
HCl atau asam sulfat merupakan pelarut organik yang digunakan pada saat
proses maserasi.
Tahapan fiksasi akar bawang merah dengan menggunakan larutan asam asetat
glasial (CH3COOH 45%. Penggunaan asam asetat sebagai larutan fiksatif bertujuan
agar mempermudah penetrasi serta menghasilkan ion-ion yang mempermudah
pengikatan dengan reagen yang lain. Selain itu, asam asetat mampu menonaktifkan
enzim-enzim dalam sel. Setelah fiksasi adalah maserasi dengan cara merendam
akar bawang merah ke dalam larutan HCl 1N. Larutan HCl tersebut berfungsi untuk
menghidrolisis dinding sel agar menjadi lunak dan mudah dipejet pada saat
pembuatan preparat pejetan (squash). Penggunaan larutan HCl juga bertujuan untuk
menghilangkan RNA dari sel . Selama proses maserasi dengan merendam larutan
HCl 1N juga diinkubasi pada oven dengan suhu 55°C selama 5 menit dengan tujuan
untuk meningkatkan laju reaksi hidrolisis oleh HCl pada proses maserasi (Abidin,
2014). Menurut Muhliasyah (2014) HCl digunakan sebagai larutan maserasi pada
proses pengamatan sel atau jaringan. HCl berfungsi untuk meluruhkan dinding
lamela tengah tumbuhan. Lamela terdiri atas pektin yang merupakan lapisan
penyusun awal dinding sel.
Setalah dimaserasi, maka sampel akar bawang merah diberi pewarna aceto
orcein. Proses pewarnaan ini bertujuan untuk mewarnai kromosom agar nampak
jelas ketika dilakukan pengamatan fase-fase mitosis. Jenis tanaman menghasilkan
pewarnaan yang lebih bagus dengan menggunakan aceto orcein bila dibandingkan
dengan pewarna fuelgen. Pewarna tersebut sangat baik digunakan pada tanaman
dengan jumlah kromosom yang sedikit. Kromosom akan terwarnai dengan jelas dan
sitoplasma nampak jelas. Proses pewarnaan berlangsung setelah itu dilakukan
proses pejetan untuk proses pengamatan sel-sel akar bawang merah. Hasil pejetan
yang diperoleh dalam pengamatan antara lain ditemukan fase profase, prometafase,
metafase, anafase, dan telofase (Winarto, 2011). Setelah diwarnai dengan larutan
aceto orcein, preparat dilewatkan pada api bunsen agar, cairan pada preparat
menguap sehingga mudah diamati.
Gambar
Tahap pertama pembelahan mitosis yaitu profase kita dapat melihat jelas fase
profase yang terjadi pada sel akar bawang merah. Berdasarkan hasil praktikum pada
tahap profase akar bawang merah terlihat berwarna agak merah tua, mulai terlihat
terurai. Berdasarkan hasil pengamatan Raja (2015) pada tahap profase akar bawang
merah, diperoleh kromosombewarna merah keungu-unguan.
2. Fase Metafase
A. Kesimpulan
Pembelahan sel pada dasarnya terjadi pada inti sel. Terdapat beberapa macam
dengan ciri-ciri yang berbeda-beda. Perilaku yang dilihat pada praktikum adalah
fase profase, metafase, anafase, dan telofase. Ciri-ciri profase adalah adanya
kromatid yang masih utuh, sentromer, benang spindle, dan dinding sel. Ciri-ciri
metafase benang spindle, dinding sel, dan kromosom. Ciri-ciri anafase adalah
dinding sel, benang spindle, kromatid yang mulai memisah menuju daerah kutub.
Telofase memiliki ciri berupa kromatid, membran sel, lengkungan (menjadi dua).
B. Saran
Abidin, Z., A. 2014. Studi indeks mitosis bawang untuk pembuatan media
pembelajaran preparat mitosis. Jurnal Biologi Edukasi. 3(3) : 571-
579
Alwi, M., A. 2016. Studi fikasi 2 minggu awal histoteknik. Laporan Penelitian.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
Imaniar, E., F., dan Pharmawati, Made. 2014. Kerusakan bawang merah (llium cepa
L.) akibat perendaman dengan eridium bromida. Jurnal Simbiosis.
2(2): 173-183
Miranti, I., P. 2010. Pengolahan jaringan untuk penelitian hewan. Media Medika
Muda (2): 1-4.
Raja, P.,D., Kriswiyanti, dan Ni Nyoman Darsini. 2015. Indeks mitosis ujung akar
kecambah cabe besar (Capsicum annuum L.) setelah perlakuan
suspensi Trichoderma sp. Jurnal Biologi. 19(2)