Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya lah maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “ Pewarisan Sifat”. Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan Allah
SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan rasa syukur yang tak
terhingga kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan
dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Wahyuni Satria Dewi, M.Pd selaku dosen Pembimbing mata kuliah IPA
SMP/MTs Kelas IX karena atas bimbingan dan dorongan dari beliau lah makalah
yang dianjurkan dalam rangka melengkapi tugas-tugas IPA SMP/MTs Kelas IX
ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada kedua orang tua penulis yang telah memotivasi serta mendoakan anak-
anak beliau juga kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam penyusunan
makalah ini yang tidak dapat penulis cantumkan satu per satu.
Penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
kepada mereka yang telah memberikan sumbangan moril dan materil dan semoga
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Akhir kata, kami selaku tim penulis mengakui bahwa makalah ini masih
belum sempurna mengingat keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang kami miliki.
Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar
makalah ini lebih baik dari yang sekarang ini. Semoga Allah SWT meridhai
segala usaha kita. Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Padang, 23 Februari 2019

Kelompok III

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pewarisan atau yang lebih dikenal dengan Hereditas merupakan
suatu pewarisan dari induk pada keturunannya. Ilmu yang mempelajari
tentang pewarisan sifat disebut dengan Genetika. Pewarisan itu dapat
ditentukan oleh Kromosom dan Gen. Membahas tentang pewarisan sifat
merupakan hal yang menarik untuk dibahas. Banyak yang menjadi
pertanyaan. Bagaimana terjadi proses pewarisan sifat terhadap keturunan
yang dihasilkan? Bagaimana proses pewarisan bentuk fisik? Bagaiman
seorang anak ada yang mirip sama dengan orang tuanya dan bahkan mirip
dengan kakek dan neneknya?
Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh Kromosom dan Gen.
Kromosom adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab
dalam hal sifat keturunan (Hereditas). Sedangkan gen adalah unit terkecil
yang terletak pada bagian kromosom yang disebut Lokus. Fungsi Gen
adalah menyampaikan informasi genetik kepada keturunannya dan
mengendalikan perkembangan danmetabolisme sel.

Ada beberapa teori yang membahas Pewarisan sifat-sifat keturunan yaitu:

1. Teori Embrio
2. Teori Preformasi
3. Teori Epigenesis
4. Teori Plasma
5. Teori Pengenesis

1
Dari teori di atas, masih belum jelas menunjukan adanya hukum
yangmengatur penurunan sifat. Kemudian ahli Genetika Gregor Mendel
melakukanberbagai percobaan tentang penyilangan dengan berbagai jenis
tanaman untukdapat menyusun suatu hukum yang dikenal dengan Hukum
mandel.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan molekul yang mewarisi sifat?


2. Apa yang dimaksud dengan hukum pewarisan sifat?
3. Bagaimana pewarisan sifat-sifat pada manusia?
4. Apa saja pewarisan kelainan sifat-sifat pada manusia?
5. Bagaimana penerapan pewarisan sifat dalam pemuliaan makhluk
hidup?
C. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan molekul yang


mewarisi sifat.
2. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan hukum
pewarisan sifat.
3. Mengetahui dan memahami pewarisan sifat-sifat pada manusia.
4. Mengetahui dan memahami pewarisan kelainan sifat-sifat pada
manusia.
5. Mengetahui dan memahami penerapan pewarisan sifat dalam pemuliaan
makhluk hidup.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Molekul yang Mewarisi Sifat (Materi Genetik)


Sifat-sifat pada makhluk hidup selalu diwariskan dari generasi ke
generasi. Materi genetik memegang peranan penting dalam proses
pewarisan sifat. Warna kulit, bentuk rambut, bentuk hidung, warna bunga,
rasa buah, dan sifat-sifat lain pada makhluk hidup tidak serta-merta hadir di
dalam tubuhnya. Setiap sifat dan karakteristik yang ada pada setiap
organisme adalah warisan dari induk yang diwariskan melalui materi
genetik. Pada manusia ayah akan mewariskan materi genetiknya melalui sel
sperma sedangkan ibu akan mewariskan materi genetik melalui sel ovum.
Materi genetik dari ayah dan ibu akan bergabung dalam proses fertilisasi.
Oleh karena adanya penggabungan materi genetik inilah pada diri kita
muncul karakteristik yang mirip dengan ayah dan karakteristik yang mirip
dengan ibu.
Apa sebenarnya materi genetik tersebut? Molekul yang berperan
sebagai materi genetik adalah asam nukleat. Asam nukleat berfungsi sebagai
informasi genetik yang mengatur pemunculan sifat suatu makhluk hidup.
Suatu sifat akan dimunculkan melalui pengendalian enzim-enzim atau
senyawa protein lain yang disintesis oleh asam nukleat. Selain itu dengan
adanya asam nukleat segala aktivitas hidup dikendalikan  melalui
pengendalian enzim-enzim yang disintesis oleh asam nukleat. Fungsi
pengendalian dan pengaturan sintesis protein inilah yang dijadikan dasar
untuk menyebut asam nukleat sebagai substansi genetika (pembawa
informasi genetik). Materi genetik tersebut yaitu, kromososm, gen, DNA,
dan RNA.

3
1. Kromosom
Kromosom terdapat di dalam nukleus berupa benda-benda halus
berbentuk lurus atau bengkok. Nama kromosom pertama kali diberikan
oleh Waldeyer (1888) berasal dari kata khroma artinya warna dan soma
artinya tubuh. Jadi, kromosom dapat diartikan sebagai badan yang
mudah menyerap zat warna. Bahan yang menyusun kromosom yaitu
kromatin sehingga sering disebut benang kromatin.

Gambar 1. Kromosom dan bagian-bagiannya

Sumber: https://www.konsepbiologi.wordpress.com/

Kromosom merupakan badan berbentuk batang atau bengkok,


mulai tampak pada saat sel akan membelah dan selama proses
pembelahan. Kromosom tampak jelas pada fase pembelahan metafase
karena kromosom berjajar di bidang ekuator. Ukuran kromosom dalam
sebuah sel tidak pernah sama. Panjangnya 0,2–50 µ dan diameternya
0,2–20 µ. Di dalam sel tubuh, kromosom biasanya berpasangan.
Kromosom memiliki beberapa fungsi, sebagai berikut:

a. Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan materi genetik. Materi


genetik inilah yang akan menentukan sifat dan kekhasan setiap
individu.

4
b. Menentukan jenis kelamin. Terdapat dua jenis kromosom yaitu X
dan Y. Apabila kromosom embrio XX, maka ia akan terlahir
sebagai seorang perempuan. Sedangkan jika kromosomnya XY
maka ia terlahir sebagai laki-laki.
c. Berperan penting dalam proses transkripsi DNA untuk melakukan
sintesis protein. Ini dikarenakan kromosom lah yang membawa
materi genetik seperti DNA.
d. Berperan dalam proses pembelahan sel dan memastikan masing-
masing sel yang telah membelah mendapatkan gen yang sama.
Sepasang kromosom merupakan homolog sesamanya, artinya
keduanya mempunyai bentuk yang sama dan lokus gen-gen yang
bersesuaian. Secara umum, sebuah kromosom terdiri atas bagian-
bagian, yaitu:

a. Kromonema berupa pita spiral yang terdapat penebalan.


b. Kromomer merupakan penebalan-penebalan pada kromonema. Di
dalam kromomer terdapat protein yang mengandung molekul
DNA. Beberapa DNA bergabung membentuk gen yang berfungsi
sebagai pembawa bagian sifat keturunan dan menempati suatu
bagian yang disebut sebagai lokus gen.
c. Sentromer merupakan bagian kromosom yang menyempit dan
tampak lebih terang. Bagian ini tidak mengandung gen dan
merupakan tempat melekatnya benang spindel.
d. Lekukan kedua berperan dalam pembentukan nucleolus (anak inti
sel).
e. Telomer merupakan bagian ujung-ujung kromosom yang
menghalang-halangi bersambungnya ujung kromosom yang satu
dengan kromosom yang lain.
f. Satelit yaitu suatu tambahan atau tonjolan yang terdapat pada ujung
kromosom. Tidak semua kromosom mempunyai satelit.

5
Berdasarkan bentuknya, kromosom digolongkan menjadi enam
macam, yaitu: Bentuk bulat, bentuk batang, bentuk cerutu, bentuk huruf
V, bentuk koma, dan bentuk huruf L.

Gambar 2. Letak sentromer kromosom


Sumber: http://www.slideshare.net/

Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan menjadi


empat macam, yaitu metasentris, submetasentris, akrosentris, dan
telosentris.

a. Metasentris, sentromer terletak di tengah-tengah kromosom


sehingga kromosom berbentuk seperti huruf V.
b. Submetasentris, sentromer terletak submedian atau kirakira ke arah
salah satu ujung kromosom. Bentuk kromosom seperti huruf J.
c. Akrosentris, sentromer terletak pada subterminal atau di dekat
ujung kromosom. Satu lengan kromosom sangat pendek dan satu
lengan lainnya sangat panjang. Bentuk kromosom lurus atau seperti
batang.
d. Telosentris, sentromer terletak pada ujung kromosom.

Kromosom hanya memiliki satu lengan saja. Pada setiap sel


tubuh, kromosom selalu dalam keadaan berpasangan. Kromosom yang

6
berpasangan mempunyai bentuk, ukuran, dan komposisi sama atau
hampir sama disebut kromosom homolog. Jumlah macam kromosom
disebut ploid atau set, perangkat atau genom. Dalam sel tubuh setiap
kromosom terdapat berpasangan, berarti terdiri 2 set sehingga disebut
diploid (2n). Sebaliknya, pada sel gamet satu sel kelamin memiliki
kromosom tidak berpasangan, berarti terdapat satu set kromosom
sehingga disebut haploid.
Pada dasarnya kromosom semua organisme mempunyai dua
tipe, yaitu autosom dan kromosom kelamin (seks kromosom =
gonosom). Autosom merupakan kromosom yang tidak mempunyai
hubungan dengan penentuan jenis kelamin. Sedangkan Kromosom
kelamin atau seks kromosom merupakan sepasang kromosom yang
menentukan jenis kelamin. Ada dua macam seks kromosom, yaitu
kromosom-X dan kromosom-Y.
2. Gen
Gen merupakan unit terkecil materi genetik. Gen terdapat dalam
setiap lokus yang khas pada kromosom. Gen adalah substansi genetik
terkecil yang terdiri atas sepenggal DNA yang menentukan sifat
individu melalui pembentukan polipeptida. Jadi, gen berperan penting
dalam mengontrol sifat-sifat individu yang diturunkan.

Gambar 3. Struktur gen

7
Sumber: http://www.afradejavu.blogspot.co.id/

Gen-gen yang ada dalam kromosom tidak memiliki batas-batas


yang jelas. Walaupun demikian, gen-gen dapat diumpamakan dalam
satu deretan berurutan dan teratur pada benang kromosom. Setiap gen
dalam kromosom dimulai dari kodon AUG (start) disebut pula sebagai
kodon permulaan, karena memulai sintesis polipeptida. Kodon UGA,
UAG, dan UAA disebut kodon tak bermakna (stop = tanda akhir dari
suatu protein) karena kodon-kodon ini tidak mengkode asam amino.
Setiap gen terletak pada suatu lokus. Gen memenuhi lokus suatu
kromosom sebagai zarah kompak yang mengandung satuan informasi
genetik dan mengatur sifat-sifat menurun tertentu. Pada kenyataannya,
batas-batas lokus satu sama lain tidak seperti kotak dan gen itu sendiri
masing-masing tidak kompak seperti butir-butir kelereng.
Setiap gen pada organisme mengendalikan produksi suatu enzim
khusus. Enzim-enzim itu akan melakukan semua kegiatan metabolism
organisme tersebut sehingga mengakibatkan perkembangan suatu
struktur dan fisiologi yang khas, yaitu fenotipe organisme tersebut. Gen
memiliki beberapa fungsi, antara lain:

a. Sebagai zarah tersendiri yang ada pada kromosom. Zarah adalah


zat terkecil dan tidak dapat dibagi-bagi lagi.
b. Menyampaikan informasi genetik dari induk kepada keturunannya.
c. Mengatur proses metabolisme dan perkembangan.
3. DNA (Deoxyribonucleic Acid = Asam Deoksiribo Nukleat)

Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa DNA adalah


pembawa sebagian besar atau seluruh sifat-sifat genetik di dalam
kromosom. DNA terdapat di dalam nukleus dan bersama senyawa
protein membentuk nukleo protein. Selain di dalam nukleus, molekul
DNA juga terdapat dalam mitokondria, plastid, dan sentriol. DNA

8
memiliki beberapa fungsi di antaranya membawa informasi genetik,
membentuk RNA, dan mengontrol aktivitas sel baik secara langsung
maupun tidak langsung. DNA juga berperan penting dalam proses
sintesis protein.

Gambar 4 Struktur DNA


Sumber: http://www.kartika111194.blogspot.co.id/

Molekul DNA pertama kali diisolasi oleh F. Miescher pada


tahun 1869 dari sel spermatozoa. Ia tidak dapat mengenali sifat zat
kimia tersebut secara pasti, kemudian menyebutnya sebagai nuklein.
Nuklein ini berupa senyawa kompleks yang mengandung unsure fosfor
sangat tinggi. Nuklein selanjutnya dikenal sebagai gabungan asam
nukleat dan protein sehingga sering disebut nukleoprotein. Dalam
kedua jenis asam nukleat ini (DNA dan RNA) terdapat dua basa
nitrogen yaitu purin dan pirimidin. Keduanya ditemukan oleh Fischer
pada tahun 1880. Pada penelitian selanjutnya, Kossel menemukan dua
jenis pirimidin, yaitu sitosin dan timin serta dua jenis purin, yaitu
adenin dan guanin. Selain basa purin dan pirimidin, dalam asam nukleat
Levine pada tahun 1990 mengenali gula berkarbon lima, yaitu ribose
dan deoksiribosa. Ia juga menyatakan adanya asam fosfat dalam asam
nukleat.
W.T. Atsbury merupakan orang pertama yang mengemukakan
gagasan tentang struktur tiga dimensi DNA. Ia menyimpulkan bahwa

9
DNA sangat padat, polinukleotida penyusunnya berupa timbunan
nukleosida pipih yang teratur tegak lurus terhadap sumbu memanjang.
Susunan kimia DNA adalah sebuah makromolekul yang
kompleks. Molekul DNA disusun oleh dua rantai polinukleotida yang
amat panjang. Satu rantai polinukleotida terdiri atas rangkaian
nukleotida. Sebuah nukleotida tersusun atas:

a. Gugus gula deoksiribosa (gula dengan lima atom karbon atau


pentosa)
b. Gugus asam fosfat (fosfat terikat pada C kelima dari gula)
c. Gugus basa nitrogen (gugus ini terikat pada C pertama dari gula)

Basa nitrogen dapat digolongkan menjadi dua, yaitu basa purin


dan basa pirimidin. Basa purin terdiri atas adenin (A) dan Guanin (G),
sedangkan basa pirimidin terdiri atas sitosin (S) dan timin (T).
Rangkaian kimia antara deoksiribosa dengan purin dan pirimidin
disebut nukleosida (deoksiribonukleosida). Nukleosida tersebut akan
berikatan dengan fosfat membentuk nukleotida (deoksiribonukleotida).
Gabungan dari nukleotidanukleotida akan membentuk suatu DNA. Jadi,
molekul DNA merupakan polimer panjang dari nukleotida yang
dinamakan polinukleotida.

Gambar 5 Rumus (a) bangun purin dan (b) bangun pirimidin

Sumber: Dok. Kemdikbud

10
Replikasi DNA akan menghasilkan DNA baru. Ada tiga
hipotesis yang menjelaskan terjadinya replikasi DNA. Hipotesis
pertama menyatakan bahwa bentuk double helix DNA yang lama tetap
dan langsung menghasilkan double helix yang baru disebut konservatif.
Hipotesis kedua menyatakan double helix akan terputus-putus,
selanjutnya segmen-segmen tersebut akan membentuk segmensegmen
baru yang bergabung dengan segmen lama membentuk DNA baru.
Hipotesis ini disebut dispersif. Hipotesis ketiga menyatakan dua pita
spiral dari double helix memisahkan diri dan setiap pita tunggal
mencetak pita pasangannya disebut semikonservatif.
4. RNA (Ribonucleic Acid = Asam Ribonukleat)

RNA merupakan seutas benang tunggal yang tersusun molekul


gula ribosa, gugus fosfat, dan asam nitrogen. Pada RNA tidak terdapat
basa nitrogen timin (T), basa nitrogen timin ini pada RNA digantikan
oleh basa nitrogen urasil. Struktur DNA yang heliks terbentuk karena
adanya beberapa jenis ikatan kimia. Antara untai DNA diikat oleh
ikatan hidrogen.

Gambar 6 (a) Struktur untai tunggal molekul RNA (b) Struktur kimia
RNA Sumber: Dok. Kemdikbud

Antara basa nitrogen dan gula diikat oleh ikatan glikosida,


sedangkan antar nukleotida dihubungkan dengan ikatan fosfodiester.

11
RNA hanya terdiri atas satu untai saja, sehingga struktur RNA tidak
membentuk helix ganda. Berbeda halnya dengan DNA yang terletak
dalam nukleus, RNA banyak terdapat dalam sitoplasma terutama
ribosom walaupun ada pula beberapa di antaranya dalam nukleus.
Dalam sitoplasma, kadar RNA berubah-ubah. Hal ini dipengaruhi oleh
aktivitas sintetis protein. Ketika suatu protein akan disintetis,
kandungan RNA dalam sel meningkat begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:

a. RNA duta (RNA-d) atau m RNA


RNA duta adalah RNA yang menjadi model cetakan dalam proses
penyusunan asam amino pada rantai polipeptida atau sintesis
protein. Disebut RNA duta, karena molekul ini merupakan
penghubung DNA dengan protein dan membawa pesan berupa
informasi genetik dari DNA untuk membentuk protein. Informasi
genetik berupa urutan basa N pada RNA duta yang memesan suatu
asam amino yang disebut kodon. Penyusunan rantai polipeptida
tergantung dari urutan kodon pada RNA duta. Urutan kodon pada
RNA-d yang dicetak DNA tergantung pada macam protein yang
akan disintesis.
b. RNA ribosom (RNA-r)
RNA-r yaitu RNA yang terdapat dalam sitoplasma tepatnya di
ribosom dan berfungsi mengatur dalam proses sintesis protein.
RNA-r dapat mencapai 80% dari jumlah RNA sel. Molekul rRNA
berupa pita tunggal tidak bercabang dan fleksibel.
c. RNA transfer (RNA-t)
RNA-t mempunyai fungsi menerjemahkan kodon yang terdapat
pada RNA-d menjadi satu jenis asam amino. Kemampuan
menerjemahkan ini, disebabkan oleh adanya anti kodon yang
merupakan komplemen dari kodon RNA-d. RNA-t juga berfungsi

12
mengangkut asam amino ke permukaan ribosom pada saat
translasi. Translasi adalah penerjemahan urutan nukleotida. RNA-d
menjadi urutan asam amino polipeptida.
Tabel 1. Perbedaan secara umum DNA dan RNA

DNA RNA

13
B. Ditemukan dalam nucleus 1. Ditemukan dalam
yaitu dalam kromosom, sitoplasma, terutama dalam
mitokonria, dan kloroplas. ribosom dan juga dalam
C. Berupa rantai panjang dan nucleus.
ganda (double helix). 2. Berupa rantai pendek dan
D. Fungsinya berhubungan tunggal.
erat dengan penurunan 3. Fungsinya berhubungan
sifat dan sintesis protein. erat dengan sintesis
E. Kadarnya tidak protein.
dipengaruhi oleh aktivitas 4. Kadarnya dipengaruhi oleh
sintesis protein. aktivitas sintesis protein.
F. Basa nitrogen terdiri atas 5. Basa nitrogen terdiri atas
purin: adenine (A) dan purin: adenine (A)dan
guanine (G), pirimidin: guanine (G), pirimidin:
timin (T) dan sitosin (C). urasil (U) dansitosin (C).
G. Komponen gulanya 6. Komponen gulanya D-
deoksiribosa, yaitu ribose ribosa (pentose).
yang kehilangan satu atom
oksigen pada atom C
nomor 2

14
5. Peranan Materi Genetik dalam Penentuan Sifat
Dalam pewarisan sifat dikenal istilah sifat dominan dan sifat
resesif. Sebagai contoh, karakter jenis cuping yang terpisah dapat
dikatakan mampu menutupi atau mengalahkan karakteristik jenis
cuping telinga melekat. Karakter yang mampu mengalahkan atau
menutupi karakter yang lain disebut sifat dominan. Karakteristik yang
kalah (dalam fenomena ini karakter cuping melekat) disebut sifat
resesif. Gen dominan ditulis dengan huruf kapital, sedangkan gen
resesif ditulis dengan huruf biasa (kecil).
Karakter cuping yang terpisah dikode oleh gen G (dominan)
sedangkan karakter cuping yang melekat dikode oleh gen g (resesif).
Variasi atau bentuk alternatif dari gen-gen (pada hal ini yaitu gen G dan
gen g) disebut alel. Sifat-sifat atau karakter yang terlihat oleh mata
seperti bentuk rambut, warna kulit, dan jenis cuping telinga disebut
fenotip. Fenotip merupakan perwujudan “ekspresi” dari gen.
Sedangkan, susunan informasi genetik (gen) dari suatu individu yang
genotip.
Susunan kromosom pada sel penyusun tubuh berbeda dengan
susunan kromosom pada sel kelamin (sel telur atau ovum dan sel
sperma). Kromosom pada sel tubuh susunannya berpasangan. Keadaaan
kromosom yang berpasangan disebut dengan diploid (di = dua),
sedangkan susunan kromosom pada sel kelamin tidak berpasangan dan
disebut dalam keadaan haploid. Keadaan diploid ditulis dengan simbol
2n dan keadaan haploid ditulis dengan simbol n. Sehingga kromosom
sel kelamin jumlahnya setengah dari kromosom sel tubuh. Jumlah
kromosom sel tubuh sebanyak 23 pasang. Karena dalam keadaan
diploid atau 2n, jumlah total kromosomnya 23 x 2 = 46 buah
kromosom. Kromosom nomor 1 sampai nomor 22 disebut autosom
(kromosom tubuh), sedangkan kromosom nomor 23 disebut gonosom
(kromosom kelamin).

15
Kromosom nomor 23 (gonosom) inilah yang membedakan
kalian laki-laki atau perempuan. Dalam ilmu biologi, laki-laki diberi
simbol ♂ (atau jantan pada hewan dan tumbuhan), dan perempuan
diberi simbol ♀ (atau betina pada hewan dan tumbuhan). Penulisan
kromosom kelamin atau gonosom laku-laki ditulis dengan pasangan
huruf XY dan untuk perempuan ditulis dengan pasangan huruf XX.
Kariotipe atau susunan kromosom laki-laki dapat ditulis dengan rumus
22AA + XY dan untuk perempuan ditulis dengan rumus 22AA + XX.
Karena pada sel kelamin kromosom tidak dalam keadaan berpasangan
(haploid), maka kariotipe sel kelamin jantan (sel sperma) yaitu 22A + X
atau 22A + Y, sedangkan kariotipe sel kelamin betina (sel ovum) yaitu
22A + X.

Gambar 7. Diagram Kromosom Perkawinan Laki-Laki dengan


Perempuan Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gen-gen pada kromosom kelamin Y memiliki peranan penting


dalam menentukan jenis kelamin pada manusia. Pada sel ovum hanya
terdapat autosom dan kromosom kelamin X saja.

Jadi, ketika sel telur yang mengandung kromosom kelamin X


bertemu dengan sel sperma yang mengandung kromosom kelamin X
maka akan menghasilkan anak (keturunan) dengan jenis kelamin

16
perempuan (XX). Jika sel telur yang mengandung kromosom kelamin
X bertemu dengan sel sperma yang mengandung kromosom kelamin Y
maka akan menghasilkan anak (keturunan) dengan jenis kelamin laki -
laki (XY). Keturunan dalam proses pewarisan sifat dapat disebut
dengan orangtua atau induk disebut dengan parental (P).
A. Hukum Pewarisan Sifat

Gambar 8. Gregor Mendel


Sumber: Klug, dkk., 2010
Penelitian pertama tentang penurunan sifat dilakukan oleh Gregor Mendel,
seorang pendeta dan juga ahli botani dari Austria. Mendel mulai meneliti
tentang pewarisan sifat pada tahun 1856 dan mencatat hasil temuannya pada
Natural Science Society of Brunn, Austria pada tahun 1866. Beberapa tahun
kemudian pada tahun 1900 para ahli botani lainnya meneliti kembali hasil
penelitian Mendel dan mereka menemukan kesimpulan yang sama dengan apa
yang telah dilakukan oleh Mendel sebelumnya.
Mendel menggunakan kacang kapri sebagai obyek penelitiannya karena
kacang kapri memiliki pasangan sifat yang kontras, dapat melakukan
penyerbukan sendiri, mudah dilakukan penyerbukan silang, mempunyai daur
hidup yang relatif pendek, dan menghasilkan keturunan dalam jumlah banyak.
Mendel juga orang yang dikenal pertama kali memperkenalkan teori
penurunan sifat. Teorinya dikenal dengan Hukum Mendel. Atas jasanya dalam
bidang pewarisan sifat beliau dijuluki sebagai Bapak Genetika.

17
Gambar 9. Variasi pada Tanaman Kapri
Sumber: Campbell dkk., 2008
Mendel melakukan dua jenis persilangan, pertama Mendel menyilangkan
ercis dengan satu karakter beda yang dikenal dengan persilangan monohibrid
dan menyilangkan ercis dengan dua karakter beda yang dikenal dengan
persilangan dihibrid.

1. Persilangan Monohibrid (Satu Sifat Beda)

Pada penelitian pertama Mendel menyilangkan ercis berbunga ungu


dengan ercis berbunga putih. Ternyata, seluruh kerturunan pertama
berbunga ungu. Namun, ketika keturunan tersebut disilangkan dengan
sesamanya maka keturunan kedua memiliki perbandingan 3 berbunga
ungu dan 1 berbunga putih.

18
Gambar 10. Bagan Persilangan Monohibrid
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Telah diketahui bahwa gen terdapat pada suatu untai DNA. Saat sel akan
membelah DNA akan menggulung atau memadat membentuk kromosom.
Bunga yang berwarna ungu (UU) lebih dominan daripada bunga berwarna
putih (uu). Bunga yang berwarna ungu memiliki zat warna ungu yang disebut
antosianin. Antosianin ini akan menyerap warna cahaya selain ungu,
sedangkan warna ungu sendiri akan dipantulkan dan diteruskan sehingga
dapat ditangkap oleh mata kita, sehingga kita dapat melihat warna ungu pada
bunga tersebut. Antosianin ini dikode oleh gen tertentu kita misalkan gen U.
Gen U ini terdapat dalam kromosom tertentu. Dalam sel tubuh (sel somatik)
kromosom dalam keadaan berpasangan atau bersifat diploid. Jadi, dalam sel
tubuh (sel somatik) ada sepasang gen U, sehingga dapat kita tulis genotipnya
UU. Bunga yang berwarna putih tidak memiliki antosianin karena tidak
memiliki gen U, sehingga dapat kita tulis genotipnya uu. Pada sel-sel benang

19
sari bunga ungu terdapat kromosom yang awalnya dalam keadaan diploid
atau berpasangan, termasuk gen U atau memiliki genotip UU.
Ketika akan membentuk serbuk sari (termasuk di dalamnya bakal sel
sperma) sel-sel pada benang sari membelah secara meiosis menyebabkan
semua kromosom, termasuk kromosom yang mengandung gen U memisah.
Selanjutnya, terbentuk sel sperma yang memiliki kromosom yang
mengandung gen U atau dapat ditulis genotipnya U. Begitu pula pada sel-sel
putik bunga putih yang akan menghasilkan sel telur (ovum). Di dalamnya
terdapat kromosom yang awalnya dalam keadaan diploid atau berpasangan,
namun tidak memiliki gen U atau dapat ditulis genotipnya uu. Ketika akan
membentuk sel telur, sel-sel pada putik bunga putih juga membelah secara
meiosis. Hingga akhirnya terbentuk sel telur yang memiliki genotip u. Ketika
sel sperma yang bergenotip U bertemu dengan sel telur yang bergenotip u
akan terbentuk zigot yang bergenotip Uu. Artinya, zigot tersebut memiliki
kromosom yang salah satunya mengandung gen U atau mengandung gen
yang mengkode antosianin. Oleh karena itu dalam bunga yang memiliki
genotip Uu memiliki warna ungu.

