Anda di halaman 1dari 17

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MTsN 4 KOTA PADANG

Diajukan untuk Memperoleh Angka Kredit

Jabatan Fungsional Guru

Dra. ROSMANIDAR

NIP. 19661008 200501 2001

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PARAK LAWAS

KOTA PADANG

TAHUN AJARAN 2017

1
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : Hakikat Kurikulum Pendidikan dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik

NAMA : Reno Yandhora Sari

NIP : 19750619 200501 2 002

Diperiksa dan disahkan oleh

Kepala MTsN 4 Kota Padang Pengawas Madrasah

Lilis Andriani, M.Pd Drs. Yusra Fauza


NIP. 19711022 200212 2 002 NIP. 19610102 199203 1 004

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah satu-satunya mahluk yang dititipi akal oleh Allah.
Akal adalah anugerah yang membuat manusia memiliki kemampuan yang
tidak dimiliki oleh mahluk lain, baik itu hewan maupun tumbuhan.
Kemampuan ini dikenal dengan istilah berpikir. Berpikir merupakan
rahmat Allah kepada manusia yang telah ditunjuk Allah untuk menjadi
khalifah di muka bumi. Akal sebagai salah satu rahmat Allah kepada
manusia membutuhkan wadah untuk dikembangkan, salah satu caranya
adalah melalui pendidikan.
Satu-satunya yang dapat menjadikan seseorang menjadi lebih baik
adalah dengan pendidikan. Secara harfiah yang dimaksud dengan
pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata tingkah laku
seseorang yang berlangsung seumur hidup, sejak seseorang lahir hingga ia
diwafatkan. Pendidikan dapat diperoleh melalui pengajaran, penelitian dan
pelatihan. Pendidikan juga bisa diperoleh seseorang melalui bimbingan
orang lain atau diperoleh melalui pengalaman pribadi, baik itu pengalaman
yang sengaja diciptakan atau yang terjadi secara spontan (tidak
direncanakan).
Salah satu wujud keberhasilan pendidikan adalah adanya
perubahan pola pikir, sudut pandang dan tingkah laku pada seseorang.
Pendidikan jugalah yang akan menjembatani seseorang untuk bisa
mengembangkan secara maksimal potensi yang telah dibawa setiap
individu sejak ia lahir. Sebab sesungguhnnya setiap individu adalah
cerdas, dengan kecerdasannya dan kelebihannya masing-masing.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pendidikan memiliki tujuan untuk
memanusiakan manusia, sehingga ada target yang jelas sebagai tujuan dari

3
pendidikan itu sendiri. Pendidikan dapat ditempuh melalui jalur formal
dan non-formal, yang membedakan keduanya adalah kesistematisan dalam
pengajarannya. Pada pendidikan jalur formal kita akan mengenal istilah
kurikulum pendidikan sebagai rancangan pembelajaran yang akan
disampaikan dalam satu periode jenjang pedidikan. Sehingga
pembelajaran pada pendidikan jalur formal menjadi pendidikan yang
sistematis, terarah dan memiliki target serta tujuan yang jelas. Untuk lebih
mengetahui apa itu kurikulum pendidikan dan hakikatnya, maka penulis
menyusun makalah dengan judul “Hakikat Kurikulum Pendidikan”.
Penjabaran terkait hakikat kurikulum pendidikan akan lebih dijabarkan
pada bab pembahasan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kurikulum pendidikan?
2. Apakah tujuan dan peran kurikulum pendidikan?
3. Apakah fungsi dibuatnya kurikulum pendidikan?
4. Apakah kurikulum dapat membentuk karakter peserta didik

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami hakikat kurikulum pendidikan
2. Mengetahui dan memahami tujuan dan peran kurikulum
pendidikan
3. Mengetahui fungsi dari dibuatnya kurikulum pendidikan
4. Mengetahui kurikulum dapat membentuk karakter peserta didik

D. Manfaat
1. Menambah dan menguatkan pengetahuan dan pemahaman penulis
terkait hakikat kurikulum pendidikan
2. Menambah dan menguatkan pengetahuan dan pemahaman
pembaca terkait pengertian, tujuan dan fungsi dari kurikulum
pendidikan

4
3. Mengoreksi dan meluruskan kembali apabila terdapat kesalahan
persepsi pada penulis dan pembaca terkait hakikat, tujuan dan
fungsi dari adanya kurikulum pendidikan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Kurikulum Pendidikan


1. Pengertian Kurikulum Pendidikan
Secara epistemologi, kurikulum berasal dari bahasa yunani currir
yang artinya berlari dan curere berarti tempat berpacu. Kata
kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di
Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh pelari dari garis start
ke garis finish. Kemudian istilah ini digunakan dalam dunia
pendidikan dan mengalami perubahan makna sesuai dengan
perkembangan dan dinamika yang ada. Secara garis besar kurikulum
dapat diartikan sebagai seperangkat materi pendidikan dan pengajaran
yang diberikan kepada peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan
yang hendak dicapai.
Kurikulum bukan hanya tentang buku dan bahan ajar seperti yang
selama ini banyak terjadi kesalahpahaman, dimana saat kurikulum
berubah maka buku yang digunakan sebagai bahan ajar juga berganti.
Murray Print (1993) mengemukakan bahwa kurikulum meliputi hal-
hal berikut ini :
a. Planned learning experience/perencanaan pengalaman belajar
b. Offered within an educational institution/program
c. Represented as a document
d. Includes experiences resulting from implementing that document
Dari penelurusan konsep, pada dasarnya kurikulum memiliki 3
dimensi pengertian, yaitu :
1) Kurikulum sebagai mata pelajaran
Kurikulum sebagai mata pelajaran identik dengan isi dan
materi pembelajaran (content oriented) dimana penguasaan isi

6
pembelajaran merupakan sasaran akhir proses pendidikan.
Kurikulum sebagai mata pelajaran erat akitannya dengan usaha
untuk memperoleh ijazah. Kurikulum sebagai kumpulan
sejumlah mata pelajaran merupakan padangan lama dan
bersifat tradisional, sekalipun masih dianut oleh banyak orang
di zaman sekarang.
2) Kurikulum sebagai pengalaman belajar
Anggapan ini meyakini bahwa kurikulum bukan lagi hanya
sekumpulan mata pelajaran melainkan seluruh kegiatan siswa
yang dilakukan baik di sekolah maupun diluar sekolah dibawah
tanggung jawab guru. Sehingga yang dianggap sebagai
kurikulum adalah seluruh usaha sekolah untuk mempengaruhi
siswa belajar baik di dalam maupun di luar kelas atau bahkan
di luar sekolah.
3) Kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran
Kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran
dikemukakan oleh Hilda Taba (1962) dimana kurikulum dibuat
sebagai rencana untuk pembelajaran yang berisikan petunjuk
belajar serta hasil yang diharapan. Pandangan kurikulum
sebagai perencanaan program pembelajaran juga sesuai dengan
Undang-Undang yang mengatur pendidikan di negara kita.
Pada UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar. Yang dimaksud dengan isi dan bahan pelajaran
disini adalah susunan dan bahan kajian dan pembelajaran ntuk
mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang
bersangkutan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan
nasional.

7
Berikut ini adalah pengertian kurikulum dari berbagai sudut pandang :

1. Kurikulum sebagai Program Studi


Pada sekolah, kurikulum sering diartikan sebagai seperangkat
mata pelajaran yang harus diajarkan kepada siswa. Kurikulum
dimaksudkan dengan mata pelajaran Bahasa Inggris, Sejarah,
Ekonomi dan lain-lain. Lebih spesifiknya seperti mata pelajaran
Sejarah Amerika. Berdasarkan pengertian ini, seperangkat mata
pelajaran tersebut memberikan informasi tentang konten dan proses
mata pelajaran. Oleh karena itu, para ahli kurikulum lebih menyukai
menggunakan istilah “program belajar” dari pada “kurikulum” jika
yang dimaksudkan seperangkat mata pelajaran yang diharuskan
sekolah untuk dipelajari peserta didiknya

2. Kurikulum sebagai Konten/Materi Pelajaran


Dalam suatu mata pelajaran kontens/isi, sering diartikan sebagai
kurikulum. Jika kurikulum Sejarah Amerika, guru cenderung artinya
sebagai topik-topik mata pelajaran.

3. Kurikulum sebagai Pengalaman Belajar yang Terencana


Kurikulum merupakan kegiatan yang direncanakan tentang apa
yang akan diajarkan, bagaimana hal itu dapat diajarkan dengan
berhasil. Ini mencakup hal-hal tentang perencanaan instruksional
seperti ruang lingkup pelajaran, urutan-urutan bahan pelajaran,
metode dan teknik-teknik mengajar dan hal-hal apa saja yang dapat
direcanakan lebih dahulu agar pelajaran berjalan baik.

4. Kurikulum sebagai Pengalaman dengan Bantuan Sekolah


Kurikulum dalam arti luas, aspek ini tidak terencana atau tidak
diharapkan. Maksudnya perhatian terlalu banyak kepada hal yang
diharapkan, sehingga mengabaikan hal-hal yang tidak direncanakan
dan berpengaruh pada pembelajaran, misalnya dalam pengajaran

8
pembelajaran, seorang guru terfokus kepada hasil belajar siswa saja
sesuai dengan kurikulum yang ada.

5. Kurikulum sebagai Seri Terstruktur dari Hasil Belajar yang


Diharapkan
Mengubah pengertian kurikulum tadinya sebagai alat menjadi
sebagai tujuan. Tujuan tidak lagi dirumuskan sebagai “menghargai
warisan budaya” melainkan merupakan rentetan dan urutan hasil
belajar yang terstruktur. Semua kegiatan, pengajaran, desain
lingkungan dan sebagainya yang menunjang pencapaian tujuan
khusus.

6. Kurikulum sebagai sebuah Rencana Tertulis untuk Berkegiatan


Kurikulum juga dibedakan antara kurikulum sebagai rencana
dengan kurikulum fungsional. Kurikulum bukan hanya merupakan
rencana tertulis untuk pengajaran, tetapi juga sesuatu yang fungsional
yang beroperasi dalam kelas, yang memberi pedoman dan mengatur
lingkungan dan kegiatan yang terjadi di dalam kelas. Rencana tertulis
merupakan dokumen kurikulum, sedangkan kurikulum yang
dioperasikan di kelas merupakan kurikulum fungsional.

Menurut Prof. Dr. H Abdullah Idi,Med untuk mengetahui maksud


dan pengertian dari kurikulum maka perlu kita ketahui terlebih dahulu
karakteriktik-karakteristik kurikulum berikut ini :

a. Kurikulum sebagai Bahan Ajar (Subject Matter)


b. Kurikulum sebagai Seperangkat Pengalaman (Experience)
c. Kurikulum sebagai Suatu Rencana ( as Intention)
d. Kurikulum sebagai refleksi dari Budaya (as Cultural Reproduction)
e. Kurikulum as Currere

9
B. Fungsi dan Peran Kurikulum Pendidikan
a. Fungsi Kurikulum Pendidikan
Pada dasarnya fungsi dibuatnya kurikulum dalam proses
pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Alexander Inglis, dalam bukunya Principle of secondery education
(1918) mengatakan bahwa kurikulum berfungsi sebagai fungsi
penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi
persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik.
1. Fungsi penyesuaian ( the adjuctive of adaptive function)
Setiap individu harus mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya. Sebab lingkungan bersifat dinamis dan
individu harus mampu menesuaikan diri secara dinamis pula.
Disinilah letak fungsi kurikulum sebagi alat pendidikan,
sehingga individu bersifat well-adjusted (dapat menyesuaikan
diri dengan baik)
2. Fungsi integrasi (the integrating function)
Kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang
terintegrasi. Dikarenakan individu merupakan bagian dari
masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan
memberikan sumbangan dalam pembentukan atau
pengintegrasian masyarakat.
3. Fungsi diferensiasi (the differentiating function)
Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan di
antara setiap orang dalam masyarakat. Pada dasarnya
diferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dan kreatif,
sehingga akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat
akan tetapi adanya diferensiasi tidak berarti mengabaikan
solidaritas sosial dan integrasi, karena diferensiasi juga dapat
menghindarkan terjadinya stagnansi sosial.

10
4. Fungsi persiapan (the propaedeutic function)
Kurikulum berfungsi menyiapkan siswa agar mampu
melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang
lebih jauh, misal melanjutkan studi ke sekolah yang lebih
tinggi, mengingat sekolah tidak mungkin bisa memberikan
semua yang diperlukan siswa atau apa yang menarik perhatian
mereka.
5. Fungsi pemilihan (the selective function)
Perbedaan (diferensiasi) dan pemilihan (seleksi) adalah dua hal
yang saling berkaitan. Pengakuan atas perbedaan berarti
memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa
yang diinginkan dan menarik minatnya. Kedua hal tersebut
merupakan kebutuhan bagi masyarakat yang menganut sistem
demokartis. Untuk mengembangkan berbagai kemampuan
tersebut, maka urikulum perlu disusun secara luas dan bersifat
fleksibel.
6. Fungsi diagnostik (the diagnostic function)
Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu
menerima dirinya, sehingga dapat mengembangka seluruh
potensi yang dimiliknya. Hal ini dapat dilakukan jika siswa
menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya
melalui proses eksplorasi. Selanjutnya siswa sendiri yang akan
memperbaiki kelemahannya dan mengembangkan kekuatan
yang ada. Fungsi ini merupakan fungsi diagnostik kurikulum
dan akan membimbing siswa untuk dapat berkembang secara
optimal.

11
b. Peran Kurikulum Pendidikan
Apabila dianalisis difat dari masyarakat dan kebdayaan, dengan
sekolah sebagai institusi sosial dalam melaksanaan operasinya,
maka dapat diterukan paling tidak 3 peranan kurikulum yang
sangat penting, yaitu ;
1. Peranan konservatif
Kurikulum memiliki peran menjembatani peserta didik denga
orang dewasa dalam suatu proses pembudayaan yang semakin
berkembang menjadi sesuatu yang lebih kompleks.
2. Peranan kritis atau evaluatif
Kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah tidak
hanya mewariskan kebudayaan yang ada melainkan juga
menilai dan memilih unsur budaya yang akan diwariskan.
3. Peranan kreatif dan konstruktif
Selain mewariskan, menilai dan menyeleksi budaya, kurikulum
juga turut andil dalam pembentukan budaya baru yang lebih
baik zaman sekarang dan dimasa yang akan datang. Proses
pembentukan dan pembiasaan ini dimulai dari dari sekolah
sebagai tempat pengimplementasian kurikulum.
Ketiga peranan kurikulum ini harus berjalan bersamaan dan
terpenuhi dnegan seimbang sehingga tercipta keharmonisan
diantara ketiganya. Dengan demikian, kurikulum dapat
memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam membawa siswa
menuju kebudayaan masa depan.

C. Tujuan Kurikulum Pendidikan


Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program
pendidikan yang diberikan kepada anak didik, karena kurikulum
merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan
dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem pendidikan di Indonesia
tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah Bangsa Indonesia. Di

12
Indonesia ada 4 tujuan utama kurikulum yang secara hirarki sebagai
berikut:
1. Tujuan Nasional
Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem
Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan nasional disebutkan
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan
asmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tariggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dari tujuan
nasional kemudian dijabarkan ke dalam tujuan insitusional/ lembaga,
tujuan kurikuler, sampai kepada tujuan insfruksional dengan
penjabaran berikut.
2. Tujuan Intitusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu
lembaga pendidikan, umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan
sebagainya. Artinya apa yang harus dimiliki anak didik setelah
menamatkan lembaga pendidikan tersebut, Sebagai contoh,
kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan
lembaga pendidikan iersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang
diharapkan dimiliki oleh anak yang tamat MI, MTs, atau Madrasah
Aliyah. Rumusan tujuan institusional harus merupakan penjabaran dan
tujuan umum (riasional), harus memiliki kesinambungan antara satu
jenjang pendidikan tinggi dengan jenjang Iainnya (MI, MTs, dan MA
sampal ke IAIN/ perguruan tinggi). Tujuan institusional juga harus
memperhatikan fungsi dan karakter dari lembaga pendidikannya,
seperti lembaga pendidikan umum, pendidikan guru dan sebagainya.
3. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah penjabaran dan tujuan kelembagaan
pendidikan (tujuan institusiorial). Tujuan kurikuler adalah tujuan di

13
bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencerminkan hakikat
keilmuan yang ada di dalamnya. Secara oerasional adalah rumusan
kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah
mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut.
4. Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini
adalah tujuan yang langsung dihadapkan kepada anak didik sebab hrus
dicapai oIeh mereka setelah menempuh proses belajar-mengajar. Oleh
karena itu tujuan instruksional dirumuskan sebagai kemampuan-
kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak didik setelah
mereka menyelesaikan proses belajar-mengajar. Ada dua jenis tujuan
institusional, yaitu tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan
instruksional khusus (TIK). Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak
dalam hal kemampuan yang diharapkan dikuasai anak didik. Pada TIU
sifatnya lebih luas dan mendalam, sedangkan TIK lebih terbatas dan
harus dapat diukur pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar.
Dengan demikian TIK harus lebih operasional dan mudah dilakukan
pengukuran.

D. Kurikulum dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Fungsi dari dibentuknya
kurikulum adalah sebagai alat bagi pendidik dalam mencapai dan
mewujudkan tujuan pendidikan, sehingga pembelajaran menjadi terarah
dan sistematis. Tujuan dibentuknya kurikulum pendidikan sesuai dengan
falsafah bangsa terdiri dari 4 yaitu : tujuan nasional, tujuan institusional,
tujuan kurikuler dan tujuan instruksional.
B. Penutup
Tidak ada kurikulum yang statis dan tidak mengalami perubahan
karena sesungguhnya kurikulum disusun sesuai kebutuhan dan peserta
didik pada masanya. Sehingga perubahan dan perkembangan pola pikir,
permasalahan dan perilaku peserta didik lah yang menjadikan kurikulum
juga harus menyesuaikan dengan kebutuhan. Sebaik apapun kurikulum
yang disusun, hasil akhir dari keberhasilan pendidikan tetap menjadi buah
seorang pendidik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Absari Ibrahim, Irni, Abdullah, Mayawi. 2015. Pengertian, Peran dan Fungsi
Kurikulum. Universitas Khairun Ternate.

Anonim. 2013. Situs akses : http://www.m-edukasi.web.id.

Hamalik,Oemar. 2007. Dasa-dasar Pengembangan Kurikulum. Remaja


Rosdakarya. Bandung.

Hamlik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

I Made Suradnya. 2009. Pengembangan Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan


Kepariwisataan Berkelanjutan. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 15 Nomor 3,
Oktober 2009, hlm 162-171

Idi, Abdullah. 2014. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Rajawali Pers.
Jakarta.

Sadiyo. 2001. Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Kompetensi.


Jurnal Ilmu Pendidikan, November 2001, Jilid 8 Nomor 4

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Prenada Media. Jakarta.

Sariono. 2013. Kurikulum 2013:Kulirikulum Generasi Emas. ISSN :2337-3253.


E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; volume 3.

16
17

Anda mungkin juga menyukai