Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH GEN: EKSPRESI DAN REGULASI

DNA, KROMOSOM DAN GENOM


(KROMATIN DAN KROMOSOM EUKARIOTIK)

Dosen Pengampuh
dr. Marhaen Hardjo, M.Biomed., PhD

Oleh:
Tri Sutriani Syam P062202010

PROGRAM MAGISTER BIOMEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan ........................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3
2.1 Kromatin.....................................................................................................3
2.1.1 Pengertian dan Letak Kromatin........................................................3
2.1.2 Fungsi Kromatin...............................................................................3
2.1.3 Struktur Kromatin............................................................................4
2.2 Kromosom..................................................................................................6
2.3 Struktur Kromosom Eukariotik..................................................................9
2.4 Pengertian Genom......................................................................................12

BAB 3 PENUTUP......................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.................................................................................................14
3.2 Saran...........................................................................................................14
BAB 4 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................15

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur kromatin serta bentuk kromosom selama interfase dan
pembelahan sel..........................................................................................4
Gambar 2. Kromosom mengandung DNA.................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel merupakan unit struktur dan fungsional terkecil makhluk hidup. Sel terbagi
menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Kedua jenis
sel tersebut sama- sama mempunyai membran plasma dan sitoplasma. Dibandingkan
sel eukariotik, sel prokariotik tidak mempunyai nucleus, melainkan nukleolid (inti sel
sederhana tanpa selaput inti) dan kehilangan beberapa macam organel. Di dalam sel
terdapat sejumlah organel yang berfungsi untuk metabolism sel. Salah satu organel
tersebut adalah inti sel (nucleus), organel ini berperan sebagai pengendali sel dan
menyimpan materi genetic sel. Materi genetik yang dimaksud berupa untaian DNA,
didalam untaian DNA ini terdapat gen yang berfungsi sebagai tempat informasi
fenotip individu.
Setiap makhluk hidup mempunyai informasi genetik yang akan diwariskan
kepada keturunannya. Informasi genetik terkandung di dalam sel yaitu pada organel
yang disebut nukleus atau inti sel. Di dalam nukleus inilah dijumpai adanya
kromosom yang berfungsi sebagai rangka bagi inti sel juga merupakan bahan yang
mengandung informasi genetik dalam bentuk gen atau penggalan DNA. Kromosom
yang dalam keadaan istirahat (interfase) berwujud butir-butir kromatin mempunyai
bentuk yang berbeda-beda. Pada bakteri dan ganggang biru yang merupakan
organisme prokariotik, kromosom berada di daerah nukleoid (materi inti yang tidak
dibatasi oleh membran inti) dan berbentuk sirkuler atau lingkaran. Sedangkan pada
Organisme eukariotik, kromosom ada di dalam inti sel serta berbentuk benang linear
(lurus). Dimana pada kelompok eukariotik, bahan genetik utama terdiri atas beberapa
unit independent yang terpisah namun semua unit bahan genetika merupakan satu
kesatuan genom yang menentukan kelangsungan hidup jasad.
Nukleus memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan sebuah sel.
Peranan nucleus dalam hal ini adalah untuk mengatur dan mengontrol segala aktifitas
kehidupan sel serta membawain formasi genetik yang diturunkan ke generasi
berikutnya. Informasi genetik ini disimpan dalam suatu molekul polinukleutida yang

