Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PELAKSANAAN PANCASILA DALAM BIDANG


PERTAHANAN DAN KEAMANAN
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pancasila yang
diampu oleh Bapak Rasyid Yunus, S.Pd, M.Si

Kelompok 5 kelas C
Mohammad Sahril Daud (841419104)
Indriyani (841419116)
Putri Nabila Basalama (841419113)
Neziha Apriliani Yusuf (841419097)
Ismi Rahmatia Bahsoan (841419123)
Ade Pratiwi Suma (841419118)
Sukamsi Tomayahu (841419126)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar belakang....................................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ................................................................................................ 1

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................................. 2

PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2

2.1 Definisi Pancasila ................................................................................................. 2

2.2 Pengaruh aspek ketahanan nasional terhadap kehidupan berbangsa dan


bernegara……………………………………………………………..... ..................... 5

2.3 Sistem pertahanan menurut UUD 1945 ............................................................ 8

2.4 Implementasi Nilai Pancasila Dalam Prespektif HANKAM ............................ 9

2.5 Pelaksanaan HANKAM di Indonesia ............................................................... 11

2.6 Pancasila sebagai nilai etika pertahanan keamanan ..................................... 12

2.7 Strategi pertahanan dan keamanan Indonesia ............................................. 13

BAB III .............................................................................................................................. 20

PENUTUP ....................................................................................................................... 20

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 21

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dan memiliki
luas teritorial yang sangat luas yang memiliki panjang garis pantai lebih
dari 81.000 km serta 17.508 pulau dan luas laut sekitar 3,1 juta km².
Banyaknya permasalahan yang timbul di Indonesia menuntut
Indonesia harus mengambil langkah cepat dan tanggap dalam
mengatasi permasalahannya. Sebagai contoh dalam permasalahan
keamanan nasional, dalam hal tersebut terdapat kendala-kendala
strategis yang dialami Indonesia untuk menanggulangi ancaman dari
luar maupun dari dalam negeri seperti minimnya alat utama sistem
pertahanan yang dimiliki Indonesia, baik yang dimiliki masing-masing
insitusi angkatan perang maupun kemampuan dari alat pertahanan
tersebut yang belum bisa menjangkau seluruh keamanan wilayah
Indonesia.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apakah definisi dari pancasila?
1.2.2 Bagaimana implementasi nilai pancasila dalam prespektif
pertahanan dan keamanan?
1.2.3 Bagaimana Pelaksanaan HANKAM di Indonesia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari pancasila
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui implementasi nilai pancasila
dalam prespektif pertahanan dan keamanan
1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui Pelaksanaan HANKAM di
Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pancasila
Pancasila adalah ideology dasar dalam kehidupan bagi negara
Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata yang berasal dari sansekerta
yaitu panca yang berarti lima dan sila yang berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama
penyusun Pancasila adalah ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia, dan
tercantum pada paragraph ke-4 preambule (pembukaan) UUD 1945.
Jika dilihat secara umum pancasila mempunyai pengertian meliputi:
a. Secara etimologis
Pacasila diambil dari kata dalam bahasa sansekerta yakni “panca”
yang berarti lima dan “syila” yang berartibbatu sendi, alas, atau
dasar. Dari kata-kata tersebut maka pancasila dapat diartikan
sebagai “dasar yang memiliki unsur”.
b. Secara Historis
Dilihat dari sejarahnya pancasila lebih diartikan ke arah proses
perumusannya dibandingkan dari arti pancasila sesungguhnya.
Dari proses perumusan pancasila maka istilah “pancasila” telah
menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum yang
diartikan sebagai dasar negara Republik Indonesia.
c. Secara terminologis
Secara terminologis pancasila merupakan dasar yang digunakan
untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan Negara
Republuk Indonesia.
HAMKAN adalah singkatan dari Pertahanan dan Keamanan.
Pertahanan adalah upaya untuk menegakkan kedaulatan negara,

