Anda di halaman 1dari 32

PERUMUSAN DAN PEMANTAPAN PANCASILA

OLEH :

ANNISA KHUSNUL KHATIMAH (35119077)

ASPIRA (35119078)

FEREL ARI BASO P. (35119083)

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Dosen Pengajar : Drs. H. Muh. Tang, M.Pd

Kelas / Program Studi : 1D / D3 Administrasi Bisnis

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

MAKASSAR

2019

i
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 4

A. Masa Pengusulan Pancasila ................................................................ 4

B. Masa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan ............................................ 12

C. Masa Perubahan Ketatanegaraan ..................................................... 18

D. Masa Keseragaman Pancasila ............................................................ 24

PENUTUP ............................................................................................................. 28

A. Kesimpulan ........................................................................................ 28

B. Saran .................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 30

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar Filasafat Negara merupakan hasil kesepakatan
bersama yang kemudian disebut sebagai perjanjian luhur bangsa indonesia,
sebagai konsensus nasional yang di dalamnya terkandung semangat
kekeluargaan dan kebersamaan sebagai inti ajaran Pancasila. Dalam
memahami semangat kekeluargaan dan kebersamaan untuk mencaoai
kesepakatan bersama perlu dipelajari sejarah perumusan Pancasila, sejak
masa pengusulan Pancasila, masa proklamasi kemerdekaan, sampai
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dan selanjutnya bangsa Indonesia
akan tetap melestarikan Pancasila sebagai dasar filasafat negara Indonesia.
Dasar filasafat negara Indonesia yang diberi nama Pancasila ini secara
rsemi dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, walaupun istilah ‘Pancasila’
tidak disebutkan secara eksplisit dalam Pembukaan tersebut, namun
rumusannya sila demi sila secara jelas dicantumkan di dalamnya. Oleh karena
itu, Pembukaan UUD 1945 disebut sebagai tempat terdaoatnya rumusan
Panaciasila.
Walaupun demikian di kalangan masyarakat luas pernah terdapat berbagai
rumusan Pancasila yang susunannya juga agak berbeda. Akan tetapi adanya
rumusan yang berrbeda-beda tentang lima unsur yang diberi nama Pancasila
itu tidak berarti membawa bangsa Indonesia ke pertentangan-pertentangan,
karena tanpa adanya rumusan secara resmi pun di dalam diri bangsa
Indonesia atau dalam adat istiadat bangsa Indonesia sudah ada benih-benih
jiwa Pancasila, hanya yang perlu dicari adalah keseragaman perumusan dan
tata urutannya.
Secara historis rumusan-rumusan Pancasila itu dapat diuraikan dalam tiga
kelompok:
 Rumusan Pancasila dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Kemerdekaan Indonesia yang merupakan tahap pengusulan sebagai Dasar
Filasafat Negara Indonesia.

1
 Rumusan Pancasila yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia sebagai Dasar Filasafat Negara Indonesia yang sangat erat
hubungannya dengan Proklamasi Kemerdekaan.
 Beberapa rumusan Pancasila dalam perubahan ketatanegaraan Indonesia
selama belum berlaku kembali rumusan Pancasila yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945.
Dalam tinjauan historis Pancasila ini perlu dibicarakan juga hal-hal
yang menyertainya yang erat sekali dengan rumusan-rumusan Pancasila yang
pernah ada, baik rumusan Pancasila pada masa pengusulan, pada masa
penetapan, maupun pada masa perubahan setelah Pembukaan UUD 1945
berlaku kembali perlu dibicarakan penegasan kembali rumusan Pancasila
sebagai masa pemantapan yang digunakan untuk seterusnya.
Setelah uraian tiga kelompok di atas, kemudian ditambahkan satu masa
lagi, yaitu:
Masa keseragaman Pancasila, atau juga dapat dinyatakan masa kesatuan
rumusan Pancasila, yaitu sejak dikeluarkannya Inpres No. 12 tanggal 13 April
1968.
Keseragaman atau pemantapan, kesatuan rumusan Pancasila ini
merupakan titik tolak pengembangan Pancasila, baik dalam pedoman
pengalaman maupun dalam pengembangan sistem filsafat Pancasila.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah kami kemukakan, maka kami
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana masa pengusulan pancasila?
2. Bagaimana masa sekitar proklamasi kemerdekaan?
3. Bagaimana masa perubahan ketatanegaraan?
4. Bagaimana masa keseragaman pancasila?

2
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui masa pengusulan pancasila
2. Untuk mengetahui masa sekitar proklamasi kemerdekaan
3. Untuk mengetahui masa perubahan ketatanegaraan
4. Untuk mengetahui keseragaman pancasila

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Pengusulan Pancasila
Dalam sidang Teikuku Gikoi (Parlemen Jepang) pada tanggal 7 September
1944, Perdana Mentteri Jepang Jenderal Kuniaki Koiso ( pengganti Perdana
Menteri Tojo), atas nama pemerintah Jepang mengeluarkan janji
kemerdekaan Indonesia yang akan diberikan pada tanggal 24 Agustus 1945,
sebagai janji politik. Sebagai realisasi janji ini, pada tanggal 1 Maret 1945
Jepang mengumukan akan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa Jepang disebut
Dokuristu Zyunbi Tyoosakai (selanjutnya disebut: Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan). Badan ini kemudian terbentuk pada tanggal
29 April 1945.
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Gunseikan (Kepala
pemerintahan Bala Tentara Jepang di Jawa), dengan susunan sebagai berikut:
Ketua : Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat
Wakil Ketua : Itibangase Yosio (anggota luar biasa, bangsa Jepang)
Wakil Ketua : R. Pandji Soeroso (merangkap Tata Usaha)
Anggota : Sejumlah 60 orang tidak termasuk Ketua dan Wakil Ketua
Dengan terbentuknya Badan Penyelidik ini bangsa Indonesia dapat secara
legal mempersiapkan kemerdekaannya, untuk merumuskan syarat-syarat apa
yang harus dipenuhi sebagai negara yang merdeka. Oleh karena itu, peristiwa
ini dijadikan suatu tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam
mencapai cita-citanya, yang dipimpin oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
Badan penyelidik ini mengadakan sidang hanya dua kali masa sidang.
Masa sidang pertama tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945 (4
hari). Masa sidang kedua tanggal 10 Juli 1945 sampai dengan 17 juli 1945 (8
hari).

4
a) Masa Sidang Pertama BPUPKI
Dalam sidang pertama yaitu tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan tanggal 1
juni 1945 (4 hari), yang mengajukan usul berhubungan dengan dasar negara
adalah usul Muhammad Yamin dan Bung Karno (Ir. Soekarno), dan
Soepomo tentang aliran atau paham kenegaraan bukan dasar negara.
1. Usul Muhammad Yamin, 29 Mei 1945
Dalam sidang hari pertama BPUPKI, pada tanggal 29 Mei 1945
Mr. Muhammad Yamin mendapat kesempatan peratama untuk
mengemukakan pidatonya di hadapan sidang lengkap Badan
Penyelidik. Pidato Muhammad Yamin ini berjudul Asas dan Dasar
Negara Kebangsaan Republik Indonesia. Dalam pidatonya itu beliau
mengusulkan dasar negara bagi Indonesia Merdeka yang akan dibentuk
adalah:
 Peri Kebangsaan
 Peri Kemanusiaan
 Peri Ketuhanan
 Peri Kerakyatan
 Kesejahteraan Rakyat
Setelah berpidato, Muhammad Yamin mengusulkan juga secara
tertulis lima asas dasar negara bagi bangsa Indonesia Merdeka, dalam
rancangan Mukaddimah Hukum Dasar yang rumusannya sebagai
berikut:
 Ketuhanan Yanag Maha Esa
 Kebangsaan Persatuan Indonesia
 Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyarawatan perwakilan.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Perlu di catat di sini, bahwa usul lima dasar Negara yang
dikemukakan oleh Mr. Muhammad Yamin secara lisan dan yang
dikemukakan secara tertulis terdapat perbedaan, baik perumusan kata-

5
katanya maupun sistematikanya. Istilah Ketuhanan dalam pidato Yamin
dijelaskan: Peradaban Indonesia mempunyai Ketuhanan Yang Maha
Esa.
2. Usul Soepomo, 31 Mei 1945
Pada hari ketiga sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, Soepomo
mengusulkan tentang dasar pemikiran negara, diawali tentang tiga
syarat mutlak adanya nrgara:
 Pertama harus ada daerah, yaitu meliputi batas Hindia-Belanda
 Kedua harus ada rakyat sebagai warga negara yaitu yang
mempunyai kebangsaan Indonesia
 Ketiga harus ada pemerintahan yaitu pemerintah berdaulat
menurut hukum internasional.
Di samping Soepomo mengusulkan tentang syarat mutlak negara,
yaitu: daerah, rakyat, dan pemerintahan. Mengenai dasar apa negara
Indonesia didirikan, dikemukakan tiga soal:
 Negara persatuan, Negara serikat, Negara persekutuan
 Hubungan antara negara dan agama
 Republik atau Monarkhi.
Supomo juga membicarakan tentang aliran pikiran negara, yeng
menurut Supomo ada tiga aliran pikiran, yaitu aliran pikiran
individualis, aliran pikiran kolektif, dan aliran pikiran integralistik.
Ketiga aliran ini diuraikan sebagai berikut.
 Aliran pikiran individualis atau teri perorangan sebagaimana
diajarkan oleh Thomas Hobbes dan John Locke (abad ke-17),
Jean Jacques Rousseau (abad ke-18), Herbert Spencer (abad
ke-19), H.J. Laski (abad ke-20). Menurut aliran pikiran ini,
negara ialah masyarakat hukum (legal society) yang disusun
atas kontraknya antara sekuruh individu dalam masyarakat
(contract social). Susunan negara ini seperti negara-negara
Eropa Barat dan di Amerika.

6
 Aliran pikiran kolektif atau teori golongan atau kelas (class
theory), sebagaimana diajarkan oleh Marx, Engels, dan Lenin.
Yang menyatakan bahwa negara ialah alat suatu golongan
yang mempunyai kedudukan ekonomi yang paling kuat untuk
menindas golongan lain yang mempunyai kedudukan yang
lemah. Contoh negara seperti ini adalah negara-negara
komunis, yang mendasarkan pada ajaran Karl Marx.
 Aliran pikiran integralistik yang diajarkan oleh Spinoza, Adam
Muller, Hegel, dan lain-lain (abad 18 dan 19), menurut aliran
pikiran ini negara ialah suatu susunan masyarakat yang integral
menjamin kepentingan seluruh rakyat sebagai persatuan untuk
mengatasi kepentingan golongan atau seseorang. Dalam negara
integralistik, semua golongan, semua bagian, dan semua
anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan merupakan
persatuan masyarakat yang organik.
Negara nasional bersatu yang akan didirikan menurut Soepomo,
harus berdasarkan atas pemikiran integralistik yang sesuai struktur
sosial Indonesia sebagai ciptaan budaya Indonesia, yaitu struktur
kerohanian bangsa Indonesia yang bercita-cita persatuan hidup,
persatuan kawulo dan gusti, persatuan antara dunia luar dan dunia batin,
antara mikrokosmos dan makrokosmos, antara rakyat dan pemimpin-
pemimpinnya.
Selanjutnya soepomo menjelaskan juga, dalam negara
integralistik tidak ada dualisme antara negara dan individu, individu
merupakan bagian organik dari negara yang mempunyai kedudukan dan
kewajiban tersendiri untuk turut menyelenggarakan kemuliaan negara.
Slanjutnya dikemukakan juga, semua golongan rakyat, semua daerah
mempunyai keistemewaan tersendiri, akan mempunyai tempat dan
kedudukan sendiri-sendiri, sebagai bagian organik dari negara
seluruhnya.

7
Soepomo juga menegaskan, jika bangsa Indonesia hendak
mendirikan negara Indonesia yang sesuai dengan keistemewaan sifat
dan corak masyarakat Indonesia, maka negara harus berdasar atas aliran
pikiran integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya,
yang mengatasi seluruh golongan-golongannya dalam bidang apa pun,
kepala negara dan badan-badan pemerintahan lain harus bersifat
pemimpin yang sejati, petunjuk jalan ke arah cita-cita luhur yang
diidam-idamkan oleh rakyat.
Negara harus bersifat “bada penyelenggara”, badan pencipta hukum
yang timbul dari hati sanubari rakyat seluruhnya. Dalam pengertian dan
teori ini, negara tidak lain adalah seluruh masyarakat atau seluruh
rakyat Indonesia sebagai persatuan yang teratur dan tersusun.
Usul Soepomo ini pada dasarnya tidak mengusulkan tentang dasar
negara yang akan merdeka, akan tetapi tentang aliran negara yang akan
merdeka, yaitu negara yang berpaham integralistik.
3. Usul Soekarno, 1 Juni 1945
Dalam masa sidang pertama BPUPKI hari keempat, yaitu tanggal
1 Juni 1945 Bung Karno mengajukan lima dasar juga bagi Negara
Indonesia Merdeka. Dalam pidatonya mengenai Dasar Negara
Merdeka. Lima dasar itu atas petunjuk seorang ahli bahasa (yaitu Mr.
Muhammad Yamin, yang pada waktu itu duduk di samping Ir.
Soekarno) diberi nama Pancasila (Ismaun, 1997). Lima dasar yang
diajukan Bung Karno, ialah:
 Kebangsaan Indonesia
 Internasionalisme atau Perikemanusiaan
 Mufakat dan Demokrasi
 Kesejahteraah Sosial
 Ketuhanan yang berkebudayaan.
Selanjutnya, Bung Karno juga mengemukakan usul alternatifnya,
dari lima rumusan diringkas menjadi tiga umusan yang diberi nama Tri-
Sila, yaitu: Dasar Pertama, Kebangsaan dan Perikemanusiaan

8
(Nasionalisme dan internasionalisme) diperas menjadi satu diberi nama
Sosio-Nasionalisme. Dasar kedua, Demokrasi dan Kesejahteraan
diperas menjadi satu diberi nama Sosio-Demokrasi. Dasar ketiga,
Ketuhanan yang berkebudayaan, yang menghormati satu sama lain
disingkat dengan nama ketuhanan.
Ketuhanan yang dimaksudkan di sini ialah untuk menjiawi dasar Sosio-
Nasionalisme dan Sosio-Demokrasi. Setalah itu Bung Karno juga
mngusulkan, yang lima itu dapat diperas menjadi tiga, dan yang tiga
diperas lagi menjadi satu yang disebut dengan Eka-Sila, yaitu
diambilkan dari istilah Indonesia asli “Gotong Royong” intilah ini
menurut Bung Karno sebagai berikut:
Gotong-royong adalah paham yang dinamis, menggambarkan
satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, satu karya, satu gawe
bersama-sama. Gotong royong adalah pembantingan tulang
bersama., pemersan keringat bersama, perjuangan bantu
membantu bersama. Amal semua kepentingan semua, keringat
semua buat kebahagiaan semua.
Eka-Sila, yang berisi prinsip Gotong-Royong ialah mendirikan
Negara Gotong-Royong, yang berarti, “satu buat semua,semua buat
satu, semua buat semua”. Dalam konsep gotong-royong ini tidak ada
istilah “satu buat satu”, karena konsep itu termasuk individu.
b) Rapat Panitia Sembilan
Setelah selesai masa sidang pertama, dengan usulan dasar negara
baik dari Muhammad Yamin maupun Bung Karno, dan paham negara
integralistik dari Soepomo, maka untuk menampung perumusan-
perumusan yang bersifat perorangan, dibentuklah Panitia Kecil
Penyelidik Usul-usul yang terdiri atas sembilan orang, Bung Karno
sebagai Ketua, yang kemudian panitia ini disebut juga “Panitia
Sembilan”. Panitia Sembilan atau Panitia Kecil merupakan tokoh-tokoh
nasional, wakil-wakil golongan Islam dan golongan nasional, yaitu:
1. Ir. Soekarno

9
2. Drs. Moh Hatta
3. Mr. Alexander A. Maramis
4. Abikusno Tjokrosujoso
5. Abdul Kahar Muzakkir
6. H. Agus Salim
7. Mr. Achmad Soebardjo
8. K.H. Wachid Hasyim
9. Mr. Muhammad Yamin
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil
merumuskan Rancangan Mukaddimah (Pembukaan) Hukum Dasar, yang
kemudian dinamakan Piagam jakarta oleh (Mr. Muhammad Yamin),
karena bertepatan dengan hari jadi kota jakarta di dalam rancangan
Mukaddimah itu termuat pula rumusan Pancasila yang tata-urutannya
tersusun secara sistematik, pada alinea keempat bagian akhir.
Piagam Jakarta yang berintikan Pancasila ini merupakan
perjanjian luhur bangsa Indonesia hasil kesepakatan tokoh-tokoh bangsa
Indonesia dari golongan Islam dan golongan nasionalis.
c) Masa Sidang Kedua BPUPKI
Dalam masa sidang kedua BPUPKI, yaitu tanggal 10 Juli 1945
merupakan masa penentuan perumusan dasar negara yang akan merdeka
sebagai hasil kesepakatan bersama. Anggota BPUPKI dalam masa sidang
kedua ini ditambah enam anggota baru, yaitu:
1. K.H. Abdul Fatah Hasan
2. R. Asikin Natanegara
3. BKPA Soerjo Hamidjojo
4. Ir. Pangeraan Muhammad Noor
5. Mr. Muhammad Besar
6. Abdul Kaffar
Dengan tambahan enam anggota ini maka jumlah anggota
BPUPKI yang pada masa sidang pertama 60 anggota, dalam masa sidang
kedua menjadi 66 anggota.

10
Sidang lengkap BPUPKI hari pertama pada tanggal 10 Juli 1945
menerima hasil Panitia Sembilan yang disebut dengan piagam Jakarta. Di
samping menerima hasil rumusan Panitia Sembilan dibentuk juga
panitia-panitia Hukum Dasar, yang dikelompokkan menjadi tiga
kelompok panitia perancang Hukum Dasar, yaitu:
1. Panitia Perancang Hukum Dasar
Ketua : Ir. Soekarno
Anggota : 18 orang
2. Panitia Pembela Tanah Air
Ketua : Abikoesno Tjokrosoejoso
Anggota : 22 orang
3. Panitia Ekonomi dan Keuangan
Ketua :Muh. Hatta
Anggota : 22 orang
Panitia perencanaan Hukum Dasar kemudian membentuk lagi
panitia kecil perencanaan hokum dasar yang dipimpin oleh Soepomo,
susunan lengkapnya adalah :
 Soepomo
 Wongsonegoro
 Soebardjo
 A.A Maramis
 Singgih
 A.Salim
 Soekiman
Panitia kecil rapatnya tanggal 11 dan 13 juli 1945 telah dapat menyelesaikan
tugasnya menyusun rancangan hokum dasar. Isi rancangan hokum dasar adalah :
1. Pernyataan Indonesia merdeka
2. Pembukaan undang – undang dasar
3. Undang – undang dasar terdiri dari atas pasal – pasal

11
Dalam sidang BPUPKI ini rumusan pancasila dalam sejarah perumusannya
ada 4 yaitu :
1. Rumusan pertama pancasila usul Muhammad Yamin tanggal 29 mei
1945, usul pribadi dalam pidato.
2. Rumusan kedua pancasila usul Muhammad Yamin tanggal 29 mei
1945, usul tertulis yang diajukan dalam rancangan Mukaddimah
Hukum Dasar.
3. Rumusan ketiga pancasila usul Bung Karno tanggal 1 jui 1945, usul
pribadi dengan nama pancasila.
4. Rumusan keempat pancasila dalam piagam Jakarta tanggal 22 juni
1945, hasil kesepakatan bersama pertama kali.

B. Masa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan


Pada tanggal 9 agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh jepang dan
kemudian di bentuk panitia persiapan kemerdekaan (PPKI) . Panitia
persiapan kemerdekaan Indonesia ini penting sekali fungsinya, apalagi setelah
proklamasi kemerdekaan keanggotaannya disempurnakan.
a) Proklamasi Kemerdekaan
Setelah PPKI bekerja keras tanpa mengenal lelah dan dengan
dukungan seluruh rakyat Indonesia, yang menghendaki dilaksanakanlah
proklamasi secepatnya. Kemudian pada hari jumat tanggal 17 agustus
1945 jam 10:00 dalam rapat terbuka di Gedung Peganggasaan 56 Jakarta,
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta
atas nama bangsa Indonesia dalam pidato proklamasi. Selanjutnya Bung
Karno dengan khidmad langsung membacakan naskah proklamasi
kemerdekaan kita, yang teksnyaberbunyi sebagaimana yanagtelah
disepakati bersama – sama yaitu :
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal – hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain – lain,

12
diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat –
singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945


Atas nama Bangsa Indonesia
Soekarno – Hatta
‘’Demikiansaudara – saudara!
Kita sekarang telah merdeka.Tidak ada lagi satu ikatan yang mengikat
tanah air kita dan bangsa kita.Mulai saat ini kita menyusun Negara kita
!
Negara merdeka, Negara republic Indonesia, merdeka kekal dan abadi.
Insaya Allah ,Tuhan memberkati Kemerdekaan kita itu.
b) Hasil Sidang Pleno BPUPKI
Tugas PPKI semula hanya memeriksa hasil – hasil sidang
BPUPKI,kemudian anggotanya disempurnakan sehinggah keseluruhan
anggotanya adalah sebagai berikut.
Anggota - anggota atas penunjukkan jepang :
1. Ir. Soekarno ( Ketua )
2. Drs. Mohammad Hatta ( Wakil Ketua )
3. Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat ( Wakil golongan nasional dan
wakil dari daerah jawa tengah )
4. Ki Bagus Hadikusumo ( wakil gol islam )
5. R. Otto Iskandar Dinata (wakil gol peta )
6. Pangeran Surjohamidjojo ( Wakil gol Swapradja )
7. Pangeran Poeroebejo (wakil swapradja)
8. Mas Soetardjo Kartohadikoesoemo ( wakil gol pamongpradja )
9. Prof. Dr. Mr.R.Soepomo (wakil gol cendikiawan )
10. Abdul Kadir (wakil gol peta )
Tambahan enam orang anggota atas tanggung jawab :
1. RTA Wiranata Kusuma
2. Ki Hadjar Dewantara

13
3. Mr. Kasman Singodimedjo
4. Mr. Achmad Soebardjo
5. Sajuti Melik
6. Mr. Iwa Koesoema Soemantri
Dengan tambahan keanggotaan ini, maka PPKI lebih sempurna
mewakili seluruh bangsa Indonesia ,dan akhirnya mempunyai kedudukkan
dan berfungsi yang sangat penting sebagai jelmaan seluruh bangsa
Indonesia yaitu :
 Sebagai Negara proklamasi mewakili seluruh bangsa Indonesia
 Sebagai badan yang berwenang meletakkan landasan dasar pokok
Negara atau disebut pokok kaidah fundamental.
1. Sidang pertama tanggal 18 Agustus 1945
Sidang pertama PPKI tanggal 18 agustus 1945, berhasil
mengesahkan undang – undang dasar Negara republic Indonesia
beserta pembukaan undang undang dasar Negara republic Indonesia
dengan cara mengubah piagam Jakarta atau rancangan mukaddimah
hokum dasar dan rancangan hokum dasar dengan cara yaitu :
 Piagam Jakarta yang telah diterima sebagai rancangan
mukadihmah hokum dasar oleh BPUPKI pada tanggal 14 juli
1945 dengan beberapa perubahan , disahkannya sebagai
pembukaan undang – undang dasar Negara republic Indonesia.
 Rencana hokum dasar yang telah dierima oleh BPUPKI pada
tanggal 16 juli 1945 setelah mengalami berbagai perubahan,
disahkannya sebagai undang – undang dasar republik Indonesia.
Disamping hasil sidang PPKI adalah :
 Memilih presiden dan wakilpresiden yang pertama yaitu
Ir.Soekarno sebagai presiden danMoh. Hatta sebagai wakil
presiden
 Menetapkan berdirinya komite nasional sebagai badan musyawara
darurat.
Dengandemikianpancasilamenurutpembukaan UUD 1945 adalah :

14
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Sidang kedua 19 Agustus 1945
Sidang PPKI kedua diselenggarakan pada tanggal 19 agustus 1945
dengan memutuskan 2 hal yaitu :
Pembangunan wilayah RI atas 8 provinsi :
1. Jawabarat
2. Jawatengah
3. Jawatimur
4. Sumatra
5. Borneo
6. Sulawesi
7. Maluku
8. Sundakecil
Departemen – departemenpemerintahandibagi 12 depaetemen :
1. dalamnegeri
2. Luarnegeri
3. Kehakiman
4. Keuangan
5. Kemakmuran
6. Kesehatan
7. Pendidikan dan kebudayaan
8. Social
9. Pertahanan
10. Penerangan
11. Perhubungan
12. Pekerjaan umum

15
3. Sidangketiga 20 Agustus 1945
Sidang PPKI tentang diselenggarakan pada tanggal 20 agustus
1945.Dalam siding ini membicarakan tentang “badan penolong
keluarga korban perang “, yang memutuskan Sembilan pasal di
antaranyaa dalah :
Pasal 1 Tentang nama :sebagai Ibu organisasi yang harus
mengerjakan dan memelihara keselamatan masyarakat .Maka
didirikan suatu badan yang diberinama “badan penolong keluarga
korban perang “.
Pasal 2 tentang maksud dan tujuan memelihara keselamatan
masyarakat dan keamanan itu adalah maka itu di “badan penolong
keluarga perang “ diadakan satu bagian yang bernama “badan
keamanan rakyat”.
Pasal 8 tentang tugas kewajiban :badan kekamanan rakyat harus
memelihara keamanan bersama – sama dengan rakyat.
Pasal 9 tentang badan penolong keluarga korban perang dan badan
keamanan rakyat ada di bawah pengawasan dan pimpinan komite
nasional.
4. Sidang keempat 22 Agustus 1945
Sidang PPKI keempat tanggal 22 agustus dalam siding ini
membicarakan tentang pembentukkan komite nasional, patai nasional
Indonesia.
a) KomiteNasional
1. Menyatakan keamanan rakyat Indonesia untuk hidup sebagai
bangsa yang merdeka
2. Mempersatukan bangsa dari segala lapisan dan jabatan supaya
terpadu pada segala tempat di seluruh Indonesia.
3. Membantu menenteramkan rakyat dan turut menjaga
keselamatan umum.

16
4. Membantu pemimpin dalam menyelenggarakan cita – cita
bangsa dan di daerah membantu pemerintah daerah untuk
kesejahteraan umum.
a) Partai Nasional Indonesia
1. Memperkuat persatuan bangsa dan Negara
2. Memperbesar rasa cinta , setia dan bakti kepada Tanah Air
3. Mengikhtiarkan program ekonomi dan social seperti di bawah
ini :
 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
gotong royong
 Cabang – cabang produksi yang penting bagi Negara dan
menguasai hidup orang banyak dikuasai oleh Negara
 Bumi dan air dan kekayaannya alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.
 Fakir miskin dananak – anak yang terlantar diperlihatkan
oleh Negara.
 Hak tiap – tiap warga Negara atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
 Membantu tercapainya keadilan sosial dan perikemanusiaan
dengan jalan perdamaian internasional.
b) Proklamasi dan pembukaan UUD 1945
Dari sejarah perumusan Pancasila sejak tanggal 29 mei 1945
sampai ditetapkannya Pembukaann UUD NRI pada tanggal 18 Agustus
1945 yang didalamnya terkandung rumusan pancasila sebagai dasar
filsafat negara, maka dapat dihayati bahwa bangsa indonesia dalam
mendirikan negara yang berlandaskan pencasila ini dijiwai oleh semangat
kekluargaan dan kebersamaan serta tidak memaksakan kehendak.
Semangat kekeluargaan dan kebersamaan tercipta oleh bangsa
indonesia sendiri yang menjadi landasan paham integralistik Indonesia,
yang menguasai suasana kebatinan dalam menegakkan negara

17
proklamasi berdasarkan pancasila, sehingga antara proklamasi dan
pembukaan UUD 1945 tempat terdapatnya rumusan Pancasila, ada
hubungan yang erat sama sekali, yaitu:
a. Dalam menegakkan negara indonesia merdeka, proklamasi 17
Agustus 1945 sebagai revolusi pancasila mempunyai hubungan
kesatuan organik dengan pembukaan UUD 1945, karena keduanya
merupakan satu kesatuan yang masing-masing mempunyai fungsi
dan kedudukan tersendiri dalam menegakkan negara Proklamasi
Kemerdekaan.
b. Ditinjau dari segi isi dan semangat kemerdekaan, maka proklamasi
17 Agustus 1945 merupakan bagian pokok pembukaan UUD 1945
Yang terdapat dalam alinea ketiga, dengan pemikiran kemerdekaan
adalah hak segala bangsa yang dijiwai Piagam Jakarta sebagai
pendorong ditegakkannya kemerdekaan dalam bentuk proklamasi.
Dengan berdasar dua bentuk hubungan diatas, maka jelaslah bahwa
antara Proklamasi Dn Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubungan yang
erat sekali, sehingga:
Jika bangsa Indonesia setia kepada negara proklamasi maka
pembukaan UUD 1945 tidak akan digant, karena pembukaan UUD 1945
merupakan pernyataan kemerdekaan yang terperinci. Jika bangsa
indonesia dalam bernegara ini menggunakan pembukaan yang bukan
pembukaan UUD 1945 maka kharismanya akan lain.

C. Masa Perubahan Ketatanegaraan


Negara Indonesia berdasarkan pancasila gerak pelaksanaannya mengalami
tiga kali perubahan bentuk hukum dasarnya. Dalam perubahannya, Pancasila
tetap berlaku sebagai dasar filsafat negara, walaupun dengan rumusan yang
berbeda inti mutlaknya sama, yaitu: Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan.
a) Mukaddimah KRIS 1949

18
Perubahan ketatanegaraan yang pertama adalah dari bentuk
negara kesatuan menjadi negara serikat dengan kabinet perlementer, dan
negara Indonesia bernama negara Republik Indonesia Serikat. Dalam
Negara Republik Indonesia Serikat, Pancasila tetap menjadi dasar filsafat
negara, yang terkandung dalamMukaddimah Konstitusi Republik
Indonesia Serikat (KRIS) 1949, alinea ketiga, adapun dalam sistem
pemerintahannya menggunakan sistem kabinet perlementer, yang berlaku
mulai tanggal 27 desember 199, yang rumusannya sebagai berikut :
- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Peri Kemanusiaan
- Kebangsaan
- Kerakyatan
- Keadilan Sosial
Adapun rumusan Mukaddimah KRIS 1949 secara lengkap adalah
sebagai berikut:
“ Kami bangsa Indonesia semenjak berpuluh-puluh tahun lamanya
bersatu-padu dalam perjuangan kemerdekaan, dengan senantiasa berhati
teguh berniat menduduki hak hidup sebagai bangsa yang merdeka
berdaulat.
Kini dengan berkat dan rahmat Tuhan telah sampai kepada
tingkatan sejarah yang berbahagia dan luhur. Maka demi ini kami
menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu piagam negara yang
berbentuk republik federasi, berdasarkan pengakuan ketuhanan yang Maha
Esa, perikemanusiaan, Kebangsaan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial.
Untuk mewujudkan kebahagiaan kesejahteraan, perdamaiaan dan
kemerdekaan dalam masyarakat dan negara hukum Indonesia Merdeka
yang berdaulat sempurna.”
Negara Republik Indonesia Serikat beserta Mukaddimah KRIS
1949 berlaku sangat pendek sekali, karena memang tidak sesuai dengan
jiwa proklamasi kemerdekaan yang menghendaki negara kesatuan, tidak
menginginkan negara dalam suatu negara, sehingga beberapa negara

19
bagian meleburkan diri lagi dengan Republik Indonesia, sebagai bukti
semangat kekeluargaan dan kebersamaan untuk mewujudkan kesatuan dan
persatuan yang dijiwai Pancasila tetap ada dalam diri bangsa Indonesia,
walaupun pihak luar yaitu belanda memecah belah dalam bentuk negara –
negara bagian yang bersatu menjadi negara serikat, untuk mengakui
bangsa Indonesia Merdeka. Semangat kekeluargaan dan kebersamaan itu
terlihat adanya penetapan presiden repblik indonesia serikat tentang
penggabungan negara – negara bagian Republik Indonesia, yaitu:
1. Tanggal 9 Maret 1950, negara bagian dan daerah Jawa Timur,
Jawa Tengah, Madura, Subang dan Padang mask kedalam
Republik Indonesia.
2. Tanggal 11 Maret 1950, memasukkan negara Pasundan menjadi
daerah Republik Indonesia.
3. Tanggal 24 Maret 1950, memasukkan Kalimantan Timur dan
Sumatera Selatan menjadi daerah Republik Indonesia.
4. Tanggal 4 April 1950, Bangka, Belitung, Riau, Banjar, Dayak
Besar, Kota Waringin, Kalimantan Tenggara, mauk daerah
Republik Indonesia.
5. Tanggal 19 Mei 1950 Persetujuan antara Pemerinth Republik
Indonesia Serikat yang sekaligus mewakili negara bagian
Indonesia Timur dan Sumatera Timur dengan negara Republik
Indonesia.
b) Mukaddimah UUDS 1950
Perubahan kedua ketatanegaraan Indonesia adalah pada tahun 1950
yaitu dari bentuk negara serikat menjadi negra kesatuan lagi, dengan
sistem kabinet parlementer. Dalam perubahan kedua ini Pancasila juga
sebagai dasar filsafat negratermuat dalam Mukaddimah UUD Sementara
1950, yang rumusan dan tata urutannya sama dengan yang termuat dalam
Mukaddimah KRIS 1949,. Rumusan lima sila itu tercantum pada alinea
keempat Mukaddimah UUDS 1950 dan rumusan alinea ini berbeda sama
sekali dengan alinea keempat Pembukaan UUD 1945, walaupun pada

20
alinea yang sama. Antara Mukaddimah UUDS 1950 dan pembukaan
UUD 1945 dua alinea yang pertama rumusannya sama.
Mukaddimah UUDS 1950 berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950
saat terbentuknya Negara Kesatuan, dan Pancasila tetap sebagai Dasar
Negara, Rumusan Pancasila dalam Mukaddimah UUDS 1950 dan
Mukaddimah KRIS 1949 ditandai sebagai rumusan keenam (R6) dalam
sejarah perumusan Pancasila, dan merupakan rumusan kedua setelah
Proklamasi Kemerdekaan.
Dalam UUDS 1950 yang berlandaskan Pancasila mewujudkan
negara kesatuan,dan sistem pemerintahannya menggunakan sistem
kabinet parlementer yang tidak cocok dengan jiwa Pancasila pada waktu
itu, sehingga kabinetnya jatuh bangun, yang rata – rata umur tiap Kabinrt
hanya kurang 1 tahun. Dari tahun 1950 sampai dengan tahun 1959 telah
terjadi penggantian Kabinet sebanyak 7 kali. Kabinet – kabinet selama
pelaksanaan UUDS 1950, ialah:
1. Kabinet Natsir (6 September 1950 - 27 April 1951)
2. Kabinet Sukiman ( 27 April 1951 - 3 April 1952)
3. Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 - 1 Agustus 1953)
4. Kabinet Ali Sastroamidjojo I ( 1 Agustus 1953 – 12 Agustus 1955)
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956)
6. Kabinet Ali Sastramidjojo II ( 24 Maret 1956 – 9 April 1957)
7. Kabinet Djuanda ( 9 April 1957 – 10 Juli 1959)
Negara Kesatuan dengan sistem kabinet parlementer ini hanya
berlaku sampai tanggal 5 juli 1959, yang berdasarkan Dekrit Presiden,
Undang –Undang Dasar 1945 mulai berlaku kembali untuk menghindari
pergolakan politik negara.
c) Dekrit Presiden 5 Juli 1959
1. Isi Dekrit Presiden
Kebijaksanaan Presiden Soekarno dengan dukungan dari sebagaian
terbesar rakyat Indonesia mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959
ini adalah tepat sekali untuk mempertahankan negara kesatuan dan

21
keutuhan bangsa Indonesia, yang sekaligus ditandai sebagai
perubahan ketatanegaraan Indonesia yang berhubungan dengan
sejarah perumusan Pancasila.
Diktum Dekrit Presiden:
 Menetapkan Pembubaran Konstituante.
 Menetapkan UUD 1945 Berlaku lagi terhitung mulai tanggal
penetapan Dekrit, dan tidak berlaku lagi UUDS 1950.
 Menetapkan dalam waktu sesingkat – singkatnya pembentukan
MPRS dan DPAS.
Pengertian dekrit adalah suatu keputusan (ketetapan) atau perintah
yang dikeluarkan oleh kepala negara. Dekrit dikeluarkan demi
keselamatan bangsa dan negara, karena negara dalam keaadaan
bahaya.Adapun isi selengkapnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
adalah sebagai berikut :
DEKRIT
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
Kami Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi
Angkatan Perang.
Dengan ini menyatakan dengan Khidmat:
Bahwa anjuran Presiden dan Pemerintah untuk kembali kepada
Undang – Undang Dasar 1945 yang disampaikan kepada
segenap Rakyat Indonesia dengan amanat Presiden pada
tanggal 22 April 1959, tidak memperoleh keputusan dari
Konstituante sebagaiman ditentukan dalam Undang – Undang
Dasar Sementar.
Bahwa sehubungan dengan pernyataan sebagian terbesar
anggota – anggota Sidang Pembuat Undang – Undang Dasar
untuk tidak menghadiri lagi sidang, Konstituante tidak
mungkin lagi menyelasaikan tugas yang dipercayakan oleh
Rakyat kepadanya.

22
Bahwa hal yang demikian, menimbulkan keadaan
ketatanegaraan yang membahayakan persatuan dan
keselamatan Negara, Nusa dan Bangsa, serta merintangi
pembangunan semesta untuk mencapai masyarakat yang adil
dan makmur. Bahwa dengan dukungan sebagian terbesar
Rakyat Indonesia dan didorong oleh keyakinan kami sendiri,
kami terpaksa menempuh satu satunya jalan untuk
menyelamatkan Negara Proklamasi.
Bahwa kami berkeyakinan, bahwa Piagam Jakarta tertanggal
22 Juni 1945 menjiwai Undang – Undang Dasar 1945, dan
adalah merupakan suatu rangkaiaan kesatuan dengan konstitusi
tersebut.
Maka atas dasar – dasar tersebut diatas.
Kami Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi
Angkatan Perang.
Menetapkan Undang – Undang Dasar 1945 berlaku lagi bagi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, terhitung mulai hari tanggal penetapan Dekrit ini
dan tidak berlaku lagi Undang – Undang Dasar Sementara.
Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara,
yang terdiri atas anggota – anggota DPR ditambah dengan
utusan dari daerah – daerah dan Golongan – golongan, serta
pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara akan
diselenggarakan dalam waktu yang sesingkat – simgkatnya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 5 Juli 1959
ATAS NAMA RAKYAT INDONESIA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA / PANGLIMA
TERTINGGI ANGKATAN PERANG,
(SOEKARNO)

23
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ini kemudian diterima dengan suara
bulat oleh DPR dalam sidangnya pada tanggal 22 Juli 1959, yaitu
kembali ke Undang – Undang Dasar 1945. Hal ini berarti bahwa
Undang – Undang Dasar 1945 telah diterima oleh seluruh rakyat
Indonesia suara bulat.
2. Rumusan Pancasila dalam masyarakat
Dengan kembali ke UUD 1945 maka secara formal rumusan
Pancasila yang digunakan adalah seperti yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945, akan tetapi dalam masyarakat luas
menggunakan rumusan lain yang tidak seperti dalam Pembukaan
UUD 1945 maupun dalam Mukaddimah KRIS 1949 dan
Mukaddimah UUDS 1950. Rumusan dalam masyarakat itu sudah
ada sebelum Dekrit Presiden, rumusannya hampir sama dengan
yang terkandung dalam Mukaddimah UUDS 1950, hanya sila
keempat dirumuskan “ Kedaulatan Rakyat”. Rumusan
keseluruhannya adalah sebagai berikut:
 Ketuhanan Yang Maha Esa
 Peri Kemanusiaan
 Kebangsaan
 Kedaulatan Rakyat
 Keadilan Sosial
Rumusan Pancasila terakhir ini tidak begitu jelas dari mana
asalnya, namun demikian sekitar tahun 1959 banyak yang
dituliskan pada tugu – tugu halaman kantor kecamatan maupun
kantor kabupaten. Hal ini menunjukkan bahwa pancasila itu
memang betul – betul terlekat dalam hati rakyat Indonesia.

D. Masa Keseragaman Pancasila


Rumusan Pancasila sampai dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
ada tujuh rumusan, yaitu:

24
1. Mr. Muhammad Yamin, tanggal 29 Mei 1945, usul dalam pidato “Asas
dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia”. (rumusan 1)
2. Mr. Muhammad Yamin, tanggal 29 Mei 1945, usul tertulis yang diajukan
dalam Rancangan Mukaddimah Hukum Dasar, (Rumusan 2)
3. Ir. Soekarno, tanggal 1 juni 1945, usul dalam pidato “Dasar Indonesia
Merdeka” langsung dengan istilah “ Pancasila “ (rumusan 3)
4. Piagam Jakarta, tanggal 22 Juni 1945, dengan susunan yang sistematik
hasil kesepakatan yang pertama, (rumusan 4)
5. Pembukaan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945, rumusan pertama
secara formal sebagai Dasar Negara, (rumusan 5)
6. Mukaddimah KRIS 1949 tanggal 27 Desember 1949, dan Mukaddimah
UUDS 1950 tanggal 17 Agustus 1950, (rumusan 6)
7. Rumusan dalam masyarakat seperti nomor 6, tetapi sila keempat
berbunyi “ kedaulatan Rakyat “ , tidak jelas asalnya (rumusan 7)
a) Instruksi Presiden
Perbedaan rumusan merupakan hal –hal kebetulan saja, penjelmaan
bawaan manusia mempunyai perbedaan dan persamaan, sebagai contoh
sila keempatdalam pembukaan UUD 1945 dirumuskan “ kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan”, dan dalam Mukaddimah UUDS dirumuskan “kerakyatan”.
Persamaannya kedua rumusan itu bersifat umum, sedang
perbedaannyadalam rumusan “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan permusyawaratan / perwakilan”, ada tambahannya yang
khusus untuk rakyat Indonesia sehingga bersifat umum, kolektif, dan
rumusan “ kerakyatan” bersifat umum universal.
Proses perkembangan selanjutnya setelah berlaku kembali UUD
1945, rumusan Pancasila yang digunakan belum ada keseragaman, ada
yang menggunakan rumusan terkandung dalam pembukaan UUD 1945,
ada yang menggunakan rumusan terkandung dalam Mukaddimah UUDS
1950, ada juga yang menggunakan rumusan Pancasila seperti berlaku
dalam masyarakat. Jadi antara rmusan formal dan yang berlaku dalam

25
masyarakat adalah berbeda. Dalam rangka penertiban dari keadaan yang
demikian itu, dikeluarkan Instruksi Presiden no. 12, tanggal 13 April 1968,
yang menetapkan bahwa :
Rumusan Pancasila Dasar Filsafat Negara, tata – urutan dan
rumusan dalam penulisan, pembacaan, pengucapan sila – silanya adalah
sebagaimana termuat dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945.
Dengan demikian jelaslah, secara formal rumusan pancasila yang
tercantum dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945 berlaku kembali,
yang sebenarnya sejak dekrit Presiden 5 Jli 1959 sudah mulai berlaku.
Dengan berdasarkan instruksi presiden no.12 tanggal 13 April 1968 ini,
maka rumusan pancasila yang sah dan benar dalam artu hukum atau secara
formal adalah pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
b) Ekaprasetia Pancakarsa
Ekaprasetia Pncakarsa “Tekad yang tunggal untuk melaksanakan
lima kehendak”. Tekad dari kesadaran diri sendiri merupakan janji
panggilan hari nurani, membangkitkan kesadaran manusia, bahwa manusia
adalah makhluk terdiri atas jiwa dan raga, sifat individu dan sebagai
makhluk sosial, pribadi mandiri dan sebagai makhluk Tuhan. Wujud
melaksanakan lima kehendak atau lima karsa yaitu pengalaman Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari secara nyata.
Ekaprasetia Pancakarsa memberi petunjuk sebagai pedoman secara
nyata dan jelas wujud pengalaman kelima sila dari Pancasila. Wujud
pengalaman itu sebagai berikut:
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
2) Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan
pengant penganut kepercayaan yang berbeda –beda, sehingga
terbina kerukunan hidup.

26
3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya.
b. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
1) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia.
2) Saling mencintai sesama manusia.
3) Mengembangkan sikap tenggang rasa.
c. Sila Persatuan Indonesia
1) Menempatkan persatuan, kesatuan , kepentingan, dan
keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3) Cinta tanah air dan bangsa.
d. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perkawilan.
1) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
e. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
1) Bersiakap Adil.
2) Menjaga keseimbangan antara hak dn kewajiban.
3) Menghormati hak – hak orang lain.
Ekaprasetia Pancakarsa merupakan pedoman pelaksanaan
Pancasila secara subjektif, yaitu untuk manusianya, bukan pedoman untuk
negaranya. Pedoman hidup manisia untuk menghadapi diri sendiri, pedoman
hidup manusia menghadapi sesama manusia, dan pedoman hidup manusia
menghadapi tuha

27
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara
Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan
Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kehidupan kengaraan. Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari
setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara
meluas akan berkembang menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.
Dalam mengoperasikan Pancasila ini bangsa Indonesia menghadapi dua
hal yang terus menerus diberi perhatian penuh. Pertama menyesuaikan
transformasi Pancasila dengan perkembangan dunia modern dan kedua
menciptakan kreasi-kreasi yang tepat untuk mengembangkan kehidupan
bernegara, berbangsa dan bermasyarakat diseluruh wilayah Indonesia sesuai
dengan Pancasila, yang sebelumnya belum dikenal dalam tradisi.
Pancasila dapat dikatakan sebagai hasil proses ideifikasi dan idealisasi
lewat sejarah dan pemikiran, yang kemudian merupakan nilai-nilai budaya
ideal yang sedang di operasionalisasikan dalam kehidupan bernegara,
berbangsa dan bermasyarakat untuk seluruh manusia Indonesia yang
mendiami wilayah indonesia sekarang.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara pun perwujudan pancasila seiring
dengan perwujudannya dalam hidup bernegara. Kedua bidang kehidupan ini
juga baru berproses menuju ke perwujudan Pancasila. Dalm hidup berbangsa
menuju ke persatuan dari keanekaragaman suku, budaya, agama, tingkat
kehidupan ekonomi yang menghasilkan kesatuan organis dengan sifat-sifat
unggul keanekaragaman yang mempunyai daya komplementer yang
menyempurnakan.

28
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini, diharapkan kepada seluruh umat manusia
agar tetap bersatu dalam menjaga keutuhan pancasila serta mengimani nilai –
nilai pancasila agar pada suatu saat akan lahir bangsa Indonesia modern yang
berTuhan, manusiawi, bersatu, demokratis dan adil sejahtera.
Demikianlah makalah yang telah kami susun tentunya dalam hal ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif kami
harapkan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Bakri, Noor Ms. 2010 . Pendidikan Pancasila.Yogyakarta : pustaka pelajar


http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumusan-rumusan_Pancasila

30

Anda mungkin juga menyukai