1
disebut DNA (Deoxyribonucleic acid). DNA pada umumnya tersebar di dalam
nucleus sebagai matriks seperti benang yang disebut kromatin. Ketika sel akan
memulai membelah, kromatin akan berkondensasi membentuk struktur yang lebih
padat dan memendek yang selanjutnya disebut kromosom. Kromosom tersusun atas
molekul DNA dan protein histon. Struktur di dalam nucleus yang merupakan tempat
berkonsentrasinya molekul DNA.
Istilah genom diperkenalkan oleh Hans Winkler dari Universitas Hamburg,
Jerman, pada tahun 1920, sebagai gabungan dari kata gen dan kromosom atau
dimaksudkan untuk menyatakan kumpulan gen. Dengan sejumlah interaksi
kompleks, urutan nukleotida komponen penyusun asam nukleat digunakan untuk
membuat semua protein pada suatu organisme pada waktu dan tempat yang sesuai.
Protein ini menjadi komponen pembentuk tubuh organisme atau memiliki
kemampuan membuat komponen pembentuk tubuh tersebut atau mendorong reaksi
metabolisme yang diperlukan untuk hidup. Pada umumnya terdapat tiga macam
organisasi antar-antar genom di dalam kehidupan. Organisasi tersebut diantaranya
organisasi genom virus, organisasi genom prokariotik (contohnya bakteri), organisasi
genom eukariotik. Sehingga di dalam makalah ini, penulis akan memaparkan tiga
macam organisasi genom tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian, struktur, dan fungsi kromatin?
2. Apakah pengertian dari kromosom?
3. Bagaimanakah struktur dari kromosom eukariotik?
4. Apakah pengertian dari genom?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, struktur, dan fungsi kromatin.
2. Untuk mengetahui pengertian dari kromosom.
3. Untuk mengetahui struktur dari kromosom eukariotik.
4. Untuk mengetahui pengertian dari genom.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kromatin
2.1.1 Pengertian dan Letak Kromatin
Kromatin adalah massa dari materi genetik yang terdiri dari Deoxyribo Nucleic
Acid (DNA) dan protein yang mengembung membentuk kromosom selama proses
pembelahan sel eukariotik.
Kromatin berada di dalam inti sel. Selama profase mitosis, serat kromatin akan
melingkar ke kromosom dengan masing-masing kromosom memiliki 2 kromatid
yang kemudian bergabung di sentromer. Kromatin adalah jalinan benang-benang
halus dalam plasma inti, hal ini karena apabila suatu jaringan diwarnai dengan suatu
zat pewarna. Jalinan tersebut akan menghisap banyak zat itu. Berasal dari Chroma =
berwarna, & tin= benang. Terdiri dari benang-benang kromonema yang berpilin-pilin
longgar yang diselaputi oleh protein.
Kromatin sendiri terdiri dari beberapa serat (fibril) halus dan dibina atas dua
macam molekul yakni ADN (asam deoksiribosa nukleat) dan protein.
Protein utamanya berupa histon. Kromatin atau kromosom mengandung puluhan
bahkan ratusan ribu gen.

2.1.2 Fungsi Kromatin


Fungsi utama dari kromatin adalah mengkondensasi DNA untuk
mengaktifkannya masuk dalam inti sel. Selain itu, kromatin juga berfungsi
membantu dalam menyalin RNA dan melindungi DNA dari semakin rusak seperti
yang dipadatkan ke dalam inti.
Beberapa fungsi utama kromatin adalah :
 Untuk memadatkan panjangnya sel supaya dapat muat di dalam nukleus dengan
ukuran kecil.
 Untuk membantu perkembangan RNA,
 Untuk mencegah DNA dari kerusakan ketika sedang dipadatkan dalam nukleus,
 Dapat mmbantu perkembangan ekspresi gen.

3
Hal yang demikian merupakan bentuk tanggung jawab untuk menandai dan
mengatur DNA dalam volume yang lebih kecil untuk mengaktifkan kandungan sel
pada tubuh. Sel dapat hidup karena mendapatkan struktur dan fungsional dengan
adanya nutrisi yang memiliki tempat pengolahan nutrisi terhadap bagian-bagian
yang penting seperti kromatin.

2.1.3 Struktur Kromatin


Pada beragam sel eukariota tingkat tinggi, berada dua bentuk kromatin pada
tahap interfase yaitu eukromatin dan heterokromatin. Suatu gen yang secara normal
terekspresi pada bentuk eukromatin beralih pada daerah heterokromatin
menyebabkan terjadinya peredaman gen, yaitu terhentinya ekspresi gen tsb (Alberts
et all., 2008). Perubahan bentuk kromatin ini merupakan salah satu mekanisme
epigenetika.
1. Eukromatin
Eukromatin merupakan bentuk yang tidak begitu padat, atau yang bentuk
terbuka. Eukromatin berpotongan padat selama pembelahan sel, tapi mengendur
menjadi bentuk yang terbuka selama interfase. Eukromatin pada pewarnaan
histologi kromosom ditunjukkan pada daerah dengan warna lebih jelas
(Pritchard et all., 2008).
2. Heterokromatin
Heterokromatin merupakan bentuk yang lebih padat, atau bentuk tertutup.
Heterokromatin sangat padat pada saat pembelahan sel, demikian pula pada saat
interfase. Heterokromatin pada pewarnaan histologi kromosom ditunjukkan pada
daerah dengan warna lebih padat atau gelap (Pritchard et all., 2008).

Ga
mbar 1. Struktur kromatin serta bentuk kromosom selama interfase dan

4
pembelahan sel

Kromatin terdiri atas kompleks dari protein kromosomal histon dan non histon
dengan DNA sel eukariota. Asosiasi pertama asam deoksiribonukleat dengan protein
langsung dengan histon membentuk bentuk struktur nukleosom. Empat subunit
histon selain H1 akan membentuk bentuk suatu butiran protein oktamer dan setiap
subunit terdapat dalam dua rangkap. Asam deoksiribonukleat selanjutnya akan rumit
butiran oktamer tsb. Pada tiap butiran terbentuk dua belitan asam deoksiribonukleat
yang panjangnya 146 pasangan basa (pb) (Kleinsmith dan Kish, 1995).
Asosiasi ini merupakan inti nukleosom. Dua perangkat dari tiap protein histon
H2A, H2B, H3 dan H4 membentuk bentuk oktamer dengan 145-147 pasangan basa
asam deoksiribonukleat yang membungkusnya membentuk bentuk inti nukleosom.
Beberapa referensi yang lebih baru merundingkan asam deoksiribonukleat yang
mendirikan nukleosom ini merupakan 147 pasangan basa. Berada juga referensi yang
lebih lama merundingkan bahwa kompleks serabut asam deoksiribonukleat dan
protein ini yang dapat ditemukan saat interfase dari sel eukariota yang diwujudkan
dari nukleosom-nukleosom dan terdiri atas histon oktamer yang berasosiasi dengan
sekitar 200 pasangan basa asam deoksiribonukleat. Selanjutnya terhadap unsur inti
nukleosom tsb berasosiasi protein histon H1 serta 20 perangkat basa asam
deoksiribonukleat, yaitu masing-masing 10 pb masing-masing di hilir dan hulu asam
deoksiribonukleat unsur inti nukleosom. Satu nukleosom semuanyanya berasosiasi
166 pb ADN dengan 5 jenis protein histon.
Asam deoksiribonukleat merupakan bahan genetik yang pembuktiannya
pertama kali dilakukan oleh Frederick Griffith pada tahun 1928 yaitu dengan
transformasi pada bakteri Streptococcus pneumoniae. Bahan genetik ini pada
eukariota selain dijumpai pada inti sel juga dijumpai di dalam organel yang lain,
misalnya pada mitokondria dan kloroplas. Prokariota seperti bakteri publiknya
memiliki kromosom sirkuler tunggal meskipum berada beberapa bakteri yang
memiliki molekul asam deoksiribonukleat tambahan berupa plasmid (Dale dan Park,
2004).

5
Protein kromosomal yang mengeratkan DNA secara sederhana dibagi menjadi
dua kelas utama yaitu protein kromosomal histon dan non histon.

1. Histon
Histon merupakan protein yang terdiri dari lima subunit yaitu histon
H1, H2A, H2B, H3 dan H4. Subunit-subunit ini kaya akan asam amino
yang bermuatan positif atau bersifat basa seperti lisin dan arginin. Histon
ini akan bereaksi dengan asam deoksiribonukleat melewati interaksi selang
protein yang bermuatan positif dengan fosfodiester dari asam
deoksiribonukleat yang bermuatan negatif. Asosiasi selang satu histon
dengan satu segmen asam deoksiribonuleat dikata nukleosom. Asosiasi
nukleosom merupakan tahap awal pengemasan asam deoksiribonukleat ke
dalam bentuk yang padat. Tiap inti nukleosom terdiri atas suatu kompleks
dari delapan protein histon (histon oktamer) dan DNA rantai ganda dengan
panjang 147 perangkat nukleotida. Kompleks histon oktamer ini masing-
masing terdiri atas 2 molekul histon H2A, H2B, H3, dan H4. Modifikasi
histon memengaruhi perubahan bentuk kromatin (Tost, 2009).
2. Protein non histon
Protein non histon (NHC Protein) terikat pada sekuens spesifik yang
tersebar sepanjang utas DNA (Pritchard et all., 2008).