2
empertahankan keutuhan wilatah negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer
serta ancaman bersenjata terhadap keutuhan bangsa san Negara
serta tugas lain yang berkaitan dengan fungsinya sebagai aparat
pertahanan. Sedangkan keamanan adalah upaya penegakkan
hokum menjaga ketertiban masyarakat, melindungi keselamatan
dan ketentraman serta ktertiban hidup anggota masyarakat.
Pentingnya ketahanan Nasional bagi bangsa Indonesia,
supaya dapat tetap teguh berdiri satu kesatuan Negara Indonesia.
Untuk menghindari segala jenis ancaman dan bahaya yang
bermaksud menghancurkan atau merusak hakekat dan pendirian
Bangsa Indonesia. Ketahanan Nasional memiliki salah satu tujuan
yakni untuk menjaga keamanan dan ketentaman bangsa Indonesia
dari segala bahaya. Maka dari itu, prnting adanya Perlindungan
Negara di bidang Pertahanan dan Keamanan (HANKAM).
Dalam prekteknya, tentulah HANKAM harus berpedoman dan
bersumber dari nilai-nilai pacasila sebagai dasar Negara Indonesia.
Pengertian pertahanan negara menurut para ahli
a. Sumarno
Ketahanan Nasional adalah kondisi di mana bangsa yang
mencakup semua aspek kehidupan nasonal terintegrasi.
b. Harjomataram
Pertahanan Nasional adalah daya tahan suatu bangsa untuk
mengembangkan kekuatan nasional untukmenghadapi semua
tantangan dari dalam atau di luar, langsung atau tidak langsung,
yang dapat membahayakan naasional hidup.
c. Suradinata
Keamanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu
negara yang memiliki kemampuan dan ketangguhan dan
mampu mengembangkan kekuatan nasional di nghadapi dan
mengatasi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang

3
datang dari luar atau dalam negeri, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat membahayakan integrasi,
identitas dan kelangsungan bangsa hidup dan negara dalam
menjaga tujuan nasional.
d. Kaelan
Keamanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu
negara yang memiliki kemampuan dan ketangguhan dan
mampu mengembangkan kekuatan nasional di nghadapi dan
mengatasi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang
datang dari luar atau dalam negeri, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat membahayakan integrasi,
identitas dan kelangsungan bangsa hidup dan negara dalam
menjaga tujuan nasional.
Konsep ketahanan nasional
Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia konsepsi
pengembangan kekuatan nasional melalui pengatuaran dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang,
serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan
menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan
Wawasan Nusantara.
Dengan kata lain, Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia
merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode)
keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan
kesejahteraan dan keamanan.
Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan
bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai
nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat secara
adil dan merata. Sedangkan keamanan adalah kemampuan
bangsa untuk melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman
dari luar negeri.

4
2.2 Pengaruh aspek ketahanan nasional terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara
Tiap-tiap aspek, terutama aspek-aspek dinamis, di dalam tata
kehidupan nasional relatif berubah menurut waktu, ruang dan
lingkungan sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang
sangat kompleks dan amat sulit. Dari pemahaman tentang hubungan
tersebut tentang gambaran bahwa Konsepsi Ketahanan Nasional
akan menyangkut hubungan antara aspek yang mendudung
kepribadian yaitu :
a. Aspek yang berkaitan dengan alam besifat stasti, yang meliputi
Aspek Geografi, Aspek Kependudukan, dan aspek Sumber
Kekayaan Alam.
b. Aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis, yang
meliputi Aspek Ideologi, Aspek Politik, Aspek Sosial Budaya, dan
Aspek Pertahanan dan Keamanan.
Pengaruh Aspek Ideologi
Ideologi adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran
yang memberikan motivasi. ldeologi juga mengandung konsep
dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa.
Secara teoretis, suatu ideologi bersumber dari stuatu falsafah dan
meruakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.
a. Ideologi Dunia
1. Liberalisme
2. Komunisme
b. Ideologi Pancasila Sila-sila Pancasila adalah :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau perwalikan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

