Anda di halaman 1dari 24

BUKU KERJA PRAKTIKUM

DASAR-DASAR GENETIKA IKAN

KROMOSOM DAN SEL

NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
ASISTEN :

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari praktikum Dasar-Dasar Genetika materi

kromosom dan sel adalah praktikan dapat memahami bentuk kromosom dan sel

melalui alat peraga sehingga dapat meningkatkan kompetensi praktikan bidang

molekuler.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Dasar-Dasar Genetika materi Sel dan Kromossom ikan nila

(Oreochromis niloticus) dilaksanakan pada tanggal, bulan, 2023. Praktikum

dilaksanakan di Laboratorium Reproduksi Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Unversitas Brawijaya.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kromosom

Kromosom adalah benang-benang yang terdapat pada inti sel yang

berfungsi membawa DNA yang bersifat bawaan dan berisi tentang sebagian

besar informasi untuk aktivitas regulasi sel. Jumlah kromosom di dalam inti sel

dari berbagai organisme berbeda-beda. Kromosom terdiri atas lengan

kromosom, sentromer dan telomer. Lengan kromosom merupakan bagian

kromosom yang mengandung rangkaian gen. Sentromer adalah bagian tengah

kromosom yang berfungsi dalam proses distribusi kromosom pada saat

pembelahan sel. Telomer adalah bagian ujung dari kromosom (Wulandari dan

Wijaya, 2015).

Menurut Gusrina (2018), setiap makhluk hidup memiliki sel dimana

didalam sel terdapat inti sel dan sitoplasma. Di dalam inti sel itu terdapat

kromosom dan nukleolus. Kromosom mengandung gen yang membawa sifat

keturunan. Gen tersusun dari dua unsur yaitu DNA dan protein yang disebut

histon. Dna berfungsi sebagai penyusun gen, sedangkan histon berfungsi

melindungi DNA. Letak Gen berada di manik-manik yang menempel pada

kromosom yang disebut kromomer atau nukleosom.

Jumlah, bentuk dan ukuran kromosom bervariasi, hal ini bergantung pada

jenis ikan. Jumlah kromosom ikan mas (Cyprinus carpio) sebanyak 104, lele

dumbo (Clarias gariepinus) sebanyak 56, sedangkan ikan nila (Oreochromis

niloticus) memiliki 44 kromosom. Perbedaan bentuk kromosom disebabkan oleh

kedudukan sentromer (Gusrina, 2018). Sumner (2003) melaporkan kromosom

dapat dibagi menjadi lima macam berdasarkan bentuk dan letak sentromernya

yaitu sebagai berikut:


a. Metasentrik, yaitu kromosom yang mempunyai sentromer dekat atau

berada di tengah kromosom.

b. Submetasentrik, yaitu kromosom yang mempunyai sentromer lebih dekat

dengan bagian tengah dibandingkan bagian ujung kromosom.

c. Subakrosentrik, yaitu kromosom yang mempunyai sentromer lebih dekat

dengan bagian ujung daripada bagian tengah.

d. Akrosentrik, yaitu kromosom yang mempunyai sentromer dekat dengan

ujung kromosom.

e. Telosentrik, yaitu kromosom yang mempunyai sambungan sentromer

yang ketat disebabkan karena adanya kerusakan pada sentromer.

Sumber: Yuwono, 2011


Gambar 1. Bagian kromosom

Sumber: Sumner, 2013


Gambar 2. Bentuk kromosom dan posisi sentromer
Sumber: Grusrina, 2018
Gambar 3. (a) Kariotipe Ikan Rainbow trout Jantan; (b) Kariotipe Ikan Rainbow
trout betina

a. Lokus

Letak gen di dalam kromosom disebut lokus. Posisi relatif dari gen yang

memberikan arti letak gen pada kromosom. Lokus merupakan salah satu

penentuan posisi gen pada kromosom. Jika terdapat mutasi, maka akan

mempengaruhi susunan kimianya di dalamnya bukan pada lokus gen secara

keseluruhannya. Terdapat sekitar ratusan lokus yang berderet panjang pada

setiap bagian kromosom (Primandiri dan Santoso, 2016).

Lokus merupakan letak atau posisi gen dalam suatu kromosom. Sehingga

lokus meyusun sebuah peta gen dalam kromosom. Hal ini menyebabkan gen

mudah dikenali. Istilah lokus tidak hanya mencakup gen, tetapi juga

mendefinisikan segmen fungsi DNA. Dimana dapat menentukan posisi

kromosom dengan pasti (Kendrew, 1994).

b. Gen

Gen adalah unit terkecil yang membawa sifat kepada keturunannya. Gen

terdapat pada kromonema dalam kromosom. Gen berfungsi untuk

menyampaikan informasi genetik kepada keturunannya dan mengatur

metabolisme serta perkembangan individu. Informasi genetik disimpan dalam


dua substansi, yaitu DNA dan RNA. DNA terdapat di dalam kromosom,

sedangkan letak RNA berada di dalam sitoplasma (Yunus, et al., 2006). Gen

adalah unit dasar pembawa infromasi hereditas. Gen membawa informasi yang

dibutuhkan untuk membangun, mempertahankan dan memeperbaiki organisme.

Gen bergabung dengan gen lainnya, berupa lingkungan serta faktor tertentu

sehingga akan menghasilkan bentuk akhir dan fungsi pada suatu organisme itu

sendiri (Mukherjee, 2016).

c. Alel

Alel merupakan gen yang memiliki lokus yang sama tetapi memiliki sifat

bervariasi akibat mutasi pada gen asli. Alel merupakan sepasang gen yang

terletak pada lokus yang berada pada kromosom homolog yang bertugas

sebagai pembawa informasi genetik yang diturunkan. Informasi genetik tersebut

akan diturunkan melalui rantai DNA yang tersusun dalam beberapa alel antara

Adenin (A), Tiamin (T), Guanin (G) dan Cytosin (C) (Atmojo et al.,2019).

Setiap gen mengkode karakteristik yang spesifik, namun tidak semua gen

sama. Hal ini dikarenakan setiap gen tersusun dari dua alel yang mengkode

untuk sifat yang sama, masing-masing dari orang tua/induk. Alel dapat identik

(homozigot) berarti alel dari setiap induk adalah sama. Alel juga bersifat

heterozigot di mana alel dari setiap induk berbeda (James, et al., 2008).

d. Asam Nukleat

Asam nukleat merupakan molekul terbesar yang ditemukan dalam tubuh.

Asam nukleat pertama kali ditemukan di dalam inti sel (nukleus). Asam nukleat

merupakan polimer yang dibentuk dari nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari

tiga bagian yaitu gugus fosfat, gula dengan lima karbon dan basa nitrogen. Ada

dua jenis asam nukleat yaitu DNA dan RNA. DNA membawa materi genetik
(kromosom) dan menyediakan instruksi sintesis protein. RNA berfungsi di dalam

sintesis protein yang terjadi (James et al., 2008).

Asam nukleat adalah salah satu makromolekul biologis yang paling

penting. Asam nukleat berfungsi dalam encoding, transmisi dan

mengekspresikan informasi genetik. Asam nukleat meliputi DNA

(deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid) terbentuk dari monomer yang

dikenal sebagai nukleotida. Nukleotida juga dikenal dengan nukleotida fosfat.

Nukleotida terbentuk dari basa nitrogen, gula dan asam fosfat (Sumbono, 2016).

2.2 Organisasi Sel

Sel merupakan unit dasar struktural dan fungsional penyusun tubuh

makhluk hidup. Penemuan sel pada abad ke-19, mendeskripsikan sel sebagai

unit dengan membran pembatas pada bagian luarnya, nukleus pada bagian

dalamnya dan cairan sitoplasma yang mengelilingi bagian nukleus. Organisme

yang hidup sekarang berasal dari satu sel induk yang sudah ada pada berjuta-

juta tahun lalu. Sel induk ini nantinya bertahap dan mengalami perubahan untuk

dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan agar dapat melangsungkan

hidupnya. Perubahan struktural dan fungsional ini menimbulkan adanya dua

kelompok besar sel yang dikenal dengan kelompok sel prokariotik dan eukariotik.

2.2.1 Sel Prokariotik

Sel prokariotik adalah bentuk kehidupan terkecil dan memiliki

metabolisme yang bervariasi. Secara organisasi sel prokariot lebih sederhana

dibandingkan dengan eukariotik dengan struktur utamanya terdiri dari dinding

sel, membran plasma sel, ribosom dan nukleoid. Contoh dari makhluk hidup sel

prokariotik adalah kelompok bakteria dan mikroplasma. Berikut merupakan

bagian-bagian dalam struktur sel prokariotik:


1. Membran plasma, lapisan diluar sitoplasma yang berfungsi sebagai

pelindung dan pengatur transportasi sel serta penerima rangsang yang

datang dari luar sel.

2. Sitoplasma, bagian sel yang berisi cairan. Berfungsi sebagai tempat

berlangsungnya metabolisme sel.

3. Ribosom, tempat berlangsungnya sintesis protein.

4. Dinding sel, lapisan pelindung kedua setelah membran plasma.

5. Kapsul, lapisan pelindung setelah membrane plasma dan dinding sel.

6. Flagel, alat bantu pergerakan sel.

Gambar 4. Struktur Sel Prokariotik

2.2.2 Sel Eukariotik

Sel eukariotik adalah sel yang memiliki inti atau nukleus dan dikelilingi

oleh membran, sehingga sel ini memiliki dua membran yaitu sitoplasma dan inti.

Sel eukariotik ini merupakan salah satu hasil evolusi secara fisik dan biologis

yang terjadi berjuta tahun yang lalu, dimana sel ini terbentuk dari sekelompok

organisme anaerobik dan organisme aerobik yang saling berhubungan secara

simbiosis sehingga dapat hidup bersama dan saling ketergantungan satu dengan

yang lainnya sehingga terbentuklah sel eukariotik. Sel eukariotik ini terdapat

pada organisme yang lebih kompleks lagi dan susunan organelnya sudah

tersusun dengan teratur. Sel ini terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan.
Walaupun demikian, sel ini tidak semuanya ada pada masing – masing sel

karena ada bagian yang berbeda satu dengan yang lainnya dan memiliki bentuk,

ukuran, dan fungsi fisiologis yang berbeda juga. Berikut merupakan bagian-

bagian dalam struktur sel eukariotik:

1. Membran inti sel, merupakan lapisan pelindung inti sel dan memisahkan

inti sel dari sitoplasma.

2. Nukleus atau inti sel, berfungsi dalam pengendalian dan mengatur

seluruh kegiatan sel serta pembawa informasi genetik.

3. Ribosom, organel sel untuk tempat berlangsungnya sintesis protein.

Terdapat dua jenis ribosom yaitu yang menempel pada membran

retikulum endoplasma dan berada didalam sitoplasma. Ribosom pada

retikulum endoplasma berfungsi untuk menghasilkan enzim pengurai sel

sedangkan pada sitoplasma berfungsi untuk mensintesis protein.

4. Retikulum endoplasma, adalah membran yang berkumpul dan

membentuk seperti kantung. Terbagi menjadi dua yaitu RE kasar yang

berfungsi sebagai tempat melekatnya ribosom serta membantu sintesis

protein dan halus untuk mencerna karbohidrat, mensintesis lemak dan

menetralkan racun.

5. Mitokondria, adalah lapisan yang meliuk-liuk dan berdempetan. Berfungsi

untuk menghasilkan energi.

6. Badan golgi, berfungsi untuk membentuk lisosom dan lipoprotein serta

mengoleh kembali hasil sintesis protein retikulum endoplasma.

7. Lisosom, organel sel yang berbentuk bulatan kantung membran dan

berfungsi dalam sistem pencernaan.

8. Vakuola, kantong membran sel eukariot untuk menyimpan cadangan

makanan.
Gambar 5. Struktur Sel Eukariot

2.2.3 Perbedaan Sel Prokariot dan Eukariot

PERBEDAAN PROKARIOT EUKARIOT

Protista, fungi, tumbuhan


Contoh Organisme Bakteri dan ganggang hijau
dan hewan

Ukuran sel Umumnya 1 – 10 μm Umumnya 5 – 100 μm


Metabolisme Anaerob dan aerob Aerob
Nukleus, mitokondria,
kloroplas, Retikulum
Organel Sedikit atau tidak ada
endoplasma dan lain
lain

DNA Sirkular, dalam sitoplasma Sangat panjang, dalam inti

Sintesis RNA terjadi


Disintesis pada beberapa dalam nukleus, protein
RNA dan protein
komponen disintesis dalam
sitoplasma.

