Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

Disusun Oleh :
Kelompok II

Hartami Dwi Saputri


Egidia Shasya W
Muhammad Syahputra
Tita Juani Andisa
Yonanda Oktavania
Yuwinda Lestari

KEMENTERIAN KESEHATAN R. I.
POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKA RAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt, atas segala
limpahan rahmat & kasih sayang-Nya. Karena atas izin-Nya lah, akhirnya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Pengobatan Herbal ini
dengan baik.

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi


tugas yang telah diberikan, juga menambah pengetahuan kami dan rekan-
rekan agar lebih mengetahui dan memahami pengobatan Herbal.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas


kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kami mohon untuk saran dan kritiknya.

Palangka Raya,Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama berabad-abad, berbagai macam obat telah berupaya
ditemukan manusia untuk mengobati berbagai penyakit. Sejak zaman
yang paling awal, obat tradisional yang kebanyakan berupa obat
herbal telah digunakan untuk mengobati penyakit.

B. Masalah
1. Apa itu Pengobatan Herbal ?
2. Bagaimana Sejarah Pengobatan Herbal ?
3. Apa Manfaat dan Efek Samping dari Pengobatan Herbal ?
4. Bagaimana Cara Membuat Obat herbal untuk mengobati penyakit
Diabetes Melitus,Hipertensi, Gastritis, Asam Urat dan Kolesterol ?
C.Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pengobatan Herbal.
2. Mengetahui Sejarah Pengobatan Herbal.
3. Mengetahui Manfaat dan Efek Samping dari Pengobatan Herbal.
4. Mengetahui Cara Membuat Obat herbal untuk mengobati penyakit
Diabetes Melitus,Hipertensi, Gastritis, Asam Urat dan Kolesterol

iv
BAB II
PEMBAHASAN
PENGOBATAN HERBAL
A. Pengertian
Pengobatan herbal (herbalism) adalah pengobatan tradisional
atau pengobatan rakyat mempraktekkan yang didasarkan pada
pemakaian tumbuhan-tumbuhan dan ekstrak tumbuhan. Herbalism
adalah juga dikenal sebagai pengobatan berkenaan dengan
penggunaan tumbuhan untuk pengobatan, medis secara herbal, obat
herbal, herbology, dan phytotherapy. Kadang-kadang lingkup dari
obat bahan tumbuhan yang dipergunakan diperluas termasuk produk-
produk jamur dan lebah, mineral-mineral, kulit/kerang-kulit/kerang
dan bagian binatang tertentu.

Pengobatan Herbal dan Kembali ke alam adalah dua phrase


kata yang banyak kita dengar akhir akhir ini. Pengobatan secara herbal
merupakan pilihan alternatif yang banyak diminati masyarakat
terutama dalam bidang pengobatan.

B. Sejarah Pengobatan Herbal

Di catatan sejarah, studi mengenai tumbuh-tumbuhan herbal


dimulai pada 5,000 yang lalu pada bangsa Sumerians, yang telah
menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal untuk kepentingan
pengobatan, seperti itu seperti pohon salam, sejenis tanaman pewangi,
dan semacam tumbuhan. Orang-orang Mesir dari 1000 BC. dikenal
untuk memiliki digunakan bawang putih, candu, minyak jarak,
ketumbar, permen, warna/tanaman nila, dan tumbuh-tumbuhan herbal
lain untuk pengobatan. Dalam dokumen Kuno juga menyebutkan
penggunaan tanaman/jamu herbal, termasuk tanaman mandrak
(beracun), vetch, sejenis tanaman pewangi, gandum, jewawut, dan
gandum hitam.

v
Bangsa Yunani dan bangsa Roma kuno melakukan
penggunaan tanaman herbal untuk penyembuhan. Sebagaimana
tertulis dalam catatan Hipocrates, terutama Galen praktek bangsa
Yunani dan Roma dalam pengobatan herbal menjadi acuan dalam
pelaksanaan pengobatan di barat pada kemudian hari. Yunani dan
praktek-praktek Roma yang berhubung dengan obat, seperti yang
dipelihara di dalam tulisan Hippocrates dan - terutama -Kekasih, yang
dengan syarat pola-pola untuk pengobatan barat yang kemudiannya.
Hippocrates menganjurkan pemakaian herbal yang sederhana, seperti
udara yang sehat,segar dan bersih, istirahat dan diet yang wajar.

Sejak jaman dulu kala, dimana pengobatan ala barat belum


dikenal, penggunaan tanaman berkhasiat obat atau lebih umum
dikenal dengan herbal sebenarnya sudah dilakukan oleh masyarakat.
Tetapi lambat laun tersingkirkan karena pengaruh perkembangan
pengobatan kedokteran yang pesat dan menjadikan herbal sebagai
alternatif pilihan saja.

Padahal sejak zaman kerajaan kerajaan di nusantara waktu


lampau sudah banyak terbukti keampuhan dan khasiat herbal, dan
disamping itu lebih murah meriah dan efek samping yang ditimbulkan
sangat kecil. Tetapi walaupun begitu masih banyak masyarakat kita
yang meragukan khasiat herbal.

C. Manfaat dan Efek Samping Pengobatan Herbal

1. Manfaat

Obat-obatan herbal berfungsi melemahkan racun untuk


proses penyembuhan penyakit pada manusia, yaitu mengendalikan
dan membunuh kandungan racun dalam tubuh manusia. Selain itu
obat-obatan herbal juga dapat membentuk zat kekebalan tubuh

vi
(antibodi) yang tidak dimiliki tubuh manusia, dengan tujuan
melindungi dari unsur yang merusak organ tubuh.
Obat-obatan herbal juga dapat memperbaiki jaringan tubuh
yang rusak,sebagai contoh obat herbal yang berasal dari ramuan
mahkota dewa dapat menyembuhkan penyakit kanker, tumor dan
jantung. Terapi pengobatan dengan herbal (tumbuhan berkhasiat)
bermanfaat untuk memperbaiki sel-sel organ tubuh yang rusak
akibat radang dengan penyembuhannya bersifat permanen.

2. Efek Samping

Pada prinsipnya, obat-obatan herbal memiliki potensi efek


samping yang sama dengan obat-obatan sintetis atau konvensional.
Tubuh kita tidak bisa membedakan antara pengobatan
menggunakan herbal dengan pengobatan sintetis. Produk obat
herbal merupakan bagian-bagian dari tumbuhan (misalnya akar,
daun, kulit, dll) dan mengandung banyak senyawa kimia aktif.
Senyawa ini, selain mempunyai khasiat penyembuhan juga dapat
memiliki efek samping yang dapat merugikan.

Para ahli pengobatan herbal meyakini bahwa penggunaan


kombinasi ekstrak tumbuhan memiliki efek penyembuhan yang
lebih ampuh dibanding dengan hanya menggunakan satu
komponen tumbuhan saja. Kombinasi dari tumbuh-tumbuhan ini
memiliki efek sinergi, yang saling melengkapi dan bahkan
menambah daya khasiatnya. Kombinasi ini juga diklaim dapat
mengurangi efek samping yang tidak diinginkan, misalnya dapat
mengurangi kejadian keracunan dibanding hanya dengan
menggunakan satu jenis herbal. Namun, secara teoritis, kombinasi
zat kimia aktif dalam beberapa jenis herbal juga bisa berinteraksi
untuk membuat ramuan herbal menjadi lebih beracun daripada
menggunakan satu jenis herbal.

vii
Efek samping ini dapat terjadi dalam beberapa cara, misalnya
keracunan, kontraindikasi dengan obat lain, dan lain-lain.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan


obat-obat herbal antara lain:
1) Keamanan obat herbal pada umumnya;
2) Kandungan racun yang mungkin dikandung tanaman
herbal yang digunakan;
3) Efek yang merugikan pada organ tertentu, seperti sistem
kardiovaskuler, sistem saraf, hati, ginjal dan kulit;
4) Keamanan obat-obatan herbal untuk pengguna yang
rentan, misalnya: anak-anak dan remaja, lansia, wanita
selama kehamilan dan menyusui, pasien dengan kanker
dan pasien bedah;
5) Interaksi yang mungkin terjadi di antara komponen obat
herbal;
6) Waktu penggunaan yang tepat.

D. Macam-macam cara pengobatan obat herbal berdasarkan penyakit

1. Diabetes Melitus
Indonesia merupakan Negara yang kaya akantanaman herbal.
Salah satunya ialah mengkudu. Buah mengkudu memiliki manfaat
yang baik bagi tubuh seperti antioksidan alami dan beberapa manfaat
lainnya. Penggunaan buah mengkudu sebagai obat herbal sudah sering
digunakan namun cara pengelolahannya masihsangat kurang memadai
untuk mendapatkan efek optimum pada tanaman tersebut. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan ialah membuatnya menjadi sediaan
liposom krim yang digunakan secara topikal. Tujuan dari penelitian
ini ialah untuk formulasi transdermalliposome cream dari ekstrak
buah mengkudu. Hasil penelitian diperoleh bahwa kandungan fenolik

viii
total ekstrak buah mengkudu sebesar180 μg GAE/g ekstrak.Hasil
evaluasi sediaan krim liposom transdermal diperoleh kedua formula
memiliki viskositas masing-masing 9.000 cps dan 38.000 cps,
memiliki bentuk vesikel yang seragam, efisiensi penjerapan yang
tinggi yaitu 95 % dan 96,67 % , namun pada formula 2 pH yang
diperoleh tidak memenuhi syarat kriteria sediaan topikal, sedangkan
formula 1 memenuhi kriteria tersebut yaitu 6,5. Dari hasil dapat
disimpulkan bahwa ekstrak buah mengkudu dapat dibuat dalam
bentuk sediaan krim transdermal yang memiliki karakteristik
fisikyang baik dicapai oleh formula 1.
Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu. Buah mengkudu
pascapanen, berwarna putih kekuningan merata, dan dagingbuah
masih keras, sebanyak 1kg dicuci bersih. Buah ditiriskan dan
dipotong-potong tipis. Potongan buah selanjutnya dijemur dibawah
sinar matahari, dengan naungan kain hitam. Penjemuran dilakukan
beberapa hari, sampai potongan buah benar-benar kering, mudah
dipatahkan dengan tangan. Potongan buah yang sudah kering,
berbentuk kepingan, dipisahkan antara daging buah dengan bijinya.
Bahan yang digunakan untuk penelitian adalah daging buah yang
kering, sedang bijinya disisihkan. Daging buah yang kering
selanjutnya dibuat serbuk (simplisia) dengan cara dihancurkan
denganalat blender. Simplisia dan haksesl yang dihasilkan sebanyak
200 mg,dan siap untuk dimaserasi. Maserasi dilakukan dengan
merendam simplisia kedalam pelarut etanol 96%, sampai terendam
seluruhnyaselama ± 72 jam, kemudian disaring dengan kertas
penyaring. Ekstrak hasil maserasi atau filtrat yang dihasilkan,
ditampung menjadi satu dan diuapkan, untuk memisahkan pelarutnya.
Penguapan dilakukan dengan menggunakan alat Rotary evaporator
padasuhu 45-50°C, sampai pelarut habis menguap, sehingga
didapatkan ekstrak kental buah mengkudu (M. citrifolia, L.).
2. Hipertensi

ix
Hipertensi merupakan penyakit yang sering dijumpai dimasyarakat
maju, baik pria ataupun wanita, tua ataupunmuda bisa terserang
penyakit ini, dan gejalanya tidakterasa. Penyakit ini disebut sebagai
silent diseases danmerupakan faktor risiko utama dari
perkembangan/penyebab penyakit jantung dan stroke; bila tidak
terkontrolakan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh
lainnya,seperti otak, ginjal, mata dan kelumpuhan organ-organgerak
(Purwati et al., 2005).
Daun belimbing wuluh secara tradisional dimanfaatkan untuk
mengobati sakit perut, encok dan demam, sedangkan buahnyauntuk
gejala darah tinggi. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh
pemberian ekstrak kasar dan ekstrak yangtelah dimurnikan dari daun
belimbing wuluh terhadap penurunan tekanan darah pada hewan uji
kucing. Metode penelitiandilakukan dalam beberapa tahap kegiatan,
yaitu pengolahan bahan baku, pembuatan ekstrak, pemurnian ekstrak
dan uji antihipertensi terhadap hewan uji kucing. Pembuatan ekstrak
kasar dilakukan secara maserasi dengan perlakuan ukuran
partikeldaun belimbing wuluh (40, 50 dan 60 mesh) terhadap
rendemen yang dihasilkan. Untuk pemurnian ekstrak kasar
menggunakanmetode ekstraksi dengan pelarut heksan 80 %. Uji
aktivitas antihipertensi terhadap hewan uji kucing dengan
metodeberdarah. Hasil pembuatan ekstrak kasar menunjukkan bahwa
rendemen ekstrak yang tertinggi dari ukuran partikel 50mesh, yaitu
16,17%. Rendemen ekstrak hasil pemurnian adalah 70,5%. Uji anti
hipertensi terhadap hewan uji menunjukkanbahwa ekstrak yang telah
dimurnikan ternyata mempunyai efek penurunaan tekanan darah lebih
tinggi dibandingkanekstrak kasar. Untuk durasi penurunan tekanan
darah, ekstrak yang telah dimurnikan mempunyai waktu lebih
lamadibandingkan ekstrak kasar. Ekstrak daun belimbing wuluh yang
telah dimurnikan mempunyai prospek untuk dikembangkansebagai
obat antihipertensi; karena obat yang dikembangkan dari bahan alam

x
dinilai cukup aman bila dibandingkan obatantihipertensi sintetik yang
mempunyai efek samping yang tidak diinginkan.
Bahan yang dibutuhkan,3 buah belimbing wuluh ukuran sedang.

Cara meramu :
Buah belimbing wuluh dicuci dengan air bersih lalu dipotong-potong.
Kemudian rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas.
Setelah dingin, airnya disaring sebelum diminum setelah makan pagi.
Siapkan tiga buah belimbing wuluh dan biji srigading 25 gr yang
sudah dicuci bersih. Biji srigading ditumbuk halus. Masukkan ke
dalam panci berisi empat gelas air dan rebuslah bersama belimbing
wuluh. Dinginkan lalu saring sebelum diminum. Cukup diminum
segelas sehari. Buah belimbing wuluh diparut, peras ambil airnya dan
diminum sekali sehari.

Catatan: Penderita hipertensi yang air kencingnya mengandung kristal


oksalat disarankan tidak menggunakan resep ini karena bahannya
mengandung asam oksalat. Penderita hipertensi dengan gangguan
lambung seperti maag juga tidak dianjurkan menggunakan resep ini
karena rasanya yang asam. Anda dapat menganti belimbing wuluh
dengan belimbing manis.

3. Gastritis
Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang sering dijumpai
diklinik. Gastritis merupakan penyakit pada lambung yang terjadi
akibat peradangan dinding lambung. Pada dinding lambung atau
lapisan mukosa lambung ini terdapat kelenjar yang menghasilkan
asam lambung dan enzim pencernaan yang bernama pepsin. Untuk
melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan yang diakibatkan
asam lambung, dinding lambung dilapisi oleh lendir (mukus) yang
tebal. Apabila mukus tersebut rusak, dinding lambung rentan

xi
mengalami peradangan. Keluhan yang timbul berupa rasa nyeri pada
ulu hati dengan atau tanpa disertai mual dan muntah, tetapi pada
sebagian penderita tidak menunjukkan keluhan. Sebagian masyarakat
menggunakan obat tradisional sebagai terapi alternatif gastritis, salah
satunya adalah jamu K yang mengandung ekstrak rimpang kunyit
(ERK).

Tanaman herbal kunyit ini merupakan salah satu bumbu masak


yang mempunyai banyak manfaat. Berbagai macam penyakit dapat
diatasi dan diobati dengan menggunakan kunyit ini, salah satunya
masalah pencernaan dan juga perut. Tidak hanya disitu saja,
penggunaan tanaman herbal kunyit ini juga di dalam dunia
pengobatan diklaim dapat membantu mengatasi asam lambung.

Hal ini didasari karena tanaman herbal kunyit ini mempunyai


senyawa anti-radang dan antioksidan yang tinggi. Di dalam dunia
pengobatan Tiongkok, tanaman herbal kunyit ini seringkali digunakan
untuk melancarkan haid dan meredakan nyeri arthritis. Selain hal
tersebut, tanaman hebral kunyit ini juga sudah dimanfaatkan untuk
meningkatkan fungsi hati dan pencernaan.

Kandungan aktif yang ada di dalam tanaman herbal kunyit ini


adalah kurkumin. Kandungan kurkumin inilah yang membuat
tanaman herbal kunyit dapat memberi manfaat. Kurkumin sendiri
merupakan antioksidan polifenol, yang mempunyai kemampuan
sebagai anti-bakteri, anti-kanker, anti-virus yang kuat.

Menurut sebuah penelitian yang menyatakan bahwa, asam lambung


dan juga penyakit refluks asam lambung atau GERD mungkin
disebabkan oleh adanya peradangan dan stress oksidatif. Hasil dari

xii
penelitian ini menunjukan bahwa GERD harus diobati dengan
menggunakan anti-radang dan juga anti-oksidan.

Namun, sebuah penelitian lain menunjukan bahwa efek anti-


radang kandungan kurkumin dapat mencegah peradangan
kerongkongan (esofagus). Tanaman herbal kunyit dan juga ekstrak
kurkumin dapat dikatakan mempunyai sifat antioksidan serta anti-
radang. Oleh karena itu, tanaman herbal kunyit ini bisa membantu
meredakan gejala GERD.

Sebuah studi yang dilakukan secara terpisah menunjukan


bahwa efek anti-radang kurkumin ini dapat mencegah peradangan
pada kerongkongan. Tanaman herbal kunyit dan juga ekstrak
kurkumin keduanya dikatakan mempunyai sifat antioksidan dan juga
anti-radang. Maka dari itu, tanaman herbal kunyit ini memiliki potensi
untuk meredakan GERD.

Cara Mengolah Kunyit Untuk Asam Lambung


Bahan :
- Kunyit 50 gram.
- Air putih secukupnya.
Cara Mengolah :
- Pertama, cuci kunyit yang anda punya sampai benar-benar bersih.
- Selanjutnya, iris kunyit tersebut hingga menjadi bagian yang lebih
kecil lalu parut.
- Setelah itu, Campur kan hasil parutan tadi dengan air panas.
- Lalu, peras air kunyit tersebut dan saring.
- Terakhir, minum perasan air kunyit tersebut sebanyak 2 kali dalam
sehari sampai sakit asam lambung benar-benar reda.
.

xiii
4. Asam Urat
\
5. Kolesterol

xiv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab diatas dapat kami simpulkan bahwa
Pengobatan Herbal adalah pengobatan tradisional atau pengobatan rakyat
mempraktekkan yang didasarkan pada pemakaian tumbuhan-tumbuhan dan
ekstrak tumbuhan. Bahan herbal adalah tanaman atau bagian dari tanaman
yang digunakan sebagai pemberi aroma, perasa atau untuk pengobatan. Obat
herbal sendiri merupakan produk yang berasal dari tanaman dan digunakan
untuk meningkatkan kesehatan. Banyak obat herbal yang telah digunakan
secara empiris (turun-temurun) sebagai obat dalam pengobatan tradisional.
Pengobatan Herbal telah banyak digunakan masyarakat maupun medis
sebagai terapi pengobatan dalam kesehatan/keperawatan guna untuk
mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam mengobati pasien.

B. Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan rekan-rekan attau
pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang Pengobatan herbal.
Dimana kita yang berada dibidang kesehatan dan merawat pasien harus
mengetahui pengobatan lain selain pengobatan medis yang diberikan salah
satunya yaitu pengobatan herbal yang menggunakan bahan-bahan alami yang
dapat menunjang dalam pengobatan pasien itu sendiri.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier M. Peran dokter dalam pemanfaatan obat tradisional pada


pelayanan kesehatan. Dexa media 2001 ; 14
Ernst E, Resch L K, White RA. Complementary medicine, What physicians
think of it : Meta-analysis. Arch Intern Med 1995 ; 155 : 3405
Huang TY, Hong YC. Alternative medicine- formulary evaluation in Asia.
Medical Progress 1998 ; June : 5-7
Lee MK, Moss J, Yuan CS. Herbal medicines and perioperative care. JAMA
2001 ; 286 : 208

xvi

Anda mungkin juga menyukai