5
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai spiritual,
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua
pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan yang
Maha Esa untuk berkembang di Indonesia.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung nilai
kesamaan derajat maupun kewajiban dan hak, cinta mencintai,
hormat menghormati, keberanian membela kebenaran dan
keadilan, toleransi, dan gotong royong.
Sila Persatuan Indonesia dalam masyarakat Indonesia yang
pluralistik mengandung nilai persatuan bangsa dan kesatuan
wilayah yang merupakan faktor pengikat yang menjamin
keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan atau perwalikan menunjukan bawha
kedaulatan berada di tangan rakyat, yang diwujudkan oleh
persatuan nasional yang riil dan wajar.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
mengandung nilai keadilan,keseimbangan antara hak dan
kewajiban, penghargaan terhadap hak orang, gotong royong
dalam suasana kekeluargaan, ringan tangan, dan kerja keras
untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadlian sosial.
c. Ketahanan pada Aspek Ideologi
1. Konsepsi tentang Ketahanan Ideologi
Ketahanan ini mengandung keuletan dan ketangguhan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan dari luar
maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung
dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi
bangsa dan negara Republik Indonesia.

6
Pelaksanaan obyektif adalah pelaksanaan nilai-nilai yang
secara surat terkandung dalam ideologi atau paling tidak
secara tersirat dalam UUD 1945 serta secara peraturan
perundang-undangan dibawahnya dan nsegala kegiatan
penyelenggaraan negara. Pelaksanaan subyektif adalah
pelaksanaan nilai-nilai tersebut oleh masing-masing individu
dalam kehidupan sehari-hari, sebagai pribadi, anggota
masyarakat, dan warga negara. Pancasila mengandung sipat
idealistik, realistik dan pleksibel, serhingga terbuka terhadap
perkembangan yang terjadi.
Pancasila sebagai dasar negara Republlik Indonesia
terhadap dalam alinea 4 pembukaan UUD 1945, ketetapan
MPR RI No. 2 XVIII/MPR/1998. Pancasaila sebagai ideologi
nasional terhadap dalam ketetapan MPR RI no.2
XVIII/MPR/1998. Pancasila sebagai pandangan hidup dan
sumber hukum terhadap ketetapan MPR RI no.2
XX/MPRS/1966 yo ketetapan MPR RI no.2 IX/MPR/1978.
2. Pembinaan Ketahanan Ideologi
Upaya memperkuat ketahanan Ideologi memerlukan langkah
pembinaan berikut:
a. Pengamalan Pacasila secara obyektif dan subyektif terus
dikembangkan serta ditingkatkan.
b. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus
direlefansikan dan di aktualisasikan nilai instrumentalnya
agar tetap mampu membimbing dan mengarahkan
kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, selaras dengan peradaban dunia yang
berubah dengan cepat tanpa kehilangan jati diri bangsa
Indonesia.
c. Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep wawasan
Nusantara yang bersumber dari Pancasila harus terus di

7
kembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat yang
majemuk sebagai upaya untuk selalu menjaga persatuan
bangsa dan kesatuan wilayah serta moralitas yang royal
dan bangga terhadap bangsa dan negara. Disamping itu
anggota masyarakat dan pemerintah perlu bersikap wajar
terhadap kebhinekaan.
d. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar
negara Republik Indonesia harus dihayati dan diamalkan
serta nyata oleh setiap penyelenggaraan negara, lembaga
kenegaraan, lembaga kemasyarakatan, serta setiap
warga negara Indonesia, agar kelestarian dak
keampuhannnya terjaga dan tujuan nasional serta cita-cita
bangsa Indonesia terwujud, dalam hal ini suri tauladan
para pemimpin panyelenggara negara dan pemimpin
tokoh masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.
e. Pembangunan, sebagai pengamalan Pancasila, harus
menunjukan keseimbangan antara Fisik material dcngan
mental spiritual untuk menghindari tubuhnya materialisme
dan skuarisme. Dengan memperhatikan kondisi geografi
Indonesia, pembangunan harus adil dan merata di seluruh
wilayahuntuk memupuk rasa persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah.
f. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak
didik dengan cara mengintegrasikannya. Ke dalam mata
pelajaran lain seperti pendidikan budi pekerti, pendidikan
sejara perjuangan bangsa, bahasa Indonesia dan
kepramukaan. Pendidikan Moral Pancasila juga perlu
diberikan kepada masyarakat luas secara non formal.
2.3 Sistem pertahanan menurut UUD 1945

