Anda di halaman 1dari 2

ASKEP KLIEN DEPRESI

Asuhan Keperawatan Klien Depresi

a. Pengkajian

Pengkajian kasus depresi pada lansia dapat digunakan beberapa instrumen :

1. Skala Depresi Geriatrik ( SDG )

2. Skala Depresi Rentang- Mandiri Zung ( lampiran 3 & 4 )

Skala ini bukan satu satunya metode yang digunakan untuk mendiagnosa adanya
Depresi pada lansia , sebab pertimbangan medis tetap diutamakan:

Kriteria Diagnostik untuk Episode Depresi.

1. Alam perasaan Depresi

2. Kehilangan minat atau kesenagan

3. BB menurun atau bertambah

4. Insomnia / Hipersomnia

5. Agitasi atau retardasi psikomotor

6. Keletihan atau kehilangan energi

7. Perasaan tidak berharga

8. Gangguan konsentrasi

9. Pikiran tentang kematian atau bunuh diri

a. Diagnosa Keperawatan :

1. Gangguan Konsep Diri harga diri rendah berhubungan dengan


ketidakberdayaan

2. Gangguan Interaksi sosial :Menarik Diri b/d Harga Diri Rendah

b. Intervensi Keperawatan

1. Pasien mampu membina Hubungan Terapeutik

Kenalkan diri pada pasien


Lakukan pendekatan yang hangat, menerima pasien apa adanya
Empati
Mawas diri terhadap reaksi diri perawat sendiri
Bina hubungan yang suportif
Beri waktu pasien untuk berespon

2. Pasien mampu mengenali dan mengekspresikan emosinya

Tunjukkan respon emosional dan menerima pasien


Gunakan tehnik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi, klarifikasi
Bantu pasien mengidentifikasi area situasi kehidupannya yg tidak mampu
dikontrol
Dorong pasien menyatakan perasannya yang berhubungan dengan
ketidakmampuan

3. Pasien mampu memodifikasi pola kognitif yang negatif

Diskusokan tentang masalah klien dan anjurkan klien untuk menyimpulkan


Identifikasi pemikiran negatif dan bantu untuk menurunkannya melalui
interupsi dan substitusi
Bantu pasien meningkatkan pemikiran yang positif
Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat pasien
Identifikasi persepsi pasien yang tidak tepat, penyimpangan dan pendapat
yang tidak rasional
Kurangi penilaian negatif pasien pada dirinya
Bantu pasien menyadari nilai yang dimiliki , perilaku serta perubahan yang
terjadi.

4. Bantu pasien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan


dengan perawatannya sendiri

Libatkan pasien terhadap tujuan perawatan yang akan dicapai


Motivasi pasien untuk membuat jadwal aktifitas perawatan dirinya
Berikan reinforcment terhadap keputusan yang dibuat

5. Pasien termotivasi untuk mencapai tujuan yang realistik

Bantu pasien menetapkan tujuan yang realistik( fokus pada kegiatan pada
saat ini bukan yang lalu )
Bantu pasien mengidentifikasi area situasi yang dapat dikontrol
Dorong pasien berpartisipasi dalam rencana yang telah dibuat

6. Melibatkan sistem pendukung yang tersedia ( keluarga,tenaga kesehatan )

Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam mebantu pasien dalam


menurunkan pasien tidak berdaya .

Anda mungkin juga menyukai