Dalam berhadapan dengan pasien, dokter atau terapis mempengaruhi pasien dengan
sikap dan perkataannya, dari menit ke menit, saat ke saat. Dalam hal ini, yang perlu
diperhatikan sebetulnya bukan hanya apa yang kita bicarakan, tetapi juga bagaimana cara kita
melakukannya, kapan (saat waktu yang tepat) kita mengungkapkan hal tertentu yang ingin
kita sampaikan, serta bagaimana hubungan antara si penolong dan yang ditolong. Hal-hal
tersebut dapat membuat pasien menjadi lebih tenang atau sebaliknya menjadi tegang, lebih
terbuka atau tertutup, lebih percaya atau pun curiga, sehingga dapat disimpulkan bahwa
selalu ada pengaruh terapeutik maupun kontraterapeutik, dan tidak pernah netral sama sekali,
karena setiap orang mempunyai latar belakang kepribadian dan pengalaman hidup yang
berbeda-beda, yang mempengaruhi cara pandang, cara berpikir dan menghayati segala
sesuatu.
Diberikan untuk membantu pasien mengembangkan strategi coping yang lebih baik dalam
mengatasi stresor kehidupan sehari-hari. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa
psikoterapi merupakan terapi yang bermakna untuk depresi. Pemberian psikoterapi dan obat,
lebih efektif. Terapi gabungan ini lebih baik hasilnya daripada hanya pemberian obat saja.
Pasien juga dapat bertahan lebih lama menggunakan obat bila ia dalam proses psikoterapi.
Jenis psikoterapi yang diberikan, tergantung pada kondisi pasien dan preferensi terapis
maupun dokternya. Yang perlu diingat pada pemilihan jenis psikoterapi yaitu tentang kondisi
pasien: bila pasien dalam kondisi depresi berat, terlebih dengan ciri psikotik, yang dapat
dilakukan hanya psikoterapi suportif, itu pun jangan dihibur atau langsung diberi nasihat
(karena pasien akan bertambah sedih bila tidak mampu melaksanakan nasihat dokternya).
Bila pasien sudah lebih tenang (tidak dipengaruhi gejala psikotiknya), dapat dipertimbangkan
pemberian psikoterapi kognitif, atau kognitif-perilaku atau psikoterapi dinamik.
BPD
Terapi Psikoterapi:
1) Selain DBT, terapi psikoterapi lainnya juga dapat bermanfaat, terutama terapi kognitif
perilaku (CBT) dan terapi psikodinamik. Terapi ini dapat membantu individu
mengidentifikasi pola pikir dan perilaku negatif yang memengaruhi BPD mereka.
2) Terapi kognitif perilaku (CBT) dapat membantu individu mengubah pola pikir negatif
dan merugikan serta memperbaiki keterampilan pemecahan masalah.
3) Terapi psikodinamik dapat membantu individu memahami akar masalah emosional
mereka dan mengatasi konflik internal yang mungkin menjadi pemicu gejala BPD.
1) Dukungan sosial yang kuat dari keluarga, teman, atau kelompok pendukung dapat
menjadi faktor penting dalam pemulihan individu dengan BPD. Ini dapat membantu
mengurangi isolasi sosial dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan.
2) Keluarga juga dapat terlibat dalam terapi untuk memahami BPD dan belajar cara
mendukung individu yang terkena.
Dysthemia
Psikoterapi adalah terapi pilihan untuk problem ini. Psikoterapi diberikan untuk mengatasi
masalah yang menimbulkan depresi dengan berbagai cara. Pertama, konseling yang bersifat
suportif diharapkan dapat membantu mengatasi nyeri, atau mengatasi ketidakmampuannya.
Kedua, terapi kognitif perilaku digunakan untuk mengubah ide pesimisistis, harapan yang
tidak realistik dan kritik diri yang menimbulkan depresi dan penderitaannya. Terapi kognitif
perilaku juga dapat membantu perbaikan dalam menghadapi masalah dan membantu mereka
belajar menerima masalah kehidupan yang tidak dapat berubah. Ketiga, problem solving
therapy biasanya dibutuhkan untuk mengatasi depresi dengan cara mengubah situasi
kehidupan yang menimbulkan stress yang bermakna. Terapi perilaku dapat membantu
perbaikan kempuan coping atau beradaptasi. Terapi interpersonal dapat membantu mengatasi
konflik relasi.
1) Terapi Kognitif
Terapi kognitif adalah teknik di mana pasien diajarkan cara-cara baru untuk berpikir dan
berperilaku untuk menghilangkan sikap dan pikiran negatif negatif yang salah tentang diri
mereka sendiri, dunia, dan masa depan. Ini adalah program terapi jangka pendek yang
bertujuan atau berorientasi pada masalah saat ini dan juga cara memecahkan masalahnya
Terapi ini dapat membantu pasien dalam mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif
yang mungkin memperburuk gejala distimia. Terapi kognitif perilaku (CBT) sering
digunakan untuk membantu pasien belajar mengenali dan mengubah pola pikir negatif serta
mengembangkan strategi koping yang sehat.
2) Terapi Psikodinamik
Terapi Psikodinamik: Terapi ini dapat membantu pasien dalam memahami dan mengatasi
konflik internal yang mungkin berkontribusi pada distimia. Melalui eksplorasi hubungan
antara masa lalu dan pengalaman emosional saat ini, pasien dapat memahami akar masalah
yang mendasari distimia mereka.
3) Terapi Interpersonal
Terapi ini fokus pada interaksi sosial dan hubungan pasien dengan orang lain. Melalui terapi
ini, pasien dapat belajar meningkatkan keterampilan sosial, menyelesaikan konflik
interpersonal, dan memperbaiki dukungan sosial mereka.
4) Terapi Komplementer
Beberapa pendekatan terapi komplementer, seperti olahraga teratur, meditasi, dan yoga, juga
dapat membantu mengurangi gejala distimia dan meningkatkan kesejahteraan emosional
pasien.
Analisis Masalah
a. Mengapa ayah Nn. Siti Serenity tidak mengikuti sesi psikoterapi?
Jawab: Tidak ada alasan dan informasi yang cukup pada skenario, namun terdapat
kemungkinan bahwa ayah Ny. Siti menganggap keluhan atau gangguan mental
anaknya adalah palsu/berpura-pura, ataupun menyalahkan kematian adik Ny. Siti.
Sehingga ayah Ny.Siti pun tidak mendukung jalan nya terapi.
b. Bagaimana seharusnya terapis merespon terhadap Nn. Siti Serenity?
Jawab: Terapis harus memberikan dukungan sesuai batasan dan tidak melakukan
konfrontasi sebelum waktunya. Dengan perlahan, bantu Ny. Siti merenungkan
tindakannya untuk mendapatkan kesadaran atas apa yang Ny. siti lakukan.
c. Bagaimana seharusnya respon seseorang terhadap perasaan orang lain secara
normal?
Jawab: Dengan empati, memvalidasi perasaan seseorang bahwa perasaan itu benar
adanya. Teknik empati ini merupakan salah satu teknik yang sering digunakan untuk
psikoterapi suportif.
d. Bagaimana seharusnya seorang psikiater dalam menanggapi dan bereaksi pada
kejadian borderline personality disorders?
Jawab: Dengan pendekatan yang holistik, komunikasi yang terbuka, dan perawatan
yang terarah, seorang psikiater dapat memainkan peran penting dalam membantu
pasien dengan BPD untuk mengelola gejala mereka, memperbaiki kualitas hidup, dan
memperbaiki fungsi sosial mereka.
e. Bagaimana cara mengurangi atau mengalihkan dampak bullying dan
harassment?
Jawab:
Amir, N., Kusumawardhani, A., Husain, A., Adikusumo, A., & Damping, C. (2010). Buku
ajar psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kaplan, H. I., Sadock, B. J., & Grebb, J. A. (1994). Kaplan and Sadock's synopsis of
psychiatry: Behavioral sciences, clinical psychiatry. Williams & Wilkins Co.