Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN BBDM SKENARIO 2 MODUL 6.

Dosen Pembimbing : drg. Gloria Fortuna

Disusun oleh:
Fauziah Rahmadini
22010218130047

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
BBDM Skenario 2 modul 6.3
Di klinik gigi kok ada herbal...?

Seorang pasien datang ke klinik gigi dengan keluhan ingin konsultasi. Pasien ingin
mengganti obat kumur yang selama ini dipakai, dengan obat kumur berbahan herbal. Pasien
juga ingin penjelasan bahwa ada herbal Indonesia yang bisa digunakan sebagai antiinflamasi,
antiseptik bahkan anti tumor.
Daftar Pustaka :
1. D S Ningsih. R Idroes. , B M Bachtiar. Khairan. The potential of five therapeutic
medicinal herbs for dental treatment : A review. IOP Conf. Series: Materials Science
and Engineering 523 (2019) 012009. doi:10.1088/1757-899X/523/1/01200I
2. Mukut Seal, Rahul Rishi,1 G. Satish,2 K. T. Divya,3 Pratim Talukdar,4 and Radhika
ManiyarHerbal panacea: The need for today in dentistry. J Int Soc Prev Community
Dent. 2016 Mar-Apr; 6(2): 105–109. doi: 10.4103/2231-0762.178744
3. Bilge Şener* and Mehtap Kiliç. Herbal Extracts Used in Dental Disorders.DOI:
10.26717/BJSTR.2019.19.003254

Nara sumber :
1. Gunawan Wibisono, drg. Msi.Med
2. Tyas Prihatiningsih, drg. MD.Sc.

TERMINOLOGI
1. Obat kumur herbal : Suatu larutan atau cairan yang digunakan untuk membersihkan
rongga mulut yang terbuat dari tanaman yang memiliki khasiat obat dalam
penyembuhan atau pencegahan penyakit.
2. Antitumor : Sifat suatu zat yang dapat membunuh sel tumor namun diharapkan
memilki toksisitas yang rendah terhadap sel normal.
3. Antiseptik : Suatu substansi yang dapat memberhentikan atau memperlambat dari
pertumbuhan mikroorganisme dimana bertujuan untuk mengurangi resiko infeksi.
Dapat berkerja pada jaringan hidup seperti permukaan kulit dan membrane mukosa.
4. Antiinflamasi : Obat-obatan atau golongan obat yang memiliki aktivitas untuk
menekan atau mengurangi peradangan.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa manfaat penggunaan obat kumur berbahan herbal?
2. Apa saja macam-macam obat kumur herbal?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari obat kumur herbal?
4. Bagaimana penggunaan pengobatan herbal dalam dunia medis?
5. Apa saja klasifikasi obat herbal?
6. Sifat dari obat kumur yang ideal?
7. Apa saja efek samping dari penggunaan obat kumur herbal?
8. Apa perbedaan obat kumur herbal dengan obat kumur non-herbal?

HIPOTESIS
1. Apa manfaat penggunaan obat kumur berbahan herbal?
- Dapat mengurangi jumlah pathogen didalam mulut
- Dapat menjaga mulut tetap dalam kondisi lembab
- Dapat mencegah infeksi ringan dalam rongga mulut
- Menghindarkan dari bau mulut

2. Apa saja macam-macam obat kumur herbal?


- Obat kumur yang mengandung fluoride : fluoride yang dapat membantu mencegah
kerusakan gigi dengan cara memperkuat enamel biasa digunakan oleh penderita
xerostomia.
- Obat kumur membuat nafas segar : hanya dapat digunakan beberapa kali dalam
sehari dan tidak selalu menyehhatkan kondisi gigi dan mulut.
- Obat kumur antiplak untuk gingivitis : mengandung zat yang bisa membunuh bakteri
penyebab timbulnya plak pada gigi.

Berdasarkan penggunaannya
- sebagai kosmetik, yang mana tujuannya/ kandungan nya hanya untuk membersihkan
rongga mulut, menyegarkan rongga mulut atau menghilangkan bau mulut
- sebagai terapetik, untuk perawatan penyakit pada mukosa dan gingiva, pencegahan
karies dan juga untuk penggunaan infeksi saluran pernafasan
- sebagai kosmetik dan terapetik

3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari obat kumur herbal?


