Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SAINTIFIKASI JAMU

TINJAUAN TENTANG SAINTIFIKASI JAMU DARI BERBAGAI SISI:


TEORI DAN PRAKTIK

DISUSUN OLEH :

Weka Ristu Wijayanti, S.Farm 182211101133


Ersanda Nurma Praditapuspa, S.Farm 182211101134
Elsa Mega Pratiwi, S.Farm 182211101135
Ain Rahmania, S.Farm 182211101136
Hilma Imaniar, S.Farm 182211101137
Nugraha Mas’ud, S.Farm 182211101138
Nia Novita Sari, S.Farm 182211101139
Ayu Maulida Fitriah, S.Farm 182211101140

Dosen pembimbing:
Endah Puspitasari, S.Farm., M.Sc., Apt.
NIP. 198107232006042002

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2019
MAKALAH SAINTIFIKASI JAMU
TINJAUAN TENTANG SAINTIFIKASI JAMU DARI BERBAGAI SISI:
TEORI DAN PRAKTIK

DISUSUN OLEH :

Weka Ristu Wijayanti, S.Farm 182211101133


Ersanda Nurma Praditapuspa, S.Farm 182211101134
Elsa Mega Pratiwi, S.Farm 182211101135
Ain Rahmania, S.Farm 182211101136
Hilma Imaniar, S.Farm 182211101137
Nugraha Mas’ud, S.Farm 182211101138
Nia Novita Sari, S.Farm 182211101139
Ayu Maulida Fitriah, S.Farm 182211101140

Dosen pembimbing:
Endah Puspitasari, S.Farm., M.Sc., Apt.
NIP. 198107232006042002

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH SAINTIFIKASI JAMU


TINJAUAN TENTANG SAINTIFIKASI JAMU DARI BERBAGAI SISI:
TEORI DAN PRAKTIK

Makalah ini diselesaikan untuk memenuhi tugas PKPA Saintifikasi Jamu di


B2P2TOOT Tawangmangu pada 13 Juni 2019

Jember, 21 Mei 2019

Mengetahui, Disetujui oleh,


Ketua Program Studi Profesi Apoteker Dosen Pembimbing

Lidya Ameliana, S.Si.,M.Farm., Apt Endah Puspitasari, S.Farm., M.Sc., Apt.


NIP. 198004052005012005 NIP. 198107232006042002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Saintifikasi Jamu Tinjauan tentang Saintifikasi Jamu dari Berbagai
Sisi: Teori dan Praktik dengan baik dan lancar. Penyusunan tugas ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Lestyo Wulandari, S.Si., M.Farm., Apt selaku Dekan Fakultas
Farmasi Universitas Jember
2. Ibu Lidya Ameliana, S.Si., M.Farm., Apt selaku Ketua Program Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Jember;
3. Ibu Endah Puspitasari, S.Farm., M.Sc., Apt selaku Dosen Pembimbing
yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan,
petunjuk dan nasehat;
4. Orang tua, saudara, keluarga kami tercinta, serta rekan dan teman-
teman yang telah memberikan dorongan, nasehat dan doa sehingga
Penulis dapat melaksanakan PKPA;
5. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Apoteker Angkatan
IX Fakultas Farmasi Universitas Jember, untuk perjuangannya
bersama dalam suka dan duka, serta semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan tugas ini masih
memiliki kekurangan karena keterbatasan penulis, sehingga penulis
mengharapkan adanya berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca dan semua pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan
semoga tugas ini dapat bermanfaat sebagai ilmu pengetahuan di bidang
saintifikasi jamu.

Jember, 21 Mei 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................vii
RINGKASAN .......................................................................................................... viii
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ................................................................................................. 3
BAB 2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ............................................................ 4
2.1 Sejarah dan Perkembangan Saintifikasi Jamu ...................................... 4
2.3 Sejarah B2P2TOOT Tawangmangu ...................................................... 5
BAB 3. PRODUK SAINTIFIKASI JAMU .................................................................. 7
BAB 4. PERATURAN MENGENAI SAINTIFIKASI JAMU ........................................ 9
4.1 Peraturan Saintifikasi Jamu ................................................................... 9
4.2 Peraturan Pendukung Saintifikasi Jamu .............................................. 11
BAB 5. PERAN APOTEKER DALAM SAINTIFIKASI JAMU .................................. 13
5.1 Peran Apoteker dalam Budidaya dan Pascapanen ............................. 13
5.2 Peran Apoteker dalam Pelayanan Farmasi Klinik ................................ 14
5.3 Peran Apoteker dalam Pengembangan Jamu ..................................... 14
BAB 6. METODE PENELITIAN SAINTIFIKASI JAMU ........................................... 15
6.1 Metodologi Saintifikasi Jamu ............................................................... 15
6.2 Tahapan Metodologi Saintifikasi Jamu ................................................ 16
6.2.1 Metode Deskriptif (baseline data) .............................................. 16
6.2.2 Uji Keamanan dan Kemanfaatan ............................................... 19
6.3 Penatalaksanaan Riset Saintifikasi Jamu ............................................ 20
BAB 7. PUSTAKA RUJUKAN SAINTIFIKASI JAMU ............................................. 22
7.1 Vademekum Tanaman Obat ............................................................... 22
7.2 Farmakope Herbal Indonesia .............................................................. 22
7.3 Materia Medika Indonesia ................................................................... 23

iv
7.4 Peraturan Kepala BPOM ..................................................................... 23
BAB 8. MODEL KLINIK DAN APOTEK SAINTIFIKASI JAMU ............................... 24
8.1 Sarana dan Prasarana ........................................................................ 25
8.2 Ketenagaan......................................................................................... 25
8.3 Alur Pelayanan Pengobatan pada Apotek dan Klinik Saintifikasi
Jamu .................................................................................................... 25
8.4 Alur Pengadaan Bahan Baku di Klinik Saintifikasi Jamu...................... 27
BAB 9. STRATEGI PENDIRIAN KLINIK DAN APOTEK SAINTIFIKASI JAMU ...... 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 38

v
DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

3.1 Formula jamu saintifik yang dihasilkan oleh B2P2TOOT ......................................... 7


8.1 Persyaratan pada klinik jamu tipe A dan tipe B ...................................................... 24

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

6.1 Tahapan Metodologi Saintifikasi Jamu .................................................................. 16


6.2 Alur Penelitian Saintifikasi Jamu............................................................................ 21
8.1 Prosedur Pelayanan Rumah riset Jamu Hortus Medicus ....................................... 28

vii
RINGKASAN

Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang telah digunakan secara


turun temurun berdasarkan pengalaman dari nenek moyang. Setiap tanaman obat
dan obat tradisional sebelum digunakan dalam praktik pelayanan kesehatan harus
melewati serangkaian uji (keamanan, praklinik dan klinik) serta memenuhi syarat
agar terjaminan mutu, khasiat dan keamanannya. Sehubungan dengan hal tersebut,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2010 mengadakan program
saintifikasi jamu. Saintifikasi jamu merupakan pembuktian secara ilmiah jamu
melalui penelitian yang berbasis pelayanan kesehatan. Ruang lingkup saintifikasi
jamu diutamakan untuk upaya preventif, promotif, rehabilitatif, dan paliatif.
Saintifikasi jamu dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan hanya dapat
dilakukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan yang telah mendapatkan izin sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Kemenkes RI, 2010).
Peraturan mengenai saintifikasi jamu diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 3 Tahun 2010 tentang Saintifikasi Jamu dalam Penelitian
Berbasis Pelayanan Kesehatan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) diberi mandat untuk
melaksanakan saintifikasi jamu, mulai dari riset etnofarmakologi tumbuhan obat dan
jamu, pelestarian, budidaya, pascapanen, riset praklinik, riset klinik, teknologi,
manajemen bahan jamu, pelatihan dan pelayanan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta peningkatan kemandirian masyarakat. Jamu saintifik yang telah dihasilkan
oleh B2P2TOOT sebanyak 11 ramuan antara lain untuk penyakit asam urat,
hipertensi ringan, osteoartitis, hemoroid, dyspepsia, gangguan fungsi hati,
hiperkolesterolemia, penurun berat badan, penurun kadar gula darah, batu saluran
kemih dan kebugaran jasmani (B2P2TOOT, 2019).
Metode penelitian yang dilakukan pada saintifikasi jamu adalah metode
deskriptif (baseline-data). Pada metode ini terdiri dari beberapa studi yaitu
ethnomedicine, epidemiologi (cross-sectional survey), dan penelitian berbasis
pelayanan (health services research). Penelitian saintifikasi jamu dilakukan dengan
merujuk data dasar karena dari data dasar ini dapat diperoleh jenis tanaman,
ramuan tradisional dan kegunaan ramuan tersebut yang secara turun temurun
digunakan oleh masyarakat. Untuk uji keamanan dan manfaatnya dilakukan uji
praklinik, uji klinik fase 1, uji klinik fase 2, dan uji klinik fase 3. Akan tetapi, pengujian
untuk mengetahui profil farmakokinetik jamu tidak perlu dilakukan, baik pada uji

viii
praklinik maupun uji klinik fase 1. Hal ini dikarenakan ramuan jamu berisi banyak zat
kimia sehingga tidak mungkin untuk mengetahui absorbsi, distribusi, metabolisme
dan ekskresi semua komponen zat kimia tersebut dalam tubuh hewan coba maupun
tubuh manusia. Apabila pada uji klinik fase 3 telah menunjukkan efektivitas yang
memadai dan aman, maka formula tersebut dapat digunakan di pelayanan
kesehatan formal (Siswanto, 2012).
Penjaminan mutu bahan baku perlu dilakukan untuk menghasilkan formula
jamu yang berkualitas, aman dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Upaya ini dimulai sejak pemilihan bibit simplisia, pemilihan lokasi tanam, cara
tanam, cara panen, waktu panen, pengolahan pascapanen hingga simplisia tersebut
sampai di tangan masyarakat atau pasien. Beberapa pustaka yang dapat digunakan
diantaranya buku Vademekum Tanaman Obat untuk Saintifikasi Jamu mengenai
pedoman teknis pemanfaatan obat, Farmakope Herbal Indonesia, Materia Medika
Indonesia dan Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 12 Tahun 2014 tentang
Persyaratan Mutu Obat Tradisional.
Saintifikasi jamu terbagi menjadi dua tipe klinik jamu yaitu klinik jamu tipe A
dan klinik jamu tipe B. Klinik B2P2TOOT ditetapkan sebagai Klinik Penelitian
Berbasis Pelayanan dan merupakan Klinik Jamu tipe A. Sarana yang dimiliki oleh
instalasi rumah riset jamu di B2P2TOOT yaitu 6 ruang periksa, 1 ruang
laboratorium, 6 tempat tidur, 1 ruang USG dan EKG, griya jamu dan rekam medis
serta ditunjang dengan adanya mushola, kebun koleksi tanaman obat, kantin, kebun
sayuran organik, area footstone therapy, taman dan gazebo. Sedangkan tenaga
kerja atau sumber daya manusia yang ada di rumah riset jamu B2P2TOOT terdiri
dari 8 orang dokter, 3 orang apoteker, 9 tenaga D3 Farmasi, 5 orang perawat, 2
orang analis kesehatan (laboran), 3 petugas rekam medis dan 1 ahli gizi.
Dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan, saintifikasi jamu hanya dapat
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang
mendapat izin dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk pendirian klinik dan apotek
saintifikasi jamu meliputi lokasi, sarana dan prasana, sumber daya manusia,
perizinan, tarif pelayanan kesehatan, dan analisis SWOT. Klinik Jamu harus
memiliki izin dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kota setempat. Izin tersebut
berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang kembali setelah memenuhi
persyaratan.

ix

Anda mungkin juga menyukai