DISUSUN OLEH :
Dosen pembimbing:
Endah Puspitasari, S.Farm., M.Sc., Apt.
NIP. 198107232006042002
DISUSUN OLEH :
Dosen pembimbing:
Endah Puspitasari, S.Farm., M.Sc., Apt.
NIP. 198107232006042002
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Saintifikasi Jamu Tinjauan tentang Saintifikasi Jamu dari Berbagai
Sisi: Teori dan Praktik dengan baik dan lancar. Penyusunan tugas ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Lestyo Wulandari, S.Si., M.Farm., Apt selaku Dekan Fakultas
Farmasi Universitas Jember
2. Ibu Lidya Ameliana, S.Si., M.Farm., Apt selaku Ketua Program Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Jember;
3. Ibu Endah Puspitasari, S.Farm., M.Sc., Apt selaku Dosen Pembimbing
yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan,
petunjuk dan nasehat;
4. Orang tua, saudara, keluarga kami tercinta, serta rekan dan teman-
teman yang telah memberikan dorongan, nasehat dan doa sehingga
Penulis dapat melaksanakan PKPA;
5. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Apoteker Angkatan
IX Fakultas Farmasi Universitas Jember, untuk perjuangannya
bersama dalam suka dan duka, serta semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan tugas ini masih
memiliki kekurangan karena keterbatasan penulis, sehingga penulis
mengharapkan adanya berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca dan semua pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan
semoga tugas ini dapat bermanfaat sebagai ilmu pengetahuan di bidang
saintifikasi jamu.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
7.4 Peraturan Kepala BPOM ..................................................................... 23
BAB 8. MODEL KLINIK DAN APOTEK SAINTIFIKASI JAMU ............................... 24
8.1 Sarana dan Prasarana ........................................................................ 25
8.2 Ketenagaan......................................................................................... 25
8.3 Alur Pelayanan Pengobatan pada Apotek dan Klinik Saintifikasi
Jamu .................................................................................................... 25
8.4 Alur Pengadaan Bahan Baku di Klinik Saintifikasi Jamu...................... 27
BAB 9. STRATEGI PENDIRIAN KLINIK DAN APOTEK SAINTIFIKASI JAMU ...... 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 38
v
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
RINGKASAN
viii
praklinik maupun uji klinik fase 1. Hal ini dikarenakan ramuan jamu berisi banyak zat
kimia sehingga tidak mungkin untuk mengetahui absorbsi, distribusi, metabolisme
dan ekskresi semua komponen zat kimia tersebut dalam tubuh hewan coba maupun
tubuh manusia. Apabila pada uji klinik fase 3 telah menunjukkan efektivitas yang
memadai dan aman, maka formula tersebut dapat digunakan di pelayanan
kesehatan formal (Siswanto, 2012).
Penjaminan mutu bahan baku perlu dilakukan untuk menghasilkan formula
jamu yang berkualitas, aman dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Upaya ini dimulai sejak pemilihan bibit simplisia, pemilihan lokasi tanam, cara
tanam, cara panen, waktu panen, pengolahan pascapanen hingga simplisia tersebut
sampai di tangan masyarakat atau pasien. Beberapa pustaka yang dapat digunakan
diantaranya buku Vademekum Tanaman Obat untuk Saintifikasi Jamu mengenai
pedoman teknis pemanfaatan obat, Farmakope Herbal Indonesia, Materia Medika
Indonesia dan Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 12 Tahun 2014 tentang
Persyaratan Mutu Obat Tradisional.
Saintifikasi jamu terbagi menjadi dua tipe klinik jamu yaitu klinik jamu tipe A
dan klinik jamu tipe B. Klinik B2P2TOOT ditetapkan sebagai Klinik Penelitian
Berbasis Pelayanan dan merupakan Klinik Jamu tipe A. Sarana yang dimiliki oleh
instalasi rumah riset jamu di B2P2TOOT yaitu 6 ruang periksa, 1 ruang
laboratorium, 6 tempat tidur, 1 ruang USG dan EKG, griya jamu dan rekam medis
serta ditunjang dengan adanya mushola, kebun koleksi tanaman obat, kantin, kebun
sayuran organik, area footstone therapy, taman dan gazebo. Sedangkan tenaga
kerja atau sumber daya manusia yang ada di rumah riset jamu B2P2TOOT terdiri
dari 8 orang dokter, 3 orang apoteker, 9 tenaga D3 Farmasi, 5 orang perawat, 2
orang analis kesehatan (laboran), 3 petugas rekam medis dan 1 ahli gizi.
Dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan, saintifikasi jamu hanya dapat
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang
mendapat izin dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk pendirian klinik dan apotek
saintifikasi jamu meliputi lokasi, sarana dan prasana, sumber daya manusia,
perizinan, tarif pelayanan kesehatan, dan analisis SWOT. Klinik Jamu harus
memiliki izin dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kota setempat. Izin tersebut
berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang kembali setelah memenuhi
persyaratan.
ix