Anda di halaman 1dari 14

Gonore atau kencing nanah adalah salah satu penyakit menular seksual yang umum

dan disebabkan oleh bakteri bernama Neisseria gonorrhoeae atau gonococcus. Pria
maupun wanita bisa terjangkit penyakit ini. Bakteri gonococcus biasanya ditemukan di
cairan penis dan vagina dari orang yang terinfeksi.
Bakteri penyakit ini bisa menyerang dubur, serviks (leher rahim), uretra (saluran
kencing dan sperma), mata, dan tenggorokan.

Gonore paling sering menular melalui hubungan seks, seperti seks oral atau anal,
mainan seks yang terkontaminasi atau tidak dilapisi dengan kondom baru tiap
digunakan, dan berhubungan seks tanpa menggunakan kondom. Bayi juga bisa
terinfeksi saat proses kelahiran jika ibunya mengidap penyakit gonore dan umumnya
menjangkiti mata bayi, hingga berpotensi mengakibatkan kebutaan permanen.

Bakteri gonore tidak bisa bertahan hidup di luar tubuh manusia untuk waktu yang lama,
itu sebabnya gonore tidak menular melalui dudukan toilet, peralatan makan, berbagi
handuk, kolam renang, berbagi gelas, ciuman, dan pelukan.

Gejala Gonore
Sekitar 10 persen pria yang terinfeksi dan 50 persen dari wanita yang terinfeksi tidak
mengalami gejala sehingga banyak penderita gonore menularkannya kepada pasangan
mereka tanpa disadari.

Biasanya lebih mudah untuk mengenali gejala gonore pada pria dibandingkan wanita
karena gejala awal pada wanita mungkin sangat ringan atau tidak begitu jelas sehingga
sering keliru dianggap sebagai infeksi vagina atau infeksi saluran kemih. Namun
demikian, infeksi akan menjalar ke organ panggul wanita jika tidak segera diobati dan
bisa menyebabkan perdarahan pada vagina, sakit pada perut bagian bawah, demam,
dan sakit saat melakukan hubungan seksual.

Gejala gonore yang sering muncul, baik pada pria maupun wanita, di antaranya adalah
saat buang air kecil akan terasa sakit atau perih dan keluarnya cairan kental seperti
nanah berwarna kuning atau hijau dari vagina atau penis. Oleh karena itu, penyakit ini
dikenal dengan sebutan ‘kencing nanah’.
Diagnosis Gonore
Ada beberapa cara untuk menegakkan diagnosis gonore pada seseorang. Pada hampir
sebagian besar kasus, dokter akan melakukan pengujian sampel cairan dari vagina
atau penis untuk kemudian diperiksa di laboratorium.

Pada wanita, dokter atau perawat biasanya akan menggunakan cotton bud untuk
mengambil sampel cairan di vagina atau mulut rahim. Namun, dokter mungkin juga bisa
meminta pasien untuk menggunakan tampon guna mengambil sampel cairan tersebut.
Prosedur ini tidak menimbulkan rasa sakit, namun pasien mungkin akan merasa sedikit
tidak nyaman.
Prosedur pada pria sedikit berbeda, di mana dokter mungkin akan memeriksa sampel
urine pasien untuk kemudian diperiksa hasilnya di laboratorium. Pemeriksaan urine ini
kurang akurat hasilnya pada pasien wanita. Selain itu, dokter mungkin juga akan
mengambil sampel cairan yang keluar di ujung penis dengan menggunakan cotton bud.

Pengobatan dan Pencegahan Gonore


Dokter biasanya akan memberikan satu suntikan antibiotik dan satu tablet antibiotik
untuk mengobati gonore, serta menganjurkan agar Anda kembali lagi satu atau dua
pekan setelah pengobatan awal untuk pemeriksaan ulang dan memastikan bakteri
gonore telah hilang sepenuhnya.

Gejala akibat bakteri gonore akan membaik setelah beberapa hari jika dilakukan
pengobatan yang efektif dan sesegera mungkin. Tapi jika dibiarkan, bisa menjadi
masalah yang serius.

