Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KONSEP GENETIKA
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan
yang di ampu oleh Ibu Dra. Hj. Ariyati Abdul, M.kes
Kelompok 2 kelas C
Riyandri Antula (841419114)
Indriyani (841419116)
Nabila Khairunnisa Badoe (841419095)
Rahmi Wiranda Usali (841419106)
Jihan Fahira Lalu (841419135)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Berikut ini kami mempersembahkan sebuah
makalah dengan judul “KONSEP GENETIKA”. Melalui kata pengantar ini
penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman bila mana isi
makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat. Dengan
ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberkahi makalah ini sehingga
memberikan manfaat.

Gorontalo, 26 September 2019


Mengetahui penulis

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
1.2 TUJUAN ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
2.1 DEFINISI GENETIKA ................................................................................ 2
2.2 KROMOSOM .............................................................................................. 3
2.3 GEN .............................................................................................................. 6
2.3 DNA DAN RNA .......................................................................................... 7
2.4 SINTESIS PROTEIN ................................................................................. 10
2.5 PERSILANGAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID ................................. 14
2.6 MODIFIKASI HUKUM MENDEL ........................................................... 17
2.7 PAUTAN GEN ........................................................................................... 21
BAB III ................................................................................................................ 23
PENUTUP ............................................................................................................ 23
KESIMPULAN ................................................................................................ 23
SARAN ............................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Genetika juga disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa
latin), artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi” kata
genetika berasal dari kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula
kejadian. Genetika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi
hayati dari generasi kegenerasi. Dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa
genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat. Dalam ilmu ini dipelajari
begaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu, serta
variasi yang mungkin timbul didalamnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan genetika?
2. Apa itu kromosom?
3. Apa itu gen?
4. Apa itu DNA dan RNA?
5. Bagaimana tahapan sintesis protein?
6. Bagaimanakah persilangan monohibrid dan dihibrid?
7. Apa macam-macam modifikasi hokum mendel?
8. Bagaimana proses pautuan?
TUJUAN
1. Mahasiswa dapan mengetahui definisi genetika.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang kromosom.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang gen..
4. Mahasiswa dapat mengetahui tantang DNA dan RNA.
5. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan sintesis protein.
6. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai persilangan monohibrid dan
dihibrid.
7. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam modifikasi hukum mendel.
8. Mahasiswa dapat mengetahui proses pautan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI GENETIKA
Genetika adalah cabang dari biologi yang mempelajari faktor keturunan
dan suborganisme organisme (seperti virus dan prion). Singkatnya dapat
dikatakan bahwa genetika adalah studi tentang gen dan segala aspeknya.
Istilah “genetika” diperkenalkan oleh William Bateson dalam surat pribadi
kepada Adam Chadwick, dan ia menggunakan Konferensi Internasional
tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
Sehubungan dengan genetika, DNA memiliki peran/kontribusi sangat
penting. DNA adalah materi genetik yang mengendalikan sifat dasar makhluk
hidup, terkeskpresikan dalam bentuk polipeptida, meskipun tidak semua
protein (dapat dinyatakan sebagai RNA yang memiliki reaksi katalitik,
seperti SNRPs). Adapun pengertian genetika menurut para ahli sebagai
berikut:
1. James Watson (1928) dan kimiawan Inggris Francis Crick (1916)
Genetika adalah bagian dari molekul yang sangat besar dan kompleks
ditemukan dalam inti semua sel, asam deoksiribonukleat (DNA) molekul.
2. Ovisma
Teori ini berpendapat bahwa sifat nyata adalah keturunan dari telur yang
dihasilkan oleh induk betina. Sementara sel laki-laki hanya memproduksi
cairan berfungsi sebagai penggiat perkembangan telur.
3. Bonnet (1720 – 1793 )
Ditemukan di selsperma sudah membentuk manusia kecil. Hal ini sejalan
dengan perkembangan penemuan mikroskop masih sederhana.
4. Wolff (1733-1794),Von baer (1792-1880)
Teori ini terhadap teori-teori sebelumnya dengan teori bahwa sperma dan
sel telur tidak memiliki sperti teori pengaturan preformasi, tetapi sel telur
dibuahi oleh jantan akan mengadakan sedikit demi sedikit pertumbuhan
untuk menjadi individu yang sempurna.
5. Francis Crick

2
Menjelaskan aliran informasi yang dibawa oleh DNA dalam seri The
Central Dogma, yang berbunyi aliran DNA informasi dapat diterukan ke
dalam sel serta individu lain dengan replikasi, dapat dinyatakan memediasi
sinyal dalam bentuk RNA, yang dapat kemudian diterjemahkan ke dalam
polipeptida, unit pembangun fenotip ada organisme.
2.2 KROMOSOM
Kromosom berasal dari dua kata, yaitu “kroma” yang artinya benang, dan
“soma” yang berarti badan. Sesuai dengan namanya tersebut, Kromosom
adalah struktur berupa benang halus yang membawa informasi genetik (gen).
Kromosom terdapat di dalam setiap inti sel makhluk hidup. Gen adalah
materi genetik yang memiliki informasi tetang sifat yang akan diwariskan
dari induk kepada keturunannya. Di dalam kromosom, gen tersimpan di
sebuah area khusus yang disebut lokus. Gen yang berpasangan di dalam
lokus disebut alel. Tubuh kromosom terdiri oleh benang-benang kromatin
yang disusun oleh asam nukleat (DNA dan RNA) dan protein. Komposisinya
60% protein, 35% DNA, dan 5 % RNA.
A. Fungsi Kromosom
1. Sebagai tempat penyimpanan informasi genetik yang akan diturunkan
dari induk ke anak sehingga membentuk sifat dan ciri khas individu
tersebut.
2. Berperan penting dalam proses pembelahan sel.
3. Menentukan jenis kelamin suatu individu.
B. Struktur Kromosom
DNA bersama dengan protein yang disebut protein histon akan
membentuk struktur yang disebut nukleosom. Kemudian kelompok
nukleosom akan membentuk untaian benang yang disebut kromatin.
Kumpulan dari benang kromatin yang melilit sedemikian rupa akan
membentuk kromosom. Sebelum terjadinya pembelahan sel, DNA dari
setiap kromosom akan membelah sehingga terbentuk lengan ganda yang
disebut kromatid. Replikasi DNA ini berfungsi agar pewarisan terhadap

3
sel keturunan akan mendapatkan salinan lengkap informasi genetik
induknya.
Berdasarkan hasil pembelahan sel, nantinya akan terbentuk dua jenis
kromosom, yaitu :
1. Kromosom Sel Diploid, merupakan sel yang memiliki dua set
kromosom, sel diploid identik (homolog) secara genetik dengan sel
induk. Sel diploid memiliki jumlah kromosom yang sama dengan
induknya.
2. Kromosom Sel Haploid, merupakan sel yang hanya memiliki satu set
kromosom, sel haploid secara tidak identik (non-homolog) secara
genetik dengan sel induk. Sel haploid juga hanya memiliki setengah
dari jumlah kromosom sel induk.
C. Bagian-bagian kromosom
Secara umum, seluruh kromosom memiliki dua bagian tubuh, yaitu
Sentromer dan Lengan Kromosom (Kromatid).
1. Sentromer
Bagian pusat kromosom yang umumnya berbentuk bulat. Pada
sentromer terdapat kinetokor memiliki fungsi penting saat terjadinya
pembelahan sel. Pada bagian inilah benang spindel melekat pada
masing-masing kutub yang berlawanan.
3. Kromatid
Kromatid adalah salah satu dari kedua lengan hasil replikasi pada
kromosom. Pada lengan kromosom terdapat kromonema yaitu pita
yaang berbentuk spiral. Pada kromonema dapat terlihat penebalan
berupa manik-manik yang disebut Kromomer. Umumnya kromomer
susah untuk diamati, namun dapat terlihat jelas pada kromosom yang
telah banyak melakukan replikasi. Kromonema dibungkus oleh
substansi khusus yang disebut matriks. Kromatid melekat satu sama
lain pada bagian sentromer.
4. Telomer

4
Telomer merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan
bagian ujung dari kromosom. Telomer berfungsi untuk menjaga DNA
pada bagian ujung tidak terurai dan mencegah bertemunya satu lengan
dengan lengan kromosom yang lainnya. Telomer juga berfungsi untuk
melindungi kromosom dari ancaman lingkungan.
D. Jenis-Jenis kromosom
1. Berdasarkan Fungsinya
Menurut fungsinya, kromosom dibagi menjadi 2 tipe :
a. Kromosom Autosom (Tubuh)
Yaitu kromosom yang memberikan cirri-ciri yang ada pada tubuh
makhluk hidup. Contohnya : manusia memiliki 22 pasang kromosom
autosom dan 1 pasang kromosom gonosom.
b. Kromosom Genosom (Kelamin)
Yaitu kromosom yang menentukan jenis kelamin organism
pemilik kromosom tersebut. Contohnya manusia memiliki 1 pasang
kromosom autosom. Apabila 1 pasang kromosomtersebut adalah XX
maka manusia itu manusia, namun apabila 1 pasang kromosom
tersebut XY maka jenis kelamin laki-laki.
2. Berdasarkan Letak Sentromer
Berdasarkan letak sentromernya kromosom dibagi menjadi 4, yaitu :
a. Telosentrik, merupakan kromosom yang letak sentromernya berada
di ujung lengan kromosom.
b. Metasentrik, merupakan kromosom dengan sentromer yang
terletak tepat ditengah lengan kromosom tersebut.
c. Akrosentrik, merupakan kromosom yang letak sentromernya
berada di dekat ujung salah satu lengan kromosom tersebut.
d. Submetasentrik, merupakan kromosom yang letak sentromernya
berada hampir berada di tengah kromosom tersebut.
3. Berdasarkan jumlah sentromer
Berdasarkan kepada jumlah sentromernya kromosom dibagi menjadi 4,
yaitu :

5
a. Asentrik, yaitu kromosom yang tidak memiliki kromosom.
b. Monosentrik, yaitu kromosom yang hanya memiliki satu
kromosom.
c. Disentrik, yaitu kromosom yang mempunyai 2 sentromer.
d. Polisentrik, yaitu kromosom yang memiliki banyak sentromer
(Lebih dari 2).
2.3 GEN
Gen adalah bagian dari kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA)
dalam kromosom yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri-ciri genetis dari
suatu makhluk hidup. Gen diturunkan atau diwariskan oleh satu individu
kepada keturunannya, yaitu melalui suatu proses reproduksi. Oleh karena itu,
informasi yang menjaga keutuhan bentuk serta fungsi kehidupan suatu
organisme dapat terpelihara/terjaga.
Gen terdapat berpasangan dalam satu lokus pada kromosom homolog.
Dari masing-masing gen dalam pasangan tersebut disebut dengan alel. Kedua
alel dapat membawa ciri sifat yang sama ataupun sifat yang berbeda, seperti
misalnya sifat tangkai panjang dan tangkai pendek.
A. Fungsi gen
1. Menyampaikan informasi mengenai genetika dari generasi ke generasi.
2. Mengontrol, mengatur metabolisme dan perkembangan tubuh.
3. Menentukan sifat-sifat pada keturunannya. Seperti yang di contohkan
pada fakta di depan. Sifat-sifat itu dapat berupa bentuk rambut, bentuk
badan, warna kulit dan lain sebagainya.
4. Proses reaksi kimia di dalam tubuh dapat terjadi secara berurutan. Pada
setiap tahap reaksinya dibutuhkan enzim. Pembentukan dan juga
pengontrolan kerja enzim tersebut dilakukan oleh gen. Pada proses
perkembangan yang membutuhkan hormon juga diatur oleh gen.
B. Sifat gen
1. Mengandung informasi genetik.
2. Tiap gen memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda.

6
3. Ketika waktu pembelahan mitosis dan meiosis dapat mengadakan
duplikasi.
4. Sifat gen yang ke empat, kerjanya ditentukan oleh susunan kombinasi
basa nitrogennya.
5. Dan sebagai zarah yang terdapat di dalam kromosom.
2.3 DNA DAN RNA
A. Pengertian DNA dan RNA
DNA adalah sejenis Asam Nukleat yang terdapat sel makhluk hidup di
dalamnya. Ini merupakan biomolekul primer yang dimiliki oleh seluruh
makhluk hidup serta melakukan penyusunan berat kering. Di dalam DNA
sendiri terdapat berbagai materi yang membentuk suatu kromosom dan
juga informasi secara genetis yang ada di dalam tubuh makhluk hidup.
RNA adalah sebuah rangkaian nukleotida yang antara satu dengan
yang lain saling berkaitan. Korelasi ini diibaratkan dengan hubungan
lantai. RNA sendiri bisa dibilang hasil transkipsi dari fragmen DNA. Oleh
karena itu, apabila dibandingkan dengan DNA memiliki polimer yang
lebih pendek.
B. Struktur DNA dan RNA
Orang pertama kali yang menemukan struktur DNA adalah James
Watson bersama Francis Crick. Struktur ini dikenal dengan struktur rantai
berganda Watson Crick. DNA adalah molekul besar atau makro molekul
yang berisi 2 rantai polinukleotida yang antara satu dengan yang lain
saling berkaitan. Masing-masing dari nukleotida tersebut akan membentuk
tiga susunan.
Tiga susunan yang dimaksud tersebut adalah Gula Pentose, Nitrogen
dan Gugus Fosfat. Sedangkan didalam basa nitrogen sendiri terdapat basa
pirimidin dan juga basa purin. Didalam basa pirimidin dan basa timin dan
basa sitosinin. Sedangkan didalam basa purin ada adenin dan juga guanin
Adapun untuk struktur RNA sendiri terdiri atas rantai poliribonukleat.
Sedangkan basa yang umum terdapat di dalamnya terdiri dari Adenin (A),
Urasil (U), Guanin (G) dan juga Sitosinin (C). Letak dari RNA sendiri