Kelebihan
- Efek samping yang ditimbulkan sangat kecil,sehingga bahan alami ini lebih aman
dari bahan kimiawi
- Mudah didapat dan harga bersahabat
- Bebas toksin
- Mudah disiapkan dirumah
- Aman digunakan setiap hari karena mengandung bahan alami
- Bisa digunakan dalam jangka panjang
- Satu tanaman bisa memiliki lebih dari 1 efek farmakologi
- Sesuai dengan gangguan kesehatan, terutama penyakit kronik dan degeneratif

Kekurangan
- Obat modern lebih efektif dari obat herbal
- Resiko keracunan, karena salah pengambilan obat herbal
- Jika digunaka sendiri tanpa ada petunjuk dari tenaga professional bisa
mengakibatkan salah penggunaan
- Bisa terjadi interaksi antara obat herbal dan obat non-herbal
- Waktu penyimpanan tidak bisa lama
- Mudah tercemar mikroorganisme
- Belum dilakukan uji klinik
- Tidak dianjurkan untuk yang gangguan kesehatannya yang gawat darurat
- Bahan baku belum standar
- Efek farmakologis nya lemah
- Masih kurangnya regulasi untuk tanaman herbal

4. Bagaimana penggunaan pengobatan herbal dalam dunia medis?


Bisa digunakan sebagai analgesic,sedative,antioksidan, antibakteri,antikarsinogenik,
antiinflamasi,antiseptic dan antitumor
Sebagai obat alternative, sebagai pengganti obat konvesional ,seperti aromaterapi
untuk pasien

Di bidang kedokteran gigi


Sebagai penguat komposit, astrigen pada obat kumur, antibakteri saluran akar.

5. Apa saja klasifikasi obat herbal?


Menurut BPOM ada 3
- Obat jamu : Merupakan obat dari tumbuhan, hewan atau mineral yang secara turun
menurun digunakan untuk pengobatan
- OHT (Obat Herbal Terstandarisasi) : Sediaan obat alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara alamiah dengan uji pre-klinik/atau pada hewan
- Fitofarmaka : Obat herbal yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya pada uji
preklinik dan klinik, dimana biasanya fitofarmaka menjadi obat yang diresepkan oleh
dokter

6. Sifat dari obat kumur yang ideal?


- Dapat menembus lapisan biofilm sehingga merusak bakteri
- Tidak toksik
- Memiliki rasa enak seperti memberi kesegaran
- Memiliki efek resistensi yang rendah,sehingga mikroorganisme yang tidak kebal
oleh obat kumurnya.

7. Apa saja efek samping dari penggunaan obat kumur herbal?


- Dapat menimbulkan sesak nafas
- Sakit kepala
- Mual-mual hingga muntah
- Diare
Efek samping minimal

8. Apa perbedaan obat kumur herbal dengan obat kumur non-herbal?

- Obat kumur herbal adalah bahan alami tanpa campuran bahan kimia, tidak memiliki
bahan aktif sehingga dapat digunakan mengobati penyakit lainnya.
- Obat kumur non-herbal memiliki kandungan senyawa kimia
PETA KONSEP

