Alfansuri
Ekki Firmansyah
Filvan Akbar
Lahabi
Leonardus Candra
Lusiana Mustika Ayu
Novasari
Rosdiana
Suci Rahayu
10. Yosi Mulika
( 2012 07 1 00007 )
( 2012 07 1 00030 )
( 2012 07 1 00038 )
( 2012 07 1 00058 )
( 2012 07 1 00060 )
( 2012 07 2 00065 )
( 2012 07 2 00080 )
( 2012 07 2 00097 )
( 2012 07 2 00107 )
( 2012 07 2 00123 )
2011/2013KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas dan berkat-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Kromosom dan kelainan genetika . Makalah ini disusun sebagai tugas makalah mata
kuliah Fisika Biologi di Jurusan Keperawatan Politeknik Kemenkes Pontianak.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber-sumber yang penyusun peroleh, yang
disesuaikan dengan kebutuhan materi pembelajaran, kebutuhan dosen pengajar dan
kebutuhan mahasiswa / mahasiswi.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ns. Dedi Damhudi
S.Kep, M.Kep.Sp.KMB, selaku dosen pembimbing dan semua pihak yang ikut
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari walaupun sudah berusaha menampilkan makalah yang
sempurna, makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dari segi
bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan. Untuk itu, penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu
kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan mata kuliah Fisika Biologi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................2
DAFTAR ISI.............................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................5
A.
Latar Belakang....................................................................................... 5
B.
Tujuan Penulisan.................................................................................... 5
C.
Metode Penulisan................................................................................... 6
D.
Sistematika Penulisan.............................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN...............................................7
Kromosom Manusia................................................................................ 7
A.
1)
2)
3)
B.
1)
2)
3)
C.
c.
1)
2)
3)
BAB. PENUTUP......................................................22
A.
Kesimpulan......................................................................................... 22
B.
Saran................................................................................................. 22
3
DAFTAR PUSTAKA.................................................23
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak hal
yang sebelumnya dianggap sesuatu yang bersifat mistis sudah dapat di buktikan
secara ilmiah. Salah satunya yaitu masalah genetik yang zaman dahulu kebanyakan
orang berpendapat bahwa orang yang mempunyai kelainan genetik itu disebabkan
karena ada orang yang mengirim santet dan contoh lainnya bayi yang dilahirkan cacat
adalah akibat ketika hamil, seorang ibu melanggar pantangan yang ada dan dipercayai
orang-orang akan menyebabkan sesuatu yang buruk akan terjadi pada calon bayi.
Dengan berbagai penelitian zaman sekarang hal-hal yang dinggap mistis itu
akhirnya berangsur-angsur mulai pudar, setelah di ketahui bahwa didalam tubuh
manusia terdapat suatu materi genetik yang mengatur pewarisan sifat yaitu
kromosom.
Informasi genetik itu terkandung di dalam sel yaitu pada organel yang disebut
nucleus atau inti sel. Di dalam nukleus inilah dijumpai adanya kromosom yang selain
berfungsi sebagai rangka bagi inti sel juga merupakan bahan yang mengandung
informasi genetic dalam bentuk gen atau penggalan DNA. Kromosom yang dalam
keadaan istirahat (interfase) berwujud butir-butir kromatin yang mempunyai bentuk
yang berbeda-beda.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a) Untuk memenuhi tugas dari Dosen Pembimbing mata kuliah Fisika
Biologi Kromosom Dan Kelainan Genetik Pada Manusia.
b) Untuk menambah pengetahuan, wawasan lebih banyak tentang Kromosom
Dan Kelainan Genetik Pada Manusia.
2. Tujuan Khusus
C. Metode Penulisan
Dalam merumuskan makalah ini kami menggunakan metode study pustaka.
Selain menggunakan study pustaka kami juga mencari materi dari media internet.
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Sebagai langkah awal dalam makalah ini adalah menggunakan latar belakang, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan itu sendiri.
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini mengkaji tentang isi dari makalh, yang menjelaskan dan uraian yang
berhubungan dengan kromosom dan kelainan genetik pada manusia.
BAB III PENUTUP
Dari pembahasan sebelumnya kita dapat menarik kesimpulan dan saran yang di
tujukan bagi pembaca.
BAB II PEMBAHASAN
A. Kromosom Manusia
memiliki kromosom
dengan kromosom raksasa. Karena besarnya kromosom lalat buah ini bisa diamati
dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Pengamatan kromosom raksasa dari
Drosophyla melanogaster biasanya diambil dari kelenjer air liurnya pada saat masih
menjadi larva. Dengan menggunakan mikroskop cahaya akan tampak seperti benangbenang yang semuanya berjumlah 8 buah. Sedangkan untuk mengamati secara
seksama tidak cukup dengan mikroskop biasa melainkan dengan mikroskop elektron
yang mampu memperbesar bayangan hingga jutaan kali. Pada kromosom terdapat
suatu daerah terang yang tidak mengandung gen, dinamakan sentromer. Bagian ini
memiliki peranan sangat penting pada proses pembelahan sel. Dibagian inilah benang
gelendong menempel untuk bagian kromosom pada masing masing kutub
pembelahan yang berlawanan. Benang gelendong melekat pada bagian sentromer,
yakni kinetokor.
Berdasarkan letak sentromer, kromosom dapat dibedakan menjadi beberapa
bentuk. Ada kromosom yang memiliki satu lengan dan adapula yang memiliki dua
lengan. Ada yang memiliki lengan sama panjang dan ada pula yang tidak.
Bentuk-bentuk kromosom tersebut adalah :
1. Telosentris, yakni kromosom yang letak sentromernya berada di ujung
kromosom yang hanya memiliki satu lengan saja.
2. Akrosentris, yakni kromosom yang letak sentromernya mendekati salah satu
ujung kromosom. Satu lengan kromosom sangat pendek dan satu lengan lainnya
sangat panjang, bentuk kromosom lurus atau seperti batang.
3. Submetasentris, kromosom yang letak sentromernya mendekati bagian tengah
kromosom. Bentuk kromosom seperti huruf J.
Organisme
Kubis
Bawang merah
Jagung
Padi
Pinus
Bunga matahari
Tembakau
Kentang
Kapas
Tebu
Jumlah kromosom
12
16
20
24
24
34
48
48
52
83
Jumlah pasang
6
8
10
12
12
17
24
24
26
43
10
Tabel berikut merupakan contoh beberapa jenis species hewan dan manusia
dengan jumlah kromosom yang dimiliki :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Organisme
Lalat buah
Planaria
Kucing
Hydra
Caccing tanah
Mencit
Kera
Manusia
Amoeba
Lembu
Marmut
Kuda
Anjing
Merpati
Ikan mas
Jumlah kromosom
8
16
32
32
36
40
42
46
50
60
64
64
78
80
94
Jumlah pasang
4
8
16
16
18
20
21
23
25
30
32
32
39
40
47
11
B. Kelainan Kromosom
1) Kelainan Jumlah Kromosom
o Heteroploid
: Jumlah abnormal
o Kelainan euploid
: 3n, 4n
b) Aneuploid yaitu penyimpangan dari jumlah (lebih banyak atau lebih sedikit)
kromosom haploid yang semestinya.
o Monosomi
: 2n 1, misalnya sindrom turner yang
kehilangan satu kromosom (xo)
o Trisomi
: 2n + 1, misalnya sindrom down dan sindrom
patau
o Tetrasomi
: 2n + 2
o Nulisomi
: 2n 2
Penyebab:
Kelainan euploid: Endomitosis pada stadium cleavage
Kelainan aneuploid: Non-disjungsi pada meiosis sehingga ada gamet yang
mengandung dua kromosom sama dan yang lainnya kurang satu kromosom.
13
bagian kromosom yang patah, tetapi dalam keadaan terbalik. Peristiwa inverse
terjadi pada saat meiosis.
