OBAT TRADISIONAL
Di Susun Oleh:
GLORIA C V WONGKAR
NURAFNI IDRIS
LODEWYK MAMESAH
NONA NOVIYANTI COLOAY
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Farmakognosi adalah ilmu multi disiplin yang terdiri dari botani, kimia
organik, biokimia dan farmakologi (Samuelsson, 1991)
Ilmu farmakognosi focus pada bahan alam yang digunakan sebagai obat atau
penemuan obat (Samuelsson, 1999)
Obat tradisional merupakan obat-obatan yang dibuat dari bahan alami secara
tradisional, obat ini merupakan resep yang berdasarkan dari nenek moyang
atau sudah ada sejak jaman dahulu.
Penggunaan obat herbal telah dikenal dan banyak digunakan sejak zaman
dahulu, karena memiliki khasiat yang manjur dan ampuh. Sejak zaman dahulu
makanan dan obat-obatan tidak dapat dipisahkan dan banyak tumbuhtumbuhan dimakan karena khasiatnya yang menyehatkan.
Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati kurang lebih 30.000
jenis tanaman, sebanyak 2.500 jenis diantaranya merupakan tanaman obat.
Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat
bagi kesehatan dan kini digencarkan penggunaanya karena lebih mudah
dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya
Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa
penelitian tidak terlalu banyak menyebabkan efek samping, karena masih bisa
dicerna oleh tubuh.
Obat-obatan tradisional sangatlah berguna terutama bagi masyarakat yang
kurang mampu untuk membeli obat-obatan modern. Namun banyak dari
masyarakat yang meracik obat-obatan tradisional tersebut hanya dari
perkataan orang lain atau pengalaman sendiri. Inilah yang menyebabkan
kurangnya pengaruh obat dalam menyembuhkan karena salahnya penggunaan
dan dosis yang tepat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN OBAT TRADISIONAL
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut, cara tradisional telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman. (menurut PERMENKES RI Nomor:
246/Menkes/Per/V/1990). UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 47
menyatakan pengobatan tradisional yang mencakup cara, obat dan pengobatan
atau perawatan cara lainnya dapat dipertanggung jawabkan maknanya.
Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi
lebih lanjut. Bagian dari obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar,
rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak
dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.
Meskipun obat tradisional lebih aman daripada obat-obat farmasi modern,
tetapi pengobatan tradisional bukannya tidak beresiko.
a. Tidak dapat dikonsumsi dalam keadaan tertentu
Orang-orang yang minum obat herbal tertentu hendaknya berhati-hati
sewaktu hendak menjalani prosedur medis yang membutuhkan estesi. Dr.
John Neeld, presiden perkumpulan anestesiolog Amerika, menjelaskan
Berdasarkan pengalaman, telah dilaporkan bahwa beberapa jenis tanaman
obat popular, termasuk ginseng dapat menyebabkan fluktuasi tekanan
darah. Itu dapat sangat berbahaya sewaktu anestesi diberikan. Jika ada
pendarahan dekat saraf tulang belakang, kelumpuhan bisa terjadi.
Kalangan ahli anestesi Amerika merekomendasikan para pasiennya untuk
menghentikan penggunaan obat tradisional tertentu setidaknya dua pecan
sebelum
operasi.
Anjuran
tersebut
diberikan
mengingat
adanya
peluang
terjadinya
peningkatan
tekanan
darah
atau
antara satu pasien dan pasien lainnya. Jati belanda yang dikenal sebagai
pelangsing alami tubuh, misalnya, tidak cocok digunakan pada penderita
gangguanlambung karena memiliki efek mengiritasi lambung. Contoh
lain, daun sirsak juga dapat meningkatkan asam lambung bila dikonsumsi
dalam jangka waktu lama. Kita perlu mencari tahu mengenai khasiat dan
efek obat tradisional tertentu yang kita minati, lalu periksalah apakah obat
tradisional tersebut cocok untuk kondisi tubuh kita atau tdak.
c. Tidak secepat obat kimia
Pada khasus darurat seperti pendarahan, obat kimia lebih baik digunakan
karena reaksinya yang lebih cepat dalam mengatasi gejala dan meredam
rasa sakit. Hal yang sama berlaku untuk penanganan pasien pada kasus
penyakit akut seperti kanker stadium akhir karena bersifat darurat,
pengobatan konvensional seperti operasi dan bedah lebih efektif karena
relative cepat. Tidak seperti obat kimia yang bekerja dengan mengatasi
gejala, obat tradisional bekerja dengan mengatasi gejala, obat tradisional
bekerja dengan berpusat pada sumbernya dengan memperbaiki
keseluruhan sistem tubuh yakni pada lingkup sel, jaringan, serta organorgan yang bermasalah sehingga diharapkan bahwa pada akhirnya tubuh
sendirilah yang akan berperang melawan penyakit,. Itulah sebabnya, reaksi
obat tradisional tidak secepat obat kimia. Artinya, pada situasi darurat
yang mengancam kehidupan, obat tradisional tidak akan digunakan.
2.2 PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL
Menurut UU RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Obat tradisional terbagi atas tiga, yaitu:
Jamu
Obat Herbal Terstandar
Fitofarmaka
1. JAMU
Logo Jamu
Pencatatan sejarah jamu muncul pertama kali sejak jaman kerajaan Hindu
Mataram atau sekitar 1.300 tahun yang lalu yaitu prasasti Madhawapura
peninggalan Kerajaan Hindu Majapahit, yang menyebutkan adanya profesi
peracik jamu yang disebut Acaraki. Namun bukti sejarah tertua dalam
pemanfaatan ramuan tumbuhan obat dapat disaksikan pada relief Candi
Borobudur, juga di Candi Prambanan, Candi Penataran, dan Candi Suku.
Jamu adalah obat bahan alam yang sediaannya masih berupa simplisia sederhana.
Khasiat dan keamanannya baru terbukti secara empiris berdasarkan pengalaman
turun temurun (Trubus, Vol.8). Sebuah ramuan disebut jamu jika telah digunakan
masyarakat melewati 3 generasi. Artinya bila umur satu generasi rata-rata 60
tahun, sebuah ramuan disebut jamu jika bertahan minimal 180 tahun.
Jamu harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:
Aman
Aman
Di Indonesia sendiri, telah beredar produk OHT, seperti : diapet, lelap, kiranti, dll.
Sebuah herbal terstandar dapat dinaikkan kelasnya menjadi fitofarmaka setelah
melalui uji klinis pada manusia.
3. Fitofarmaka
Logo Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah sediaan herbal standar yang telah mengalami uji klinis pada
manusia telah terbukti keamanannya dan didukung oleh bukti-bukti ilmiah dan
khasiatnya
jelas
sesuai
kaidah
kedokteran
modern(Trubus,Vol.8).
Karena fitofarmaka perlu proses penelitian yang panjang serta uji klinis yang
detail,
telah memiliki kesetaraan dengan obat, karena telah memiliki clinical evidence.
Beberapa kriteria fitofarmaka, yaitu:
Aman
Sediaan Galenik
Sediaan galenik adalah hasil ekstrasi simplisia yang berasal dari tumbuhtumbuhan atau hewan
Obat Tradisional Dalam Negeri
Obat tradisional dalam negeri adalah obat tradisional yang dibuat dan
dikemas oleh industry didalam negeri meliputi obat tradisional tanpa
Ketentuan umum
Personalia
Bangunan
Peralatan
Sanitasi dan hygiene
Pengolahan dan pengemasan
Pengawasan mutu
Inspeksi diri
Dokumentasi
Penanganan terhadap hasil pengamatan produk diperedaran
Jenis Persyaratan
a. Bentuk
Persyaratan
b. Lokasi
atau
badan hukum berbentuk PT atau
Koperasi
Harus memiliki nomor pajak
wajib pajak
bebas
bebas
pencemaran dan tidak
mencemari
Lingkungan
c. Penanggung
Jawab
Teknis
bentuk
rajangan, pilis tapel, parem,
jamu
racikan atau jamu gendong
d. Pedoman Cara
Produksi
oleh
petugas yang berwenang melalui
pemeriksaan setempat dan
oleh
petugas yang berwenang melalui
pemeriksaan setempat dan
pemberi
an sertifikat CPOBT
pemberi
an sertifikat CPOBT
10
2.5 GAMBAR
a. Jamu
11
12
13
3. Fitofarmaka
14
15
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Obat tradisional sudah dikenal dan penggunaannya sejak zaman dahulu mulai dari
nenek moyang kita. Obat tradisional banyak digunakan karena menurut beberapa
ahli, obat tradisional tidak terlalu banyak menyebabkan efek samping. Selain itu
harganya murah dan mudah dijangkau oleh kaum menengah kebawah Meskipun
obat tradisional lebih aman daripada obat-obat farmasi modern, tetapi pengobatan
tradisional bukannya tidak beresiko.
a. Tidak dapat dikonsumsi dalam keadaan tertentu
b. Tidak semua orang cocok
c. Tidak secepat obat kimia
Jamu adalah obat bahan alam yang sediaannya masih berupa simplisia sederhana.
Khasiat dan keamanannya baru terbukti secara empiris berdasarkan pengalaman
turun temurun.
Herbal Terstandar adalah suatu sediaan yang sudah berbentuk ekstrak dengan
bahan dan proses pembuatan yang terstandarisasi, yang melewati uji pra klinis.
Sedangkan
16
Fitofarmaka adalah sediaan herbal standar yang telah mengalami uji klinis pada
manusia telah terbukti keamanannya dan didukung oleh bukti-bukti ilmiah dan
khasiatnya jelas sesuai kaidah kedokteran modern serta telah melewati uji klinis
17
DAFTAR PUSTAKA
Herbie, Tandi. 2015. Kitab tanaman berkhasiat obar. Jakarta: Octopus
Romuli, Horatius. 2015. 38 Racikan Jamu Nikmat Sehat Warisan Nenek Moyang.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Kar, Ashutosh. Farmakognosi dan Farmakobioteknologi edisi 2. Volume 1.
Penerbit Buku Kedokteran
Trianirngrum, andyra. 2015. Makalah tentang Obat Tradisional. Jakarta.
Trubus, 2009. Herbal Indonesia Berkhasiat. Vol 8. Trubus Agrisarana
18