7
adalah berada di dalam Nukleus atau dalam Sitoplasma sel. Bentuk dari
RNA relatif lebih banyak apabila dibandingkan dengan DNA.
Berat molekul yang dimiliki oleh RNA yakni di antara 25.000 hingga
jutaan. Secara umum, RNA di sini isinya adalah Polinukleotida yang
sifatnya tunggal. Namun, bagian rantai yang umum terlipat membentuk
suatu daerah heliks ganda yang memikiki kandungan pasangan basa A:U
serta G:C.
Bentuk dari molekul RNA relatif berbeda dengan yang dimiliki oleh
DNA. Bentuk dari RNA adalah pita tunggal dan tidak memiliki pilin.
Masing-masing pita pada RNA adalah Polinukleotida yang tersusun dari
berbagai Ribonukleotida (r). Dan yang menyusun Ribonukleotida sendiri
adalah basa Nitrogen, Gula Ribosa dan Asam Fosfat.
Basa yang berasal dari Nitrogen RNA terdiri atas basa Purin dan basa
Pirimidin. Basa Purin di sini sama dengan DNA yang terbentuk dari
Adenin dan Guanin. Sementara untuk basa Pirimidin yang berbeda dari
DNA terdiri dari Urasil dan Sitosin.
RNA memiliki tulang punggung yang tersusun atas deretan Ribosa
dan Fosfat. Ribonuleotida pada RNA ada secara bebas di dalam
Neukleoplasma yang memiliki bentuk Neukleosida Trifosfat.
C. Fungsi DNA dan RNA
1. Fungsi DNA
a. Membawa materi yang bersifat genetik dari generasi yang satu
kepada generasi yang ada di bawahnya.
b. Melakukan kontrol terhadap kehidupan baik itu dilakukan secara
langsung ataupun tidak.
c. Sebagai sebuah auto katalisa atau sejenis penggandaan diri.
d. Sebagai sebuah heterokatalis atau yang dapat melakukan suatu
sintesis terhadap senyawa yang lainnya.
2. Fungsi RNA
a. Untuk penyimpanan informasi.

8
b. Untuk perantara antara DNA dengan protein yang terdapat dalam
proses ekspresi genetik. Hal ini berlaku untuk organisme yang
hidup.
3. Perbedaan DNA dan RNA
a. Basa Nitrogen yang ada di dalam DNA tersusun atas Purin. Adapun
Purin tersebut terbentuk dari susunan Guanin dan Adenin serta dari
Pirimidin. Untuk Pirimidin di sini terbentuk atas susunan Cytocine
dan Timin. Sementara basa Nitrogen yang terkandung dalam RNA
disusun dari Purin Guanin serta Adenin. Ditambah dengan Pirimidin
Uracyl serta Cytocine.
b. Rantai yang dimiliki oleh DNA sendiri umumnya panjang dan
ganda yang memiliki pilin. Sementara untuk RNA memiliki rantai
yang cenderung tunggal dan pendek.
c. DNA dapat ditemui pada Mitokondria, Kloropas dan juga Nukleus.
Sementara untuk RNA bisa ditemui pada Ribosom, Sitoplasma dan
juga Nukleus.
d. DNA memiliki peran di dalam mewariskan sifat serta sintesis pada
protein. Sementara untuk RNA hanya berperan di dalam
mensintesis protein.
e. Komponen gula yang melakukan penyusunan DNA
merupakan Deoksiribosa. Sedangkan untuk komponen gula yang
menyusun RNA merupakan jenis Ribosa.
f. Basa Nitrogen yang terdapat pada DNA adalah sejenis Purin atau
Adenin dan Guanin, Gugus Fosfat dan juga Pirimidin atau Sitosin
dan Timin. Sedangkan untuk RNA sendiri merupakan Purin atau
Adenin dan Guanin serta Pirimidin atau Sitosin dan Urasil.
g. DNA adalah sebuah gugus dari Asam Amino yang berbentuk rantai
ganda. Sementara untuk RNA merupakan sebuah gugus Asam
Amino yang memiliki rantai pendek.

9
h. DNA secara umum mempunyai bentuk yang cukup panjang dan
membulat. Sedangkan untuk RNA bentuknya lebih pendek dan
tipis.
i. Kadar yang dimiliki oleh DNA sifatnya cenderung statis atau sama
sekali tidak berubah. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
pengaruh dari kegiatan sintesis protein atau kegiatan genetis.
Sedangkan untuk kadar RNA sendiri bisa berubah-ubah lantaran
adanya kegiatan sintesis protein.
j. Bentuk yang dimiliki oleh DNA mirip dengan pita spiral ganda.
Sedangkan untuk bentuk pada RNA lebih nampak seperti sejenis
pita tunggal.
DNA dan RNA sangatlah penting untuk dipahami. Kedua
komponen ini sangat berpengaruh kepada kehidupan manusia dan
sangat dibutuhkan untuk dipelajari guna mendukung perkembangan
teknologi modern. Sehingga, memahami apa itu keduanya secara lebih
mendalam sangat dibutuhkan untuk memperkaya pengetahuan.
2.4 SINTESIS PROTEIN
Sintesis protein adalah proses untuk mengubah asam amino yang terdapat
dalam linear menjadi protein dalam tubuh. Pada proses ini memerlukan peran
dari DNA & RNA serta enzim. Hasil dari proses ini adalah sebuah protein
yang telah diproses secara mekanik dan kimiawi yang terdapat di dalam sel
makhluk hidup.
A. Proses sitesis protein
1. Tahap replikasi DNA
Pada tiap sel yang terdapat pada makhluk hidup tentunya akan
mengalami pembelahan sel, dimana biasanya pembelahan sel ini dapat
terbagi berdasarkan kelipatannya, contohnya disini adalah pembelahan
4 sel menjadi 8 sel.
Akan tetapi, sebelum sel tersebut melakukan proses pembelahan,
terdapat proses penggandaan komponen yang terdapat dalam sel, salah

10
satunya adalah DNA. Penggandaan DNA inilah yang kemudian disebut
sebagai replikasi.
Pengertian dari replikasi adalah proses sintesis DNA baru yang
terjadi di dalam nukleus sel. Pada proses replikasi DNA ini
membutuhkan bantuan dari enzim helikase yang bertugas untuk
melepaskan basa dan ikatan hidrogen yang terdapat pada rangkaian
DNA. Pada saat proses replikasi berlangsung, induk DNA akan
membentuk anak DNA yang memiliki bentuk yang sama dengan
induknya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa induk DNA
memiliki tugas untuk membentuk DNA baru.
Baltimore, Muzushima dan Temin (1970) berpendapat bahwa dari
sekian banyak virus, terdapat beberapa virus yang ternyata dapat
mensintesis DNA yang berasal dari RNA dengan hasil rantai tunggal.
Enzim yang bertugas dalam proses sintesis tersebut dinamakan DNA
polimerase.
2. Tahap transkipsi
Tahap transkripsi adalah tahapan dimana DNA akan membentuk
RNA dengan menguraikan kode genetik yang berasal dari DNA.
Pada tahap ini akan menghasilkan 3 jenis RNA, yaitu:
a. mRNA
b. tRNA
c. rRNA
Tahap ini dapat berlangsung di dalam sitoplasma dengan diawali
proses pembukaan rantai ganda yang dimiliki oleh DNA dengan
bantuan enzim RNA polimerase.
Pata tahap ini terdapat rantai tunggal yang bertugas sebagai rantai
sense, sedangkan rantai lain yang berasal dari pasangan DNA
dinamakan rantai anti sense. Tahap transkripsi sendiri terbagi atas 3
tahap, yaitu tahap inisiasi, elongasi dan terminasi.
a. Tahap Inisiasi (Permulaan)