Untuk mencegah penularan pada orang lain atau terinfeksi kembali, Anda dan
pasangan Anda sebaiknya tidak berhubungan seks hingga perawatan benar-benar
tuntas dan pemeriksaan ulang telah terbukti negatif.

Anda bisa terkena penyakit gonore kembali jika tidak melakukan hubungan seks yang
sehat dan aman di kemudian hari. Cara terbaik untuk mencegah infeksi menular
seksualadalah dengan tidak berganti-ganti pasangan, tidak melakukan hubungan
seksual di luar nikah, dan gunakan kondom jika melakukan hubungan seks.

2. Sifilis atau raja singa adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri
bernama Treponema pallidum. Sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS).
Umumnya, infeksi ini menyebar melalui hubungan seksual dengan orang yang
terinfeksi. Selain melalui hubungan intim, bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar
melalui pajanan cairan tubuh penderitanya, misalnya melalui darah.
Pada umumnya, kontak langsung terjadi melalui hubungan seksual. Hubungan seksual
ini bisa berbentuk seks vaginal, anal, maupun oral. Selain itu, berbagi jarum juga bisa
menularkan infeksi penyakit ini, baik pada pengguna narkoba suntik maupun pada
penyuka seni merajah tubuh, misalnya tato dan menindik telinga.

Penularan sifilis juga bisa terjadi dari seorang wanita hamil kepada bayi yang
dikandungnya. Kondisi ini dikenal sebagai sifilis kongenital. Kematian bayi di dalam
kandungan bisa terjadi karena infeksi ini.

Bakteri penyebab sifilis tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia, dan penyakit ini
tidak dapat ditularkan lewat cara-cara di bawah ini:

 Memakai toilet yang sama dengan pengidap sifilis.

 Berbagi peralatan makan yang sama.

 Memakai pakaian yang sama.

 Berbagi kolam renang atau pun kamar mandi yang sama.

Gejala pertama sifilis muncul sekitar tiga minggu setelah bakteri memasuki tubuh.
Infeksi sifilis terbagi menjadi empat tahapan utama, antara lain:

Sifilis Primer
Penderita sifilis mengalami gejala yang dimulai dengan lesi atau luka pada alat kelamin
atau di dalam dan di sekitar mulut. Luka yang terjadi berbentuk seperti gigitan serangga
tapi tidak menimbulkan rasa sakit. Pada tahap ini, jika orang yang terinfeksi
berhubungan seksual dengan orang lain, penularan sangat mudah terjadi. Luka ini
bertahan selama 1-2 bulan. Pada akhirnya, lesi ini akan sembuh tanpa meninggalkan
bekas.

Sifilis Sekunder
Penderita sifilis sekunder akan mengalami ruam merah serukuran koin kecil dan
biasanya ruam ini muncul pada telapak tangan dan telapak kaki. Gejala lain yang
mungkin muncul adalah demam, nafsu makan menurun, radang tenggorokan dan kutil
kelamin. Fase ini bisa bertahan selama satu hingga tiga bulan.

Sifilis Laten
Setelah fase sifilis sekunder, sifilis seakan-akan menghilang dan tidak menimbulkan
gejala sama sekali. Masa laten ini bisa bertahan sekitar dua tahun sebelum kemudian
lanjut ke masa yang paling berbahaya dalam infeksi sifilis yaitu sifilis tersier.

Sifilis Tersier
Jika infeksi tidak terobati, sifilis akan berkembang ke tahapan akhir, yaitu sifilis tersier.
Pada tahap ini, infeksi bisa memberi efek yang serius pada tubuh. Beberapa akibat dari
infeksi pada tahapan ini adalah kelumpuhan, kebutaan, demensia, masalah
pendengaran, impotensi, dan bahkan kematian jika tidak ditangani.

Sifilis paling mudah menular pada fase sifilis primer dan sekunder. Jika Anda merasa
terinfeksi sifilis, segera periksakan diri ke dokter atau klinik spesialis penyakit kelamin
untuk memastikan diagnosis terhadap sifilis. Makin cepat sifilis diobati, makin kecil
kemungkinan sifilis berkembang menjadi penyakit yang serius.

Pengobatan yang Dilakukan Terhadap Sifilis


Pengobatan sifilis sangat mudah dilakukan. Pengobatan umumnya adalah dengan
menggunakan antibiotik berupa suntikan penisilin. Jika tidak diobati, sifilis bisa menjadi
penyakit yang berbahaya dan bisa berujung kepada kematian.
Penderita sifilis yang sedang dalam masa pengobatan harus menghindari hubungan
seksual hingga infeksi dipastikan sudah sembuh total.

3. Kanker serviks adalah kanker yang terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang
tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak terkendali.

Sel-sel abnormal tersebut bisa berkembang dengan cepat sehingga mengakibatkan tumor pada

serviks. Tumor yang ganas nantinya berkembang jadi penyebab kanker serviks.

Leher rahim sendiri adalah organ yang berbentuk seperti tabung silinder. Fungsinya yaitu

menghubungkan vagina dengan rahim.


Kanker ini adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak terjadi pada wanita di seluruh

dunia. Namun, tes pap smear yang rutin dapat membantu mengetahui adanya kanker serviks

secara dini.

Kanker serviks sering kali masih bisa disembuhkan jika ditemui sejak awal. Selain itu, ada

beberapa metode untuk mengendalikan risiko kanker serviks, yang membuat angka kasus

kanker serviks menurun.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja ciri-ciri dan gejala kanker serviks (kanker leher rahim)?

Pada tahap awal, wanita dengan kanker serviks awal dan pre-kanker tidak akan mengalami

gejala. Pasalnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala hingga tumor terbentuk. Tumor

kemudian bisa mendorong organ di sekitar dan mengganggu sel-sel sehat. Gejala kanker

serviks bisa ditandai dengan ciri-ciri berikut ini.

 Perdarahan yang tidak wajar dari vagina. Misalnya perdarahan padahal Anda tidak sedang

haid, menstruasi yang lebih panjang, perdarahan setelah atau saat berhubungan seks, setelah

menopause, setelah buang air besar, atau setelah pemeriksaan panggul.

 Siklus menstruasi jadi tidak teratur.

 Nyeri pada panggul (di perut bagian bawah).

 Nyeri saat berhubungan seks atau berhubungan seks.

 V Nyeri di pinggang (punggung bawah) atau kaki.

 Badan lemas dan mudah lelah.

 Berat badan menurun padahal tidak sedang diet.

 Kehilangan nafsu makan.

 Cairan vagina yang tidak normal, seperti berbau menyengat atau disertai darah.

 Salah satu kaki membengkak.


Penyebab
Apa penyebab kanker serviks (kanker leher rahim)?

Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau disingkat

HPV. Ada lebih dari seratus jenis HPV, tapi sejauh ini hanya ada kira-kira 13 jenis virus yang

bisa jadi penyebab kanker serviks. Virus ini sering ditularkan melalui hubungan seksual.

Di dalam tubuh wanita, virus ini menghasilkan dua jenis protein, yaitu E6 dan E7. Kedua protein

ini berbahaya karena bisa menonaktifkan gen-gen tertentu dalam tubuh wanita yang berperan

dalam menghentikan perkembangan tumor.

Kedua protein ini juga memicu pertumbuhan sel-sel dinding rahim secara agresif. Pertumbuhan

sel yang tidak wajar ini akhirnya menyebabkan perubahan gen (disebut juga sebagai mutasi

gen). Mutasi gen inilah yang lantas menjadi penyebab kanker serviks berkembang dalam tubuh.

Beberapa jenis HPV tidak menyebabkan gejala sama sekali. Namun, sebagian jenis bisa

menyebabkan kutil pada kelamin, dan beberapa bisa jadi penyebab kanker serviks. Hanya

dokter yang bisa mendiagnosis dan memastikan seberapa bahaya jenis HPV yang Anda alami.

Dua turunan dari virus HPV (HPV 16 dan HPV 18) diketahui berperan dalam 70% dari kasus

kanker serviks. Jenis infeksi HPV ini tidak menyebabkan gejala apa pun, sehingga banyak

wanita tidak menyadari mereka memiliki infeksi. Faktanya, kebanyakan wanita dewasa

sebenarnya pernah menjadi “tuan rumah” HPV pada saat tertentu dalam hidup mereka.

HPV dapat dengan mudah ditemukan melalui tes pap smear. Inilah mengapa tes pap smear

sangat penting untuk mencegah kanker serviks. Tes pap smear mampu mendeteksi perbedaan

pada sel serviks sebelum berubah menjadi kanker. Jika Anda menangani perubahan sel

tersebut, Anda dapat melindungi diri dari kanker leher rahim.


Apa obat kanker serviks yang sering digunakan?

Semakin cepat Anda mendeteksi gejala kanker serviks dan penyakitnya, semakin mudah pula
untuk mengobati kanker serviks.

Pengobatan untuk kanker serviks cukup rumit. Rumah sakit akan menyiapkan tim ahli yang
ditentukan untuk mengatasi tahap awal dan tahap lanjut kanker serviks. Walau idealnya
menangani kanker serviks pada tahap awal, biasanya kanker serviks tidak didiagnosis cukup
awal.

Biasanya, ada tiga pilihan penanganan utama untuk kanker serviks, operasi, radioterapi dan
kemoterapi.

1. Operasi

Tindakan ini akan mengangkat bagian yang terinfeksi kanker. Anda dan tim medis Anda harus
bekerja sama untuk hasil yang terbaik:

 Radical trachelectomy – serviks, jaringan sekitar dan bagian atas vagina diangkat, namun rahim tetap
pada tempatnya sehingga Anda masih bisa punya anak. Karena itulah tindakan bedah ini biasanya jadi
prioritas untuk wanita yang memiliki kanker serviks tahap awal dan masih mau punya anak.
 Histerektomi – serviks dan rahim diangkat, tergantung pada tahap kanker, mungkin diperlukan untuk
mengangkat indung telur dan tuba falopi. Anda sudah tidak bisa memiliki anak lagi jika Anda melakukan
histerektomi.
 Pelvic exenteration – operasi besar di mana serviks, vagina, rahim, kemih, indung telur, tuba falopi dan
rektum diangkat. Seperti histerektomi, Anda sudah tidak bisa punya anak lagi setelah menjalani
pembedahan ini.

2. Radioterapi

Pada tahap awal kanker serviks, Anda dapat ditangani dengan radioterapi atau dikombinasikan
dengan operasi. Kemudian, apabila kanker sudah pada tahap lanjut, dokter dapat merekomendasi
radioterapi dengan kemoterapi untuk mengurangi perdarahan dan rasa sakit pada pasien.

Pada prosedur ini, tubuh Anda dipaparkan dengan radiasi. Sumber radiasi dapat berasal dari
eksternal, dengan mesin yang memancarkan radiasi pada tubuh Anda, atau secara internal.
Dengan metode internal, sebuah implan akan dipasang ke dalam tubuh Anda untuk memberi
radiasi. Ada beberapa kasus di mana 2 metode ini dikombinasikan. Rangkaian radioterapi
biasanya berlangsung selama 5 hingga 8 minggu.

3. Kemoterapi

Kemoterapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan radioterapi untuk menangani
kanker serviks. Pada kanker tahap lanjut, metode ini sering digunakan untuk mencegah
pertumbuhan kanker. Anda akan membuat janji untuk mendapatkan dosis kemoterapi melalui
infus.
Semua penanganan kanker serviks dapat memiliki efek samping. Anda harus mendiskusikannya
terlebih dahulu dengan dokter. Anda mungkin akan mengalami menopause dini, penyempitan
pada vagina, atau limfedemasetelah menjalani perawatan kanker leher rahim.

Pencegahan
Apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker serviks
(kanker leher rahim)?

Berikut adalah perubahan gaya hidup yang dapat membantu Anda mencegah kanker serviks
terjadi pada Anda:

 Berbicara dengan keluarga, teman-teman atau konselor dapat membantu. Anda juga dapat menanyakan
dokter mengenai komunitas penyintas (survivor) dan pengidap kanker serviks.
 Tes pap smear adalah cara terbaik untuk menemukan perubahan sel serviks atau HPV pada serviks.
Penting untuk melakukan follow up dengan dokter setelah hasil tes pap smear yang abnormal agar Anda
dapat mendapatkan perawatan dengan tepat waktu.
 Jika Anda berusia di bawah 26 tahun, Anda dapat mendapatkan vaksin HPV yang dapat melindungi dari
2 jenis HPV 16 dan HPV 18, jenis HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.
 Hindari terinfeksi HPV dengan melakukan hubungan seks yang aman, dengan menggunakan kondom
dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.
 Untuk mencegah kanker berkembang ke tahap stadium yang lebih serius, Anda perlu menjalani gaya
hidup sehat. Misalnya dengan menjaga pola makan bernutrisi seimbang, rajin berolahraga sesuai
dengan kemampuan dan saran dokter, istirahat yang cukup, mengelola stres, berhenti merokok dan
minum alkohol, serta mengurangi paparan zat berbahaya misalnya dari polusi, pestisida, dan makanan
kemasan.

Bila ada pertanyaan lebih lanjut, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah
Anda.

Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.

4. Herpes genital adalah infeksi pada alat kelamin yang bisa terjadi pada pria dan wanita.
Penyakit ini termasuk salah satu infeksi menular seksual (IMS) karena umumnya ditularkan
melalui hubungan seksual (vagina, anal, dan oral). Herpes genital bisa dikenali dengan
kemunculan luka melepuh berwarna kemerahan dan terasa sakit di sekitar area kelamin. Luka ini
bisa pecah dan menjadi luka terbuka.
Infeksi yang terjadi pada kasus herpes genital disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering
disebut sebagai HSV. HSV dapat menular dan masuk ke dalam tubuh melalui berbagai membran
mukosa dalam tubuh, seperti mulut, kulit, dan kelamin. Virus ini seringkali menetap di tubuh
manusia dan suatu saat bisa aktif lagi. Saat virus ini aktif, gejala-gejala herpes genital akan
kembali muncul. Virus ini bisa kambuh antara empat sampai lima kali pada dua tahun pertama
sejak terinfeksi.
Penyebab Herpes Genital
Herpes genital disebabkan oleh virus herpes simpleks. Virus ini terbagi menjadi dua tipe, yaitu
HSV tipe 1 dan HSV tipe 2. Mayoritas kasus herpes genitalis disebabkan oleh HSV tipe 2,
meskipun tidak menutup kemungkinan HSV tipe 1 merupakan penyebabnya. Kedua jenis virus
ini sangat mudah menular dan penularannya terjadi melalui kontak langsung dari orang yang
terinfeksi. Herpes terkadang tidak menimbulkan gejala tertentu, tapi orang yang terinfeksi tetap
bisa menularkan virus. Karena gejalanya yang cukup ringan, sekitar 80 persen orang yang
terinfeksi tidak menyadari bahwa mereka telah menderita herpes.

Pengobatan Herpes Genital


Tidak ada obat yang bisa digunakan untuk menyembuhkan infeksi HSV. Obat-obatan antivirus
yang digunakan hanya dapat mengendalikan gejala yang muncul akibat infeksi virus ini. Obat-
obatan antiherpes yang paling sering digunakan di antaranya adalahasiklovir,
famsiklovir, dan valasiklovir.
Gejala Herpes Genital (Herpes Simplex)
Ditinjau oleh : dr. Marianti

5. Kudis atau yang dikenal dalam istilah medisnya dengan skabies (scabies)
adalah kondisi menular kulit yang disebabkan oleh penyusupan tungau kecil ke
dalam lapisan kulit luar. Tungau Sarcoptes scabiei berukuran kecil ini senang
bersarang di lapisan kulit manusia.Tungau menggali terowongan dan bertelur di
dalam kulit sehingga penderitanya dapat merasa gatal dan kemerahan di
kulitnya.

Penyakit ini mudah menular baik dari manusia ke manusia maupun dari hewan
ke manusia atau sebaliknya. Penyebarannya dapat secara langsung melalui
sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju,
seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan penderita.
Gejala Kudis

Ketika seseorang terkena kudis untuk pertama kalinya, butuh 4-6 minggu untuk
kulit bereaksi. Gejala yang paling umum adalah:

 Gatal intens, terutama pada malam hari.


 Ruam seperti jerawat.
 Lecet.
 Luka yang disebabkan oleh garukan.

Pada tahap awal, kudis mungkin keliru untuk kondisi kulit lainnya karena ruam
terlihat mirip dengan jerawat atau gigitan nyamuk. Rasa gatal paling parah
biasanya akan terjadi pada anak-anak dan orang tua. Gatal akan semakin parah
ketika malam hari karena tungau mulai aktif di kulit.

Ciri lain dari kudis adalah munculnya liang seperti terowongan di kulit. Garis-
garis pada kulit yang lebih timbul biasanya berwarna kulit atau berwarna putih
keabu-abuan. Terowongan ini diciptakan ketika tungau betina masuk tepat di
bawah permukaan kulit. Setelah membuat liang, masing-masing tungau betina
meletakkan 10-25 telur di dalamnya.

Tungau kudis dapat hidup di mana saja pada tubuh, tetapi beberapa tempat
favorit mereka termasuk:

 Sela jari.
 Lipatan pergelangan tangan, siku, lutut.
 Sekitar pinggang dan pusar.
 Pada lipatan payudara atau alat kelamin serta selangkangan.
 Kepala, leher, wajah, telapak tangan, dan telapak kaki pada anak-anak
yang sangat muda.
Penyebab Kudis

Kebanyakan orang dengan kudis hanya membawa 10-15 tungau pada waktu
tertentu, dan masing-masing tungau kurang dari setengah milimeter
panjangnya. Hal ini membuat mereka sangat sulit untuk terlihat
oleh mata telanjang. Untuk mata telanjang, mereka mungkin terlihat seperti
titik-titik hitam kecil pada kulit. Sebuah mikroskop dapat mengidentifikasi
tungau, telur, atau kotoran tungau yang diambil dari cutikan kulit.

Bagaimana Kudis Menyebar?

Kudis biasanya menyebar dengan kontak kulit ke kulit sehingga memberikan


waktu untuk tungau merangkak dari satu orang ke orang lain. Barang-barang
pribadi yang digunakan bersama, seperti tempat tidur atau handuk, kadang-
kadang juga dapat menjadi media penjalaran tungau.

Kudis dapat menular dengan mudah dalam anggota keluarga atau pasangan
seksual. Namun, kudis tidak mungkin menyebar melalui jabat tangan atau
pelukan yang dilakukan dengan cepat. Tungau tidak bisa melompat atau
terbang, dan merangkaknya pun sangat lambat.

Dapatkah tertular kudis dari hewan piaraan?

Anjing dan kucing juga dapat tertular kudis. Namun, kudis anjing
dan kucing tidak disebabkan oleh jenis tungau yang sama dengan jenis tungau
manusia. Anda bisa saja terkena tungau dari hewan piaraan, tetapi tungau ini
tidak dapat bereproduksi pada kulit manusia. Ini berarti manusia tidak dapat
tertular kudis dari hewan karena tungau hewan biasanya mati pada kulit
manusia dan tidak menyebabkan gejala yang serius.

Berikut ini adalah orang-orang yang berisiko tinggi tertular kudis, diantaranya:

 Orang dewasa yang aktif secara seksual.


 Narapida.
 Orang-orang yang tinggal secara berasrama.
 Orang yang tinggal dalam kondisi yang penuh sesak.
 Orang-orang di fasilitas penitipan anak.