Sitoskeleton tersusun atas


Sitoplasma Tidak ada sitoskeleton filamen protein
Kromosom memisahkan
diri oleh adanya Kromosom memisah
Pembelahan sel melalui gelondong
pemisahan membran
plasma pembelahan

Organisasi seluler Uniseluler Multiseluler


2.2.4 Persamaan dan Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan

Terdapat pada
No. Bagian-bagian Sel Hewan Tumbuhan
1. Dinding sel - Ada
2. Selaput sel Ada Ada
3. Inti sel Ada Ada
4. Vakuola - Ada
5. Kloroplas - Ada
6. Mitokondria Ada Ada
7. Lisosom Ada -
8. Badan golgi Ada Ada
9. Retikulum endoplasma Ada Ada
10. Ribosom Ada Ada

2.3 Sel Tumbuhan

Sel hewan menurut Rasyid, et al., (2021) adalah nama umum untuk sel

eukariotik yang menyusun jaringan hewan. Sel hewan mempunyai perbedaan

dengan sel eukariotik lainnya seperti sel tumbuhan, karena sel hewan tidak

memiliki dinding sel dan kloroplas, serta sel hewan memiliki vakuola yang lebih

kecil, bahkan tidak ada. Sel hewan merupakan suatu bagian organel terkecil

yang memiliki selaput tipis dan didalamnya terdapat larutan koloid yang

mengandung senyawa kimia. Sel ini memiliki keunggulan yaitu dalam membuat

duplikat secara mandiri dengan cara pembelahan sel. Karena tidak memiliki

dinding sel yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sejalan dengan itu

menurut Rohajatien, et al., (2017), sel hewan adalah sel yang memiliki

protoplasma dan membran sel, akan tetapi tidak memiliki dinding sel serta

kemampuan untuk berfotosintesis. Pengertian sel hewan adalah sel yang

merupakan organisme heterotrof dan tidak memiliki dinding sel. Struktur sel

hewan secara umum tersusun atas membran sel dan protoplasmaa. Protoplasma

sel hewan tersebut terdapat sitoplasma dan inti sel (nukleus) serta anak inti sel

atau nukleoulus. Terdapat beberapa organel pada sitoplasma sel hewan sebagai

berikut:
Gambar 6. Sel Hewan

1. Nukleus, adalah organel terkecil yang mengatur sekaligus mengendalikan

aktivitas sel hewan. Proses ini dimulai dari metabolisme sampai

pembelahan sel. Nukleus mengandung materi genetik yang berbentuk

DNA linear panjang membentuk kromosom. Organel ini bisa ditemukan

pada sel eukariotik yang terdiri dari beberapa bagian, seperti membran

inti, nukleoplasma, kromosom, dan nukleus.

2. Nukelolus, adalah sebuah struktur terikat tanpa membran yang terdiri dari

protein dan asam nukleat dalam inti sel (nukleus). Nukleolus adalah

organel yang ada pada inti sel atau nukleus. Fungsinya untuk membentuk

protein menggunakan RNA atau asam ribonukleat.

3. Kromatin, adalah campuran histon DNA serta protein lainnya yang

membentuk kromosom. Fungsi utamanya adalah mengkondensasi DNA

untuk mengaktifkannya masuk dalam inti sel. Kromatin juga berfungsi

untuk menyalin RNA dan melindungi DNA dari kerusakan, serta untuk

ekspresi gen.

4. Mikrotubulus, bisa ditemukan pada sel eukariot yang berbentuk silindris

panjang berongga. Organel ini memiliki diameter sekitar 12 nm dan


diameterluar sekitar 25 nm. Mikrotubulus terdiri dari beberapa molekul

berbentuk bulat protein globular yang disebut dengan tubulin.