11
Pada saat proses replikasi terdapat daerah yang disebut sebagai
pangkal replikasi, lalu pada proses transkripsi juga dikenal nama
promoter yang merupakan wilayah DNA yang digunakan sebagai
tempat melekatnya RNA polimerase untuk melakukan transkripsi.
Terdapat proses dimana RNA kemudian akan melekat dengan
promoter, kemudian promoter akan mengikat kumpulan protein
yang kemudian proses ini disebut sebagai faktor transkripsi. Dari
sini, RNA polimerase, promoter dan faktor transkripsi akan
disebut sebagai kompleks inisiasi transkripsi. Dimana selanjutnya
RNA polimerase akan bertugas membuka rantai ganda yang
dimiliki oleh DNA.
b. Tahap Pemanjangan
Ketika RNA polimerase suah membuka rantai ganda DNA,
maka RNA tersebut akan menyusun uraian nukleotida-nukleotida
RNA dengan ketentuan arah 5 ke 3. Pada tahap ini, RNA akan
mengalami pemanjangan diri seiring dengan proses pembentukan
pasangan DNA dengan basa nitrogen.
Pada RNA tidak memiliki yang namanya basa pirimidin timin
(T), akan tetapi memiliki urasil (U). Maka dari itu, RNA
kemudian akan membentuk pasangan basa urasil dengan bantuan
adenin yang terdapat pada rantai DNA. Dalam rantai RNA
terdapat 3 jenis basa, yaitu guanin, sitosin dan adenin, dimana
nantinya 3 basa ini akan berpasangan dengan basa komplemen
yang sudah ditetapkan sesuai dengan aturan pasangan basa. Pada
tahap ini, adenin nantinya akan berpasangan dengan urasil,
sedangkan guanin akan berpasangan dengan sitosin.
c. Tahap Akhir
Setelah tahap transkripsi selesai, rantai DNA akan menyatu
kembali seperti semula, lalu RNA polimerase akan lepas dari
rantai DNA. RNA yang terlepas dari DNA tersebut kemudian
akan membentuk RNA m yang baru.

12
Di dalam sel prokariotik, RNA hasil dari transkripsi akan
berperan aktif sebagai RNA m. Akan tetapi, RNA yang dihasilkan
dari transkripsi kode akan menjadi RNA m yang akan aktif setelah
melalui tahap tertentu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pada
rantai tunggal RNA m memiliki beberapa urutan basa nitrogen.
Tiap 3 jenis urutan dari basa nitrogen yang terdapat pada
nukleotida RNA m hasil dari transkripsi akan disebut sebagai
kodon atau triplet.
3. Tahap Translasi
Translasi adalah proses menerjemahkan kode kodon yang
berasal dari RNA m untuk menjadi asam amino yang nantinya akan
membentuk protein. Masing-masing urutan dari basa nitrogen yang
berbeda nantinya akan diterjemahkan menjadi asam amino yang
berbeda pula. Contohnya disini adalah asam amino fenilalanin yang
merupakan terjemahan dari kodon UUU (3 basa urasil), asam amino
glisin (CGC), asam amino serin (UCA) dan asam amino triptofan
(UGG).
Pada tahap ini setidaknya terdapat 20 macam jenis asam amino
yang dibutuhkan untuk dapat membentuk protein yang berasal dari
terjemahan kodon mRNA. Selanjutnya, beberapa dari asam amino
tersebut akan menghasilkan rantai polipeptida yang spesifik dan
nantinya akan membentuk protein yang spesifik pula. Proses
translasi sendiri terbagi atas 3 tahap :
a. Tahap Awal
Pada tahap awal translasi, unit kecil dari ribosom akan
mengikat pada mRNA yang sudah membawa kode genetik untuk
asam amino yang akan dibuat, juga akan mengikat bagian inisiator
dari tRNA. Kemudian, molekul dari ribosom akan mengikat
bersama 3 molekul tersebut dan membentuk komplek inisiasi.
Langkah selanjutnya adalah molekul dari tRNA tersebut akan

13
mengikat dan memindahkan asam amino dari sitoplasma ke
ribosom dengan bantuan enzim dan energi GTP.
Masing-masing ujung tRNA akan membawa 1 antikodon dan
1 asam amino. Langkah selanjutnya adalah asam amino akan
diaktifkan oleh tRNA dan menghubungkan antara kodon dan
antikodon pada mRNA.
b. Tahap Pemanjangan
Setelah asam amino diaktifkan, maka akan dihubungkan lagi
oleh ikatan peptida yang membentuk polipeptida di ujung tRNA
yang membawa asam amino. Contohnya adalah tRNA membawa
sebuah asam amino fenilalanin, dengan demikian antikodonnya
akan AAA yang kemudian akan berhubungan dengan kodon
mRNA UUU. Pada proses ini, rantai polipeptida akan memanjang,
hal ini disebabkan oleh adanya menambahan dari asam amino.
c. Tahap Terminasi
Tahap akhir adalah ketika antikodon yang dibawa oleh tRNA
bertemu dengan kodon UAA, UGA dan UAG. Hal tersebut
dikarenakan rantai polipeptida yang sudah terbentuk akan
dilepaskan dari ribosom dan diolah untuk menjadi protein yang
fungsional.
2.5 PERSILANGAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID
Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda.
Maksudnya adalah pada persilangan ini kita hanya memperhatikan satu sifat
saja, seperti warna bunga (merah, putih, dsb) atau bentuk buah (bulat, lonjong,
dsb). Pada persilangan monohibrid berlaku Hukum Mendel I karena pada saat
pembentukan gamet kedua (G2), gen di dalam alel yang sebelumnya
berpasangan akan mengalami pemisahan secara bebas dalam dua sel anak
(gamet). Secara bebas di sini maksudnya adalah pemisahan kedua gen tersebut
tidak dipengaruhi atau mempengaruhi pasangan gen yang lainnya. Mendel
melakukan persilangan monohibrid dengan satu sifat beda yang menunjukkan

14
sifat dominansi yang muncul secara penuh dan sifat dominansi yang tidak
muncul secara penuh (intermediet).
1. Kasus dominansi penuh
Persilangan pada kasus dominansi penuh akan terjadi apabila sifat gen
yang satu lebih kuat dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya.
Akibatnya, sifat gen yang lebih kuat itu dapat menutupi sifat gen yang
lemah. Dalam hal ini, gen yang memiliki sifat yang kuat disebut gen
dominan dan gen yang memiliki sifat yang lemah disebut gen resesif.
Perhatikan contoh di bawah ini!
Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar
putih (mm) dengan gen M bersifat dominan penuh terhadap m.
Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!
Penyelesaian:

15
Berdasarkan persilangan di atas, kita bisa mengetahui perbandingan
fenotip dan genotipnya. Perlu diingat kalau fenotip adalah sifat yang
tampak. Jadi, berdasarkan hasil F2 kita bisa tahu kalau perbandingan
fenotipnya adalah 3 : 1 (3 sifat merah : 1 sifat putih). Sedangkan, untuk
perbandingan genotipnya diperoleh MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1.
2. Kasus dominansi tidak penuh (Intermediet)
Persilangan pada kasus intermediet terjadi apabila sifat dari kedua gen
sama-sama kuat.Jadi, tidak ada gen yang bersifat dominan ataupun resesif.
Perhatikan contoh di bawah ini!
Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih
(mm) dengan M dan m sama-sama merupakan gen dominan. Lakukanlah
persilangan sampai mendapatkan F2!
Penyelesaian:

16
2.6 MODIFIKASI HUKUM MENDEL
1. Atavisme
Penyimpangan semu Hukum Mendel yang pertama adalah atavisme.
Atavisme adalah interaksi antar gen yang menghasilkan filia atau
keturunan dengan fenotip yang berbeda dari induknya.
Terdapat empat jenis jengger ayam, di antaranya walnut (R-P-), rose
(R-pp), pea (rrP-), dan single (rrpp). Sekarang, yuk kita coba lakukan
persilangan antara jengger ayam rose (RRpp) dengan jengger ayam pea
(rrPP). Hasilnya bisa disimak pada gambar di bawah ini,

2. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak
berpasangan dengan gen dominan lainnya. Jadi, jika gen dominan tersebut
berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi (kriptos). Contoh kasus
kriptomeri terdapat pada persilangan bunga Linaria maroccana.
Bunga Linaria maroccana memiliki 4 gen, yaitu:
A = terbentuk pigmen antosianin

17
a = tidak terbentuk pigmen antosianin
B = protoplasma basa
b = protoplasma asam
Misalkan akan dilakukan persilangan pada bunga Linaria
maroccana berwarna merah dengan bunga Linaria maroccana
berwarna putih sebagai berikut:

a. Sifat A dominan terhadap a dan sifat B dominan terhadap b. Ingat ya


Squad, gen A mengandung pigmen antosianin, gen a tidak
mengandung gen antosianin, gen B lingkungan basa, dan gen b
lingkungan asam.
b. Warna merah dihasilkan dari pigmen antosianin dalam lingkungan
asam, sehingga bunga yang berwarna merah disimbolkan dengan
AAbb/Aabb. Jika di dalam plasma tidak terdapat pigmen antosianin,
maka akan terbentuk warna putih tanpa adanya pengaruh dari
lingkungan, sehingga bunga yang berwarna putih disimbolkan dengan
aaBB/aaBb/aabb.
c. Ketika bunga warna merah (AAbb) dan bunga warna putih (aaBB)
disilangkan, gen dominan A tidak bertemu dengan gen dominan A yang
lain, begitu juga dengan gen dominan B. Akibatnya, sifat gen dominan

18
tersebut akan tersembunyi dan F1 menghasilkan warna ungu. Nah,
kalau warna ungu ini berasal dari pigmen antosianin yang berada
pada lingkungan yang bersifat basa.
3. Polimeri
Polimeri adalah interaksi antar gen yang bersifat kumulatif (saling
menambah). Jadi, gen-gen tersebut saling berinteraksi untuk
mempengaruhi dan menghasilkan keturunan yang sama. Contohnya adalah
gandum berbiji merah yang memiliki dua gen yaitu M1 dan M2, sehingga
apabila kedua gen tersebut bertemu maka ekspresi warna akan semakin
kuat.
Misalkan, akan dilakukan persilangan antara gandum berbiji merah dengan
gandum berbiji putih sebagai berikut:

4. Epistasis-Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan peristiwa ketika gen yang bersifat
dominan akan menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya.
Gen yang menutupi disebut epistasis, sedangkan gen yang ditutupi disebut

19
hipostasis. Contoh kasus epistasis dan hipostasis dapat ditemukan pada
persilangan labu.
Perhatikan contoh kasus epistasis dan hipostasis pada persilangan labu di
bawah ini:

5. Komplementer
Penyimpangan semu Hukum Mendel yang terakhir adalah
komplementer. Komplementer adalah interaksi antar gen dominan dengan
sifat yang berbeda yang saling melengkapi, sehingga memunculkan
fenotip tertentu. Apabila salah satu gen tidak muncul, maka sifat yang
dimaksud pun tidak akan muncul. Contoh komplementer dapat ditemukan
pada kasus persilangan bunga Lathyrus odoratus yang terdiri dari gen:
C = membentuk pigmen warna
c = tidak membentuk pigmen warna
P = membentuk enzim pengaktif
p = tidak membentuk enzim pengaktif

20
Misalkan, dilakukan persilangan antara bunga Lathyrus odoratus berwarna
putih dengan bunga Lathyrus odoratus berwarna putih pula. Maka, akan
diperoleh keturunan dan rasio fenotip sebagai berikut:

2.7 PAUTAN
Gen-gen yang terletak pada lokus (tempat) yang berdekatan pada
kromosom yang sama akan tetap bersama saat diturunkan kepada
keturunannya. Sebagai contoh adalah gen untuk warna merah buah apel dan
gen untuk daun berbulu. Kedua gen tersebut terletak berdekatan pada
kromosom yang sama, akibatnya kedua sifat tersebut tidak akan terpisahkan
dalam pembentukan gamet sehingga akan diturunkan bersama-sama pada
keturunan berikutnya.
Apabila gen-gen tersebut letaknya berjauhan, semakin kecil kemungkinan
terjadinya pautan karena adanya peristiwa pindah.
Pada proses miosis, kromosom yang telah mengganda akan ditarik menuju
kutup yang berlawanan. Apabila kedua gen terletak dalam kromosom yang

21
sama dan berdekatan, maka kedua gen tersebut akan ditarik menuju kutup
yang sama.
Perhatikanlah bagan di bawah ini.

Gen G dan L terletak pada kromosom yang sama dan letaknya berdekatan,
begitu pula dengan gen g dan l. Sehingga gen G dan L tidak akan terpisah
ketika terjadi meiosis, demikian juga yang terjadi pada gen g dan l.

22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa genetika
adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan (pewarisan sifat) dari orang tua
atau induknya kepada keturunannya. Genetika dapat disebut juga sebagai ilmu
gen dan segala aspeknya.
3.2 SARAN
Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan baik dari segi materi maupun bahasanya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

23
DAFTAR PUSTAKA
https://dosenbiologi.com/biologi-dasar/sintesis-protein
https://blog.ruangguru.com/biologi-kelas-12-persilangan-monohibrid-dan-
dihibrid-pada-hukum-mendel
https://blog.ruangguru.com/biologi-kelas-12-penyimpangan-semu-hukum-mendel
https://www.ilmudasar.com/2016/04/Pengertian-Fungsi-Struktur-Bagian-Jenis-
Kromosom-Adalah.htm

24

Anda mungkin juga menyukai