3) Prognosis Kelainan Kromosom
Secara umum dapat dikatakan bahwa prognosis menunjukkan berapa besar
kemungkinan mati akibat dari keadaan sakit. Prognosis adalah suatu perkiraan
kesembuhan suatu penyakit. Apakah bisa dilenyapkan lagi lainnya. Prognosis adalah
suatu prediksi dari lama perjalanan, penghentian dari penyakit dan responnya
terhadap perawatan.
Prognosis sangat penting bagi praktisi dalam membuat suatu keputusan. Di
Inggris dan Wales, terdapat 495 diagnosa dari sindrom Edwards (trisomi 18) pada
tahun 2008 / 2009, yang 92% dilakukan sebelum lahir. Ada 339 pengakhiran, 49 lahir
mati / keguguran / kematian janin, 72 hasil tidak diketahui, dan 35 kelahiran hidup.
Karena sekitar 3% dari kasus sindrom edwars dengan hasil yang tidak diketahui
cenderung menghasilkan kelahiran hidup, jumlah kelahiran hidup diperkirakan 37
(2008/09 data sementara). Hanya 50% dari bayi lahir hidup 2 bulan, dan hanya 5 10% bertahan tahun pertama hidup mereka. Penyebab utama kematian termasuk
apnea dan kelainan jantung. Tidak mungkin untuk memprediksi tepat prognosis. Anak
dengan sindrom edwars selama kehamilan atau periode neonatal. The median umur
adalah 5 sampai 15 hari. Salah satu persen dari anak-anak yang lahir dengan sindrom
ini hidup sampai usia 10, biasanya pada kasus berat kurang dari mosaik sindram
edwars. Persentase kecil dari bayi dengan sindrom edwars dapat hidup sampai
dewasa, dan anak-anak dengan persial mosaik trisomil ini mungkin memiliki yang
sama sekali berbeda dan jauh lebih penuh harapan prognosis.
C. Abnormalitas Gen
Kelainan kromosom dapat terjadi akibat penyimpangan selama proses
pembelahan sel. Kelainan ini dapat terjadi pada tahap awal pembelahan alam peroses
14
pembentukan gamit dan juga dapat terjadi setelah vertilsasi zigot yang berasal dari
pembelahan mitosis yang salah.
a. Jumlah kromosom abnormal mungkin terbentuk akibat nondisjunction.yang
merupakan kegagalan kromosom homolog untuk berpisah secara sempurna
pada pembelahan meiosis tahap anaphase I. hasilnya adalah sebuah sel yang
mengandung kromosom terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Jika bagian tersebut tidak hilang,tetapi masuk dalam kromosom lain maka
peristiwa ini di sebut translokasi.
15
yang menonjol adalah bahwa hemofilia). Kelainan gen tunggal biasanya memiliki
kemungkinan yang lebih besar yang diwariskan secara genetis.
2) Abnormalitas Gen Pada Kromosom Sex
a. Trosomi dan monosomi kromosom dapat terjadi selama proses oogenesis dan
spermatogenesi yang mengahasilkan sperma atau sel telur abnormal.
b. Hasil fertilisasi dapat berubah individu dengan kromosom kelamin pelengkap
abnormal : XO,XXY,XXX,XYY. Kromosom Y terdapat pada laki-laki, berapa
pun banyaknya kromosom X.
c. Setidaknya harus ada satu kromosm X untuk bertahan hidup . tabel 4-1
memperlihatkan kemungkinan pasangan antara sperma dan ovum abnormal dan
normal. Tabel 4-2 memeprlihatkan kondisi klinis dan gejala klinis utama yang
paling sering ditemukan.
Ovum Normal
X
X
X
X
Sperma Normal
O
XX
XY
YY
Perkiraan genotip
XO
XXX
XXY
XYY
Tabel 4-1
Genotip
XO
Nama
Sindrom
Syndrome
turner
(Disgenesis
Gonadal )
Frekuensi
1/3.500
perempuan
Gejala
Perempuan,
bertumbuh
pendek,
genitalia
eksterna
tidak
16
XXY
Sindrome
1/8.000
klinefelter
laki-laki
XYY
membesar
Sindrom Y- 1/700 laki- Laki-laki, lebih tinggi dari rata-rata,
ganda
laki
secara
normal
kemungkinan
XXX
Trisomi X
1/1.000
perempuan
subur,
memiliki
tetapi
kadar
untuk
mengalami
detardasi
mental.
Tabel 4-2
dari banyak
di cawan untuk dibuahi oleh sperma donor. Setelah pembuahan maka sel embrio
yang terbentuk akan dianalisa terkait dengan kelainan genetik.
4. Newborn screening
Newnborn screening merupakan pemeriksaan bayi pada masa kelahiran baru.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan genetik, endokrinologi, metabolik, dan
hematologi. Diharapkan dari pemeriksaan ini dapat ditentukan prognosis ke
depannya, sehingga perawatan (treatment) yang berkenaan dapat diupayakan.
5. Predictive testing
Predictive testing merupakan tes yang digunakan untuk menguji apabila
seseorang menderita kelainan genetik dengan melihat riwayat genetik keluarga
sebelumnya. Tes ini dilakukan setelah kelahiran, dan biasa juga disebut sebagai
presymptomatic testing
Apabila hasil diagnosis menunjukkan adanya kelainan genetik maka konselor
dapat menyarankan pilihan-pilihan berikut:
1)
2)
Mengadopsi
Apabila pilihan untuk tidak memiliki anak tidak dapat diterima oleh orang tua,
salah satu jalan keluarnya berupa pilihan untuk mengadopsi anak. Anak yang
diadopsi dapat merupakan anak saudara sendiri (keponakan) atau anak orang lain
yang tidak memiliki hubungan darah. Dalam hal ini mengadopsi anak saudara
19
sendiri memiliki risiko kelainan genetik lebih besar daripada mengadopsi anak
orang lain yang tidak memiliki hubungan darah. Konselor harus mengetahui
terlebih dahulu pedigree keluarga tersebut, dan memprediksi apakah di antara
saudara-saudara terdapat (kemungkinan) menderita kelainan genetik, dengan
demikian keluarga dapat mengambil keputusan yang terbaik menurutnya.
3)
4)
Menterminasi kehamilan
Terminasi kehamilan/ aborsi merupakan solusi yang paling memberatkan bagi
orangtua, terlebih bagi orangtua muda yang belum mempunyai anak sebelumnya.
Konselor harus mempu menjelaskan dengan baik dan mudah mudah dimengerti
oleh orangtua mengenai indikasi dan kontraindikasi medis pelaksanaan aborsi.
20
Konselor juga harus memahami aspek etis yang menyertainya serta melakukan
pendekatan holistik. Dengan demikian orangtua tersebut dapat berpikir jernih
dalam mengambil keputusan yang terbaik.
7)
BAB. PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah kromosom berasal dari kata latin kroma yaitu warna dan soma adalah
badan. Kromosom tersusun atas molekul DNA yang membawa informasi genetik.
Bentuk-bentuk kromosom yaitu telosentris, akrosentris, submetasentris, dan
metasentris.
Normalnya manusia memiliki 46 kromosom. Kelainan pada
kromosom ada dua yaitu euploid dan aneuploid. Euploid yaitu
perbanyakan kromosom secara sempurna yang merupakan kelipatan dari jumlah
kromosom haploid yang semestinya. Aneuploid yaitu penyimpangan dari jumlah
(lebih banyak atau lebih sedikit) kromosom haploid yang semestinya. Kelainan pada
struktur kromosom ada tiga, yaitu delasi, translokasi, dan inverse.
21
B. Saran
Dengan memeplajari tentang kromosom dan kelainan genetik
pada manusia ini, diharapkan mahasiswa/mahasiswi dapat
mengetahui lebih dalam tentang kromosom dan dapat mengetahui
penyebab mengapa kelainan kelainan genetik bisa terjadi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ferdinand P. Fiktor, Ariebowo, mukti. Praktis Belajar Biologi Untuk
Kelas XII SMA. Jakarta Timur : Visindo Media Persada, 2007.
http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/konseppatologi-keturunan-lingkungan.html
23