Anda di halaman 1dari 40

Ya Allah…

Kuatkanlah Fisikku
Cerdaskanlah Akalku
Bersihkanlah Hatiku
Serta
Indahkanlah Ahlakku
 Sejarah penemuan obat bahan alam dimulai dari pengetahuan
manusia akan khasiat bahan alam bagi kesehatan
 Bukti dari hal itu dapat diketahui melalui buku Materia Medika
yang diterbitkan sebelum abad 19, yaitu buku pertama yang
memuat tentang khasiat dan penggunaan lebih kurang 600 macam
obat dari bahan alam ( tanaman, hewan, mineral ).
 Sejak saat itu terjadi peningkatan yang pesat terhadap
pengetahuan mengenai obat dari bahan alam sehingga dianggap
perlu untuk mengadakan pemisahan disiplin ilmu. Oleh karena itu
pada abad 19, materia medika sudah mempunyai dua disiplin
ilmu, yaitu :

1. Farmakologi, yang mempelajari kerja obat ( action of drug )


2. Farmakognosi, yang mempelajari segala aspek obat dari alam
 Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang bangsa
kita telah terkenal pandai meracik jamu dan obat-
obatan tradisional. Beragam jenis tumbuhan, akar-
akaran, dan bahan-bahan alamiah lainnya diracik
sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai
penyakit.
 Ramuan-ramuan itu digunakan pula untuk menjaga
kondisi badan agar tetap sehat, mencegah penyakit,
dan sebagian untuk mempercantik diri.
 Kemahiran meracik bahan-bahan itu diwariskan oleh
nenek moyang kita secara turun temurun, dari satu
generasi ke generasi berikutnya, hingga ke zaman kita
sekarang.
 Di Bali, misalnya, ditemukan kitab usadha tuwa, usadha
putih, usadha tuju, dan usadha seri yang berisi
berbagai jenis obat tradisional
 Dalam cerita rakyat seperti cerita Sudamala,
dikisahkan bagaimana Sudamala berhasil
menyembuhkan mata pendeta Tambapetra yang buta.
 Demikian pula relief cerita Mahakarmmawibhangga
pada kaki Candi Borobudur, menggambarkan seorang
anak kecil yang sakit dan sedang diobati dua orang
tabib. Salah satu relief lainnya, juga memperlihatkan
kegiatan seorang tabib sedang meracik obat.
 Demikian pula dalam tradisi Melayu, ditemukan naskah-
naskah yang menyajikan resep obat-obatan. Naskah-
naskah itu, antara lain memuat berbagai jamusawan, jamu
sorong, jamu untuk ibu hamil dan melahirkan, obat sakit
mata,obat sakit pinggang, hingga obat penambah nafsu
makan.
 Peralihan dari zaman Hindu-Budha ke zaman Islam, telah
memperkaya khazanah tradisi pengobatan dalam
masyarakat kita.
 Berbagai buku kedokteran Islam yang ditulis dalam bahasa
Arab dan Persia, telah diterjemahkan baik ke dalam
bahasa Jawa maupun bahasa Melayu.Semua ini
berlangsung tanpa terputus, sampai bangsa kita mengenal
ilmu kedokteran dari Eropa pada zaman penjajahan.
Pada akhir abad 19, mereka mulai mencoba mensintesis
senyawa kimia yang mempunyai khasiat terapi tersebut dan
melakukan modifikasi struktur senyawa dengan tujuan tertentu. Hal
ini yang membidangi lahirnya disiplin ilmu baru yaitu kimia
medisinal.
Dengan demikian, melalui pengetahuan tentang khasiat bahan
alam telah berkembang tiga disiplin ilmu dasar, yaitu :

1. Farmakologi, yang berhubungan dengan aktivitas


dan efek obat.
2. Farmakognosi, yang mencakup semua informasi obat dari
sumber bahan alam (tumbuhan, hewan, mineral,
mikroorganisme).
3. Kimia medisinal, yang berhubungan dengan semisintesis obat
1) Kesadaran tentang khasiat dan pemakaian tanaman sebagai
obat. Keadaan ini didukung dengan meningkatnya informasi
mengenai efek samping obat sintetis serta manfaat yang
diperoleh melalui pemakaian obat alam. Dari waktu ke waktu,
masyarakat semakin menyukai bahan obat alam.
2) Kesadaran para produsen obat bahan alam bahwa tanaman
memang mempunyai reputasi yang baik sebagai obat rakyat.
Tanaman merupakan sumber bahan obat serta sumber inspirasi
bagi pembuatan prototipe obat baru melalui pengetahuan
tentang senyawa kimia kandungannya.
3) Perkembangan teknologi DNA rekombinan dan rekayasa genetika
yang memungkinkan transfer genetic material dari satu organisme
ke organisme lain.
1) Bahan alam menyediakan sejumlah bahan obat yang
sangat potensial, misalnya : alkaloida opium dan ergot,
antibiotika, glikosida digitalis, serum dan vaksin.
2) Bahan alam merupakan sumber senyawa induk (basic
compounds), yang dapat dimodifikasi menghasilkan
senyawa dengan sifat fisika-kimia yang lebih
menguntungkan, seperti lebih efektif dan tidak toksik.
3) Senyawa bahan alam merupakan model bagi sintesis obat
yang mempunyai aktifitas fisiologi sama dengan senyawa
asli.
4) Senyawa bahan alam yang aktivitasnya kurang poten
dapat dimodifikasi melalui metode bioteknologi untuk
menghasilkan obat yang lebih poten yang tidak mudah
diperoleh melalui metode lain.
What’s
Up…

Obat tradisional adalah


bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, Jamu adalah
bahan mineral, sediaan
sarian (galenik) atau
obat
campuran dari bahan tradisional
tersebut, yang secara turun-
temurun telah digunakan
Indonesia.
untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.
Penggolongan Obat Tradisional
 Obat bahan alam yang ada di Indonesia saat dapat
dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan
fitofarmaka.
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara
tradisional, yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi
penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta
digunakan secara tradisional.
 Jamu telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh-
puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, Pada umumnya, jenis
ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur .
 Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan
klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun temurun.
PENGERTIAN-
PENGERTIAN

Obat herbal terstandar adalah Fitofarmaka adalah sediaan obat


sediaan obat bahan alam yang bahan alam yang telah
telah dibuktikan keamanan dan dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan khasiatnya secara ilmiah dengan
uji praklinik dan bahan bakunya uji praklinik dan uji klinik, bahan
telah di standarisasi. baku dan produk jadinya telah di
standarisasi.
 Obat tradisional dalam negeri adalah obat tradisional
yang dibuat dan dikemas oleh industri di dalam negeri
meliputi obat tradisional tanpa lisensi, obat tradisional
lisensi dan obat tradisional kontrak.
 Obat tradisional lisensi adalah obat tradisional yang
dibuat di Indonesia atas dasar lisensi.
 Obat tradisional kontrak, obat herbal terstandar
kontrak dan fitofarmaka kontrak adalah produk yang
pembuatannya dilimpahkan kepada industri obat
tradisional lain atau industri farmasi berdasarkan
kontrak.
 Obat tradisional impor adalah obat tradisional yang
dibuat oleh industri di luar negeri, yang dimasukkan
dan diedarkan di wilayah Indonesia.
JAMU adalah ramuan yang
dibuat dari bahan-bahan alam,
digunakan secara turun temurun,
dipercaya berkhasiat
berdasarkan pengalaman, dan
belum ada penelitian ilmiah untuk
mendapatkan bukti klinik
mengenai khasiat tersebut. Bahan-
bahan jamu umumnya berasal
dari semua bagian, bukan hasil
ekstraksi/isolasi mengenai bahan
aktifnya saja. bahkan
kemungkinan bahan aktif belum
diketahui secara pasti karena
belum ada penelitian.
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau
penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat,
binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini
membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga
mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan
pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak.
Fitofarmaka adalah obat
tradisional dari bahan alam yang
dapat disetarakan dengan obat
modern karena proses
pembuatannya yang telah
terstandar, ditunjang dengan
bukti ilmiah sampai dengan uji
klinik pada manusia dengan
kriteria memenuhi syarat ilmiah,
protokol uji yang telah disetujui,
pelaksana yang kompeten,
memenuhi prinsip etika, tempat
pelaksanaan uji memenuhi syarat.
Obat tradisional, obat
herbal terstandar dan
fitofarmaka yang dibuat
dan atau diedarkan di
wilayah Indonesia wajib
memiliki izin edar dari
Kepala Badan.

Untuk memperoleh izin


edar harus dilakukan
pendaftaran.
Pengecualian…

a. obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang digunakan untuk
penelitian;

b. obat tradisional impor untuk digunakan sendiri dalam jumlah terbatas;

c. obat tradisional impor yang telah terdaftar dan beredar di negara asal untuk tujuan
pameran dalam jumlah terbatas;

d. obat tradisional tanpa penandaan yang dibuat oleh usaha jamu racikan dan jamu
gendong;

e. bahan baku berupa simplisia dan sedíaan galenik.


Untuk dapat memiliki izin edar obat
tradisional, obat
herbal terstandar dan fitofarmaka
harus memenuhi kriteria sbb :
Obat • a. bahan kimia hasil isolasi
tradisional, atau sintetik berkhasiat obat;
obat herbal • b. narkotika atau psikotropika;
terstandar • c. bahan yang dilarang seperti
dan tercantum pada Lampiran 14;
• d. hewan atau tumbuhan yang
fitofarmaka dilindungi sesuai dengan
dilarang ketentuan peraturan
mengandung perundangundangan yang
: berlaku.
Bentuk Sediaan Obat
Tradisional Terlarang

a. intravaginal;

b. tetes mata;

c. parenteral;

d. supositoria, kecuali digunakan untuk wasir.

Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka dalam bentuk sediaan cairan
obat dalam tidak boleh mengandung etil alkohol dengan kadar lebih besar dari 1%,
kecuali dalam bentuk sediaan tingtur yang pemakaiannya dengan pengenceran.
Sanksi
 Pelanggaran terhadap ketentuan dalam peraturan ini
dapat dikenai sanksi administratif berupa :
a. peringatan tertulis;
b. penarikan obat tradisional, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka dari peredaran termasuk penarikan iklan;
c. penghentian sementara kegiatan pembuatan, distribusi,
penyimpanan, pengangkutan dan penyerahan obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka
dan impor obat tradisional;
d. pembekuan dan atau pencabutan izin edar obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.
 Tahun 2000,
pendapatan Indonesia
dari sektor obat
tradisional adalah Rp
1,5 triliun (US $150
juta), sangat kecil bila
dibandingkan perolehan
pasar internasional.
Tahun 2000,
pendapatan pasar
dunia dari obat-obatan
US $20 triliun. Cina
mendapatkanUS$ 6
triliun dan Amerika
Serikat mendapat US$
4,4 triliun.
Bahan simplisia Sebetulnya tanaman obat
tidak berasal dari kita dapat berkembang
dengan cara pragmatic
tanaman yang clinical evidence based,
dibudidaya secara yaitu berdasarkan
pertanian organik pengalaman dalam
pengobatan di RS yang
atau GAP. terdokumentasi.

Obat herbal di negara Di Cina dan Hongkong obat


kita masih dipandang herbal merupakan pelengkap
dengan sebelah mata, dari terapi dengan obat
lain dengan di Cina dan konvensional, khususnya
Hongkong di mana dalam terapi berbagai
apotek konvensional macam penyakit kanker.
berdampingan dengan Pasiennya banyak juga yang
apotek herbal. berasal dari Indonesia. CJS.
Ada lagi… Tdk Semua
OT aman

 Thn 2007 BPOM menarik 54 item produk OT krn


tercampur Bahan kimia obat (BKO). Mereka adlh:
 Sibutramin Hidroklorida
 Sildenafil Sitrat
 Fenilbutson
 Asam mefenamat
 Prednison
 Metampiron
 Teofilin
 Paracetamol
Klaim kegunaan OT BKO g Sering Ditambahkan

Fenilbutason. Antalgin. Diklofenak


Pegal linu / Encok / Rematik sodium. Piroksikam. Parasetamol.
Prednison dan deksametason.

Pelangsing Sibutramin hidroklorida

Stamina / Obat uatk Pria Sildenafil Sitrat

Kencing manis / Diabetes Glibenklamid

Sesak nafas Teofilin


Contoh
pengolahan
fitofarmaka :

Pembuatan jamu gendong herbalacta sebagai ASI


stimulator

Infusa Rhizoma curcumae (koneng alit) untuk obat


reumatik

Daun jambu biji untuk anti diare. Secara alami jambu


biji juga bisa membuat gigi bersih.

Enkasari sebagai obat kumur

Nimba sebagai insektisida


Di Indonesia, pemerintah membentuk sentra uji klinik di
tiap-tiap propinsi. Sentra ini berada di bawah menteri. Uji
klinik yang dilakukan meliputi :

Uji toksisitas

Uji eksperimental pada hewan

Uji klinik fitofarmaka pada manusia


dengan tahapan :
a. Pada manusia sehat
b. Pada manusia dengan penyakit
terkait
Fitofarmaka
Indonesia

Nodiar (PT Kimia Farma), Rheumaneer (PT Nyonya


Meneer), Stimuno (PT Dexa Medica), Tensigard
Agromed (PT Phapros), dan X-gra (PT Phapros)

1. Nodiar (POM FF 031 500 361)


Komposisi:
Attapulgite 300 mg
Psidii Folium ekstrak 50 mg
Curcumae domesticae Rhizoma ekstrak 7,5 mg
2. Rheumaneer (POM FF 032 300 351)
Komposisi:
Curcumae domesticae Rhizoma 95 mg
Zingiberis Rhizoma ekstrak 85 mg
Curcumae Rhizoma ekstrak 120 mg
Panduratae Rhizoma ekstrak 75 mg
Retrofracti Fructus ekstrak 125 mg

3. Stimuno (POM FF 041 300 411, POM FF 041 600 421)


Komposisi:
Phyllanthi Herba ekstrak 50 mg
4. Tensigrad Agromed ( POM FF 031 300 031, POM FF 031
300 041)
Komposisi:
Apii Herba ekstrak 95 mg

5. X-Gra (POM FF 031 300 011, POM FF 031 300 021)


Komposisi:
Ganoderma lucidum 150 mg
Eurycomae Radix 50 mg
Panacis ginseng Radix 30 mg
Retrofracti Fructus 2,5 mg
Royal jelly 5 mg
Mengenal Tanaman Obat Keluarga

Toga adalah singkatan dari tanaman obat


keluarga. Tanaman obat keluarga pada
hakekatnya sebidang tanah baik di halaman
rumah, kebun ataupun ladang yang
digunakan untuk membudidayakan tanaman
yang berkhasiat sebagai obat dalam
rangka memenuhi keperluan keluarga akan
obat-obatan. Kebun tanaman obat atau
bahan obat dan selanjutnya dapat
disalurkan kepada masyarakat , khususnya
obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
 Pemanfaatan TOGA yang
digunakan untuk pengobatan
gangguan kesehatan keluarga
menurut gejala umum adalah:
 Demam panas
 Batuk
 Sakit perut
 Gatal-gatal
Jenis-jenis Tanaman Untuk TOGA

 Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk TOGA adalah


yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
 Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman
obat.
 Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah
pemukiman.
 Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di
daerah pemukiman.
 Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain
misalnya: buah-buahan dan bumbu masak
 Jenis tanaman yang hampir punah
 Jenis tanaman yang masih liar
 Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan
tanaman adalah tanaman yang sudah lazim di tanam di
pekarangan rumah atau tumbuh di daerah pemukiman.
 Salah satu fungsi Toga adalah sebagai
sarana untuk mendekatkan tanaman obat
kepada upaya-upaya kesehatan
masyarakat yang antara lain meliputi:
 Upaya preventif (pencegahan)
 Upaya promotif (meniungkatkan derajat
kesehatan)
 Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Ada Juga Fungsi Lainnya yaitu:
 Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat,
sebab banyak tanaman obat yang dikenal
sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau
sayur-sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya dan
lain-lain.
 Sarana untuk pelestarian alam.
 Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak
diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaannya
kembali, maka sumber bahan obat alam itu
terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami
kepunahan.
 Sarana penyebaran gerakan penghijauan.
Lanjutan…

 Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini


mengalami penggundulan, dapat dianjurkan
penyebarluasan penanaman tanaman obat yang
berbentuk pohon-pahon misalnya pohon asam,
pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
 Sarana untuk pemertaan pendapatan.
 Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk
menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat
pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi
keluarga tersebut.
 Sarana keindahan.
Untuk
menghasilkan
keindahan
diperlukan
perawatan
terhadap
tanaman yang di
tanam terutama
yang ditanam di
pekarangan
rumah.
Tarima kasi…
Matur Nuwun…
Thanks…
Gratia…
Arigato…
Tuhan tidak melihatTo Allah
bentukmu tapi hatimu,
Salawat maka kpd Nabi
& Salam
jadikan hatimu sbg tempat
Suci Muhammad
utk menampung- Nya saw &
keluarganya

Anda mungkin juga menyukai