JUSTIFIKASI HISTORIS
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan syukur kepada
Allah SWT atas limpahan nikmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah
berjudul “Justifikasi Historis” yang disusun sebagai tugas mata kuliah Farmasetika Dasar,
jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II.
Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pengerjaan hingga penyelesaian makalah ini, terutama Ibu Netty Thamaria Pakpahan, MH.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pancasila.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan serta
menjadi inspirasi bagi setiap mahasiswa yang akan melakukan pembelajaran terkait dengan
tema pembelajaran makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................1
1.3. Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Landasan Historis..............................................................................................................2
2.2. Pengertian Pancasila Secara Historis.................................................................................2
2.3. Penerapan Nilai Historis Pancasila dalam Kehidupan Sehari - Hari..................................4
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3. Apa saja nilai - nilai Pancasila dari segi historis yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari - hari?
1.3. Tujuan
3. Mengetahui nilai - nilai Pancasila yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari - hari.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang mulai jaman kerajaan Kutai,
Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya penjajah. Bangsa Indonesia berjuang untuk
menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka dan memiliki suatu prinsip yang
tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup, di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat
karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain. Oleh para pendiri bangsa kita (the
founding father) dirumuskan secara sederhana namun mendalam yang meliputi lima
prinsip (sila) dan diberi nama Pancasila.
Dalam era reformasi bangsa Indonesia harus memiliki visi dan pandangan hidup
yang kuat (nasionalisme) agar tidak terombang-ambing di tengah masyarakat internasional.
Hal ini dapat terlaksana dengan kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa.
Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara obyektif historis telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai - nilai Pancasila tersebut tidak
lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialis
Pancasila.
Sidang BPUPKI pertama membahas tentang dasar negara yang akan diterapkan.
Dalam sidang tersebut muncul tiga pembicara yaitu M. Yamin, Soepomo dan Ir.Soekarno
yang mengusulkan nama dasar negara Indonesia disebut Pancasila. Tanggal 18 Agustus
1945 disahkan UUD 1945 termasuk Pembukaannya yang didalamnya termuat isi rumusan
lima prinsip sebagai dasar negara. Walaupun dalam Pembukaan UUD 1945 tidak termuat
istilah/kata Pancasila, namun yang dimaksudkan dasar negara Indonesia adalah disebut
dengan Pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka
pembentukan rumusan dasar negara yang secara spontan diterima oleh peserta sidang
BPUPKI secara bulat. Secara historis proses perumusan Pancasila adalah :
Pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, M. Yamin berpidato mengusulkan lima asas
dasar negara sebagai berikut :
1. Peri Kebangsaa
2. Peri Kemanusiaan
2
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Setelah berpidato beliau juga menyampaikan usul secara tertulis mengenai rancangan
UUD RI yang di dalamnya tercantum rumusan lima asas dasar negara sebagai berikut :
B. Mr. Soepomo
Pada sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945 Soepomo mengusulkan lima dasar negara
sebagai berikut :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
C. Ir. Soekarno
Pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan dasar negara yang
disebut dengan nama Pancasila secara lisan/tanpa teks sebagai berikut :
4. Kesejahteraan Sosial
3
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Selanjutnya beliau mengusulkan kelima sila dapat diperas menjadi Tri Sila yaitu Sosio
Nasional (Nasionalisme dan Internasionalisme), Sosio Demokrasi (Demokrasi dengan
Kesejahteraan Rakyat), Ketuhanan yang Maha Esa. Adapun Tri Sila masih diperas lagi
menjadi Eka Sila yang intinya adalah “gotong royong”.
Menurut Ir. Soekarno, Pancasila digali dari bumi Indonesia sendiri dan
dikristalisasikan dari nilai – nilai yang berkembang dalam kehidupan rakyat Indonesia
yang beraneka ragam. Nilai – nilai tersebut dapat diamati pada kelompok masyarakat yang
tersebar di seluruh Indonesia yang dalam implementasinya sangat disesuaikan dengan
kultur masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian, tampak jelas bahwa sesunggunya
Republik Indonesia. Beberapa contoh nilai – nilai Pancasila yang telah berkembang di
dalam kehidupan masyarakat antara lain:
Sepi ing pamrihrame ing gawe (mau bekerja keras tanpa pamrih).
Pangilikenta waja si empung si Rumer reindeng rojor (Sekalian kita maklum bahwa
yang memberikan rahmat, yakni tuhan yang maha esa).
Tia kaliuran si masena impalampangan (jangan lupa kepada “Dia” yang me,berikan
terang).
4
Sai masia minaminaan songon lampak ni pisang, masitungkol tungkolan songon
suhat dirobean. (Biarlah kita bersatu seperti batang pisang dan mengukung seperti
pohon talas di kebun)
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bangsa Indonesia tidak perlu lagi meragukan
kebenaran Pancasila baik secara dasar negara, ideologi nasional, maupun sebagai
pandangan hidup bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal
ini terbukti setelah kita melakukan analisis dari sudut justifikasi yuridis, filsafati – teoritis,
dan sosiologis – historis. Dengan demikian, semakin jelas bahwa Pancasila merupakan
kesepakatan bangsa, suatu perjanjian luhur yang memiliki legalitas, kebenaran, dan
merupakan living reality yang selama itu telah ditetapkan dalam kehidupan sehari – hari.
6
DAFTAR PUSTAKA
https://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/02/pancasila-sebagai-kesepakatan-bangsa.html
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/landasan-historis-kultural-yuridis-dan.html