SEDIAAN
FITOFARMASI
WAYAN M. SANTIKA,
S.Farm.,M.Si., Apt
02 Contents
03 Contents
04 Contents
Section Break
Insert the Sub Title of Your Presentation
PRODUK FITOTERAPI/HERBAL
1. SIMPLISIA TANAMAN
2. EKSTRAK TANAMAN OBAT SIMPLISIA
VARIASI KOMPOSISI (JENIS DAN KADAR)
3. FRAKSI TANAMAN
HERBAL SENYAWA DALAM BAHAN BAKU
SIMPLISIA TANAMAN
PRODUK KONVENSIONAL
HERBAL
mengalami beberapa proses perlakuan
seperti ekstraksi, destilasi, pemurnian,
PENYIMPANAN konsentrasi atau fermentasi untuk
Rentan terhadap kerusakan selama mendapatkan obat herbal
.
penyimpanan rusaknya komponen aktif,
produksi metabolit tanpa aktivitas dan,
dalam kasus yang ekstrim, produksi PROSES MANUFAKTUR
metabolit yang bersifat toksik, misalnya Ekstraksi produk alamikomponen aktif
cyanogenic glycoside dapat mengalami oksidasi, hidrolisis,
serangan mikroba dan degradasi lainnya
yang menimbulkan masalah stabilitas.
LINGKUNGAN
Suhu, cahaya, udara (khususnya
oksigen, karbon dioksida dan uap air) FAKTOR LAIN LAIN
dan kelembaban juga dapat Ukuran partikel, pH, sifat air dan pelarut lain
mempengaruhi stabilitas yang digunakan, sifat wadah dan adanya
bahan kimia lainnya, baik yang berasal dari
kontaminasi atau dari proses pengolahan
GUIDELINE WHO MENGENAI PRODUK HERBAL
CONTAMINATION
A
Kontaminasi benda asing, pengotor dan kandungan mikroba
dalam ekstrak / bahan awal harus ditetapkan atau dibatasi
PERMASALAHAN PRODUK
FITOTERPI/HERBAL
PERMASALAHAN UTAMA
FAKTOR
FISIK UTAMA KIMIA
B
SEDIAAN BYPRODUK VOLATIL
WADAH
A OKSIDASI/
HIDROLISIS KRISTALISASI
KERUSAKAN
ENZIMATIS
UDARA
Cont…
Campuran kompleks dan LINGKUNGAN
variabilitas bahan
Herbalcampuran kompleks dari komponen CURAH HUJAN, TEMPERATUR,
yang berbedavariasi waktu kadaluarsa, KETINGIAN, IKLIM, KONDISI
aktivitas, konsentrasi dan konsistensi TANAH , PENYIMPAN,
.
PROSEDUR DAN WAKTU
PANEN, PENGERINGAN,
Interaksi Bahan dan PEMURNIAN, EKSTRAKSI,
Dekomposisi
Kadar air yang tinggi&pertumbuhan jamur PROSES MANUFAKTUR,
interaksi komponen aktif dengan bahan CAHAYA, VARIASI GENETIK
kemasan
• Sediaan solid
• Sediaan likuid
• Sediaan semisolid
FORMULASI
SEDIAAN SOLID
1. Sediaan Solid
TEKNIK FORMULASI
• Ekstrak bersifat hidrofilikdiubah menjadi bentuk suspensi menggunakan bahan
pendispersi yang bersifat lipofilikdikeringkan dalam bentuk serbuk/powder
• Pengisian secara langsung ke dalam bentuk kapsul seringkali bermasalah karena sifat
alir ekstrak kering buruk
• Dibuat bentuk freeze-dried/spray-dried extracts terlalu voluminus, sehingga, bila
akan diisikan ke dalam kapsul berukuran normal, bulk density nya terlalu rendah
• Ekstrak kering dapat dilakukan granulasi terlebih dahulu untuk dibuat dalam bentuk
tablet
• Permasalahan lain, ekstrak terdiri dari senyawa multikomponen yang bersifat
higroskopis dan biasanya memiliki titik eutektik rendahKesulitan pada pembuatan
tablet, apalagi dengan metode cetak langsung
TABLET
1. Tablet dibuat dengan proses kompresi dan mengandung bahan aktif dan beberapa bahan tambahan
yang memiliki fungsi spesifik, a.l. : disintegrant yang berfungsi memecah tablet menjadi granul dan
serbuk dalam GI tract sehingga mempercepat disolusi dan absorbsi bahan aktif
2. Tablet juga bisa disalut, baik untuk melindungi bahan aktif dari faktor lingkungan untuk menjamin
stabilitas bahan, atau untuk menutupi rasa yang kurang enak, atau untuk melindungi bahan aktif dari
asam lambung (enteric coating)
3. Beberapa bahan tambahan dalam tablet: pengisi, pengikat, disintegrants, lubrikan, pewarna dan
pengawet
Laktosa Pengisi
Mg Stearat Lubrikan
Cab-o-sil Pengering/Glidan
• Kharakteristik utama adalah adanya struktur “rangka” yang memberikan sifat padat pada
sistem
• Biasanya berupa matrix berstruktur tiga dimensi yang menjebak cairan didalamnya
• Emulsi tipe O/W digunakan sebagai basis yang mudah tercucikan dengan air
• Krim W/O lebih mudah menyebar dibandingkan ointment, sedikit berlemak dan air yang menguap
dapat meredakan peradangan/inflamasi
• Pada krim tipe O/w ('vanishing‘ creams) pada saat digunakan, air akan menguap sehingga
meningkatkan konsentrasi obat pada fase dalam (oil)
• Gradien konsentrasi menjadi lebih besar obat mudah menembus stratum corneum
meningkatkan absorbsi perkutan
• Untuk menghindari pengendapan bahan obat, penggunaan co-solvent yang tidak mudah menguap
dan misibel dengan air
FORMULA KRIM
Contoh Formula Krim
Per 100 grams:
Oil Phase
Stearic acid 7
Glyceryl mononstearate 3
Isopropyl myristate 1
Bees wax 2
propyl Paraben 0.15
Water Phase
Triethanolamine 0,45
Glycerin 5
methyl paraben 0,3
Water 76,1
Active Phase
Raw garlic extract 5
FORMULASI
SEDIAAN LIQUID
Sediaan Likuid
• Bahan ekstrak juga dapat dibuat sediaan bentuk likuid, dari bahan dasar
bentuk tincture, ekstrak cair, ekstrak kental, bahkan dari ekstrak kering
• Ekstrak bentuk larutan tidak dapat disimpan dalam bentuk lama karena
dapat terjadi endapan
ingat, kelarutan tiap komponen dalam ekstrak berbeda !
• Alkohol polivalen, seperti PG, gliserol, sorbitol atau PEG dg BM rendah, dan juga
sirup2 glukosa dll, bisa digunakan
2. Sediaan Likuid
• Penggunaan filtrasi dapat dapat dilakukan untuk memisahkan pengotor atau endapan
tidak boleh ada perubahan aktifitas bahan aktif / efektifitas
sediaan
• Alkohol polivalen, seperti PG, gliserol, sorbitol atau PEG dg BM rendah, dan juga sirup2
glukosa dll, bisa digunakan
• Beberapa sediaan likuid yang bisa digunakan: larutan, emulsi dan suspensi
LARUTAN
Merupakan sediaan dengan sistem homogen, dimana bahan obat terdispersi secara
molekular di dalam pelarut
• Bioavailabilitas dan respon terapetik lebih cepat bila dibandingkan sediaan solid
• Larutan lebih mudah ditelan sehingga sesuai untuk anak-anak dan orang lanjut usia
• Stabilitas bahan aktif dan tambahan dalam sediaan larutan seringkali buruk
terutama yang rentan terhadap hidrolisis
• Waktu kadaluarsa sediaan likuid umumnya lebih pendek dibandingkan sediaan solid
• Tidak hanya stabilitas bahan aktifnya, tetapi juga eksipien yang digunakan seperti
surfaktan, pengawet, flavour dan pewarna
LARUTAN
• Emulsi merupakan sistem dua fase yang tidak saling campur, dimana salah satu fase
terdistribusi homogen di dalam fase yang lain
• Secara umum, bahan pengemulsi non-ionik seperti lecithin, polysorbate 80, methylcellulose, gelatin
tidak memiliki kecenderungan toksik dan iritan
• Bahan surfaktan kationik cenderung bersifat toksik, meskipun dalam jumlah kecil, e.g. cetrimide
(*biasanya utk pemakaian luar), cetyltrimethylammonium bromide (CTAB)
• Bahan surfaktan anionik biasanya memiliki pH tinggi sehingga tidak cocok untuk pengobatan luka
terbuka dll, e.g. sodium dodecyl sulphate (SDS)
• Beberapa emulsifier yang lain seperti wool fat (e.g. adeps lanae) dapat menyebabkan reaksi
sensitisasi pada beberapa orang tertentu
SUSPENSI