8
Di dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 30 terdapat
pertahanan dan keamanan negara yang meliputi beberapa hal
seperti:
1. Tiap-tiap warga negara berhak dan juga wajib ikut serta dalam
usaha mempertahankan keamanan negara Indonesia.
2. Usaha pertahanan dan juga keamanan negara akan
dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan untuk
rakyat. Yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia dan
juga Kepolisian Republik Indonesia. Yang dimana mereka
menjadi sumber kekuatan utama, rakyat dan sebagai kekuatan
pendukung.
3. Kepolisian Republik Indonesia adalah alat negara yang
bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
Indonesia. Mereka harus mampu mengayomi, melindungi,
melayani, dan menegakkan hukum Indonesia.
4. Tentara Nasional Indonesia meliputi Angkatan Darat, Laut, dan
Udara yang bertugas dalam mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan serta kedaulatan negara Indonesia.
5. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia,
Kepolisian Negara Republik Indonesia,hubungan dan
kewenangan TNI dan KNRI dalam menjalankan tugas-tugasnya,
dan syarat untuk keikutsertaan setiap warga negara di dalam
usaha pertahanan dan keamanan telah diatur di dalam Undang-
undang.
2.4 Implementasi Nilai Pancasila Dalam Prespektif HANKAM
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan Negara dalam
bidang HANKAM dituangkan dalam pasal 27 ayat (3) yang berbunyi “
setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara” dan pasal 30 ayat (1-5) yang berbunyi “ayat 1:
tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara. Ayat 2: usaha pertahanan dan

9
keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebgai kekuatan utama, dan
rakyat sebagai kekuatan pendukung. Ayat 3: Tentara Nasional
Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara sebagai alat negara yang bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. Ayat 4:
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hokum. Ayat 5:
susunan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara
dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan Undang-
Undang.”
Pasal-pasal tersebut merupakan penjabaran dari pokok pikiran
persatuan yang merupakan pancaran dari sila ketiga pancasila, yaitu
persatuan Indonesia.
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara pada
bidang HANKAM harus diawali dengan kesadaran bahwa Indonesia
adalah Negara hukum. HANKAM negara harus diatur dan
dikembangkan menurut dasar kemanusiaan.
Pada HANKAM, upaya pertahanan dapat digambarkan sebagai
upaya menghadapi tantangan dari luar (eksternal) yang mana
terutama menjadi tanggung jawab TNI. Sedangkan upaya keamanan
dapat digambarkan sebagai upaya menghadapi tantangan dari dalam
(internal) yang mana terutama manjadi tanggung jawab Polri.
Meskipun upaya penegakkan HANKAM menjadi tanggung jawab
utama dari TNI dan Polri, Tentulah tetap memerlukan dukungan dan
bantuan dari seluruh masyarakat Indonesia dalam menjalankannya.

10
HANKAM harus berdasar pada tujuan tercapainya kesejahteraan
hidup manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa (sila pertama
dan kedua), berdasar pada tujuan untuk mewujudkan kepentingan
seluruh warga Negara (sila ketiga), harus mampu menjamin hak-hak
dasar, persamaan derajat, serta kebebasan manusia (sila keempat),
dan ditunjukkan untuk mewujudkan keadilan dalam hidup
bermasyarakat (sila kelima). Semua ini dikmaksudkan agar HANKAM
dapat ditempatkan dalam konteks negara hokum, yang menghindari
kewenang-wenangan negara dalam melindungi dan membela wilayah
negara serta dalam mengayomi masyarakat.
2.5 Pelaksanaan HANKAM di Indonesia
Saat ini, Indonesia pelaksanaan HANKAM yang berbasis militer
sudah cukup baik dengan kinerja aparat militer seperti polisi dan
tentara yang optimal. Polisi dan TNI telah bekerja sama dengan
optimal dalam mengawal penegakkan HANKAM di Indonesia. Namun
masih ada oknum-oknum yang mencoba untuk menjatuhkan aparat
militer tersebut. Hal ini dapat dinilai dari beberapa kejadian
pengeboman di pos polisi yang belakangan ini terjadi. Namun
kejadian ini tidak membuat aparat militer menjadi takut, mereka tetap
bersatu dalam mempertahankan keamanan di Indonesia. Tentunya
aparat militer perlu kerja sama dari seluruh masyarakat Indonesia
untuk penegakkan HANKAM. Masyarakat berperan penting dalam
penegakkan HANKAM karena kitalah yrng berada dalam lapangan
secara langsung. Mesyarakat dapat segara melapor jika dirasa ada
suatu perihal yang bertentangan dengan HANKAM supaya dapat
segera ditangani.
Namun belakangan ini, keamanan negara Indonesia sedang terusik
oleh bangsanya sendiri, bukan negara lain. Seperti kerusuhan yang
terjadi di Bawaslu, Jakarta. Hal ini cukup meresahkan karena berarti
masyarakat kurang mengimplementasika nilai-nilai pancasila dalam
kehidupannya sehingga justru mengganggu pelaksanaan HANKAM

11
Indonesia. Kejadian ini sangatlah disayangkan, karena kita
masyarakat Indonesia yang harusnya bersatu untuk menegakkan
HANKAM justru bertindak sebaliknya. Melawan bangsa sendiri
bukanlah hal yang mudah karena kita sama saja dengan melawan
saudara sendiri. Maka dari itu penerapan nilai pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara harus selalu dipegang teguh
supaya hal seperti ini tidak terjadi lagi.
Tentunya aparat militer perlu kerja sama dari seluruh masyarakat
Indonesia untuk penegakkan HANKAM. Masyarakat berperan penting
dalam penegakkan HANKAM karena kitalah yang berada dalam
lapangan secara langsung. Masyarakat dapat segera melapor jika
diras ada suatu perihal yang bertentangan dengan HANKAM supaya
dapat segera di tangani. Cobtohnya melalui mata ajar pada sekolahan
maupun mata kuliah pada perkuliahan. Setelah itu, kita sebagai
mahasiswa diharapkan dapat menyebarluaskan nilai-nilai pancasila
dengan sesekali dapat dilakukan sosialisasi mengenai pancasila di
kampong-kampung dalam acara organisasi mahasiswa.
2.6 Pancasila sebagai nilai etika pertahanan keamanan
Sistem keamanan nasional yeng dikembangkan harus melibatkan
seluruh potensi bangsa. Perspektif ketahanan nasional pada seluruh
aspek kehidupan nasional yang terdiri atas gatra (geografi,
demografi, sumber kekayaan alam, ideology, politik, social, budaya,
dan HANKAM) jika tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila, maka
dapat diprediksi akan terjadi kekacauan. Agar diperoleh ketahanan
nasional yang tangguh diperlukan sikap nasionalisme dengan
menempatkan nilia-nilai pancasila sebagai dasar kehidupan bangsa
Indonesia. Upaya pengembangan nation dan character building, yaitu
menumbuhkembangkan jiwa kebangsaan pada setiap warga negara
sehingga timbul kesadaran akan hak dan kewajiban bela negara
sebagai suatu kehormatan dan kebanggaan.

12
Dalam penjabaran pancasila sebagai idelogi kedalam kehidupan
pertahanan keamanan terlihat bahwa TNI menempuh jalan Induktif,
yaitu berangkat dari pengalaman empiric.
Untuk kemudian baru mencari dasar-dasar konseptual yang lebih
umum serta menjabarkannya kembali. TNI telah memberikan
perhatian intensif kepada 3 sila pertama, yaitu sila ketuhanan yang
meha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, serta persatuan
Indonesia, terhadap sila keempat dan kelima.
2.7 Strategi pertahanan dan keamanan Indonesia
a. Stretegi pertahanan untuk menghadapi ancaman
Berbagai upaya telah dilakukan negara-negara di dunia untuk
memerangi terorisme,namun tampaknya belum sepenuhnya
berhasil meniadakan kelompok terorisme maupun menghentikan
aksinya. Intensitas kegiatan ilegal berupa kejahatan lintas negara
juga menunjukan peningkatan yang cukup tajam pada dekade
terakhir ini. Aksi perompakan/pembajakan, penyeludupan
manusia, senjata amunisi, perdagangan obat-obatan terlarang,
dan imigrasi gelap cendrung meningkat dan berdampak buruk
pada stabilitas kawasan serta negara tersebut antara lain
didorong oleh adanya jaringan berskala internasional.
Perkembangan di sejumlah kawasan menunjukan bahwa
kejahatan lintas negara telah menjadi ancaman nyata yang
terorganisir. Kejahatan ini digerakkan oleh aktor dengan didukung
kemampuan teknologi dan finansial, serta jaringan yang rapi dan
tersebar di sejumlah negara.Terorisme adalah kegiatan yang
melibatkan unsur kekerasan atau yang menimbulkan efek bahaya
bagi kehidupan manusia yang melanggar hukum pidana, yang
jelas dimaksudkan untuk:
(1) mengintimidasi penduduk sipil,
(2) mempengaruhi kebijakan pemerintah,
(3) mempengaruhi penyelenggaraan negara dengan

13
cara penculikan atau pembunuhan.
Terorisme mengandung perbuatan kekerasan atau ancaman
kekerasan yang berkarakter politik. Bentuk perbuatan bisa berupa
perompakan, pembajakan maupun penyanderaan. Pelaku dapat
merupakan individu, kelompok, atau negara. Sedangkan hasil
yang diharapkan adalah munculnya rasa takut, pemerasan,
perubahan radikal politik, tuntutan Hak Asasi Manusia, dan
kebebasan dasar untuk pihak yang tidak bersalah serta kepuasan
tuntutan politik lain.
Terorisme adalah tindakan illegal yang diancam dengan
hukuman dibawah hukum pidana yang dilakukan dengan tujuan
merusak keselamatan publik, mempengaruhi
pengambilan kebijakan oleh penguasa atau menteror penduduk
dan mengambil bentuk:
1. Kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang biasa
atau orang yang dilindungi hukum.
2. Menghancurkan atau mengancam untuk menghancurkan
harta benda dan objek materi lain sehingga membahayakan
kehidupan orang lain.
3. Menyebabkan kerusakan atas harta benda atau terjadinya
akibat yang membahayakan bagi masyarakat.
4. Mengancam kehidupan negarawan atau tokoh masyarakat
dengan tujuan mengakhiri aktivitas publik atau negaranya
atau sebagai pembalasan terhadap aktivitas tersebut.
5. Menyerang perwakilan negara asing atau staf anggota
organisasi internasional yang dilindungi secara internasional
begitu juga tempat-tempat bisnis atau kendaraan orang-orang
yang dilindungi secara internasional.
6. Tindakan lain yang dikategorikan sebagai teroris dibawah
perundang undangan nasional atau instrumen legal yang

14
diakui secara internasional yang bertujuan memerangi
terorisme.
Terorisme mengandung arti sebagai penggunaan atau
ancaman tindakan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Aksi yang melibatkan kekerasan serius terhadap seseorang,
kerugian berat pada harta benda, membahayakan kehidupan
seseorang, bukan kehidupan orang yang melakukan tindakan,
menciptakan resiko serius bagi kesehatan atau keselamatan
publik atau bagian tertentu dari publik atau didesain secara
serius untuk campur tangan atau mengganggu sistem
elektronik.
2. Penggunaan atau ancaman didesain untuk mempengaruhi
pemerintah atau untuk mengintimidasi publik atau bagian
tertentu publik.
3. Penggunaan atau ancaman dibuat dengan tujuan mencapai
tujuan politik, agama atau ideologi.
4. Penggunaan atau ancaman yang masuk dalam subseksi 1)
yang melibatkan penggunaan senjata api atau bahan peledak.
Namun sudah Disepakati oleh kebanyakan ahli bahwa tindakan
yang tergolong kedalam tindakan Terorisme adalah tindakan-
tindakan yang memiliki elemen, yaitu:
(1) kekerasan,
(2) tujuan politik,
(3) terror atau intended audience.
Menurut Konvensi PBB tahun 1937, Terorisme adalah segala
bentuk tindak kejahatan yang ditujukan langsung kepada negara
dengan maksud menciptakan bentuk teror terhadap orang-orang
tertentu atau kelompok orang atau masyarakat luas.
Tindakan teroris merupakan tindakan pelanggaran terhadap
hukum pidana

15
“negara anggota” dan bisa membahayakan kehidupan, integritas
fisik atau kebebasan atau menyebabkan luka serius atau
kematian bagi seseorang,sejumlah orang atau sekelompok orang,
atau menyebabkan atau dapat menyebabkan kerugian bagi harta,
sumber alam atau lingkungan atau warisan budaya seseorang
atau publik dan diperhitungkan atau dimaksudkan untuk:
1. Mengintimidasi, menakut-nakuti, memaksa, menekan, atau
mempengaruhi pemerintah, badan, institusi, publik secara
umum atau lapisan masyarakat untuk melakukan atau abstain
dari melakukan sebuah tindakan atau untuk mengadopsi atau
meninggalkan pendirian tertentu atau untuk bertindak menurut
prinsip-prinsip tertentu.
2. Mengganggu pelayanan publik, pemberian pelayanan
esensial kepada public atau untuk menciptakan darurat
publik.
3. Menciptakan pemberontakan umum di sebuah negara.
4. Promosi, sponsor, kontribusi, perintah, bantuan, gerakan,
dorongan, usaha, ancaman, konspirasi, pengorganisasian
atau perekrutan seseorang dengan niat untuk melakukan
tindakan yang disebutkan.
Didalam terorisme terdapat unsur yang paling menonjol
yaitu bahwa ciri utama dari terorisme adalah dipergunakannya
kekerasan atau ancaman kekerasan. Sementara motivasi politis
dalam terorisme sangant bervariasi, karena selain bermotif politis,
terorisme seringkali dilakukan karena adanya dorongan fanatisme
agama. Terorisme digunakan sebagai senjata psikologis untuk
menciptakan suasana tidak menentu serta menciptakan ketidak
percayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dan
memaksa masyarakat atau kelompok tertentu untuk mentaati
kehendak pelaku teror. Kegiatan terorisme dilakukan umumnya
dengan sasaran acak, bukan langsung kepada lawan, sehingga

16
dengan dilakukan teror tersebut, diharapkan akan didapatkan
perhatian dari pihak yang dituju.
Aksi terorisme dapat berkembang melumpuhkan kehidupan
masyarakat. Dampak yang ditimbulkan dari aksi-aksi terorisme
merusak mental, semangat, dan daya juang masyarakat dan
dalam skala luas dan jangka panjang dapat melumpuhkan
kehidupan masyarakat. Pada lingkup regional, perkembangan dan
kecendrungan global merupakan salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi dinamika keamanan kawasan regional.
Kecendrungan yang muncul di kawasan adalah terjadinya
pergeseran pada masalah keamanan regional, antara lain adanya
konflik yang menyangkut klaim teritorial, jalur komunikasi laut dan
jalur perdagangan melalui laut. Isu-isu keamanan non-tradisional
yang terjadi pada lingkup global, juga menjadi isu utama kawasan
regional.
Lingkup domestik, Indonesia sebagai bangsa yang berada di
tengah-tengah perkembangan dunia, tidak terlepas dari pengaruh
perkembangan global dan regional. Dinamika politik ekonomi,
sosial dan keamanan yang terjadi di kawasan, ikut berpengaruh
terhadap perkembangan sosial politik dan keamanan yang terjadi
di Indonesia. Isu keamanan domestik yang timbul pada dekade
terakhir ini, tidak terlepas dari kontribusi faktor-faktor eksternal,
baik langsung maupun tidak langsung. Selain faktor eksternal,
terdapat pula sejumlah faktor internal yang berpotensi
mengganggu stabilitas keamanan nasional.
Faktor-faktor tersebut antara lain, dampak heterogenitas suku
bangsa Indonesia, situasi ekonomi yang menyebabkan beban
hidup semakin berat, serta faktor politik dan sosial. Akumulasi
faktor eksternal dan internal tersebut kemudian muncul dalam
berbagai bentuk ancaman dan gangguan terhadap keamanan

17
nasional, dan pada skala yang luas dapat mengganggu stabilitas
kawasan.
Ancaman dari luar lebih besar kemungkinan bersumber dari
kejahatan terorganisir lintas negara yang dilakukan oleh aktor-
aktor non-negara, dengan memanfaatkan kondisi dalam negeri
yang tidak kondusif. Adapun Ancaman-ancaman itu dapat
diidentifikasikan kedalam bentuk konkrit berupa:
(1) terorisme,
(2) separatisme,
(3) radikalisme,
(4) konflik komunal,
(5) kerusuhan sosial,
(6) perompakan dan pembajakan di laut,
(7) imigrasi ilegal,
(8) penangkapan ikan illegal dan pencemaran laut, dan
(9) penebangan kayu ilegal dan penyelundupan.
Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
Kepentingan Nasional Indonesia adalah menjaga dan melindungi
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, keselamatan dan kehormatan bangsa,serta ikut secara
aktif dalam usaha-usaha perdamaian dunia. Berangkat dari
amanat UUD 1945, maka kepentingan strategis pertahanan
Indonesia harus dapat menjamin tercapainya kepentingan
nasional. Berangkat dari esensi tersebut, maka kepentingan
strategis pertahanan negara kedepan, meliputi kepentingan
strategis yang bersifat tetap, kepentingan strategis yang bersifat
mendesak, dan kerjasama internasional di bidang pertahanan.
Kepentingan pertahanan negara yang bersifat tetap adalah
penyelenggaraan usaha pertahanan negara untuk menjaga dan
melindungi kedaulatan negara dan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, serta keselamatan dan

18
kehormatan bangsa dari setiap ancaman, baik yang berasal dari
luar maupun yang timbul di dalam negeri. Meskipun perkiraan
ancaman menunjukan bahwa ancaman fisik dari luar yang
mengarah pada ancaman kedaulatan kecil kemungkinannya,
namun sebagai negara merdeka, berdaulat dan bermartabat,
kepentingan strategis untuk mempertahanankan diri harus selalu
disiapkan dan dilaksanakan tanpa memandang ada atau tidaknya
ancaman nya. Kepentingan strategis pertahanan yang bersifat
mendesak pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kepentingan
strategis pertahanan yang bersifat tetap. Isu keamanan aktual
seperti diuraikan sebelumnya menunjukan peningkatan yang
cukup berarti terutama pada dekade terakhir. Oleh karena itu,
maka kepentingan strategis yang bersifat mendesak diarahkan
untuk mengatasi isu-isu keamanan aktual dimaksud, agar
keutuhan wilayah NKRI, keselamatan dan kehormatan bangsa
dapatt erjamin.
Dengan demikian maka perioritas penyelenggaraan
pertahanan negara diarahkan untuk mengatasi isu-isu keamanan
yang timbul di dalam negeri.
Sebagai bagian dari masyarakat internasional, Indonesia
tidak dapat melepaskan diri dari keterkaitan dengan dunia luar.
Oleh karena itu kebijakan pertahanan ke depan, juga diarahkan
dalam kerangka menjalin hubungan dengan negara-negara lain,
baik di kawasan regional maupun lingkup yang lebih luas.
Kerjasama pertahanan dengan negara-negara lain, diletakkan
diatas prinsipprinsip kerjasama luar negeri pemerintah Indonesia,
serta diarahkan untuk kepentingan pembangunan dan
pengembangan sektor pertahanan negara, maupun untuk tujuan
menciptakan stabilitas keamanan kawasan regional dan dunia.
Keterlibatan sektor pertahanan secara fisik tersebut dilaksanakan
atas keputusan politik pemerintah.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
HANKAM di Indonesia haruslah sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila sebagai dasar pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara.

20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/pertahanan-negara/
https://www.kompasiana.com/bagus_anwar_h/552b0af3f17e614e65d624
09/keamanan-nasional-indonesia
https://materisekolah.co.id/sistem-pertahanan-dan-keamanan-negara-
republik-indonesia/
https://www.kemhan.go.id/ppid/wp-
content/uploads/sites/2/2016/10/Permenhan-Nomor-16-Tahun-2012-
Lampiran.pdf
https://www.academia.edu/39873306/IMPLEMENTASI_NILAI-
NILAI_PANCASILA_DALAM_PERSPEKTIF_PERTAHANAN_DAN_KEA
MANAN

21
22

Anda mungkin juga menyukai