Definisi

Kekurangan dan
kelebihan

Herbal dalam Pemanfaatan


kedokteran gigi tanaman herbal

Zat aktif pada obat


herbal

Klasiifikasi obat
herbal

SASARAN BELAJAR
Mengetahui.memahami dan menjelaskan
1. Definisi obat herbal dalam kedokteran gigi dan contoh bahan-bahan berbasis herbal
dalam praktik kedokteran gigi
2. Kelebihan dan kekurangan obat herbal
3. Pemanfaatan obat herbal dalam kedokteran gigi
4. Zat aktif pada obat herbal (antiinflamsi,antitumor,antiseptic)
5. Klasifikasi obat herbal
6. Cara kerja dari obat herbal
BELAJAR MANDIRI
1. DEFINISI OBAT HERBAL DALAM KEDOKTERAN GIGI DAN CONTOH
BAHAN-BAHAN BERBASIS HERBAL DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
GIGI
a. Definisi
Obat herbal atau herbal medicine didefinisikan sebagai bahan baku atau
sediaan yang berasal dari tumbuhan yang memi liki efek terapi atau efek
lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia; komposisinya dapat
berupa bahan mentah atau bahan yang telah mengalami proses lebih
lanjut yang berasal dari satu jenis tumbuhan atau lebih. (WHO, 2005;
2000). Sediaan herbal diproduksi melalui proses ekstraksi, fraksinasi,
purifikasi, pemekatan atau proses fisika lainnya; atau diproduksi melalui
proses biologi.
Sediaan herbal dapat dikonsumsi secara langsung atau digunakan sebagai
bahan baku produk herbal. Produk herbal dapat berisi eksipien atau
bahan inert sebagai tambahan bahan aktif (WHO, 2001; 2000).(1)
b. Bahan-bahan berbasis herbal di kedokteran gigi
 Aloe Vera
Aloe Vera merupakan massa agar-agar dari salah satu tanaman rumahan milik
keluarga Liliaceae, juga disebut Aloe barbadensis Mill. Ia memiliki dua bagian
gel lidah buaya diproduksi oleh jaringan parenkim, yang membentuk bagian
dalam daun lidah buaya dan bagian lainnya adalah sekelompok sel khusus
yang disebut tubulus pericyclic. Gel merupakan sumber vitamin, mineral,
enzim, gula, lignin, sapnin, asam salisilat, dan asam amino yang baik. Aloin
dan aloe-emodin adalah konstituen aktif gel. Khasiat antibakteri lidah buaya
dikaitkan dengan sifatnya yang menghambat sintesis protein dalam sel bakteri.
Ia juga memiliki tindakan pelembab, penyembuhan luka, dan efek anti-
inflamasi. S. pyogenes dan S. faecalis telah dihambat oleh gel lidah buaya.
Bakterisidal ini melawan Pseudomonas aeruginosa. Ini telah digunakan untuk
diterapkan pada lokasi operasi periodontal, jaringan gusi ketika mengalami
trauma atau tergores dan untuk menghilangkan luka bakar yang tidak
disengaja dengan aspirin. Lesi mulut akut diperbaiki dengan aplikasi langsung
seperti pada lesi virus herpes, ulkus aphthous, dan sariawan. Pasien gigi tiruan
dengan punggung yang sakit dan gigi palsu yang tidak pas bisa mendapatkan
keuntungan karena kontaminasi jamur dan kontaminasi bakteri berkurang
seperti iritasi akibat peradangan. Sifat anti-inflamasi lidah buaya dapat
digunakan untuk mengontrol peradangan di sekitar implan gigi yang
disebabkan oleh kontaminasi bakteri.
 Cranberry
Cranberry atau Vaccinium macrocarpon adalah semak yang tersedia di pasar
terutama sebagai jus segar, buah kering, dan bubuk yang dienkapsulasi.
Penggunaan terapi cranberry dapat ditelusuri kembali ke abad ke-17, ketika
digunakan terutama sebagai obat untuk mengatasi masalah perut dan hati dan
juga untuk meredakan penyakit kudis. Ekstrak cranberry adalah sumber
polifenol dan flavonoid yang kaya. Ini dianggap mencegah karies gigi dengan
menghambat kolonisasi struktur gigi dan menghambat produksi asam oleh
bakteri kariogenik seperti Streptococcus mutans. Mereka menghambat
aktivitas enzim proteolitik, yang bertanggung jawab atas kerusakan
periodontal dan dengan demikian, mengurangi proses inflamasi. Ini juga
menghambat koagregasi patogen periodontal dan kepatuhan Porphyromonas
gingivalis. Sebuah studi yang dilakukan oleh Weiss et al. menunjukkan bahwa
obat kumur yang mengandung cranberry mengurangi jumlah Streptococcus
mutans saliva serta jumlah bakteri secara signifikan. Konstituen cranberry juga
menghambat adhesi Streptococcus sobrinus ke hidroksiapatit berlapis saliva
secara in vitro.
 Chamomile
Chamomile milik keluarga Asteraceae / Compositae dan tersedia terutama
dalam dua bentuk, yaitu, chamomile Jerman (Chamomilla recutita) dan
chamomile Romawi (Chamaemelum nobile). Penggunaan chamomile Jerman
(Marticaria recutita L.) berabad-abad yang lalu ketika digunakan untuk sifat
anti-inflamasi, analgesik, antimikroba, antispasmik, dan obat penenang.
Faktanya, bunga tanaman chamomile, yang mengandung berbagai macam
komponen kimia aktif seperti flavonoid, apigenin, luteolin, dan quercetin,
yang dianggap bertanggung jawab untuk banyak aplikasi pengobatannya.
Kamomil, bila digunakan sebagai bahan obat kumur, efektif dalam
mengurangi infeksi pada gingiva dan rongga mulut. Itu juga dimasukkan
dalam beberapa pasta gigi. Kamomil juga efektif dalam menghilangkan
lapisan noda secara signifikan jika dibandingkan dengan air suling dan minyak
pohon teh.
Obat kumur kamomil telah terbukti meredakan mucositis; juga, membantu
mencegah, menunda, atau mengurangi terjadinya lesi.
 Tea Tree Oil
Tea Tree Oil Melaleuca alternifolia umumnya dikenal sebagai minyak pohon
teh, yang merupakan tanaman asli Australia. Sifat antibakteri dan
antijamurnya dapat dikaitkan dengan konstituen aktif terpinen-4-ol (biasanya
30-40%). Berguna untuk mengobati iritasi tenggorokan, sengatan, luka bakar,
luka, dan segala jenis infeksi kulit. Ini juga digunakan sebagai pelarut ringan.
Gel minyak pohon teh dalam bentuk pemberian obat lokal telah terbukti
meningkatkan efek terapi periodontal konvensional pada pasien periodontitis
kronis. Hal ini juga menekankan pentingnya pemantauan kadar cairan sulkus
gingiva pentraxin-3 (PTX3), yang merupakan salah satu penanda
penyembuhan jaringan periodontal.
 Propolis
Propolis mengacu pada zat resin berwarna merah atau coklat yang
dikumpulkan lebah madu dari kuncup pohon dan digunakan untuk mengisi
celah-celah sarang dan pernis sarang madu. Ini lengket pada suhu kamar tetapi
mengeras dan menjadi rapuh pada suhu rendah. Ini adalah sumber asam
amino, mineral, vitamin A, B kompleks, dan E, dan zat biokimia yang sangat
aktif yang dikenal sebagai bioflavenoids (vitamin P), fenol, dan senyawa
aromatik. Flavonoid telah dikaitkan dengan berbagai sifat seperti sifat
antibakteri, antijamur, antivirus, antioksidan, dan anti-inflamasi. The caffeic
acid phenethyl ester (CAPE) yang ada di propolis berkontribusi untuk sifat
anti-inflamasi. Propolis tergabung dalam berbagai bentuk seperti obat kumur,
pasta gigi, tablet hisap, wine, cake, powder, jelly, tablet, sabun, dan lain-lain.
Ini juga telah digunakan sebagai modalitas perawatan dalam manajemen
karies gigi, endodontik serta infeksi periodontal, terapi pulpa vital, dalam
perawatan lesi mulut, dan perbaikan luka bedah. Aktivitas antimikroba
propolis dengan Ca (OH) 2 sebagai obat intrakanal terhadap Enterococcus
faecalis menemukan bahwa propolis efektif dalam menghilangkan
mikroorganisme. Meskipun propolis telah menunjukkan hasil yang sangat
menjanjikan, dokter harus berhati-hati saat menggunakan bahan ini karena
reaksi alerginya terlihat pada beberapa pasien.

2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN OBAT HERBAL


a. Kelebihan
Kelebihan yang dimiliki obat tradisional jika dibandingkan dengan obat modern,
antara lain :
1. Efek samping obat tradisional relatif kecil
2. Obat tradisional akan bermanfaat dan aman jika digunakan dengan tepat,
baik takaran, waktu dan cara penggunaan, pemilihan bahan serta penyesuai
dengan indikasi tertentu.
3. Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan obat
tradisional atau komponen bioaktif tanaman obat.
4. Dalam suatu ramuan obat tradisional umumnya terdiri dari beberapa jenis
obat tradisional yang memiliki efek saling mendukung satu sama lain untuk
mencapai efektivitas pengobatan. Contohnya seperti pada Herba Timi
(Tymus serpyllum atau T.vulgaris) sebagai salah satu ramuan obat batuk.
Herba Timi diketahui mengandung minyak atsiri (yang antara lain terdiri dari
tymol dan kalvakrol) serta flavon polimetoksi. Tymol dalam timi berfungsi
sebagai ekspektoran (mencairkan dahak) dan kalvakrol sebagai anti bakteri
penyebab batuk sedangkan flavon polimetoksi sebagai penekan batuk non-
narkotik, sehingga pada tanaman tersebut sekurang-kurangnya ada 3
komponen aktif yang saling mendukung sebagai antitusif.
5. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi.
6. Zat aktif pada tanaman obat umumnya dalam bentuk metabolit sekunder,
sedangkan satu tanaman bisa menghasilkan beberapa metabolit sekunder
sehingga memungkinkan tanaman tersebut memiliki lebih dari satu efek
farmakologi. Efek tersebut adakalanya saling mendukung (herba timi dan
daun kumis kucing), tetapi ada juga yang seakan-akan saling berlawanan atau
kontradiksi (akar kelembak).
7. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan
degeneratif. Sebagaimana diketahui bahwa pola penyakit di Indonesia telah
mengalami pergeseran dari penyakit infeksi (yang terjadi sekitar tahun 1970
ke bawah) ke penyakit-penyakit metabolik degeneratif (sesudah tahun 1970
hingga sekarang). Yang termasuk penyakit metabolik antara lain : diabetes,
hiperlipidemia, asam urat, batu ginjal dan hepatitis. Sedangkan penyakit
degeneratif diantaranya : rematik, asma, ulser, haemorrhoid dan pikun. Untuk
menanggulangi penyakit tersebut diperlukan pemakain obat dalam waktu
lama sehinga jika menggunakan obat modern dikhawatirkan adanya efek
samping yang terakumulasi dan dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu
lebih sesuai bila menggunakan obat tradisional karena efek samping yang
ditimbulkan relatif kecil sehingga dianggap lebih aman.(2)

b. Kekurangan
Disamping berbagai keuntungan, bahan obat alam juga memiliki beberapa
kelemahan yang juga merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional
(termasuk dalam upaya agar bisa diterima pada pelayanan kesehatan formal).
Adapun beberapa kelemahan tersebut antara lain : efek farmakologisnya yang
lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis serta volumines,
belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme
(Katno dan Pramono, 2010).

3. PEMANFAATAN OBAT HERBAL DALAM KEDOKTERAN GIGI


Penambahan herbal pada pasta gigi diharapkan dapat menghambat pertumbuhan plak.
Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan beberapa jenis herbal yang mampu
menghambat pertumbuhan mikroba. Selain itu, karena herbal berasal dari tumbuh
tumbuhan, maka bahan tersebut aman dan alami.6 Pasta gigi dengan tambahan herbal
pun sekarang sudah mulai banyak muncul di pasaran. Pasta gigi dengan kandungan
ekstrak daun sirih (Piper betle) dan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah
satu dari keanekaragaman tersebut.7 Tumbuhan daun sirih memiliki kemampuan
sebagai antiseptik, antioksida dan fungisida, juga memiliki sifat menahan pendarahan,
penyembuhan luka pada kulit, obat saluran cerna dan dapat menguatkan gigi. Secara
umum, daun sirih mengandung minyak atsiri sampai 4,2%, senyawa katekin dan
tanin. Senyawa ini bersifat anti mikroba dan anti jamur yang kuat dan dapat
menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri antara lain Eschericia coli,
Staphylococcus aureus, Klebsiella Pasteurella dan dapat mematikan Candida albicans
yang merupakan salah satu faktor timbulnya plak pada gigi.(3)
4. ZAT AKTIF PADA OBAT HERBAL
(ANTIINFLAMSI,ANTITUMOR,ANTISEPTIC)
a) Antiinflamasi
Tanaman yang biasanya digunakan masyarakat untuk antiinflamasi antara lain
daun jambu biji, kunyit, daun kumis kucing, daun dewa, dan biji kelabet. Pada
penelitian ini digunakan biji kelabet yang secara empiris dapat menurunkan
bengkak atau inflamasi. Adapun kandungan dari biji kelabet adalah alkaloid,
trigonellina, saponin, steroidal, flavonoid, diosgenin (Evans, 2000). Kandungan
flavonoid ini yang diduga berperan pada proses antiinflamasi, karena kerjanya
menghambat prostaglandin. Berdasarkan penelitian terdahulu, selain digunakan
sebagai antiinflamasi biji kelabet juga berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa
darah, spermatogenesis tikus jantan.
Tumbuhan mengandung senyawa aktif antiinflamasi yaitu Kaempferia galanga
(flavonoid), Bixa orellana L. (bixin, norbixin), Elephantophus scraber
(epifrieelinol, lupeol, stiqmasterol, triacontan-l-ol, dotriacontan-l-ol, lupeol acetat,
deoxyelephantopi, isodeoxyelephantopin), Ipomoea batatas (flavonoid), Curcuma
longa (kurkumin), Premna pubescens (flavonoid), Dracaena angustifolia
(flavonoid, steroid), Anacardium occidentale (fenolik), Phaleria macrocarpa
(fenolik, flavonoid), Nigella sativa L. (minyak atsiri, timokinon), Callicarpa
longifolia L. (tannin, saponin, flavanoid, alkaloid), Curcuma domestica
(kurkumin), Hemigraphiscolorata (alkaloid, saponin tannin, flavonoid,
monoterpenoid, seskuiterpenoid), Solenostemonscutellarioides (flavonoid,
steroid), Lantana camara (saponin, flavonoid, minyak atsiri).(3)

b) Antitumor
Senyawa aktif tanaman obat yang juga banyak diteliti bioaktivitasnya dan
memiliki indikasi sebagai anti-tumor adalah flavonoid. Sellaginella (cakar ayam)
adalah tanaman obat dari kelas Pteridophyta yang banyak diteliti kandungan
senyawa aktifnya dan diuji bioaktivitasnya. Secara tradisional herba cakar ayam
telah lama digunakan dalam mengatasi berbagai gangguan kesehatan antara lain
dalam bentuk dekok digunakan untuk mengatasi gejala hepatitis, tuberkulosis,
tumor dan diabetes. Amentoflavone dan ginkgetin, merupakan flavonoid yang
ditemukan dalam herba cakar ayam yang diketahui mampu menghambat aktivitas
neuroprotektif dalam melawan efek samping senyawa sitotoksik. Temuan ini
mengindikasikan bahwa herba cakar ayam dapat digunakan dalam pengobatan
penyakit degeneratif syarat seperti stroke dan Alzheimer's (Kang, et.al., 2005).
Senyawa flavonoid lainnya adalah mangiferine yang menunjukkan aktivitas
sebagai anti-virus dan anti-tumor secara in vivo. Mangiferin meningkatkan
kemampuan alamiah sistem imun untuk membunuh sel kanker dan juga
menunjukkan efek menghambat pada HIV (Guha, et al., 1996).

Nalawade et al (2003) melaporkan bahwa camptothecin suatu monoterpene indole


alkaloid memiliki aktifitas antitumor, bahkan dua senyawa turunannya yaitu
Irinotecan and topotecan telah disetujui oleh Food and Drug A dministration
(FDA) untuk terapi kanker kolorektal dan ovarium. OSW-1 yang termasuk dalam
golongan saponin juga dilaporkan memiliki aktifitas sitotoksik terhadap berbagai
sel tumor seperti leukemia HL-60, mouse mastrocarcinoma, human pulmonary
adenocarcinoma, berbagai sel carcinoma dan squamous cell carcinoma termasuk
adriamycin-resistant dan camptothecin-resistant cell lines ( Morzycki et al, 2004)

Senyawa flavonoid dan terpenoid diketahui memiliki aktivitas antitumor


(Mathivadhani et·a!., 2007, Kampa et al., 2004). Ren et al (2003), melaporkan
bahwa flavonoid dapat menghambat kinerja dari semua Cdk yang merupakan
regulator daur sel. ttik kerja dari flavonoid diperkirakan terletak pada
penghambatan kerja enzim Cdk-Activating Kinase {CAK) sehingga menghambat
terbetuknya kompleks Cdk-Cyclin yang aktif. Flavonoid dapat berikatan dengan
protein-protein kinase ATP-binding sitenya (Pan, 2002).

c) Antiseptik
Obat kumur adalah sediaan berupa larutan yang digunakan untuk membersihkan
rongga mulut dan gigi secara lebih bersih dibandingkan dengan sikat gigi biasa.
Obat kumur memiliki kandungan dasar berupa air, agen pembersih, bahan
pengharum, pewarna dan alkohol. Berdasarkan kandungan bahan aktif yang
terkandung di dalamnya, obat kumur dapat digolongkan menjadi beberapa jenis,
yaitu : obat kumur yang mengandung bahan aktif antiseptik/antimikroba seperti
povidone iodine, cetylpyridinium chloride berfungsi mengontrol pertumbuhan
bakteri pada mulut, mengurangi plak, menyembuhkan radang gusi, dan
menghilangkan bau mulut. Ada obat kumur yang bahan aktifnya fluoride,
berfungsi membantu mencegah terbentuknya lubang gigi dan mencegah kerusakan
gigi. Bahan pewangi bisa menjadi salah satu kandungan pada obat kumur. Bahan
aktif ini akan berperan sebagai bahan kimia yang mampu menetralisir bau mulut.
Obat kumur yang beredar di pasaran adalah obat kumur yang mengandung bahan
kimia seperti alkohol dan bahan antiseptik/antimikroba. Alkohol sebagai zat
pelarut dapat menimbulkan beberapa efek seperti sensasi terbakar ketika
berkontak dengan mukosa dan rasa kering pada mukosa mulut. Pengunaan yang
berlebihan bahan antiseptik obat kumur akan merusak keseimbangan bakteri
dalam mulut karena kandungan alkohol dan antiseptiknya membunuh
mikroorganisme dalam mulut termasuk mikroorganisme normal yang ada di
dalam mulut.Efek penggunaan obat kumur berbahan kimia sebenarnya dapat
diminimalisir dengan menggunakan bahan alami, salah satu bahan alami yang
dapat digunakan yaitu daun sirih. Kandungan yang terdapat pada daun sirih
berupa minyak atsiri yang didalamnya terdapat senyawa fenol yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri pada mulut.(4)

5. KLASIFIKASI OBAT HERBAL


a. Jamu
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam
bentuk serbuk seduhan atau cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi
penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini
dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai
tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 – 10 macam bahkan
lebih. Golongan ini tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi
cukup dengan bukti empiris.

Jamu yang telah digunakan secara turunmenurun selama berpuluh-puluh tahun


bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara
langsung untuk tujuan kesehatan tertentu. Lain dari fitofarmaka, Jamu bisa diartikan
sebagai obat tradisional yang disediakan secara tradisional, tersedia dalam bentuk
seduhan, pil maupun larutan. Pada umumnya, jamu dibuat berdasarkan resep turun
temurund dan tidak melalui proses seperti fitofarmaka. Jamu harus memenuhi
beberapa kriteria, yaitu:

1. Aman
2. Klaim khasiat berdasarkan data empiris (pengalaman)
3. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

Sebuah ramuan disebut jamu jika telah digunakan masyarakat melewati 3 generasi.
Artinya bila umur satu generasi rata-rata 60 tahun, sebuah ramuan disebut jamu jika
bertahan minimal 180 tahun. Inilah yang membedakan dengan fitofarmaka, dimana
pembuktian khasiat tersebut baru sebatas pengalaman, selama belum ada penelitian
ilmiah. Jamu dapat dinaikkan kelasnya menjadi herbal terstandar atau fitofarmaka
dengan syarat bentuk sediaannya berupa ekstrak dengan bahan dan proses pembuatan
yang terstandarisasi.
b. Obat Herbal Terstandar (OHT)
Obat Herbal Terstandar (OHT) juga tidak sama dengan fitofarmaka. Obat Herbal
Terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang berasal dari ekstrak bahan tumbuhan,
hewan maupun mineral. Perlu dilakukan uji pra-klinik untuk pembuktian ilmiah
mengenai standar kandungan bahan yang berkhasiat, standar pembuatan ekstrak
tanaman obat, standar pembuatan obat yang higienis dan uji toksisitas akut maupun
kronis seperti halnya fitofarmaka.Dalam proses pembuatannya, OHT memerlukan
peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal serta memerlukan tenaga kerja
dengan pengetahuan dan keterampilan pembuatan ekstrak, yang hal tersebut juga
diberlakukan sama pada fitofarmaka. Obat Herbal dapat dikatakan sebagai Obat
Herbal Terstandarisasi bila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Aman
2. Klaim khasiat secara ilmiah, melalui uji pra-klinik
3. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
4. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk
jadi.

Indonesia telah meiliki atau memproduksi sendiri OHT dan telah telah beredar di
masyarakat 17 produk OHT, Sebuah herbal terstandar dapat dinaikkan kelasnya
menjadi fitofarmaka setelah melalui uji klinis pada manusia.
c. Fitofarmaka
Fitofarmaka merupakan jenis obat tradisionalyang dapat disejajarkan dengan obat
modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar dan khasiatnya telah
dibuktikan melalui uji klinis
Fitofarmaka dapat diartikan sebagai sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis dan uji klinis bahan baku
serta produk jadinya telah di standarisir (BPOM. RI., 2004 ).

Ketiga golongan atau kelompok obat tradisional tersebut di atas, fitofarmaka


menempati level paling atas dari segi kualitas dan keamanan. Hal ini disebabkan oleh
karena fitofarmaka telah melalui proses penelitian yang sangat panjang serta uji klinis
yang detail, pada manusia sehingga fitofarmaka termasuk dalam jenis golongan obat
herbal yang telah memiliki kesetaraan dengan obat, karena telah memiliki clinical
evidence dan siap di resepkan oleh dokter.(5)

6. CARA KERJA DARI OBAT HERBAL


Bahan kimia obat merupakan senyawa kimia obat yang ditambahkan dengan sengaja
ke dalam jamu, dengan tujuan agar efek yang diinginkan tercapai lebih cepat dari
biasanya. Salah satu cara yang paling tepat dan sederhana untuk mendeteksi adanya
bahan kimia obat dalam jamu adalah dengan mengamati efek penyembuhan yang
dirasakan oleh konsumen. Jika efek penyembuhan yang dirasakan cepat maka
kemungkinan besar jamu tersebut mengandung bahan kimia obat dengan dosis yang
cukup tinggi. Seperti analisis resiko yang sudah dilakukan oleh BPOM pada 10 tahun
terakhir, diperoleh kesimpulan bahwa pada awal ditemukan bahan kimia obat dalam
jamu (sekitar tahun 2007-2010) temuan bahan kimia obat menunjukkan tren ke arah
obat rematik dan penghilang rasa sakit, misalnya mengandung fenilbutazon dan
metampiron. Sebagian besar hasil temuan pengawasan tersebut merupakan produk
ilegal atau tidak terdaftar di BPOM, tetapi mencantumkan nomor pendaftaran fiktif
pada labelnya (BPOM RI, 2010).
a. Parasetamol
Parasetamol biasa digunakan untuk nyeri ringan sampai sedang dan demam. Efek
samping parasetamol dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang, yang
mengakibatkan fatal pada kerusakan hati (dan lebih jarang kerusakan ginjal), kelainan
darah, pankreatis akut dan overdosis. Intreaksi, pada dosis tinggi dapat memperkuat
efek antikoagulasi, dan pada dosis biasa tidak interaktif (Hoan, 2007). Parasetamol
dapat mengurangi demam melalui tindakan langsung pada hipotalamus pengatur pusat
panas. Menghilangkan nyeri ringan sampai sedang dan pengobatan demam.

b. Asama mefenamat
Asam mefenamat adalah salah satu obat dari golongan AINS (Anti Inflamasi Non
Steroid) dan juga sebagai obat analgesik. Asam mefenamat bekerja dengan cara
menghambat enzim sikloooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi
prostaglandis terganggu. Asam mefenamat terikat sangat kuat pada protein plasma.
Dengan demikian interaksi terhadap obat antikoagulan harus diperhatikan.
c. Kafein
Mekanisme kerja kafein dalam tubuh adalah menyaingi fungsi adenosin (salah satu
senyawa yang dalam sel otak bisa membuat orang cepat tertidur). Dimana kafein itu
tidak memperlambat gerak sel-sel tubuh, melainkan kafein akan membalikkan semua
kerja adenosin sehingga tubuh tidak lagi mengantuk, tetapi muncul perasaan segar,
sedikit gembira, mata terbuka lebar dan membangkitkan stamina. Selain manfaat
ternyata kopi juga memiliki kerugian, yaitu dapat menyebabkan ketergantungan ,
menyebabkan insomnia, mudah gugup, merasa tegang , cepat marah dan untuk wanita
hamil dapat meningkatkan denyut jantung dampak terburuknya bisa menyebabkan
keguguran.
d. Fenilbutazon
Fenilbutazon digunakan untuk mengobati rematik. Fenilbutazon juga mempunyai efek
antipiretik dan analgesik dan antiinflamasi. Efek urikosuriknya lemah dengan
menghambat reabsorbsi asam urat melalui tubuli. Dalam dosis kecil fenilbutazon
justru mengurangi sekresi asam urat oleh tubuli. Fenilbutazon merupakan asam
dengan kekuatan sedang yang mampu membentuk garam, dalam pengobatan
disamping bentuk asam bebas juga digunakan terutama dalam bentuk garam natrium
dan garam kalsium (Ebel, 1979; Munaf, 1994).(6)(7)
DAFTAR PUSTAKA

1. Khotimah S, N AM. Riview Artikel: Beberapa Tumbuhan Yang Mengandung


Senyawa Aktif Antiinflamasi. Farmaka,Fakultas Farm Univ Padjadjaran,.
2017;14(2):28–40.

2. Sumayyah S, Salsabila N. Khasiat Obat Tradisional Sumayyah 2017. Maj Farmasetika.


2017;2(5):2003–6.

3. Putra FS, Mintjelungan CN, Juliatri . Efektivitas pasta gigi herbal dan non-herbal
terhadap penurunan plak gigi anak usia 12-14 tahun. e-GIGI. 2017;5(2).

4. Hidayat MA. Obat Herbal (Herbal Medicine) : Apa Yang Perlu Disampaikan Pada
Mahasiswa Farmasi Dan Mahasiswa Kedokteran? Pengemb Pendidik. 2006;3(1):141–
7.

5. Cahyani I. Infamasi. 2007;1–4.

6. Prabowo WC, Widayat W, Defriana S. FORMULASI INFUSAN DAUN SIRIH


MERAH (Piper crocatum) SEBAGAI GEL ANTISEPTIK TANGAN. J Sains dan
Kesehat. 2018;1(10):525–30.

7. Ayam C. lJ LAPORAN PENELITIAN.

Anda mungkin juga menyukai