Anda di halaman 1dari 2

Kasus Harga diri rendah

Ny. S berusia 55 Tahun dan beragama islam. Seorang perempuan berstatus menikah dan
seorang ibu rumah tangga, dengan tingkat pendidikan sekolah menengah pertama. Penanggung
jawab dari Ny. S adalah anak pasien berinisial Ny. A.
Ny. S mengatakan malu karena mempunyai tahi lalat dihidung yang tiba-tiba muncul dan
membesar, sehingga tidak mau keluar rumah dan berkomunikasi dengan orang lain. Ny. S
mengatakan dirinya tidak berguna dan bingung pada dirinya sendiri. Ny. A mengatakan pernah
membawa Ny. S ke puskesmas 8 bulan yang lalu dan dirawat selama 3 hari, karena mengalami
perubahan tingkah laku, sedih, sering menyendiri, tiba-tiba menangis, senyum-senyum sendiri
dan gelisah.

Diagnosa yang muncul pada kasus tersebut


1. Gangguan citra tubuh
2. Kesiapan meningkatkan konsep diri
3. Harga diri rendah
4. Ketidakefektifan peforma peran
5. Gangguan identitas pribadi

STRATEGI PELAKSANAAN

1. SP-1 Pasien: Harga Diri Rendah Pertemuan Ke-1:

Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien menilai
kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien
memilih/menetapkan  kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih
dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.

2. SP-2 Pasien: Harga Diri Rendah Pertemuan Ke-2:

Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan  kemampuan  pasien.


3. SP-3 Keluarga: Harga Diri Rendah Pertemuan Ke-1:

Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah, menjelaskan
tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah,
dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat.

4. SP-4 Keluarga: Harga Diri Rendah Pertemuan Ke-2:

Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah harga diri rendah
langsung kepada pasien

Anda mungkin juga menyukai