Anda di halaman 1dari 22

TERAPI TRADISIONAL DI KOMUNITAS

TUGAS INDIVIDU

Mata Kuliah : KEPERAWATAN KOMUNITAS


Dosen Pengajar : LUSIANA SAMPE, M.Kep, Ns. Sp. Kep, Kom
Disusun Oleh : SUSANA MOFU, Amd.Kep
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Selama berabad-abad, berbagai macam obat telah berupaya ditemukan manusia untuk mengobati berbagai penyakit. Sejak zaman yang
paling awal, obat tradisional yang kebanyakan berupa obat herbal telah digunakan untuk mengobati penyakit. Misalnya Papirus Ebers,
yang disusun di Mesir sekitar abad ke-16 SM, memuat ratusan obat rakyat untuk berbagai penyakit. Akan tetapi, pengobatan herbal
biasanya diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi. Meskipun ada yang berpendapat bahwa obat tradisional atau obat herba lebih
aman daripada obat-obat farmasi modern, obat tradisional bukannya tidak berisiko.
Peringatan dan rekomendasi apa saja yang hendaknya dicamkan seseorang sewaktu mempertimbangkan pengobatan herbal atau obat
tradisional? Sebelum membahas mengenai risiko obat tradisional, berikut ini adalah beberapa resep obat tradisional dan fakta
pengobatan dari masing-masing resep tersebut yang berkhasiat untuk mengatasi beberapa jenis penyakit dan mengatasi problem untuk
penampilan pribadi.
Pengobatan Herbal dan Kembali ke alam adalah dua phrase kata yang banyak kita dengar akhir akhir ini. Pengobatan secara herbal
merupakan pilihan alternatif yang banyak diminati masyarakat terutama dalam bidang pengobatan.
Masalah
1. Apa itu Pengobatan Herbal ?
2. Bagaimana Sejarah Pengobatan Herbal ?
3. Apa Manfaat dan Efek Samping dari Pengobatan Herbal ?
4. Apa saja Macam-macam Pengobatan Herbal ? Bagaimana Hubungan
Pengobatan Herbal dengan Kesehatan/Keperawatan ?
Tujuan

1. Mengetahui pengertian Pengobatan Herbal.


2. Mengetahui Sejarah Pengobatan Herbal.
3. Mengetahui Manfaat dan Efek Samping dari Pengobatan Herbal.
4. Mengetahui Macam-macam Pengobatan Herbal. Hubungan
Pengobatan Herbal dengan Kesehatan/Keperawatan.
PEMBAHASAN

PENGOBATAN HERBAL
Pengertian

Pengobatan herbal (herbalism) adalah pengobatan tradisional ataupengobatan rakyat


mempraktekkan yang didasarkan pada pemakaian tumbuhan-tumbuhan dan ekstrak tumbuhan.
Herbalism adalah juga
dikenal sebagai pengobatan berkenaan dengan penggunaan tumbuhan untuk pengobatan, medis
secara herbal, obat herbal, herbology, dan phytotherapy.
Sejarah Pengobatan Herbal
Di catatan sejarah, studi mengenai tumbuh-tumbuhan herbal menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal untuk kepentingan
pengobatan, seperti itu seperti pohon salam, sejenis tanaman pewangi, dan semacam tumbuhan.
Bangsa Yunani dan bangsa Roma kuno melakukan penggunaan tanaman herbal untuk penyembuhan. Sebagaimana
tertulis dalam catatan Hipocrates, terutama Galen praktek bangsa Yunani dan Roma dalam pengobatan herbal menjadi
acuan dalam pelaksanaan pengobatan di barat
pada kemudian hari.
Sejak jaman dulu kala, dimana pengobatan ala barat belum dikenal, penggunaan tanaman berkhasiat obat atau lebih
umum dikenal dengan herbal sebenarnya sudah dilakukan oleh masyarakat. Tetapi lambat laun tersingkirkan karena
pengaruh perkembangan pengobatan kedokteran yang pesat dan menjadikan herbal sebagai alternatif pilihan saja.
Padahal sejak zaman kerajaan kerajaan di nusantara waktu lampau sudah banyak terbukti keampuhan dan khasiat
herbal, dan disamping itu
lebih murah meriah dan efek samping yang ditimbulkan sangat kecil. Tetapi walaupun begitu masih banyak masyarakat
kita yang meragukan khasiat herbal.
MANFAAT DAN EFEK SAMPING PENGOBATAN HERBAL

MANFAAT

OBAT-OBATAN HERBAL BERFUNGSI MELEMAHKAN RACUN UNTUK PROSES


PENYEMBUHAN PENYAKIT PADA MANUSIA, YAITU MENGENDALIKAN DAN MEMBUNUH
KANDUNGAN RACUN DALAM TUBUH MANUSIA. SELAIN ITU OBATOBATAN HERBAL JUGA
DAPAT MEMBENTUK ZAT KEKEBALAN TUBUH (ANTIBODI) YANG TIDAK DIMILIKI TUBUH
MANUSIA, DENGAN TUJUAN MELINDUNGI DARI UNSUR YANG MERUSAK ORGAN TUBUH.
Efek Samping
Pada prinsipnya, obat-obatan herbal memiliki potensi efeksamping yang sama dengan
obat-obatan sintetis atau konvensional. Tubuh kita tidak bisa membedakan antara
pengobatan menggunakan herbal dengan pengobatan sintetis. Produk obat herbal
merupakan bagian-bagian dari tumbuhan (misalnya akar, daun, kulit, dll) dan
mengandung banyak senyawa kimia aktif. Senyawa ini, selain mempunyai khasiat
penyembuhan juga dapat memiliki efek samping yang dapat merugikan.
Secara Teoritis

kombinasi zat kimia aktif dalam beberapa jenis herbal juga bisa berinteraksi untuk membuat ramuan herbal
menjadi lebih beracun dari pada menggunakan satu jenis herbal. Efek samping ini dapat terjadi dalam
beberapa cara, misalnya keracunan, kontraindikasi dengan obat lain, dan lain-lain. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan obatobat herbal antara lain:

1) Keamanan obat herbal pada umumnya;


2) Kandungan racun yang mungkin dikandung tanaman herbal yang digunakan;
3) Efek yang merugikan pada organ tertentu, seperti system
kardiovaskuler, sistem saraf, hati, ginjal dan kulit;
4) Keamanan obat-obatan herbal untuk pengguna yang rentan, misalnya:
anak-anak dan remaja, lansia, wanita selama kehamilan dan menyusui,
pasien dengan kanker dan pasien bedah;
5) Interaksi yang mungkin terjadi di antara komponen obat herbal;
6) Waktu penggunaan yang tepat.
Contoh penggunaan obat herbal yang perlu diperhatikan :

Daun Seledri (Apium graveolens) Tanaman ini telah terbukti mampu menurunkan tekanan darah, tetapi pada
penggunaannya harus berhati-hati karena pada dosis berlebih (over dosis) dapat menurunkan tekanan darah
secara drastis sehingga jika penderita tidak tahan dapat menyebabkan
shock. Oleh karena itu dianjurkan agar jangan mengkonsumsi lebih dari satu gelas perasan seledri untuk sekali
minum.
Indikasi : dapat menurunkan tekanan darah (hipertensi)
Seledri Mengandung phthalide yang mampu untuk mengendurkan otot arteri sehingga menurunkan tekanan
darah bagi penderita hipertensi dan juga mengurangi produksi hormon stres.
Kontra indikasi : dapat menyebabkan shock jika penggunaan berlebihan Gambir Gambir umum digunakan
untuk menghentikan diare. Akan tetapi penggunaan lebih dari ukuran satu ibu jari justru bukan hanya
menghentikan diare tetapi akan menimbulkan kesulitan buang air besar selama berhari-hari.
Macam-macam pengobatan herbal berdasarkan penyakit

1. Hipertensi / Darah Tinggi


Obat Herbal yang diberikan untuk orang yang memiliki penyakit Hipertensi
adalah yang memiliki efek farmakologi hipotensif.artinya obat tersebut
mampu menurunkan tekanan darah.
2. Kencing Manis ( Diabetes Militus )
Penyakit Diabets militus dicirikan dengan tingginya kadar gula darah melebihi
batas normal. Hal ini disebabkan rusaknya sel-sel beta pada pulau
-pulau langerhans.
3. Batu ginjal / Batu Kandung kemih
Batu ginjal biasanya terjadi karena adanya Proses pengendapan senyawa-
senyawa kimia tertentu yang mengkristal hingga mirip batu.
Ia bisa terletak di ginjal sehingga disebut batu ginjal atau di kandung kemih
sehingga disebut batu kandung kemih. dalam mengobati penyakit batu ginjal /
kandung kemih digunakan obat herbal yang berfungsi meluruhkan batu.
4. Radang Kelenjar Prostat ( Prostatitis )
Obat herbal untuk penyakit ini adalah herbal yang berfungsi
sebagai anti peradangan ( anti inflamasi) , anti biotik, anti racun, dan
menghilangkan rasa sakit. diantaranya adalah Sambiloto,
meniran dan kumis kucing.
PENUTUP
KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa Pengobatan Herbal adalah pengobatan tradisional atau pengobatan rakyat mempraktekkan yang didasarkan pada pemakaian tumbuhan-tumbuhan dan ekstrak tumbuhan. Bahan
herbal adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang digunakan sebagai pemberi aroma, perasa atau untuk pengobatan. Obat herbal sendiri merupakan produk yang berasal dari tanaman dan digunakan untuk meningkatkan
kesehatan. Banyak obat herbal yang telah digunakan secara empiris (turun-temurun) sebagai obat dalam pengobatan tradisional. Pengobatan Herbal telah banyak digunakan masyarakat maupun medis sebagai terapi pengobatan
dalam kesehatan/keperawatan guna untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam mengobati pasien.

SARAN
DENGAN ADANYA PEMBUATAN MAKALAH INI DIHARAPKAN REKAN-REKAN ATAU PEMBACA
DAPAT MENGETAHUI DAN MEMAHAMI TENTANG PENGOBATAN HERBAL. DIMANA KITA YANG
BERADA DIBIDANG KESEHATAN DAN MERAWAT PASIEN HARUS MENGETAHUI PENGOBATAN LAIN
SELAIN PENGOBATAN MEDIS YANG DIBERIKAN SALAH SATUNYA YAITU
PENGOBATAN HERBAL YANG MENGGUNAKAN BAHAN-BAHAN ALAMI YANG DAPAT
MENUNJANG DALAM PENGOBATAN PASIEN ITU SENDIRI.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier M. Peran dokter dalam pemanfaatan obat tradisional pada pelayanan


kesehatan. Dexa media 2001 ; 14
Ernst E, Resch L K, White RA. Complementary medicine, What physicians think
of it : Meta-analysis. Arch Intern Med 1995 ; 155 : 3405
Huang TY, Hong YC. Alternative medicine- formulary evaluation in Asia.
Medical Progress 1998 ; June : 5-7
Lee MK, Moss J, Yuan CS. Herbal medicines and perioperative care. JAMA
2001 ; 286 : 208
Muhammad Luthfi Adnan,1 Miranti Dewi
Pramaningtyas,2
1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,
Universitas Islam Indonesia, Sleman, Indonesia
2Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Islam Indonesia, Sleman, Indonesia

PENGGUNAAN TELEMEDICINE PADA


MASA PANDEMI COVID-19
PROSPEK DAN TANTANGAN
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Sejak kemunculannya di Wuhan, China pada Desember 2019, infeksi COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-COV-2 telah
menjadi salah satu permasalahan kesehatan global saat ini. Berdasarkan laporan WHO, COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 6 juta
jiwa dan menyebabkan lebih dari 300 ribu kematian di seluruh dunia. Penyebaran yang cepat dari virus SARS-CoV-2 dapat terjadi
melalui kontak penderita dengan orang sehat melalui udara atau droplet.
Penyebaran yang cepat menimbulkan dampak merugikan pada setiap segi kehidupan manusia dari lintas sector sehingga dapat
mempersulit keberlangsungan hidup manusia secara normal.
Kebijakan physical distancing dan karantina mandiri yang dilakukan untuk memutuskan rantai penularan penyakit menyulitkan interaksi
antara dokter dan pasien.
Kondisi pandemi COVID-19 mengakibatkan perubahan yang tidak biasa dalam praktek dokter. Situasipandemi saat ini membuat
para dokter beradaptasi dengan kondisi sekarang, salah satunya dengan menggunakan telemedicine dalam menyediakan layanan
kesehatan. Telemedicine didefinisikansebagai penyampaian layanan Kesehatan jarak jauh menggunakan sarana elektronik
untukmendiagnosis, mengobati,mencegah penyakit dan cedera, penelitian dan edukasi, serta pendidikan penyedia layanan kesehatan.
Penggunaan telemedicine memiliki manfaat karena efektivitas biaya, meningkatkan outcome
kesehatan, dan mendorong kepuasan pasien yang memerlukan perawatan terutama pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes
mellitus tipe 2 dan kanker.
Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah membahas mengenai penggunaan telemedicine selama pandemi COVID-19 saat ini dan
tantangan penggunaanya untuk pemanfaatannya bagi praktek medis di masa depan.
METODE
Pencarian literatur dilakukan dengan menggunakan mesin pencari PubMed,
Science Direct dan Google Scholar.
Pencarian literatur dengan menggunakan kombinasi kata kunci “medical practice”,
“COVID-19 pandemic”, ”telemedicine”, “telehealth”, “management” dan “medical practice”.
Kriteria inklusi yang digunakan adalah artikel fulltext berbahasa Inggris, literatur berupa randomized controlled trial (RCT),
pilot study, clinical trial, observasional study dan review dengan publikasi tidak lebih dari 10 tahun terakhir. Literatur yang
ditemukan kemudian melalui
proses skrining pada pustaka yang digunakan untuk mencari literatur lainnya yang
dapat mendukung penyusunan tinjauan ini.
PEMBAHASAN

Kesulitan Praktek Dokter Selama Krisis COVID-19

Pandemi COVID-19 menyebabkan krisis global yang berdampak pada beban sistem kesehatan yang belum pernah terjadi.
Rumah sakit yang penuh dengan pasien COVID-19 yang memerlukan perawatan dengan cepat berdampak pada kondisi
pekerja medis dan kebutuhan alat perlindungan diri (APD).[12] Bagi para dokter, kesulitan dalam praktek mereka untuk
melakukan tindakan medis dapat meliputi operasional, teknologi dan pengetahuan. Krisis COVID-19 saat ini mendorong
para dokter untuk mengoperasikan teknologi-teknologi yang kurang dipahami penggunaannya maupun manfaatnya karena
kurang familiar pada kondisi saat ini sehingga memaksa para dokter bertindak secara inovatif.
Banyaknya petugas kesehatan yang diperlukan untuk menangani pasien COVID-19 mengakibatkan pasien penyakit kronis
tidak dapat datang ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang
dibutuhkan.[16] Kondisi ini kemudian memaksa pasien untuk berkonsultasi dengan dokter mereka mengenai kondisi
kesehatan tanpa bertatap muka sebagai bagian dari jadwal kontrol pasien, kecuali pada kondisi gawat darurat yang
memerlukan tindakan medis seperti bedah.
Salah satu penggunaan teknologi dalam praktek kedokteran berupa telemedicine yang
dapat menjadi salah satu alternatif dalam praktek kedokteran.
Potensi Penggunaan Telemedicine Selama Pandemi COVID-19

Penggunaan telemedicine merupakan salah satu terobosan teknologi di bidang kedokteran untuk meningkatkan kualitas
layanan kesehatan.[22] Telemedicine dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan kebutuhan pasien mengenai konsultasi
atas kondisi dirinya kepada dokter pada kondisi dimana pasien tidak dapat mengakses fasilitas kesehatan.
Penggunaan telemedicine dalam situasi pandemi dapat meningkatkan penyelidikan epidemiologis, kontrol penyakit, dan
manajemen kasus baik pada pasien asimptomatik maupun simptomatik.
Melalui penggunaan telemedicine, pasien dengan gejala penyakit yang ringan dapat memperoleh perawatan suportif yang
dibutuhkan tanpa perlu berinteraksi dengan pasien lainnya yang berpotensi untuk memperburuk kondisi.
Tantangan Penggunaan Telemedicine dalam Praktek Medis

Meski memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas praktek medis selama pandemi,penggunaan telemedicine memiliki
beberapa tantangan yaitu terkait sumber daya manusia, infrastruktur dan peraturan etik.
Penggunaan telemedicine saat ini masih kurang mendapatkan perhatian oleh para dokter dan pembuat kebijakan Kesehatan
untuk mengintegrasikan penggunaan telemedicine pada sistem kesehatannasional.
KESIMPULAN

Pandemi COVID-19 telah memengaruhi aktivitas dokter dalam interaksi perawatan pasien. Tingginya
tingkat penularan COVID-19 akan berdampak buruk pada kondisi Kesehatan pasien dengan penyakit kronis sehingga
dapat mengancam nyawa pasien., Penggunaan teknologi telemedicine dapat digunakan oleh dokter untuk berinteraksi
dengan pasien terkait perawatan pasien.
untuk mengontrol terapi pasien tanpa pasien datang ke rumah sakit untuk bertatap muka dengan dokter.
Penggunaan telemedicine dapat mengurangi penularan pada pasien berisiko serta meningkatkan akses layanan kesehatan
bagi masyarakat umum.
Telemedicine memiliki banyak manfaat untuk memudahkan praktek dokter dan meningkatkan kualitas layanan Kesehatan
pasien.. Tantangan terkait pemanfaatan teknologi telemedicine antara lain dari
sumber daya manusia yang minim terkait penggunaannya di antara dokter, infrastruktur, dan aspek etis yang
mengakibatkan penggunaannya banyak mengalami hambatan dalam praktek penggunaan telemedicine di lapangan.
Studi lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari lebih lanjut manfaat dari telemedicine untuk praktek dokter yang lebih
baik sehingga penggunaan telemedicine dapat menjadi terobosan
teknologi kesehatan demi kemajuan kedokteran di masa depan.
Daftar Pustaka
Raoult D, Zumla A, Locatelli F, Ippolito G, Kroemer G. Coronavirus infections: Epidemiological, clinical and immunological features and
hypotheses. Cell Stress [Internet]. 2020;4(4):66–75.

Nicola M, Alsafi Z, Sohrabi C, Kerwan A, Al-Jabir A, Iosifidis C, Agha M,


Agha R. The Socio-Economic Implications of the Coronavirus and
COVID-19 Pandemic: A Review. Int J
Surg. 2020; Scott BK, Hravnak M, Pamplin JC.

Clinical Distancing and Mitigation of Coronavirus Disease 2019. Crit Care Explor. 2020;2(4):e0117.
Verhoeven V, Tsakitzidis G, Philips H, Van Royen P. Impact of the COVID- 19 pandemic on the core functions of primary care: Will the cure be worse than the disease? A qualitative interview study in Flemish GPs. BMJ Open.
2020;10(6).

Serper M, Volk ML. Current and Future Applications of Telemedicine to Optimize the Delivery of Care in Chronic Liver Disease. Clin Gastroenterol Hepatol. 2018;16(2):157–161.

Elkaddoum R, Haddad FG, Eid R, Kourie HR. Telemedicine for cancer patients during COVID-19 pandemic:
between threats and opportunities. Futur Oncol. 2020;10–2.

Ghosh A, Gupta R, Misra A. Telemedicine for Diabetes Care in India during COVID19 Pandemic and National Lockdown Period: Guidelines for Physicians. Diabetes Metab Syndr Clin Res Rev. 2020;

Ventura C, Gibson C, Collier GD. Emergency Medical Services resource capacity and competency amid COVID-19 in the United States: preliminary findings from a national survey. Heliyon [Internet]. 2020;6(5):e03900.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai