Anda di halaman 1dari 85

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Farmasi Skripsi Sarjana

2019

Pengetahuan, Sikap dan Praktik


Tentang Penggunaan Obat Bebas dan
Obat Bebas Terbatas pada Mahasiswa
Tingkat Sarjana Farmasi

Harahap, Daimah W S
Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/24049
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK TENTANG
PENGGUNAAN OBAT BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS
PADA MAHASISWA TINGKAT SARJANA FARMASI

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

OLEH:
DAIMAH W S HARAHAP
NIM 151501221

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK TENTANG
PENGGUNAAN OBAT BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS
PADA MAHASISWA TINGKAT SARJANA FARMASI

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

OLEH:
DAIMAH W S HARAHAP
NIM 151501221

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan

rahmat, karunia, dan ridhoNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengetahuan, Sikap dan Praktik tentang Penggunaan Obat Bebas dan

Obat Bebas Terbatas pada Mahasiswa Tingkat Sarjana Farmasi”. Skripsi ini

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Menurut Keputusan Kepala BPOM No. HK.00.05.3.00914 tentang Pemasukan

Obat Jalur Khusus bab 1 pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa obat adalah bahan atau

panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki

sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,

pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap, praktik

penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas pada mahasiswa program studi S1

Farmasi Institut Kesehatan Helvetia serta faktor-faktor (usia, jenis kelamin,

semester, tempat tinggal dan penghasilan orang tua) mempengaruhi pengetahuan,

sikap dan praktik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang

penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas adalah baik, sikap penggunaan obat

bebas dan obat bebas terbatas adalah baik dan praktik penggunaan obat bebas dan

obat bebas terbatas adalah cukup. Serta terdapat hubungan yang signifikan antara

semester dengan pengetahuan dan sikap mahasiswa terkait penggunaan obat bebas

dan obat bebas terbatas.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., yang telah memberikan

iv
Universitas Sumatera Utara
bantuan dan fasilitas selama masa pendidikan. Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si.,

Apt., dan Bapak Hari Ronaldo Tanjung, S.Si., M.Sc., Apt., yang telah membimbing

dengan penuh kesabaran, tulus dan ikhlas selama penelitian dan penulisan skripsi

ini berlangsung. Ibu Prof. Dra. Azizah Nasution, M.Sc., Ph.D., Apt., dan Ibu

Khairunnisa, S.Si., M.Pharm., Ph.D., Apt., selaku dosen penguji yang telah

memberikan kritik, saran dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara yang

telah mendidik selama perkuliahan dan Bapak Hari Ronaldo Tanjung, S.Si., M.Sc.,

Apt., selaku penasehat akademik yang selalu memberi bimbingan, perhatian dan

motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada

kedua orangtua, Ayahanda Machiruddin Harahap, SH., dan Ibunda Dra. Roslaini,

S.PdI., yang telah memberikan cinta dan kasih sayang, do’a, semangat, dorongan

dan pengorbanan baik moril maupun materil kepada penulis selama ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Asisten Laboratorium

Farmasetika Dasar, Akademi Mawapres USU, PEMA Fakultas Farmasi USU,

Incomphasco, yang banyak mengajarkan manajemen waktu dan percaya diri

kepada penulis, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis

menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis

berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2019


Penulis,

Daimah W S Harahap
NIM 151501221

v
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK TENTANG PENGGUNAAN
OBAT BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS PADA MAHASISWA
TINGKAT SARJANA FARMASI

ABSTRAK

Latar Belakang: Mahasiswa tingkat sarjana farmasi sebagai calon penerus bangsa
memiliki peranan sebagai penyebar informasi yang akan bertanggung jawab dalam
hal swamedikasi yang dilakukan oleh diri sendiri dan keluarga. Mahasiswa tingkat
sarjana farmasi yang nantinya akan menjadi pelaku swamedikasi harus mampu
mengetahui tentang obat.
Tujuan: Untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan praktik tentang penggunaan
obat bebas dan obat bebas terbatas pada mahasiswa semester 2, 4 dan 6 tingkat
sarjana farmasi.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional deskriptif.
Sampel merupakan mahasiswa semester 2, 4 dan 6 tingkat sarjana farmasi pada
April 2019 dengan 270 responden yang dipilih menggunakan stratified random
sampling. Data dikumpulkan menggunakan instrumen kuesioner untuk mengetahui
pengetahuan, sikap dan praktik mahasiswa tentang penggunaan obat bebas dan obat
bebas terbatas. Data yang diperoleh diorganisir pada program SPSS kemudian data
dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan pengetahuan, sikap dan praktik
mahasiswa tentang penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas
Hasil: Pengetahuan mahasiswa tentang penggunaan obat bebas dan obat bebas
terbatas adalah baik dengan persentase 60%, sikap mahasiswa penggunaan obat
bebas dan obat bebas terbatas adalah baik dengan persentase 55,2% dan praktik
mahasiswa penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas adalah cukup dengan
persentase 64,4%. Terdapat hubungan yang signifikan antara semester dengan
pengetahuan dan sikap mahasiswa terkait penggunaan obat bebas dan obat bebas
terbatas dilihat dari masing-masing signifikansi (p value) yaitu 0,025 dan 0,035.
Kesimpulan: Pengetahuan mahasiswa tentang penggunaan obat bebas dan obat
bebas terbatas adalah baik, sikap mahasiswa penggunaan obat bebas dan obat bebas
terbatas adalah baik dan praktik mahasiswa penggunaan obat bebas dan obat bebas
terbatas adalah cukup. Terdapat hubungan yang signifikan antara semester dengan
pengetahuan dan sikap mahasiswa terkait penggunaan obat bebas dan obat bebas
terbatas.

Kata Kunci: obat bebas, obat bebas terbatas, pengetahuan, penggunaan, praktik,
sikap

vii
Universitas Sumatera Utara
KNOWLEDGE, ATTITUDE AND PRACTICE REGARDING THE USE OF
OVER THE COUNTER DRUGS TO UNDERGRADUATE PHARMACY
STUDENTS

ABSTRACT

Background: Undergraduate pharmacy students as the nation’s future candidates


have a role as information disseminators who will be responsible for self-
management carried out by themselves and their families. Pharmacy students who
will later become self-medication practitioners must be able to know about drugs.
Objective: To determine the knowledge, attitude, and practice (KAP) regarding the
use of over the counter (OTC) drugs to second, fourth and sixth-semester
undergraduate pharmacy students.
Method: The study design used is a cross-sectional descriptive. The sample
consisted of second, fourth and sixth-semester undergraduate pharmacy students in
April 2019 with 270 selected respondents using stratified random sampling. Data
were collected using a questionnaire to determine the KAP regarding the use of
OTC drugs. The data obtained was organized in SPSS then the data were
descriptively analyzed to describe the KAP of students regarding the use of OTC
drug.
Results: The knowledge of students in the use of OTC drugs were well with the
percentage of 60%, attitude of students in the use of OTC drugs were well with the
percentage of 55.2% and practice of students in the use of OTC drugs was simply
in percentage 64.4%. There was a significant relationship between semester with
the knowledge and attitude of students related to the use of OTC drugs from each
significance (p-value) were 0.025 and 0.035.
Conclusion: The knowledge of students in the use of OTC drugs were well, the
attitude of students in the use of OTC drugs were well and practice of students in
the use of OTC drugs was simply. There was a significant relationship between
semester with the knowledge and attitude of students related to the use of OTC
drugs.

Keywords: attitude, knowledge, over the counter drugs, practice

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ...........................................................................................2
1.3 Hipotesis Penelitian............................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian ...............................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................4
1.6 Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
2.1 Obat ....................................................................................................................6
2.2 Penggolongan Obat ............................................................................................7
2.2.1 Obat bebas ......................................................................................................7
2.2.2 Obat bebas terbatas .........................................................................................8
2.2.3 Obat wajib apotek ...........................................................................................9
2.2.4 Obat keras......................................................................................................11
2.2.5 Obat psikotropika ..........................................................................................11
2.2.6 Obat narkotika ...............................................................................................12
2.3 Pengetahuan .....................................................................................................12
2.4 Sikap.................................................................................................................14
2.5 Tindakan atau Praktik ......................................................................................15
2.6 Pengukuran Indikator .......................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................17
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................17
3.2 Waktu Penelitian ..............................................................................................17
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................................17
3.3.1 Populasi .........................................................................................................17
3.3.2 Sampel ...........................................................................................................17
3.3.3 Kriteria inklusi dan eksklusi .........................................................................18
3.3.4 Teknik pengambilan sampel .........................................................................18
3.4 Alat/Instrumen Penelitian ................................................................................19
3.5 Jenis dan Sumber Data Penelitian ....................................................................19
3.5.1 Data primer....................................................................................................19
3.5.2 Data sekunder ................................................................................................19
3.6 Pengolahan Data Penelitian..............................................................................19
3.7 Uji Kualitas Kuesioner .....................................................................................20
3.7.1 Uji validitas ...................................................................................................21
3.7.2 Uji reliabilitas ................................................................................................22

ix
Universitas Sumatera Utara
3.8 Analisis Data ....................................................................................................22
3.8.1 Analisis deskriptif (univariat) .......................................................................23
3.8.2 Analisis analitik (bivariat) .............................................................................23
3.9 Definisi Operasional Kuesioner Penelitian ......................................................24
3.10 Prosedur Penelitian.........................................................................................28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................29
4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ................................................29
4.2 Karakteristik Responden ..................................................................................30
4.3 Karakteristik Indikasi Pembelian Obat, Tempat Pembelian Obat, Harga
Obat yang Digunakan Responden ....................................................................32
4.3.1 Indikasi pembelian obat yang digunakan responden ....................................32
4.3.2 Tempat pembelian obat yang digunakan responden .....................................33
4.3.3 Harga pembelian obat yang digunakan responden........................................33
4.4 Karakteristik Kesesuain Pemilihan Obat dengan Indikasi Obat yang
Digunakan Responden .....................................................................................34
4.5 Pengetahuan Responden tentang Penggunaan Obat Bebas dan Obat
Bebas Terbatas .................................................................................................34
4.5.1 Distribusi frekuensi tanggapan responden pada pertanyaan
pengetahuan tentang obat bebas dan obat bebas terbatas. ............................34
4.5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang obat bebas
dan obat bebas terbatas .................................................................................35
4.6 Sikap Responden tentang Penggunaan Obat Bebas dan Obat
Bebas Terbatas .................................................................................................37
4.6.1 Distribusi frekuensi tanggapan responden pada pernyataan sikap
dalam penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas ................................37
4.6.2 Distribusi frekuensi sikap responden dalam penggunaan obat bebas
dan obat bebas terbatas .................................................................................38
4.7 Praktik Responden tentang Penggunaan Obat Bebas dan Obat
Bebas Terbatas .................................................................................................39
4.7.1 Distribusi frekuensi jawaban responden pada pertanyaan praktik
penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas ...........................................39
4.7.2 Distribusi frekuensi praktik penggunaan obat bebas dan obat
bebas terbatas oleh responden ......................................................................40
4.8 Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, Semester, Tempat Tinggal
dan Penghasilan Orangtua dengan Pengetahuan Penggunaan
Responden Terkait Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas ...............................41
4.8.1 Hubungan antara usia dengan pengetahuan responden tentang
obat bebas dan obat bebas terbatas ...............................................................42
4.8.2 Hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ..................................................42
4.8.3 Hubungan antara semester dengan pengetahuan responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ..................................................43
4.8.4 Hubungan antara tempat tinggal dengan pengetahuan responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ..................................................43
4.8.5 Hubungan antara penghasilan orangtua dengan pengetahuan
responden tentang obat bebas dan obat bebas terbatas .................................44
4.9 Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, Semester, Tempat Tinggal
dan Penghasilan Orangtua dengan Sikap Responden Terkait
Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas ..............................................................44

x
Universitas Sumatera Utara
4.9.1 Hubungan antara usia dengan sikap responden tentang obat bebas
dan obat bebas terbatas .................................................................................45
4.9.2 Hubungan antara jenis kelamin dengan sikap responden tentang
obat bebas dan obat bebas terbatas ...............................................................45
4.9.3 Hubungan antara semester dengan sikap responden tentang
obat bebas dan obat bebas terbatas ...............................................................46
4.9.4 Hubungan antara semester dengan sikap responden tentang
obat bebas dan obat bebas terbatas ...............................................................47
4.9.5 Hubungan antara penghasilan orangtua dengan sikap responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ..................................................47
4.10 Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, Semester, Tempat Tinggal
dan Penghasilan Orangtua dengan Praktik Penggunaan Responden
Terkait Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas................................................48
4.10.1 Hubungan antara usia dengan pengetahuan responden tentang
obat bebas dan obat bebas terbatas .............................................................48
4.10.2 Hubungan antara jenis kelamin dengan praktik penggunaan
responden tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ..............................49
4.10.3 Hubungan antara semester dengan praktik penggunaan responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ................................................49
4.10.4 Hubungan antara tempat tinggal dengan praktik penggunaan
responden tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ..............................50
4.10.5 Hubungan antara penghasilan orang tua dengan praktik
penggunaan responden tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ..........50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................52
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................52
5.2 Saran .................................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................53
LAMPIRAN ...........................................................................................................55

