Kelompok I
SEMARANG
2021
i
Daftar is
Daftar isi.................................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
I.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
I.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................3
II.1 Telaah Pustaka.......................................................................................................................3
II.1.1 Tenaga Kesehatan..........................................................................................................3
II.1.2 Pekerjaan Kefarmasian..................................................................................................5
II.1.3 Registrasi Tenaga Kefarmasian......................................................................................6
II.2 Hipotesis................................................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................................7
III.1 Pelaku Tenaga Teknis Kefarmasian.......................................................................................7
III.2 Undang-Undang yang Terkait dengan Tenaga Teknis Kefarmasian......................................8
III.3 Ruang Lingkup Pekerjaan Kefarmasian.................................................................................9
III.4 Undang-undang yang Terkait dengan Pekerjaan Kefarmasian.............................................11
III.5 Cara Registrasi Tenaga Kefarmasian...................................................................................12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................17
IV.1 Kesimpulan..........................................................................................................................17
IV.2 Saran....................................................................................................................................17
BAB V Daftar Pustaka......................................................................................................................18
BAB VI Lampiran..............................................................................................................................19
i
BAB I PENDAHUL
UAN
Rekam medis merupakan pencatatan mulai dari pasien masuk hingga keluar serta
pengobatan dan pelayanan yang diterimanya. Rekam medis juga merupakan sebuah alat
komunikasi antara dokter dan tenaga ahlinya yang ikut ambil bagian dalam memberikan
pelayanan pengobatan dan perawatan kepada pasien, serta sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan dan pelayanan kesehatan kepada pasien. Selain itu, rekam medis juga bertujuan
untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Tanpa adanya rekam medis, tentunya akan sulit bagi tenaga
kesehatan, khususnya dokter untuk menganalisis penyakit pasien, serta tertib administrasi
rumah sakit tidak akan berjalan baik semestinya.
1
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
BAB II
2
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Anna Kurniati dan Ferry Efendi pengertian tenaga kesahatan adalah Setiap
orang yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal yang mendedikasikan
diri dalam berbagai upaya yang bertujuan mencegah, mempertahankan serta meningkatkan
derajad kesehatan masyarakat.
2. Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri
atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
3. Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. 4. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang
membantu Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker.
3
Registrasi ulang adalah pencatatan ulang terhadap tenaga kefarmasian yang telah
diregistrasi setelah memenuhi persyaratan yang berlaku.
Setiap apoteker maupun tenaga teknis kefarmasi (TTK) wajib memiliki surat registrasi.
Untuk apoteker harus memiliki registrasi yang terdiri dari :
Sedangkan untuk tenaga teknis kefarmasiaan registrasi yang harus dimiliki terdiri dari :
III.2 Hipotesis
4
BAB IV PEMBAHASA
N
2. Pengadaan Sediaan Farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan
oleh Tenaga kefarmasian.
3. Pengadaan Sediaan Farmasi harus dapat menjamin keamanan, mutu, manfaat dan
khasiat Sediaan Farmasi.
2. Apoteker penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu
oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian.
Berdasarkan pasal 8 bahwa fasilitas produksi sediaan farmasi dapat berupa industri
farmasi obat, industri bahan baku obat, industri obat tradisional, dan pabrik kosmetika.
5
1. Setiap Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi berupa obat harus
memiliki seorang Apoteker sebagai penanggung jawab.
2. Apoteker sebagai penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian.
Registrasi untuk tenaga kefarmasian diatur dalam UU No. 36 Tahun 2014 , dengan isi dan
pasal-pasal sebagai berikut :
Pasal 2
(1) Setiap tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki
surat tanda registrasi.
(2) Surat tanda registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. STRA bagi Apoteker; dan
b. STRTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian.
Pasal 3
(1) STRA dan STRTTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dikeluarkan oleh Menteri.
(2) Menteri mendelegasikan pemberian:
a. STRA kepada KFN; dan
b. STRTTK kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Pasal 6
STRA dan STRTTK berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang selama
memenuhi persyaratan.
Pasal 7
(1) Untuk memperoleh STRA, Apoteker harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki ijazah Apoteker;
b. memiliki sertifikat kompetensi profesi;
c. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji Apoteker;
6
d. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin
praktik; dan
e. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi
Pasal 8
Untuk memperoleh STRTTK, Tenaga Teknis Kefarmasian harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya;
b. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin
praktik;
c. memiliki rekomendasi tentang kemampuan dari Apoteker yang telah memiliki STRA,
atau pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau organisasi yang menghimpun Tenaga
Teknis Kefarmasian; dan
d. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika kefarmasian.
a. Sertifikat kompetensi profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b
dikeluarkan oleh organisasi profesi setelah lulus uji kompetensi.
b. Sertifikat kompetensi profesi berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat dilakukan uji
kompetensi kembali setelah habis masa berlakunya.
Pasal 16
b. pemilik STRA atau STRTTK tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan mental untuk
menjalankan pekerjaan kefarmasian berdasarkan surat keterangan dokter
7
BAB V KESIMPULA
N DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
8
V.2 Saran
9
BAB VI
Daftar Pustaka
10
BAB VII
Lampiran
a b c
d f g
11