Anda di halaman 1dari 23

UNDANG UNDANG TENAGA KESEHATAN,

PEKERJAAN KEFARMASIAN DAN CARA


REGISTRASI TENAGA KEFARMASIAN

Kelompok I
Bagus Budi Siswanto 1191012
Dhea Ayu P 1191015
Dian Wahyuning Tiyas 1191017
Elsa Limpat Sapto Aji 1191020
Kerangka empiris
A. Tenaga kesehatan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32
tahun 1996 pasal 1 ayat 1 tentang tenaga kesehatan
yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya Kesehatan (Anonim, 1996) .
JENIS TENAGA KESEHATAN

1. TENAGA MEDIS ( DOKTER & DOKTER GIGI)

Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran memberikan batasan bahwa yang dimaksud dengan
dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan
dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran
gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah
Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
WEWENANG MELAKUKAN PRAKTIK
KEDOKTERAN
(a) mewawancarai pasien,
(b) memeriksa fisik dan mental pasien,
(c) menentukan pemeriksaan penunjang,
(d) menegakkan diagnosis,
(e) menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien,
(f) melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi,
(g) menulis resep obat dan alat kesehatan,
(h) menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi,
(i) menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan,
(j) meracik dan menyerahkan obat kepada pasien (bagi
yang praktik di daerah terpencil yang tidak ada apotek).
2. TENAGA KEPERAWATAN

seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di


dalam maupun di luar negeri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (Peraturan Menteri Kesehatan No.
148 Tahun 2010 tentang Izin dan Praktik Keperawatan).
3. Tenaga kefarmasian (apoteker,
analis farmasi, asisten apoteker)
(a) apoteker yakni sarjana farmasi yang telah lulus sebagai
apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan dan

(b) tenaga teknis kefarmasian yakni tenaga yang membantu


apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, antara
lain asisten apoteker (Peraturan Menteri Kesehatan No 889
Tahun 2011 tentang Registrasi, Ijin Praktek dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian).
4. TENAGA KESEHATAN
LAIINYA
Tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga
keterapian fisik, dan tenaga keteknisian medis.
B. PEKERJAAN
KEFARMASIAN
• Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.
• Farmasis adalah sarjana farmasi yang sudah lulus
dan telah mengucapkan sumpah jabatan
apoteker, dan mereka berhak melakukan
pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai farmasis
(Depkes,2006).
TANGGUNG JAWAB FARMASIS
1.Mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional dan etik

2.Mampu menyelesaikan maslah terkait dengan penggunaan sediaan farmasi.

3.Mampu memformulasi, memproduksi sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar yang

berlaku.

4.Mempunyai keterampilan komunikasi dalam pemberian informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan.

5.Menjamin ketersediaan dan keterjangkauna obat serta alat kesehatan yang dibutuhkan oleh

masyarakat.

6.Menjamin mutu keamanan obat yang diberikan

7.Memilki tanggung jawab yang besar dengan tenaga kesehatan lain dalammenghasilkan
terapi pengobatan yang maksimal bagi pasien.

8.Mempunyai keterampilan organisasi dan mampu membangun hubungan interpersonal dalam


melakukan praktik profesional kefarmasian.

9.Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan
kefarmasian.
C. REGISTRASI TENAGA KEFARMASIAN
Registrasi tanaga kefarmasian adalah pencatatan
resmi terhadap tenaga kefarmasian yang telah
memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai
kualifikasi tertentu serta diakui secara hukum untuk
menjalankan pekerjaan/praktik profesinya.
CARA REGISTRASI TENAGA
KEFARMASIAN
Kementrian Kesehatan RI mengeluarkan Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes/PMK) nomor 38 Tahun 2019
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. PMK no 38 tahun
2019 diberlakukan sejak tanggal 17 Desember 2019.
Berdasarkan PMK no 38 tahun 2019, untuk pemberian izin
praktik, pembinaan dan pengawasan mutu pelayanan
kesehatan perlu dilakukan registrasi tenaga kesehatan.
PMK Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan
hukum dan perkembangan teknologi sehingga perlu
diganti. Registrasi tenaga kesehatan dilakukan secara
daring/online untuk efektifitas dan efisiensi.
Lanjutan registrasi
Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat
STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh konsil
masingmasing Tenaga Kesehatan kepada Tenaga
Kesehatan yang telah diregistrasi.
PERSYARATAN REGISTRASI
a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan;
b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat
Profesi;
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. memiliki surat sumpah/janji atau surat pernyataan
telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan
e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi.
lanjutan
Registrasi tenaga kefarmasian berlaku selama 5 (lima)
tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5
(lima) tahun apabila memenuhi syarat.
UU TENAGA KESEHATAN
1. UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
2. UU No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
3. UU No 32 Tahun 2004 tentang Regristasi Izin, Praktek
Tenaga Kesehatan.
4. UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
5. UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
6. PP 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
7. Permenkes 284/MENKES/PER/III/2007 tentang Apotik
Rakyat.
8. Permenkes 1148/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar
Farmasi (PBF).
Lanjutan UU
9. Permenkes 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Regristasi,
Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
10. Permenkes 028/Menkes/Per/I/2011 tentang Klinik.
11. Permenkes 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Industri
Farmasi
12. Permenkes 161/Menkes/Per/I/2010 Tentang Regristrasi
Tenaga Kesehatan
13. Permenkes No. 35 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotik
14. Permenkes No. 30 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
15. Permenkes nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
RINGKASAN
1. Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam tenaga
medis (dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter
gigi spesialis), tenaga psikologi klinis, tenaga
keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian,
Tenaga Kesehatan masyarakat, Tenaga Kesehatan
lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik,
tenaga keteknisan medis, tenaga teknik biomedika,
Tenaga Kesehatan tradisional , dan Tenaga Kesehatan
lain.
Lanjutan
2. Undang- undang terkait tenaga Kesehatan
a. UU No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
b. UU No 32 Tahun 2004 tentang Regristasi Izin,
Praktek Tenaga Kesehatan.
c. Permenkes 889/Menkes/Per/V/2011 tentang
Regristasi, Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian.
d. Permenkes 161/Menkes/Per/I/2010 Tentang
Regristrasi Tenaga Kesehatan
3. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisionsal.
Tenaga kefarmasian
lanjutan
SEKIAN , TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai