Pertemuan 2:
Konsep pengobatan herbal
Pengobatan herbal vs kimia
Pengenalan jenis dan ciri-ciri tanaman obat
Eustachia Diajeng Wandansari, S.Farm., Apt.
1
KONSEP PENGOBATAN HERBAL
2
UU 36/2009 tentang Kesehatan:
3
PerKaBPOM 12/2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional:
4
Perkembangan selanjutnya…
5
Perbandingan kekayaan spesies dan keaslian (endemisme) spesies
tumbuhan di tujuh wilayah biogeografi Indonesia:
6
KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA
7
HERBALOGI?
“Medicinal herbology is the use of natural herbs, plants, and
botanical knowledge to medically treat individuals.
This practice of using fresh plants, extracts or spices, herbs,
and other naturally found growing elements across the world
theoretically does not differ much from today's medical
practices.”
8
Tujuan Pengobatan Herbal:
•PROMOTIF
•PREVENTIF
•KURATIF
•REHABILITATIF
9
• Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih
UPAYA mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.
PENINGKATAN
• Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan
KESEHATAN terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.
MASYARAKAT
UU 36/2009 tentang Kesehatan
• Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas
penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
11
Kesadaran akan pentingnya
“back to nature”.
12
PENGOBATAN HERBAL VS KIMIA
13
WATER INTOXICATION OVERHYDRATION
16
HERBAL PRODUCT SIDE EFFECTS
Ginkgo biloba (↑ daya ingat) Bleeding, nausea, dyspepsia, headache, heart palpitations
St. John’s wort (anti depresan) Gastrointestinal disturbances, allergic reactions, fatigue, dizziness, confusion, dry
mouth, photosensitivity
Ephedra (mengatasi gangguan Hypertension, insomnia, arrhytmia, nervousness, tremor, headache, seizure,
pernafasan) cerebrovascular event, myocardial infarction, kidney stones
Kava (analgesik) Sedation, oral and lingual dyskinesia, torticollis, oculogyric crisis, exacerbation of
Parkinson’s disease, painful twisting movements of the trunk, rash
17
• Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa):
Khasiat obat ditemukan pada bagian
EFEK SAMPING daging buah, jika kulit biji ikut tercampur
OBAT HERBAL saat pengolahan → pusing, mual, muntah
19
Pharmaceutical drug is usually designed to elicit a specific
reaction and its “side or adverse effects” are usually traded as a
“risk” against the “benefit” of the primary effect.
20
Majority of medical plants are safe for non-pregnancy consumption; however,
the follow simple but sensible guidelines should be considered in self-
treatment:
1. New or unproven remedies should be avoided.
2. Only herbs recommended in respected herb books should be used.
3. The same as synthetic drugs, drug interactions and contraindications must
be considered on an individual basis.
4. The same as synthetic drugs, the herb consumption usually need to be
discontinued if adverse reactions took place.
5. Patients or physicians should not engage in herbal usage for complex
conditions without knowledge.
6. It is better to avoid herbal remedies during pregnancy.
Karimi, A., et al., Herbal versus synthetic drugs; beliefs and facts, Journal of
Nephropharmacology.
21
Medicinal plants are widely used and assumed to be safe,
however, they can potentially be toxic.
Karimi, A., et al., Herbal versus synthetic drugs; beliefs and facts, Journal of
Nephropharmacology.
22
PENGENALAN JENIS DAN CIRI-CIRI TANAMAN OBAT
23
Senyawa alami secara
umum adalah molekul kimia
berupa:
1. Mineral
2. Metabolit primer
3. Metabolit sekunder
24
METABOLIT PRIMER
• Esensial untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
reproduksi tumbuhan
• Berat molekul dari kecil dalam bentuk monomer hingga
sangat besar polimer ( >1500 Dalton )
• Contoh: glukosa, asam organik sederhana, asam lemak,
protein, hormon, enzim
Makromolekul
25
METABOLIT SEKUNDER
• Metabolit sekunder merupakan turunan dari metabolit
primer
• Tidak terlibat langsung dalam kehidupan dasar:
pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi
• Tidak esensial, ketiadaan jangka pendek tidak berakibat
kematian. Ketiadaan jangka panjang mengakibatkan
kelemahan dalam pertahanan diri, estetika
• Mikromolekul dengan BM 50-1500 Dalton
26
JALUR BIOSINTESIS METABOLIT SEKUNDER
27
METABOLIT SEKUNDER
TERPENOID
ALKALOID
FENOLIK
***
Glycosides, tannins and saponins are part of
them according their specific structure.
28
TERPENOID
• Kelompok metabolit sekunder terbesar dengan struktur beragam
• Senyawa yang tersusun dari kerangka isoprena (C5)
30
31
ALKALOID
• Bersifat basa, struktur heterosiklik dengan nitrogen sebagai
hetero-atomnya
• Unsur-unsur penyusun alkaloid: karbon, hidrogen, nitrogen,
oksigen
• Turunan asam amino; asam amino yang berperan sebagai
prekursor alkaloid: fenilalanin, tirosin, triptofan, histidin, lisin,
ornitin, asam antranilat
• Aksi farmakologi: anti piretik, anti inflamasi, analgesik, narkotik,
anti malaria, anti kanker
32
Spesies: Solanum lycopersicum Spesies: Papaver somniferum
Alkaloid: tomatine Alkaloid: codeine
Efek farmakologi: meningkatkan sistem imun, Efek farmakologi: analgesik, antitusif, sedatif
anti kanker, anti fungi dan hipnosis
33
34
FENOLIK
• Senyawa dengan gugus hidroksil (-OH) yang berikatan pada
cincin aromatis
35
FENOLIK
• Polifenol: flavonoid dan non-flavonoid (tanin)
36
Spesies: Sambucus (Elderberry)
Flavonoid: quercetin
Efek farmakologi: antioksidan
37
MEKANISME FLAVONOID SEBAGAI ANTIOKSIDAN
Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari
pasangan elektron bebasnya → elektron tak berpasangan (reaktif)
38
39
40
41
Pelajari lebih lanjut dari jurnal berikut:
42
Pelajari lebih lanjut dari jurnal berikut:
43
Metabolit sekunder = sumber molekul obat
Kimia
Farmakologi Stabilitas Farmasetik
Medisinal
• Keanekaragaman • Molekul kecil • Senyawa • Berat molekul
struktur kimia memiliki stabilitas metabolit yang kecil
metabolit lebih tinggi sekunder memungkinkan
sekunder dibandingkan cenderung bersifat takaran dosis yang
mengindikasikan makromolekul. semi-polar, kecil dan
potensi keragaman sehingga lebih acceptable.
efek farmakologi mudah • Fleksibel terkait
dan merupakan berinteraksi/ bentuk sediaan
sumber kandidat melewati jaringan yang akan
senyawa obat yang biologis. diformulasikan.
tidak terbatas.
44
CARA IDENTIFIKASI TUMBUHAN OBAT
Identifikasi Identifikasi
Makroskopik Mikroskopik
Identifikasi
Kimiawi
45
• Melihat habitus tumbuhan
• Kandungan dalam tubuh tumbuhan
diekspresikan dengan warna, bau,
IDENTIFIKASI maupun rasa → penggunaan panca indra
MAKROSKOPIK untuk mengenali tumbuhan obat
• Tumbuhan yang mengandung
karotenoid: warna kuning – jingga
• Organ tumbuhan mengandung klorofil:
warna hijau
• Bahan yang mengandung flavonoid:
warna hijau, merah, kuning, biru, dan
ungu (tergantung pH-nya)
46
IDENTIFIKASI
MAKROSKOPIK • Tumbuhan yang mengandung alkaloida:
berasa pahit
• Tumbuhan yang menghasilkan minyak
atsiri: memiliki bau khas yang dapat
dibedakan dengan tumbuhan lain
47
IDENTIFIKASI • Melihat struktur dalam dari bagian
MIKROSKOPIK tumbuhan
• Kemungkinan lokasi dari zat-zat
berkhasiat (yang dapat dikenali karena
ada pigmen warna/bentuk sel yang
berbeda dari sel-sel di sekitarnya)
• Deteksi keaslian bahan obat
48
• Senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh
tumbuhan → bereaksi dengan reagen
tertentu
IDENTIFIKASI • Contoh:
KIMIAWI - NaOH untuk identifikasi glikosida
antrakuinon
- Larutan FeCl3 memberikan warna
biru/biru kehijauan pada tanin
- Reagen Dragendorff memberikan
endapan cokelat untuk alkaloid
- Reagen Mayers memberikan endapan
putih dengan alkaloid
49
Terima kasih.
50