Gambat 11. Pemisahan Gen saat Pembentukan Gamet


Sumber: Dokumen Kemdikbud

Ketika bunga yang memiliki genotip Uu disilangkan dengan sesamanya,


maka akan dihasilkan sperma yang memiliki genotip U dan sperma yang

20
memiliki genotip u. Begitu juga sel telur, akan dihasilkan sel telur yang
memiliki genotip U dan sel telur yang memiliki genotipu. Jika sel sperma
yang memiliki genotip U bertemu dengan sel telur yang bergenotip U atau u
akan terbentuk bunga yang berwarna ungu. Namun, jika sel sperma yang
memiliki genotip u bertemu dengan sel telur yang memiliki genotip u, maka
akan dihasilkan bunga berwarna putih dengan genotip uu (tidak ada gen
pembentuk antosianin). Individu yang memiliki karakter atau sifat yang
dikontrol oleh dua gen (sepasang) identik disebut dengan homozigot. Dalam
hal ini, karakter yang bergenotip UU disebut homozigot dominan, sedangkan
karakter yang bergenotip uu disebut homozigot resesif. Individu yang
memiliki karakter atau sifat yang dikontrol oleh dua gen (sepasang) tidak
identik (berlainan) disebut dengan heterozigot. Dalam hal ini yaitu individu
yang bergenotip Uu. Berdasar penelitian yang telah dilakukan ini Mendel
menyatakan suatu hukum yang berbunyi “pada waktu pembentukan gamet
terjadi pemisahan alternatif gen atau variasi gen yang disebut juga alel secara
bebas”. Hukum ini dikenal dengan hukum I Mendel atau Hukum Pemisahan
Bebas (segregasi) Mendel.

2. Persilangan Dihibrid (Dua Sifat Beda)

Setelah melakukan persilangan pada bunga kapri yang berwarna


ungu dan putih, selanjutnya Mendel mengawinkan dua kacang kapri yang
memiliki dua sifat berbeda. Salah satu kacang kapri berbiji bulat dan
berwarna kuning sedangkan pasangannya berbiji kisut dan berwarna hijau.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya Mendel
menetapkan genotip untuk berbiji bulat dan berwarna kuning dengan
genotip BBKK (dominan) dan kacang kapri berbiji kisut dan berwarna
hijau dengan genotip bbkk (resesif).
Berdasarkan hukum pemisahan bebas Mendel atau hokum segregasi,
setiap gen dapat berpisah secara bebas, dan menghasilkan gamet (sel
sperma dan sel ovum) dengan pasangan gen BK dan bk. Keturunan

21
pertama semua bergenotip BbKk sehingga semua kacang kapri berbiji
bulat dan berwana kuning. Selanjutnya Mendel melakukan persilangan
kedua antarsesama keturuan pertama (BbKk >< BbKk). Jika gamet dari
induk adalah BbKk maka kemungkinan gamet yang muncul adalah BK,
Bk, bK, dan bk. Sifat biji bulat dan berwana kuning merupakan sifat
dominan, sehingga setiap genotip dengan bentuk BBKK, BBKk, BbKK,
BbKk akan berbiji bulat dan berwarna kuning.

Gambar 13. Bagan Persilangan Dihibrid


Sumber: Campbell dkk., 2008
Berdasarkan hasil persilangan diperoleh kacang kapri berbiji bulat
berwarna kuning (BBKK, BBKk, BbKK, BbKk) sebanyak 12 buah, berbiji
bulat berwarna hijau (BBkk dan Bbkk) sebanyak 3 buah, berbiji kisut
berwarna kuning (bbKK dan bbKk) sebanyak 3 buah, dan berbiji kisut
berwarna hijau (bbkk) sebanyak 1 buah, dan diperoleh perbandingan
fenotip bulat kuning: kisut kuning: bulat hijau: kisut hijau sebesar 9:3:3:1.
Berdasarkan hasil yang tampak pada F2 ini, Mendel menyimpulkan bahwa
faktor-faktor yang menentukan karakter-karakter berbeda diwariskan

22
secara bebas satu sama lain. Kesimpulan ini selanjutnya dikenal dengan
hukum pilihan bebas Mendel atau hukum II Mendel.
B. Pewarisan Sifat-Sifat pada Manusia

Seorang anak mempunyai beberapa sifat yang mirip dengan orangtuanya.


Sifat yang diturunkan orangtua kepada anaknya sebagai berikut :

1. Warna kulit

Warna kulit juga dikode oleh banyak gen. Namun dapat kita
sederhanakan menjadi tiga gen. Misalnya tiga gen tersebut yaitu gen A, B,
C yang mengkode pembentukan pigmen kulit yaitu melanin sehingga
kulit menjadi gelap. Variasi atau alternatif gen lain pada kulit (alela) yaitu
gen a, b, c. Orang yang memiliki gen AABBCC akan memiliki kulit
sangat gelap, sedangkan yang memiliki gen aabbcc akan memiliki kulit
sangat terang. Orang yang memiliki gen AaBbCc akan memiliki warna
kulit sawo matang (tengah-tengah antara sangat gelap dan sangat cerah).
Selain akibat gen faktor lingkungan, faktor lain seperti paparan sinar
matahari juga berpengaruh pada fenotip warna kulit.

23
Gambar 14. Model Pewarisan Warna Kulit pada Manusia
Sumber: Campbell dkk., 2008

2. Bentuk Pertumbuhan Rambut pada Dahi

Ketika mengamati rambut yang tumbuh pada dahi orang lain pasti kita
akan melihat perbedaaan. Ada rambut yang tumbuh melingkar biasa atau
tumbuh seperti huruf “V” atau yang dikenal dengan widow’s peak.
Tumbuhnya rambut seperti huruf “V” dikontrol oleh gen W (diambil dari
widow’s peak). Gen W ini bersifat dominan, orang yang memiliki
pertumbuhan rambut pada dahi memiliki gen WW (homozigot dominan)
atau gen Ww (heterozigot), sedangkan orang yang tidak memiliki
pertumbuhan rambut seperti huruf “V” memiliki genotip homozigot
resesif (ww).

24
(a) (b)
Gambar 15. Pertumbuhan Rambut pada Dahi (a) seperti Huruf “V”
(Memiliki Gen WW atau Ww),
(b) Melengkung (Memiliki Gen ww).
Sumber: Reece dkk., 2012

3. Tipe Perlekatan Cuping Telinga

Ketika mengamati telinga orang lain ada yang cuping


telinganya melekat dan ada yang terlepas (lihat Gambar 7.7).
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya tipe perlekatan cuping
telinga ini juga dikontrol oleh gen, yaitu gen G untuk cuping telinga
terpisah atau terlepas dan gen g untuk cuping telinga melekat.
Jadi, seseorang yang memiliki gen G (baik bergenotip GG atau Gg)
akan memiliki tipe perlekatan cuping telinga terpisah, sedangkan
yang memiliki tipe perlekatan cuping melekat memiliki gen gg.

4. Bentuk Rambut

Bentuk rambut juga dikode oleh gen. Ada dua versi gen yang
mengendalikan tipe rambut, gen C (dominan) mengkode rambut keriting,
dan gen s (resesif) mengkode rambut lurus. Bentuk rambut merupakan
kasus yang menarik yang dikenal dominansi tidak sempurna. Artinya, jika
kamu memiliki salah satu dari kedua jenis gen tersebut (gen C dan gen s),

25
kamu akan mendapat campuran dari keduanya yaitu rambutmu akan
menjadi berombak (Cs). Jadi, orang yang memiliki rambut keriting
memiliki genotif CC, orang yang memiliki rambut berombak memiliki
genotif Cs, dan yang memiliki rambut lurus memiliki genotip ss.

(a) (b) (c)


Gambar 16. Bentuk Rambut (a) Rambut Keriting, (b) Rambut Lurus,
dan (c) Rambut Bergelombang/ Ikal.
Sumber: Dokumen Kemdikbud
C. Pewarisan Kelainan Sifat-sifat pada Manusia

1. Albino

Orang yang seluruh tubuhnya berwarna putih menderita penyakit


albino. Albino merupakan kelainan yang disebabkan tidak adanya zat
warna (pigmen) yang disebut zat melanin. Orang yang menderita kelainan
ini pada umumnya akan mengalami fotofobia atau takut cahaya. Pigmen
melanin berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Tidak
adanya pigmen kulit membuat penderita lebih rentan terserang kanker
kulit dan kulit mudah melepuh akibat terpapar sinar matahari. Gen
penyebab kelainan ini bersifat resesif (gen a). Orang yang menderita
kelainan ini memiliki genotip homozigot resesif (aa), sedangkan orang
yang normal memiliki genotip homozigot dominan (AA) sedangkan yang
menjadi carrier atau pembawa memiliki genotip heterozigot (Aa).

26
Gambar 17. Anak yang Normal (Kiri) dan Albino (Kanan)
Sumber: Campbell, dkk., 2008

2. Buta Warna

Buta warna adalah kelainan seseorang yang tidak dapat membedakan


beberapa warna dengan baik, biasanya antara merah, oranye, biru, dan
hijau.

Gambar 18. Tes Buta Warna


Sumber: catarac-surgey.info

3. Hemofilia

Hemofilia adalah kelainan dimana darah sulit untuk menggumpal


saat terjadi luka pada bagian tubuh tertentu yang disebabkan tidak

27
dihasilkannya faktor penggumpalan darah dalam tubuh seseorang. Saat
penderita pecahnya pembuluh darah, maka darah akan terus mengalir
keluar dan sukar membeku sehingga penderita dapat mengalami
kekurangan darah dan dapat menyebabkan kematian.

Gambar 19. Luka pada Orang


Sumber: www.ehealthyblog.com

Gen hemofilia terletak pada kromosom X dan sering ditandai dengan


lambang Xh (huruf X sebagai penanda jenis kromosom, huruf h sebagai
penanda gen hemofilia). Jika wanita memiliki salah satu kromosom X
yang mengandung gen hemofilia (memiliki genotip XhX) maka ia akan
menjadi pembawa (carrier) kelainan hemofilia. Wanita dengan kedua
kromosom X mengandung gen hemofilia (memiliki henotip XhXh) akan
langsung meninggal (letal) pada saat dilahirkan. Orang laki-laki memliki
satu kromosom X saja, sehingga orang laki-laki yang menderita hemofilia
adalah laki-laki yang memiliki kromosom X yang mengandung gen
hemofilia (XhY).

4. Kanker

Tentunya sudah diketahui bahwa setiap sel akan mengalami


pembelahan. Pembelahan secara normal merupakan suatu proses yang
disusun dan dilakukan secara hati-hati serta dikontrol oleh berbagai gen.

28
Kanker sebenarnya merupakan perkembangan dari sel tumor, yaitu sel
yang terus membelah diluar kendali.

Gambar 20. Kanker Kulit yang Terus Berkembang


Sumber: img.webmd.com

Pembelahan diluar kendali ini terjadi akibat adanya mutasi atau


kerusakan pada gen pengontrol pembelahan sel. Mutasi ini dapat
disebabkan oleh sinar X, sinar UV, sinar gamma, zat kimia berbahaya,
atau akibat infeksi virus. Sebenarnya, mutasi yang terjadi pada satu gen
saja sebenarnya tidak cukup untuk menghasilkan sel tumor. Hal ini
disebabkan tubuh memiliki mekanisme perbaikan gen yang rusak. Namun,
sejalan dengan bertambahnya waktu jika semakin banyak mutasi yang
terjadi, maka mutasi tersebut akan terakumulasi menjadi banyak dan
menyebabkan gen pengontrol pembelahan rusak akibatnya sel-sel
membelah tanpa henti. Jika sel tumor ini tidak segera diatasi maka sel-sel
tumor dapat terus berkembang dan mampu untuk menyebar ke seluruh
tubuh membentuk berbagai jenis kanker, misalnya kanker kulit, kanker
rahim, kanker payudara, dan kanker prostat.
D. Penerapan Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Makhluk Hidup

1. Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Tumbuhan

Sudah lama manusia memanfaatkan pengetahuannya terkait dengan


genetika di bidang pertanian, salah satunya yaitu dalam penyiapan bibit

29
unggul melalui pembuatan varietas hibrida. Pernahkah kamu mendengar
varietas padi hibrida atau jagung hibrida? Varietas hibrida merupakan
suatu jenis tumbuhan yang merupakan keturunan dari persilangan antara
dua atau lebih jenis tumbuhan yang memiliki karakteristik genetic yang
berbeda.
Persilangan ini tentunya juga berdasar pada penemuan yang
dilakukan Mendel tentang hukum pewarisan sifat. Varietas hibrida ini
dibuat untuk mengambil manfaat dari munculnya kombinasi yang baik
dari induk-induk yang disilangkan. Padi hibrida dapat
menghasikan beras 30% lebih banyak daripada padi pada umumnya, lebih
tahan terhadap lahan yang kering, lebih pulen, lebih wangi, dan lebih cepat
dipanen. Contoh padi hibrida misalnya varietas Arize, Intani, PPH, Bernas
Prima, dan varietas IPB 4S. Varietas padi IPB 4S merupakan varietas padi
yang dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Padi ini
dikembangkan dalam rangka membantu pemerintah mencegah krisis
pangan. Padi varietas ini dapat dipanen setelah ± 112 hari setelah
penanaman, memiliki tekstur yang pulen, tahan terhadap hama tungro, dan
mampu menghasilkan hasil panen sebesar 10,5 ton/ Ha.

Gambar 21. Padi Varietas IPB 4S


Sumber:http://faperta.ipb.ac.id

30
Selain padi juga ada jagung hibrida, misalnya Hibrida C 1, Hibrida
CP 1 dan CPI 2, Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2, Malin, Metro, dan
Varietas Bima. Jagung varietas Bima-14 Batara merupakan jagung hibrida
unggul yang dihasilkan dari hasil persilangan galur atau jenis dari Balai
Penelitian Sereal dengan galur hasil kerjasama dengan Syngenta,
perusahaan asal Swiss yang bergerak dalam bidang agrobisnis termasuk
biji dan bahan kimia pertanian serta terlibat aktif dalam penelitian di
bidang gen-gen tumbuhan dan bioteknologi. Hibrida Bima-14 Batara ini
dapat dipanen sekitar ± 95 hari setelah penanaman, memiliki tinggi ± 199
cm, memiliki perakaran yang kuat sehingga tidak mudah roboh.
Penampilan jagung ini kokoh dan seragam, kelobot jagung menutup rapat
sehingga tahan penyakit bulai, karat, dan bercak daun. Selain berpotensi
hasilnya tinggi, tanaman jagung hasil persilangan ini memiliki ketahanan
yang lama sehingga dapat digunakan sebagai pakan ternak sapi dan
domba. Bentuk biji jagung ini seperti mutiara dan berwarna kuning
sehingga sangat baik digunakan sebagai pakan ternak ayam. Jagung
varietas Bima-14 Batara ini mampu menghasilkan hasil panen sebesar 12,9
ton/ha.

Gambar 22. Jagung Varietas Bima-14 Batara


Sumber: balitsereal.litbang.deptan.go.id

31
2. Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Hewan

Pewarisan sifat juga berperan penting dalam pemuliaan hewan, yaitu


dalam rangka untuk menghasilkan hewan ternak berkualitas tinggi, misalnya
unggas yang mampu menghasilkan banyak telur atau sapi dengan kualitas
susu dan daging yang baik. Ayam potong sebenarnya merupakan hasil
persilangan beberapa jenis ayam. Ayam broiler dapat dikelompokkan berdasar
asal daerahnya antara lain: Amerika, Mediterania, Inggris, dan Asia. Pada
umumnya ayam broiler di Indonesia juga berasal dari daerah-daerah tersebut.
Contoh jenis ayam broiler dari Asia yaitu jenis Brahma yang berasal dari
India. Ayam broiler dari Inggris misalnya jenis Cornish, ayam ini memiliki
tubuh yang pendek, namun menghasilkan banyak daging. Ayam broiler dari
Amerika misalnya jenis Playmouth Rock, ayam ini memiliki bulu butih
keabuan, tubuh besar, daging yang lezat, dan mampu menghasilkan telur
dengan baik. Ayam ini dihasilkan dari persilangan ayam Dominique dengan
ayam jenis Black Cochin.

Gambar 23. Ayam Playmouth Rock Putih


Sumber: en.wikipedia.org

32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pewarisan Sifat dapat di tentukan oleh Kromosom dan Gen. Kromosom adalah
struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat
keturunan (Hereditas). Sedangkan Gen adalah unit terkecil yang terletak pada
bagian Kromosom yang disebut lokus. Fungsi Gen adalah menyampaikan
informasi genetik kepada keturunannya dan mngendalikan perkembangan dan
metabolisme sel.
B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya dan
menambah wawasan bagi para pembaca.

33
DAFTAR PUSTAKA

Ismunandar, dkk. 2015. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/Mts Kelas IX Semester 2 .


Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud.
Ramlawati, dkk. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran
IPA. Jakarta : Kementerian pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan.

34

Anda mungkin juga menyukai