Komplikasi kudis

Gatal intens kudis membuatnya sulit untuk tidak digaruk. Sering menggaruk
dapat membuat luka terbuka yang rentan terhadap infeksi. Infeksi kulit bakteri,
seperti impetigo, adalah komplikasi yang paling umum dari kudis. Gejala yang
dapat muncul meliputi cairan berwarna madu mengalir keluar dari kulit yang
lecet. Jenis infeksi ini biasanya harus diobati dengan salep antibiotik.

Sejumlah kelompok orang yang lebih berisiko mengalami komplikasi ini adalah
para manula yang tinggal di panti jompo, ibu hamil, serta orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah (misalnya, akibat mengidap HIV, menjalani
kemoterapi, atau menggunakan obat steroid).

Diagnosis Kudis

Dalam kebanyakan kasus, dokter dapat mengidentifikasi kudis berdasarkan


munculnya ruam dan deskripsi dari gatal (terutama malam hari). Kadang-
kadang sampel kulit digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis. Kulit dari
daerah yang terkena diperiksa menggunakan mikroskop untuk mendapatkan
sampel tungau, telur, atau kotoran tungau.

Pengobatan Kudis

Untuk mengobati kudis, Anda harus mengatasinya dengan obat-obatan.


Beberapa krim dan lotion berlaku dengan resep dokter. Oleskan obat di bagian
tubuh yang mengalami kudis dan membiarkannya setidaknya selama 8 jam.

 Salep
Kudis tidak akan pergi dengan sendirinya namun hanya dapat disembuhkan
dengan obat resep yang membunuh tungau. Pengobatan krim atau salep yang
dioleskan ke seluruh tubuh dari leher ke bawah dalam banyak kasus kemudian
salep dibiarkan selama 8-14 jam dan kemudian dicuci. Dalam beberapa kasus,
dokter mungkin meresepkan pil untuk mengobati kudis. Perawatan memakan
waktu hingga tiga hari, tergantung pada obat-obatan yang digunakan.

 Obat Gatal

Sementara resep untuk membunuh tungau dan telur, dokter akan memberikan
resep obat gatal. Untuk mengontrol gatal, terutama pada malam hari, pil
antihistamin dapat membantu. Krim hidrokortison juga dapat membantu, tetapi
dapat mengubah tampilan ruam kudis, membuat kondisi lebih sulit untuk
didiagnosis. Krim steroid lebih baik digunakan setelah salep scabies telah
diberikan.

Ketika seseorang didiagnosis dengan kudis, siapa saja yang melakukan kontak
fisik dekat dengan orang tersebut juga harus diobati. Hindari kontak termasuk
tidur di ranjang yang sama atau bersentuhan dengan penderita. Dokter
biasanya merekomendasikan memeriksakan semua anggota keluarga yang
tinggal serumah, bahkan jika gejala kudis belum muncul.

Pencegahan Kudis

Tungau kudis dapat hidup sampai 2-3 hari di permukaan pakaian, selimut, atau
handuk. Untuk memastikan tungau ini mati, cuci setiap lembar pakaian,
selimut, maupun handuk yang digunakan oleh orang yang terkena dalam tiga
hari terakhir. Cuci barang-barang tersebut dalam air panas dan keringkan
dengan pengering panas atau keringkan ke tempat pengering yang bersih.
Barang yang tidak dapat dicuci harus ditempatkan dalam kantong plastik
tertutup selama tujuh hari.

Obat kudis dapat membunuh tungau dan telur dengan cepat, dan pasien
biasanya dapat kembali ke sekolah atau bekerja dalam 24 jam setelah memulai
pengobatan. Namun, gatal dapat bertahan selama beberapa minggu. Hal ini
adalah hasil dari reaksi alergi yang sedang berlangsung di kulit. Jika gatal terus
berlanjut selama lebih dari empat minggu atau ruambaru muncul, segera
kunjungi dokter. Mungkin saja Anda perlu mengajukan permohonan resep obat
kudis kembali.

Anda mungkin juga menyukai