Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi maha Penyayang, Kami
ucapkan puja dan puji syukur atas khadiratNya,yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga
kami dapat menyelesaikan buku ini dengan sebai-baiknya dan bermanfaat bagi pembaca.
Tugas ini telah disusun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar proses pembuatan buku ini. Untuk itu kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan maupun tata bahasanya.
Akhir kata kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
memberi inspirasi bagi pembaca.
Ttd.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A.Latar Belakang ....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A.Kromosom Pada Seluruh Makhluk Hidup ..........................................................2
B.Struktur Kromosom ............................................................................................3
1.Struktur Kromosom Pada Kelompok Seluler.................................................4
2.Struktur Kromosom Pada Kelompok Prokariot .............................................5
3.Kromosom Dan Materi Genetic Pada Organela Eukariot..............................6
C.Tipe Kromosom ..................................................................................................7
D.Kromosom Manusia ............................................................................................8
E.Perubahan Jumlah Kromosom ............................................................................9
F.Perubahan Struktur Kromosom ...........................................................................10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................11
A.KESIMPULAN ...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada inti sel mahkluk eukariot terdapat benda-benda halus berbentuk lurus seperti
batang dan terdiri dari zat yang mudah mengikat zat warna. Benda-benda ini dinamankan
kromosom.
Kromosom pertama kali ditemukan oleh C. Von Nageli (1824), namun istilah
kromosom baru dicetuskan pertama kali oleh Waldeyer (1888) yang artinya badan berwarna
(colored body).
Kromosom mudah diamati apabila digunakan teknik pewarnaan yang khusus selama
inti sel membelah. Tiap kromosom memiliki pasangan dan pasangan kromosom ini disebut
kromosom homolog. Karakter-karakter kromosom paling mudah dipelajari pada fase
prometafase dari mitosis, karena pada saat tersebut kromosom-kromosom tampak tersebar
tidak saling tumpang tindih dan masingmasing kromosom berbentuk silindroid dengan empat
lengan karena mempunyai 2 kromatid serupa (sister chromatid). Setiap kromatid pada
kromosom tersusun
atas molekul-molekul DNA. Molekul-molekul DNA ini bersatu dengan protein histon
membentuk nukleosom. Nukleosom-nukleosom ini dengan protein non histon akan membelit
dan memutar membentuk spiral (coil) dan ulir-ulir ini akan memutar dan membelit lagi
membentuk super spiral (super coil).
Dengan demikian kromosom akan tampak memendek (terkondensasi) setelah akhir fase
interfase dari siklus sel. Dalam kromosom terdapat gen. Gen merupakan unit pembawa
informasi genetik. Kromosom pada makhluk hidup berukuran panjang 0,2–50 mikron dan
diameter 0,2–20 mikron. Pada manusia ukuran kromosom kurang lebih 6 mikron. Kromosom
berfungsi membawa sifat individu dan membawa informasi genetika, karena di dalam
kromosom mengandung gen. Gen-gen pada kromosom terdapat pada tempatnya yang disebut
dengan lokus.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam perkembangannya, kromosom adalah struktur yang terdapat di dalam sel organisme
yang mengandung materi genetik yang discbut scbagai gen, yang berperan dalam proses
pewarisan sifat dan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tiap organisme. Menurut
Sheeler dan Bianchi (1970), kromosom dapat diartikan sebagai suatu kom ponen inti yang
terorganisasi dan memiliki fungsi khusus1.
Kromosom pertama kali ditemukan pada kelompok makhluk hidup eukariot. Kromosom
terkait dengan materi genetic. Saat ini telah diketahui kromosom tidak hanya dimiliki oleh
kelompok makhluk hidup eukariot tetapi juga prokariot bahkan yang tergolong aseluler (virus).
Oleh kaarena itu kajian tentang kromosom seharusnya dimaksud adalah kromososm
selengkapnya, yaitu yang dimiliki oleh kelompok makhluk hidup aseluler (virus/vag), seluler
prokariot, dan seluler eukariot. Aspek tentang kromosom terkait dengan pengertian, struktur,
bentuk, jumlah dan ukuran, bagian serta macam kromosom2.
Gen yang menentukan sifat suatu makhluk hidup dibawa oleh struktur pembawa gen yang
mirip dengan benang dan terdapat di dalam inti sel (nukelus). Pada tahap profase (fase awal
ketika sel akan membelah diri) benang- benang kromatin memendek, menebal dan disebuk
kromosom.
Kromosom terdiri dari molekul DNA yang membawa informasi genetic, oleh karena itu
kromosom mempunyai arti penting dalam genetika. Nama kromosom diberikan oleh Weldeyer
pada tahun 1888. Morgan pada tahun 1933 menemukan fungsi kromosom dalam pemindahan
materi-materi genetic.
Di dalam kromosom terdapat 35% DNA dari keseluruhan kromosom. DNA merupakan
molekul hidup yang dapat menggandakan diri (replikasi). Kromosom dikatakan sebagai benang
pembawa sifat, karena sifat-sifat makhluk hidup pada dasarnya tersimpan dalam DNA3.
B. STRUKTUR KROMOSOM
1
Aristya, Ganies, dkk. 2015. Karakterisasi Kromosom Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta : UGM Press.
Hlm.10
2
Nusantari, Elya. 2015. Genetika. Yogyakarta : Depublish. Hlm.24
3
Rosana, Agus. 2018. Dasar- Dasar Biologi Molekuler. Jakarta: Celebes Media Perkasa. Hlm.13
2
Kromosom dapat terlihat jelas pada tahap- tahap tertentu pembelahan inti dan umumnya
kromosom dapat terlihat dengan baik pada fase prometafase dan metafase, karena pada fase
tersebut kromosom terlihat sebagai bangunan silindroid, berlengan empat dan dapat berbentuk
lurus atau bengkok yang tersusun atas kromatin. Kromatin merupakan kompleks yang dibentuk
oleh gabungan DNA, protein histon, dan RNA.
Berdasarkan daya serap terhadap larutan pewarna, kromatin dibagi menjadi dua dacrah,
yaitu cukromatin dan heterokromatin. Daya serap eukro- matin terhadap pewarna lebih rendah
daripada heterokromatin. Eukromatin akan tampak menebal saat memasuki mitosis, sedangkan
heterokromatin akan tampak gelap karena mudah menyerap pewarna. Heterokromatin
umumnya terletak di dekat sentromer, di telomer, dan beberapa bagian lain (daerah
interstisiil/pertengahan lengan kromosom). Secara fungsional, cukromatin lebih aktif daripada
heterokromatin karena pada eukromatin terdapat gen- gen yang akan diekspresikan.
Heterokromatin dibagi menjadi dua, yaitu heterokromatin konstitutif dan heterokromatin
fakultatif Heterokromatin konstitutif selamanya tidak akan aktif karena tidak mengandung atau
hanya sedikit mengandung gen-gen structural4.
Kromosom terdiri atas DNA (Deoxyribo Nucleic Acid), RNA (Rybo Nucleic Acid), protein
histon dan protein nonhiston sehingga keseluruhan komponen kromosom tersebut merupakan
kompleks nukleoprotein yang disebut kromatin. Penyusun kromatin selain DNA ialah protein
histon dan nonhiston. Protein histon dan nonhiston berperan penting dalam pendeterminasian
struktur fisik kromosom. Protein histon merupakan protein yang bersifat basa dan bermuatan
positif sehingga dapat berikatan dengan DNA yang bermuatan negatif. Ada empat macam
protein histon, yaitu HI 2A, H2B, 13, dan H4. Menurut Thorpe, protein histon merupakan
protein dasar yang menyusun kurang lebih 24% molekul kromosom. Protein nonhiston terdiri
atas protein struktural aktin yang berperan dalam kondensasi dan pergerakan kromosom saat
mitosis dan meiosis. Kromatin ini kemudian akan membentuk ulir (super coil) menjadi
kromatid yang di dalamnya terdapat pita berbentuk spiral yang disebut kromonemata.
Bahan dasar lengan kromosom tempat kromonemata berasal dinamakan matriks. Bagian
ujung-ujung kromosom disebut telomer yang fungsinya menghalangi tersambungnya
kromosom satu dengan
4
Aristya, Ganies, dkk. 2015. Karakterisasi Kromosom Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta : UGM Press.
Hlm.10
3
yang lain5.
Kromosom terdiri atas dua kromatid yang tersusun dari molekul DNA. Tiap-tiap kromatid
terdiri atas dua buah lengan, yaitu lengan pendek (p) dan lengan panjang (q). Lengan pendek
dan lengan panjang tersebut dihubungkan oleh suatu struktur yang disebut sentromer.
Sentromer merupakan lekukan primer yang di kedua sisinya terdapat kinetokor, tempat
benang-benang spindel melekat. Selain lekukan primer, pada sebuah kromosom kadang-kadang
dapat dijumpai lekukan lain yang discbut lekukan sekunder yang merupakan pengaturan
nucleolus yang sering juga disebut Nucleolus Organizer Regions (NORS). Lekukan sekunder
biasanya diikuti dengan satelit yang merupakan bangunan membulat dan terikat pada
pengaturan nukleolus6.
Kromosom pada kelompok aseluler berupa asam nukleat murni berupa DNA telanjang
misalnya virus. Kromososm adalah asam nukleat murni berupan RNA telanjang misalnya
retrovirus. Kromososm berupa genom asam nukleat telanjang atau asam nukleat murni. Karena
tidak berasosiasi dengan senyawa luar7.
5
Nusantari, Elya. 2015. Genetika. Yogyakarta : Depublish. Hlm.26
6
Aristya, Ganies, dkk. 2015. Karakterisasi Kromosom Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta : UGM Press. Hlm.12
7
Nusantari, Elya. 2015. Genetika. Yogyakarta : Depublish. Hlm. 24.
4
Gambar : Struktur virus
Sumber: http://siherowordpress.com
Struktur kromosom pada virus adalah tersusun atas molekul DNA telanjang tanpa
bergabung dengan senyawa lain seperti protein dsb, pada sebagian kelompok virus tertentu
berupa unting tunggal. Kromosom netrovirus tersusun atas molekul RNA telanjang tanpa
bergabung dengan senyawa seperti protein tsb.
Kelompok kromosom pada prokariot berupa molrkul DNA ( mengandung sejumlah gen)
yang bergabung pada protein tertentu bukan histon yang disebut juga dengan nucleoid.
Nucleoid digambarkan sebagai molekul yang telanjang (tanpa protein dan tidak memiliki
morfologi yang komplek seperti pada materi genetic eukariot)8.
Panjang DNA pada sel prokariot misalnya E.coli sama dengan 1000 kali panjang selnya.
Bila direntangkan sebagai molekul linear akan mempunyai ukuran lebih panjang dibandingkan
ukuran selnya. Pengepakan DNA dilakukan dengan membuat molekul DNA terkondensasi
yang membentuk rangkaian melingkar seperti bola atau tasbih. Dalam molekul DNA terdiri
atas beberapa butiran molekul yang membentuk suatu rantai molekul DNA yang terpilin9.
Kromosom e.coli mempunyai keliling sebesar 1,6 mm, sedangkan sel e.coli itu sendiri 1,0
x 2,0 rm. Hal ini bisa terjadi karena adanya protein yang menyusun DNA, membungkus
genom.10.
8
Nusantari, Elya. 2015. Genetika. Yogyakarta : Depublish. Hlm. 27.
9
Rosana, Agus. 2018. Dasar- Dasar Biologi Molekuler. Jakarta: Celebes Media Perkasa. Hlm.13
10
Mustami, Khalifah. 2013. Genetika. Makassar : UIN Alauddin. Hlm.149
5
Gambar kromosom E.coli berbentuk sirkuler genom
Sumber: Wikipedia.com
Kromosom kloroplas berupa DNA unting ganda telanjang tanpa asosiasi dengan protein
structural tertentu dan sangat melilit. Struktur genom kloroplas ssama dengan struktur genom
11
Rosana, Agus. 2018. Dasar- Dasar Biologi Molekuler. Jakarta: Celebes Media Perkasa. Hlm.16
12
Nusantari, Elya. 2015. Genetika. Yogyakarta : Depublish. Hlm. 31.
6
mitokondria pada tumbuhan tingkat tinggi, ukuran cpDNA berkisar antara 120 hingga 160 kb.
Pada alga ukuran cpDNA jauh lebih besar, antara 85 hingga 292 kb. DNA kloroplas lebih besar
pada DNA mitokondria hewan, dengan ukuran antara 80kb-600kb13.
C. TIPE KROMOSOM
Apabila kromosom memiliki lebih dari satu sentromer,, disebut kromosom disentris.
Kadang kala dijumpai pula kromosom tanpa sentromer yang dinamakan kromosom asentris.
Kromosom asentris ini bersifat labil dan biasanya akan hancur di dalam plasma sel 14. Selain
pembagian tersebut, bentuk kromosom ditentukan oleh pola konstruksi primer pada sentromer.
Berdasarkan letak sentromernya, terdapat empat bentuk kromosom, yaitu:
13
Nusantari, Elya. 2015. Genetika. Yogyakarta : Depublish. Hlm. 32.
14
Aristya, Ganies, dkk. 2015. Karakterisasi Kromosom Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta : UGM Press.
Hlm.13.
7
b. Submetasentris: bentuk kromosom ketika sentromer terletak di arah salah satu ujung
kromosom (submedian) schingga kromosom terbagi menjadi dua lengan tak sama
panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf J.
c. Akrosentris: bentuk kromosom pada waktu sentromer terletak di dekat ujung kromosom
(subterminal) schingga kromosom tidak membengkok, tetapi tetap lurus seperti batang.
Lengan kromosom terbagi menjadi dua. Satu lengan kromosom sangat pendek,
sedangkan yang lainnya sangat panjang.
D. KROMOSOM MANUSIA
Kromosom manusia berjumlah 23 pasang dan mengandung kurang lebih 150 ribu gen
yang merupakan suatu rantai pendek DNA yang membawa kode informasi genetik tertentu dan
spesifik15.
Pada organisme jantan dari sejumlah spesies, termasuk manusia, jenis kelamin
diasosiasikan dengan sepasang kromosom yang berbeda secara morfologis (heteromorfik).
Pasangan kromosom itu disebut kromosom- kromosom seks. Pasangan kromosom semacam itu
biasanya ditandai dengan X dan Y. Faktor-faktor genetic pada kromosom Y manusia
menentukan kelelakian. Perempuan memiliki dua pasang kromosom X yang identic secara
morfologis. Anggota- anggota pasangan kromosom homolog manapun tidak berbeda secara
morfologis, tapi biasanya sangat berbeda dengan pasangan- pasangan lainnya. Kromosom-
kromosom seks disebut autonom16.
Menurut Suryo secara garis besar peruhahan jumlah kromosom dibedakan menjadi dua:
15
Aristya, Ganies, dkk. 2015. Karakterisasi Kromosom Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta : UGM Press.
Hlm.14.
16
Eldort, Susan, William Stansfield. 2002. Genetika Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga. Hlm.4.
8
1. Euploidi, yaitu keadaan yang memperlihatkan jumlah kromosom yang dimiliki oleh
suatu makhluk hidup menupakan kelipatan dari kromosom dasarnya (kromosom
haploidnya). Euploidi lebih sering dijumpai pada tumbuhan karena umumnya
tumbuhan tidak mengenal adanya kromosom kelamin. Euploidi dibedakan menjadi
tiga, yaitu monoploid (n), diploid (2n), dan poliploid. Individu poliploid adalah
individu yang memiliki lebih dari dua genom, misalnya triploid (3n), tetraploid (4n),
pentaploid (5n), dan seterusnya17.
2. Monoploidi, yaitu individu monopolipid hanya memiliki satu genom, lebih umum
digunakan istilah haploid. Namun sesungguhnya istilah haploid menggambarkan sifat
gamet yang dibentuk oleh individu diploid, sedangkan istilah monoploid
menggambarkan sifat suatu individu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
17
Aristya, Ganies, dkk. 2015. Karakterisasi Kromosom Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta : UGM Press.
Hlm. 18
18
Mustami, Khalifah. 2013. Genetika. Makassar : UIN Alauddin. Hlm.149
9
Menurut Sheeler dan Bianchi (1970), kromosom dapat diartikan sebagai suatu kom ponen inti
yang terorganisasi dan memiliki fungsi khusus.
Kromosom pertama kali ditemukan pada kelompok makhluk hidup eukariot. Kromosom
terkait dengan materi genetic. Saat ini telah diketahui kromosom tidak hanya dimiliki oleh
kelompok makhluk hidup eukariot tetapi juga prokariot bahkan yang tergolong aseluler (virus).
DAFTAR PUSTAKA
Aristya, Ganies, dkk. 2015. Karakterisasi Kromosom Tumbuhan dan Hewan. Yogyakarta :
UGM Press.
Eldort, Susan, William Stansfield. 2002. Genetika Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga.
10
epublish.
Rosana, Agus. 2018. Dasar- Dasar Biologi Molekuler. Jakarta: Celebes Media Perkasa.
11