DAN
PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA
Dosen Pembimbing : Sri Endriyani, S.kep, Ns, M.kep
DISUSUN OLEH
ARIF HIDAYAT
PO7120414006
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI D-IV KEPERAWATAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Tujuan
1. Untuk mengetahaui apa itu pengertian, cara, terapi suportif, syarat, indikasi,
kontra indikasi, komponen dan jenis psikoterpi suportif, ?
2. Untuk mengetahui promosi (pendidikan) kesehatan jiwa
BAB II
Pembahasan
I.
Pengertian
Psikoterapi adalah cara-cara atau pendekatan yang menggunakan teknik-teknik
psikologik untuk menghadapi gangguan mental. Psikoterapi dilakukan oleh seorang yang
terlatih dalam hubungan profesional secara sukarela, dengan maksud hendak
menghilangkan, mengubah, atau menghambat gejala-gejala yang ada, mengoreksi
perilaku yang terganggu dan mengembangkan pertunbuhan kepribadian secara positif.
II.
III.
Cara - Cara
Psikoterapi Suportif (atau supresif, atau non-spesifik)
Psikoterapi suportif adalah suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai
tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah
yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap
gangguan psikisnya. Untuk mengembalikan keadaan jiwa yang rapuh ataupun
mengalami gangguan ke arah keseimbangan, yang terutama dilakukan adalah
menekan ataupun mengontrol gejala-gejala yang terjadi dan untuk menstabilkan
pasien ke dalam suasana yang aman dan terlindungi untuk melawan ataupun
menghadapi tekanan yang mungkin saja berat naik yang datang dari luar maupun
dari dalam dirinya.
Psikoterapi suportif (juga disebut psikoterapi berorientasi hubungan)
menawarkan dukungan kepada pasien oleh seorang tokoh yang berkuasa selama
periode penyakit, kekacauan atau dekompensasi sementara. Pendekatan ini juga
memiliki tujuan untuk memulihkan dan memperkuat pertahanan pasien dan
mengintegrasikan kapasitas yang telah terganggu. Cara ini memberikan suatu
periode penerimaan dan ketergantungan bagi pasien yang membutuhkan bantuan
untuk menghadapi rasa bersalah, malu dan kecemasan dan dalam menghadapi
frustasi atau tekanan eksternal yang mungkin terlalu kuat untuk dihadapi.
Terapi Suportif
Terapi suportif menggunakan sejumlah metoda, baik sendiri-sendiri atau
konbinasi, termasuk :
membantu
mengembangkan
contohnya, hobi)
sublimasi
yang
menyenangkan
(sebagai
IV.
V.
Tujuan
Tujuan psikoterapi suportif ialah:
a.
Memperkuat daya tahan mental yang ada.
b.
c.
d.
e.
f.
f.
g.
h.
Indikasi
Indikasi psikoterapi suportif :
Secara umum psikoterapi suportif diindikasikan pada pada pasien yang
mempunyai pertahanan ego yang kurang.
Secara garis besar terapi ini diindikasikan terhadap :
a.
Seseorang yang dalam keadaan kritis dan kacau serta tidak mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah, yang menghasilkan
kecemasan berat dan kebingungan (pasien yang mengalami kesedihan
yang berat, kesakitan, perceraian, atau kehilangan pekerjaan ataupun
mereka yang pernah menjadi korban kejahatan, penganiayaan, bencana
alam, ataupun kecelakaan).
b.
Pasien dengan penyakit yang berat dan kronik disertai dengan kerapuhan
ataupun kelemahan fungsi ego (pasien psikosis yang laten, gangguan
impuls, gangguan kepribadian berat).
c.
d.
Pasien
dengan
toleransi
kecemasan
yang
rendah
dan
kesulitan
mengendalikan frustasi.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
VI.
Syarat
Syarat pemberian psikoterapi suportif :
a.
b.
c.
VII.
Komponen
Komponen psikoterapi suportif antara lain ialah sebagai berikut:
a.
Ventilasi atau psiko katarsis
b.
c.
Sugesti
Sugesti ialah secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada
pasien atau membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejala-gejala
akan hilang. Dokter sendiri harus mempunyai sikap yang meyakinkan
serta menunjukkan empati. Pasien percaya pada dokter sehingga kritiknya
berkurang dan emosinya terpengaruh serta perhatiannya menjadi sempit.
Bila tidak terdapat gangguan kepribadian yang mendalam, maka sugesti
akan efektif, umpamanya pada reaksi konversi yang baru dan dengan
konflik yang dangkal atau pada neurosa cemas sesudah kecelakaan.
Sugesti dengan aliran listrik (faradisasi) atau dengan masasi kadangkadang juga menolong, tetapi perbaikan itu cenderung untuk tidak menjadi
tetap, karena pasien menganggap pengobatan itu datang dari luar dirinya.
Jadi sugesti harus diikuti dengan reeduksi. Anak-anak dan orang dengan
inteligensi yang sedikit kurang serta pasien yang berkepribadian tak
matang atau histerik lebih mudah disugesti. Jangan memaksa-maksa
pasien dan jangan memberikan kesan bahwa dokter menganggap ia
membesar-besarkan gejalanya. Jangan menganggu rasa harga diri pasien.
d.
Pasien harus percaya bahwa gejala-gejalanya akan hilang dan bahwa tidak
terdapat kerusakan organik sebagai penyebab gejala-gejala itu. Ia harus
diyakinkan bahwa bila gejala-gejala itu hilang, hal itu terjadi karena ia
sendiri mengenal maksud gejala-gejala itu dan bahwa timbulnya gejala itu
tidak logis.
Sikap terapis, meyakinkan dengan tegas bahwa gejala pasien akan hilang.
Topik pembicaraan, gejala-gejala bukan karena kerusakan organik/fisik
dan timbulnya gejala-gejala tersebut adalah tidak logis.
Penjaminan kembali (reassurance)
e.
f.
g.
h.
j.
k.
IX.
Jenis-jenis psikoterapi
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka psikoterapi dibagi atas:
1. Psikoterapi suportif
Yang memiliki tujuan untuk mendukung fungsi-fungsi ego, atau memperkuat mekanisme
defensi yang ada, memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan
lebih baik, dan perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif. Adapun beberapa
jenis psikoterapi suportif, adalah :
-
persuasi
penerangan yang masuk akal tentang timbulnya gejala-gejala serta baik-baiknya atau
fungsinya gejala-gejala itu. Kritik diri sendiri oleh pasien penting untuk dilakukan
terapi kerja
berupa memberi kesibukan pada pasien atau latihan kerja tertentu agar ia terampil
dalam hal itu dan berguna baginya untuk mencari nafkah kelak
hipnosa
hanya dapat mempercepat pengaruh psikoterapi. Dalam hipnosa dapat dilakukan
analisa konflik-konflik dan sintesa, atau sintesa dilanjutkan sesudah pasien sadar
kembali
sugesti
secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran taau membangkitkan
kepercayaan pada pasien bahwa gejala-gejala akan hilang. Dokter sendiri harus
mempunyai sikap yang meyakinkan dan otoritas professional serta menunjukan
empati. Sugesti akan efektif bila tidak terdapat gangguan kepribadian yang mendalam
bimbingan
memberi nasehat yang praktis dan khusus yang berhubungan dengan masalah
kesehatan (jiwa) pasien agar dia lebih sanggup mengatasinya, umpamanya cara
mengadakan hubungan antar manusia.
narkoterapi
secara intravena disuntikan suatu hipnotik dengan efek yang pendek (penthothal atau
amital natrium). Dalam keadaan setengah tidur pasien diwawancara, konflik
dianalisa, lalu disintesa.
2. Psikoterapi reedukatif
Tujuannya adalah mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan tertentu dan
membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan. Cara atau pendekatan yang dapat dilakukan,
adalah :
-
3. psikoterapi rekonstruktif
memiliki tujuan untuk dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha
untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang. Cara-cara psikoterapi
rekonstruktif adalah:
-
psikoanalisis freud
psikoanalisa non Freudian
psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa
asosiasi bebas
membiarkan
pasien
menceritakan
keseluruhan
pengalamannya,
baik
yang
mengandung symptoms maupun tidak. Cerita yang dikemukakan tidak harus runtut,
beraturan, logis, ataupun penuh makna.
-
analisa mimpi
mimpi adalah jalan menuju alam bawah sadar, ia merupakan keinginan tahu
ketakutan bawah sadar dalam bentuk yang disangkal. Mimpi juga merupakan bentuk,
isi, dan kegiatan paling primitive dari jiwa seseorang. Dengan mengungkapkan isi
manifest dari suatu mimpi dan kemudian mengasosiasi bebaskan isi mipi, ahli analisis
dank lien berupaya untuk mengungkapkan makna bawah sadarnya.
