Anda di halaman 1dari 3

BAB II

Tinjauan Teori

A. Pengertian
Pengobatan herbal (herbalism) adalah pengobatan tradisional atau pengobatan rakyat
mempraktekkan yang didasarkan pada pemakaian tumbuhan-tumbuhan dan ekstrak
tumbuhan. Herbalism adalah juga dikenal sebagai pengobatan berkenaan dengan penggunaan
tumbuhan untuk pengobatan, medis secara herbal, obat herbal, herbology, dan phytotherapy.
Kadang-kadang lingkup dari obat bahan tumbuhan yang dipergunakan diperluas termasuk
produk-produk jamur dan lebah, mineral-mineral, kulit/kerang-kulit/kerang dan bagian
binatang tertentu. Pengobatan Herbal dan Kembali ke alam adalah dua phrase kata yang
banyak kita dengar akhir akhir ini. Pengobatan secara herbal merupakan pilihan alternative
yang banyak diminati masyarakat terutama dalam bidang pengobatan

B. Jenis obat Herbal


Berdasarkan tingkatan uji klinisnya, obat Herbal dapat digolongkan menjadi :
1. Jamu (empirical based herbal medicine). Jamu adalah jenis herbal yang belum melalui
proses uji kelayakan, hanya berdasarkan pengalaman masyarakat. di pasaran jamu mempunyai
label dengan bentuk daun, artinya obat herbal yang Anda beli masuk dalam kategori jamu. Pada
jamu, belum ada penelitian yang membuktikan apakah obat tersebut aman dan baik digunakan.
Namun biasanya, bagi kalangan medis, jamu direkomendasikan untuk mencegah penyakit
2. Obat ekstrak alam (obat herbal terstandar/scientific based herbal medicine).
Obat herbal yang telah diuji khasiat dan toksisitasnya (kandungan racun), namun belum
diujicobakan penggunaannya pada pasien. OHT dapat ditemukan dipasaran dengan label tiga
bintang. Obat herbal ini formulasinya berasal dari jamu atau penemuan obat herbal terbaru.
Namun sudah dilakukan uji pra klinis. Biasanya, kalangan medis menggunakan obat ini untuk
terapi alternative
3. Fitofarmaka (clinical based herbal medicine). Adalah obat herbal yang telah melalui
tiga uji penting, yaitu :
a. Uji praklinik. Uji khasiat dan toksisitas.
b. Uji teknologi farmasi. Untuk menentukan identitas atau bahan berkhasiat secara seksama
hingga dapat dibuat produk yang terstandardisasi.
c. Uji klinis kepada pasien.
Obat yang memiliki label Kristal merupakan obat herbal yang masuk dalam kategori
Fitofarmaka. Sayangnya, obat herbal ini tidak banyak disediakan di Indonesia karena biaya
penelitian yang mahal. Fitofarmaka merupakan obat herbal yang sudah di melalui uji pra
klinik dan uji klinik (Jonosewojo, 2013). Sejauh ini telah beredar 5-7 obat fitofarmaka yang
sesuai standar farmasi modern, kesemuanya memiliki logo fitofarmaka pada kemasannya,
yaitu tanda "akar hijau" menyerupai tanda salju dengan latar belakang berwarna kuning muda,
dikelilingi lingkaran berwarna hijau muda. Logo ini merupakan tanda sertifikat dari Badan
Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) (Anon., 2013).

Agar setara dengan obat modern, obat herbal harus melewati berbagai proses tersebut. Apabila
telah lulus uji klinis, obat herbal tersebut kemudian disebut fitofarmaka yang layak diresepkan
oleh dokter dan dapat beredar di pusat pelayanan kesehatan (Anon., 2013).

C. Manfaat dan Efek Samping Pengobatan Herbal


1. Manfaat
Obat-obatan herbal berfungsi melemahkan racun untuk proses penyembuhan
penyakit pada manusia, yaitu mengendalikan dan membunuh kandungan racun dalam
tubuh manusia. Selain itu obat-obatan herbal juga dapat membentuk zat kekebalan
tubuh (antibodi) yang tidak dimiliki tubuh manusia, dengan tujuan melindungi dari
unsur yang merusak organ tubuh.
Obat-obatan herbal juga dapat memperbaiki jaringan tubuh yang rusak,sebagai
contoh obat herbal yang berasal dari ramuan mahkota dewa dapat menyembuhkan
penyakit kanker, tumor dan jantung. Terapi pengobatan dengan herbal (tumbuhan
berkhasiat) bermanfaat untuk memperbaiki sel-sel organ tubuh yang rusak akibat
radang dengan penyembuhannya bersifat permanen.
2. Efek Samping
Pada prinsipnya, obat-obatan herbal memiliki potensi efek samping yang sama dengan
obat-obatan sintetis atau konvensional. Tubuh kita tidak bisa membedakan antara
pengobatan menggunakan herbal dengan pengobatan sintetis. Produk obat herbal
merupakan bagian-bagian dari tumbuhan (misalnya akar, daun, kulit, dll) dan
mengandung banyak senyawa kimia aktif. Senyawa ini, selain mempunyai khasiat
penyembuhan juga dapat memiliki efek samping yang dapat merugikan. Para ahli
pengobatan herbal meyakini bahwa penggunaan kombinasi ekstrak tumbuhan memiliki
efek penyembuhan yang lebih ampuh dibanding dengan hanya menggunakan satu
komponen tumbuhan saja. Kombinasi dari tumbuh-tumbuhan ini memiliki efek sinergi,
yang saling melengkapi dan bahkan menambah daya khasiatnya. Kombinasi ini juga
diklaim dapat mengurangi efek samping yang tidak diinginkan, misalnya dapat
mengurangi kejadian keracunan dibanding hanya dengan menggunakan satu jenis herbal.
Namun, secara teoritis, kombinasi zat kimia aktif dalam beberapa jenis herbal juga bisa
berinteraksi untuk membuat ramuan herbal menjadi lebih beracun daripada menggunakan
satu jenis herbal. Efek samping ini dapat terjadi dalam beberapa cara, misalnya
keracunan, kontraindikasi dengan obat lain, dan lain-lain.
D. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat-obatan herbal
antara lain:
 Keamanan obat herbal pada umumnya;
 Kandungan racun yang mungkin dikandung tanaman herbal yang digunakan;
 Efek yang merugikan pada organ tertentu, seperti sistem kardiovaskuler,
sistem saraf, hati, ginjal dan kulit;
 Keamanan obat-obatan herbal untuk pengguna yang rentan, misalnya: anak –anak, dan
remaja, lansia, wanita selama kehamilan dan menyusui, pasien dengan kanker dan
pasien bedah;
 Interaksi yang mungkin terjadi di antara komponen obat herbal;
 Waktu penggunaan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai