Anda di halaman 1dari 66

BUKU TUGAS SISWA

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Untuk SMP/MTs Semester 1

Nama : ..........................................................................................

Kelas : ......................................No.Absen ...................................

Sekolah : ...........................................................................................
BAB 1

PERUMUSAN DAN PENETAPAN PANCASILA


SEBAGAI DASAR NEGARA

A. Pengertian Dasar Negara dan Pancasila sebagai Dasar Negara


Dasar negara adalah landasan kehidupan berbangsa dan bernegara yang
keberadaannya wajib dimiliki oleh setiap negara dalam setiap detail kehidupannya.
Dasar negara bagi suatu negara merupakan suatu dasar untuk mengatur semua
penyelenggaraan yang terbentuk dalam sebuah negara.
Negara tanpa dasar negara berarti negara tersebut tidak memiliki pedoman
dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, maka akibatnya negara tersebut tidak
memiliki arah dan tujuan yang jelas, sehingga memudahkan munculnya kekacauan.
Dasar negara sebagai pedoman hidup bernegara mencakup norma bernegara, cita-cita
negara, dan tujuan negara.
Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau
Dasar Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari Negara, ideologi Negara atau
(Staatsidee). Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma
untuk mengatur pemerintahan Negara, atau dengan kata lain Pancasila merupakan
suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara.
Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara terutama
segala peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang
dewasa ini dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila.
Maka Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. Pancasila
merupakan sumber kaidah hukum Negara yang secara konstitusional mengatur
Negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah,
beserta pemerintah Negara.
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakansuatu asas kerohanian yang meliputi
suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai,
norma serta kaidah, baik moral maupun hukum Negara, dan menguasai hukum dasar
baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau dalam

~2~
kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara
hukum.
Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia
maka Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD NKRI
1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok pokok pikiran,
yang meliputi suasana kebatinan dari UUD NKRI 1945, yang pada akhirnya
dikongkritkan atau dijabarkan dari UUD NKRI 1945, serta hukum positif lainnya.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara tersebut dapat diakatakan bahwa,
Pancasila sebagai dasar Negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum
(sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan asas
kerokhanian tertib hukum Indonesia yang dalam Pembukaan UUD NKRI 1945
dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran.
Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang
Dasar NKRI 1945, mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar Negara (baik
hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis), mengandung norma yang mengharuskan
Undang-Undang Dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain
penyelenggara Negara (termasuk para penyelenggara partai dan golongan fungsional)
memgang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantum
dalam pokok pikiran keempat yang berbunyi sebagai berikut : .. Negara
berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab. Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar NKRI 1945,
bagi penyelenggara Negara, para pelaksana pemerintahan (juga para penyelenggara
partai dan golongan fungsional).
Hal ini dapat dipahami karena semagat adalah penting bagi pelaksanaan dan
penyelengaraan Negara, karena masyarakat dan Negara Indonesia senantiasa tumbuh
dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat dan
Negara akan tetap diliputi dan diarahkan asas kerokhanian Negara.
Dasar formal kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia
tersimpul dalam Pembukaan UUD NKRI 1945 alenia IV yang berbunyi sebagai
berikut:..maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

~3~
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
seluruh rakyat Indonesia.
Pengertian kata ..dengan berdasar kepada. Hal ini secara yuridis
memiliki makna sebagai dasar negara. Walaupun dalam kalimat terakhir Pembukaan
UUD NKRI 1945 tidak tercantum kata Pancasila secara eksplisit namun anak
kalimat dengan berdasar kepada ini memiliki makna dasar Negara adalah Pancasila.
Hal ini berdasarkan interpretasi historis yang ditentukan oleh BPUPKI bahwa dasar
Negara Indonesia itu disebut dengan istilah Pancasila.
Sebagaimana diinginkan oleh pembentuk Negara bahwa tujuan utama
dirumuskannya Pancasila adalah sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Oleh
karena itu fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Hal ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD
NKRI 1945, ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 Ketetapan MPR No.V/MPR/1973
dan Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978, dijelaskan bahwa Pancasila sebagai sumber
dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum Indonesia yang ada pada
hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum
serta cita-cita moral yang meliputi suasana kebatinan dari bangsa Indonesia.
Selanjutnya dikatakan bahwa cita-cita mengenai kemerdekaan individu,
kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional dan
internasional, cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan Negara, cita-cita
moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan sebagai
pengejawantahan dari budi nurani manusia.
Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melalui sidang Istimewa tahun 1998,
mengembalikan kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang
tertuang dalam Tap.MPR No.II/MPR/1998. Oleh karena itu segala agenda dalam
proses reformasi, meliputi berbagai bidang lain mendasarkan pada kenyataan aspirasi
rakyat (Sila IV) juga harus mendasarkan pada nilai nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Reformasi tidak mungkin menyimpang dari nilai Ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan serta keadilan, bahkan harus bersumber kepadanya

~4~
Uji Kompetensi 1
Uji Kompetensi 1.1
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Apakah yang dimaksud dengan Dasar Negara?
Jawab : ................................................................................................................
2. Jelaskan pengetian Pancasila sebagai Dasar Filsafat atau Falsafah !
Jawab : ................................................................................................................
3. Mengapa Pancasila disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum ?
Jawab : .................................................................................................................
4. Apakah arti dari rangkaian kata Pancasila?
Jawab : .................................................................................................................
5. Jelaskan mengapa Negara harus memiliki Dasar Negara?
Jawab : .................................................................................................................

B. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara


Pada awal tahun 1945, Indonesia masih dijajah oleh Jepang. Jepang menjajah
Indonesia selama tiga tahun. Jepang menjajah Indonesia sejak tahun 1942. Penjajahan
itu dimulai setelah mereka berhasil mengusir Belanda. Jepang juga berhasil menjajah
beberapa negara di Asia Tenggara. Beberapa negara tersebut antara lain Filipina,
Burma (Myanmar), dan Vietnam. Saat itu, tentara Jepang termasuk yang paling kuat
di dunia.
Selama tahun 1945, keadaan berbalik. Tentara Jepang mulai mengalami
kekalahan di berbagai medan pertempuran. Pada Perang Pasifik, pasukan Jepang
dikalahkan oleh Amerika. Jepang juga dikalahkan oleh Sekutu pimpinan Inggris di
kawasan Indocina.
Kekalahan tersebut mengancam kekuasaan Jepang di negara-negara jajahannya.
Di Indonesia, Jepang juga harus menghadapi perlawanan rakyat. Terlebih lagi,
Belanda masih ingin kembali menjajah Indonesia. Pada waktu itu, Belanda bergabung
dengan Sekutu. Perlawanan rakyat dan usaha Belanda menjadikan kedudukan Jepang
kian lemah.
Akhirnya, Jepang terpaksa menjanjikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia.
Janji tersebut bertujuan untuk meredam gejolak dan perlawanan rakyat Indonesia.
Selain itu juga dimaksudkan untuk memberi kesan bahwa Jepang-lah yang

~5~
memerdekaan Indonesia. Dengan janji tersebut, rakyat Indonesia diharapkan bersedia
membantu Jepang menghadapi Sekutu.
Pemerintah Militer Jepang di Indonesia pada tanggal 29 April 1945 membentuk
suatu badan. Badan itu diberi nama Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, disingkat BPUPKI). Sepanjang
sejarah, BPUPKI hanya mengadakan sidang dua kali, yaitu:
a. Masa Sidang I tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945
b. Masa Sidang II tanggal 10 Juli - 16 Juli 1945
Badan ini telah membentuk beberapa panitia kerja yang di antaranya ialah:
a. Panitia Perumus dengan anggota 9 orang. Panitia ini disebut juga Panitia
Sembilan. Diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia Sembilan itu adalah:
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Mohammad Hatta
3. Mr. A. A. Maramis
4. Abikusno Cokrosuyoso
5. Abdulkahar Muzakir
6. Haji Agus Salim
7. Mr. Ahmad Subarjo
8. K. H. A. Wachid Hasyim
9. Mr. Mohammad Yamin
b. Panitia perancang Undang Undang Dasar diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini
kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang Undang Undang Dasar yang
diketuai oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo.
c. Panitia Ekonomi dan Keuangan, diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta.
d. Panitia Pembelaan Tanah Air, diketuai oleh Abikusno Cokrosuyoso.
Dalam melaksanakan tugasnya, kedua panitia telah menghasilkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Panitia Perumus berhasil menyusun naskah Rancangan Pembukaan Undang
Undang Dasar pada tanggal 22 Juni 1945. Rancangan Pembukaan UUD ini
kemudian dikenal dengan nama "Piagam Jakarta" Piagam Jakarta terdiri dari
empat alinea. Dalam alinea empat terdapat rumusan Pancasila sebagai dasar
negara.
b. Panitia perancang UUD berhasil menyusun Rancangan UUD Indonesia pada
tanggal 16 Juli 1945.

~6~
Dalam sidang pertama BPUPKI, beberapa anggota memberikan pidatonya, yaitu:
a. Pidato Mr. Mohammad Yamin, berjudul Azas dan Dasar Negara Kebangsaan
Republik Indonesia pada tanggal 29 Mei 1945.
b. Pidato Prof. Dr. Soepomo, pada tanggal 31 Mei 1945.
c. Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.
Setelah menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan. Sebagai gantinya
dibentuk badan baru yang dinamakan Dokuritsu Junbi Inkai (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia, disingkat PPKI). PPKI dibentuk tanggal 9 Agustus 1945.
Badan ini diketuai oleh Ir. Soekarno. Sebagai wakilnya adalah Drs. Mohammad Hatta.
Susunan Pengurus BPUPKI
Ketua : dr. Radjiman Wedyodiningrat
Wakil Ketua : Ichibangase Yosio dan RP. Suroso
Anggota Berjumlah 60 Orang yaknI:
NO NAMA NO NAMA
1 Abikoesno Tjokrosoejoso 31 .H. Agoes Salim,
2 Haji A. Sanusi 32 Dr. Sambsi,
3 Kh Abdul Halim 33 Mr. RM Sartono,
4 Prof. Dr. Asikin Widjajakoesoemo, 34 Mr. R Samsoedin,
5 M.Aris, 35 Mr. R Sastromoeljono,
6 Abdul Kadir, 36 Mr. R. Singgih,
7 Dr. R. Boentaran Martoatmodjo, 37 Ir. R Soekarno. R. Soediman,
8 Ki Hadjar Dewantara, 38 R. Soekardjo Wiryopranoto,
9 AM. Dasaad, 39 Dr. Soekiman,
10 Prof, Dr. PAH Djajadingrat, 40 Mr. A. Subardjo,
11 Drs. Moh. Hatta, 41 Prof. Mr. Dr. soepomo,
12 Ki Bagoes Hadikoesoemo, 42 Ir. RMP Soerahman,
13 Mr. R. Hindromartono, 43 Sutardjo Tjokroadisoerjo
14 Mr.Muh Yamin, 44 Kartohadikoesoemo,
15 RAA Soemitro Kolopaking Probonegoro, 45 R MTA Soeryo,
16 R. Roeslan Wongsokoesoemo, 46 Mr. Soesanto,
17 Mr. Dr. R Koesoemah Atmadja 47 Mr. Soewandi,
18 Mr. J Latuharhary, 48 Drs. KRMA Sosrodiningrat,
19 R. Margono Djojohadikoesoemo, 49 KHA Wachid Hasjim,

~7~
20 Mr. AA Maramis, 50 KRM TH Woerjaningrat,
21 KH Masjkoer, 51 RAA Wiranatakoesoema,
22 KHM Mansoer, 52 Mr. KRMT Wongsonagoro,
23 Moenandar, 53 Ny. Mr Maria Ulfa Santoso,
24 AK Moezakir, 54 Ny. RSS Mangoenpoespito,
25 R. Otto Iskandar Dinata, 55 Oei Tjong Hauw,
26 Parada Harahap, 56 Oei Tiang Tjoei,
27 BPH Poeroebojo, 57 Liem Koen Hian,
28 R. Abdoelrahim Pratalykrama, 58 Mr. Tan Eng Hoa,
29 R. Roeslan Wongsokoesoemo, 59 PF Dahler,
30 Prof. Ir. R Rooseno, 60 A. Baswedan.
Anggota Tambahan Sebanyak 6 Orang: KH. Abdul Fatah Hasan, R. Asikin Natanegara,
BKPA Soerjo Hamidjoyo, Ir. M Pangeran M. Noer, Mr. M Besar, Abdul Kaffar.
1. Masa Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei1 Juni 1945)
BPUPKI setelah terbentuk segera mengadakan persidangan. Masa persidangan pertama
BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945. Pada masa
persidangan ini, BPUPKI membahas rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka.
Pada persidangan dikemukakan berbagai pendapat tentang dasar negara yang akan
dipakai Indonesia merdeka. Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad
Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Soekarno.
1) Mr. Mohammad Yamin
Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar negara Indonesia
merdeka dihadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945. Pemikirannya diberi
judul Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia. Mr. Mohammad
Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia merdeka yang intinya sebagai berikut:
a) Peri Kebangsaan;
b) Peri Kemanusiaan;
c) Peri Ketuhanan;
d) Peri Kerakyatan;
e) Kesejahteraan Rakyat.
2) Mr. Supomo
Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang
BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang

~8~
masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara Indonesia merdeka.
Negara yang akan dibentuk hendaklah negara integralistik yang berdasarkan pada
hal-hal berikut ini:
a) Persatuan;
b) Kekeluargaan;
c) Keseimbangan Lahir dan Batin;
d) Musyawarah;
e) Keadilan sosial.
3) Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan untuk mengemukakan
dasar negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri atas lima asas berikut ini:\
a) Kebangsaan Indonesia;
b) Internasionalisme atau Perikemanusiaan;
c) Mufakat atau Demokrasi;
d) Kesejahteraan Sosial;
e) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang ahli
bahasa. Untuk selanjutnya, tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir Istilah
Pancasila.
2. Masa Persidangan Kedua BPUPKI (1016 Juli 1945)
Masa persidangan pertama BPUPKI berakhir, tetapi rumusan dasar negara untuk
Indonesia merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPKI akan reses (istirahat) satu bulan
penuh. Untuk itu, BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara yang
beranggotakan sembilan orang sehingga disebut Panitia Sembilan. Tugas Panitia
Sembilan adalah menampung berbagai aspirasi tentang pembentukan dasar negara
Indonesia merdeka. Anggota Panitia Sembilan terdiri atas Ir. Soekarno (ketua), Abdul
Kahar Muzakir, Drs. Moh. Hatta, K.H. Wachid Hasyim, Moh. Yamin, H. Agus Salim,
Ahmad Soebardjo, Abikoesno Tjokrosoejoso, dan A. A. Maramis.
Tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar negara untuk
Indonesia merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi nama Piagam Jakarta
atau Jakarta Charter. Dalam piagam inilah termuat lima dasar negara Indonesia.
Pada tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang kedua.
Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas rancangan undang-undang dasar.
Untuk itu, dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai Ir. Sukarno.

~9~
Panitia tersebut juga membentuk kelompok kecil yang beranggotakan tujuh orang
yang khusus merumuskan rancangan UUD. Kelompok kecil ini diketuai Mr. Supomo
dengan anggota Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman.
Hasil kerjanya kemudian disempurnakan kebahasaannya oleh Panitia Penghalus Bahasa
yang terdiri atas Husein Jayadiningrat, H. Agus Salim, dan Mr. Supomo.
Ir. Sukarno melaporkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang pada
sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945. Pada laporannya disebutkan tiga hal pokok, yaitu
pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan undang-undang dasar, dan undang-undang
dasar (batang tubuh).
Pada tanggal 15 dan 16 Juli 1945 diadakan sidang untuk menyusun UUD
berdasarkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Pada tanggal 17 Juli
1945 dilaporkan hasil kerja penyusunan UUD. Laporan diterima sidang pleno BPUPKI.
Selesai menjalankan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945.
Sebagai gantinya, dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Dalam bahasa Jepang, PPKI disebut Dokuritsu Junbi Inkai. PPKI-Iah yang
mengesahkan Pembukaan UUD 1945 yang rumusannya diambil dari Piagam Jakarta.
Susunan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Ketua : Soekarno
Wakil Ketua : Mohammad Hatta
Anggota:
1. Soepomo,
2. Radjiman Widyodiningrat,
3. RP Suroso,
4. Sutardjo,
5. Wachid Hasjim,
6. Ki Bagoes Hadikoesoemo,
7. Otto Iskandar Dinata, Abdul Kadir,
8. Soerjohamidjojo, Poeroebojo,
9. Yap Tjawn Bing, J Latuharhary,
10. Amir, Abdul Abas,
11. Mohamad Hasan,
12. Hamidhan,
13. GSJJ Ratulangi,
14. Andipangeran,

~ 10 ~
15. I Gusti Ktut Pudja.
Anggota Tambahan: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman, Sajuti,
Koesoema Soemantri, Subardjo.
3. Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Jepang membubarkan BPUPKI pada 7 Agustus 1945 sebelum terjadinya
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian, untuk melengkapi alat-alat
perlengkapan negara setelah terjadinya proklamasi kemerdekaan, maka dibentuklah
panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai) sebagai penggantinya.
PPKI dipimpin oleh Ir. Sukarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta, dan penasihatnya
Ahmad Subarjo. PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan
masyarakat Indonesia. Mereka terdiri atas 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang wakil dari
Sumatera, 2 orang wakil dari Sulawesi, dan seorang wakil dari Sunda Kecil, Maluku
serta penduduk Cina.
Uji Kompetensi 1.2
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Jelaskan pembentukan BPUPKI !
Jawab : ............................................................................................................
2. Siapa sajakah anggota BPUPKI?
Jawab : ............................................................................................................
3. Apa tugas BPUPKI !
Jawab : ...........................................................................................................
4. Bagaimana proses sidang resmi yang dilaksanakan BPUPKI?
Jawab : ...........................................................................................................
5. Bagaimana proses sidang tidak resmi yang dilaksanakan BPUPKI ?
Jawab : .............................................................................................................

~ 11 ~
C. Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara

Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta bersama tokoh pejuang kemerdekaan
akhirnya memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi di
Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta (sekarang menjadi Gedung Perintis
Kemerdekaan di Jalan Proklamasi). Pengibaran bendera Merah Putih yang dijahit oleh Ibu
Fatmawati (istri Soekarno) dilakukan oleh Latief Hendraningrat dan Suhud. Adapun lagu
ciptaan WR. Soepratman, Indonesia Raya dinyanyikan bersama-sama secara serentak.
Pada 18 Agustus 1945, tepatnya setelah Proklamasi Kemerdekaan PPKI
mengadakan sidangnya yang pertama. Pada sidang ini, ketua PPKI menambah anggota
PPKI enam orang lagi sehingga semua anggota PPKI berjumlah 27 orang.
Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, seorang opsir Angkatan
Laut Jepang (Ratulangi) minta kepada Hatta supaya Piagam Jakarta dicoret dari
pembukaan UUD 1945, karena kalau tidak, kemungkinan golongan Kristen dan Katolik di
Indonesia Timur akan berdiri di luar republik. Maka Hatta dan beberapa tokoh Islam
mengadakan pembahasan sendiri untuk mencari penyelesaian masalah kalimat ... dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya pada
kalimat Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya. Tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah Ki Bagus Hadikusumo, Kasman
Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan Teuku Moh. Hassan.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, dicapai kesepakatan untuk menghilangkan
kalimat ... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Hal
ini dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Kita harus
menghargai nilai juang para tokoh-tokoh yang sepakat menghilangkan kalimat .... dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

~ 12 ~
Para tokoh PPKI berjiwa besar dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
Mereka juga mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan. Adapun tujuan diadakan pembahasan sendiri tidak pada forum sidang agar
permasalahan cepat selesai. Dengan disetujuinya perubahan itu maka segera saja sidang
pertama PPKI saat itu dibuka.
Jadi alasan perubahan kalimat "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya" menjadi menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa"? karena
kata-kata butir pertama sebelum diubah ternyata kurang disetujui oleh sebagian komponen
bangsa yang lain. Oleh karena itu, perubahan tersebut perlu dilakukan. Hal itu
dimaksudkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia yang baru saja merdeka.
Akhirnya, usulan Moh. Hatta disepakati oleh semua anggota PPKI. Jadilah sila pertama
dasar negara berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa".
Selain pembahasan perubahan sila pertama pancasila, pada sidang PPKI juga di
bahas perubahan Bab II UUD Pasal 6 yang semula berbunyi Presiden ialah orang
Indonesia yang beragama Islam diubah menjadi Presiden ialah orang Indonesia asli.
Semua usulan itu diterima peserta sidang. Hal itu menunjukkan mereka sangat
memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa.
Sidang pertama PPKI dihadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan-keputusan sebagai
berikut.
a. Menetapkan dan mengesahkan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang bahan-
bahannya diambil dari Rancangan Pembukaan UUD 1945 yang telah disusun oleh
panitia perumus pada 22 Juni 1945 dengan berbagai perubahan.
b. Menetapkan dan mengesahkan UUD yang bahan-bahannya hampir seluruhnya
diambil dari rancangan UUD yang disusun oleh panitia perancang UUD pada 16 Juli
1945.
c. Memilih Ketua PPKI Ir. Soekarno dan wakil ketua Drs. Mohammad Hatta masing-
masing menjadi Presiden dan wakil Presiden Republik Indonesia.
d. Pekerjaan presiden untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP).
Dalam sidang pertamanya 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan undang-undang
dasar negara Indonesia yang kini terkenal dengan sebutan UUD 1945, terdiri atas dua
bagian, yaitu "Pembukaan" yang di dalamnya memuat Pancasila dan "Batang Tubuh
UUD." Keberadaan UUD 1945 diumumkan dalam berita Republik Indonesia Tahun ke-2

~ 13 ~
No. 7 Tahun 1946 pada halaman 4548. Selanjutnya dalam Instruksi Presiden (Inpres)
Nomor 12 Tahun 1968 ditegaskan kembali tentang rumusan Pancasila sebagai berikut.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarat an
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Uji Kompetensi 1.3
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Apa tujuan pembentukan PPKI?
Jawab : .........................................................................................................................
2. Bagaimana komposisi keanggotaan PPKI?
Jawab : .........................................................................................................................
3. Apa alasan perubahan sila kesatu rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta?
Jawab : ..........................................................................................................................
4. Apa perbedaan rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta dengan Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ?
Jawab : ..............................................................................................................................
5. Tuliskan hasil sidang PPKI !
Jawab : ..............................................................................................................................

D. Semangat Pendiri Negara dalam Merumuskan dan


Menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara
Para pejuang yang termasuk dalam masa proklamasi kemerdekaan dalam fakta
sejarah termasuk angkatan 45. Adapun hakekat dan nilai angkatan 1945 adalah sebagai
berikut:
Sifat dan Jiwa Angkatan 45;
1. Pro Patria dan Primus Patrialis yaitu selalu berjiwa untuk tanah air dan
mendahulukan kepentingan tanah air.
2. Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan sosial dari semua lapisan masyarakat terhadap
perjuangan kemerdekaan
3. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antar agama, suku, dan golongan

~ 14 ~
4. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab
5. Jiwa kesatria, kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.
Semangat 45
1. Semangat menentang dominasi asing dalam segala bentuk, terutama penjajahan dari
suatu bangsa terhadap bangsa lain.
2. Semngat pengorbanan seperti pengorbanan benda, jiwa dan raga
3. Semangat tahan derita dan tahan uji
4. Semangat kepahlawanan
5. Semangat persatuan dan kesatuan
6. Perpacaya pada diri sendiri.
7. Sifat, Jiwa dan semangat 45 itulah yang harus dijadikan contoh sikap postip generasi
muda terhadap makna proklamasi dan suasana kebatinan konstitusi yang pertama.
Selain sifat, jiwa dan semangat 45 di atas yang harus kita jadikan contoh terdapa pula
pula ekses negatif angkatan 45 yang perlu kita hindari, yakni:
1. Kolaborator dan koperator dalam arti kerjasama dengan pihak penentang
kemerdekaan;
2. Persaingan tidak sehat antar golongan
3. Separatisme, yaitu pemisahan dari negara kesatuan
4. Oportunitas, yaitu paham yang ingin menguntungkan diri sendiri dipihak manapun ia
berdiri.
Terdapat banyak cara untuk menunjukan sikap postif kita terhadap proklamasi
kemerdekaan, salah satunya dengan mempertahankan kemerdekaan serta
mengisinya dengan pembangunan dalam segala aspek kehidupan. Dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan itulah sifat, jiwa dan semangat 45 perlu kita
teladani, dan ekses negatif yang disebutkan di atas perlu kita hindari.
Bagaimana cara mengisi kemerdekaan itu sendiri? Tentu banyak cara yang dapat
dilakukan. Seorang petani misalnya, dia harus giat bekerja untuk mendapat hasil yang
lebih baik, seorang dokter harus bekerja secara baik agar mendapatkan hasil yang
optimal, begitu pula seorang siswa harus belajar dengan baik untuk mempersiapkan
kehidupan di masa yang datang, dan banyak contoh lainnya.
Lalu bagaimana sikap positif kita terhadap suasana kebatinan konstitusi yang
pertama (UUD 1945)? Sebagaimana telah kita bahas pada bagian terdahulu bahwa inti
suasana kebatinan konstitusi yang pertama (UUD 1945) adalah Pancasila. Oleh karena

~ 15 ~
itu, sikap positip yang harus ditampilkan terhadap suasana kebatinan UUD 1945 adalah
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu contoh mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1. Berdasarkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kita wajib percaya dan taqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
2. Berdasarkan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; dalam pergaulan kita tidak
boleh membeda-bedakan manusia berdasarkan ras atau warna kulit, suku bangsa,
golongan, pangkat, kdedukan dan hal lainnya yang merendahkan harkat dan martabat
orang lain.
3. Berdasarkan sila Persatuan Indonesia; kita harus bangga berbangsa dan bertanah air
Indonesia, menggunakan produk dalam negeri, menempatakan persatuan dan kesatuan,
dan lainnya.
4. Berdasarkan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan/perwakilan, kita harus menghargai pendapat orang lain dalam
bermusyawarah, ikut serta dalam pemilihan umum dengan penuh rasa tanggung jawab.
5. Berdasarkan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kita wajib menghargai
hasi karya orang lain, mau melaksanakan gotong royong, dan kegiatan kerjabakti.

RANGKUMAN

1. KATA KUNCI
Kata kunci yang harus kalian pahami dalam mempelajari materi pada bab ini, yaitu
BPUPKI, Dasar Negara, Pancasila, Piagam Jakarta, PPKI, Semangat Komitmen,
Tanggung Jawab, dan Konsensus.
2. Intisari Materi
a. Sidang pertama BPUPKI berlangsung mulai tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945
membahas rancangan dasar negara. Ada tiga tokoh yang mengusulkan dasar
negara, yaitu Mohammad Yamin, Mr.Soepomo, dan Ir.Soekarno.
b. Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno menyampaikan usulan dasar egara
Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila.
c. Setelah selesai sidang pertema BPUPKI, dibentuk Panitia Kecil yang dikenal
dengan Panitia Sembilan. Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan
menyepakati naskah Piagam Jakarta yang berisi rancangan Pembukaan Undang
Undang Dasar.

~ 16 ~
d. Sidang kedua BPUPKI berlangsung mulai anggal 10 Juli sampai dengan 16 Juli
1945, menghasilkan kesepakatan rumusan dasar negara yang termuat dalam
naskah Piagam Jakarta.
e. Semnagat kebangsaan merupakan semangat yang tumbuh dalam diri warga negara
untuk mencintai serta rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. pada
pendiri negara dalam perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara
telah menunjukkan komitmen kebangsaan.
f. Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah final. Bersifat
final karena telah menjadi kesepakatan nasional (konsensus) yang diterima secara
luas oleh seluruh rakyat Indonesia.
g. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengalami empat kali
perubahan (amandemen) secara bertahap oleh MPR RI, yaitu pada tahun 1999,
2000, 2001, dan 2002.
h.

Gambar Panitia Sembilan

i. Bunyi Naskah Piagam Jakarta

~ 17 ~
j. Faktor pembentuk nasionalisme antara lain sebagai berikut :
1. Faktor objektif meliputi bahasa, warna kulit, kebudayaan, adat,
agama, wilayah, kewarganegaraan dan ras.
2. Faktor subjektif meliputi cita cita, semnagat, timbulnya
kesadaran nasional untuk terwujudnya negara nasional (Budi
Juliardi, 2015:44)
k. Para pendiri negara dalam merumuskan Pancasila memiliki ciri ciri
komitmen pribadi sebagai berikut:
1. Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme.
2. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia.
3. Selalu bersemangat dalam berjuang.
4. Mendukung dan berupaya secara aktif mencapai cita cita bangsa.
5. Melakukan pengorbanan pribadi.

~ 18 ~
TUGAS SISWA !

TABEL 1.1 Perbedaan antara BPUPKI dan PPKI

NO Pernyataan BPUPKI PPKI

Waktu
1
Pembentukan

2 Jumlah Anggota

3 Susunan Organisasi

4 Tugas

~ 19 ~
5 Waktu Persidangan

6 Hasil Sidang

PENILAIAN SIKAP

Nama :

Kelas :

Semester :

Petunjuk :

Berilah tanda ceklist () pada kolom 1 (tidak pernah), 2 (kadang kadang), 3 (sering), atau
4(selalu) sesuai dengan keadaan kalian yang sebenarnya.

Tabel 1.5 PENILAIAN DIRI SISWA

No. Pernyataan 4 3 2 1

Saya bertambah yakin akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa


1.
setelah memahami Pancasila

Saya menjalankan ibadah agama yang dianut sebagai pengamalan


2.
sila kesatu Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa

~ 20 ~
Saya bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa
3.
kepada bangsa Indonesia yang memiliki dasar negara Pancasila

4. Saya berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan

5. Saya datang ke sekolah tepat waktu

6. Saya mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan

Saya menghormati teman yang berbeda pendapat dalam


7.
bermusyawarah
Saya melaksanakan hasil keputusan musyawarah kelas meskipun
8.
berbeda dengan keinginan saya

9. Saya bekerja sama dengan siapapun tanpa membeda-bedakan teman

10. Saya bergaul tanpa membeda- bedakan teman

11. Saya berperilaku sesuai dengan nilai- nilai luhur Pancasila

Saya mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan


12.
pribadi

13. Saya berperilaku sopan kepada orang lain

14. Saya berbicara sopan kepada orang lain

Saya mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang


15.
lain

~ 21 ~
EVALUASI KOMPETENSI 1

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Pada tahap ini proses perumusan Pancasila masih berupa usulan-usulan mengenai
dasar negara tanggal ....
a. 28 Mei - 1 Juni 1945 c. 10 - 11 Juli 1945
b. 22 Juni 1945 d. 18 Agustus 1945

2. Dalam lembaga ini dasar-dasar negara Pancasila mulai dibicarakan. Lembaga yang
dimaksud adalah ....
a. BPUPKI c. DPR
b. PPKI d. MPR

3. Tugas Panitia Kecil dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara adalah ....
a. menyusun kembali tentang usulan-usulan dasar negara
b. membuat aturan main proses penyusunan Pancasila
c. merumuskan kembali pidato Sukarno
d. meneliti usulan-usulan dasar negara

4. Yang termasuk anggota Panitia Sembilan ....


a. Muhammad Yamin c. K.R.T. Radjiman Widyodiningrat
b. Kasman Singodimejo d. R. Pandji Suroso

5. Tanggal lahirnya istilah Pancasila ....


a. 29 Mei 1945 c. 22 Juni 1945
b. 1 Juni 1945 d. 10 Juli 1945

6. Tidak ada anggota yang merasa kalah dalam musyawarah proses perumusan Pancasila
sebagai dasar negara, meskipun pendapat-pendapat di antara mereka tidak disetujui.
Hal tersebut merupakan nilai ....
a. rendah hati c. berjiwa besar
b. mufakat d. kerja keras

7. Rumusan dasar negara yang sempat menjadi perdebatan panjang dan sengit hingga
akhir penetapan tanggal 18 Agustus 1945 ....
a. sila pertama c. sila ketiga
b. sila kedua d. sila keempat dan kelima

8. Terhadap kepentingan yang lebih besar, seharusnya kita menunjukkan sikap ....
a. mempertahankan pendapat sendiri
b. menghargai pendapat teman
c. rela berkorban
d. merasa paling benar pendapatnya

~ 22 ~
9. Tokoh berikut ini pernah menyatakan keberatan terhadap rumusan Pancasila Piagam
Jakarta ....
a. Sukarno c. Ki Bagushadikusumo
b. Muhammad Yamin d. K.R.T. Radjiman Widyodiningrat

10. Berikut ini termasuk nilai juang para tokoh yang berperan dalam proses perumusan
Pancasila ....
a. rendah diri c. ingin menang sendiri
b. rendah hati d. merendahkan pendapat orang lain

11. Merumuskan Pancasila sebagai dasar negara merupakan tugas yang berat. Namun
demikian hal tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Karena itu tokoh-tokoh yang
berperan dalam proses perumusan tersebut dikatakan telah menunjukkan sikap ....
a. rendah hati c. kerja keras
b. menghargai orang lain d. Toleransi

12. Hasil keputusan musyawarah yang baik akan mencerminkan ....


a. kemenangan satu pendapat
b. kemenangan pendapat orang terpandai
c. kemenangan semua anggota musyawarah
d. kemenangan pendapat suatu kelompok

13. Dua golongan atau kubu yang saling berdebat seru dalam Panitia Sembilan ....
a. paham kebangsaan dan agama c. paham kebangsaan dan Protestan
b. Islam dan paham kebangsaan d. paham kebangsaan dan Katolik

14. Nilai juang penting dari para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila
sebagai dasar negara untuk dilaksanakan seorang pelajar ....
a. banyak menonton acara televisi
b. suka menonton film-film luar negeri
c. giat dan rajin membaca
d. suka mengikuti berita

15. Sebagai siswa yang memiliki sikap tanggung jawab, terhadap hasil-hasil keputusan
musyawarah seharusnya ....
a. melaksanakan meskipun tidak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
b. tidak perlu melaksanakan
c. melaksanakan selagi sesuai dengan pendapat yang pernah diusulkan
d. melaksanakan dengan syarat-syarat

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Anggota BPUPKI terdiri atas beberapa ... orang.

2. Ketua BPUPKI adalah ....

~ 23 ~
3. BPUPKI mengadakan sidang tanggal ....

4. Tokoh yang merumuskan sila pertama Pancasila dalam Piagam Jakarta adalah ....

5. Musyawarah dalam pengambilan keputusan merupakan pengamalan Pancasila sila


ke ....

6. Pancasila dinyatakan sebagai dasar negara pada tanggal ....

7. BPUPKI mengadakan sidang kedua pada tanggal ....

8. Nama dalam bahasa Jepang dari BPUPKI adalah ....

9. Ketua dari Panitia Sembilan adalah ....

10. Tokoh pertama kali yang mengemukakan istilah Pancasila adalah ....

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat!

1. Sebutkan tiga tokoh penting yang pernah mengajukan usul tentang dasardasar negara
dalam sidang BPUPKI!

2. Jelaskan pokok-pokok pikiran pidato Sukarno tentang dasar negara pada tanggal 1
Juni 1945!

3. Apa yang kamu ketahui tentang Panitia Kecil dan Panitia Sembilan?

4. Apa yang kamu ketahui tentang nilai rela berkorban dari peristiwa proses perumusan
Pancasila sebagai dasar negara?

5. Apa yang kamu ketahui tentang Piagam Jakarta?

Penilaian Catatan Guru Paraf Guru


Uji Tugas
Penilaian Sikap
Kompetensi Siswa

~ 24 ~
BAB II

NORMA DAN KEADILAN


Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Merupakan pepatah yang berasal dari
Sumatra Barat, pepatah tersebut menggambarkan dengan tepat kewajiban kita untuk menaati
aturan atau hukum yang hidup dalam masyarakat. Dengan menaati hukum, kehidupan yang
aman, tertib, tenteram, dan damai seperti yang selalu kita dambakan akan tercipta.
Sebagai warga negara,kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
bangsa kita adalah bangsa yang besar. Namun, banyak di antara kita yang belum taat norma.
Di jalan raya, terutama di kota besar, kita bisa menyaksikan kesemrawutan pengendara mobil
yang saling berebut jalan.Mereka terkadang melanggar lalu lintas. Pertanyaannya, "Apakah
pelanggaran aturan tersebut akan dibiarkan dan bahkan kalian sendiri ikut melanggar aturan?"
Oleh karena itu, kalian sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya memahami apa
norma itu. Bagaimana norma mengatur kehidupan masyarakat? Untuk itu, marilah pelajari
uraian materi "Norma - norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat" berikut ini.
Diharapkan kalian dapat memahami dan melaksanakan norma tersebut

A. Norma dalam Kehidupan Bermasyarakat

1. Pengertian Norma
Istilah Norma berasal dari bahasa Inggris, norm, bahasa
Yunani nomoi atau nomos dan bahasa Arab qo'idah yang berarti hukum. Norma
merupakan institusionalisasi nilai nilai yamg diidealkan sebagai kebaikan keluhuran
bahkan kemuliaan berhadapan dengan nilai nilai buruk, tidak luhur atau tidak mulia.
Sejak kelahiran hingga akhir hayatnya, manusia selalu hidup berkelompok.
Seorang ahli filsafat bangsa Yunani bernama Aristoteles dalam
bukunya Politics mengatakan bahwa manusia adalah zoon politicon artinya manusia
selalu hidup berkelompok dalam masyarakat. Dengan demikian, manusia merupakan
bagian dari manusia lain yang hidup bersama sama Manusia pada dasarnya memiliki
dua kedudukan, yaitu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu. Sebagai makhluk
sosial, manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, ia akan tergabung
dalam kelompok manusia yang memiliki keinginan dan harapan yang harus
diwujudkan secara bersama sama. Akan tetapi, sebagai makhluk individu tiap orang
memiliki perbedaan pemikiran dan perbedaan kepentingan.
Menurut Roscoe Pound, dalam masyarakat terdapat 3 kategori kepentingan yang
dilindungi (norma) hukum,yaitu sebagai berikut:
a. Kepentingan Umum, terdiri atas:

~ 25 ~
1. Kepentingan negara sebagai badan hukum untuk mempertahankan
kepribadian dan substansinya, contohnya mempertahankan diri dari
serangan negara lain.
2. Kepentingan negara sebagai penjaga kepentingan kepentingan masyarakat,
contohnya menjaga fasilitas-fasilitas publik/umum dan kestabilan ekonomi.
b. Kepentingan Masyarakat, terdiri atas:
1. Kepentingan masyarakat bagi keselamatan umum, contohnya
perlindungan hukum bagi keamanan dan ketertiban.
2. Kepentingan masyarakat dalam jaminan lembaga lembaga sosial,
contohnya perlindungan lembaga perkawinan atau keluarga.
3. Kepentingan masyarakat dalam kesusilaan untuk melindungi kerusakan
moral, contohnya peraturan peraturan hukum tentang pemberantasan
korupsi.
4. Kepentingan masyarakat dalam pemeliharaan sumber sumber sosial.
5. Kepentingan masyarakat dalam kemajuan umum untuk berkembangnya
manusia kearah lebih tinggi dan sempurna.
6. Kepentingan masyarakat dalam kehidupan manusia secara individual,
misalnya perlindungan kebebasan berbicara.
c. Kepentingan Pribadi, terdiri atas:
1. Kepentingan kepentingan pribadi, contohnya perlindungan terhadap fisik,
kehendak berpendapat, keyakinan beragama dan hak milik.
2. Kepentingan kepentingan dalam rumah tangga, contohnnya perlindungan
bagi lembaga lembaga perkawinan.
3. Kepentingan kepentingan subastansi, contohnya perlindungan harta benda.
Setiap kelompok masyarakat memiliki perbedaan corak budaya dan sifatnya.
Oleh karena itu, aturan atau norma yang berlaku dalam setiap masyarakat tentu
berbeda beda. Norma pada hakekatnya merupakan kaedah hidup yang memengaruhi
tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat. Juga dapat diartikan aturan atau
ketentuan yang mengatur kehidupan warga masyarakat,dipakai sebagai panduan,
tatanan, dan pengendali tingkah laku.

2. Macam-macam Norma
a. Norma Kesusilaan

~ 26 ~
Norma Kesusilaan adalah peraturan hidup yang berkenaan dengan bisikan
kalbu dan suara hati nurani manusia. Kehadiran norma ini bersamaan dengan
kelahiran atau keberadaan manusia itu sendiri, tanpa melihat jenis kelamin dan
suku bangsanya. Suara hati nurani yang dimiliki manusia selalu mengatakan
kebenaran dan tidak dapat dibohongi oleh siapapun.
Norma Kesusilaan sebagai bisikan suara hati nurani memiliki keterkaitan
dengan norma agama. Hal itu mengandung arti bahwa ajaran norma agama juga
mengandung kaidah kesusilaan, seperti "jaga kehormatan keluargamu, niscaya
hidupmu akan penuh martabat. Norma kesusilaan juga dapat memiliki keterkaitan
dengan norma hukum, seperti "Dilarang menghina nama baik seseorang".
Seseorang yang menghina orang lain kan dihukum pidana, dan secara nilai
kemanusiaan ini merupakan pelanggaran kesusilaan. seseorang yang melanggar
norma kesusilaan merasakan menyesal karena perbuatannya tersebut.

REFLEKSI SISWA !

Buatlah 2-3 kelompok dengan teman sekelasmu!


1. Amatilah perilaku yang berlaku di sekitar kalian, baik di lingkungan
sekolah, pergaulan, dan masyarakat. Catat perilaku yang sesuai
dengan norma kesusilaan. Buatlah laporan hasil catatan kalian
tersebut.
2. Bagaimana pelaksanaan norma kesusilaan di sekolah kalian, sepert
jujur dalam ulangan, tidak berbohong, tidak iri dan dengki?
Tanyakan- lah hal ini pada teman-teman kalian dan buatkan
laporannya.
3. Apa alasan seorang pelajar mentaati norma kesusilaan seperti jujur,
tidak iri, dan tidak sombong?
4. Sajikan hasil pengamatan kalian dalam pameran kelas atau di depan
kelas.
b. Norma Kesopanan

[Gambar] Contoh Perilaku Sopan

Norma Kesopanan adalah norma yang berhubungan dengan pergaulan


manusia dalam kehidupan sehari hari. Norma Kesopanan bersumber dari tata
kehidupan atau budaya yang berupa kebiasaan kebiasaan masyarakat dalam

~ 27 ~
mengatur kelompoknya. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan
berinteraksi atau bergaul dengan manusia lain dalam masyarakat. hubungan antar
manusia dalam masyarakat ini membentuk aturan aturan yang disepakati tentang
mana yang pantas dan mana yang tidak pantas.Ada perbuatan yang sopan atau
tidak sopan, boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Inilah awal mula
terbentuk norma kesopanan. Oleh karena norma ini terbentuk atas kesepakatan
bersama, maka perbuatan atau peristiwa yang sama memungkinkan terbentuk
aturan yang berbeda antara masyarakat satu dengan yang lain.
Norma kesopanan dalam masyarakt memuat aturan tentang pergaulan
masyarakat, antara lain terlihat dalam tata cara berpakaian, berbicara, berperilaku
terhadap orang lain, bertamu ke rumah orang lain, menyapa orang lain, makan dan
sebagainya. Tata cara dalam pergaulan dalam masyarakat yang berlangsung lama
dan tetap dipertahankan oleh masyarakat, lama kelamaan melekat secara kuat dan
dirasakan menjadi adat istiadat.
Beberapa pendapat ahli membedakan antara norma kesopanan dengan
kebiasaan dan hukum adat. kebiasaan menunjukkan pada perbuatan yang berulang
ulang dalam peristiwa yang sama, kemudian diterima dan diakui oleh masyarakat.
sedangkan adat istiadat adalah aturan/kebiasaan yang dianggap baik dalam
masyarakat tertentu dan dilakukan secara turun temurun. Salah satu perbedaan
kebiasaan dengan adat istiadat adalah kekuatan sanksi pada keduanya. sanksi
terhadap pelanggaran kebiasaan tidak sekuat sanksi pelanggaran terhadap hukum
adat.
Sanksi terhadap norma kesopanan dapat berupa pengucilan, tidak disenangi,
atau dicemoohkan oleh masyarakat. Sanksi berasal dari luar diri seseorang,
berbeda dengan norma kesusilaan yang berasal dari diri sendiri.

REFLEKSI SISWA !

1. Amatilah berbagai norma kesopanan, termasuk kebiasaan dan adat istiadat yang
berlaku di sekitar kalian, baik di lingkungan sekolah, pergaulan, dan
masyarakat. Seperti norma kesopanan dalam tata cara berpakaian, tata cara
berbicara, tata cara berperilaku (bertamu, ijin keluar kelas). Kebiasaan pulang
kampung, saat petani akan memetik hasil bumi, dan yang lain. Sedangkan adat
istiadat seperti tata cara membagi warisan, tata cara pemberian nama marga,
tata cara menyelesaikan sengketa dalam masyarakat, upacara kelahiran, upacara
perkawinan, dan upacara kematian.
2. Cari informasi dari berbagai sumber dengan membaca, mengamati, dan
mewawancarai tokoh masyarakat/adat tentang apa tingkah laku yang diatur
dalam (isi) norma, bagaimana tata cara melaksanakan norma, apa sanksi
terhadap pelanggaran norma tersebut.
3. Susun laporan hasil pengamatan dalam bentuk makalah.

~ 28 ~
c. Norma Agama

Norma Agama adalah sekumpulan kaidah atau peraturan hidup manusia yang
sumbernya dari wahyu Tuhan. Penganut agama meyakini bahwa apa yang diatur
dalam norma agama berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, yang disampaikan
kepada nabi dan rasul-Nya untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia di
dunia. Pemahaman akan sumber norma agama yang berasal dari Tuhan membuat
manusia berusaha mengendalikan sikap dan perilaku dalam hidup dan
kehidupannya. Setiap manusia harus melaksanakan perintah Tuhan dan
meninggalkan apa yang dilarang-Nya. melanggar norma agama adalah perbuatan
dosa sehingga pelaku mendapat sanksi siksaan di neraka. Norma agama hanya
akan dipatuhi oleh orang beragama sehingga orang atheis (Tidak percaya pada
Tuhan) tidak akan menaati dan mempercayai adanya norma agama.

~ 29 ~
REFLEKSI SISWA !

1. Amatilah pelaksanaan norma agama yang ada dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat sekitar kalian.
2. Carilah norma kesusilaan, norma kesopanan termasuk kebiasaan dan adat
istiadat yang sesuai dengan norma agama. Misalkan tata cara apabila
bertamu ke rumah orang, menerima telepon, adat upacara kematian, dan
sebagainya.
3. Buat laporan singkat hasil dari hasil pengamatan pelaksanaan norma dalam
lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.
4. Sajikan di depan kelas hasil laporan kalian untuk mendapat tanggapan dari
teman-teman di kelas.

d. Norma Hukum

[Gambar] Contoh Pelanggaran Hukum di Jalan Raya

Norma Hukum adalah peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam


pergaulan masyarakat dan dibuat oleh badan badan resmi negara serta bersifat
memaksa sehingga perintah dan larangan dalam norma hukum harus ditaati oleh
masyarakat.
Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari hari aparat penegak hukum, seperti
polisi,jaksa dan hakim dapat memaksa seseorang untuk menaati hukum
dan memberikan sanksi bagi pelanggar hukum. Norma Hukum juga mengatur
kehidupan lainnya, seperti larangan melakukan tundak kejahatan dan pelanggaran,
larangan melakukan korupsi, larangan merusak hutan serta kewajiban memelihara
hutan, dan kewajiban membayar pajak. Peraturan tersebut harus dilaksanakan
oleh seluruh warga negara indonesia.
Pada hakikatnya, suatu norma hukum dinuat untuk menciptakan ketertiban
dan kedamaian dalam pergaulan hidup bermasyarakat.untuk itulah setiap norma
hukum memiliki 2 macam sifat, yaitu sebagai berikut:
a. Bersifat Perintah, yaitu memerintahkan orang berbuat sesuatu dan jika tidak
berbuat maka ia melanggar norma hukum tersebut.

~ 30 ~
b. Bersifat Larangan, yaitu melarang orang berbuat sesuatu dan jika orang
tersebut melakukan perbuatan yang dilarang maka ia melanggar norma
hukum tersebut.
Negara Indonesia merupakan negara yang melaksanakan norma hukum. Hal
itu dapat kita lihat dalam pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi "Negara
Indonesia Adalah Negara Hukum".Norma hukum mutlak diperlukan suatu
negara. Hal itu untuk menjamin ketertiban dalam kehidupan bernegara.

REFLEKSI SISWA !

Setelah kalian mempelajari hakikat norma dari berbagai sumber, tuliskan


informasi yang kalian peroleh seperti pengertian, sanksi, contoh norma untuk
melengkapai tabel berikut. Kalian dapat menambahkan dengan informasi
yang lebih banyak selain yang tertulis di tabel. Diskusikan dengan teman
kalian untuk mengisi tabel tersebut.

Lengkapi tabel berikut ini !


Tabel 1.1 Hakikat Norma

No Informasi Uraian

1. Norma

2. Tujuan Norma

3. Macam Norma

~ 31 ~
4. Norma Kesusilaan

5. Norma Kesopanan

6. Norma Agama

7. Norma Hukum

B. Arti Penting Norma Dalam Mewujudkan Keadilan


Aturan dalam masyarakat memiliki arti penting bagi terciptanya ketertiban dan
keharmonisan masyarakat. Norma dalam masyarakat terbentuk karena ada berbagai
perbedaan individu. Fungsi aturan dalam masyarakat antara lain:
1. Pedoman dalam tingkah laku
2. Menjaga kerukunan anggota masyarakat
3. Sistem pengendalian sosial

Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa "Negara Indonesia adalah negara
hukum" Apa yang dimaksud dengan negara hukum?
1. Negara hukum adalah negara yang mendasarkan segala sesuatu, baik tindakan
maupun pembentukan lembaga negara pada hukum tertulis atau tidak tertulis.
2. Menurut A.V. Dicey, negara hukum mengandung 3 unsur berikut ini:

~ 32 ~
a. Supremacy of law. Dalam arti tidak boleh ada kesewenang wenangan
sehingga seseorang warga harus dihukum jika melanggar hukum
b. Equality before law. Setiap orang sama du depan hukum tanpa melihat status
dan kedudukannya, baik bagi rakyat maupun pejabat.
c. Human Rights. Diakui dan dijaminnya hak hak asasi manusia dalam undang
undang atau keputusan pengadilan.
Jaminan UUD 1945 bahwa Indonesia sebagai negara hukum dapat ditemukan
dalam UUD1945 pasal 1 ayat (3) dan pasal 27 ayat (1) yang berbunyi "Segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya".
Secara garis besarnya fungsi norma hukum adalah sebagai berikut:
1. Fungsi hukum memberikan pengesahan (legitimasi) terhadap apa yang
berlaku dalam masyarakat.
2. Fungsi hukum sebagai alat rekayasa masyarakat.
3. Fungsi hukum sebagai sarana pembentukan masyarakat, khususnya sarana
pembangunan.
4. Fungsi hukum sebagai senjata dalam konflik sosial.
Keadilan berasal dari kata dasar adil. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai (tindakan) tidak berat sebelah, sepatutnya; tidak sewenang
wenang. Keadilan menandaskan bahwa setiap manusia tidak bolehdiperlakukan
sewenang wenang tetapi harus diperlakukan sesuai dengan hak haknya.
Nilai nilai keadilan harus terwujud dalam kehidupan bersama adalah sebagai
berikut:
a. Keadilan Distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara negara terhadap
warganya.
b. Keadilan Legal, yaitu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara.
c. Keadilan Komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan
yang lainnya secara timbal balik.
Menurut pandangan hukum, keadilan mengandung arti adanya jaminan negara
terhadap anggota masyarakat untuk mendapatkan apa yang menjadi haknya dan
memperoleh perlakuan sama di hadapan hukum. Norma hukum wajib dipatuhi
dalam setiap aspek. Barang siapa melanggar suatu aturan hukum akan dikenakan
sanksi. Sanksi biasa disebut sebagai hukuman,yaitu suatu pengenaan dengan
kekuasaan memaksa sesuatu yang tidak dikehendaki, tidak menyenangkan atas
individu, kelompok individu atau kelembagaan badan hukum tertentu sebagai
imbalan/gannjaran atas perbuatan yang dinilai melanggar norma hukum yang
berlaku.
Pengenaan hukuman dapat dibedakan dari segi berat ringannya seperti teguran
atau peringatan, pengurangan hak, pembatasan kebebasan (penjara), denda, sanksi
yang menyakiti fisik, amputasi dan pidana mati.
Penjatuhan hukuman bagi pelanggar norma hukum dapat dipandang sebagai
bagian dari proses koreksi dan permasyarakatan sehingga orang yang dihukum
menjadi orang baik sebelm kembali lagi di tengah tengah kehidupan.

~ 33 ~
Dijatuhkannya hukuman secara ilmiah mempunyai dasar pembenarannya. yaitu
untuk kepentingan sebagai berikut:
a. Pembalasan atas kesalahan
b. Penjeraan, baik yang bersifat untuk umum ataupun untuk pelaku
c. Rehabilitasi
d. Menyebabkan tidak dapat lagi melakukan kesalahan.
e. Mengisolasi pelaku untuk mencegahnya melakukan lagi kesalahan yang
membahayakan orang lain.
Di dalam hukum pidana, hukuman itu dibagi menjadi 2 yaitu hukum pokok
dan hukum tambahan. Menurut KUHP Pasal 10 menyatakan bahwa hukuman
pokok meliputi hukuman mati, hukuman penjara, hukuman kurungan, dan
hukuman denda. Hukuman tambahan meliputi pencabutan hak hak tertentu,
perampasan barang barang tertentu, dan pengumuman putusan hakim.

C. Perilaku Sesuai Norma dalam Kehidupan Sehari hari


Manusia sebagai makhluk sosial, hidup berada di tengah tengah masyarakat
sekaligus menjadi warga dan anggota masyarakat yang bersangkutan.Sudah
merupakan kelaziman bahwa dalam suatu masyarakat ada norma dan aturan yang
berlaku. Norma dan aturan tersebut wajib ditaati oleh semua anggota masyarakat.
Ketaatan adalah sikap patuh pada aturan yang berlaku. Kepatuhan harus
muncul dari dorongan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik. Sikap patuh
terhadap norma norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat bukan lahir
karena keadaan terpaksa takut dikenakan sanksi atau karena kehadiran aparat penegak
hukum. Sikap patuh akan muncul pertama kali dalam diri sendiri apabila sudah
menjadi kesadaran. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kalian membina sikap dan
budaya sebagai berikut:
a. Budaya Malu, yaitu sikap malu jika melanggar aturan.
b. Budaya Tertib,yaitu membiasakan bersikap tertib dimanapun kalian berada.
c. Budaya Bersih,yaitu sikap untuk berkata dan berperilaku jujur dan bersih dari
tindakan tindakan kotor.
d. Dalam khidupan sehari hari masih banyak ditemukan perilaku tidak patuh
terhadap norma. Ada beberapa penyebab kesadaran terhadap kepatuhan pada
norma norma dalam kehidupan masih rendah,yaitu sebagai berikut:
a. Budaya Malu, yaitu sikap malu jika melanggar aturan
b. Budaya Tertib, yaitu membiasakan bersikap tertib dimanapun kalian berada
c. Budaya Bersih, yaitu sikap untuk berkata dan berperilaku jujur dan bersih dari
tindakan tindakan kotor

~ 34 ~
REFLEKSI SISWA !

Coba kalian secara kelompok melakukan kajian terhadap peraturan yang berlaku di
lingkungan sekolah, pergaulan, masyarakat, serta bangsa dan negara dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Amati dan pelajari perbuatan mentaati dan melanggar norma yang terjadi dalam
lingkungan sekolah, pergaulan, masyarakat, bangsa dan negara. Pilih beberapa
perbuatan yang memiliki tema sama, seperti membuang sampah pada tempatnya,
berpakaian seragam sekolah rapi, dan memakai helm saat mengendarai sepeda
motor, dan sebagainya.
2. Lakukan wawancara dan carilah dari berbagai sumber (koran, majalah, internet)
untuk memperoleh informasi lengkap sesuai tema tentang perbuatan yang mentaati dan
melanggar peraturan, mengapa perbuatan tersebut dilakukan, apa akibat dari
perbuatan tersebut, dan bagaimana agar peraturan ditaati dan tidak terjadi pelanggaran
kembali. Buatlah kesimpulan dari informasi yang kalian peroleh.
3. Susun laporan hasil telaah secara tertulis, dan sajikan di depan kelas. Untuk membantu
kalian mengolah data, kalian dapat mengisi tabel berikut.

Tabel 1.2 Hasil Telaah Ketaatan terhadap Norma yang berlaku

Tema Pokok : .........................................................................................................

No Perbuatan Alasan Akibat Upaya

1.

2.

3.

~ 35 ~
4.

5.

Kesimpulan : ..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

RANGKUMAN

1. Kata Kunci
Kata kunci yang harus kalian pahami dalam mempelajari materi pad bab ini, yaitu
Norma, Agama, Kesusilaan, Kesoponan, Hukum, Negara Hukum, dan Keadilan.
2. Intisari Materi
a. Norma adalah kaidah, aturan atau adat kebiasaan dan / atau hukum yang berlaku
dalam masyarakat.
b. Norma yang dibuat oleh negara berupa peraturan tertulis, sedangkan norma yang
berkembang dalam masyarakat berupa aturan tidak tertulis.
c. Ada empat norma yang digunakan sebagai kaidah atau aturan yang berlaku dalam
masyarakat. Keempat norma tersebut adalah :
(1) Norma agama,
(2) Norma Kesusilaan,
(3) Norma Kesopanan, dan
(4) Norma Hukum.

~ 36 ~
d. Negara Republik Indonesia adalah negara yang melaksanakan norma huku. Hal
itu dapat kita lihat dalam Pasal 1 ayat (3) UUD NKRI Tahun 1945 yang
berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum dan pasal 27 ayat (1) UUD
NRI Tahun 1945 yang berbunyi Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
e. Keadilan adalah memperlakuan diri sendiri dan orang lain sesuai dengan apa
yang menjadi haknya. Keadilan hukum diwujudkan dengan terlindunginya
hak-hak warga negara dan adanya hukuman yang tegas dan nyata terhadap
anggota masyarakat yang melanggar norma hukum.
f. Untuk tegaknya keadilan, pemberian hukuman dilakukan oleh lembaga
peradilan. Masyarakat tidak boleh melakukan tindakan main hakim sendiri.
g. Istilah Norma berasal dari bahasa Inggris, norm, bahasa Yunani nomoi atau nomos,
dan bahasa Arab qoidah yang berarti hukum. Norma merupakn institutionalisasi
nilai nilai yang diidealkan sebagai kebaikan keluruhan bahkan kemuliaan
berhadapan dengan nilai nilai buruk, tidak luhur atau tidak mulia. (Jimly
Asshiddiqie, 2015:1)
h. Sistem peradilan negara Indonesia terdiri dari :
1. Peradilan umum.
2. Peradilan militer.
3. Peradilan agama.
4. Peradilan tata usaha negara.
f. Membayar pajak adalah salah satu bentuk ketaatan warga negara terhadap norma
hukum. Dengan membayar pajak, pemerintah dapat melaksanakan pembangunan
nasional untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
g. Negara Indonesia merupakan negara hukum. Seluruh warga negara harus taat dan
tunduk pada hukum yang berlaku. Menaati norma hukum yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara akan menciptakan ketertiban dan
keadilan. Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya hukum, yaitu untuk menciptakan
ketertiban dan keadilan.

~ 37 ~
Uji Kompetensi 2
Uji Kompetensi 2.1
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Apa yang dimaksud dengan norma?
2. Mengapa norma diperlukan dalam masyarakat?
3. Bagaiman proses terbentuknya norma dalam masyarakat?
4. Jelaskan 4 macam norma menurut bidangnya dan berilah masing masing 2
contohnya !
5. Apakah perbedaan sanksi kebiasaan dan adat istiadat?

Uji Kompetensi 2.2


Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Jelaskan 3 manfaat mentaati norma bagi diri sendiri !
2. Jelaskan 3 akibat pelanggaran terhadap norma bagi masyarakat !
3. Apa pengertian keadilan?
4. Apa arti penting hukum dalam mewujudkan keadilan?
5. Sebutkan 2 contoj perilaku sesuai norma dalam kehidupan di sekolah !

PENILAIAN SIKAP

Nama : ............................................................

Kelas : .............................................................

Semester : .............................................................

Petunjuk :

Berilah tanda ceklist ( ) pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.

Tabel 1.3 Penilaian Diri Siswa

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.

~ 38 ~
2. Saya memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan

Saya memelihara hubungan baik dengan sesama umat


3.
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Saya menghormati orang lain yang menjalankan ibadah
4.
sesuai dengan agamanya.

5. Saya tidak mencontek pada saat ulangan / ujian.

6. Saya berani mengakui kesalahan yang dilakukan.

Saya siap menerima sanksi bila melanggar aturan /


7.
norma.
Saya menyeberang jalan di tempat penyeberangan /
8.
zebra cross

9. Saya membuang sampah di tempatnya.

10. Saya mengendarai motor menggunakan helm.

11. Saya datang tepat waktu di setiap kegiatan.

12. Saya patuh pada tata tertib sekolah.

13. Saya menepati janji.

Saya terlibat aktif dalam kegiatan piket kebersihan


14.
kelas.

15. Saya tidak berkata kata kotor dan kasar.

16. Saya tidak meludah di sembarang tempat.

17. Saya menghormati orang yang lebih tua.

Saya mengucapkan terima kasih setelah menerima


18.
bantuan dari orang lain.

~ 39 ~
19. Saya tidak mudah putus asa.

Saya berani berpendapat, bertanya, dan menjawab


20.
pertanyaan.

EVALUASI KOMPETENSI 2

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!


1. Norma yang tidak berlaku pada masyarakat, yaitu ....
a. norma agama c. norma hukum
b. norma kebudayaan d. norma kesusilaan

2. Dalam kehidupan di masyarakat, norma tidak berfungsi sebagai ....


a. alat dan ketertiban
b. sarana untuk mewujudkan keadilan
c. sarana hukum bagi pelanggaran
d. pengawasan bagi aparat penegak hukum

3. Hukum adalah serumpun peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang diadakan


untuk mengatur dan melindungi kepentingan orang dalam masyarakat. Pengertian
hukum tersebut merupakan pendapat ....
a. Bellfroid c. Duguit
b. Van Kant d. E. Utrecht

4. Berikut yang termasuk hukuman pokok adalah ....


a. pencabutan hak-hak tertentu,
b. hukuman denda
c. perampasan barang-barang tertentu
d. pengumuman putusan hakim

5. Peraturan yang bersumber dari pergaulan hidup manusia adalah norma ....
a. Hukum b. Kesusilaan c. Kesopanan d. Agama

6. Hukum tata negara mengatur tentang ....


a. Jual beli c. Tugas-tugas negara
b. Perdagangan d. Sewa menyewa

7. Berikut yang termasuk hukum privat (sipil) adalah ....


a. hukum pidana c. hukum acara pidana
b. hukum dagang d. hukum tata negara

~ 40 ~
8. Salah satu ciri kesadaran hukum yang tinggi dalam masyarakat, yaitu ....
a. banyaknya tindakan main hakim sendiri
b. tingginya pengetahuan masyarakat tentang hukum
c. tidak terjadinya pelanggaran hukum
d. kepatuhan pada hukum

9. Sifat memaksa dalam penerapan norma hukum berarti ....


a. hukum hanya berlaku bagi sekelompok orang
b. hukum berlaku bagi seluruh warga negara
c. dikenakan hukuman bagi setiap orang
d. kedudukan setiap orang di mata hukum sama

10. Contoh pelaksanaan norma kesopanan pada masyarakat, yaitu ....


a. menggunakan tangan kanan saat menerima sesuatu
b. menggunakan helm saat berkendaraan roda dua
c. melaksanakan ibadah tepat waktu
d. selalu berkata jujur dalam setiap tindakan

11. Manusia membutuhkan orang lain karena manusia adalah makhluk .


a. Pribadi b. Sosial c. Individu d. Ekonomi

12. Seseorang yang melanggar norma kesusilaan akan .


a. mendapatkan hukuman denda
b. mendapatkan hukuman penjara
c. dikucilkan masyarakat
d. merasakan penyesalan

13. Menghormati orangtua agar selamat dunia dan akhirat merupakan ajaran yang di
perintahkan norma agama dan norma ....
a. Adat b. Kesusilaan c. Kesopanan d. Hukum

14. Pada hakikatnya norma hukum yang berlaku dalam masyarakat berfungsi untuk ....
a. membentuk negara hukum
b. meningkatkan kesadaran hukum
c. menciptakan ketertiban
d. melindungi penegak hukum

15. Keputusan hakim yang merupakan sumber hukum yang disebut ....
a. Traktat b. Doktrin c. Kebiasaan d. Yurisprudensi

16. Hukum yang berlaku dalam suatu negara saat ini disebut hukum .
a. Positif b. Pidana c. Asasi d. Subyektif

~ 41 ~
17. Salah satu contoh perilaku berbuat kebajikan dalam kehidupan di lingkungan sekitar
kita, adalah ....
a. meminta maaf jika berbuat salah
b. selalu mawas diri dan mengoreksi diri
c. melaksanakan kegiatan karang taruna
d. menyantuni fakir miskin dan anak terlantar

18. Salah satu contoh perilaku yang tidak menghormati orang lain dalam melaksanakan
ibadah, adalah .
a. membiarkan orang lain tidak beribadah
b. membiarkan orang lain melaksanakan ibadah
c. menciptakan suasana yang mengganggu ketenangan ibadah
d. membiarkan tata cara ibadah orang lain berbeda dengan tata cara ibadah kita

19. Salah satu contoh sikap mencintai kebersihan di lingkungan masyarakat, adalah .
a. Ikut kerja bakti membersihkan parit yang tersumbat
b. Melaksanakan tugas kebersihan di kelas dengan baik
c. Membiasakan mandi serta memakai pakaian yang bersih
d. Mendiamkan orang lain membuang sampah sembarangan

20. Salah satu contoh sikap menghormati orang lain dalam masyarakat, adalah tidak .
a. Semena-mena terhadap sesama
b. Membeda-bedakan suku seseorang
c. Menyombongkan diri di masyarakat
d. Kewajiban membayar pajak

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat !


1. Uraikan apa saja norma-norma yang ada pada masyarakat!
2. Terangkan unsur-unsur yang terdapat dalam hukum!
3. Uraikan penentuan garis keturunan yang dianut beberapa masyarakat hukum adat di
Indonesia!
4. Sebutkan tiga macam norma adat yang berlaku dalam lingkungan masyarakatmu!
5. Akibat yang ditimbulkan jika suatu masyarakat tidak menaati hukum!

Penilaian Catatan Guru Paraf Guru


Uji Tugas
Penilaian Sikap
Kompetensi Siswa

~ 42 ~
BAB III

PERUMUSAN DAN PENGESAHAN UUD


NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Untuk memahami UUD mari kita pahami terlebih dahulu istlah Konstitusi. Konstitusi
berasal dari bahasa Prancis Constiture yang artinya membentuk. Pemakaian istilah
konstitusi dimaksud sebagai pembentukan atau penyusunan suatu negara.

Konstitusi bagi suatu negara merupakan keseluruhan sistem aturan yang menetapkan
dan mengatur tata kehidupan kenegaraan melalui sistem pemerintahan negara dan tata
hubungan secara timbal balik antara pemerintah negara dan orang seorang yang berada di
bawah pemerintahnya.

Konstitusi diartikan juga sebagai hukum dasar, hukum dasar tersebut dapat tertulis
dan dapat juga tidak tertulis. Konstitusi atau hukum dasar yang tertulis disebut juga Undang-
Undang Dasar, sedangkan konstitusi atau hukum dasar yang tidak tertulis disebut juga
konvensi, yakni aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek-praktek
penyelengaraan negara meskipun tidak tertulis. Dengan demikian, konstitusi lebih luas
dibandingkan dengan Undang-Undang Dasar (UUD), atau UUD merupakan salah satu bagian
dari konstitusi.

Menurut James Bryce, suatu konstitusi menetapkan:


1. Pengaturan mengenai pendirian lembaga-lembaga yang permanan
2. Fungsi dari lembaga-lembaga tersebut
3. Hak-hak tertentu yang ditetapkan.
Sedangkan menurut JF. Strong, konstitusi mengatur:
1. Kekuasaan pemerintah
2. Hak-hak dari yang diperintah
3. Hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah.
Fungsi UUD/Konstitusi
Fungsi UUD/konstitusi, dapat ditinjau dari sudut penyelenggaraan pemerintahan atau
berdasarkan tujuannya. Ditinjau dari sudut pemerintahan fungsi UUD/konstitusi sebagai
landasan struktural penyelenggaraan pemerintahan menurut suatu sistem ketatanegaraan
yang pasti yang pokok-pokoknya dalam suatu aturan-aturan konstitusi atau UUD-nya.
Sedangkan ditinjau dari sudut tujuannya, fungsi UUD/kontitusi adalah untuk
menjamin hak-hak anggota warga negara atau masyarakat dari tindakan sewenang-
wenang penguasa.

~ 43 ~
Isi atau Muatan Konstitusi
Menurut A.A.H. Struycken, UUD sebagai suatu konstitusi yang tertulis merupakan
dokumen formal yang memuat:
1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu lampau
2. Tingkatan-tingkatan perkembangan tertinggi ketatanegaraan bangsa
3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik waktu sekarang
maupun yang akan datang.
4. Sutau keinginan dengan mana perkembangan ketatanegaraan bangsa hendak
dipimpin.
Menurut Sri Sumantri (1979:45) UUD atau konstitusi pada umumnya memuat:
1. adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara
2. ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental;
3. adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat
fundamental.
Menurut Miriam Budiardjo (1977:101), setiap UUD/Konstitusi memuat ketentuan
tentang:
1. organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif,
eksekutif dan judikatif, dan sebagainya
2. hak-hak asasi manusia
3. prosedur mengubah UUD
4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD.
UUD yang Pernah Berlaku di Indonesia
1. Semenbjak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai sekarang, di
Indonesia telah berlaku tiga macam UUD dalam empat periode:
2. Periode 18 Agutus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949 berlaku UUD
Proklamasi yang kemudian dikenal dengan UUD 1945
3. Periode 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950 berlaku Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Serikat (UUD RIS)
4. Periode 17 Agutus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959 berlaku Undang-Undang Dasar
Sementara (UUDS 1950)
5. Periode 5 Juli 1959 sampai dengan sekarang berlaku UUD 1945

A. Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia


Tahun 1945
1. Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Penjajahan Belanda ini berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret .
Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak
terlalu lama menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah di
dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar
bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji
kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso
pada tanggal 7 September 1944.

~ 44 ~
Karena Jepang terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945
Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu
juanji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Ganseikan
(Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura) No.
23.
Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah
menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada
pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan.
BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945, bertepatan dengan ulang
tahun kaisar Jepang, Kaisar Hirohito. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.)
Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis tua, ditunjuk menjadi ketua
BPUPKI dengan didampingi oleh dua orang ketua muda (wakil ketua), yaitu Raden
Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio(orang Jepang). Selain menjadi ketua muda,
Raden Pandji Soeroso juga diangkat sebagai kepala kantor tata usaha BPUPKI
(semacam sekretariat) dibantu Masuda Toyohiko dan Mr. Abdoel Gafar
Pringgodigdo. BPUPKI sendiri beranggotakan 69 orang, yang terdiri dari: 62 orang
anggota aktif adalah tokoh utama pergerakan nasional Indonesia dari semua daerah
dan aliran, serta 7 orang anggota istimewa adalah perwakilan pemerintah
pendudukan militer Jepang, tetapi wakil dari bangsa Jepang ini tidak mempunyai hak
suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang artinya mereka hanya hadir dalam
sidang BPUPKI sebagai pengamat saja).
Selama BPUPKI berdiri, telah diadakan dua kali masa persidangan resmi
BPUPKI, dan juga adanya pertemuan-pertemuan yang tak resmi oleh panitia kecil di
bawah BPUPKI, yaitu adalah sebagai berikut :

Suasana Sidang BPUPKI

~ 45 ~
1. Persidangan Resmi BPUPKI yang pertama pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945
Pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan dan sekaligus
seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI yang pertama di gedung "Chuo
Sangi In", yang pada zaman kolonial Belanda gedung tersebut merupakan gedung
Volksraad (dari bahasa Belanda, semacam lembaga "Dewan Perwakilan Rakyat
Hindia Belanda" pada masa penjajahan Belanda), dan kini gedung itu dikenal
dengan sebutanGedung Pancasila, yang berlokasi di Jalan Pejambon 6 Jakarta.
Namun masa persidangan resminya sendiri (masa persidangan BPUPKI yang
pertama) diadakan selama empat hari dan baru dimulai pada keesokan harinya,
yakni pada tanggal 29 Mei 1945, dan berlangsung sampai dengan tanggal 1 Juni
1945, dengan tujuan untuk membahas bentuk negara Indonesia, filsafat negara
"IndonesiaMerdeka" serta merumuskan dasar negara Indonesia.
Upacara pelantikan dan seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI
yang pertama ini dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI dan juga dua orang
pembesar militer jepang, yaitu: Panglima Tentara Wilayah ke-7, Jenderal Izagaki,
yang menguasai Jawa serta Panglima Tentara Wilayah ke-16, Jenderal Yuichiro
Nagano. Namun untuk selanjutnya pada masa persidangan resminya itu sendiri,
yang berlangsung selama empat hari, hanya dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI.
Sebelumnya agenda sidang diawali dengan membahas pandangan mengenai
bentuk negara Indonesia, yakni disepakati berbentuk "Negara Kesatuan Republik
Indonesia" ("NKRI"), kemudian agenda sidang dilanjutkan dengan merumuskan
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk hal ini, BPUPKI harus
merumuskan dasar negara Republik Indonesia terlebih dahulu yang akan menjiwai
isi dari Undang- Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri,
sebab Undang-Undang Dasar adalah merupakan konstitusi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Guna mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-
benar tepat, maka agenda acara dalam masa persidangan BPUPKI yang pertama ini
adalah mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan
nasionalIndonesia, yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara Republik
Indonesia itu adalah sebagai berikut :
Sidang tanggal 29 Mei 1945, Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. berpidato
mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negara Republik
Indonesia, yaitu: 1. Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri
Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5. Kesejahteraan Rakyat .
Sidang tanggal 31 Mei 1945, Prof. Mr. Dr. Soepomo berpidato
mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negara
Republik Indonesia, yang dia namakan "Dasar Negara Indonesia Merdeka",
yaitu: 1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Mufakat dan Demokrasi; 4.
Musyawarah; dan 5. Keadilan Sosial .
Sidang tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato mengemukakan gagasan
mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia, yang dia
namakan "Pancasila", yaitu: 1. Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme

~ 46 ~
dan Peri Kemanusiaan; 3. Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial;
dan 5. Ketuhanan Yang Maha Esa .
Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia yang
dikemukakan oleh Ir. Soekarno tersebut kemudian dikenal dengan istilah
"Pancasila", masih menurut dia bilamana diperlukan gagasan mengenai rumusan
Pancasila ini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga Sila), yaitu: 1.
Sosionasionalisme; 2. Sosiodemokrasi; dan 3. Ketuhanan Yang Berkebudayaan .
Bahkan masih menurut Ir. Soekarno lagi, Trisila tersebut bila hendak diperas
kembali dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu Sila), yaitu merupakan sila:
Gotong-Royong , ini adalah merupakan upaya dari Bung Karno dalam
menjelaskan bahwa konsep gagasan mengenai rumusan dasar negara Republik
Indonesia yang dibawakannya tersebut adalah berada dalam kerangka "satu-
kesatuan", yang tak terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan BPUPKI
yang pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila dan
tanggal 1 Juni ditetapkan dan diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pidato dari Ir. Soekarno ini sekaligus mengakhiri masa persidangan BPUPKI
yang pertama, setelah itu BPUPKI mengalami masa reses persidangan (periode
jeda atau istirahat) selama satu bulan lebih.

2. Masa antara Sidang Resmi Pertama dan Sidang Resmi Kedua


Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI
sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung
usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno
BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis
paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil
ini terdiri atas delapan orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. K.H. Wachid Hasjim
4. Mr. Muh. Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
6. Mr. A.A. Maramis
7. R. Otto Iskandar Dinata
8. Drs. Muh. Hatta
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil
dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai
antara lain disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-
Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Muh. Hatta
3. Mr. A.A. Maramis
4. K.H. Wachid Hasyim
5. Abdul Kahar Muzakkir
6. Abikusno Tjokrosujoso

~ 47 ~
7. H. Agus Salim
8. Mr. Ahmad Subardjo
9. Mr. Muh. Yamin
Panitia kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga
melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan Mukadimah Hukum Dasar, yang
kemudian lebih dikenal dengan sebutan Piagam Jakarta yang pada waktu itu
disebut-sebut juga sebagai sebuah "Gentlement Agreement".
Adapun bunyi lengkapnya Piagam Jakarta adalah sebagai berikut:
Mukaddimah

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah


kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang Negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara


Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilam, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jakarta, 22-6-2605

Ir. Soekarno

Drs. Muh. Hatta

Mr. A.A. Maramis

K.H. Wachid Hasjim

Abdul Kahar Muzakkir

~ 48 ~
H. Agus Salim

Abikusno Tjokrosujoso

Mr. Ahmad Subardjo

Mr. Muhammad Yamin

3. Persidangan Resmi BPUPKI yang kedua pada tanggal 10 Juli-16 Juli 1945.
Masa persidangan BPUPKI yang kedua berlangsung sejak tanggal 10Juli
1945 hingga tanggal 16 Juli 1945. Hari pertama sidang BPUPKI dimulai dengan
diumumkannya dengan penambahan 6 anggota baru yaitu 1) Abdul Fatah Hasan; 2)
Asikin Natanegara; 3) Soerjo Hamidjojo; 4) Muhammad Noor, 5) Besar dan 6 )
Abdul Kaffar. Pada sidang pertama ini ketua "Panitia Sembilan", Ir. Soekarno
melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada anggota BPUPKI
berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia Merdeka" yang disebut
dengan "Piagam Jakarta" itu. Salah keputusan penting dalam rapat BPUPKI
tanggal 10 Juli 2016 adalah diambilnya keputusan tentang bentuk Negara. Dari 64
suara (ada beberapa anggota yang tidak hadir) yang pro republic sebanyak 55
orang, 6 orang yang menginginkan bentuk kerajaan, 2 orang mengingkan bentuk
lain.dan 1 orang yang blangko.
Ketika akan mengambil pemungutan suara untuk menentukan bentuk
negara, para pendiri negara diliputi suasana yang penuh dengan permufakatan,
tanggung jawab, toleransi, dan religius sebagaimana tergambar dalam dialog di
bawah ini (Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995:125-127)
1. Anggota MOEZAKIR :
Saya mohon dari Tuan-tuan anggota sekalian! Oleh karena kita menghadapi
saat yang suci, baiklah kita mengheningkan cipta, supaya janganlah hati kita
dipengaruhi oleh sesuatu hal yang tidak suci, tetapi dengan segala keikhlasan
menghadapi keputusan tentang bentuk negara yang akan didirikan, dengan hati
yang murni, yang tidak terpengaruh oleh sesuatu maksud yang tidak suci. Oleh
karena itu, saya mohon kepada paduka Tuan-tuan sekalian, sukalah Tuan-tuan
berdiri di hadapan hadirat Allah Subhanahuwataala untuk meminta doa.
2. Ketua RADJIMAN :
Usul itu kita turuti dan saya minta marilah kita mengheningkan cipta, supaya
mendapat pikiran yang suci dan murni dalam pemilihan. Rapat meminta doa
dengan pimpinan Ki Bagoes Hadikoesoemo yang membacakan Fatihah.
Sesudah itu diadakan pemungutan suara.
3. Anggota DASAAD:
Tuan Ketua, kami sudah mengetahui, bahwa ada 64 stem. Yang memilih
republik, ada 55 stem, kerajaan 6, lain-lain 2 dan belangko 1.
4. Ketua:
Saya mengucapkan terima kasih atas pekerjaan komisi. Anggota sekalian
sudah mendengar, bahwa telah dipilih oleh sidang Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai yang kedua kali ini, yang melahirkan 64 stem, ialah yang 55

~ 49 ~
republik, 6 kerajaan, 1 belangko dan 2 lain-lain. Jadi, semuanya ada 64. Sudah
ada ketetapan dalam waktu ini, nanti kita membuat pelaporan yang sejelas-
jelasnya.
5. Anggota SOEKARNO:
Jadi, putusan Panitia itu republik?
6. Ketua RADJIMAN:
Sudah terang republik yang dipilih dengan suara terbanyak. Sekarang saya
minta beristirahat. .
Semangat nasionalisme dan patriotisme terlihat sangat nyata dalam
perbincangan dalam Sidang BPUPKI tanggal 10 dan 11 Juli 1945 ketika
membahas masalah wilayah negara. Semangat tersebut, antara lain
dikemukakan oleh beberapa tokoh berikut ini (Sekretariat Negara Republik
Indonesia, 1995:132-144).
7. Anggota MOEZAKIR:
. Maka apabila bangsa Indonesia pada masa ini mempunyai ketinggian
kehendak dan kemauan, dan menjunjung tinggi apa yang angan-angankan,
hendaklah sanggup pula mengakui bahwa tanah Melayu itu sebagian dari
tanah air kita. tanah Papua itu pula menjadi sumber kekayaan kita.
Janganlah sumber kekayaan, yang diwariskan oleh nenek moyang kita hilang
dengan sia-sia belaka. Oleh karena itu, saya setuju, bahwa dalam menentukan
batas halaman tanah air kita hendaklah kita berpikir dengan sebaik-baiknya;
janganlah didasarkan pada soal, apakah kita kita sanggup atau tidak sanggup,
tetapi pula apakah akan timbul kesanggupan akan merdeka atau tidak.
8. Anggota YAMIN:
. Soal lain pula berhubung dengan tanah Papua. Memang hal ini dalam ilmu
pengetahuan, ethnologie, bahasa, geografi ada yang menyebutkan, bahwa
pulau Papua tidak masuk tanah Indonesia.Tetapi faham ini hanyalah dilahirkan
oleh orang-orang yang mengarang buku yang bersangkutan. Tetapi ada juga
faham-faham lain yang mengatakan, bahwa seluruh pulau Papua masuk
Indonesia. Perkataan Indonesia dibuat oleh orang yang mempunyai faham
yang mengatakan, bahwa Indonesia melingkungi daerah Malaya dan Polinesia.
Jadi, dengan sendirinya pada waktu perkataan Indonesia lahir dimaksudkan
bahwa tanah Papua masuk dalam daerah Indonesia.
9. Anggota ABDUL KAFFAR:
. Dalam ilmu strategi alangkah besar bagi kedua-duanya untuk menjaga sisi
masing-masing. Artinya kalau kita melihat batas kita di Timur, ke Pulau
Timor, saya setuju sekali dengan anggota yang terhormat Muh Yamin, yaitu
agar pulau itu dimasukkan dalam lingkungan kita, terletak Indonesia baru,
begitu pula Borneo Utara, di mana terletak Serawak, dan juga negara Papua
bukanlah kita bersifat meminta, tetapi hal itu beralaskan kebangsaan.
10. Anggota SOEMITRO KOLOPAKING:
. Jikalau peperangan sudah berakhir dan kemenangan akhir telah tercapai,
kita dapat melengkapkan aturan-aturan itu menjadi aturan-aturan yang sesuai
dengan keadaan zaman pada waktu itu, dengan permintaan Indonesia merdeka

~ 50 ~
ialah seluas Indonesia-Belanda dahulu. Jikalau kemenangan akhir tercapai dan
ada permintaan yang nyata dari Malaya Selatan, Borneo Utara bahwa rakyat di
situ merasa juga ingin masuk dalam lingkungan kita, dengan senang hati
mereka akan kita terima sebagai bangsa kita di dalam Indonesia merdeka.

Dalam membahas masalah wilayah negara, masih banyak tokoh pendiri


negara yang menyampaikan usulnya, seperti Moh. Hatta, Soekarno, Soetardjo,
Agoes Salim, A.A. Maramis, Sanoesi, dan Oto Iskandardinata. Akhirnya
diputuskan, bahwa wilayah Indonesia Merdeka adalah Hindia Belanda dulu,
ditambah dengan Malaya, Borneo Utara, Papua, Timor Portugis dan pulau-pulau
sekitarnya.

Pada sidang BPUPKI tanggal 11 Juli 1945, setelah mendengarkan


pandangan dan pemikiran 20 orang anggota, maka dibentuklah tiga Panitia Kecil,
yaitu:

1. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar, dengan ketua Ir. Soekarno.


2. Panitia Perancang Keuangan dan Perekonomian, dengan ketua Moh. Hatta.
3. Panitia Perancang Pembelaan Tanah Air, dengan ketua Abikusno
Tjokrosujoso.

Agenda sidang BPUPKI yang kedua juga membahas tentang wilayah


Negara Kesatuan Republik Indonesia, kewarganegaraan Indonesia, rancangan
Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, serta
pendidikan dan pengajaran. Pada persidangan BPUPKI yang kedua ini, anggota
BPUPKI dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia kecil yang
terbentuk itu antara lain adalah: Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
(diketuai oleh Ir. Soekarno), Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai oleh Raden
Abikusno Tjokrosoejoso), dan Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Drs.
Mohammad Hatta).

Pada tanggal 11 Juli 1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang Dasar,


yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas pembentukan lagi panitia kecil di
bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang
Dasar.

Membentuk Panitia Perancang Declaration of Rights, yang


beranggotakan Subardjo, Sukiman, dan Parada Harahap.
Membentuk Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, yang
beranggotakan 7 orang yaitu sebagai berikut: Prof. Mr. Dr. Soepomo (ketua
panitia kecil) Mr. KRMT Wongsonegoro (anggota) Mr. Raden Achmad
Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota) Mr. Alexander Andries Maramis
(anggota) Mr. Raden Panji Singgih (anggota) Haji Agus Salim (anggota) Dr.
Soekiman Wirjosandjojo (anggota)

Selain itu, Panitia Perancang Undang-Undang Dasar menghasilkan kesepakatan:

~ 51 ~
Bentuk Unitarisme.
Kepala Negara di tangan satu orang, yaitu Presiden.

Pada tanggal 13 Juli 1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang Dasar,


yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas hasil kerja panitia kecil di bawahnya,
yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar, yang
beranggotakan 7 orang tersebut. Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar
berhasil membahas beberapa hal dan menyepakati antara lain ketentuan tentang
Lambang Negara, Negara Kesatuan, sebutan Majelis Permusyawaratan Rakyat,
dan membentuk Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas Djajadiningrat, Salim,
dan Supomo. Rancangan Undang-Undang Dasar diserahkan kepada Panitia
Penghalus Bahasa.

Pada tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang dengan agenda


Pembicaraan tentang pernyataan kemerdekaan. Sidang pleno BPUPKI
menerima laporan panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang dibacakan oleh
ketua panitianya sendiri, Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut membahas
mengenai rancangan Undang-Undang Dasar yang di dalamnya tercantum tiga
masalah pokok yaitu : Pernyataan tentang Indonesia Merdeka Pembukaan
Undang-Undang Dasar Batang tubuh Undang-Undang Dasar yang kemudian
dinamakan sebagai "Undang-Undang Dasar 1945", yang isinya meliputi :
Wilayah negara Indonesia adalah sama dengan bekas wilayah Hindia Belanda
dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara (sekarang adalah wilayah Sabah
dan wilayah Serawak di negara Malaysia, serta wilayah negara Brunei
Darussalam), Papua, Timor-Portugis (sekarang adalah wilayah negara Timor
Leste), dan pulau-pulau di sekitarnya, Bentuk negara Indonesia adalah Negara
Kesatuan, Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik, Bendera nasional
Indonesia adalah Sang Saka Merah Putih, Bahasa nasional Indonesia adalah
Bahasa Indonesia.

Konsep proklamasi kemerdekaan negara Indonesia baru rencananya akan


disusun dengan mengambil tiga alenia pertama "Piagam Jakarta", sedangkan
konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat
"Piagam Jakarta". Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara peserta
sidang BPUPKI mengenai penerapan aturan Islam, Syariat Islam, dalam negara
Indonesia baru. "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter" pada akhirnya disetujui
dengan urutan dan redaksion yang sedikit berbeda.

Sedangkan sidang pada tanggal 15 Juli 1945 melanjutkan acara


Pembahasan Rancangan Undang- Undang Dasar. Setelah Ketua Perancang
Undang-Undang Dasar, Soekarno memberikan penjelasan naskah yang dihasilkan
dan mendapatkan tanggapan dari Moh. Hatta, lebih lanjut Soepomo, sebagai
Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, diberi kesempatan untuk
memberikan penjelasan terhadap naskah Undang-Undang Dasar.

~ 52 ~
Penjelasan Soepomo, antara lain menjelaskan betapa pentingnya memahami
proses penyusunan Undang-Undang Dasar (Sekretariat Negara Indonesia,
1995:264).

Paduka Tuan Ketua! Undang-Undang Dasar Negara Mana Pun Tidak Dapat
Dimengerti Sungguh-Sungguh Maksudnya Undang-Undang Dasar Dari Suatu
Negara, Kita Harus Mempelajari Juga Bagaimana Terjadinya Teks Itu, Harus
Diketahui Keterangan-Keterangannya Dan Juga Harus Diketahui Dalam Suasana
Apa Teks Itu Dibikin. Dengan Demikian Kita Dapat Mengerti Apa Maksudnya.
Undang-Undang Yang Kita Pelajari, Aliran Pikiran Apa Yang Menjadi Dasar
Undang-Undang Itu. Oleh Karena Itu, Segala Pembicaraan Dalam Sidang Ini
Yang Mengenai Rancangan-Rancangan Undang-Undang Dasar Ini Sangat
Penting Oleh Karena Segala Pembicaraan Di Sini Menjadi Material, Menjadi
Bahan Yang Historis, Bahan Interpretasi Untuk Menerangkan Apa Maksudnya
Undang-Undang Dasar Ini.

Naskah Undang-Undang Dasar akhirnya diterima dengan suara bulat pada Sidang
BPUPKI tanggal 16 Juli 1945.

4. Persiapan Kemerdekaan dilanjutkan oleh PPKI


Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah
dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu menyusun rancangan Undang-
Undang Dasar bagi negara Indonesia Merdeka, dan digantikan dengan dibentuknya
"Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia" ("PPKI") atau dalam bahasa Jepang:
Dokuritsu Junbi Inkai dengan Ir. Soekarno sebagai ketuanya.
Tugas "PPKI" ini yang pertama adalah meresmikan pembukaan (bahasa
Belanda: preambule) serta batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945. Tugasnya
yang kedua adalah melanjutkan hasil kerja BPUPKI, mempersiapkan pemindahan
kekuasaan dari pihak pemerintah pendudukan militer Jepang kepada bangsa
Indonesia, dan mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah
ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru.
Anggota "PPKI" sendiri terdiri dari 21 orang tokoh utama pergerakan
nasional Indonesia, sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan dari berbagai
etnis di wilayah Hindia Belanda, terdiri dari: 12 orang asal Jawa, 3 orang asal
Sumatera, 2 orang asal Sulawesi, 1 orang asal Kalimantan, 1 orang asal Sunda
Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asalMaluku, 1 orang asal etnis Tionghoa. "PPKI"
ini diketuai oleh Ir. Soekarno, dan sebagai wakilnya adalah Drs. Mohammad Hatta,
sedangkan sebagai penasihatnya ditunjuk Mr. Raden Achmad Soebardjo
Djojoadisoerjo. Kemudian, anggota PPKI ditambah lagi sebanyak enam orang,
yaitu: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman
Singodimedjo,Mohamad Ibnu Sayuti Melik, Iwa Koesoemasoemantri, dan Mr.
Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.
Secara simbolik "PPKI" dilantik oleh Jendral Terauchi, pada tanggal 9
Agustus 1945, dengan mendatangkan Ir. Soekarno,Drs. Mohammad Hatta dan Dr.
Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat ke "Kota Ho Chi

~ 53 ~
Minh" atau dalam bahasa Vietnam: Thnh ph H Ch Minh (dahulu bernama:
Saigon), adalah kota terbesar di negara Vietnam dan terletak dekat delta Sungai
Mekong.
Pada saat "PPKI" terbentuk, keinginan rakyat Indonesia untuk merdeka
semakin memuncak. Memuncaknya keinginan itu terbukti dengan adanya tekad
yang bulat dari semua golongan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Negara Indonesia. Golongan muda kala itu menghendaki agar kemerdekaan
diproklamasikan tanpa kerjasama dengan pihak pemerintah pendudukan militer
Jepang sama sekali, termasuk proklamasi kemerdekaan dalam sidang "PPKI". Pada
saat itu ada anggapan dari golongan muda bahwa "PPKI" ini adalah hanya
merupakan sebuah badan bentukan pihak pemerintah pendudukan militer Jepang.
Di lain pihak "PPKI" adalah sebuah badan yang ada waktu itu guna
mempersiapkan hal-hal yang perlu bagi terbentuknya suatu negara Indonesia baru.
Tetapi cepat atau lambatnya kemerdekaan Indonesia bisa diberikan oleh
pemerintah pendudukan militer Jepang adalah tergantung kepada sejauh mana
semua hasil kerja dari "PPKI". Jendral Terauchi kemudian akhirnya menyampaikan
keputusan pemerintah pendudukan militer Jepang bahwa kemerdekaan Indonesia
akan diberikan pada tanggal 24 Agustus1945. Seluruh persiapan pelaksanaan
kemerdekaan Indonesia diserahkan sepenuhnya kepada "PPKI". Dalam suasana
mendapat tekanan atau beban berat seperti demikian itulah "PPKI" harus bekerja
keras guna meyakinkan dan mewujudnyatakan keinginan atau cita-cita luhur
seluruh rakyat Indonesia, yang sangat haus dan rindu akan sebuah kehidupan
kebangsaan yang bebas, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Namun, pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat
kepada sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan
tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa
Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal
17 Agustus 1945. sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan
sidang, dengan acara utama mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan
preambulnya memilih Presiden dan Wakil Presiden.

2. Pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan tanggal 18 Agustus 1945 Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia segera mengadakan Sidang. pada sidang "PPKI"
pada tanggal 18 Agustus 1945 ini telah terjadi kesepakatan dan kompromi atas lobi-
lobi politik dari pihak kaum keagamaan yangberagama non-Muslim serta pihak kaum
keagamaan yang menganut ajaran kebatinan, yang kemudian diikuti oleh pihak kaum
kebangsaan (pihak "Nasionalis") guna melunakkan hati pihak tokoh- tokoh kaum
keagamaan yang beragama Islam guna dihapuskannya "tujuh kata" dalam "Piagam
Jakarta" atau "Jakarta Charter".

~ 54 ~
Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang. Sebelum
mengesahkan Preambul, Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada
tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi kemerdekaan, ada
utusan dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya. Intinya, rakyat Indonesia
bagian Timur mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, dibelakang kata
ketuhanan yang berbunyi dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih
baik memisahkan diri dari negara RI yang baru saja diproklamasikan. Usul ini oleh
Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para anggota
tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim
dan Teuku Muh. Hasan. Muh. Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, dengan
dalih demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Setelah itu Drs. Mohammad Hatta masuk ke dalam ruang sidang "PPKI" dan
membacakan empat perubahan dari hasil kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi
politik tersebut. Hasil perubahan yang kemudian disepakati sebagai "pembukaan
(bahasa Belanda: "preambule") dan batang tubuh Undang- Undang Dasar 1945",
Pertama, kata Mukaddimah yang berasal dari bahasa Arab, muqaddimah, diganti
dengan kata Pembukaan . Kedua, anak kalimat "Negara berdasar atas Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti
dengan, Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketiga, kalimat yang
menyebutkan Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam , seperti
tertulis dalam pasal 6 ayat 1, diganti dengan mencoret kata-kata dan beragama
Islam . Keempat, terkait perubahan poin Kedua, maka pasal 29 ayat 1 dari yang
semula berbunyi: Negara berdasarkan atas Ketuhananan, dengan kewajiban
menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya diganti menjadi berbunyi:
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa .
Suasana permufakatan dan kekeluargaan, serta kesederhanaan juga muncul
pada saat pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden. Risalah sidang PPKI mencatat
sebagai berikut (Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995 :445-446)

~ 55 ~
1. Anggota OTTO ISKANDARDINATA :
...."Berhubung dengan keadaan waktu saya harap supaya pemilihan Presiden
ini diselenggarakan dengan aklamasi dan saya majukan sebagai calon, yaitu
Bung Karno sendiri. (Tepuk tangan)"
2. Ketua SOEKARNO :
...."Tuan-tuan banyak terima kasih atas kepercayaan Tuan-tuan dan dengan
ini saya dipilih oleh Tuan-tuan sekalian dengan suara bulat menjadi
Presiden Republik Indonesia. (Tepuk tangan). (Semua anggota berdiri dengan
menyanyi lagu Indonesia Raya. Sesudahnya diserukan Hidup Bung Karno 3x)"
3. Anggota OTTO ISKANDARDINATA :
..."Pun untuk memilih Wakil Kepala Negara Indonesia saya usulkan cara yang baru
ini dijalankan. Dan saya usulkan Bung Hatta menjadi Wakil Kepala
Negara Indonesia. (Tepuk tangan) (Semua anggota berdiri dengan menyanyi lagu
Indonesia Raya. Sesudahnya diserukan Hidup Bung Hatta 3x)"

Adapun keputusan penting hasil sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 18
Agustus 1945 adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan dan mengesahakan UUD 1945


2) Memilih Ir Soekarno sebagai presiden dan Drs. Muh. Hatta sebagai wakil presiden
3) Sebelum terbentuk MPR, pekerjaan presiden sehari-hari dibantu oleh Komite
Nasional Indonesisa Pusat.

Undang-Undang Dasar 1945 yang disahkan oleh PPKI merupakan Rancangan


Undang-Undang dasar hasil karya BPUPKI setelah mengalami perubahan dan
penyempurnaan. Beberapa perubahan yang terjadi pada Rancangan UUD 1945 tersebut
antara lain:

1. Hukum dasar diganti dengan Undang-undang dasar


2. Kalimat Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluknya .... diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Menambahan Rancangan UUD 1945. Tambahan tersebut adalah: Bab XVI pasal 37
tentang perubahan UUD, Aturan Peralihan pasal I IV, Aturan Tambahan ayat 1 dan
2
B. Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bagi Bangsa dan Negara
Indonesia
Setiap negara mempunyai UUD dengan tujuan yang diharapkan oleh masing-masing
negara tersebut. Konstitusi-konstitusi yang dimiliki oleh negara-negara di dunia ternyata
amat beragam bentuk dan susunannya. Ada yang menggunakan Mukadimah/Pembukaan
ada pula yang tidak, dan ada yang terdiri dari banyak pasal dan ada pula yang hanya terdiri
dari beberapa pasal, kesemuanya sangat tergantung dari maksud para pendiri negara
masing-masing dalam mengatur kehidupan ketatanegaraan.
Sebagai ketentuan yang mengatur kehidupan ketatanegaraan, undang-undang dasar
merupakan sumber utama hukum tata negara suatu negara. Oleh karena itu, konstitusi
selalu memiliki corak nasional dari masing-masing negara. Henk van Maarseveen dan Ger

~ 56 ~
van der Tang (Sri Soemantri M, 1998: 94-95) mengemukakan bahwa selain sebagai
dokumen nasional, konstitusi juga sebagai alat untuk membentuk sistem politik dan sistem
hukum negaranya sendiri. Sedangkan Sri Sumantri M (1998: 95) mengemukakan bahwa
Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal
yang berisi:
a. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau.
b. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa.
c. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik untuk waktu
sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
d. Suatu keinginan dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa
hendak dipimpin.

Meskipun setiap negara memiliki UUD yang isinya berbeda-beda, namun pada
dasarnya setiap UUD mengatur materi yang merupakan ciri yang harus dipenuhi bagi
suatu konstitusi yang benar sebagaimana dikemukakan oleh J.G. Steenbeek (Sri Soemantri
M, 1998: 93), yaitu:

a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara.


b. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental.
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang bersifat
fundamental.
Miriam Budiarjo (2001: 101) menyatakan bahwa setiap Undang-Undang Dasar
memuat ketentuan-ketentuan mengenai soal-soal sebagai berikut:
a. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif dalam negara federal, pembagian kekuasaan antara
pemerintah federal dan pemerintah negara-negara bagian, prosedur menyelesaikan
masalah pelanggaran yuridiksi oleh salah satu badan pemerintah, dan sebagainya.
b. Hak-hak asasi manusia.
c. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar.
d. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari Undang-Undang
Dasar. Hal ini biasanya terdapat jika para penyusun Undang-Undang Dasar ingin
menghindari terulangnya kembali hal-hal yang baru saja diatasi, misalnya
munculnya seorang diktator atau kembalinya suatu monarkhi.
Selain itu, dijumpai pula bahwa Undang-Undang Dasar sering memuat cita-cita
rakyat dan asas-asas ideologi negara yang oleh penyusun Undang-Undang Dasar untuk
mengungkapkan cerminan semangat dan spirit rakyat negara tersebut dan mewarnai
seluruh naskah Undang-Undang Dasar itu.
Di negara-negara komunis, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi berganda.
Di satu pihak mencerminkan kemenangan-kemenangan yang telah dicapai dalam
perjuangan ke arah tercapainya masyarakat komunis dan merupakan pencatatan formal
dan legal dari kemajuan yang telah dicapai. Di pihak lain Undang-Undang Dasar
memberikan rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-citakan
dalam perkembangan berikutnya (Miriam Budiardjo, 2001: 99).

~ 57 ~
Sejak akhir abad ke-19, UUD dianggap sebagai jaminan paling efektif bila
kekuasaan tidak akan disalahgunakan dan hak-hak warga negara tidak dilanggar.
Kemudian muncullah istilah konstitusionalisme untuk menandakan suatu sistem asas-asas
pokok yang menetapkan dan membatasi kekuasaan dan hak bagi yang memerintah dan
yang diperintah, karena mereka mempunyai pandangan bahwa seluruh aparatur serta
aktivitas kenegaraannya harus ditujukan kepada tercapainya masyarakat komunis. Oleh
karena itu, Undang-Undang Dasarnya mempunyai fungsi berganda sebagaimana
dikemukakan di atas.
Dengan demikian arti penting UUD 1945 bagi bangsa Indonesia adalah sebagai
landasan struktural penyelenggaraan pemerintahan Negara Republik Indonesia. UUD 1945
mengatur penyelenggaraan negara dan tugas serta wewenang badan-badan yang ada dalam
penyelenggaraan negara Republik Indonesia. Para pendiri negara Republik Indonesia telah
sepakat, bahwa untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, harus diadakan
Undang-Undang Dasar atau konstitusi sebagai bagian dari hukum dasar untuk mencegah
terjadinya penyalahgunaan kekuasaan.

C. Peran Tokoh Perumus UUD 1945


Semua tokoh yang menjadi anggota BPUPKI maupun PPKI tentu memiliki peran
yang besar dalam perumusan UUD 1945. Para tokoh itu merupakan putra terbaik bangsa
yang mewakili kelompok dan masyarakatnya pada waktu itu. Mereka menjadi wakil
bangsa Indonesia yang memiliki kemampuan dan visi ke depan untuk kebaikan bangsa.
Berikut ini contoh Peran Tokoh Perumus UUD 1945
Ir. Soekarno :
Sebagai anggota BPUPKI, sebagai ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia ("PPKI"), berperan dalam mengusulkan rumusan dasar negara
Indonesia, yang diberi nama Pancasila. Selain Muh Yamin, Ir Sukarno juga
menyampaikan usul dasar negara. Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945 yang
kemudian dikenal sebagai hari lahir Pancasila. Usul Sukarno sebenarnya tidak
hanya satu melainkan tiga buah usulan calon dasar negara yaitu lima prinsip, tiga
prinsip, dan satu prinsip. Sukarno pula-lah yang mengemukakan dan
menggunakan istilah Pancasila (secara harfiah berarti lima dasar) pada
rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa (Muhammad Yamin) yang duduk
di sebelah Sukarno. Oleh karena itu rumusan Sukarno di atas disebut dengan
Pancasila, Trisila, dan Ekasila. Soekarno juga berperan sebagai ketua Penyelidik
Usul-Usul/Perumus Dasar Negara atau panitia sembilan yang berhasil
merumuskan Piagam Jakarta, dan lainnya.
Drs. Mohammad Hatta
Sebagai anggota BUPKI, sebagai Ketua Panitia Perancang Keuangan dan
Perekonomian, sebagai anggota Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar Negara
atau penitia sembilan yang berhasil merumuskan Piagam Jakarta, memberi usulan
tentang wilayah Negara.
Dr. Rajiman Wediodiningrat
Sebagi ketua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI)

~ 58 ~
Mr. Mohammad Yamin
Pada sesi pertama persidangan BPUPKI yang dilaksanakan pada 29 Mei 1
Juni 1945 beberapa anggota BPUPKI diminta untuk menyampaikan usulan
mengenai bahan-bahan konstitusi dan rancangan blue print Negara Republik
Indonesia yang akan didirikan. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Mohammad
Yamin menyampaikan usul dasar negara dihadapan sidang pleno BPUPKI
baik dalam pidato maupun secara tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI.
Prof. Dr. R. Supomo
Supomo duduk sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia. Setelah BPUPKI dibubarkan dan dibentuk PPKI, Ia
juga sebagai Ketua Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, dan
lainnya
Mr.Ahmad Soebarjo
Beliau termasuk tokoh penting dalam sejarah perjuangan Indonesia dalam
memproklamasikan kemerdekaan. Terkenal sebagai konseptor naskah teks
proklamasi dan pembukaan UUD 1945. Ia merupakan salah satu anggota
panitia kecil atau panitia sembilan yang berhasil merumuskan Piagam Jakarta
dan juga sebagai anggota PPKI. Beliau juga merupakan konseptor yang ikut
menyumbangkan pikirannya dalam penyusunan naskah proklamasi
kemerdekaan, yaitu pada kalimat pertama yang berbunyi : Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.

RANGKUMAN

1. Kata Kunci
Kata kunci yang harus kalian pahami dalam mempelajari materi pada bab ini, yaitu
Konstitusi, BPUPKI, PPKI, dan UUD 1945.
2. Intisari Materi
a. Perumusan UUD 1945 oleh BPUPKI dilaksanakan dalam sidang ke-dua tanggal
10 sampai dengan 16 Juli 1945. BPUPKI membentuk 3 (tiga) Panitia Kecil untuk
membahas dan mempersiapkan perumusan Undang Undang Dasar.
b. Hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 :
1) Mengesahkan UUD 1945;
2) Memilih Ir.Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil
Presiden;
3) Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat;
c. Sistematika UUD 1945 sebelum perubahan adalah :
1) Pembukaan, terdiri dari 4 alinea;

~ 59 ~
2) Bata Tubuh, terdiri dari 16 bab, 37 Pasal, 4 Pasal aturan peralihan, 2 ayat
aturan tambahan;
3) Penjelasan, terdiri dari penjelasan umum dan pasal demi pasal. Sedangkan
sistematika setelah perubahan UUD NRI 1945 adalah :
a) Pembukaan, terdiri 4 alinea.
b) Pasal pasal, terdiri dari 21 bab, 73 Pasal, 3 Pasal aturan peralihan, 2 ayat
aturan tambahan.
d. Semangat dan komitmen pendiri negara pada perumusan dan pengesahan UUD
1945 antara lain mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, persatuan dan
kesatuan, rela berkorban, cinta tanah air dan musyawarah mufakat.
e.

f. Fungsi konstitusi dapat dirinci sebagai berikut (Jimly Asshiddiqie):


1. Penentu dan pembatas kekuasaan Negara.
2. Pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.
3. Pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga negara.
4. Pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara.

~ 60 ~
5. Penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (rakyat)
kepada organ negara.
6. Simbolik sebagai pemersatu.
7. Simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.
8. Simbolik sebagai pusat upacara.
9. Sarana pengendalian masyarakat.
10. Sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat.

PENILAIAN SIKAP

Lembar Penilaian Antarteman

Nama teman yang dinilai : .................................................


Nama Penilai : .................................................
Kelas : .................................................
Semester : .................................................
Petunjuk : .................................................

Petunjuk :
Berilah tanda ceklist ( ) pada kolom 1 (tidak pernah), 2 (kadang kadang), 3 (sering), atau
4 (selalu) sesuai dengan keadaan teman kalian yang sebenarnya.

Tabel 3.1
NO Pernyataan 4 3 2 1
Teman saya bertambah yakin akan kekuasaan Tuhan Yang
1
Maha Esa setelah memahami pengesahan UUD 1945.
2 Teman saya menjalakan ibadah agama yang dianut.
Teman saya bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang
3 Maha Esa kepada bangsa Indonesia yang memiliki UUD NRI
Tahun 1945.
Teman saya mengakui kekeliruan dan kekhilafan yang
4
dilakukannya.
5 Teman saya datang ke sekolah tepat waktu.
Teman saya mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang
6
ditentukan.
Teman saya menghormati teman yang berbeda pendapat dalam
7
bermusyawarah.
Teman saya melaksanakan hasil keputusan musyawarah kelas
8
meskipun berbeda dengan keinginannya.
Teman saya bekerja sama dengan siapapun di kelas tanpa
9
membeda bedakan teman.

~ 61 ~
10 Teman saya bergaul tanpa membeda bedakan teman.
Teman saya berperilaku sesuai dengan nilai nilai luhur
11
Pancasila.
Teman saya mendahulukan kepentingan bersama daripada
12
kepentingan pribadi.
13 Teman saya berperilaku santun kepada orang lain.

14 Teman saya berbicara sopan kepada orang lain.


Teman saya mengucapkan terima kasih setelah menerima
15
bantuan orang lain.

Uji Kompetensi 3

Uji Kompetensi 3.1


Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Apa saja tiga Panitia Kecil yang dibentuk dalam sidang kedua BPUPKI?
2. Bagaimana keanggotaan Panitia Perancang UUD ?
3. Apa hubungan antara Panitia perancang Undang Undang Dasar?
4. Apakah isi materi pembahasan sidang kedua BPUPKI sesuai dnegan tanggal
sidang?

Uji Kompetensi 3.2


Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Apa hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945?
2. Bagaimana sistematika UUD Tahun 1945 sebelum perubahan?
3. Apa hubungan Piagam Jakarta dengan Pembukaan UUD 1945?
4. Bagaimana sistem pemerintahan menurut UUD 1945 hasil sidang PPKI tanggal
18 Agustus 1945?

~ 62 ~
LATIHAN ULANGAN HARIAN

A. Pilihlah jawaban yang paling benar dan tepat dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a, b, c, atau d pada lembar jawaban yang tersedia!
1. Indonesia mulai dijajah Jepang pada tahun .
a. 1941 b. 1942 c. 1943 d. 1944
2. Indonesia dijajah oleh bangsa Jepang selama.
a. 3.5 tahun b. 3,5 abad c. 4.5 tahun d. 450 tahun
3. Nama Perdana Menteri Jepang yang memberikan janji kemerdekaan kelak di
kemudian hari kepada Indonesia adalah.
a. Koiso b. Sinto Abe c. Kokiso d. Fujiyama
4. Jumlah anggota BPUPKI adalah sebanyak.
a. 60 b. 62 c. 64 d. 68
5. BPUPKI dalam bahasa Jepangnya disebut.
a. Dokuritsu Jumbi Cosakai c. Dokuritsu Jumbi Osaka
b. Dokuritsu Jumbi Iinkai d. Dokuritsu Jumbi Inkai
6. Ketua BPUPKI adalah.
a. Dr. Radjiman Wideyodiningrat c. Ichibangase
b. RP Suroso d. Sukarno
7. Wakil Ketua BPUPKI yang berasal dari Jepang adalah.
a. Moh Hatta b. Ichibangase c. RP Suroso d. Sukarno
8. Sidang BPUPKI yang pertama berlangsung dari
a. 29 Mei s.d 1 Juni 1945 c. 10 s.d. 17 Juli 1945
b. 18 Agustus 1945 d. 10 Desember 1945
9. Sidang pertama BPUPKI membahas tentang.
a. UUD b. UU c. Perda d. Dasar negara
10. Sidang BPUPKI dilaksanakan di gedung
a. Chuo Sangi In b. Chuo Sikin c. Sikin Chuo d. Iin Chuo
11. Gedung Chuo Sangi In sekarang ini dikenal sebagai.
a. Gedung Juang c. Monumen Sakti
b. Gedung Pancasila d.Monumen Pancasila
12. Sidang BPUPKI yang kedua dilaksanakan pada tanggal
a. 10 16 Juli 1945 c. 10 17 Juli 1945
b. 11 16 Juli 1945 d. 11 17 Juli 1945
13. Sidang BPUPKI yang kedua membahas tentang.
a. Dasar Negara b. UUD c. UU d. Presiden
14. Tokoh yang menyampaikan rumusan dasar negara secara lisan dan tulisan adalah.
a. Sukarno b. Moh Hatta c. Moh Yamin d. Supomo
15. Istlah Pancasila pertama kali dikemukakan oleh .
a. Sukarno b. Supomo c. Moh Yamin d.Moh Hatta
16. Usulan rumusan dasar Negara sebagai berikut
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan

~ 63 ~
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Sosial
Rumuan dasar negaa diatas adalah usulan dari.
a. Sukarno c. BPUPKI
b. Moh Yamin d. Moh Hatta

17. BPUPKI dibubarkan pada tanggal.


a. 6 Agustus 1945 c. 7 Agustus 1945
b. 8 Agustus 1945 d. 9 Agustus 1945
18. Setelah BPUPKI dibubarkan selanjutnya pemerintah Jepang mengganti dengan badan
yang bernama.
a. KNPI b. PPKI c. KNIP d. MPR
19. PPKI dalam bahasa Jepangnya disebut
a. Dokuritsu Jumbi Cosakai c. Dokuritsu Jumbi Osaka
b. Dokuritsu Jumbi Iinkai d. Dokuritsu Jumbi Inkai
20. Jumlah anggota PPKI adalah sebanyak.
a. 20 b. 21 c. 22 d. 23
21. Ketua PPKI adalah.
a. Sukarno b. Hatta c. Moh Yamin d. Supomo
22. Konsep rancangan Pembukaan UUD 1945 berasal dari.
a. Piagam Jakarta b. BPUPKI c. PPKI d. Sukarno
23. UUD 1945 disyahkan oleh.
a. Supomo b. BPUPKI c. PPKI d. Sukarno
24. Istilah Pancasila pertama kali dimunculkan oleh
a. Supomo b. Moh Hatta
b. Moh Yamin c. Sukarno
25. Dalam sidang BPUPKI 1 Juni 1945, Sukarno menyampaikan lima asas negara yang
pada awalnya diusulkan dengan nama
a. Pancasila c. Panca Dharma
b. Panca Driya d. Pancasona
26. Dasar negara Indonesia seperti yang disepakati para pendiri negara adalah.
a. Pancasila c. UUD 1945
b. UU d. Kebiasaan
27. Hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan negara disebut.
a. Hukum dasar b. Konstitusi c. Perda d. UU
28. Hukum dasar yang tidak tertulis sering disebut
a. UUD b. UU c. Konvensi d. Hukum Adat
29. Tata urutan peraturan tertinggi di Indonesia adalah.
a. UUD b. UU c. Kebiasaan d. Norma
30. UUD 1945 ditetapkan oleh PPKI pada tanggal.
a. 17 Agustus 1945 c. 18 Agustus 1945
b. 5 Oktober 1945 d. 10 Nopembr 1945
31. Dalam membahas masalah wilayah negara Indonesia para tokoh pendiri negara,
sepakat bahwa wilayah negara Indonesia adalah

~ 64 ~
a. Wilayah Hindia Belanda
b. Wilayah jajahan Inggris
c. Wilayah jajahan Belanda
d. Wilayah Hindia Belanda ditambah pulau sekitar
32. Dalam siding BPUPKI pada tanggal 11 Juli 1945 dibentuk panitia kecil seanyak
a. 3 b. 4 c. 5 d. 6
33. Panitia Perancang UUD diketuai oleh.
a. Ir. Soekarno
b. Moh Hatta
c. Supomo
d. Abikusno T

34. Di bawah ini yang bukan keputusan Sidang PPKI adalah ...
a. Mengesahkan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
b. Membubarkan Komite Nasional Indonesia Pusat
c. Menetapkan Ir. Soekarno Sebagai Presiden dan Drs. Moh Hatta sebagai wakil
Presiden Republik Indonesia
d. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat
35. Sidang PPKI dilaksanakan pada tanggal ...
a. 18 agustus 1945 c. 17 agustus 1945
b. 19 Agustus 1945 d. 20 Agustus 1945
36. Di bawah ini yang merupakan contoh sikap mematuhi tata tertib di sekolah adalah...
a. Memakai seragam sesuai aturan di sekolah
b. Tidak memakai ikat pinggang
c. Membuang sampah sembarangan
d. Tidak memakai kaos kaki
37. Konstitusi di bagi menjadi dua yaitu...
a. Hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis
b. Hukum dasar tertulis dan pancasila
c. konvensi dan hukum tidak tertulis
d. Hukum dasar tertulis dan hkum adat
38. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang - Udang dasar.
Dari pernyataan diatas terdapat pada undang-undang dasar 1945 pasal...
a. Pasal 2 ayat 1 c. pasal 1 ayat 2
b. Pasal 1 ayat 1 d. Pasal 2 ayat 2
39. Di bawah ini yang bukan anggota BPUPKI adalah...
a. Moh. Yamin b. Agoes salim c. Prabowo d. Ir. Soekarno
40. Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 di tetap kan oleh...
a. Panitia sembilan c. BPUPKI
b. PPKI d. PKI
41. Sikap yang patut di teladani dari Ir. Soekarno adalah..
a. Karismatik dan tanggung jawab c. Sombong
b. Tidak tanggung Jawab d. Egois
42. Naskah Piagam Jakarta ditandatangani pada

~ 65 ~
a. 1 Juni 1945 c. 6 Juni 1945
b. 22 Juni 1945 d. 25 juni 1945
43. Badan bentukan Jepang untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia adalah
a. PPKI b. PPPKI c. HEIHO d. BPUPKI
44. Di bawah ini yang merupakan Semangat dan komitmen pendiri negara pada
perumusan dan penetapan UUD 1945 adalah
a. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
b. Mengutamakan kepentingan pribadi
c. Rela berkorban demi kepentingan sendiri
d. Tidak ada persatuan dan kesatuan
45. Semua peraturan perundang-undangan yang dibuat di Indonesia secara hirarki tidak
boleh bertentangan dengan...
a. Pancasila
b. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
c. Piagam jakarta
d. RIS

~ 66 ~

Anda mungkin juga menyukai