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

3.1 Definisi operasional kuesioner penelitian ........................................................25


4.1 Hasil uji validitas pernyataan dan pertanyaan pada kuesioner.........................29
4.2 Karakteristik responden ...................................................................................31
4.3 Karakteristik indikasi pembelian obat yang digunakan responden ..................32
4.4 Karakteristik tempat pembelian obat yang digunakan responden....................33
4.5 Karakteristik harga pembelian obat yang digunakan responden......................33
4.6 Karakteristik kesesuaian pemilihan obat dengan indikasi obat yang
digunakan responden ........................................................................................34
4.7 Distribusi frekuensi tanggapan responden pada pertanyaan
pengetahuan tentang obat bebas dan obat bebas terbatas.................................35
4.8 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang obat bebas
dan obat bebas terbatas.....................................................................................36
4.9 Distribusi frekuensi tanggapan responden pada pernyataan sikap dalam
penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas ..............................................37
4.10 Distribusi frekuensi sikap responden tentang obat bebas dan
obat bebas terbatas .........................................................................................38
4.11 Distribusi frekuensi jawaban responden pada pertanyaan praktik
penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas ............................................39
4.12 Distribusi frekuensi praktik penggunaan obat bebas dan obat bebas
terbatas pada responden .................................................................................40
4.13 Hubungan antara usia dengan pengetahuan responden tentang
obat bebas dan obat bebas terbatas ................................................................42
4.14 Hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ....................................................42
4.15 Hubungan antara semester dengan pengetahuan responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ....................................................43
4.16 Hubungan antara tempat tinggal dengan pengetahuan responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ....................................................43
4.17 Hubungan antara penghasilan orangtua dengan pengetahuan responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ....................................................44
4.18 Hubungan antara usia dengan sikap responden tentang obat bebas
dan obat bebas terbatas ..................................................................................45
4.19 Hubungan antara jenis kelamin dengan sikap responden tentang
obat bebas dan obat bebas terbatas ................................................................46
4.20 Hubungan antara semester dengan sikap responden tentang
obat bebas dan obat bebas terbatas ................................................................46
4.21 Hubungan antara tempat tinggal dengan sikap responden tentang
obat bebas dan obat bebas terbatas ................................................................47
4.22 Hubungan antara penghasilan orangtua dengan sikap responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ....................................................47
4.23 Hubungan antara usia dengan praktik responden tentang
obat bebas dan obat bebas terbatas ................................................................48
4.24 Hubungan antara jenis kelamin dengan praktik responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ....................................................49
4.25 Hubungan antara semester dengan praktik responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ....................................................49

xii
Universitas Sumatera Utara
4.26 Hubungan antara tempat tinggal dengan praktik responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ....................................................50
4.27 Hubungan antara penghasilan orangtua dengan praktik responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas ....................................................51

xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

1.1 Kerangka pikir penelitian ...................................................................................5


2.1 Tanda khusus golongan obat bebas ....................................................................8
2.2 Tanda khusus golongan obat bebas terbatas ....................................................10
2.3 Tanda khusus golongan obat keras ..................................................................11
3.1 Diagram langkah penelitian ............................................................................28

xiv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat keterangan kelayakan etik.......................................................................55


2. Surat persetujuan komisi etik ..........................................................................56
3. Surat izin penelitian..........................................................................................57
4. Surat balasan izin penelitian Institut Kesehatan Helvetia ................................58
5. Surat keterangan selesai penelitian Institut Kesehatan Helvetia ......................59
6. Persetujuan responden......................................................................................60
7. Kuesioner penelitian.........................................................................................61
8. Dokumentasi penelitian ....................................................................................68

xv
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati yang

dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah penyakit

berikut gejalanya (Tan dan Rahardja, 2006). Salah satu yang penting tentang

penggunaan obat adalah tentang dosisi. Dosis obat yang harus diberikan pada

pasien untuk menghasilkan efek yang diharapkan tergantung dari banyak faktor,

antara lain usia, bobot badan, kelamin, luas permukaan bada, beratnya penyakit dan

daya tahan tubuh penderita (Tan dan Rahardja, 2006).

Swamedikasi merupakan upaya yang banyak dilakukan masyarakat untuk

mengatasi gejala penyakit sebelum mencari pertolongan dari tenaga kesehatan

(Depkes RI, 2008). Menurut World Health Organization (WHO) (2015)

mendefinisikan perawatan diri (swamedikasi) sebagai kemampuan individu,

keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, dan

menjaga kesehatan dan untuk mengatasi penyakit dan kecacatan dengan atau tanpa

dukungan penyedia layanan kesehatan.

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami.

Pelaksanaanya harus memenuhi kriteria penggunaan pemilihan obat, ketepatan

dosis obat, tidak adanya efek samping, tidak adanya kontraindikasi, tidak adanya

interaksi obat, dan tidak adanya polifarmasi (Aini, 2017).

Mahasiswa tingkat sarjana farmasi sebagai calon penerus bangsa memiliki

peranan sebagai penyebar informasi yang akan bertanggung jawab dalam hal

swamedikasi yang dilakukan diri sendiri dan keluarga. Mahasiswa bisa

1
Universitas Sumatera Utara
memberikan informasi obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh

dilakukan untuk kondisi penyakit ringan, umum dan tidak akut.

Mahasiswa tingkat sarjana farmasi yang nantinya akan menjadi pelaku

swamedikasi harus mampu mengetahui jenis obat yang diperlukan, mengetahui

kegunaan dari tiap obat, sehingga dapat mengevaluasi perkembangan rasa sakit,

menggunakan obat secara benar (cara, aturan, lama pemakaian) dan mengetahui

batas kapan harus menghentikan swamedikasi, mengetahui efek samping obat yang

digunakan sehingga dapat memperkirakan apakah suatu keluhan yang timbul di

kemudian hari, merupakan suatu penyakit baru atau efek samping obat, mengetahui

siapa yang tidak boleh menggunakan obat tersebut, terkait dengan kondisi

seseorang.

Karena itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang

pengetahuan, sikap dan praktik tentang penggunaan obat bebas dan obat bebas

terbatas pada mahasiswa tingkat sarjana farmasi.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

a. Bagaimana pengetahuan mahasiswa program studi S1 Farmasi Institut

Kesehatan Helvetia tentang obat bebas dan obat bebas terbatas.

b. Bagaimana sikap mahasiswa program studi S1 Farmasi Institut Kesehatan

Helvetia tentang obat bebas dan obat bebas terbatas.

c. Bagaimana praktik penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas pada

mahasiswa program studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia.

2
Universitas Sumatera Utara
d. Apakah faktor-faktor (usia, jenis kelamin, semester, tempat tinggal dan

penghasilan orangtua) mempengaruhi pengetahuan, sikap dan praktik

mahasiswa program studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia.

1.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini yaitu:

a. Pengetahuan mahasiswa program studi S1 Farmasi Institut Kesehatan

Helvetia tentang obat bebas dan obat bebas terbatas adalah baik.

b. Sikap mahasiswa program studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia

tentang obat bebas dan obat bebas terbatas adalah baik.

c. Praktik penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas pada mahasiswa

program studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia adalah baik.

d. Faktor-faktor (usia, jenis kelamin, semester, tempat tinggal dan

penghasilan orangtua) mempengaruhi pengetahuan, sikap dan praktik

mahasiswa program studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa program studi S1 Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia tentang obat bebas dan obat bebas terbatas.

b. Untuk mengetahui sikap mahasiswa program studi S1 Farmasi Institut

Kesehatan Helvetia tentang obat bebas dan obat bebas terbatas.

c. Untuk mengetahui praktik penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas

pada mahasiswa program studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia.

3
Universitas Sumatera Utara
d. Untuk mengetahui faktor-faktor (usia, jenis kelamin, semester, tempat

tinggal dan penghasilan orangtua) mempengaruhi pengetahuan, sikap dan

praktik mahasiswa program studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu:

1.5.1 Bagi peneliti

Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dari bangku perkuliahan,

menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman peneliti dalam melakukan

penelitian dibidang kesehatan.

1.5.2 Bagi mahasiswa Institut Kesehatan Helvetia

Untuk lebih meningkatkan pengetahuan pada obat bebas dan obat bebas

terbatas serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.5.3 Bagi instansi pendidikan

Untuk menambah informasi yang dapat disajikan sebagai referensi

mahasiswa dan bagi peneliti selanjutnya guna mengembangkan ilmu di bidang

obat-obatan.

4
Universitas Sumatera Utara
1.6 Kerangka Pikir Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Kerangka pikiran dan kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1

Variabel bebas Variabel terikat Parameter

- Pengetahuan Pengetahuan
RESPONDEN
Te
pada responden pada
− Usia (<20 penggunaan penggunaan obat
tahun, 20-22 obat bebas dan bebas dan obat
tahun, >22 obat bebas bebas terbatas
tahun) terbatas - Baik
− Jenis kelamin - Sikap pada - Cukup
(laki-laki atau penggunaaan - Kurang
perempuan) obat bebas dan
− Semester (II, obat beabs
IV, VI) terbatas
− Tempat - Praktik pada Sikap
tinggal (Kos penggunaan responden pada
atau bersama obat bebas dan penggunaan obat
orangtua) obat bebas bebas dan obat
− Penghasilan terbatas bebas terbatas
orangtua (<3 - Baik
juta, 3-5 juta, 5- - Cukup
7,5 juta, 7,5-10 - Kurang
juta, >10 juta)

Praktik
responden pada
penggunaan obat
bebas dan obat
bebas terbatas
- Baik
- Cukup
- Kurang

Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian

5
Universitas Sumatera Utara
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obat

Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan

kesehatan dan kontrasepsi (BPOM, 2002). Obat merupakan senyawa kimia yang

sangat kuat. Disamping manfaat yang besar, obat juga berpotensi untuk

mendatangkan malapetaka. Karena itu semakin lengkap pengetahuan tentang obat

dan bagaimana cara menggunakannya secara tepat dan aman, akan lebih banyak

memperoleh manfaatnya.

Obat dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan atau bila

digunakan secara tidak tepat sesuai dosis yang ditentukan dan atau disalahgunakan.

Obat yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria berikut (Menkes

No. 919/Menkes/Per/XI/1993):

a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak usia 2

tahun, dan orang tua di atas 65 tahun.

b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada

kelanjutan penyakit.

c. Penggunaanya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus

dilakukan oleh tenaga kesehatan.

d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di

Indonesia.

e. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat

dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

6
Universitas Sumatera Utara
Golongan obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter adalah dari

golongan obat bebas, obat bebas terbatas yang dilengkapi dengan tanda peringatan

dan obat wajib apotek (Atmoko dan Kurniawati, 2009).

Strategi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas penggunaan obat

yang tepat, aman dan rasional khususnya pada swamedikasi dapat ditempuh melalui

peningkatan komunikasi (konseling) antara pasien dengan tenaga kesehatan serta

melakukan penilaian individu, kondisi sosial dan ekonomi yang mencerminkan

gaya hidup pasien (Lofholm dan Katzung, 1997).

2.2 Penggolongan Obat

Sesuai Permenkes No. 917/MenKes/Per/X/1993 Tentang Daftar Wajib Obat

Jadi, bahwa yang dimaksud dengan golongan obat adalah penggolongan yang

dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketetapan penggunaan serta

pengamanan distribusi yang terdiri dari Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat

Wajib Apotek, Obat Keras, Psikotropika dan Narkotika.

2.2.1 Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan boleh dibeli tanpa

resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran

hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Obat ini biasa menjadi pilihan saat ada

kebutuhan untuk melakukan swamedikasi. Contoh: parasetamol. Obat ini dapat

dibeli bebas di apotek, toko obat dan warung (Depkes RI, 2007).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan obat bebas

adalah: apakah obatnya masih baik atau tidak, lihat tanggal kadaluarsa obatnya,

bacalah dengan baik keterangan tentang obat tadi pada brosurnya, lihat indikasi

penggunaan, yang merupakan petunjuk kegunaan obat untuk penyakit. Perhatikan

7
Universitas Sumatera Utara
dengan baik dosis yang digunakan, untuk dewasa atau anak-anak, lihat pula dengan

baik komposisi zat berkhasiat dalam kemasan obat. Perhatikan peringatan-

peringatan khusus dalam pemakaian obat. Perhatikan pula tentang kontraindikasi

dan efek samping obat (Depkes RI, 2007).

Gambar 2.1 Tanda khusus obat bebas

2.2.2 Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tapi

masih dapat dijual atau dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan

etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam

(Depkes RI, 2007). Kenapa disebut ‘terbatas’ karena ada batasan jumlah dan kadar

isinya. Terdapat pula tanda peringatan ‘P’ dalam labelnya. Label ‘P’ ada beberapa

macam yaitu:

a. P.No. 1: Awas! Obat Keras. Bacalah aturan pemakaiannya.

Contoh: Neozep, ultraflu, procold, OBH, komix, dan actifed.

b. P.No. 2: Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan.

Contoh: Betadine obat kumur dan hexadol obat kumur.

c. P.No. 3: Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan.

Contoh: kalpanax, betadine dan insto.

d. P.No. 4: Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar.

Contoh: Molexdine

8
Universitas Sumatera Utara
e. P.No. 5: Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan.

Contoh: Dulcolax

f. P.No. 6: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan.

Contoh: Ambeven

Semua obat yang termasuk dalam golongan obat bebas dan obat bebas

terbatas wajib mencantumkan keterangan pada setiap kemasannya tentang

kandungan zat berkhasiat, kegunaan, aturan pakai dan pernyataan lain yang

diperlukan. Semua kemasan obat bebas terbatas wajib mencantumkan tanda

peringatan ‘apabila sakit berlanjut segera hubungi dokter (SK Menkes No.

386/1994).

Gambar 2.2 Tanda khusus obat bebas terbatas

2.2.3 Obat Wajib Apotek (OWA)

Menurut Menkes No. 347/Menkes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib

Apotek yaitu obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di

apotek tanpa resep dokter. Obat yang termasuk dalam obat wajib apotek ditetapkan

oleh Menteri Kesehatan. Surat keputusan tersebut dilampiri dengan Daftar Obat

Wajib Apotek No. 1.

Jumlah obat yang ditetapkan sebagai obat wajib Apotek bertambah

berdasarkan Daftar Obat Wajib Apotek No.2, sebagai lampiran dari surat Menkes

No.924/Menkes/PER/X/1993 dan surat Menkes No. 925/MenKes/PER/X/1993

9
Universitas Sumatera Utara
tanggal 23 Oktober 1993 yang dilampiri Daftar Perubahan Golongan Obat No.1,

beberapa obat dari Daftar Obat Wajib Apotek No. 1 diubah golongannya.

a. Empat obat wajib apotek menjadi obat bebas terbatas yaitu:

1. Aminofilin dalam bentuk supositoria menjadi obat bebas terbatas.

2. Bromheksin menjadi obat bebas terbatas.

3. Heksetidin sebagai obat luar untuk mulut dan tenggorokan dengan kadar

sama atau kurang dari 0,1% menjadi obat bebas terbatas.

4. Mebendazol menjadi obat bebas terbatas.

b. Satu obat wajib apotek menjadi obat bebas yaitu:

a. Tolnaftat sebagai obat luar untuk infeksi jamur lokal dengan kadar sama

atau kurang dari 1% menjadi obat bebas.

Dengan bertambahnya obat yang ditetapkan sebagai obat wajib apotek,

peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan obat

perlu lebih mendapatkan perhatian. Informasi, terutama yang menyangkut efek

samping, kontraindikasi dan interaksi sangat diperlukan. Oleh karena beberapa obat

yang ditetapkan sebagai obat wajib apotek merupakan obat yang dapat

mengakibatkan kebiasaan dan ketergantungan (Notoatmodjo, 2010).

Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat,

maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan bagi

kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi

(asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata

(salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal.

Sesuai Menkes No.919/Menkes/Per/X/1993, Daftar Obat Wajib Apotik No.3 yaitu

termasuk obat keras yang dapat diberikan tanpa resep dokter. Berdasarkan Surat

10
Universitas Sumatera Utara
Menkes No.1176/Menkes/SK/X/1999 tanggal 07 Oktober 1999 yang dilampiri

Daftar Golongan Obat No.3, beberapa obat yaitu:

a. Obat saluran pencernaan dan metabolisme seperti: Famotidin dan ranitidin

sebagai antiulkus peptik.

b. Obat kulit seperti: Asam Azelat (antiakne), Asam Fusidat (antimikroba),

Motretinida (antiakne), Tolsiklat (antifungi) dan Tretinoin (antiakne).

2.2.4 Obat Keras

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep

dokter. Obat keras mempunyai tanda khusus berupa lingkaran bulat merah dengan

garis tepi berwarna hitam dan huruf K ditengah yang menyentuh garis tepi. Contoh

dari obat keras adalah: asam mefenamat (Depkes RI, 2007).

Gambar 2.3 Tanda khusus obat keras

2.2.5 Obat Psikotropika

Obat psikotropika adalah obat bukan golongan narkotik yang berkhasiat

mempengaruhi susunan syaraf pusat. Obat ini dapat menyebabkan perubahan khas

pada aktivitas mental dan perilaku. Obat golongan ini hanya boleh dijual dengan

resep dokter dan diberi tanda huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi

berwarna hitam. Contoh dari obat psikotropika antara lain: diazepam, phenobarbital

(Depkes RI, 2008).

11
Universitas Sumatera Utara
2.2.6 Obat Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari turunan tanaman atau bahan

kimia yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya

rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan

ketergantungan. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dari dokter. Contoh

dari obat narkotika antaralain: morfin, petidin (Depkes RI, 2008).

2.3 Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang pada objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan

sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan seseorang pada objek mempunyai intensitas atau tingkat yang

berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur

bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu pada objek tersebut, tidak sekedar

dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan

secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

12
Universitas Sumatera Utara
c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud

dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut

pada situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan / atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen- komponen

yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa

pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila

orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan,

mengelompokkan, membuat diagram (bagan) pada pengetahuan objek

tersebut.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sisntesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang

telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi

atau penilaian pada suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma

yang berlaku di masyarakat (Notoatmodjo, 2010).

13
Universitas Sumatera Utara
2.4 Sikap

Sikap adalah juga respon tertutup seseorang pada stimulus atau objek tertentu,

yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak

senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya). Newcob, salah seorang

ahli psikologi sosial menyatakan, bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain,

fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi (tertutup) (Notoatmodjo,

2010).

Sikap terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu:

1. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep pada objek, artinya bagaimana

keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang pada objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang pada objek, artinya bagaimana

penelitian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang tersebut pada objek

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka

(tindakan) (Notoatmodjo, 2010).

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Sepertinya halnya pengetahuan,

sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya sebagai berikut:

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan sebagai seseorang atau subjek mau menerima stimulus

yang diberikan (objek).

14
Universitas Sumatera Utara
b. Menanggapi (responding)

Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan pada

pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan sebagai subjek atau seseorang memberikan nilai yang

positif pada objek atau stimulus dalam arti membahasnya dan bahkan

mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertangggung jawab pada apa

yang telah diyakini. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu

berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada

orang lain mencemoohkan atau adanya resiko lain (Notoatmodjo, 2010).

2.5 Tindakan atau Praktik (Practice)

Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu

terwujud dalam tindakan, sebab untuk mewujudkannya tindakan perlu faktor lain

seperti adanya fasilitas atau saranan dan prasarana. Praktik atau tindakan ini dapat

dibedakan menjadi tiga tingkatana kualitasnya, yaitu:

a. Praktik terpimpin (Guide Response)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih

tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan.

b. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu

hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.

15
Universitas Sumatera Utara
c. Adopsi

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya

apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja tetapi sudah

dilakukan modifikasi atau tindakan atau perilaku yang berkualitas

(Notoatmodjo, 2010).

2.6 Pengukuran Indikator

Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung

(wawancara) atau melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket. Indikator

pengetahuan adalah tingginya pengetahuan responden tentang objek atau besarnya

presentase kelompok responden atau masyarakat tentang variable-variabel atau

komponen objek (Notoatmodjo, 2010).

Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

Pengukuran langsung dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

tentang stimulus atau objek bersangkutan (Notoatmodjo, 2010).

Praktik

Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara

yaitu; secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran perilaku paling baik

adalah secara langsung, yakni dengan pengamatan atau observasi yaitu mengamati

tindakan subjek. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat

kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan pada subjek

tentang apa yang telah dilakukan (Notoatmodjo, 2010).

16
Universitas Sumatera Utara
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan analitik

kuantitatif dengan pendekatan cross sectional melalui teknik survei. Teknik survei

pada penelitian ini dimana informasi/data dikumpulkan dengan menggunakan

kuesioner yang dibagikan kepada responden secara langsung. Pertanyaan dan

pernyataan dalam kuesioner tersebut menggunakan pertanyaan dan pernyataan

tertutup yang terdiri dari 4 bagian, yaitu karakteristik mahasiswa/identitas pribadi

mahasiswa, pengetahuan, sikap dan praktik tentang penggunaan obat bebas dan

obat bebas terbatas.

3.2 Waktu Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan April 2019 di Fakultas

Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan melalui pengisian kuesioner oleh

mahasiswa secara langsung.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi S1

Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan angkatan 2016, 2017 dan 2018.

3.3.2 Sampel

Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus

slovin dengan margin kesalahan 5%, tingkat kepercayaan 95%. Dengan rumus

slovin yaitu:

17
Universitas Sumatera Utara
𝑁
𝑛=
(1 + 𝑁𝑒 2 )

(Sedarmayanti, 2011).

Dimana: n= ukuran sampel

N= ukuran populasi

e= tingkat kekeliruan pengambilan sampel yang dapat ditolerir

; taraf signigikasi; untuk sosial dan pendidikan lazimnya (0,05)

dengan persen kepercayaan yang diinginkan 95%, dan e = 0,05, maka diperoleh

besar sampel yaitu:

750
𝑛=
(1 + 750 (0,05)2 )

n = 260 dibulatkan menjadi 270 sampel

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

a. Kriteria inklusi

i. Mahasiswa Fakultas Farmasi

ii. Mahasiswa Institut Kesehatan Helvetia Medan

iii. Bersedia mengikuti penelitian dan mengisi surat perjanjian

b. Kriteria eksklusi

i. Mahasiswa yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap

ii. Mahasiswa yang tidak mengikuti prosedur secara lengkap

3.3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Dari perhitungan dengan menggunakan rumus di atas di dapat jumlah

sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 270 sampel. Pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan metode stratified random sampling yang

dilakukan dengan cara mengidentifikasi karakterisitik umum dari anggota populasi,

18
Universitas Sumatera Utara
kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit tersebut

(Notoatmodjo, 2012).

3.4 Alat/Instrumen Penelitian

Alat/instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

kuesioner yang berisikan pernyataan dan pertanyaan tertutup yang sebelumnya

telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

3.5 Jenis dan Sumber Data Penelitian

3.5.1 Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari responden. Adapun dalam

penelitian ini data primer diperoleh secara langsung melalui pengisian kuesioner

secara langsung.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh lewat pihak lain dan tidak langsung diperoleh oleh

peneliti dari subjek penelitiannya. Adapun dalam penelitian ini data sekunder yaitu

data jumlah mahasiswa Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan yang

diperoleh dari Sub Bagian Akademik Fakulatas Farmasi Institut Kesehatan Helvetia

Medan.

3.6 Pengolahan Data Penelitian

Tahap-tahap dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan data (editing)

19
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan editing dilakukan untuk meneliti kembali isian formulir atau

kuesioner, apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas,

relevan, konsisten dan sebagainya.

Kegiatan editing dilakukan untuk meneliti kembali isian formulir atau

kuesioner, apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas,

relevan, konsisten dan sebagainya.

2. Pengkodean data (coding)

Coding merupakan kegiatan yang dilakukan untuk merubah data berbentuk

huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan. Kegunaan dari coding adalah

untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat

entry data.

3. Pemprosesan data (processing)

Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati

pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar data

yang sudah dientry dapat dianalisis. Pemprosesan data dilakukan dengan cara

mengentry data dari kuesioner ke paket program komputer.

4. Pembersihan data (cleaning)

Pembersihan data (cleaning) dilakukan untuk pengecekan kembali data yang

sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut

dimungkinkan terjadi pada saat kita mengentry ke computer dan lainnya

(Hastono, 2006).

3.7 Uji Kualitas Kuesioner

Kesimpulan penelitian yang berupa jawaban atas pemecahan masalah

penelitian tergantung pada kualitas data yang dianalisis dan instrumen yang

20
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk mengumpulkan data tersebut. Ada dua konsep yang mengukur

kualitas instrumen penelitian yaitu reliabilitas dan validitas. Hal ini berarti bahwa

kesimpulan hasil penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya

kurang reliable dan valid (Erlina, 2011).

Salah satu masalah dalam suatu penelitian adalah bagaimana data diperoleh

akurat dan objektif. Hal ini sangat penting dalam penelitian karena kesimpulan

penelitian hanya akan dapat dipercaya jika data yang diperoleh akurat dan objektif.

Data yang kita kumpulkan tidak berarti jika alat pengukur yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian tidak mempunyai validitas dan reliabilitas yang

tinggi (Hastono, 2006).

3.7.1 Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Secara umum, validitas

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu validitas internal dan validitas eksternal.

Validitas internal dibagi menjadi tiga yaitu content validity (validitas isi), construct

validity (validitas konstruk) dan criterion-related validity (validitas berhubungan

dengan kriteria) (Erlina, 2011).

Pada penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah validitas konstruk

(construct validity) yaitu menguji seberapa tinggi kesesuaian antara data yang

terkumpul dengan teori yang digunakan dan dijadikan dasar dalam rancangan

pengujian (Sinulingga, 2011).

Suatu variabel (pernyataan/pertanyaan) pada kuesioner dinyatakan valid

apabila skor variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya.

Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi pearson

21
Universitas Sumatera Utara
product moment dengan keputusan uji yaitu bila r hitung lebih besar dari r tabel

maka Ho ditolak, artinya variabel valid begitu juga sebaliknya (Hastono, 2006).

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih pada gejala yang sama, dengan

menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012).

Ada beberapa metode pengujian reliabilitas diantaranya, metode test-retest

reliability, parallel-form reliability, formula spearman-brown, formula Flanagan,

formula rulon, formula hoyt, formula K-R 20, formula K-R 21 dan koefisien alpha

cronbach (Sinulingga, 2011).

Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan adalah koefisien alpha

cronbach yaitu pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai

r hasil (cronbach alpha) dengan r tabel. Pada uji reliabilitas pernyataan/pertanyaan

dikatakan reliabel apabila r hasil lebih besar dari r tabel (Hastono, 2006).

3.8 Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses lanjutan dari proses pengolahan data

untuk melihat bagaimana menginterpretasikan data, kemudian menganalisis data

dari hasil yang sudah ada pada tahap hasil pengolahan data dan menampilkannya

pada tabel atau grafik (Prasetyo dan Lina, 2005).

Data yang telah dikumpulkan dari responden akan dianalisis dengan

menggunakan Statistical Product and Service Solutions (SPSS). SPSS merupakan

paket program statistik yang berguna untuk mengolah dan menganalisis data

22
Universitas Sumatera Utara
penelitian. Kemampuan yang dapat diperoleh dari SPSS meliputi pemprosesan

segala bentuk file data, modifikasi data, membuat tabulasi berbentuk distribusi

frekuensi, analisis statistik deskriptif, analisis lanjut yang sederhana maupun

komplek, pembuatan grafik dan sebagainya (Hastono, 2006).

3.8.1 Analisis Deskriptif (Univariat)

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menggambarkan/mendeskripsikan

karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Bentuknya tergantung dari jenis

datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean (rata-rata), median, standard

deviasi, minimal dan maksimal, sedangkan untuk data kategorik tentunya hanya

dapat menjelaskan angka/nilai jumlah dan persentase masing-masing kelompok

yang didapat melalui perintah frenquencies atau explore. Dalam analisis data

kuantitatif kita dihadapkan pada kumpulan data yang besar/banyak yang belum

jelas maknanya. Fungsi analisis sebenarnya adalah menyederhanakan atau

meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan

data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Peringkasan tersebut berupa

ukuran-ukuran statistik, tabel dan juga grafik (Hastono, 2006).

Pengujian analisis univariat dalam penelitian ini menggunakan perintah

frequencies, yang digunakan untuk menggambarkan/mendeskripsikan variabel

karakteristik mahasiswa Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan.

3.8.2 Analisis Analitik (Bivariat)

Setelah dilakukan analisis univariat dan diketahui karakteristik masing-

masing variabel, maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Apabila diinginkan

analisis hubungan antar dua variabel, maka analisis dilanjutkan pada tingkat

bivariat. Misalnya ingin diketahui hubungan antara usia dengan pengetahuan.

Untuk mengetahui hubungan dua variabel tersebut biasanya digunakan pengujian

23
Universitas Sumatera Utara
statistik. Jenis uji statistik yang digunakan sangat tergantung jenis data/variabel

yang dihubungkan. Untuk data katagorik dan katagorik digunakan uji kai kuadrat

(chi square) dan fisher exact, untuk data katagorik dan numerik digunakan uji T

dan ANOVA, serta untuk data numerik dan numerik digunakan uji korelasi dan

regresi (Hastono, 2006).

Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji kai kuadrat (chi

square) karena data yang digunakan sudah dikelompokkan menjadi bentuk

kategorik dan kategorik. Prinsip dasar uji kai kuadrat (chi square) adalah

membandingkan frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan

(ekspektasi). Bila nilai frekuensi observasi dengan nilai frekuensi harapan berbeda,

maka dikatakan ada hubungan/perbedaan yang bermakna (signifikan) begitu pula

sebaliknya, atau hasil yang diperoleh dikatakan memiliki hubungan/perbedaan yang

bermakna (signifikan) jika hasil signifikasi (p value) yang diperoleh < alpha (0,05)

(Hastono, 2006).

Analisis bivariat pada penelitian ini digunakan untuk melihat hubungan

antara usia, jenis kelamin, semester, tempat tinggal dan penghasilan orangtua

dengan pengetahuan, sikap dan praktik penggunaan obat bebas dan obat bebas

terbatas mahasiswa tingkat sarjana farmasi.

3.9 Definisi Operasional Kuesioner Penelitian

Definisi operasional kuesioner penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 di

bawah:

24
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Definisi operasional kuesioner penelitian
Definisi
Variabel Hasil ukur Skala ukur
operasional
I. Karakteristik
responden

a) Usia Usia responden Dalam tahun Ordinal


pada saat
penelitian
dilakukan

b) Jenis kelamin Jenis kelamin 1. Laki-laki Nominal


responden 2. Perempuan

c) Semester Semester 1. II Ordinal


reponden pada 2. IV
saat penelitian 3. VI
dilakukan

d) Tempat Tempat tinggal 1. Kos


tinggal responden pada 2. Bersama Nominal
saat penelitian orangtua
dilakukan

e) Penghasilan Rata-rata Interval


Orangtua penghasilan yang 1. <3 juta
diperoleh 2. 3-5 juta
orangtua 3. 5-7,5 juta
responden 4. 7,5-10 juta
selama satu 5. >10 juta
bulan

II. Pengetahuan Hasil dari 1. Baik, apabila Ordinal


tentang obat tahu/segala responden
bebas dan informasi yang memperoleh
obat bebas telah diketahui skor (7-9)
terbatas dan dipahami 2. Cukup,
oleh responden apabila
tentang obat responden
bebas dan obat memperoleh
bebas terbatas skor (4-6)
yang dalam hal 3. Kurang,
ini pengetahuan apabila
responden responden
berdasarkan memperoleh
kemampuannya skor (1-3)

25
Universitas Sumatera Utara
Definisi
Variabel Hasil ukur Skala ukur
operasional
dalam
menanggapi 9
pertanyaan.
Setiap
pertanyaan diberi
bobot:
Benar = 1
Salah = 0
III. Sikap dalam Repon tertutup 1. Baik, apabila Ordinal
penggunaan dari responden responden
obat bebas dalam memperoleh
dan obat penggunaan obat skor (6-8)
bebas bebas dan obat 2. Cukup,
terbatas bebas terbatas apabila
yang dalam hal responden
ini sikap memperoleh
responden dilihat skor (4-5)
berdasarkan 3. Kurang,
tanggapannya apabila
dalam responden
menanggapi 8 memperoleh
pernyataan sikap skor (1-3)
dalam
penggunaan obat
bebas dan obat
bebas terbatas
Pertanyaan
nomor 1,2,6,7
diberi bobot:
Ya = 1
Tidak = 0
Pertanyaan
nomor 3,4,5,8
diberi bobot:
Tidak = 1
Ya = 0
IV. Praktik Pelaksanaan 1. Baik, apabila Ordinal
penggunaan secara nyata oleh responden
obat bebas responden dalam memperoleh
dan obat penggunaan obat skor (10-14)
bebas bebas dan obat 2. Cukup,
terbatas bebas terbatas apabila
uang dalam hal responden
ini praktik memperoleh
responden dilihat skor (5-9)
berdasarkan 3. Kurang,
jawabannya apabila

26
Universitas Sumatera Utara
Definisi
Variabel Hasil ukur Skala ukur
operasional
dalam menjawab responden
7 pertanyaan memperoleh
yang diberikan skor (1-4)
tentang praktik
penggunaan obat
bebas dan obat
bebas terbatas,
setiap pertanyaan
diberi bobot:
Benar = 2
Ragu-ragu = 1
Salah = 0

27
Universitas Sumatera Utara
3.10 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang diambil dalam penelitian ini adalah:

Persiapan Penelitian

Menentukan permasalahan

Menentukan tujuan masalah

Izin Penelitian

Meminta izin Dekan Fakultas Farmasi Institut

Kesehatan Helvetia Medan untuk melakukan

penelitian dan pengambilan data

Pengambilan Data

Menyiapkan dan membagikan kuesioner

Mengumpulkan data

Mengolah data

Hasil

Gambar 3.1 Diagram Langkah Penelitian

28
Universitas Sumatera Utara
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

4.1.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner

Suatu variabel (pernyataan/pertanyaan) pada kuesioner dinyatakan valid

apabila skor variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya.

Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi pearson

product moment dengan keputusan uji yaitu bila r hitung lebih besar dari r tabel

maka Ho ditolak, artinya variabel valid begitu juga sebalinya (Hastono, 2006).

Hasil uji validitas dari masing-masing pernyataan dan pertanyaan pada

kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1 Hasil uji validitas pernyataan dan pertanyaan pada kuesioner
P r tabel r hitung Hasil
Pengetahuan 1 0,814
Pengetahuan 2 0,836
Pengetahuan 3 0,706
Pengetahuan 4 0,687
Pengetahuan 5 0,633
Pengetahuan 6 0,718
Pengetahuan 7 0,658
Pengetahuan 8 0,606
Pengetahuan 9 0,836
Sikap 1 0,792
Sikap 2 0,769
Sikap 3 0,769
0,444 Valid
Sikap 4 0,778
Sikap 5 0,709
Sikap 6 0,727
Sikap 7 0,711
Sikap 8 0,522
Praktik 1 0,789
Praktik 2 0,741
Praktik 3 0,866
Praktik 4 0,899
Praktik 5 0,778
Praktik 6 0,726
Praktik 7 0,650

29
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai r hasil dari seluruh

pernyataan dan pertanyaan pada kuesioner lebih besar dari nilai r tabel, maka Ho

ditolak. Hal ini dapat diartikan seluruh pernyataan dan pertanyaan pada kuesioner

dinyatakan valid.

4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Setelah seluruh pernyataan dan pertanyaan pada kuesioner dinyatakan valid,

maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan

cara membandingkan nilai r hasil (cronbach’s alpha) dengan nilai r tabel. Pada uji

reliabilitas pernyataan/pertanyaan dikatakan reliabel apabila nilai r hasil lebih besar

dari nilai r tabel (Hastono, 2006).

Dari hasil uji reliabilitas masing-masing pernyataan dan pertanyaan pada

kuesioner diperoleh nilai r hasil (cronbach’s alpha) dari seluruh pernyataan dan

pertanyaan pada kuesioner lebih besar dari nilai r tabel, yaitu pada pertanyaan

pengetahuan mahasiswa tentang obat bebas dan obat bebas terbatas 0,882 ;

pernyataan sikap mahasiswa dalam penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas

0,864 dan pertanyaan praktik penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas pada

mahasiswa 0,888 . Hal ini dapat diartikan seluruh pernyataan dan pertanyaan pada

kuesioner dinyatakan reliabel.

4.2 Karakteristik Responden

Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas

Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan yaitu terdiri dari 270 responden. Dari

keseluruhan responden, gambaran karakteristik yang diamati meliputi: usia, jenis

kelamin, semester, tempat tinggal dan penghasilan orangtua. Secara garis besar

karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 4.2:

30
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Karakteristik Responden
No Variabel Jumlah responden Persentase (%)
1 Usia
<20 Tahun 128 47,4
20-22 Tahun 136 50,4
>22 Tahun 6 2,2
Total 270 100
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 31 11,5
Perempuan 239 88,5
Total 270 100
3 Semester
II 94 34,8
IV 94 34,8
VI 82 30,4
Total 270 100
4 Tempat Tinggal
Kos 208 77,0
Orangtua 62 23,0
Total 270 100
5 Penghasilan Orangtua
< 3 Juta
3-5 Juta 119 44,1
5-7,5 Juta 91 33,7
7,5-10 Juta 43 15,9
>10 Juta 6 2,2
11 4,1
Total 270 100

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan, responden paling banyak berusia

20-22 tahun yaitu 50,4%. Menurut Muliyawan dan Suriana (2013), usia 20-30 tahun

tergolong dalam fase dewasa muda, dimana fase ini si anak mulai berdikari dan

peranan orangtua sudah mulai berkurang. Dapat dikatakan bahwa si anak dalam hal

ini responden sudah menentukan apa yang mereka inginkan termasuk dalam

memilih obat, salah satunya adalah obat bebas dan obat bebas terbatas.

Berdasarkan jenis kelamin, dapat disimpulkan, responden paling banyak

berjenis kelamin perempuan yaitu 88,5%.

Berdasarkan semester, dapat disimpulkan, responden paling banyak berada

pada semester II dan IV yaitu masing-masing 34,8%.

31
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tempat tinggal, dapat disimpulkan, responden paling banyak

bertempat tinggal kos yaitu 77%.

Berdasarkan penghasilan orangtua, dapat disimpulkan, responden paling

banyak memiliki orangtua yang berpenghasilan <3 juta per bulannya yaitu 44,1%.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor

188.44/1450/KPTS/2018 tentang Penetapan Upah Minimum Kota Medan Tahun

2019 penetapan Upah Minimum Regional (UMR) Kota Medan Tahun 2019 adalah

Rp 2.969.824,64. Hal ini dapat diartikan, penghasilan orangtua responden dalam

kategori baik. Semakin baik tingkat ekonomi keluarga, semakin besar kemungkinan

untuk mampu menyediakan uang tersendiri untuk membeli obat, salah satunya obat

bebas dan obat bebas terbatas.

4.3 Karakteristik Indikasi Pembelian Obat, Tempat Pembelian Obat, Harga


Obat yang Digunakan Responden

4.3.1 Indikasi Pembelian Obat yang Digunakan Responden

Berdasarkan hasil penilaian kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini,

didapatkan persentase terbanyak responden membeli obat yang digunakaannya

untuk indikasi demam, lalu diikuti sakit kepala, batuk, sakit gigi, flu dan lainnya.

Hasil persentase dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Karakteristik Indikasi Pembelian Obat yang Digunakan Responden


Indikasi Pembelian Responden
Obat
Jumlah %
Demam 209 77,4
Sakit Kepala 15 5,6
Batuk 20 7,4
Sakit Gigi 6 2,2
Flu 6 2,2
Lainnya 14 5,2
Total 270 100

32
Universitas Sumatera Utara
4.3.2. Tempat Pembelian Obat yang Digunakan Responden

Berdasarkan hasil penilaian kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini,

didapatkan persentase terbanyak pada responden membeli obat yang

digunakaannya dari apotek, warung obat, toko obat dan pasar. Sedangkan menurut

penelitian terdahulu responden membeli obat yang digunakannya paling banyak

adalah di warung dan diikuti dari apotekm supermarket dan toko obat (Herawati,

2012). Hasil persentase dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Karakteristik Tempat Pembelian Obat yang Digunakan Responden


Responden
Tempat Pembelian Obat
Jumlah %
Apotek 194 71,9
Warung 57 21,1
Toko Obat 18 6,7
Pasar 1 0,4
Total 270 100

4.3.3. Harga Pembelian Obat yang Digunakan Responden

Berdasarkan hasil penilaian kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini,

didapatkan persentase terbanyak pada responden harga pembelian obat yang

digunakaannya dari <5.000, 5.000-10.000, 15.000-20.000, 10.000-15.000, dan

>20.000. Hasil persentase dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Karakteristik Harga Pembelian Obat yang Digunakan Responden


Responden
Harga Pembelian Obat
Jumlah %
<5.000 186 68,9
5.000-10.000 53 19,6
10.000-15.000 12 4,4
15.000-20.000 13 4,8
>20.000 6 2,2
Total 270 100

33
Universitas Sumatera Utara
4.4 Karakteristik Kesesuain Pemilihan Obat dengan Indikasi Obat yang
Digunakan Responden

Berdasarkan hasil penilaian kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini,

didapatkan persentase terbanyak responden sesuai memilih obat dengan indikasi

obat tersebut. Hasil persentase dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Karakteristik Kesesuaian Pemilihan Obat dengan Indikasi Obat yang
Digunakan Responden
Responden
Kesesuaian
Jumlah %
Ya 162 60,0
Tidak 108 40,0
Total 270 100

4.5 Pengetahuan Responden tentang Penggunaan Obat Bebas dan Obat


Bebas Terbatas

Salah satu parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah pengetahuan

responden tentang penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas. Terdapat 9

pertanyaan terkait pengetahuan obat bebat dan obat bebas terbatas.

4.5.1 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden pada Pertanyaan


Pengetahuan tentang Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Distribusi frekuensi tanggapan responden pada pertanyaan tentang obat

bebas dan obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.7:

34
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi tanggapan responden pada pertanyaan pengetahuan
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas
Tanggapan responden
Benar Salah
Pertanyaan pengetahuan
Persentase Persentase
Jumlah Jumlah
(%) (%)
Definisi obat bebas 266 98,5 4 1,5
Tanda khusus obat bebas 254 94,1 16 5,9
terbatas
Tanda khusus obat bebas 255 94,4 15 5,6
Indikasi obat 13 4,8 257 95,2
Durasi obat 230 85,2 40 14,8
Penyimpanan obat 165 61,1 105 38,9
Efek samping obat 83 30,7 187 69,3
Penggunaan obat 259 95,9 11 4,1
Indikasi obat 255 94,4 15 5,6
Keterangan: Benar = Skor 1, Salah = Skor 0

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui masih terdapat beberapa pertanyaan

yang dijawab salah oleh responden. Pertanyaan yang paling banyak dijawab salah

oleh responden adalah pertanyaan nomor 4 dan 7.

Sebanyak 95,2% yang menanggapi dengan salah pertanyaan tentang

indikasi obat (P4). Hal ini dapat disimpulkan responden paling banyak menjawab

dengan salah tentang indikasi obat. Artinya, banyak responden yang belum

mengetahui tentang indikasi obat dengan benar.

Sebanyak 69,3% yang menanggapi dengan salah pertanyaan tentang efek

samping obat (P7). Hal ini dapat disimpulkan responden paling banyak menjawab

dengan salah tentang efek samping obat. Artinya, banyak responden yang belum

mengetahui tentang efek samping obat dengan benar.

4.5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Obat Bebas dan


Obat Bebas Terbatas

Berdasarkan tanggapan responden pada pertanyaan pengetahuan tentang

obat bebas dan obat bebas terbatas pada Tabel 4.7 maka pengetahuan responden

tentang obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dikategorikan pada Tabel 4.8:

35
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang obat bebas dan
obat bebas terbatas
Pengetahuan tentang obat bebas dan obat bebas Persentase
Jumlah
terbatas (%)
Baik 162 60,0
Cukup 106 39,3
Kurang 2 0,7
Total 270 100

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat disimpulkan, responden memiliki pengetahuan

dalam kategori baik sebanyak 60%.

Pengetahuan tentang obat bebas dan obat bebas terbatas merupakan hasil

dari tahu/segala informasi yang diketahui dan dipahami responden. Secara umum,

pengetahuan seseorang pada objek mempunyai 6 tingkatan yaitu: tahu (know),

memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis

(synthesis) dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo, 2010).

Ada dua sumber utama bagaimana seseorang memiliki pengetahuan, yaitu

secara Eksperiental Reality (ER) dan Agreement Reality (AR). Eskperiental Reality

(ER) adalah sumber pengetahuan yang kita dapatkan dengan cara mengalaminya

sendiri. Melalui pengalaman yang kita miliki, kita menjadi tahu akan sesuatu.

Sedangkan Agreement Reality (AR) yaitu sumber pengetahuan yang didasarkan

pada kesepakatan-kesepakatan antara diri kita pribadi dengan orang lain (informasi

yang diperoleh dari orang/media lain), misalnya dari dosen, media cetak

(buku,koran dan majalah), televisi ataupun akses internet (Prasetyo dan Lina,

2005).

Menurut peneliti, baiknya pengetahuan responden tentang obat bebas dan

obat bebas terbatas melalui pengalaman pribadi mereka yang pernah mengonsumsi

obat bebas dan obat bebas terbatas dan dapat juga melalui informasi yang mereka

peroleh dari orang/media lain seperti media cetak (buku, koran dan majalah),

36
Universitas Sumatera Utara
televisi ataupun melalui akses internet. Hal ini dapat diartikan pengetahuan

responden tentang obat bebas dan obat bebas terbatas didapat dari kombinasi

Eksperiental Reality (ER) dan Agreement Reality (AR).

4.6 Sikap Responden tentang Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas
Terbatas

Salah satu parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah sikap responden

tentang penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas. Terdapat 8 pernyataan

terkait pengetahuan obat bebat dan obat bebas terbatas.

4.6.1 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden pada Pernyataan Sikap


dalam Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Distribusi frekuensi tanggapan responden pada pernyataan sikap dalam

penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.9:

Tabel 4.9 Distribusi frekuensi tanggapan responden pada pernyataan sikap dalam
penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas
Tanggapan responden
Pernyataan sikap Ya Tidak
Jlh (%) Jlh (%)
Menggunakan obat bebas dan obat bebas
261 96,7 9 3,3
terbatas karena mudah didapatkan
Menggunakan obat bebas dan obat bebas
226 83,7 44 16,3
terbatas karena harganya murah
Menggunakan obat bebas dan obat bebas
170 63,0 100 37,0
terbatas karena lebih aman digunakan
Menggunakan obat bebas dan obat bebas
22 8,1 248 91,9
terbatas karena diberitahu oleh teman
Menggunakan obat bebas dan obat bebas
terbatas karena sudah sering 153 56,7 117 43,3
menggunakannya
Menggunakan obat bebas dan obat bebas
terbatas sesuai petunjuk yang tertera pada 250 92,6 20 7,4
kemasan
Bertanya kepada tugas terkait cara
pengobatan obat bebas dan obat bebas 174 64,4 96 35,6
terbatas
Lebih suka menggunakan obat bebas dan
obat bebas terbatas daripada obat resep 129 47,8 141 52,2
dokter

37
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui masih terdapat beberapa pernyataan

yang dijawab salah oleh responden. Pernyataan yang paling banyak dijawab salah

oleh responden adalah pertanyaan nomor 3 dan 5.

Terdapat 63% yang menanggapi pernyataan dengan positif yaitu setuju

menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas karena lebih aman digunakan

(S3). Hal ini dapat disimpulkan, kurangnya pemahaman responden tentang

penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas.

Sebanyak 56,7% yang menanggapi pernyataan dengan positif yaitu setuju

menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas karena sudah sering

menggunakannya (S5). Hal ini dapat disimpulkan, kurangnya pemahaman

responden tentang penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas.

4.6.2 Distribusi Frekuensi Sikap Responden dalam Penggunaan Obat Bebas


dan Obat Bebas Terbatas

Berdasarkan tanggapan responden pada pernyataan sikap dalam penggunaan

obat bebas dan obat bebas terbatas pada Tabel 4.9 maka sikap responden tentang

obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dikategorikan pada Tabel 4.10:

Tabel 4.10 Distribusi frekuensi sikap responden tentang obat bebas dan obat
bebas terbatas
Sikap tentang obat bebas dan obat bebas
Jumlah Persentase (%)
terbatas
Baik 149 55,2
Cukup 114 42,2
Kurang 7 2,6
Total 270 100

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat disimpulkan, responden memiliki sikap

dalam kategori baik sebanyak 55,2%.

Sikap tentang penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas merupakan

tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga

mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya yaitu: menerima (receiving),

38
Universitas Sumatera Utara
menanggapi (responding), menghargai (valuing) dan bertanggung jawab

(responsible) (Notoatmodjo, 2010).

4.7 Praktik Responden tentang Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas
Terbatas

Salah satu parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah praktik responden

tentang penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas.

4.7.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Pertanyaan Praktik


Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Distribusi frekuensi jawaban responden pada pertanyaan praktik

penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.11:

Tabel 4.11 Distribusi frekuensi jawaban responden pada pertanyaan praktik


penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas
Jawaban responden
Pertanyaan praktik Benar Ragu-ragu Salah
Jlh % Jlh % Jlh %
Durasi obat 144 53,3 110 40,7 16 5,9
Indikasi obat 106 39,3 56 20,7 108 40,0
Frekuensi obat 209 77,4 44 16,3 17 6,3
Frekuensi obat 232 85,9 30 11,1 8 3,0
Penyimpanan obat 38 14,1 224 83,0 8 3,0
Efek samping obat 13 4,8 179 66,3 78 28,9
Efek samping obat 16 5,9 187 69,3 67 24,8
Keterangan: % = Persentase jawaban responden penggunaan obat bebas dan obat
bebas terbatas; Jlh= Jumlah jawaban responden penggunaan obat
bebas dan obat bebas terbatas

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui masih terdapat satu pertanyaan

yang dijawab salah oleh responden. Dan terdapat beberapa pertanyaan yang

dijawab ragu-ragu oleh responden.

Sebanyak 40,0% responden yang menanggapi dengan salah pertanyaan

tentang indikasi penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas (P2). Artinya,

banyak responden yang belum mengetahui indikasi penggunaan obat bebas dan

obat bebas terbatas dengan benar.

39
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 83,0% responden yang menanggapi dengan ragu-ragu pertanyaan

tentang penyimpanan penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas (P5), Artinya,

banyak responden yang belum mengetahui penyimpanan penggunaan obat bebas

dan obat bebas terbatas dengan benar.

Terdapat 66,3% responden yang menanggapi dengan ragu-ragu pertanyaan

tentang efek samping penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas (P6). Artinya,

banyak responden yang belum mengetahui efek samping penggunaan obat bebas

dan obat bebas terbatas dengan benar.

Terdapat 69,3% responden yang menanggapi dengan ragu-ragu pertanyaan

tentang efek samping penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas (P7). Artinya,

banyak responden yang belum mengetahui efek samping penggunaan obat bebas

dan obat bebas terbatas dengan benar.

4.7.2 Distribusi Frekuensi Praktik Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas
Terbatas oleh Responden

Berdasarkan jawaban responden pada pertanyaan praktik penggunaan obat

bebas dan obat bebas terbatas pada Tabel 4.11 maka praktik penggunaan obat bebas

dan obat bebas terbatas dapat dikategorikan pada Tabel 4.12:

Tabel 4.12 Distribusi frekuensi praktik penggunaan obat bebas dan obat bebas
terbatas pada responden
Praktik penggunaan obat bebas dan obat bebas
Jumlah Persentase (%)
terbatas
Baik 88 32,6
Cukup 174 64,4
Kurang 8 3,0
Total 270 100
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat disimpulkan, responden memiliki praktik

penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas terbanyak dalam kategori cukup

sebanyak 64,4% responden.

40
Universitas Sumatera Utara
Praktik merupakan pelaksanaan secara nyata oleh responden dalam

penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas. Suatu sikap belum otomatis

terwujud dalam suatu praktik, untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan

nyata diperlukan fasilitas atau kondisi yang memungkinkan. Contohnya saja sikap

ibu yang positif pada imunisasi harus mendapat konfirmasi dari suaminya serta

adanya fasilitas imunisasi yang mudah dicapai (Notoatmodjo, 2010).

Menurut peneliti, cukupnya praktik penggunaan obat bebas dan obat bebas

terbatas dikarenakan kurangnya sikap responden dalam penggunaan obat bebas dan

obat bebas terbatas, didukung kurangnya pemahaman responden pada pengetahuan

tentang obat bebas dan obat bebas terbatas serta faktor-faktor lain pembentuk sikap

seperti emosional dan keyakinan.

4.8 Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, Semester, Tempat Tinggal dan
Penghasilan Orangtua dengan Pengetahuan Penggunaan Responden
Terkait Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Untuk mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, semester, tempat

tinggal dan penghasilan orangtua dengan pengetahuan penggunaan responden

terkait obat bebas dan obat bebas terbatas digunakan analisis bivariat yaitu

menggunakan uji kai kuadrat (chi square), dengan prinsip dasar membandingkan

frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan (ekspektasi). Bila nilai

frekuensi observasi dengan nilai frekuensi harapan berbeda, maka dikatakan ada

hubungan/perbedaan yang bermakna (signifikan) begitu pula sebaliknya. Atau hasil

yang diperoleh dikatakan memiliki hubungan/perbedaan yang bermakna

(signifikan) jika hasil signifikasi (p value) yang diperoleh < alpha (0,05) (Hastono,

2006).

41
Universitas Sumatera Utara
4.8.1 Hubungan Antara Usia dengan Pengetahuan Responden Tentang Obat
Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara usia dengan pengetahuan responden tentang obat bebas

dan obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.13:

Tabel 4.13 Hubungan antara usia dengan pengetahuan responden tentang obat
bebas dan obat bebas terbatas
Pengetahuan Responden
Total Signifikansi
Usia Baik Cukup Kurang
(p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
< 20 tahun 69 53,9 58 45,3 1 0,8 128 100
20 – 22 tahun 89 65,4 46 33,8 1 0,7 136 100
0,430
>22 tahun 4 66,7 2 33,3 0 0 6 100
Total 162 60 106 39,3 2 0,7 270 100

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara usia dengan pengetahuan tentang obat bebas dan obat bebas

terbatas. Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikasi (p value) yang diperoleh

(0,430), yang berarti nilai signifikansi (p value) > alpha (0,05).

4.8.2 hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Pengetahuan Responden


Tentang Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan responden tentang obat

bebas dan obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.14:

Tabel 4.14 Hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan responden


tentang obat bebas dan obat bebas terbatas
Pengetahuan Responden
Jenis Total Signifikansi
Baik Cukup Kurang
Kelamin (p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
Laki-laki 17 54,8 13 41,9 1 3,2 31 100
Perempuan 145 60,7 98 38,9 1 0,4 239 100 0,208
Total 162 60 106 39,3 2 0,7 270 100

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara jenis kelamin dengan pengetahuan tentang obat bebas dan

obat bebas terbatas. Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikasi (p value) yang

diperoleh (0,208), yang berarti nilai signifikansi (p value) > alpha (0,05).

42
Universitas Sumatera Utara
4.8.3 Hubungan Antara Semester dengan Pengetahuan Responden Tentang
Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara semester dengan pengetahuan responden tentang obat

bebas dan obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.15:

Tabel 4.15 Hubungan antara semester dengan pengetahuan responden tentang


obat bebas dan obat bebas terbatas
Pengetahuan Responden
Total Signifikansi
Semester Baik Cukup Kurang
(p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
II 45 47,9 48 51,1 1 1,1 94 100
IV 59 62,8 35 37,2 0 0 94 100
0,025
VI 58 70,7 23 28,0 1 1,2 82 100
Total 162 60 106 39,3 2 0,7 270 100

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara semester dengan pengetahuan tentang obat bebas dan obat bebas

terbatas. Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikasi (p value) yang diperoleh

(0,025), yang berarti nilai signifikansi (p value) < alpha (0,05). Hal ini berarti,

matakuliah tentang obat bebas dan obat bebas terbatas sudah sesuai dengan

pengetahuan praktis responden tentang obat bebas dan obat bebas terbatas.

4.8.4 Hubungan Antara Tempat Tinggal dengan Pengetahuan Responden


Tentang Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara tempat tinggal dengan pengetahuan responden tentang

obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.16:

Tabel 4.16 Hubungan antara tempat tinggal dengan pengetahuan responden


tentang obat bebas dan obat bebas terbatas
Pengetahuan Responden
Tempat Total Signifikansi
Baik Cukup Kurang
Tinggal (p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
Kos 124 59,6 82 39,4 2 1,0 208 100
Orangtua 38 61,3 24 38,7 0 0 62 100 0,732
Total 162 60 106 39,3 2 0,7 270 100

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara tempat tinggal dengan pengetahuan tentang obat bebas dan

43
Universitas Sumatera Utara
obat bebas terbatas. Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikasi (p value) yang

diperoleh (0,732), yang berarti nilai signifikansi (p value) > alpha (0,05).

4.8.5 Hubungan Antara Penghasilan Orangtua dengan Pengetahuan


Responden Tentang Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara penghasilan orangtua dengan pengetahuan responden

tentang obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.17:

Tabel 4.17 Hubungan antara penghasilan orangtua dengan pengetahuan


responden tentang obat bebas dan obat bebas terbatas
Pengetahuan Responden
Penghasilan Total Signifikansi
Baik Cukup Kurang
Orangtua (p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
<3 Juta 67 56,3 50 42,0 2 1,7 119 100
3-5 Juta 54 59,3 37 40,7 0 0 91 100
5-7,5 Juta 29 67,4 14 32,6 0 0 43 100
0,781
7,5-10 Juta 4 66,7 2 33,3 0 0 6 100
>10 Juta 8 72,7 3 27,3 0 0 11 100
Total 162 60 106 39,3 2 0,7 270 100

Berdasarkan Tabel 4.17 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara penghasilan orangtua dengan pengetahuan tentang obat

bebas dan obat bebas terbatas. Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikasi (p

value) yang diperoleh (0,781), yang berarti nilai signifikansi (p value) > alpha

(0,05).

4.9 Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, Semester, Tempat Tinggal dan
Penghasilan Orangtua dengan Sikap Responden Terkait Obat Bebas
dan Obat Bebas Terbatas

Untuk mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, semester, tempat

tinggal dan penghasilan orangtua dengan sikap penggunaan responden terkait obat

bebas dan obat bebas terbatas digunakan analisis bivariat yaitu menggunakan uji

kai kuadrat (chi square), dengan prinsip dasar membandingkan frekuensi yang

terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan (ekspektasi). Bila nilai frekuensi

44
Universitas Sumatera Utara
observasi dengan nilai frekuensi harapan berbeda, maka dikatakan ada

hubungan/perbedaan yang bermakna (signifikan) begitu pula sebaliknya. Atau hasil

yang diperoleh dikatakan memiliki hubungan/perbedaan yang bermakna

(signifikan) jika hasil signifikasi (p value) yang diperoleh < alpha (0,05) (Hastono,

2006).

4.9.1 hubungan Antara Usia dengan Sikap Responden Tentang Obat Bebas
dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara usia dengan sikap responden tentang obat bebas dan obat

bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.18:

Tabel 4.18 Hubungan antara usia dengan sikap responden tentang obat bebas dan
obat bebas terbatas
Sikap Responden
Total Signifikansi
Usia Baik Cukup Kurang
(p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
< 20 tahun 78 60,9 46 35,9 4 3,1 128 100
20 – 22
68 50,0 65 47,8 3 2,2 136 100
tahun 0,390
>22 tahun 3 50,0 3 50,0 0 0 6 100
Total 149 55,2 114 42,2 7 2,6 270 100

Berdasarkan Tabel 4.18 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara usia dengan sikap. Hasil uji statistik menunjukkan nilai

signifikasi (p value) yang diperoleh (0,390), yang berarti nilai signifikansi (p value)

> alpha (0,05).

4.9.2 Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Sikap Responden Tentang


Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara jenis kelamin dengan sikap responden tentang obat bebas

dan obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.19:

45
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19 Hubungan antara jenis kelamin dengan sikap responden tentang obat
bebas dan obat bebas terbatas
Sikap Responden
Jenis Total Signifikansi
Baik Cukup Kurang
Kelamin (p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
Laki-laki 17 54,8 14 45,2 0 0 31 100
Perempu
132 55,2 100 41,8 7 2,9 239 100 0,613
an
Total 149 55,2 114 42,2 7 2,6 270 100

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara jenis kelamin dengan sikap. Hasil uji statistik menunjukkan

nilai signifikasi (p value) yang diperoleh (0,613), yang berarti nilai signifikansi (p

value) > alpha (0,05).

4.9.3 Hubungan Antara Semester dengan Sikap Responden Tentang Obat


Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara semester dengan sikap responden tentang obat bebas dan

obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.20:

Tabel 4.20 Hubungan antara semester dengan sikap responden tentang obat bebas
dan obat bebas terbatas
Sikap Responden
Total Signifikansi
Semester Baik Cukup Kurang
(p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
II 53 56,4 36 38,3 5 5,3 94 100
IV 59 62,8 34 36,2 1 1,1 94 100
0,035
VI 37 45,1 44 53,7 1 1,2 82 100
Total 149 55,2 114 42,2 7 2,6 270 100

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara semester dengan sikap. Hasil uji statistik menunjukkan nilai

signifikasi (p value) yang diperoleh (0,035), yang berarti nilai signifikansi (p value)

< alpha (0,035). Hal ini berarti, matakuliah tentang obat bebas dan obat bebas

terbatas sudah sesuai dengan praktik praktis responden tentang obat bebas dan obat

bebas terbatas.

46
Universitas Sumatera Utara
4.9.4 Hubungan Antara Tempat Tinggal dengan Sikap Responden Tentang
Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara tempat tinggal dengan sikap responden tentang obat bebas

dan obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.21:

Tabel 4.21 Hubungan antara tempat tinggal dengan sikap responden tentang obat
bebas dan obat bebas terbatas
Sikap Responden
Tempat Total Signifikansi
Baik Cukup Kurang
Tinggal (p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
Kos 108 51,9 94 45,2 6 2,9 208 100
Orangtua 41 66,1 20 32,3 1 1,6 62 100 0, 140
Total 149 55,2 114 42,2 7 2,6 270 100

Berdasarkan Tabel 4.21 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara tempat tinggal dengan sikap. Hasil uji statistik menunjukkan

nilai signifikasi (p value) yang diperoleh (0,140), yang berarti nilai signifikansi (p

value) > alpha (0,05).

4.9.5 Hubungan Antara Penghasilan Orangtua dengan Sikap Responden


Tentang Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara penghasilan orangtua dengan sikap responden tentang

obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.22:

Tabel 4.22 Hubungan antara penghasilan orangtua dengan sikap responden


tentang obat bebas dan obat bebas terbatas
Sikap Responden
Penghasilan Total Signifikansi
Baik Cukup Kurang
Orangtua (p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
<3 juta 64 53,8 52 43,7 3 2,5 119 100
3-5 juta 53 58,2 36 39,6 2 2,2 91 100
5-7,5 juta 24 55,8 18 41,9 1 2,3 43 100
0,876
7,5-10 juta 4 66,7 2 33,3 0 0 6 100
>10 juta 4 36,4 6 54,5 1 9,1 11 100
Total 149 55,2 114 42,2 7 2,6 270 100

Berdasarkan Tabel 4.22 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara penghasilan orangtua dengan sikap. Hasil uji statistik

47
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan nilai signifikasi (p value) yang diperoleh (0,876), yang berarti nilai

signifikansi (p value) > alpha (0,05).

4.10 Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, Semester, Tempat Tinggal dan
Penghasilan Orangtua dengan Praktik Penggunaan Responden Terkait
Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Untuk mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, semester, tempat

tinggal dan penghasilan orangtua dengan praktik penggunaan responden terkait

obat bebas dan obat bebas terbatas digunakan analisis bivariat yaitu menggunakan

uji kai kuadrat (chi square), dengan prinsip dasar membandingkan frekuensi yang

terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan (ekspektasi). Bila nilai frekuensi

observasi dengan nilai frekuensi harapan berbeda, maka dikatakan ada

hubungan/perbedaan yang bermakna (signifikan) begitu pula sebaliknya. Atau hasil

yang diperoleh dikatakan memiliki hubungan/perbedaan yang bermakna

(signifikan) jika hasil signifikasi (p value) yang diperoleh < alpha (0,05) (Hastono,

2006).

4.10.1 Hubungan Antara Usia dengan Praktik Penggunaan Responden


Tentang Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara usia dengan praktik responden tentang obat bebas dan obat

bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.23:

Tabel 4.23 Hubungan antara usia dengan praktik responden tentang obat bebas
dan obat bebas terbatas
Praktik Responden
Total Signifikansi
Usia Baik Cukup Kurang
(p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
< 20 tahun 39 30,5 83 64,8 6 4,7 128 100
20 – 22 tahun 47 34,6 87 64,0 2 1,5 136 100
0,585
>22 tahun 2 33,3 4 66,7 0 0 6 100
Total 88 32,6 174 64,4 8 3,0 270 100

48
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.23 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara usia dengan praktik tentang obat bebas dan obat bebas

terbatas. Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikasi (p value) yang diperoleh

(0,585), yang berarti nilai signifikansi (p value) > alpha (0,05).

4.10.2 Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Praktik Penggunaan


Responden Tentang Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara jenis kelamin dengan praktik responden tentang obat

bebas dan obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.24:

Tabel 4.24 Hubungan antara jenis kelamin dengan praktik responden tentang obat
bebas dan obat bebas terbatas
Praktik Responden
Total Signifikansi
Jenis Kelamin Baik Cukup Kurang
(p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
Laki-laki 5 16,1 25 80,6 1 3,2 31 100
Perempuan 83 34,7 149 62,3 7 2,9 239 100 0,114
Total 88 32,6 174 64,4 8 3,0 270 100

Berdasarkan Tabel 4.24 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara jenis kelamin dengan praktik tentang obat bebas dan obat

bebas terbatas. Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikasi (p value) yang

diperoleh (0,114), yang berarti nilai signifikansi (p value) > alpha (0,05).

4.10.3 Hubungan Antara Semester dengan Praktik Penggunaan Responden


Tentang Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara semester dengan praktik responden tentang obat bebas dan

obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.25:

Tabel 4.25 Hubungan antara semester dengan praktik responden tentang obat
bebas dan obat bebas terbatas
Praktik Responden
Total Signifikansi
Semester Baik Cukup Kurang
(p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
II 28 29,8 62 66,0 4 4,3 94 100
IV 29 30,9 64 68,1 1 1,1 94 100
0,481
VI 31 37,8 48 58,5 3 3,7 82 100
Total 88 32,6 174 64,4 8 3,0 270 100

49
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.25 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara usia dengan praktik tentang obat bebas dan obat bebas

terbatas. Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikasi (p value) yang diperoleh

(0,481), yang berarti nilai signifikansi (p value) > alpha (0,05). Hal ini berarti,

matakuliah pada tiap semester belum sesuai dengan praktik responden tentang obat

bebas dan obat bebas terbatas.

4.10.4 Hubungan Antara Tempat Tinggal dengan Praktik Penggunaan


Responden Tentang Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara tempat tinggal dengan praktik responden tentang obat

bebas dan obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.26:

Tabel 4.26 Hubungan antara tempat tinggal dengan praktik responden tentang
obat bebas dan obat bebas terbatas
Praktik Responden
Total Signifikansi
Tempat Tinggal Baik Cukup Kurang
(p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
Kos 70 33,7 133 63,9 5 2,4 208 100
Orangtua 18 29,0 41 66,1 3 4,8 62 100 0,521
Total 88 32,6 174 64,4 8 3,0 270 100

Berdasarkan Tabel 4.26 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara semester dengan praktik tentang obat bebas dan obat bebas

terbatas. Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikasi (p value) yang diperoleh

(0,521), yang berarti nilai signifikansi (p value) > alpha (0,05).

4.10.5 Hubungan Antara Penghasilan Orangtua dengan Praktik Penggunaan


Responden Tentang Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas

Hubungan antara penghasilan orangtua dengan praktik responden tentang

obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dilihat pada Tabel 4.27:

50
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.27 Hubungan antara penghasilan orangtua dengan praktik responden
tentang obat bebas dan obat bebas terbatas
Praktik Responden
Penghasilan Total Signifikansi
Baik Cukup Kurang
Orangtua (p value)
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
<3 Juta 38 31,9 77 64,7 4 3,4 119 100
3-5 Juta 31 34,1 58 63,7 2 2,2 91 100
5-7,5 Juta 13 30,2 29 67,4 1 2,3 43 100
0,653
7,5-10 Juta 4 66,7 2 33,3 0 0 6 100
>10 Juta 2 18,2 8 72,7 1 9,1 11 100
Total 88 32,6 174 64,4 8 3,0 270 100

Berdasarkan Tabel 4.27 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara penghasilan orangtua dengan praktik tentang obat bebas dan

obat bebas terbatas. Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikasi (p value) yang

diperoleh (0,653), yang berarti nilai signifikansi (p value) > alpha (0,05).

51
Universitas Sumatera Utara
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pengetahuan mahasiswa program studi S1 Farmasi Institut Kesehatan

Helvetia tentang obat bebas dan obat bebas terbatas adalah baik.

2. Sikap mahasiswa program studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia

tentang obat bebas dan obat bebas terbatas adalah baik.

3. Praktik mahasiswa program studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia

tentang obat bebas dan obat bebas terbatas adalah cukup.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara semester dengan pengetahuan

dan sikap mahasiswa program studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia.

5.2 Saran

1. Bagi peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian tentang penggunaan

obat bebas dan obat bebas terbatas selain mahasiswa program studi S1

Farmasi Institut Kesehatan Helvetia.

2. Bagi perguruan tinggi dapat melakukan peninjauan ulang pada kurikulum

agar matakuliah tentang obat bebas dan obat bebas terbatas dijadikan

matakuliah wajib untuk semua angkatan, mengingat penggunaan obat bebas

dan obat bebas terbatas merupakan kebutuhan dan semua orang

menggunakannya.

3. Bagi mahasiswa sebaiknya mencari lebih banyak lagi informasi tentang obat

bebas dan obat bebas terbatas melalui berbagai media yang ada serta

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

52
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

Aini, N.H. 2017. Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di


Tiga Apotek Kota Panyabungan. Jurnal Sains Farmasi & Klinis. 3(2): 186-
192.
Atmoko, W., Kurniawati, I. 2009. Swamedikasi: Sebuah Respon Realistik Perilaku
Konsumen Di Masa Krisis Tahun 2003. Majalah Bisnis dan
Kewirausahaan. 30(2): 30 – 35.
BPOM. 2002. Keputusan Kepala BPOM No. HK.00.05.3.00914 tentang
Pemasukan Obat Jalur Khusus. Jakarta: BPOM. Halaman 1-14.
Depkes RI. 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas.
Jakarta: Departeman Kesehatan RI. Halaman 12-22.
Depkes RI. 2008. Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan
Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Halaman 9-10, 85 – 90.
Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press. Halaman 12,55-57.
Hastono, S.P. 2006. Basic Data Analysis for Health Training. Jakarta: UI Press.
Halaman 1-2,6, 49-50, 56, 61-62,70-71,90,108-109.
Herawati, D. 2012. Pengaruh Edukasi terhadap Tingkat Pengetahuan dan
Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Pengunjung di Dua Apotek
Kecamatan Simanggis, Depok. Depok: Departemen Farmasi, Universitas
Indonesia. 1(1): 61-62.
Hidayat, A.A.A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika. Halaman 56.
Kepmenkes RI. 1994. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
386/MENKES/SK/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat
Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga dan Makanan-Minuman. Jakarta: Menteri Kesehatan RI. Halaman
1-26.
Kepmenkes RI. 1990. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
347/MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotek. Jakarta: Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 1-11.
Kepmenkes RI. 1993. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
919/MENKES/PER/X/1993 tentang Kriterioa Obat yang Dapat Diserahkan
Tanpa Resep. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 1-
3.
Kepmenkes RI. 1993. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
924/MENKES/PER/X/1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotik No. 2.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 1-4.
Kepmenkes RI. 1993. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
925/MENKES/PER/X/1993 tentang Daftar Perubahan Golongan Obat No.
1. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 1-4.
Kepmenkes RI. 1999. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotik No. 3. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 1-8.
Keputusan Gubernur Sumatera Utara. 2018. Penetapan Upah Minimum Kota
Medan Tahun 2019. Medan: Gubernur Sumatera Utara. Halaman 1-3.

53
Universitas Sumatera Utara
Lofholm, P.W., Katzung, B.G. 1997. Peresepan Rasional dan Penulisan Resep.
Dalam: Katzung, B.G (Editor). Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi
Keenam. Penerjemah: Staf Dosen Farmakologi FK Universitas Sriwijaya.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Halaman 10 -15.
Muliyawan, D., Suriana, N. 2013. A-Z tentang Kosmetik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia. Halaman 118-119.
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan. Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta. Halaman 50-59.
Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Halaman 37-38, 125, 168.
Permenkes RI. 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi. Jakarta:
Menteri Kesehatan RI. Halaman 1-16.
Permenkes RI. 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
919/MENKES/PER/X/1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan
tanpa Resep. Jakarta: Menteri Kesehatan RI. Halaman 1-3.
Prasetyo, B., Lina, M.J. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Halaman 168.
Sedarmayanti., Syarifuddin H. 2011. Metode Penelitian. Bandung: Mandar Maju.
Halaman 143.
Sinulingga, S. 1997. Metode Penelitian. Edisi Pertama. Medan: USU Press.
Halaman 194, 206-207.
Tan, H. T., Rahardja, K. R. 2002. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan
Efek Sampingnya. Edisi Keenam. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Halaman 262-265.
World Health Organization. 2015. Role of community pharmacist in patiens’
selfcare and selfmedication. Integrated Pharmacy Research and Practice.
15(4): 57-65.

54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Surat Keterangan Kelayakan Etik

55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Surat Persetujuan Komisi Etik

56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian

57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Surat Balasan Izin Penelitian Institut Kesehatan Helvetia

58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian Institut Kesehatan Helvetia

59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Persetujuan Responden

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk ikut
berpartisipasi dalam mengumpulkan data yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara yang bernama Daimah W S Harahap, NIM
151501221 dengan penelitian yang berjudul “Pengetahuan, Sikap dan Praktik
tentang Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas Terhadap Mahasiswa
Tingkat Sarjana Farmasi”. Saya menyatakan bahwa informasi yang saya berikan ini
benar dengan tujuan agar informasi tersebut dapat bermanfaat bagi peningkatan
ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

Medan, April 2019

Responden

( )

60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Kuesioner penelitian

NO:

Kuesioner Penelitian

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK TENTANG PENGGUNAAN OBAT


BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS TERHADAP MAHASISWA
TINGKAT SARJANA FARMASI

Petunjuk:

I. Identitas Pribadi
(Isi identitas pribadi anda sesuai data yang ada, apabila ada pilihan
beri tanda centang { } )

▪ Tanggal Pengisian :
▪ Nama :
▪ Usia :
▪ Jenis Kelamin :
▪ Semester :
▪ Tempat tinggal :
 Kos
 Bersama orang tua
▪ Penghasilan Orang Tua :
 < Rp 3.000.000
 Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000
 Rp 5.000.000 – Rp 7.500.000
 Rp 7.500.000 – Rp 10.000.000
 > Rp 10.000.000

61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (lanjutan)

II. Pengetahuan Mahasiswa Tentang Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas
(Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar selanjutnya tandailah
(X) pada jawaban yang dipilih)

1. Obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter
disebut
a. Obat bebas
b. Obat bebas terbatas
c. Obat keras / psikotropika
d. Obat narkotika

2. Obat yang diberi tanda khusus pada kemasan dan etiket lingkaran biru
dengan garis tepi berwarna hitam dan disertai tanda peringatan
adalah
a. Obat bebas
b. Obat bebas terbatas
c. Obat keras / psikotropika
d. Obat narkotika

3. Obat yang diberi tanda khusus pada kemasan dan etiket lingkaran hijau
dengan garis tepi berwarna hitam adalah
a. Obat bebas
b. Obat bebas terbatas
c. Obat keras / psikotropika
d. Obat narkotika

62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (lanjutan)

4. Seorang ibu menderita batuk kering, obat manakah yang tepat


digunakan ibu tersebut jika tidak sempat pergi ke dokter?
a. Obat Batuk Hitam (OBH)
b. Difehidramin HCl
c. Bromheksin
d. Gliseril Guaiakolat
5. Manakah obat yang dibawah ini yang diberhentikan pemakaiannya
jika tidak sakit lagi?
a. Metformin
b. Ciprofloxacin
c. Paracetamol
d. Kaptopril

6. Cara penyimpanan obat suppositoria yang benar adalah


a. Simpan obat pada suhu kamar
b. Simpan obat dalam wadah berwarna gelap
c. Simpan obat di tempat yang sejuk pada suhu 5-15oC
d. Simpan obat di freezer pada suhu < 2 oC

7. Yang di bawah ini adalah efek samping dari meminum obat CTM
ialah, kecuali
a. Mengantuk
b. Nyeri
c. Mual dan sakit kepala
d. Ruam-ruam pada kulit

63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (lanjutan)

8. Di bawah ini obat yang dikonsumsi 30 menit – 1 jam sebelum makan


adalah
a. Antasida
b. Paracetamol
c. Ibuprofen
d. Bromheksin

9. Seorang bapak menderita diare, obat manakah yang tepat digunakan


bapak tersebut?
a. Paracetamol
b. Ketoconazole
c. Oralit
d. Gliseril Guaiakolat

64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (lanjutan)

III. Sikap Mahasiswa Tentang Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas
(Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar selanjutnya tandailah
( ) pada kolom jawaban yang dipilih)

No Pernyataan Ya Tidak
Saya menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas
1
karena mudah didapatkan
Saya menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas
2
karena harganya murah
Saya menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas
3
karena lebih aman digunakan
Saya menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas
4
karena diberitahu oleh teman saya
Saya menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas
5
karena saya sudah sering menggunakannya
Saya menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas
6
sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan
Saya bertanya kepada petugas terkait cara pengobatan
7
obat bebas dan obat bebas terbatas
Saya lebih suka menggunakan obat bebas dan obat
8
bebas terbatas daripada obat resep dokter

IV. Praktik Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas


(Isilah jawaban pada titik-titik dibawah ini)

1. Apakah anda pernah menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas?
a. Ya
b. Tidak

65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (lanjutan)

2. Obat bebas dan obat bebas terbatas apa yang pernah anda gunakan?
(boleh sebut merek)
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

3. Dimanakah anda membeli obat bebas dan obat bebas terbatas tersebut?
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

4. Berapa harga obat bebas dan obat bebas terbatas tersebut?


Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

5. Berapa lama anda menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas
tersebut?
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

6. Anda menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas tersebut untuk
mengatasi keluhan/ gejala penyakit?
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (lanjutan)

7. Anda menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas tersebut berapa
kali sehari?
Jawab:
…………………………………………………………………………
………………………………………………..........................................

8. Berapa tablet/kapsul/sendok yang anda gunakan untuk sekali pemakaian


obat bebas dan obat bebas terbatas tersebut?
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

9. Dimana anda menyimpan obat bebas dan obat bebas terbatas tersebut?
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

10. Efek samping apa yang anda rasakan ketika mengkonsumsi obat bebas
dan obat bebas terbatas tersebut?
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

11. Ketika mengalami efek samping tersebut, tindakan apa yang anda
lakukan?
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)

69
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai