Anda di halaman 1dari 37

TUGAS KULIAH KMB

Nama : Tina Gadi Patanda

STIKES TANA TORAJA RANTEPAO 2022/2023


ANATOMI
SISTEM MUSKULOSKELETAL
&
SISTEM INTEGUME
ANATOMI
Anatomi = ilmu urai
Ilmu yg mempelajari suatu bangun atau suatu bentuk dengan mengurai-uraikannya ke dalam
bagian-bagiannya
Anatomi makroskopik hanya menggunakan mata
Anatomi mikroskopik juga menggunakan mikroskop histologi (histos = jaringan; logos =
ilmu)
SIKAPANATOMI

FUNGSI JARINGAN EPITEL

Melindungi jaringan di bawahnya ABSORPSI, menyerap zat-zat, mis.

Produk yg disekresi dikeluarkan dg cara eksositosis vesikel ke permukaan apeks


kelenjar. Sbgn besar kelenjar merupakan kel.merokrin.
Kelenjar yg menghasilkan hormon

Kelenjar hipofisis b. Kelenjar tiroid c. Kelenjar adrenal d.

Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan tumbuh menjadi tulang .

Jaringan lunak.

Hampir semua otot rangka menempel pada tulang.

O Fascia

-Seluruh serat otot dihimpun menjadi satu oleh jaringan ikat yg disebut epimysium . - Di
antara endomysium & berkas serat otot tersebar sel satelit yg berfungsi dlm perbaikan
jaringan otot yang rusak.
O Motor end plates merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.

O Jejaring kantung dan tubulus yang terorganisir pada jaringan otot

O Tdd tubulus-tubulus yg sejajar dg miofibril, yg pd garis Z dan zona H


bergabung membentuk kantung yang dekat dengan sistem tubulus
transversal . O Tubulus T saluran untuk berpindahnya cairan yang
mengandung ion.

Proses keratinisasi dimulai dr lapisan ini. Pd kulit tipis lapisan ini tidak ada.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN
System syaraf dibagi menjadi dua sistem syaraf pusat yang terdiri dari otak dan medula
spinalis dan system syaraf perifer terdiri dari: saraf kranial dan syaraf spinal. 1.Jaringan
syaraf a.Neuron a. Neuron
•Susunan saraf pusat manusia mengandung sekitar 100 miliar neuron. Neuron adalah
suatu sel saraf dan merupakan unit anatomis dan fungsional system persyarafan.
Biasanya terdiri dari dendrit sebagai bagian peneriman rangsangan dari saraf – saraf
lain; badan sel yang mengandung inti sel; akson yang menjadi perpanjangan atau serat
tempat lewatnya sinyal yang dicetuskan di dendrit dan badan sel: serta terminal sel;
serta terminal akson yang menjadi pengirim sinyal untuk disampaikan ke dendrit atau
badan sel neuron kedua dan apabila disusunan saraf perifer, sinyal disampaikan ke sel
otot atau kelenjar.

•Darah arteri yang disulai ke otak berasal dari dua arteri karotis internal dan dua arteri
vertebral dan meluas ke sistem percabangan. Karotis internal dibentuk dari percabangan
dua karotis dan memberikan sirkulasi darah otak bagian anterior. Arteri – arteri vertebral
adalah cabang dari arteri subklavia, mengalir ke belakang dan naik pada satu sisi tulang
belakang bagian vertikal dan masuk tengkorak melalui foramen magnum. Kemudian saling
berhubungan menjadi arteri basilaris pada batang otak. Arteri vertebrobasialis paling
banyak menyuplai darah ke otak bagian posterior. Arteri basilaris membagi menjadi dua
cabang pada arteri serebralis bagian posterior.
•Pada dasar otak di sekitar kelenjar hipofisis, sebuah lingkaran arteri terbentuk diantara
rangkaian arteri karotis internal dan vertebral. Lingkaran ini disebut sirkullus willisi yang
dibentuk dari cabang – cabang arteri karotis internal, anterior dan arteri serebral bagian
tengah dan arteri penghubung anterior dan posterior.
•Hipotalamus

•Berfungsi memproduksi Anti Diuretik Hormon, mengatur suhu tubuh, mengatur asupan
makanan, mengatur aktivitas organ, seperti jantung, pembuluh darah dan usus, merangsang
respons organ viseral selama dalam kondisi emosional, mengatur ritme tubuh seperti siklus
tidur, perubahan mood dan kesiagaan mental.

•Thalamus

•Terletak diatas hipotalamus dibawah serebrum, fungsi thalamus serkait dengan sensasi
pengindraan sehingga serebrum akan memahami secara keseluruhan.
•g.
•Suzzane C. Smelzzer, dkk, menjelaskan Sirkulasi serebral. Sirkulasi serebral menerima kira –
kira 20% dari curah jantung atau 750 ml permenit.
Neuron – neuron yang membawa informasi dari susunan saraf perifer ke sentral disebut
neuron sensorik atau aferen.

•Menurut Arif Muttaqin, Lobus occipital

•Mengandung area visual otak, berfungsi sebagai penerima informasi dan menafsirkan
warna refleks visual.

•Menurut Arif Muttaqin, Medula oblongata

•Mengandung pusat reflek yang penting untuk jantung, vasokontriktor, pernafasan, bersin,
menelan, batuk, muntah, sekresi saliva. saraf kranial IX, X, XI dan XII keluar dari medula
oblongata.

•Cerebellum

•Besarnya kira-kira ¼ dari cerebrum, antara cerebellum dan cerebrum dibatasai oleh
tentorium serebri.
Luka bakar ini dapat menyebabkan kematian atau akibat lain yang
berkaitan dengan problem fungsi maupun estetik.
Penyulit yang timbul pada luka bakar al.
2.Edema paru, 3.SIRS .
dan sepsis 5.
Kontraktur.
Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung kepada dalam
dan luasnya permukaan luka bakar dan penanganan sejak awal hingga
penyembuhan.
Patofisiologi

Cedera dermis menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Sampai


syok yang dapat menimbulkan asidosis, nekrosis tubular akut dan disfungsi serebral.
Kondisikondisi ini seperti ini dapat dijumpai pada fase awal / akut / syok yang biasanya
berlangsung sampai 72 jam pertama.

Reaksi inflamasi yang berkepanjangan akibat luka bakar menyebabkan kerapuhan


jaringan dan srtuktur fungsional.
dan leher : 9 %2.Ekstremitas atas : 2 x 9 %3.Paha dan betis – kaki : 4 x 9 %
perut, bokong, punggung : 4 x 9%5.Peritonium dan genitalia : 1 % Rumus tersebut tidak
digunakan pada anak dan bayi karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih
besar dan relatif permukaan kaki lebih kecil.

Prinsip penanganan luka bakar adalah penutpan lesi secepat mungkin, pencegahan infeksi,
mengurangi rasa sakit, pencegahan trauma mekanik pada kulit yang vital dan elemen
didalamnya dan pembatasan pembentukan jaringan parut.
Pada saat terjadi kejadian hal pertama yang harus dilakukan adalah menjauhkan korban
dari sumber trauma.
Padamkan api dan siram kulit yang panas dengan air. Pada trauma bahan kimia, siram
dengan air yang mengalir.
dan leher : 9 %2.Ekstremitas atas : 2 x 9 %3.Paha dan betis – kaki : 4 x 9 %
perut, bokong, punggung : 4 x 9%5.Peritonium dan genitalia : 1 % Rumus tersebut tidak
digunakan pada anak dan bayi karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar
dan relatif permukaan kaki lebih kecil.

Prinsip penanganan luka bakar adalah penutpan lesi secepat mungkin, pencegahan infeksi,
mengurangi rasa sakit, pencegahan trauma mekanik pada kulit yang vital dan elemen
didalamnya dan pembatasan pembentukan jaringan parut.
Pada saat terjadi kejadian hal pertama yang harus dilakukan adalah menjauhkan korban
dari sumber trauma.
Padamkan api dan siram kulit yang panas dengan air. Pada trauma bahan kimia, siram
dengan air yang mengalir.
Tindakan selanjutnya adalah sbb

resusitasi dengan mempertahankan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi yaitu : a.Periksa
jalan nafas b.Bila dijumpai obstruksi jalan nafas buka jalan nafas dengan pembersihan
jalan nafas bila perlu lakukan trakeostomi atau intubasi c.Berikan O2 d.pasang iv- line
intuk resusitasi cairan, berikan cairan RL untuk mengetahui syok e.pasang kateter buli buli
untuk pemantauan diuresis f.pasang pipa lambung untuk mengosongkan lambung selama
di ileus paralitik g.pasang pemantau tekanan vena sentral untuk pemantauan sirkulasi
darah, pada luka bakar ekstensif

Bb x % lukabakarx 1 cc larutankoloid

2000 glukosa5 %b.Cara baxter merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak
dipakai.
Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama sisanya diberikan dalam
16 jam.

Proses keperawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan asuhan keperawatan


yang mempunyai 4 tahap yaitu : p-engkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

mobilitas fisik yang berhubungan dengan edema, nyeri dan kontraksi sendi.
c.

mengenal indikasi kemajuan atau penyimpangan dan pemberian tindakan selanjutnya.

NDX 5. Risiko terjadinya infeksi berhubungan dengan hilangnya fungsi barier kulit dan
terganggunya respon imun.
D.Implementasi implementasi adalah semua tindakan yang diberikan oleh perawat sesuai
dengan intervensi atau kebutuhan klien baik berupa tindakan keperawatan mandiri
maupun tindakan kolaboratif.

Implementasi keperawatan dicatat untuk mengkomunikasikan rencana perawat, dan hasil


yang dicapai

E. Evaluasi evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk mnilai efek dari reaksi
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap
keperawatan yang telah dilaksanakan setiap selesai melaksanakan tindakan.

: analisa ulang atas data subjectif untuk menyimpulkan apakah masalah tetap atau muncul
masalah baru atau data yang tertentu dikaji dengan masalah yang ada.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke Non
Hemoragik
Gejala-gejala itu antara lain bersifat

Makin lama makin berat Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin
berat yang disebut progressing stroke atau stroke inevolution.

Pemeriksaan Penunjang

Serebral membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan


atau obstruksi arteri. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah
menunjukan adanya perdarahan.

Dengan Stok Non Hemoragic

Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit


dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi.
Pengkajian Sekunder

Perubahan tingkat kesadaran. Perubahan tonus otot , paraliysis , kelemahan


umum. Gangguan penglihatan.

Integritas ego

Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan.

/ vomitus menandakan adanya PTIK. DM, Peningkatan lemak dalam darah.

Sensori Neural

Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati. , kemungkinan


ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata komprehensif, global /
kombinasi dari keduanya. Kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli
taktil. Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya.
Sensori Neural

Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti


lumpuh/mati. , kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata
kata komprehensif, global / kombinasi dari keduanya. Kemampuan mengenal atau
melihat, pendengaran, stimuli taktil. Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya.

Keamanan

Persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewasadaan terhadap bagian


tubuh yang sakit. Mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali.

Diagnosa Keperawatan

Mobilitas fisik b.d keterlibatan neuromuskuler, kelemahan, parestesia, flaksid/ paralysis


hipotonik, paralysis spastis. Nafas tak efektif berhubungan dengan adanya depresan pusat
pernapasan
Kriteria Hasil

Pasien menampakan tidak adanya kemunduran / kekambuhan.

Independen

Factor factor yang berhubungan dengan situasi individu/ penyebab koma / penurunan perfusi
serebral dan potensial PTIK. Untuk mengubah pandangan , misalnay pandangan
kabur, perubahan lapang pandang / persepsi lapang pandang. Meningkatakan fungsi, termasuk
bicara jika pasien mengalami gangguan fungsi. Dielevasikan perlahan lahan pada posisi netral.

Tirah baring , sediakan lingkungan yang tenang , atur kunjungan sesuai indikasi. Tidak


terdapat tanda distress pernapasan. GDA dan tanda vital dalam batas normal.

Tubuh dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan memberikan pengeluaran
sekresi yang optimal. Dada untuk mendengarkan bunyi jalan napas setiap 4 jam.

20 x permenit

Instruksi untuk latihan nafas dalam. Kemajuan yang ada pada klien tentang pernafasan.
ANATOMI - FISIOLOGI SISTEM PENGLIHATAN
Struktur Fungsi
Korpus siliaris Membentuk aqueus humor

Aqueous humor Cairan encer jernih yang terus menerus diproduksi & mengandung zat
nutrisi untuk kornea & lensa

Bintik buta (diskus optikus) Rute untuk berjalannya saraf optikus & pembuluh darah

Fovea Daerah dengan ketajaman paling tinggi

Iris Mengubah ukuran pupil dengan berkontraksi & menentukan warna


mata

Kornea Berperan dalam refraktif mata

Koroid Mencegah pembiasan berkas cahaya di mata, banyak mengandung


pembuluh darah yang memberi makan retina,dibagian anterior
membentuk badan siliaris & iris
GANGGUAN SISTEM PERSEPSI
SENSORI OTITIS
PENATALAKSANAAN

Kebanyakan perforasi membran timpani dapat sembuh spontan dalam beberapa minggu setelah ruptur.

Selama proses penyembuhan telinga harus dilindungi dari air

Ada perforasi yg tidak dapt sembuh dengan sempurna akibat pertumbuha jaringan parut pada tepi
perforasi, yg menghambat penyebaran sel epitel melintasi batas dan akhir penyembuhan.

OTITIS MEDIA AKUT

Otitis media akut ad. Infeksi akut telinga tengah.

Penyebab utama : masuknya mikroorganisme kedalam ke dlm telinga tengah yg normalnya steril

Bakteri umum ditemukan ad.

Pada otoskopis kanalis auditorius tampak normal, jika aurikula ditarik tidak terdapat nyeri.
Penatalaksanaan

Keberhasilan penatalaksanaan OMA tergantung pada efektifitas terapi , virulensi bakteri


dan status fisik pasien.

Kondisi bisa berkembang menjadi subakut dgn pengeluaran cairan purulen dari telinga

Jarang sekali terjadi kehilangan pendengaran yg permanen.

Mengeluarkan cairan serosa atau purulen dari telinga tengah.

Suara letup atau berderik ketika tuba eustachii berusaha terbuka.

Penatalaksanaan

Tidak perlu ditangani secara medis kecuali terjadi infeksi.


OTITIS MEDIA KRONIK

OMK adalah kondisi yg berhub. Dengan patologi jaringan dan biasanya disebabkan karena
episode berulang otitis media akut.

Penanganan lokal berupa membersihkan telinga dengan hati2 menggunakan mikroskop dan alat
pengisap telinga.

Menciptakan telinga aman , kering dan sehat.


GANGGUAN SISTEM
PERSEPSI SENSORI OTITIS
Peradangan akut bernanah pada kelenjar lemak kelopak mata, kelenjar keringat, kelenjar folikel rambut.

Peradangan pada kelopak terutama pada tepi kelopak & pangkal bulu mata.

Keadaan dimana kelopak mata atas terletak lebih rendah dari puncak iris pada permukaan mata.

Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain di mata

Bila sel-sel tumor terlepas & masuk ke segmen anterior mata, akan menyebabkan glaukoma.

Bila tumor teletak pada makula dapat telihat gejal awal stabismus

Tergantung letak,besar & tebal.

23 Pasang Kromosom Manusia


Komplikasi diabetes yang disebabkan oleh kerusakan atau penyumbatan pembuluh darah yang memberi
nutrisi retina sebagai kontrol glukosa darah yang tidak adekuat.

Trauma, Bakteri, Jamur, Virus dan Parasit.


Mata merah, merasa kelilipan, cairan mukopurulen dengan kelopak mata saling melekat saat bangun &
hipopion.

Uveitis intermediat : adanya «floating spot» pada lapang pandang.

Contoh untuk resiko defisit perawatan diri

Mengevaluasi perlunya bantuan setelah pemulangan.

•Astigmatisma

Mata dengan kekuatan pembiasan yang berbeda-beda kr kelengkungan kornea yang tidak teratur.
Mata dengan kekuatan pembiasan yang berbeda-beda kr kelengkungan kornea yang tidak teratur.
Steroid tetes mata serta sikloplegik .

NCP Perioperatif Kornea & Retina

Adanya stabismus, kesulitan membaca, pandangan kabur, bercak/benjolan di mata, lamanya kelainan yang
sudah dialami klien,status okuler secara umum.

Anjurkan klien untuk menghindari kontak langsung dengan cahaya matahari atau menggunkan kaca
mata hitam.

Pemberian posisi -> posisi terlentang di tempat tidur dengan bantal kecil dibawah kepala ataudikedua sisi
kepala serta kedua pagar tempat tidur dipasang untuk klien dengan anestesi total, pembalutan, tingkat
aktifitas, nyeri yang berlebih laporkan segera ke ahli oftalmologi.

Anda mungkin juga menyukai