2.2 Kromosom
a. Pengertian Kromosom
Kromosom merupakan pembawa bahan genetik yang terdapat di dalam inti
sel setiap makhluk hidup. Kromosom berbentuk batang panjang atau pendek dan
lurus 3atau bengkok. Kromosom tersusun atas molekul DNA yang membawa
keterangan genetik, oleh karena itu kromosom mempunyai arti penting dalam
genetika. Nama kromosom diberikan oleh Waldeyer pada tahun 1888, sedang
Morgan dalam tahun 1933 menemukan fungsi kromosom dalam pemindahan
materi-materi genetik. DNA merupakan persenyawaan kimia pembawa materi

6
genetik. Di dalam kromosom terdapat 35% DNA dari keseluruhan kromosom.
DNA merupakan molekul hidup dan dapat mengadakan replikasi
(menggandakan diri). Karena mengandung molekul DNA, kromosom pun dapat
menggandakan diri. Selain itu, DNA merupakan tempat penyimpanan informasi
genetika yang akan diwariskan kepada keturunannya. Kromosom dikatakan
sebagai benang pembawa sifat, karena sifat-sifat makhluk hidup pada dasarnya
tersimpan di dalam DNA yang terdapat di dalam kromosom (Yuwono, 2015).

Gambar 2. Kromosom mengandung DNA

Cara penyusunan molekul DNA dan protein sebenarnya cukup rumit.


Pengemasan DNA dalam kromosom terjadi pada tahap profase. Secara ringkas
pengemasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Untai DNA dipintal pada
suatu set protein, yaitu histon yang menjadi suatu bentukan yang disebut unit
nukleosom. Unit-unit nukleosom tersusun padat membentuk benang yang lebih padat
dan terpintal menjadi lipatan-lipatan solenoid. Lipatan 4solenoid tersusun padat
menjadi benang kromatin. Benang-benang kromatin tersusun memadat menjadi
lengan kromatid. Lengan kromatid kembar disebut kromosom.

b. Fungsi Kromosom
Fungsi Kromosom adalah sebagai berikut:

7
 Penyimpanan Kode Genetik: Kromosom mengandung materi genetik yang
dibutuhkan oleh organisme untuk tumbuh dan berkembang. Molekul DNA
yang terbuat dari rantai unit yang disebut gen. Gen adalah bagian-bagian
dari DNA dengan kode untuk protein tertentu yang dibutuhkan oleh sel
untuk fungsi yang tepat.
 Penentuan Jenis Kelamin: Manusia memiliki 23 pasang kromosom dari
mana satu pasang adalah kromosom seks. Wanita memiliki dua kromosom
X dan laki-laki memiliki satu kromosom X dan satu Y. Jenis kelamin anak
ditentukan oleh kromosom yang diturunkan oleh laki-laki. Jika kromosom X
dilewatkan dari kromosom XY, anak akan menjadi perempuan dan jika
kromosom Y yang dilewatkan, anak laki-laki akan berkembang.
 Pengendalian Divisi Sel : Kromosom memeriksa pembagian sukses sel
selama proses mitosis. Kromosom sel induk memastikan bahwa informasi
5yang benar diteruskan ke sel anak yang dibutuhkan oleh sel untuk tumbuh
dan berkembang dengan benar.
 Pembentukan Protein dan Penyimpanan : Protein sangat penting untuk
aktivitas sel. Kromosom mengarahkan urutan protein yang terbentuk dalam
tubuh kita dan juga menjaga urutan DNA. Protein juga disimpan dalam
struktur melingkar dari kromosom. Protein ini terikat bantuan DNA dalam
kemasan yang tepat dari DNA.

c. Jenis Kromosom
Kromosom dalam tubuh berdasarkan pengaruhnya terhadap penentuan
jenis kelamin dan sifat tubuh dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Autosom, disebut juga kromosom biasa atau kromosom tubuh. Autosom
tidak menentukan jenis kelamin organisme. Pada manusia dengan jumlah
kromosom sel somatis 46 buah, memiliki 44 autosom. Selebihnya, 2
kromosom, adalah kromosom kelamin. Penulisan autosom dilambangkan
dengan huruf A sehingga penulisan autosom sel somatis manusia adalah
44A atau 22AA.

8
2) Gonosom, disebut juga kromosom kelamin atau kromosom seks. Gonosom
dapat menentukan jenis kelamin makhluk hidup. Jumlahnya sepasang pada
sel somatis. Pada manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah,
terdapat 44 autosom dan 2 gonosom. Terdapat 2 jenis gonosom, yaitu X
dan Y. Umumnya pada makhluk hidup, gonosom X menentukan jenis
kelamin betina dan gonosom Y menentukan jenis kelamin jantan. Susunan
gonosom wanita XX dan gonosom pria XY. Oleh karena itu, penulisan
kromosom sel somatis (2n) adalah 44A + XY (pria) atau 44A + XX
(wanita). Adapun untuk sel gamet (n) adalah 22A + X atau 22A + Y.

d. Jumlah Kromosom
Kromosom pada makhluk hidup biasanya ditemukan dalam keadaan
berpasang-pasangan, oleh karena itu disebut diploid. Kromosom diploid
dipertahankan dari generasi ke generasi dengan pemebelahan mitosis
(pembelahan yang menghasilkan dua anak yang bersifat sama dengan
induknya). Kromosom yang berpasangan (kromosom homolog) memiliki
bentuk, ukuran, dan komposisi yangsama.manusia setiap sel somatik berjumlah
46 (kecuali sel sperma dan ovum, karena memiliki set tunggal kromosom)
kromosom atau 23 pasang. 46 kromosom manusia ini merupakan dua set
kromosom yang terdiri dari masing-masing 23 kromosom, yaitu satu set
maternal (dari ibu) dan satu set paternal (dari ayah). Gambar di bawah
merupakan bentuk 23 pasang kromosom manusia (Yuwono, 2005).

2.3 Struktur Kromosom Eukariot


Berbeda dengan DNA prokariot yang berbentuk sirkuler tertutup, DNA
eukariot merupakan molekul linier yang sangat panjang. Panjang DNA eukariot di
dalam nucleus jauh melebihi ukuran nukleus itu sendiri. Oleh karenanya, agar dapat
dikemas di dalam nukleus, DNA harus dimampatkan dengan suatu cara yaitu derajad
pemampatan (kondensasi)
DNA dinyatakan sebagai nisbah pengepakan (packing ratio)-nya, yaitu panjang
molekul DNA dibagi dengan panjang pengepakannya. Sebagai contoh, kromosom

9
manusia yang terpendek, yaitu kromosom nomor 21, berisi 4,6 x 107 pb DNA
(sekitar 10 kali ukuran genom E. coli). Ukuran DNA kromosom ini setara dengan
panjang 14.000 μm jika DNA ditarik lurus. Pada kondisi yang paling mampat, yaitu
selama mitosis, kromosom tersebut panjangnya hanya sekitar 2 μm. Angka ini
memberikan nisbah pengepakan sebesar 7.000 (14.000/2).
Untuk mencapai nisbah pengepakan totalnya, DNA tidak langsung dikemas ke
dalam struktur terakhirnya (kromatin). Pengemasan DNA dilakukan melalui sejumlah
tingkatan organisasi kromosom. Tingkatan yang pertama diperoleh ketika DNA
melilit-lilit di sekeliling sumbu protein sehingga menghasilkan struktur seperti
manik-manik yang disebut nukleosom. Pada tingkatan ini terdapat nisbah pengepakan
sebesar Tingkatan yang kedua adalah pemutaran sejumlah nukleosom membentuk
struktur heliks yang disebut serabut 30 nm. Struktur serabut 30 nm dijumpai baik
pada kromatin interfase maupun pada kromosom mitosis. Dengan struktur ini nisbah
pengepakan DNA meningkat menjadi sekitar 40. Pengemasan terakhir terjadi ketika
serabut 30 nm tersusun dalam sejumlah kala, struktur tangga, dan domain, yang
memberikan nisbah pengepakan tertinggi sebesar lebih kurang 1.000 pada kromatin
interfase dan 10.000 pada kromosom mitosis.
Kromosom eukariot terdiri atas suatu kompleks DNA-protein yang tersusun
sangat kompak sehingga memungkinkan DNA yang ukurannya begitu panjang
tersimpan di dalam nukleus. Istilah bagi struktur dasar kromosom adalah kromatin,
sedangkan satuan dasar kromatin adalah nukleosom. Dengan demikian, kromatin
merupakan satuan analisis kromosom yang menggambarkan struktur umum
kromosom.
Nukleosom dijumpai pada semua kromosom eukariot. Telah dikatakan di atas
bahwa nukleosom merupakan struktur yang paling sederhana dalam pengemasan
DNA eukariot. Pengemasan terjadi dengan cara pelilitan DNA di sekeliling sumbu
nukleosom yang merupakan oktamer protein basa berukuran kecil dan disebut histon
sumbu. Protein histon sumbu ini bersifat basa atau bermuatan positif karena banyak
mengandung asam amino arginin dan lisin.

10
Ada empat macam histon sumbu yang menyusun sumbu nukleosom, yaitu H1,
H2A, H2B, H3, dan H4. Keempat macam histon ini berada dalam bentuk oktamer
karena masing-masing terdiri atas dua molekul. Selain itu, ada satu macam histon
lagi, yaitu H1 yang letaknya bukan di sumbu nukleosom, melainkan di bagian tepi
nukleosom. Dengan adanya molekul H1 ini, ukuran nukleosom menjadi lebih besar
20 pb dan biasanya disebut dengan kromatosom.
Setiap untai DNA sepanjang 146 pb mengelilingi satu sumbu nukleosom,
sementara bagian-bagian DNA lainnya menjadi penghubung (linker) antara satu
sumbu nukleosom dan sumbu nukleosom berikutnya. Pelilitan DNA di sekeliling
sumbu nukleosom berlangsung dengan arah ke kiri atau terjadi superkoiling negatif.
Pelilitan terjadi demikian kuat karena DNA bermuatan negatif, sedangkan histon
sumbu bermuatan positif.
Telah dikatakan di atas bahwa terbentuknya rangkaian heliks nukleosom secara
keseluruhan terlihat sebagai serabut dengan diameter 30 nm yang dikenal sebagai
serabut 30 nm. Keberadaan histon H1 berfungsi menstabilkan struktur serabut 30
nm. Hal ini didukung oleh bukti percobaan bahwa penghilangan histon tersebut dari
kromatin ternyata tidak dapat mempertahankan struktur serabut 30 nm meskipun
struktur nukleosomnya tetap dipertahankan.
Hasil studi menggunakan mikroskop elektron menunjukkan bahwa nukleosom
di dalam serabut 30 nm membentuk heliks yang berputar ke arah kiri dengan jumlah
nukleosom sebanyak enam buah tiap putaran. Meskipun demikian, organisasi struktur
serabut 30 nm yang tepat sebenarnya masih berupa suatu perkiraan.
Berbeda dengan genom prokariot, genom eukariot tersusun dari beberapa buah
kromosom. Tiap kromosom membawa sederetan gen tertentu. Selain itu, kromosom
eukariot mempunyai bentuk linier. Posisi di dalam kromosom, baik pada prokariot
maupun pada eukariot, yang ditempati oleh suatu gen disebut sebagai lokus (jamak:
loki) bagi gen tersebut.
Genom eukariot mempunyai organisasi yang lebih komplek dibandingkan
dengan genom prokaryot. Molekul DNA utama pada eukaryote berupa molekul untai
ganda  dengan struktur linier. Ukuran genom eukaryote, khususnya eukaryote tingkat

11
tinggi, jauh lebih besar dibandingkan dengan unkuran genom prokaryot. Bahan
genetik utama jasad eukaryote terletak di dalam nucleus dan dikemas sedemikian
rupa membentuk struktur yang disebut kromosom. Jumlah kromosom pada kelompok
jasad eukaryote sangat bervariasi, mulai dari dua buah pada khamir
Schizosasaccharomyces pombe , sampai mencapai 250 buah pada sejenis kepiting
(hermit crab). Selain kromosom, beberapa sel eukaryote juga mempunyai DNA diluar
kromosom yaitu DNA pada mitokondria dan pada kloroplas.
Beberapa sel eukaryote juga mempunyai DNA plasmid DNA mitokondria dan
pada kloroplas berupa molekul DNA lingkar dan replikasinya berlangsung secara
independen, tidak tergantung pada replikasi kromosom. Organisasi gen  pada
mitokondria lebih mirip organisasi gen pada bakteri sehingga diduga mitokondria
merupakan jasad prokaryote endosimbion yang dalam proses evolusi berkembang
menjadi bagian struktur sel eukaryote (Yuwono, 2005).

2.4 Pengertian Genom


Genom adalah satu-kesatuan gen yang secara alami dimiliki oleh satu sel atau
virus atau satu-kesatuan kromosom jasad eukariot dalam fase haploid. Genom (Ing.
genome), dalam genetika dan biologi molekular modern, adalah keseluruhan
informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme, atau khususnya
keseluruhan asam nukleat yang memuat informasi tersebut. Secara fisik, genom
dapat terbagi menjadi molekul-molekul asam nukleat yang berbeda (sebagai
kromosom atau plasmid), sementara secara fungsi, genom dapat terbagi menjadi gen-
gen. Setiap organisme memiliki genom yang mengandung informasi biologis yang
diperlukan untuk membangun tubuhnya dan mempertahankan hidupnya serta
diwariskan ke generasi berikutnya. Dengan se jumlah interaksi kompleks, urutan
nukleotida komponen penyusun asam nukleat digunakan untuk membuat semua
protein pada suatu organisme pada waktu dan tempat yang sesuai. Protein ini
menjadi komponen pembentuk tubuh organisme atau memiliki kemampuan membuat
komponen pembentuk tubuh tersebut atau mendorong reaksi metabolisme yang
diperlukan untuk hidup. Kebanyakan genom, termasuk milik manusia dan makhluk

12
hidup bersel lainnya, terbuat dari DNA (asam deoksiribonukleat), namun sejumlah
virus memiliki genom RNA (asam ribonukleat) (Sridianti, 2005).
Menurut (Yuwono, 2005) Secara keseluruhan kumpulan gen-gen yang terdapat
di dalam setiap sel individu organisme disebut sebagai genom. Dengan perkataan
lain, genom suatu organisme adalah kumpulan semua gen yang dimiliki oleh
organisme tersebut pada setiap selnya. Genom terdiri dari satu set lengkap kromosom
yang diturunkan dari tetuanya. Banyaknya gen yang terdapat dalam suatu genom
berbeda antar organisme. Semakin rumit suatu organisme, semakin banyak gen yang
dikandung di dalam genomnya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kromosom merupakan pembawa bahan genetik yang terdapat di dalam inti
sel setiap makhluk hidup.
2. Struktur kromosom terdiri dari Kromatid, Sentromer, Lengan pendek dan
Lengan panjang.
3. Bahan genetik utama jasad eukariyot terletak di dalam inti sel (nukleus)
dan dikemas sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang disebut
kromosom
4. Genom adalah satu-kesatuan gen yang secara alami dimiliki oleh satu sel
atau virus atau satu-kesatuan kromosom jasad eukariot dalam fase haploid.

3.2 Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih mengerti tentang
pengertian, struktur dan fungsi kromatin, mengerti apa itu kromosom, kromosom
eukariotik dan genom.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alberts, Bruce A. J., Julian L., Martin R., Keith R., Peter W. 2008. Molecular
Biology of the cell. Garland Science
Dale JW & Park SF. 2004. Molecular genetics of Bacteria. Chichester: John Willey
& Sons Ltd.
Gunther,S.Stent. 1970. Molecular Genetic. San Francisco. Unersity of California.
lbert L. Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta. Erlangga.
Kleinsmith LJ, Kish VM. 1995. Principles of Cell and Molecular Biology. New
York. Harper Collins College Publishers
Pritchard, Dorian J.; Bruce R. Korf (2008). Medical Genetics at a Glance. Oxford,
England. Blackwell Publishing
Sridianti. 2005.Genom. (Diakses dari http://www.Perbedaan_Gen_dan_Genom
Artikel_Genetika.html Pada tanggal 17 Maret 2021).
Tost, Jorg (2009). DNA Methylation Methods and Protocols. New York. Humana
Press.
Yuwono,Triwibowo.2005.Biologi Molekuler.Jakarta:Erlangga.

15

Anda mungkin juga menyukai