Hipnoanalisis
Dengan cara menghilangkan ingatan-ingatan pasien yang mengandung symptomsymptom, kemudian psikiater memberkan ingatan baru berupa sugesti-sugesti yang
dapat memulihkan kesehatan pasien
berfungi untuk memelihara kestabilan keluarga karena sifat seorang pasien yang
cenderung menyimpang tidak terlepas dari peran keluarganya. Dimana terdiri dari
para anggota satu keluarga.
X.
terapi main
terapi seni
Pendidikan Kesehatan Jiwa
Menurut
Notoatmodjo
(2003),
bahwa
pendidikan
dapat
dalam
memotivasi
untuk
sikap
berperan
serta
dalam
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya .
Federasi Kesehatan Mental Dunia (World Federation for Mental Health)
Merumuskan pengertian kesehatan mental sebagai berikut: (1) kesehatan mental sebagai
kondisi yang memungkinkan adanya perkembangan yang optimal baik secara fisik, intelektual
dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang lain; (2) sebuah masyarakat yang
baik adalah masyarakat yang membolehkan perkembangan ini pada anggota masyarakatnya
selain pada saat yang sama menjamin dirinya berkembang dan toleran terhadap masyarakat yang
lain. Dalam konteks Federasi Kesehatan Mental Dunia ini jelas bahwa kesehatan mental itu tidak
cukup dalam pandangan individual belaka tetapi sekaligus mendapatkan dukungan dari
masyarakatnya untuk berkembang secara optimal (Yusuf, 2009)
B. Kriteria Sehat Jiwa
Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya (yaitu dapat berempati dan
tidak secara apriori bersikap negatif terhadap diri sendiri dan orang lain (Utama H, 2013).
Seseorang yang sehat jiwa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1 Senang terhadap dirinya sendiri
a. Mampu mengatasi situasi
b. Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
c. Puas dengan kehidupannya sehari-hari
d. Mempunyai harga diri yang wajar
e. Menilai secara realisstis, tidak melebihkan dan tidak pula merendahkan
2 Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain
a. Mampu mencintai orang lain
b. Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
c. Merasa bagian dari suatu kelompok
3 Mampu memenuhi tuntutan hidup
a. Menetapkan tujuan hidup yang realistis
b. Mampu mengambil keputusan
c. Mampu menerima tanggung jawab
d. Mampu merancang masa depan
e. Dapat menerima ide dan pengalaman baru
Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan waktu dan usaha untuk mengembangkan dan
membinanya. Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa bayi hingga dewasa dalam berbagai
tahapan perkembangan. Pengaruh lingkungan terutama keluarga sangat penting dalam membina
jiwa yang sehat. Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah penilaian diri yaitu
bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan bagaimana cara berpikir,
bersikap.
Penilaian diri positif Penilaian diri negatif
Menemukan kepuasan dalam hidup
Membina hubungan yang erat dan sehat
Menetapkan tujuan dan mencapainya
Menghadapi maju mundurnya kehidupan
Mempunyai keyakinan untuk menyelesaikan masalah Merasa hidup ini sulit dikendalikan
Merasa stress
Menghindari tantangan hidup
Memikirkan kegagalan
C. Aspek- Aspek Kesehatan
1. Emosi
Emosi adalah reaksi kompleks yang mengandung tingkatan aktivitas yang tinggi, dan diikuti
perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat. sehat secara emosional
adalah kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya seperti marah, senang, sedih,
takut, benci, bosan.
2 Intelektual
Berhubungan dengan kecerdasan dalam berfikir. dimana kita mampu untuk berfikir dalam
mengolah informasi dengan baik dan memecahkan masalah yang dihadapi.
3 Sosial
Sehat secara sosial adalah sehat dalam bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar
tanpa membedakan bedakan ras, agama, suku, status sosial sehingga dapat hidup bersama
dengan damai.
4 Fisik
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia
yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot,
tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi
tubuh berjalan normal.
5 Spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan memiliki arti
penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan
formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman
rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan
tidak monoton.
Upaya promotif di lingkungan lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan yang dilaksanakan
dalam bentuk:
a. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman warga binaan pemasyarakatan tentang kesehatan
jiwa
yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Metode Promosi Kelompok
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta
tingkat pendidikan formal daro sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain
dengan kelompok kecil. Efektivitasnya suatu metode akan tergantung pula besarnya sasaran
pendidikan.
a. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.
Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah antara lain:
Persiapan:
- Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasaai materi apa yang akan
diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri.
- Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dengan
diagram atau skema.
- Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound
sistem, dan sebagainya.
Pelaksanaan:
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai
sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
- Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
- Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
- Berdiri di depan (di pertengahan), seyogyanya tidak duduk.
- Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas.
Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang
suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metodemetode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain:
Diskusi Kelompok
Dalam suatu kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi,
maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadaphadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi
empat. Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada
yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap
anggota kelompok mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat
berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi
diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian
rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi
dari salah seorang peserta.
Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi dari metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan
metode diskusi kelompk. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan
satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan
tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari siapapun. Baru
setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan
akhirnya terjadi diskusi.
Memainkan Peranan (Role Play)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk
memainkan peranan, misalnya sebagai dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan
sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.
Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam
melaksanakan tugas.
3. Metode Promosi Massa
Metode pendidikan atau promosi kesehatan secara massa dipakai untuk mengkomunikasikan
pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik.
Dengan demikian cara yang paling tepat ialah pendekatan massa. Oleh karena sasaran promosi
ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan
disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran masyarakat
terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku.
Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku juga
merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan massa ini tidak langsung.
Biasanya dengan menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode promosi
kesehatan secara massa ini, antara lain:
1. Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan atau
pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan. Safari KB juga merupakan salah satu bentuk pendekatan massa.
Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak pada
umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Adapun
macam-macamnya adalah:
- Poster
- Leaflet
- Brosur
- Majalah
- Pamflet
- Surat kabar dan lainnya
Media elektronika, yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam
menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Adapun macam-macam media tersebut
adalah:
- TV
- Radio
- Film
- CD dan sebagainya
Kelebihan dan kekurangan media elektronik :
Kelebihan Kekurangan
Sudah dikenal masyarakat.
Mengikut sertakan semua pancaindera.
Lebih mudah dipahami.
Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.
Bertatap muka.
Jangkauan relatif lebih besar.
Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang. Biaya lebih tinggi dan sedikit rumit.
Perlu alat canggih untuk produksinya.
Perlu persiapan matang..
Perlu keterampilan penyimpanan dan dalam pengoperasian.
Media luar ruang, yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara umum
melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya:
- Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan.
- Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di atas secarik
kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat strategis agar dapat
dilihat oleh semua orang.
- Pameran.
- Banner.
- TV layar lebar.
Kelebihan dan kelemahan media luar ruang:
Kelebihan Kekurangan
Sebagai informasi umum dan hiburan.
Mengikutsertakan semua pancaindera.
Lebih mudah dipahami.
Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.
Bertatap muka.
Penyajian dapat dikendalikan.
Jangkauan relatif lebih besar. Biaya lebih tinggi dan sedikit rumit.
Ada yang memerlukan listrik.
Ada yang memerlukan alat canggih untuk produksinya.
Perlu persiapan matang.
Peralatan selalu berkembang dan berubah.
Perlu keterampilan penyimpanan.
Perlu keterampilan dalam pengoperasian
3. Merancang media promosi kesehatan jiwa yang digunakan
a. Menetapkan tujuan:
Tujuannya adalah suatu pernyataan tentang suatu keadaan di masa datang yang akan dicapai
melalui pelaksanaan kegiatan tertentu. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan harus:
Realistis, artinya bisa dicapai bukan hanya angan-angan.
Jelas dan dapat diukur.
Apa yang akan diukur.
Siapa sasaran yang akan diukur.
Seberapa banyak perubahan yang akan diukur.
Berapa lama dan di mana pengukuran dilakukan.
Penetapan tujuan adalah sebagai dasar untuk merancang media promosi kesehatan dan dalam
merancang evaluasi. Jika tujuan yang ditetapkan tidak jelas dan tidak operasional maka program
menjadi tidak fokus dan tidak efektif.
b. Menetapkan segmentasi sasaran:
Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat dan dianggap
sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan. Tujuannya adalah memberikan pelayanan
yang sebaik-baiknya dan memberikan kepuasan pada masing-masing segmen. Dapat juga untuk
menentukan ketersediaan, jumlah, dan jangkauan produk. Selain itu juga dapat menghitung jenis
media dan menempatkan media yang mudah diakses oleh khalayak sasaran.
DAFTAR PUSTAKA
http://psikiatri.forumid.net/t63-promosi-kesehatan-jiwa diakses pada
tanggal 9 maret 2014
Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa/Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik
Endang Nihayati. Jakarta: Salemba Medika, 2015
https://www.scribd.com/doc/239540900/Psikoterapi-suportif diakses pada
tanggal 9 maret 2014
https://www.scribd.com/doc/228435353/Kesehatan-Jiwa diakses pada
tanggal 9 maret 2014