Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BLOK 1.2 – ILMU KEDOKTERAN DASAR 1


PRAKTIKUM KROMOSOM

WANDA NURFADILAH
10920024

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan karunia nikmat, taufik dan hidayahNya

kepada penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Atas rahmat dan hidayah-Nya penulis

dapat menyelesaikan makalah praktikum kromosom, guna memenuhi tugas pada blok 1.2 IKD 1

di Fakultas Kedokteran Universitas Gunadarma. Penyusunan makalah ini dibuat dengan mengacu

kepada sumber-sumber yang dapat dipertanggung jawabkan dan data-data yang menunjang, agar

pembaca dapat memahami dengan jelas apa yang dimaksukan oleh penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para Dokter selaku

dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Gunadarma. Tugas yang telah diberikan ini dapat

menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga

mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah

ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,

diharapkan agar makalah ini dapat membuka wawasan bagi para pembaca dan juga bermanfaat.

Depok, 25 November 2020

Wanda Nurfadilah

i
DAFTAR ISI HAL

Kata
i
Pengantar...................................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
Bab I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A.Latar Belakang……….................................................................................... 1
B. Tujuan…………............................................................................................. 1
C. Manfaat…………........................................................................................... 1
BAB II DASAR TEORI……................................................................................ 2
A. Definisi Kromosom……………...…………...……………………………. 2
B. Struktur Kromosom......………...……………………………...................... 2
C. Tipe Kromosom……………………….…………………………………… 3
D. Kromosom Menurut DENVER….………………………………………… 4
E. Kultur Darah……………………………………………………………….. 5
Bab III METODOLOGI PRAKTIKUM............................................................ 7
BAB IV HASIL PRAKTIKUM……..……………………...…………………… 8
BAB V PEMBAHASAN………………………………………………………… 9
BAB VI PENUTUP………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….………………... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kromosom merupakan batang yang sangat kental asam deoksiribonukleat
(DNA), materi genetic yang berisi blok bangunan kehidupan. DNA menyimpan informasi
penting tentang struktur tubuh manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dan membantu
langsung organisme seperti tumbuh dan mengelola tugas-tugas sehari-hari. Kromosom
berfungsi sebagai penyimpanan untuk bahan penting ini, secara berkala membagi Bersama
dengan sel dan mereplikasi untuk membuat Salinan DNA yang dikandungnya. Kromosom
juga sangat penting dalam reproduksi seksual, karena mereka memungkinkan organisme
untuk menyampaikan materi genetic pada keturunan (Bima, 2005).
Oleh karena itu berkembanglah ilmu genetika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang
gen. Perkembangan genetika merupakan sejarah Panjang perkembangan pemikirandan
penemuan, diawali dengan ditemukannya konsep gen oleh Mendel (1865) (Stanfield,
2006).

B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuannya adalah:
1. Untuk mengetahui proses kultur darah.
2. Untuk melihat kromosom pada mikroskop.
3. Untuk bisa menyusun karyotype berdasarkan klasifikasi DENVER.

C. Manfaat
Manfaatnya adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui proses kultur darah.
2. Dapat mengklasifikasikan karyotype dengan klasifikasi DENVER.
3. Dapat mengetahui penyakit genetika.
4. Dapat mengetahui cara menggunakan mikroskop.
5. Dapat mengetahui bagaimana langkah merawat mikroskop.

1
BAB II

DASAR TEORI

A. Definisi Kromosom
Kromosom ialah struktur nucleoprotein yang membawa informasigentik. Struktur
tersebut terletak dalam inti sel dan berkumpul membentuk suatu genom. Pada organisme
terdapat dua macam kromosom tubuh (autosom) yang (gonosom) yang tidak menentukan
jenis kelamin. Kromosom ada dua fungsi utamanya, yaitu untuk memastikan DNA terpisah
dalam porsi yang sama pada setiap pembelahan sel dan untuk dapat menjaga integritas dan
ketepatan replikasi genom pada setiap siklus sel. Elemen yang bertanggung jawab terhadap
proses ini adalah sentrometer, telometer, dan unit replikasi (Saskaprabawanta, 2010).
Kromosom adalah struktur pembawa gen yang mirip dengan yang terdapat dalam
nucleus. Masing – masing kromosom terdiri atas molekul DNA yang sangat Panjang dan
protein terkaitnya (Suryo, 2011).
Kromosom memiliki fungsi yaitu pemisahan DNA dalam jumlah yang sama dan
kromosom juga menentukan bahwa keturunan yang dihasilkan memiliki sifat dari kedua
orang tua pada setiap pembelahan sel atau bisasa disebut identik. Beberapa faktor dapat
menurunkan kontaminasi kultur darah termasuk didalamnya yaitu kepatuhan terhadap
protokol, pengambilan dari vena perifer, penggunaan sarung tangan steril, membersihkan
tutup botol kultur darah dengan antiseptik, inokulasi botol kultur darah sebelum tabung
lainnya, sampel yang diambil oleh tim yang terlatih, pemantauan tingkat kontaminasi dan
memberikan umpan balik individu dan pelatihan ulang bagi senter yang ditemukan
kontaminasi kultur darah (Suryo, 2011).

B. Struktur Kromosom
Kromosom terbentuk dari DNA yang berikatan dengan beberapa proteinhiston.
Dari ikatan tersebut menghasilkan nukleosom yang mempunyai ukuran panjanf sekitar 10
nm. Selanjutnya nukleosom akan membentuk lilitan – lilitan yang sangat banyak dan
menjadi penyusun dari kromatid atau lengan kromosom, satu lengan itu memiliki lebar
kurang lebih 700 nm. Berikut adalah bagian – bagian kromosom (Saskaprabawanta, 2010):
1. Kromatid

2
Adalah bagian lengan kromosom yang terikat satusama lainnya, 2 kromatid kembar
ini diikat oleh sentromer. Nama lain dari kromatid ialah kromonema. Kromonema
biasanya terlihat pada pembelahan sel masa profase dan kadang – kadang interfase.
2. Sentromer
Merupakan struktur yang sangat penting, dibagian inilah lengan kromosom atau
kromatid saling melekat satu sama lain pada bagian masing – masing kutub
pembelahan. Bagian kromosom yang melekat pada sentromer dikenal menjadi
kinemotor.
3. Lekukan Kedua
Lekukan ini menjadi tempat terbentuknya nucleolus dan karena itu disebut juga
pengatur nucleolus.
4. Kromomer
Struktur berbentuk manik – manik yang merupakan akumulasi dari materi kromatid
yang kadang terlihat pada pembalahan masa interfase.
5. Telometer
Telometer adalah bagian berisi DNA pada kromosom yang berfungsi menjaga
stabilitas ujung kromosom agar DNA nya tidak terurai.
6. Satelit
Bagian yang merupakan tambahan pada ujung kromosom. Tidak setiap kromosom
memiliki satelit. Kromosom yang memiliki satelit dinamakan satelit kromosom.

C. Tipe Kromosom
Berdasarkan letak sentromer dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu (Suryo,
2011):
a. Metasentris
Jika sentromer terletak median atau kira – kira ditengah kromosom, sehingga
kromosom terbagi menjadi dua lengan sama panjang dan mempunyai bentuk
seperti huruf V.
b. Submetasentris

3
Apabila sentromer terletak submedian (kea rah salah satu ujung kromosom),
sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan sama panjang dan mempunyai
bentuk seperti huruf J.
c. Akrosentrik
Jika sentromer terletak subterminal di dekat ujung kromosom, sehingga kromosom
tidak membengkok melainkan tetap lurus seperti batang. Satu lengan kromosom
sangat pendek, sedangkan lengan lainnya sangat Panjang.
d. Telosentris
Jika sentromer terletak di ujung kromosom, sehingga kromosom hanya terdiri dari
sebuah lengan saja dan berbentuk lurus seperti batang. Kromosom manusia tidak
ada yang telosentris.

D. Kromosom Menurut DENVER


Menurut klasifikasi DENVER, kromosom manusia dibagi dalam 7 golongan, yaitu
(Widyatmoko, 2008):
1. Golongan A
Terdiri dari 2 pasang kromosom metasentrik terbesar yaitu kromosom nomor 1 dan
3, serta 1 pasang kromosom (nomor 2) submetasentrik terbesar.
2. Golongan B
Terdiri dari 2 pasang kromosom submetasentrik yang lebih kecil dari golongan A
dan disusun oleh kromosom nomor 2 dan 5.
3. Golongan C
Terdiri dari kromosom berukuran lebih kecil dari golongan B. Pada seorang wanita
terdiri dari 8 pasang kromosom metasentrik dan submetasentrik sedangkan pada laki-
laki terdiri dari 7 pasang kromosom. Golongan C terdiri dari kromosom nomor 6-12
dari kromosom X.
4. Golongan D
Merupakan kromosom akrosentrik besar dan bersatelit. Ada 3 pasang kromosom
yaitu kromosom nomor 13, 14, dan 15.
5. Golongan E

4
Lebih kecil daripada kromosom golongan D dan terdiri dari 3 pasang kromosom
yaitu kromosom nomor 16, 17, dan 18.
6. Golongan F
Terdiri dari 2 pasang kromosom metasentrik kecil (lebih kecil daripada kromosom
golongan E) yaitu kromosom nomor 19 dan 20.
7. Golongan G
Terdiri dari 2 pasang kromosom yaitu nomor 21 dan 22. Merupakan kromosom
terkecil, akrosentrik dan bersatelit. Pada laki-laki kromosom di golongan G ada 5
karena kromosom Y termasuk kelompok ini.

E. KULTUR DARAH
Kultur darah merupakan pemeriksaan darah yang umum dilakukan, dimana
dilakukan inokulasi darah dalam medium kultur dan diinkubasi. Beberapa faktor dapat
menurunkan kontaminasi kultur darah termasuk didalamnya yaitu kepatuhan terhadap
protokol, pengambilan dari vena perifer, penggunaan sarung tangan steril, membersihkan
tutup botol kultur darah dengan antiseptik, inokulasi botol kultur darah sebelum tabung
lainnya, sampel yang diambil oleh tim yang terlatih, pemantauan tingkat kontaminasi dan
memberikan umpan balik individu dan pelatihan ulang bagi senter yang ditemukan
kontaminasi kultur darah (Faatih, 2003).
Pada saat kita akan melakukan aberasi kromosom pada kultur sel limfosit
dilakukan sebagai berikut (Suryo, 2011):
1. Pengambilan sampel darah
Pengambilan darah vena yaitu suatu pengambilan darah yang diambil melalui pembuluh
darah vena fossa cubiti, median cubital atau caphatalic dan vena saphena lain yang
cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan respresantif dengan
menggunakan spuit atau vacumtainer. Pengambilan darah ada 3 cara yaitu venipunture,
skinpunture, dan tusukan arteria tau nadi. Cara yang sering digunakan dengan
venipunture atau tusukan pada vena dengan spuit.
2. Kultur
Proses preparasi pembiakan sampel darah dilakukan secara steril di dalam Biological
Safety Cabinet. Secara berurutan, ke dalam tabung kultur dimasukkan media

5
pertumbuhan yang terdiri dari 7,5 mL RPMI 1640; 0,1 mL L-Glutamin; 1 mL Fetal
Bovine Serum; 0,2 mL penicillinstreptomycin; 1 mL sampel darah dan 0,25 mL
phytohaemaglutinin. Tabung kemudian ditutup dan disimpan dalam inkubator 37 o C
selama 48 jam.
3. Harvesting
Tiga jam sebelum proses pemanenan dilakukan, sebanyak 0,1 mL colchisin
ditambahkan ke dalam biakan. Sampel darah disentrifus dengan kecepatan 1500 rpm
selama 10 menit. Setelah supernatan dibuang dengan menggunakan pipet, pada endapan
darah ditambahkan 10 mL KCl 0,56%, diaduk, dan disimpan pada waterbath 37 ºC
selama 25 menit.
4. Sliding
Larutan disentrifus kembali dengan kecepatan dan waktu yang sama. Pada endapan
ditambahkan 4 mL larutan carnoy (metanol : asam asetat = 3:1), dikocok sebentar
dengan alat vortex, ditambahkan larutan carnoy kembali sampai volume mencapai 10
mL, dan disentrifus. Tahap terakhir ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh
endapan sel limfosit berwarna putih.
5. Pengecatan
Pemeriksaan aberasi kromosom tak stabil dilakukan dengan metode pewarnaan Giemsa.
Endapan sel limfosit diteteskan di atas kaca preparat dan dikeringkan pada suhu kamar.
Preparat diberi pewarnaan Giemsa 4% selama 10 menit, dicuci, dikeringkan, dan
ditutup dengan cover glass. Preparat siap untuk diamati dengan mikroskop cahaya
pembesaran 1000x.
6. Kariotiping
Melakukan proses foto kromosom untuk menentukan komplomen kromosom individu,
termasuk jumlah kromosom dan kelainan apa pun. Istilah ini juga digunakan untuk set
kromosom lengkap dalam suatu spesies atau organisme individu dan untuk tes yang
mendeteksi komplemen ini atau mengukur jumlahnya.

6
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

1) Alat
a. Mikroskop
b. Tabung Heparin
c. Pipet
d. Medium RPMI
e. RPMI
f. Sentrifus
g. Water Bath

2) Bahan
a. Whole Blood
b. PHA
c. Calf serum (FBS)
d. Kolkisin
e. KCL
f. Pewarna Giemsa
g. Carnoy
h. Tripsin
i. Minyak Emersi

3) Cara Kerja
Kultur darah dilakukan oleh setiap kelompok secara bergantian masuk ke ruang
steril. Kultur dilakukan dalam keadaan steril terhadap Whole blood (0,8 ml) dengan
menambahkan 5 ml RPMI, 0,8 ml Calf serum dan 60 – 120ul PHA dalam medium kultur.
Selanjutnya diinkubasi dalam inkubator CO2 (5%) selama 72 jam. Setelah 72 jam inkubasi,
reaksi dihambat dengan menambahkan kolkisin kira-kira 1,5 jam sebelum kultur
dihentikan (dikeluarkan dari inkubator). Selanjutnya diproses dan dibuat preparat
kromosom dengan pewarnaan Giemsa.

7
BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

Dalam pengamatan melalui mikroskop dari kultur darah menggunakan mikroskop, terdapat
gambar kromosom seperti :

Gambar 1. kromosom pada mikroskop

Setelah ditemukan kromosonya lalu disusun kariotipenya berdasarkan klasifikasi DENVER,


penyusunan tersebut dapat terlihat sebagai berikut:

Gambar 2. Susunan kariotipe DENVER

8
BAB V

PEMBAHASAN

Kromosom berfungsi untuk membawa informasi genetik. Kromosom dapat dilihat


melalui mikroskop melalui tahap kultur darah. Penyakit genetika dapat di lihat dari
kromosom bila kromosom tersebut memiliki kelainan bentuk, kurang atau banyaknya jumlah
kromosom.
Utamanya, Kariotipe digunakan untuk mendeteksi adanya keabnormalan yang
terjadi pada kromosom di bayi yang dikandung. Ketika kromosom tersebut abnormal, maka
ada beberapa gangguan yang dapat dideteksi, seperti:
 Down Syndrome, yang disebabkan oleh kromosom ekstra 21; ini dapat terjadi di

semua atau sebagian besar sel tubuh.


 Edwards Syndrome, disebabkan oleh kromosom ekstra 18.

 Patau Syndrome, disebabkan oleh kromosom ekstra 13.

 Klinefelter Syndrome, disebabkan oleh kromosom X ekstra, kelainan kromosom

seks paling umum pada pria


 Turner Syndrome, disebabkan oleh hilangnya satu kromosom X pada wanita.

 Leukemia myelogenous kronis, yang dapat dideteksi dari translokasi 9:22.

Faktor penyebab kelainan pada kromosom tersebut ialah karena adanya kesalahan pada
proses pembelahan sel sehingga menyebabkan kesalahan dalam membawa informasi
genetik.

9
BAB VI

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan bab sebelumnya adalah


kromosom merupakan benda yang tidak terlihat tetapi memiliki pengaruh yang sangat
besar bagi tubuh kita, diantaranya adalah penyakit genetik atau syndrome yang dapat
mengganggu kehidupan kita.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bima. (2005). Mikroskop dan Penggunaannya. pemanfaatan mikroskop.


Campbell. (2000). Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Faatih. (2003). ISOLASI DAN DIGESTI DNA KROMOSOM ISOLATION AND DIGESTION OF
CHROMOSOMAL DNA 7. Jakarta: Garuda.
Kusnada. (2003). Mikrobiologi. Jica.
Saskaprabawanta. (2010). Intisari Materi Genetik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Stanfield, W. (2006). Biologi Molekuler dan Sel. Jakarta: Erlangga.
Suryo. (2011). Genetika Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Thomas C, T. (2005). Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2. Jakarta: Buku kedokteran EGC.
Widyatmoko, A. (2008). Mengenal Laboratorium Biologi. Jakarta: Erlangga.

11

Anda mungkin juga menyukai