Mikrotubulus berperan dalam pergerakan sel terutama dalam

mengarahkan pergerakan sel dengan polimerisasi dan depolimerisasi

serta sebagai pembentuk dasar alat gerak silia dan flagella.

5. Membran plasma, adalah bagian paling luar sel. Bagian ini tersusun dari

lipid, protein, dan karbohidrat. Membran plasma akan menyeleksi zat

mana yang bisa dilalui dan zat mana yang tidak dapat dilaluinya. Bagian

ini juga akan mengendalikan pertukaran antara sitoplasma dan

lingkungannya. Membran plasma memiliki beberapa fungsi lain yang

diantaranya melindungi sel agar isi sel tidak keluar, menjadi tempat

beberapa reaksi seperti reaksi oksidasi dalam respirasi, penerima

reseptor atau rangsangan dari luar.

6. Vakuola, berisi garam garam organik, tanin, glikosida, minyak eteris,

enzim, alkaloid, dan butir-butir pati. Hewan bersel satu memiliki 2 vakuola

yaitu vakuola makanan dengan fungsi dalam proses pencernaan intrasel

dan vakuola kontaktif yang berfungsi sebagai osmoregulasi.

7. Sitosol, adalah bagian cair dari sel yang berada di luar inti dan struktur

ditutupi dengan membrane yang dikenal sebagai organel. Sitosol

merupakan gel di mana sebagian besar metabolisme sel berlangsung.

Sekitar 70% dari volume sel hewan terdiri dari sitosol, sehingga juga

dikenal sebagai cairan intraseluler. Sitosol berfungsi sebagai media untuk

proses intraseluler. Ini berarti harus mengandung protein, ion, dan bahan

lain yang tepat untuk aktivitas sitosol.

8. Selaput inti, adalah elemen struktural utama nukleus yang membungkus

keseluruhan organel sel hewan. Di samping itu, organel ini berperan

sebagai pemisah antara sitoplasma dan daerah inti. Membran inti bersifat
non- permeable atau tidak bisa dilalui semua zat, baik padat ataupun

cair sehingga sebagian besar molekul yang membuat nukleus

membutuhkan adanya pori inti

9. Ribosom adalah organel sel terkecil yang tersuspensi dalam sel. Antara

satu ribosom dengan lainnya diikat oleh mRNA. Penyusun utama ribosom

yaitu asam ribonukleut dan berada bebas didalam sitoplasma ataupun

melekat pada retikulum endoplasma. Fungsi ribosom yaitu sebagai

tempat berlangsungnya sintesis protein dan contoh organel tidak

bermembran.

10. Mitokondria, berfungsi sebagai pabrik energi bagi sel hewan. Adanya

mitokondria maka nutrisi yang telah diproses atau diglikolisis dalam

sitoplasma sebagai proses anarobik akan masuk ke dalam mitokondria

sebagi asetil ko-A dan kemudian dengan bantuan oksigen akan

disempurnakan dalam mitokondira. Mitokondria memiliki dua lapisan

membran yaitu membran dalam dan membran luar. Membran dalam

membentuk tonjolan ke arah dalam (krista) yang berfungsi memperluas

permukaan agar proses pengikat oksigen dalam respirasi berlangsung

semakin efektif.

11. Lisosom, merupakan organel sel hewan yang memiliki struktur unik yaitu

organel yang memiliki membran tunggal yang memiliki fungsi sebagai

pembersih sitoplasma sel hewan. Lisosom mengandung enzim hidrolik

dalam organelnya sehingga mampu mencerna berbagai zat yang

tersusun atas protein, lemak, dan karbohidrat bahkan fosfat. Lisosom

membantu sel hewan untuk menghancurkan zat yang sulit terurai dan

mendaur ulang organel sel yang rusak.

12. Retikulum endoplasma, merupakan organel yang berupa sistem


membran berlipat-lipat yang menguhubungkan membran sel dengan

membran inti dan berbentuk benang-benang jala. Berperan dalam proses

transport zat inti sel. Terdapat 2 macam retikulum endoplasma yaitu RE

halus dan RE kasar. RE halus memiiliki fungsi sebagai transport atau

pengangkut sintesis lemak dan steroid, sebagai tempat menyimpan

fospoloid, glikolipid, dan stroid. RE kasar memilikki fungsi sebagai

transport atau pengangkut sintesis protein.

13. Badan golgi, merupakan organel yang berkaitan dengan fungsi ekskresi

sel hewan. Terdiri atas kumpulan vesikel pipih yang mempunyai bentuk

berkelok-kelok atau seperti kantong pipih. Badan golgi dapat memebntuk

lisosom. Badan golgi memiliki fungsi yang berkaitan dengan sintesis

protein dan bekerja sama dengan retikulum endoplama serta ribosom.

Badan golgi berfungsi dalam pemeliharaan sel hewan dan sel lainnya

dengan menghantarkan zat-zat yang dibutuhkan menggunakan

mikrovesikel. Badan golgi pada sel hewan juga mengakibatkan adanya

proses eksositosis.

14. Sentriol, adalah organel sel hewan yang berperan penting dlaam proses

pembelahan sel. Melalui sentriol benang-benang kaan muncul dan akan

memisahkan kromosom homolog sehingga tertarik menuju sentriol yang

membelah juga.

15. Perokisisom, merupakan organel berkantong kecil berisi enzim

katalase.Fungsinya untuk menguraikan peroksida (H2O2) atau

metabolisme yang bersifat racun dan mengubah lemak menjadi

karbohidrat. Organel peroksisom ini bisa ditemukan pada bagian sel hati

dan juga ginjal.


BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Kromosom

Praktikum Dasar-Dasar Genetika materi Kromosom, alat yang

digunakan adalah sebagai berikut:

No Alat Fungsi

1 Penggaris Untuk mengukur bahan yang digunakan

2 Gunting Untuk memotong bahan

3 Pensil Untuk menandai bahan

3.1.2 Bahan dan Fungsinya

Praktikum Dasar-Dasar Genetika materi Kromosom, bahan yang

digunakan adalah sebagai berikut:

No Bahan Fungsi

1 Manik-manik Sebagai replika basa nitrogen

2 Kawat Sebagai pembentuk heliks ganda

3.2 Sel
3.2.1 Alat dan Fungsinya

Praktikum Dasar-Dasar Genetika materi Sel, alat yang digunakan

adalah sebagai berikut:


No Alat Fungsi

1 Penggaris Untuk mengukur bahan yang digunakan

2 Jangkar Untuk memudahkan membuat bulatan pada bahan

3 Cutter Untuk memotong bahan

4 Gunting Untuk memotong bahan

5 Pensil Untuk menandai bahan.

3.2.2 Bahan dan Fungsinya

Praktikum Dasar-Dasar Genetika materi Sel, bahan yang

digunakan adalah sebagai berikut:

No Alat Fungsi

1 Sterofoam Sebagai bahan utama alat peraga.

2 Bola Plastik Sebagai wadah komponen sel

3 Kain Planel Sebagai penanda sel

4 Cat Sebagai pewarna sel.

5 Plastisin Sebagai pembentuk bagian-bagian sel

6 Lem tembak Sebagai perekat


3.3 Skema Kerja
3.3.1 Sel

- Dibuat pola seperempat lingkaran untuk membuat


Bola Plastik membran sel

- Digunting dengan rapi pola seperempat tersebut

- Dibuat lingkaran dengan sterofoam/ kardus dengan

bantu jangka atau diameternya sama besar dengan bola

- Dipotong lingkaran menjadi dua bagian sama besar

- Dimasukkan kedalam bola yang sudah dipotong

- Diisi dahulu bola dengan tisu, sehingga padat bagian


Plastisin dalamnya

- Dibulatkan plastisin warna ungu kemudian dipotong

seperempat lingkaran untuk membuat membrane sel

nukleus dan nukleolus

- Dibulatkan juga plastisin warna merah muda tetapi lebih

kecil dan dipotong seperempat

- Dibuat organel lainnya yang disesuaikan ukuran dan

bentuknya seperti pada gambar struktur sel hewan

- Dilapisi bola plastic dengan kain planel atau cat


Hasil
3.3.1 Kromosom

Kawat

- Disiapkan alat dan bahan

- dipotong kawat dengan ukuran 5 cm dan 25 cm

- dipasangkan manik-manik pada masing-masing kawat

untuk membentuk heliks ganda dan basa nitrogen

- digabungkan kawat yang telah diisi manik-manik

membentuk pola kromosom

- diputar kawat
Hasil
3.3.2 Preparasi Kromosom

Perendaman ikan uji

- Larutkan 70 mg kolkisin 0,07% w/v dengan 1 liter air


- Rendam ikan uji dengan larutan kolkisin 0,07% w/v selama 6-9
jam

Pengawetan jaringan
- Bunuh ikan
- Ambil jaringan sirip dan insang
- Potong kecil dan rendam dalam larutan hipotonik (KCl 0,075
M) selama 60 menit pada suhu ruang
- Ganti larutan setiap 30 menit dengan volume kurang lebih
20x volume jaringan
- Larutan hipotonik 0,075 M dibuat dengan 5,6 gram KCl dan 1
liter air

Pembuatan preparat

- Larutan carnoy dibuat dengan asam asetat dlasial dan etanol (1:3)
- Rendam objek gelas direndam dalam larutan alkohol 70%
selama kurang 2 jam
- Ambil jaringan dengan pingset
- Disentuhkan pada kertas tisue untuk menghilangkan larutan fiksasi
- Letakkan jaringan di atas objek gelas cekung
- Ditambahkan 3-4 tetes asam asetat 50%
- Gerakkan secara perlahan dengam menggunakan tusuk gigi atau
Suspensi
ujung pisau bedah
- Suspensi diteteskan menggunakan pipet tetes diatas objek gelas
yang ditempatkan di atas hot plate dengan suhu 45-50˚C
- Hisap kembali setelah terbentuk lingkaran (ring) berdiameter 1-
Hasil
1,5 cm
BAB IV ANALISIS PROSEDUR

4.1 Kromosom dan Sel


4.1.1 Kromosom

4.1.2 Sel
BAB V ANALISIS HASIL

5.1.1 Kromosom

5.1.2 Sel
BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Alberts, B., Bray, D., Lewis, J., Rafi, M., Robert, K., & Watson, J. D. (1989).
Molecular biology of the cell. 2"d. NewYork: Garland Publishing.

Atmojo, F. W., Suerni, T., & Susanto, W. (2016). Hubungan antara golongan
darah dengan retardasi mental. Jurnal Keperawatan, 4(2), 104-113.

Baktir, Afaf. (2017). DNA Struktur dan Fungsi. Surabaya: Airlangga University
Press.

Gusrina. (2018). Genetika dan Reproduksi Ikan. Yogyakarta: Publisher.

James, J., C. Baker and H. Swain. (2008). Prinsip-Prinsip Sains untuk


Keperawatan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kendrew, S. J. (1994). The Encyclopedia of Molecular Biology. Oxford: Blackwell


Science.

Mukherjee, S. (2016). The Gene: An Intimate History. New York: Scribner.


Primandiri, P. R. dan A. M. Santoso. 2016. Evaluasi Perkuliahan
Genetika. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS. 580-584.

Rasyid, Y. L., Sugiarso, B. A., & Rumangit, A. M. (2021). Animasi interaktif


pembelajaran sel pada hewan dan tumbuhan. Jurnal Teknik Informatika,
16(2), 175-182.

Rohajatien, U., Rohan, H. H., & Rokhmad, K. (2017). Gizi dalam Biologi Modern.
Malang: Media Nusa Creative.

Sumbono, A. (2016). Biokimia Pangan Dasar. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Sunmer, A. T. (2003). Chromosomes Organization and Function. Malden:


Blackwell Publishing Company.

Wulandari, A. S. dan T. R. Wijaya. 2015. Analisis kromosom tanaman jati


(Tectona grandis Lf) dengan metode pewarnaan. Jurnal Silvikultur Topika,
6 (1), 104- 113.

Yunus, R., B. Haryanto dan C. Abadi. (2006). Teori Darwin dalam Pandangan
Sains dan Islam. Depok: Gema Insani

Anda mungkin juga menyukai