PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Obat Tradisional
Obat Tradisional adalah obat yang dibuat dari bahan atau paduan bahan-bahan
yang diperoleh dari tanaman,hewan atau mineral yang belum berupa zat murni. Obat
tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara
tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Ditjen
POM,1999). Sediaan galenik adalah hasil ekstrasi bahan atau campuran bahan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Obat tradisional sering dipakai untuk
pengobatan penyakit yang belum ada obatnya yang memuaskan seperti penyakit kanker,
penyakit viru termasuk AIDS dan penyakit genertif, serta pada keadaan tidak terjangkau
oleh daya beli masyarakat.
Suatu zat merupakan obat bila dalam pengobatan atau eksperimen sudah
diperoleh informasi,di antaranya tentang ( B.Zulkarnaen,1999) :
a. Hubungan dosis dan efek (dose – effect – relationship), selain dari hanya diketahui
adanya suatu efek.
Informasi tentang lima hal di atas diperlukan dan dievaluasi dalam menilai suatu
obat. Penisilin umpamanya sudah diketahui bahwa besar responsnya berkaitan erat
dengan besar dosis, ia diketahui kapan mencapai kadar efektif dalam darah manusia dan
dalam bentuk apa sisa penisilin diekskresi. Diketahui pula pada bagian apa dari kuman
penisilin bekerja, serta bagaimana bekerjanya dan diketahui pula hubungan kerja dengan
struktur molekul penisilin. Informasi seperti imi dipunyai obat modern yang dipasarkan,
sementara kurangnya informasi menyebabkan suatu obat tidak dapat diedarkan sebagai
obat.
b. Pengaruh zat terhadap tekanan darah dan semua percobaan yang ada kaitannya dengan
tekanan darah.
c. Pengaruh zat terhadap organ-organ terisolasi yang kemudian diikuti dengan ratusan
percobaan untuk melengkapi informasi yang diperlukan.
Tiga jenis penapisan ini banyak memberikan arah penelitian dan sifat bahan yang
diteliti,mulai dari pengaruh terhadap Susunan Saraf Pusat (SSP), Susunan Saraf
Otonom(SSO), respirasi , relaksan otot, dan sebagainya.
2. Pengobatan Tradisional
Pengobatan Tradisional adalah suatu upaya kesehatan dengan cara lain dari ilmu
kedokteran dan berdasarkan pengetahuan yang diturunkan secara lisan maupun tulisan
yang berasal dari Indonesia atau luar Indonesia. WHO menyatakan Pengobatan
tradisional ialah ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan dari pengetahuan dan
pengalaman praktek, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah ataupun tidak, dalam
melakuakn diagnosis,prevensi dan pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental
ataupun sosial.
Berbagai jenis dan cara pengobatan tradisional terdapat dan dikenal di Indonesia.
Ada yang asli Indonesia dan ada pula yang berasal dari luar negeri. Secara garis besar ada
4 jenis pengobatan tradisional yaitu :
Dukun beranak
Tukang gigi tradisional
Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
(Dirjen POM) yang kemudian beralih menjadi Badan POM mempunyai tanggung jawab
dalam peredaran obat tradisional di masyarakat. Obat tradisional Indonesia semula hanya
dibedakan menjadi 2 kelompok,yaitu obat tradisional atau jamu dan fitofarmaka. Namun,
dengan semakin berkembangnya teknologi,telah diciptakan peralatan berteknologi tinggi
yang membantu proses produksi sehingga industri jamu maupun industri farmasi mampu
membuat jamu dalam bentuk ekstrak. Namun, sayang pembuatan sediaan yang lebih
praktis ini belum diiringi dengan penelitian sampai dengan uji klinik. Dengan keadaan
tersebut maka obat tradisional sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi 3 , yaitu jamu,
obat ekstrak alam dan fitofarmaka.
Jamu adalah obat tradisional yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan
dan mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang
belum dibakukkan dan dipergunakan dalam upaya pengobatan berdasarkan pengalaman.
Bentuk sediaannya berwujud sebagai serbuk seduhan,rajangan untuk seduhan,dan
sebagainya. Istilah penggunaannya masih memakai pengertian tradisional seperti
galiansingset, sekalor, pegel linu, tolak angin, dan sebagainya. Jamu adalah obat
tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan,
oil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut
serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada
resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya
cukup banyak, berkisar antara 5-10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan
pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang
telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin
ratusan tahun,telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan
kesehatn tertentu.
Ekstrak bahan alam adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau
penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk
melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga
mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun
keterampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini
pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian
pra-klinik seperti standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanman
obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun
kronis.
3. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)
Obat tradisional dapat diperoleh dari berbagai sumber sebagai pembuat atau yang
memproduksi obat tradisional yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Obat tradisional jenis ini merupakan akar dari pengembangan obat tradisional di
Indonesia saat ini. Pada zaman dahulu, nenek moyang kita mempunyai
kemampuan untuk menyediakan ramuan obat tradisional yang digunakan untuk
keperluan keluarga.
Membuat jamu merupakan salah satu profesi yang jumlahnya masih cukup
banyak. Saalah satunya adalah pembuat sekaligus penjual jamu gendong.
Pembuat jamu gendong merupakan salah satu penyedia obat tradisional dalam
bentuk cairan minum yang sangat digemari masyarakat.
b. Obat kelompok kemoterapi, yang mendasarkan kepada zat aktif yang dalam
keadaan murni diisolasi dari tumbuhan
Dalam hal ini pertama-tama perlu dilakukan pengumpulan data tentang obat
tradisional yang ada dan pernah ada di Indonesia. Kemudian menyeleksi mana yang
perlu dikembangkan dan mana pula yang tidak. Untuk obat tradisional yang akan
dikembangkan, perlu penelitian lanjutan menyangkut keamanan penggunaan,
farmakologi serta khasiatnya secara klinik. Tahap berikutnya adalah
mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan sediaan yang dapat digunakan dan
penelitian mutu ditinjau dari sudut teknologi farmasi. Jika obat tradisional telah
mengalami penelitian dan pengembangan seperti diuraikan diatas dapat dikatakan telah
memenuhi persyaratan medic dan farmasetik.
Komposisi obat tradisional yang biasa diproduksi oleh industri jamu dalam bentuk
jamu sederhana pada umumnya tersusun dari bahan baku yang sangat banyak dan
bervariasi. Sedangkan bentuk obat ekstrak alam dan fitofarmaka pada umumnya
tersusun dari simplisia tunggal atau maksimal 5 macam jenis bahan tanaman obat. Pada
pembahasan ini lebih ditekankan pada penyusunan obat tradisional bentuk sederhana
atau jamu, mengingat cukup banyak komposisi jamu yang irrasional seperti
penggunaan simplisia yang tidak sesuai pada satu ramuan, penggunaan simplisia yang
tidak sesuai dengan manfaat yang diharapkan dan sebagainya. Agar dapat disusun suatu
komposisi obat tradisional maka beberapa hal yang perlu diketahui adalah:
14
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta.
15