Anda di halaman 1dari 20

JOURNAL READING

“Clinical Efficacy of Topical Tranexamic Acid With


Microneedling in Melasma”

Dysa Ayu Shalsabila 110102017077


Dosen Pembimbing : dr. Hadi Firmansyah S, Sp. Kk, M.Kes
Melasma
Jurnal : American Society for Dermatologic Surgery
Judul : Clinical Efficacy of Topical Tranexamic Acid With
Microneedling in Melasma

Tahun Terbit : 2020

Volume (halaman) : 46 ( 96-101)


Penulis : Amrit Kaur, MBBS, MD,* Mala Bhalla, MBBS, MD,*
Gurvinder Pal Thami, MBBS, MD,*
and Jasleen Sandhu, MBBS, MD†
ABSTRAK
Latar belakang: Melasma adalah penyebab umum, berulang, dan refrakter dari pigmentasi
wajah yang mengakibatkan kerusakan kosmetik. Asam traneksamat (TA) telah digunakan
secara sistemik dan lokal untuk menghilangkan pigmentasi.
Tujuan: Untuk menilai efisiensi klinis TA topikal (10%) dengan microneedling pada
melasma.
Metode: wajah terbelah, prospektif, acak, studi label terbuka dengan ukuran sampel 40.
Sisi kiri atau kananwajah dipilih secara acak dan microneedling dilakukan di kedua sisi,
diikuti dengan larutan TA 10% 10% aplikasi di satu sisi wajah (sisi uji) dan air suling di sisi
lain wajah (kontrol). Itu prosedur dilakukan pada 2 interval mingguan (0, 2, 4, dan 6
minggu). Gambar klinis diambil pada setiap kunjungantermasuk skor Melasma Area and
Severity Index (mMASI) yang dimodifikasi dari setiap setengah wajah untuk menilai respon
klinis bersama dengan skor kepuasan pasien dan efek samping.
Hasil: Di sisi tes, ada peningkatan 65,92% dalam skor rata-rata mMASI dibandingkan
dengan 20,75% di sisi kontrol wajah pada akhir 8 minggu.
Kesimpulan: Asam traneksamat dapat menjadi agen terapi yang menjanjikan dalam
melasma dan solusi topical bersama dengan microneedling tampaknya efektif.
PENDAHULUAN
• Melasma gangguan hiperpigmentasi-> kerusakan kosmetik dan berdampak buruk pada kualitas
hidup.
• Asam tranexamic adalah agen antifibrinolitik baru-baru ini digunakan untuk mengobati
melasma.diyakini melalui berbagai jalur.
• mencegah dari aktivasi melanosit dari cahaya ultraviolet (UV), hormones, dan kerusakan
keratinosit melalui inhibisi dari plasminogen activator sistem yang ada pada sel basal epidermis
dan keratinosit. Serta, berefek pada pembuluh darah dermis dengan menginhibisi angiogenesis
melalui vascular endothelium growth factor.
• Microneedling adalah prosedur minimal invasive pada permukaan kulit dan penusukan
terkontrol dengan cara menggulung mengunakan jarum halus. Telah digunakan untuk obat
terapeutik dan vaksin secara transdermal, karena dapat menembus stratum korneum dan
memasukan obat langsung ke vaskularisasi dermis.
• Dalam studi ini, TA digunakan bersama dengan microneedling
Tujuan dan sasaran
Untuk mengetahui Efektifitas klinis dari Asam
Tranexamid topikal (10%) digunakan bersama dengan
Microneedling dalam pengobatan melasma.
Bahan dan metode
Penelitian prospektif, randomisasi, wajah dibagi menjadi dua
sisi. dengan sampel sebesar 40 dilakukan pada populasi India
Utara di tahun 2017 sampai 2018, setelah di setujui oleh
Lembaga komisi etik.
Bahan dan metode
Kriteria Inklusi
diagnosis klinis melasma dengan umur 18-50 tahun

Krieria Ekslusi
• menderita penyakit sistemik dan
• penggunaan obat tertentu seperti antikoagulan, pil kontrasepsi, terapi
hormone pengganti, NSAIDs, obat antiepilepsi, isotretinoin dan obat
phototoxic,
• memiliki hipersensitivitas terhadap TA
• penyakit kulit wajah yang sudah ada sebelumnya,
• riwayat penyakit trombotik seperti thrombosis vena dalam
• kehamilan dan menyusui
Bahan dan metode
Evaluasi klinis
• memastikan jenis kulit dan klasifikasi jenis melasma menurut distribusi
(sentrofasial, malar, atau mandibula)
• menentukan kedalaman pigmentasi (epidermal dan campuran) dengan
pemeriksaan wood light.
• Tingkat keparahan melasma dinilai dengan modifikasi Melasma Area and Severity
Index (mMASI)
Bahan dan metode
Setiap sisi paruh wajah dinilai dengan skor mMASI

Krim anastesi local topikaal, (prilox) campuran lidocaine 2.5% dan prilocaine 2.5 %
diaplikasikan dibawah pembalut oklusif selama 1 jam

Secara acak, pada satu bagian sisi wajah diaplikasikan TA 10% 0,5 sampai 1 ml, yang
mana disisi sebelahnya diaplikasikan air sulingan (placebo).

microneedling dilakukan menggunakan dermaroller dengan Panjang


jarum 1mm pada seluruh bagian wajah arah vertikal, horizontal dan
diagonal di ulang selama 4 sampai 5 kali pada setiap arah

wajah dibersihkan dan diikuti dengan pengunaan es pada area yang telah di terapi.

Terapi ini dilakukan 4 kali dengan interval 2 minggu. Evaluasi efektivitas terapi
dihitung menggunakan mMASI di setiap separuh wajah secara terpisah dan
dilakukan pengambilan foto setiap kunjungan
Bahan dan metode
Setelah terapi
• Pasien disarankan menghindari paparan sinar matahari dan penggunaan physical
sunscreen dari merk yang sama ( untuk menghindari variasi efek photoprotektif
dari merk yang berbeda) mengandung zinc okside atau iron oxide, setiap 4 jam
atau 3 kali pada siang hari.
• Mereka sangat diperingatkan terhadap penggunaan agen topikal apa pun, krim
pencerah atau prosedur kosmetik pada wajah yang dapat mengganggu hasil akhir
terapi.
Bahan dan metode
• Respon terhadap pengobatan dinilai sebagai pengurangan mMASI pada setiap kunjungan
sebagai berikut:
• no respon, minimal atau respon buru (0%-25%)
• respon pasial (26%-50%),
• respon baik ( 51-75%)
• sempurna (>75%).

• Efek samping di catat pada setiap follow-up kunjungan sebagai efek samping cepat ataupun efek
samping jangka Panjang.

• t-test digunakan untuk mengevaluasi perubahan dari mMASI skor sebelum terapi dan setelah
terapi pada kedua kelompok. Perbedaan signifikan ditandai dengan P-value kurang dari 0,05.
HASIL
Total Subjects 40
Sex Male 8
Female 32
Age Range 26- 48 years
Mean 33.15 years
Age of onset of Range 23-42
disease Mean 29.32

Duration of disease (in Range 0.5-11 years


years) Mean 4.11 years
Course Persistent 36 (90%) Table 1 : demografis dan data klinis pasien
Transient 4 (10%)
Sun exposure (in Range 20-360
minutes) Mean 110.75
Fitzpatrick skin type IV 36 (90%)
Distribution of V 4 (10%)
melasma

Distribution of Centrofacial 23 (57.5%)


melasma Malar 16 (40%)
Mandibular 1 (2.5%)

Pattern of lesion Polycyclic 4 (10%)


Ink blot 3 (7.5%)
Irregular 27 (67.5%)
Annular 4 (10%)
Linear 2 (5%)
Woods's lamp Epidermal 29 (72.5%)

Mixed 11 (27.5%)
Perbandingan rerata skor mMASI pada setiap
kelompok
Presentase keseluruhan respon klinis
pasien
Terlihat adanya perbaikan tekstur wajah pada kedua kelompk di minggu ke 8 follow-up
Efek Samping
DISKUSI
• TA topical lebih aman dan bebas efek samping sistemik dari pada TA oral. Menurut beberapa
studi TA topikal dalam jika dalam penggunaan teratur dan sehari-hari menunjukan adanya ES
local.
• Microneedling bersamaan dengan TA membantu mengurangi frekuensi penggunaan TA dan
juga meminimalisi efek lokal persisten dari pada penggunaan TA secara topical.
• Penurunan rerata skor mMASI pada kelompok test sesuai dengan studi yang dilakukan oleh
Buda makuntla dan kolega dan Yang Xu dan kolega
• Penurunan rerata skor mMASI dikelompok kontrol disebabkan karena microneedle itu sendiri,
yang mana dapat mengurangi pigmentasi bersama dengan peremajaan, akan tetapi
membutuhkan proses yang lebih lama. Dalam studi ini, trauma yang disebabkan ukuran jarum
1 mm diikuti dengan pemakaiaan sunscreen menunjukan hasil yang signifikan dalam
mencerahkan kulit.
DISKUSI
• Rerata skor mMASI berkurang lebih banyak pada kelompok perlakuan dan
pasien lebih puas dengan hasil terapi kombinasi.
• Kesamaan penurunan skor mMASI di kedua tipe kulit tipe 4 dan 5.
microneedling bersamaan dengan TA mungkin dapat menjadi modalitas
yang lebih aman bahkan pada tipe kulit yang gelap dibandingkan prosedur
lain sepertu laser dan peel.
• Tidak ada perbedaan efek samping yang ditimbulkan pada kedua
kelompok dan tidak ada efek samping yang persisten dan menghilang
setelah 48 jam kecuali kulit kering. Tidak seperti pada studi lain TA topical
5% dan 3% menunjukan efek samping yang signifikan dibandingkan
kelompok kontrol
Daftar Pustaka
Kaur, A. et al. (2020) ‘Clinical Efficacy of Topical Tranexamic Acid With Microneedling in Melasma’, Dermatologic
surgery : official publication for American Society for Dermatologic Surgery [et al.], 46(11), pp. e96–e101. doi:
10.1097/DSS.0000000000002520.

Anda mungkin juga menyukai