Anda di halaman 1dari 22

PEMANFAATAN TANAMAN

OBAT SEBAGAI OBAT Balinese


traditional medicine

Dr. Made Sagiananda, Myt.Ph.D.



Kebun Tanaman Obat Bali
Pengertian Tanaman Obat

Siddha Herbal


Konsep Balai Pengobatan

Sejarah Tanaman Obat Bali Siddha Herbal


Kecenderungan Untuk
Kembali Ke Tanaman Obat

Kesimpulan
Apa itu tanaman obat ?
 Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Yang dimaksud dengan
tanaman obat adalah tumbuhan yang berkhasiat obat yaitu menghilangkan rasa sakit,
meningkatkan daya tahan tubuh, membunuh bibit penyakit dan memperbaiki organ yang
rusak serta menghambat pertumbuhan tidak normal seperti tumor dan kanker.
 Tanaman obat dapat berupa tanaman pangan tanaman hias tanaman perkebunan dan
tanaman hoertikultura maupun tumbuh-tumbuhan liar seperti semak, belukar dan
tumbuhan hutan. Tetapi sebagai besar merupakan tumbuhan liar di hutan baik di hutan
primer maupun hutan sekunder maupun belukar dan semak digunakan sebagai obat.
 Penggunaan tanaman obat sebagai obat ini sudah dilakukan dari generasi ke generasi
selama ribuan tahun sehingga tanaman obat dikenal sebagai nenek moyang.
 Berdasarkan kenyataan ini maka penggunaan tanaman obat sudah merupakan bagian dari
tradisi dari masyarakat tradisional kita.
Bagaimana sejarah tanaman obat
 Terdapat kecenderungan sebagai masyarakat untuk mengapresiasi tanaman obat dari sisi
sejarahnya. Terhadap keyakinan bahwa tanaman obat berdasarkan fakta sejarah adalah obat
asli indonesia.
 Catatan sejarah menunjukkan bahwa di wilayah nusantara dari abad ke 5 sampai dengan
abad ke 19, tanaman obat merupakan sarana paling utama bagi masyarakat tradisional untuk
pengobatan penyakit dan pemeliharaan kesehatan.
 Kerajaan-kerajan di wilayah nusantara seperti sriwijaya, majapait dan mataram mencapai
beberapa puncak kejayaan dan menyisakan banyak peninggalan yang dikagumi dunia, adalah
produk masyarakat tradisional yang mengandalkan pemeliharaan kesehatannya dari tanaman
obat. Banyak jenis tanaman yang digunakan secara tunggal maupun ramuan terbukti sebagi
bahan pemeliharaan kesehatan.
 Pengetahuan tanaman obat yang ada di wilayah nusantara bersumber dari pewarisan
pengetahuan secara turun-temurun dan terus-menerus diperkaya dengan pengetahuan dari luar
nusantara khususnya dari china dan india. Sebagai akibatnya sebagai besar tumbuhan yang
disebut obat indonesia juga merupakan obat india dan china.
Sejarah tanaman obat
 Tumbuhan obat umumnya merupakan pengobatan modern di indonesia, yang ditandai dengan
didirikannya sekolah dokter jawa (stovia) di jakarta tahun 1904, maka secara bertahap dan
sistematis penggunaan tanaman obat sebagai obat ditinggalkan. Sejalan dengan masuknya
modernisasi terutama dalam aspek pendidikan maka pola hidup tradisional tererosi. Perubahan
yng paling menonjol adalah dalam cara berpakian dan berkomunikasi dengan tulisan tetapi juga
sangat nyata dalam cara memelihara kesehtan dan pengobatan.
 Pada saat didirikan sekolah dokter jawa tahun1904, kota-kota di Indonesia seperti yang kita
kenal sudah ada. Masyarakat “kota- ini melasanakan pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
dengan mengandal pengobatan tradisonal terutama tanaman obat. Sebagai contoh kota Bogor
yang letaknya sebelah barat dan selatan Kebun Raya Bogor sampai dengan sekitar jembatan
merah waktu itu sudah ada penduduk ‘kota-kota ini memanfaatkan tanaman obat untuk
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan dalam bentuk obat tradisonal terutama ramuan ‘jamu’.
 Tetapi kemudian dengan masuknya pengobatan modern, maka dalam bidang pemeliharan
kesehatan dan pengobatan, masyarakat beralih dari memanfaatkan tumbuhan obat jadi
menggantungkan diri pada obat obat kimia modern. Penggunaan tanaman obat dianggap kuno,
bodoh berbahaya dan terbelakang.
Lanjutan Sejarah tanaman obat
 Tumbuhan obat yang sudah secara turun temurun didomestikan dan dipelihara di sudut-sudut
kebun mulai terlantar, dilupakan dan dibersihkan. Sebagai akibatnya masyarakat pada
umumnya tidak mengenal tanaman obat dan penggunaannya sebagai obat konsep umum
tentang obat adalah barang yang di jual di apotik.
 Hal serupa terjadi di negara-negara tetangga kita seperti Jepang,RRC,Taiwan, hongkong, korea
dan negara-negara timur lain. Di Negara- Negara tersebut modernisasi yang hampir berarti
westernisasi diterima dan bahkan dikembangkan. Sebagai contoh tulian tradisonal tetap
digunakan sebagai tulisan resmi,pakaian tradisional secara berkala dan teratur tetap digunakan.
 Tetapi yang terpenting di negara negara tersebut pengobatan modern di terima dan
dikembangkan sampai sangat canggih sedangkan pengobatan tradisonal dipelihara dan
dikembangkan sampai sangat efektif. Obat tradisional tanaman obat biasa diresepkan oleh
dokter dan digunakan dibanyak rumah sakit sehingga pasien dapat memilih untuk
menggunakan obat kimia atau obat tradisonal tanamam obat atau gabungannya
Lanjutan Sejarah tanaman obat
Sebenarnya tidak semua meninggalkan tanaman obat, terdapat beberapa upaya yang untuk
melestarikan dan memanfaatkan taaman obat, antra lain:
1. Upaya melestarikan penegtahuan tanaman obat da penggunaanya dalam bentuk buku yang
lebih berupa dokumentasi antara lain:
- K. Heyne, menulis buku tnsmsn berguns indonesi
- ny kloppenberg – versteegh, mendata 877 tanaman obat pribumi disertai 1467 resep pengobatan.
- dr. Seno sastraoamidjojo dengan buku obat asli indonesi mendata tanaman obat indonesia dalam
rangka mendukung konsep indonesia berdikari dalam bidang tanaman obat.
- sudarman mardisiwojo dan harsono radjakmangunsudarso, menulis buku cabe puyung warisan
nenek moyang yang menghimpun keterangan tanaman obat Indonesia, cara penggunaanya dan
proses pengobatan dengan tanaman obat.
Lanjutan Sejarah Tanaman Obat
2. upaya menegembangkan pengetahuan tanaman obat indoneia dan aplikasinya dalam
pengobatan. Beberapa pemerhati, penelitian dan pengobat menulis beberapa buku tentang
tanaman obat, antara lain:
 bpror hembingwijayakusuma
 dr. Setiawan dalimartha
 g. Kartasapoetra
 thomas A..N.S, dan banyak linnya.
3. upaya meneliti dab menerbitjan buku dari lembaga-lembaga antara lain :
 PT. Eisei indonesia
 balitro bpgor
 badan litbang depkes
 BPTO Tawangmangu
 direktorat jendral POM, Depkes.
 majalah intisari dan lain-lain.
Lanjutan Sejarah Tanaman Obat
3. Upaya penggunaan tanaman obat dalam pelayanan prngobatan formal:
RS bethesda dalam keadaan perang pernah menggunakan tanaman obat dalam pelaksanaan pengobatan.
Sesudah selsai perang digunkan di klinik pengobatan tradisional. Saat ini obat herbal digunakan di Klinik
Pengobatan Tradisional RS Dr. Sutomo Surabaya dan beberapa Puskesmas di Jombang dan Jember. Beberapa
rumah sakit besar di Jakarta juga sudah menyediakan OBAT HERBAL.
4. Upaya lembaga penelitian untuk terus memelihara dan menelitu Tanaman Obat Indonesia, antara lain :
 Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro), Bogor.
 Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO), Tawangmangu.
5. Upaya melestarikan dan memanfaatkan penggunaan tanaman obat untuk kepentingan usaha, dilakukan
oleh :
 Perusahaan-perusahaan jamu dengan berbagai produk jamunya
 Perusahaan-perusahaan farmasi dengan berbagai produk berlogo “jamu” dan berijin obat tradisional “TR”,
6. Upaya dokter menggunakan tanaman obat untuk “praktek dokter”
7. Upaya pengobat tradisional menggunakan tanaman obat untuk pengobatan
8. Upaya anggota masyarakat secara perseorangan menggunakan tanaman obat berdasarkan pengalaman yang
diturunkan dari orang tua.
Lanjutan Sejarah Tanaman Obat
 Upaya-upaya pelestarian dan pemanfaatan tanaman obat diatas memang nyata
ada, tetapi sangat terbatas dan dampaknya sangat kecil dibanding kebutuhan yang
ada. Hal ini terjadi karena kurangnya dukungan masyarakat. Kiblat masyarakat
kita adalah kepada segala sesuatu yang modern, sehingga hal-hal yang bersifat
tradisional kurang menarik. Sebagai akibatnya hasil dari upaya-upaya diatas
kurang nyata.
 Tetapi decade terakhir abad ke 20 terdapat kecenderungan secara global untuk
kembali kealam. Kecenderungan “ back to nature” dalam bidang obat berarti
kembali ke obat tradisional tanaman obat. Kecenderungan ini sangat kuat di
Negara-negara maju dan berpengaruh besar di Negara-negara berkembang.
KECENDERUNGAN OBAT UNTUK KEMBALI KE TANAMAN OBAT

 Kecenderungan di seluruh dunia saat ini adalah kembali ke alam, termasuk di bidang obat-
obatan. Di bidang obat-obatan maka kecenderungan kembali kea lam ini terutama kembali
ke obat tradisional tanaman obat. Terdapat beberapa alasan mengapa terdapat
kecenderungan kembali ke obat tradisional tanaman obat:
1. Adanya kelemahan Obat Modern/ Obat kimia :
- Efek samping langsung atau terakumulasi
Efek samping secara langsung atau terakumulasi ini terjadi karena obat modern terdiri
darinahan kimia yang murni, baik tunggal atau campuran. Bahan kimia bersifat tidak organis
dan murni sehingga bersifat tajam dan relative (mudah bereaksi) sedangkan tubuh bersifat
orgais atau kompleks. Dengan demekian bahan kimia bukan makann dan bukan minuman .
komsumsi bahan kimia untuk tubuh “terpaksa ” dilakukan dengan berbagai batasan dan
dengan pemahaman masih dapat diterima atau toleransi oleh tubuh. Tetapi penggunaan bahan
kimia sebagai obat sekarang sudah secara global dirasakan dan diakui kelemahannya yantu
menciptakan eek samping langsung atau terakumulasi.
Lanjutan KECENDERUNGAN OBAT UNTUK KEMBALI KE TANAMAN OBAT

- Seiring kurang efektif untuk penyakit tertentu.


Banyak penyakit belum ditemukan obatnya, sehingga obat yang digunakan lebih banyak
bersifat simptomatis dan digunakan terus menerus sesuai gejalanya. Beberapa penyakit bahkan
belum diketahui sebabnya. Pasien sering harus berulang-ulang ke klinik dan tidak mengalami
banyak kemajuan atau bahkan memburuk keadaannya.
- Harga yang mahal karena adanya faktor impor.
Hampir seluruh obat kimia dan bahan baku obat kimia yang kita gunakan merupakan barang
impor. Hal ini terjadi karena untuk memproduksi obat dibutuhkan teknologi yang canggih, biaya
dan waktu pengujian yang cukup lama. Hal lain yang signifkan yang berpengaruh pada impor
yaitu bahwa produksi obat membutuhkan kepercayaan dan sampai saai ini kepercayaan itu sudah
dikuasai oleh Negara-negara tertentu yang dikenal dengan produsen obat.
Lanjutan KECENDERUNGAN OBAT UNTUK KEMBALI KE TANAMAN OBAT

2. Adanya Kelebihan Tanaman Obat :


- Efek Samping tidak ada jika penggunaannya secara benar.
Hal ini mengingat tanaman obat bersifat kompleks dan organis yang cocok untuk tubuh yang
bersifat kompleks dan organis. Sehingga tanaman obat dapat disetarakan dengan makanan, suatu
bahan yang dikomsumsi dengan maksud merekonstruksi organ atau sistem yang rusak.
- Efektif untuk penyakit yang sulit disembuhkan dengan obat kimia.
Efektif untuk penyembuhan penyakit tertentu yang sering sulit disembuhkan dengan obat-
obat kimia seperti kanker, tumor, darah tinggi, , darah rendah, diabetes, hepatitis, stroke, sinusitis,
herpes, bau badan, bisul dan lain-lain. Berdasarkan pengalaman yang disampaikan turun temurun
secara lisan dan tulisan, dan kemudian diteliti dari berbagai aspek yaitu aspek botani, kimiawi dan
farmakologinya. Pendekatan dalam penggunaannya sebagai obat lebih banyak ditekankan pada
aspek farmakologinya yaitu fungsi dalam proses pengobatan.
Lanjutan KECENDERUNGAN OBAT UNTUK KEMBALI KE TANAMAN OBAT

- Harganya murah
Harganya murah karena dapat ditanam sendiri. Harga akan meningkat jika diperoleh
dalam bentuk kering, dan meningkat lagi jika diperoleh dalam bentuk hasil olahan. Harga akan
sangat mahal jika diperoleh dari ekstrak tanaman. Seperti vincristine, obat kanker, yang
disolasi dari ekstrak tapak dara (Chataranthus roseus) dan diimpor.
- Tidak perlu bantuan tenaga medis
Jika diagnose sudah jelas pengobatan umumnya dapat dilakukan oleh anggota keluarga
sendiri tanpa harus tergantung pada bantuan tenaga medis atau paramedia. Dokter dibutuhkan
untuk diagnose yang benar dengan bantuan analisa laboratorium klinik, rekimendasi
pengobatan herbal juga dapat diberikan oleh dokter, tetapi pengobatan cukup dibantu oleh
anggota keluarga.
3. Tanaman Obat Sebagai Obat Alternatif
Berdasarkan pertimbangan diatas maka tanaman obat sudah diterima sebagai obat
alternative dan bahkan secara resmi dianjurkan untuk digunakan oleh praktisi di dunia
kesehatan. Pertengahan Juli 2000 Menteri Kesehatan mengeluarkan himbauan agar dokter
menggunakan obat asi Indonesia berupa obat tradisional tanaman obat.
Lanjutan KECENDERUNGAN OBAT UNTUK KEMBALI KE TANAMAN OBAT

 Bahkan perusahaan-perusahaan pharmasi yang selama ini merupakan produsen obat kimia sudah
memproduksi obat dengan bahan baku tanaman obat dan dengan resep tradisional. Kesadaran
akan kenyataan diatas maka penggunaan tanaman obat mulai diterima kembali oleh masyarakat
sebagai pengobatan alternative dan cara pemeliharaan kesehatan yang alamiah dan aman.
Pengertian penggolongan alternative ini yaitu :
 Penderita penyakit tertentu yang serangannya masih dalam tahap awal dapat memilih untuk
menggunakan pengobatan dengan tanaman obat guna mencegah berkembangnya penyakit dan
menghilangkan gejala yang ada.
 Penderita penyakit yang serius dapat memilih pengobatan menggunakan tanaman obat guna
menghindari efek samping obat kimia dan dengan harga yang lebih murah.
 Penderita penyakit yang sudah parah dan harus menghadapi tindakan medis yang drastic seperti
pembedahan, amputasi atau penyibnaran radioaktif dapat memilih untuk menggunakan
pengobatan dengan tanaman obat guna berusaha menghindari tindakan medis drastic tersebut
 Penderita penyakit yang menurut dokter sudah tidak dapat ditolong lagi (dokter sudah angkat
tangan) masih dapat tetap berusaha menyembuhkan diri sendiri dengan menggunakan tanaman
obat.
KEBUN TANAMAN OBAT BALI SIDDHA HERBAL

Kebun tanaman obat Bali Siddha Herbal terletak di Banjar Pelagan, Desa Penatih ,
Denpasar Timur-Bali, kebun ini sengaja dibuat untuk melestarikan tanaman obat yang
sudah mulai sulit ditemukan baik yang berasal dari bali ataupun dari luar pulau. Selain
sebagai kebun koleksi, juga dilakukan kegiatan pengembangan bududaya tanaman obat,
penjualan bibit tanaman obat, juga simplisia kering untuk warga masyarakat yang
membutuhkan.
Konsultasi pengobatan herbal diberikan secra Cuma-Cuma sebagai bagia dari
kegiatan menjual sehingga tidak mengikat dan atas dasar kesukarelaan. Dan berdasarkan
atas laporan yang secara sukarela yang disampaikan pembeli disimpulkan adanya
manfaat yang sangat nyata dari mengkomsumsi tanaman obat untuk penyembuhan
penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Kenyataan ini mendorong Bali Siddha Herbal
untuk lebih serius dalam pengembangan tanaman obat.
Lanjutan KEBUN TANAMAN OBAT BALI SIDDHA
HERBAL
Mengingat adanya keluhan konsumen yang merasa sulit mengkomsumsi tanaman obat
dalam bentuk segar ataupun rebusan, maka kami kemudian menyediakan tanaman obat dalam
bentuk serbuk. Tetapi karena keterbatasan yang kami miliki untuk berproduksi maka kemudian
kami menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan obat tradisional yang sudah mapan
dengan menjual bahan baku kepada mereka dan mulai juga memasarkan produk mereka yang
sudah jadi. Respon terhadap produk dalam bentuk kapsul sangat baik karena konsumen tidak
perlu merebus atau merasakan pahitnya.
Diwaktu mendatang kami tentu sangat berkeinginan pula untuk bisa membuat sebuah
industri obat tradisional yang bisa dibanggakan atau paling tidak bisa mencetak pengusaha-
pengusaha herbal yang sukses sehingga derajat obat tradisional bisa terangkat ditengah
mahalnya obat modern dan efek sampingnya yang mengkhawatirkan, juga mengurangi
ketergantungan kita terhadap Negara asing dalam hal pengadaan obat-obatan untuk kesehatan.
Selain membuat kebun koleksi tanaman obat, Bali Siddha Herbaljuga merintis adanya
balai pengobatan herbal dan pelatihan herbal. Beberapa universitas juga banyak membantu
dengan memberikan jurnal-jurnal hasil penelitian mereka yang bersifat natural.
KONSEP PENGOBATAN BALI SIDDHA
HERBAL
Balai pengobatan Bali Siddha Herbal melayani konsultasi pengobatan menggunakan
tanaman obat dan support juga dengan pendekatan holistic, seperti pemeriksaan kesehatan,
diagnosis penyakit, rekomendasi pengobatan menggunakan tanaman obat dan jika perlu dibantu
dengan penyaluran energy melalui Taksu Energi Murni Pulau Bali sehingga diharapkan
pengobatan menjadi lebih efektif.
Penyakit yang ditangani : kanker, hipertensi, batu ginjal, kolestrol tinggi, obesitas,
rheumatic, asam urat tinggi, diabetes mellitus, asma, hepatitis dan lainnya. Berdasrkan
pengertian diatas maka balai pengobatan Bali Siddha Herbal adalah upaya maksimal dalam
memanfaatkan tanaman obat untuk pengobatan. Berdasarkan hasil diagnose kemudian dirancang
obat herbal sesuai fungsi-fungsi yang dikandung obat, baik berdasarkan jenis penyakit, symptom
maupun organ yang terserang. Sehingga obat yang diberikan sekaligus yaitu untuk membunuh
penyakit, memperbaiki gejala maupun berkonstruksi organ yang rusak. Sebagai contoh : untuk
hepatitis diberikan tanaman obat yang bersifat inflamasi (mengurangi radang lever).
Lanjutan KONSEP PENGOBATAN BALI SIDDHA HERBAL

Oleh karena itu obat hebabal yang diberikan bukanlah jamu yang berupa ramuan untuk
semua orang. Tetapi obat herbal yang dirancang khusus dan spesifik sesuai kondisi pasien.
Selanjutnya untuk mendukung penyembuhan maka sesuai kebutuhan , pengobatan herbal
merekomendasikan theray pendukung seperti:
 Water therapy juice therapy psychotherapy
 Diet therapy pantangan dan anjuran.
 Physiotherapy dan shock therapy seperti acupressure dan acupunture
 Serta olah raga dan istirahat.
Pendekatan holistik yang digunakan dalam pengobatan ini menyebabkan waktu yang
dibutuhkan untuk konsultasi bagi tiap-tiap pasien relatif lama, karena sering dibutuhkan oleh
pengobat herbal obat untuk memberikan psychotherapy yang efektif bagi pasien.
KESIMPULAN
Ranah nusantara yang begitu kaya dengan sumber daya alam yang bahkan nomor dua
setelah brazil dalam koleksi spesies tanamannya, seharusnya mampu mengelola kekayaan alami
tersebut dengan lebih terarah dan berkelanjutan terutama yang terkait dengan pemanfaatannya
untuk kesehatan manusia.
Penggunaan tanaman obat sebagai obat, sudah dilakukan dari generasi ke generasi selama
ribuan tahun, sehingga tanaman obat dikenal sebagai obat nenek moyang berdasarkan kenyataaan
itu maka penggunaan tanaman obat sudah merupakan bagian dari tradisi masyarakat tradisional
kita. Tanaman obat yang sebagian besar tanaman hutan itu sendiri bertahap di domestikasi
menjadi tanaman pekarangan, tanaman pagar dan tanaman hias. Tumbuhan hasil domestikasi
tumbuhan hutan ini secara turun-temurun merupakan obat masyarakat kita yang banyak berjasa
melindungi kesehatannya. Kalau kita mau merunut lebih jauh sebenarnya masyarakat kita sudah
tidak asing dengan pengobatan dari alam terutama tumbuhan obat, hampir setiap daerah memiliki
pengetahuan pengobatan yang ditulis di lontar-lontar ataupun diwariskan secra lisan, bahkan di
dalam kitab suci pun ada juga diulas pegobatan yang dilakukan secara alami. Sejak masuknya
pengobatan modern di Indonesia maka secara bertahap dan sistematis penggunaan tanaman obat
sebagai obat mulai ditiggalkan. Penggunaan tanaman obat dianggap kuno bodoh berbahaya dan
terbelakang.
Tumbuhan obat yang sudah secara turun temurun didomestikasi dan dipelihara di sudut-
sudut kebun mulai terlantar, dilupakan dan dibersihkan. Sebagai akibatnya pada saat ini
masyarakat pada umumnya tidak mengenal lagi penggunaan tanaman obat. Konsep umum tentang
obat adalah barang yang dijual di apotek.
Tetapi belakang ini kecenderungan diseluruh dunia saat ini adalah kembali kea lam termasuk
di bidang obat-obatan. Di bidang obat0obatan maka kecenderungan kembali kea lam ini terutama
kembali ke obat tradisional tanaman obat.
Beberapa alasan yang menjadi dasar kembali ke obat tradisional tanaman obat ­antara lain
yaitu adanya kelemahan obat modern atau obat kimia yang menyangkut efek samping obat kimia,
dimana sering kurang efektif untuk penyakit tertentu dan harga yang mahal karena adanya faktor
impor. Sementara disisi lain terdapat kelebihan tanaman obat yaitu efek samping tidak ada jika
penggunaannya secara benar, serig lebih efektif, harganya murah dan dapat ditanam sendiri.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka tanaman obat sudah diterima sebagai obat alternative
dan bahkan secara resmi dianjurkan untuk digunakan oleh praktisi di dunia kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai