Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa, Waham sering ditemui
pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik
sering ditemukan pada penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis
semakin sering ditemui waham diorganisasi dan waham tidak sistematis.
Kebanyakan pasien skizofrenia daya tiliknya berkurang dimana pasien
tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhadap pengobatan.
Meskipun gangguan pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain (Tomb,
2003 dalam Purba, 2008)
Waham terjadi karena munculnya perasaan terancam oleh
lingkungan, cemas, merasa sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi
sehingga individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek
realitas dengan menyalah artikan kesan terhadap kejadian, kemudian
individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal pada lingkungan
sehingga perasaan, pikiran, dan keinginan negatif tidak dapat diterima
menjadi bagian eksternal dan akhirnya individu mencoba memberi
pembenaran personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain
( Purba, 2008).
Menurut World Health Organization (WHO), Kesehatan jiwa
merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan
jiwa, dan memiliki sikap positif untuk menggambarkan tentang
kedewasaan serta kepribadiannya, menurut data WHO pada tahun 2012
angka penderita gangguan jiwa menghawatirkan secara global, sekitar 450
juta orang yang menderita gangguan mental. Orang yang mengalami
gangguan jiwa sepertiganya tinggal di negara berkembang. Sebanyak 8
dari 10 penderita gangguan mental itu tidak mendapatkan perawatan
(Kemenkes RI, 2012).
Data yang didapat di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.V.L.
Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2016 bulan januari
sampai April terdapat 190 jiwa dengan harga diri rendah 1 jiwa (0,52%),
halusinasi 117 jiwa (61,57%), perilaku kekerasan 65 jiwa (34,21%0,
waham 3 jiwa (1,57%), deficit perawatan diri 1 jiwa (0,52%), isolasi sosial
3 jiwa (1,57%).
Upaya pemerintah dalam penanggulangan gangguan jiwa antara
lain Menyusun penanggulangan pemasungan, melakukan advokasi kepada
pemangku kepentingan diprovinsi dan kabupaten dan kota, melakukan
peningkatan kapasitas tenaga Kesehatan di puskesmas dan rumah sakit
umum dalam penanganan masalah Kesehatan jiwa serta menyediakan obat
antipsikotik acting sebagai bagian dari Upaya pencegahan kekambuhan.
Adapun standar asuhan keperawatan yang diterapkan pada klien
dalam keperawatan jiwa yaitu srategi pelaksanaan komunikasi terapeutik,
dalam melakukan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat
mempunnyai empat tahap komunikasi, yang setiap tahapnya mempunyai
tugas yang harus diselesaikan oleh perawat, empat tahap tersebut yaitu
tahap prainteraksi (pengumpulan data tentang klien, membuat rencana
Tindakan kegiatan, waktu dan tempat). Tahap orientasi atau perkenalan
( salam, perkenalan perawat), kerja ( keluhan utama), dan tahap terminasi
(evaluasi). Dalam membina hubungan terapeutik perawat dan klien
diperlukan ketrampilan perawat dalam berkomunikasi untuk membantu
memecahkan masalah klien. Perawat harus hadir secara utuh baik fisik
maupun psikologis terutama dalam penampilan maupun sikap pada saat
berkomunikasi dengan klien.
Peran dan fungsi perawat adalah memberikan Asuhan
Keperawatan terhadap klien seperti memenuhi kebutuhan dasar dan
meningkatkan Kesehatan fisik, perawat juga dapat melakukan pendekatan
spiritual, psikologis dan mengaplikasikan fungsi edukatornya dengan
memberikan penyuluhan Kesehatan terhadap klien sebagai salah satu
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan klien dengan keluarga yang
nantinya diharapkan dapat meminimalisir resiko maupun efek yang
muncul dari gangguan waham.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang pencapaian penerapan
proses asuhan keperawatan terhadap klien dengan gangguan alam
perasaan (waham).
2. Tujuan Khusus
a. Perawat mampu melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan
gangguan alam perasaan.
b. Perawat mampu Menyusun diagnose keperawatan sesuai dengan
hasil pengkajian.
c. Perawat mampu Menyusun perencanaan keperawatan terhadap
pasien dengan keluhan gangguan alam perasaan atau waham
dengan kebutuhan pasien.
d. Perawat mampu melakukan intervensi Tindakan yang nyata sesuai
dengan perencanaan Tindakan keperawatan dan prioritas masalah.
e. Perawat mampu menentukan permasalahan yang dihadapi klien
dan dengan memperhatikan pohon masalah dapat diketahui
penyebab sampai pada efek dari masalah tersebut.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Waham adalah keyakinan salah yang didasarkan oleh kesimpulan yang
salah tentang realita eksternal dan dipertahankan dengan kuat (Keliat &
Akemat, 2007 Sadock, 2010. SDKI. 2016: Erawati. Keliat, & Moritz, 2017).
Waham dapat berupa waham kebesaran, curiga, persekusi, somatik, dan
kendali pikir.
B. Tanda dan Gejala (Mayor dan Minor)
Mayor
Subjektif:
1. Mengatakan bahwa ia adalah artis, nabi, presiden, wali, dan lainnya yang
tidak sesuai dengan kenyataan
2. Curiga dan waspada berlebih pada orang tertentu
3. Merasa diintai dan akan membahayakan dirinya
4. Merasa yakin menderita penyakit fisik

Objektif:

1. Mudah tersinggung
2. Marah
3. Waspada
4. Menarik diri
5. Inkoheren
6. Perilaku seperti isi wahamnya

Minor

Subjektif:

1. Tidak mampu mengambil keputusan


2. Merasa khawatir sampai panik

Objektif:

1. Bingung
2. Perubahan pola tidur
3. Kehilangan selera makan
C. Diagnosis Medis Terkait
1. Skizofrenia
2. Gangguan bipolar
3. Obsessive-Complusive Disorder
4. Epilepsy
D. Tujuan Asuhan Keperawatan
1. Kognitif, klien mampu:
a. Menyebutkan orientasi terhadap realitas (orang, tempat, dan waktu)
b. Menyebutkan kebutuhan yang belum terpenuhi
c. Menyebutkan aspek positif yang dimiliki
2. Psikomotor, klien mampu:
a. Berorientasi terhadap realitas (orang, tempat, dan waktu)
b. Memenuhi kebutuhan
c. Melatih aspek positif yang dimiliki
d. Minum obat dengan prinsip 8 benar (benar obat, benar klien, benar
waktu, benar cara, benar dosis, benar manfaat, benar kedaluwarsa dan
benar dokumentasi)
3. Afektif:
a. Merasa manfaat dari Latihan yang dilakukan
b. Merasa nyaman dan tenang
E. Tindakan Keperawatan (Pada Klien, Pada Keluarga Dan Pada
Kelompok)
a. Tindakan pada klien
1. Tindakan keperawatan ners
a. Pengkajian: Kaji tanda dan gejala, penyebab waham dan
kemampuan klien mengatasinya.
Jika ada waham katakan: Anda percaya, tetapi Anda tidak
mengetahuinya
b. Diagnosis: Jelaskan proses terjadinya waham
c. Tindakan keperawatan:
1) Sikap perawat: kalem, lembut, netral, jujur, hindari pertentangan
bicara jelas, dan simpel.
2) Tidak mendukung dan tidak membantah waham klien.
3) Yakinkan klien berada pada lingkungan yang aman.
4) Bantu klien untuk orientasi realitas (orang, tempat, dan waktu).
5) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi.
6) Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan yang realistis.
7) Diskusikan kemampuan/aspek positif yang dimiliki klien.
8) Latih klien dalam melakukan kemampuan/aspek positif yang
dimiliki.
2. Tindakan keperawatan spesialis: Terapi kognitif perilaku
a. Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pikiran otomatis negative dan perilaku negative
b. Sesi 2: Melawan pikiran otomatis negative
c. Sesi 3: Mengubah perilaku negative menjadi positif
d. Sesi 4: Memanfaatkan sistem pendukung
e. Sesi 5: Mengevaluasi manfaat melawan pikiran negative dan
mengubah perilaku negative

Hasil penelitian Erawati, Keliat, dan Daulima (2013) menyatakan terapi


metakognitif mampu menurunkan intensitas waham dan meningkatkan
kemampuan metakognitif klien.

b. Tindakan pada keluarga


1. Tindakan keperawatan ners
a. Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
b. Menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta proses
terjadinya waham yang dialami klien
c. Mendiskusikan cara merawat waham dan memutuskan cara
merawat yang sesuai dengan kondisi klien
d. Melatih keluarga cara merawat waham:
1) Tidak mendukung dan tidak membantah waham klien (netral)
2) Membimbing klien melakukan Latihan cara mengendalikan
waham sesuai dengan yang dilatih perawat kepada klien
3) Memberi pujian atas keberhasilan klien
e. Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam membimbing orientasi
realita (orang, tempat, dan waktu), memenuhi kebutuhan klien yang
tidak terpenuhi, memotivasi melakukan kemampuan / aspek positif
yang dimiliki. Memberi pujian atas keberhasilannya.
f. Menjelaskan tanda dan gejala yang memerlukan rujukan segera
serta melakukan follow up ke pelayanan Kesehatan secara teratur
2. Tindakan keperawatan spesialis: Psikoedukasi keluarga
a. Sesi 1: Mengidentifikasi masalah Kesehatan yang dihadapi klien
dan masalah Kesehatan keluarga dalam merawat klien
b. Sesi 2: Merawat masalah Kesehatan klien
c. Sesi 3: Manajemen stress untuk keluarga
d. Sesi 4: Manajemen beban untuk keluarga
e. Sesi 5: Memanfaatkan sistem pendukung
f. Sesi 6: Mengevaluasi manfaat psikoedukasi keluarga
c. Tindakan pada kelompok klien
1. Tindakan keperawatan ners
Terapi aktivitas kelompok: orientasi realita
a. Sesi 1: Pengenalan orang
b. Sesi 2: Pengenalan tempat
c. Sesi 3: Pengenalan waktu
2. Tindakan keperawatan spesialis: Terapi suportif
a. Sesi 1: Identifikasi masalah dan sumber pendukung di dalam dan di
luar keluarga
b. Sesi 2: Latihan menggunakan sistem pendukung dalam keluarga
c. Sesi 3: Latihan menggunakan sistem pendukung luar keluarga
d. Sesi 4: Evaluasi hasil dan hambatan penggunaan sumber pendukung
F. Tindakan Kolaborasi
1. Melakukan kolaborasi dengan dokter menggunakan ISBAR dan TbaK
2. Memberikan program terapi dokter (obat): Edukasi 8 benar pemberian obat
dengan konsep safety pemberian obat
3. Mengobservasi manfaat dan efek samping obat
G. Discharge Planning
1. Menjelaskan rencana persiapan pasca rawat di rumah untuk memandirikan
klien
2. Menjelaskan rencana tindak lanjut perawatan dan pengobatan
3. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan
H. Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala waham
2. Peningkatan kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan dan melatih
aspek positif yang dimiliki
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien
I. Rencana Tindak Lanjut
1. Rujuk klien dan keluarga ke fasilitas praktik mandiri perawat spesialis
keperawatan jiwa
2. Rujuk klien dan keluarga ke case manager di fasilitas pelayanan Kesehatan
primer di puskesmas, pelayanan Kesehatan sekunder dan tersier di rumah
sakit
3. Rujuk klien dan keluarga ke kelompok pendukung, kader Kesehatan jiwa,
kelompok swabantu dan fasilitas rehabilitasi psikososial yang tersedia di
masyarakat
BAB III

STANDART PELAKSANAAN (SP)

A. SP Dengan Pasien
1. Orientasi
1.1 Salam
"Selamat pagi Dik, perkenalkan saya perawat Budi, Perawat
Puskesmas Mulya. Nama Adik siapa? Senang dipanggil apa? Oh
baik, kalau begitu saya memanggilnya dengan Tini ya."
1.2 Evaluasi
"Apa yang Tini rasakan saat ini?"
"Oo.. jadi menganggap diri Tini adalah nabi? Sudah berapa lama
Tini berpikir sebagai seorang nabi? Pada saat Tini berpikir seperti
itu, apa yang Tini rasakan?"
1.3 Validasi
"Apa yang telah Tini lakukan untuk mengatasi perasaan tersebut?
Lalu, bagaimana manfaatnya?"
1.4 Kontrak
1.4.1 Tindakan dan tujuan
"Baik Tini, bagaimana kalau saya periksa dulu tentang
pikiran Tini sebagai seorang nabi dan kita belajar cara
mengatasinya. Tujuannya supaya Tini mengetahui
kebutuhan Tini yang belum terpenuhi, mengetahui
kemampuan Tini untuk me- menuhi kebutuhan tersebut dan
Tini mampu melakukannya. Bagaimana apakah Tini
setuju?"
1.4.2 Waktu
"Baik, kita akan berdiskusinya selama 30 menit ya, Tini."
1.4.3 Tempat
"Jika kita berbicaranya di sini saja, apakah Tini merasa
nyaman?"
2. Kerja
2.1 Pengkajian
"Siapa nama lengkap Tini? Apa pekerjaan Tini? Apakah
pengalaman yang tidak menyenangkan selama hidup Tini, pada
masa kanak- kanak atau remaja? Bagaimana Tini menghadapi
masalah tersebut? Siapa yang membantu jika ada masalah? Apakah
Tini biasa menceritakan masalah kepada orang lain? Bagaimana
hubungan Tini dengan orang tua? Bagaimana hubungan Tini
dengan tetangga di sekitar rumah?"
“Coba Tini ceritakan berada di mana sekarang? Tini bisa menye-
butkan nama orang tua secara lengkap? sekarang tanggal berapa ya
Tini?"
"Apa yang Tini rasakan berada di sini?"
"Bagaimana makan Tini? Apakah Tini melakukan mandi, gosok
gigi setiap hari? Apakah Tini rutin melakukan potong kuku setiap
seminggu sekali?"
"Apakah Tini kenal dengan teman-teman di sekitar sini? Bisa Tini
sebutkan satu saja nama temannya?"
"Jika klien membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa mendukung
atau menyangkalnya sampai klien berhenti bicara."
2.2 Diagnosis
"Baik Tini, tadi saya sudah dengarkan ceritanya. Tini merasa
sebagai nabi, masih ada yang belum kenal dan enggan bertemu
orang lain?"
2.3 Tindakan
"Baiklah, bagaimana kalau kita latihan tentang situasi lingkungan,
memenuhi kebutuhan, kemampuan yang dimiliki dan mencapai
kenyamanan."
2.3.1 Latihan orientasi
"Tini bagaimana kalau belajar mengenal diri, orang, tempat
dan waktu."
2.3.1.1 "Siapa nama lengkap Tini? Nama panggilan, sekolah
SD di mana, Sekolah SMP di mana?"
2.3.1.2 Siapa saja yang tinggal serumah
"Ayo kita tulis nama dan panggilannya"
- "Ayo kita tulis panggilannya ayah."
- "Ayo kita tulis paggilannya ibu.”
2.3.1.3 Siapa saja tetangganya
"Ayo kita tulis namanya dan panggilannya."
2.3.1.4 Orientasi tempat
"Ayo kita tulis tempat yang sering dikunjungi."
"Ayo kita tulis tempat dan cara mencapainya."
2.3.1.5 Orientasi waktu
"Ayo kita belajar mengenal waktu. Hari ini hari apa?
Besok hari apa? Kemarin hari apa? Bagus sekali
sekarang bulan apa? Bulan depan bulan apa? Bulan lalu
bulan apa? Bagus sekali, sekarang jam berapa? Coba
kita belajar jam (latihan menebak jam dengan gambar)."
2.3.2 Mendiskusikan dan latihan mengenal situasi lingkungan
- "Siapa saja keluarga dan sahabat yang paling dekat
dengan Tini (buat daftarnya). Mari latihan
berinteraks dengan mereka."
- "Mari kita belajar bersama tentang jam, tanggal,
hari,bulan dan tahun."
- "Ayo kita lihat sekarang jam berapa, jam 9 jarum
pendek di angka berapa dan jarum panjang di angka
berapa? Bagus"
- “Nah, sekarang kita lihat hari ini hari apa? Besok?
Bagus, ayo kita belajar senin, selasa, rabu, kamis,
jumat, sabtu, dan minggu."
- "Nah, sekarang bulan apa? Betul Nopember. Bulan
depan apa? Ayo kita belajar Januari, Februari, ...dan
seterusnya. Bagus."
- "Mari kita mengenal tempat. Coba sebutkan alamat
ru- mah ini. Ayo sebutkan alamat rumah beberapa
sahabat, keluarga. Bagus."
2.3.3 Mendiskusikan kebutuhan dan latihan memenuhinya
- "Apa saja kegiatan Tini sehari-hari? Apa saja
kebutuhan Tini? Mari kita tulis. Apa saja yang
belum terpenuhi?"
- "Dari kebutuhan yang belum terpenuhi mari kita
dis- kusikan cara memenuhinya. Satu satu ya? Nah,
apa kira- kira kemampuan Tini untuk
memenuhinya? Bagus sekali. Mari kita diskusikan
yang lain.
- "Latihan kegiatan sehari-hari dan kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan. Mari kita masukkan jadwal
untuk melatihnya."
- Evaluasi hasil latihan dan perasaan Tini setelah
melakukannya.
3. Terminasi
3.1 Evaluasi subjektif
"Bagaimana perasaan Tini setelah latihan tadi?"
3.2 Evaluasi objektif
"Apa saja latihan kita tadi (situasi lingkungan, waktu, dan tempat)?
Benar sekali."
3.3 Rencana tindak lanjut klien
"Baiklah, bagiamana kalau Tini latihan tentang situasi lingkungan,
yaitu orang disekitar Tini, mengenal waktu dan tempat di sekitar
Tini, juga kebutuhan dan cara memenuhinya (masukkan dalam
jadwal kegiatan Tini)."
3.4 Rencana tindak lanjut perawat
“Bagaiamana kalau Rabu minggu depan kita bertemu alagi di sini
(puskesmas), memeriksa kondisi Tini dan latihan yang dilakukan.”
3.5 Salam
“Semoga Tini lekas sembuh.”
B. SP Dengan Keluarga
Pertemuan ke-1 Keluarga
1. Orientasi
1.1 Salam
"Selamat pagi Ibu, saya Budi dari Puskesmas Mulya. Nama Ibu
siapa? Panggilannya apa?"
1.2 Evaluasi
"Bagaimana kesehatan anggota keluarga Ibu? Apakah ada yang
sakit?"
1.3 Validasi
"Apakah sudah dibawa ke Puskesmas atau sudah berobat ke tempat
yang lain? Bagaimana hasilnya?"
1.4 Kontrak
1.4.1 Tindakan dan tujuan
"Baiklah saya akan melakukan pemeriksaan kesehatan
terhadap keluarga Ibu, agar dapat membantu
meningkatkannya."
1.4.2 Waktu
"Waktunya 30 menit ya Bu, apakah ibu setuju?"
1.4.3 Tempat
"Kita lakukan di sini saja ya, Bu?"
2. Kerja
2.1 Pengkajian
2.1.1 Identitas keluarga
"Saya akan mendata siapa saja yang tinggal serumah
dengan Ibu. Di rumah ini Ibu tinggal bersama siapa aja?
Oh, bersama Bapak dan anak ya. Kita mulai dengan Bapak
dulu ya Bu. Bapak nama lengkapnya siapa? Berapa usia
saat ini? Pen- didikan Bapak apa? Bapak bekerja di mana?
Bagaimana kondisi kesehatan Bapak saat ini?"
"Sekarang saya akan mendata Ibu sendiri. Nama lengkap
Ibu? Berapa usia ibu saat ini? Pendidikan ibu apa? Apakah
Ibu bekerja? Di mana? Bagaimana kondisi kesehatan Ibu
saat ini?"
"Nah, sekarang saya akan mendata anak Ibu. Nama lengkap
anak? Berapa usianya saat ini? Pendidikannya apa? Apakah
anak Ibu bekerja? Di mana? Bagaimana kondisi kesehatan
anak Ibu saat ini? Oh, jadi anak Ibu sudah setahun ini tidak
ke luar rumah dan banyak diam di kamar ya, Bu."
2.1.2 Pengkajian Indikator Keluarga Sehat (IKS)
"Bu, saya akan cek dulu kesehatan keluarga ibu dengan
indi- kator keluarga sehat (IKS)."
"IKS merupakan program pemerintah agar seluruh keluarga
sehat. Ibu akan menjawab pertanyaan IKS dengan ya atau
tidak. Mari kita mulai!"
- Apakah keluarga Ibu mengikuti program keluarga
berencana?
- Apakah Ibu melahirkan di fasilitas kesehatan?
- Apakah anak Ibu mendapatkan imunisasi dasar
lengkap?
- Apakah anak Ibu mendapatkan ASI eksklusif selama 6
bulan?
- Apakah balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan?
- Apakah anggota keluarga tidak ada yang merokok?
- Apakah anggota keluarga Ibu menjadi anggota
JKN/BPJS?
- Apakah anggota keluarga Ibu memiliki akses sarana air
bersih?
- Apakah keluarga Ibu memiliki akses jamban sehat?
- Apakah anggota keluarga Ibu ada yang menderita TBC?
Jika iya, apakah sudah mendapatkan perawatan dan
pengobatan standar dari pelayanan kesehatan?
- Apakah ada anggota keluarga yang menderita gangguan
jiwa? Jika iya, apakah sudah mendapatkan perawatan
dan pengobatan standar dari pelayanan kesehatan?
- Apakah ada anggota keluarga yang menderita diabetes
melitus? Jika iya, apakah sudah mendapatkan
perawatan dan pengobatan standar dari pelayanan
kesehatan?
- Apakah ada anggota keluarga yang menderita hiper-
tensi? Jika iya, apakah sudah mendapatkan perawatan
dan pengobatan standar dari pelayanan kesehatan?
- Apakah ada yang menderita kanker? Jika iya, apakah
sudah mendapatkan perawatan dan pengobatan standar
dari pelayanan kesehatan?
Kesimpulan:
2.1.3 "Baik Bu, berdasarkan beberapa pertanyaan tadi, sebagian
besar sudah bagus, tetapi ternyata ada anggota keluarga Ibu
yang mengalami masalah kesehatan jiwa yaitu banyak
bicara, masih menganggap dirinya nabi, perilaku sulit
diarahkan, dan cenderung berbuat sesuai kemauan sendiri,
ini disebut dengan waham." "Baiklah Bu, setelah bicara
dengan Ibu, saya akan bercakap-cakap dengan anak Ibu."
2.1.4 Pengkajian Self Report Question (SRQ)
"Selanjutnya saya akan memeriksa kesehatan Ibu, ada
beberapa pertanyaan. Saya mulai ya Bu, kondisi yang Ibu
rasakan dalam 30 hari terakhir ya, Bu."
- Apakah Ibu sering menderita sakit kepala?
- Apakah Ibu kehilangan nafsu makan?
- Apakah tidur Ibu tidak lelap?
- Apakah Ibu mudah menjadi takut?
- Apakah Ibu merasa cemas, tegang dan khawatir?
- Apakah tangan Ibu gemetar?
- Apakah Ibu mengalami gangguan pencernaan?
- Apakah Ibu merasa sulit berpikir jernih?
- Apakah Ibu merasa tidak bahagia?
- Apakah Ibu lebih senang menangis?
- Apakah Ibu merasa sulit untuk menikmati aktivitas
sehari-hari?
- Apakah Ibu mengalami kesulitan untuk mengambil
keputusan?
- Apakah aktivitas atau tugas sehari-hari Ibu
terbengkalai?
- Apakah Ibu merasa tidak mampu berperan dalam
kehidupan ini?
- Apakah Ibu kehilangan minat terhadap banyak hal?
- Apakah Ibu merasa tidak bahagia?
- Apakah Ibu merasa tidak berharga?
- Apakah Ibu mempunyai pikiran untuk mengakhiri
hidup Ibu?
- Apakah Ibu merasa lelah sepanjang waktu?
- Apakah Ibu merasa tidak enak di perut?
- Apakah Ibu mulai lelah?
- Apakah Ibu minum alkohol lebih banyak dari biasanya
atau apakah Ibu menggunakan narkoba?
- Apakah Ibu yakin bahwa seseorang mencoba
mencelaka Ibu dengan cara tertentu?
- Apakah ada yang mengganggu atau hal yang tidak biasa
dalam pikiran Ibu?
- Apakah Ibu pernah mendengar suara tanpa tahu
sumbernya atau yang orang lain tidak dapat
mendengar?
- Apakah Ibu mengalami mimpi yang mengganggu ten-
tang suatu bencana/musibah atau adakah saat-saat Ibu
seolah mengalami kembali kejadian bencana itu?
- Apakah Ibu menghindari kegiatan, tempat, orang atau
pikiran yang mengingatkan Ibu akan bencana tersebut?
- Apakah minat Ibu terhadap teman dan kegiatan yang
biasa Ibu lakukan berkurang?
- Apakah Ibu merasa sangat terganggu jika berada dalam
situasi yang mengingatkan Ibu akan bencana atau jika
Ibu berpikir tentang bencana itu?
- Apakah Ibu kesulitan memahami atau mengekspresikan
perasaan Ibu?
Kesimpulan :
"Jadi, berdasarkan jawaban dari pertanyaan di atas,
Ibumengalami kecemasan, ibu mengalami 7 gejala."
2.2 Diagnosis
"Baiklah Bu, dari hasil pemeriksaan yang kita lakukan maka ada
beberapa kondisi kesehatan dalam keluarga."
- Ibu sendiri mengalami kecemasan.
- Anak Ibu mengalami masalah kesehatan jiwa.
- Anggota keluarga lain tidak ada masalah, mereka sehat.
2.3 Tindakan keperawatan
"Baiklah, saya akan bantu Ibu dulu mengatasi kecemasannya, dan
sesudah itu kita ke anak Ibu."
2.3.1 Tindakan keperawatan pada keluarga Untuk mengatasi
kecemasan Ibu ada beberapa cara:
2.3.1.1 Latih teknik relaksasi: tarik napas dalam
- Contohkan: "Tarik napas dalam dari hidung. tahan
sebentar dan keluarkan dari mulut sambil
mengembuskan kecemasan Ibu."
- Dampingi: "Nah, sekarang ayo kita coba, Ibu tarik
napas dalam, tahan keluarkan dari mulut seperti
mengembuskan kesusahannya. Ya. benar seperti itu,
Bu."
- Mandiri: "Nah, sekarang coba lakukan sendiri, Wah
bagus sekali Bu, benar sekali."
2.3.1.2 Latihan distraksi
"Bu, apa saja hobi atau kebiasaan Ibu? Membaca,
mendengar musik, dan lain-lain. Jadi Ibu isi waktu
kosong dengan kegiatan ini, misalnya, saat ada yang
bertamu ajak bercakap-cakap tentang pengalaman yang
menyenangkan. Upayakan waktunya terisi dengan
kegiatan."
2.3.1.3 Latihan hipnotik lima jari
"Mari kita latihan fokus pada semua hal positif yang ibu
miliki."
- Tarik napas dalam, tutup mata dan kosongkan pikiran
- Satukan jempol dengan telunjuk: ingat saat badan sehat,
itu saja yang dibayangkan, jangan yang lain
- Satukan jempol dan jari tengah: ingat semua orang yang
peduli, perhatian dan sayang pada ibu, itu saja yang
dibayangkan jangan yang lain
- Satukan jempol dan jari manis: ingat saat Ibu mendapat
pujian, hadiah, prestasi, dan Ibu sangat senang, itu saja
yang dibayangkan jangan yang lain
- Satukan jempol dan kelingking: ingat tempat yang
paling indah yang pernah dikunjungi. bayangkan Ibu
ada disana dan senang sekali, itu saja yang
dibayangkan.
"Lalu buat jadwal ya Bu, untuk semua kegiatan yang
dilakukan. Baik Bu, sebelum saya menjelaskan cara
merawat anak Ibu, mari kita menemui anak Ibu terlebih
dahulu."
Lanjutan SP 1 Keluarga edukasi 5 tugas kesehatan keluarga
2. Kerja
“Baik Bu, sekarang kita lanjutkan lagi diskusi tentang Tini. Kita sudah
bersama-sama diskusi dengan anak ibu yah... Bagamaina menurut
ibu?"
2.4 Tindakan: Edukasi 5 tugas keluarga
2.4.1 Keluarga mampu mengenal masalah
"Bu, jadi berdasarkan pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan, masalah kesehatan pada anak Ibu adalah
keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Penyebabnya: penyakit gangguan jiwa, perasaan negatif
terhadap diri sendiri, kehilangan kepercayaan diri dan harga
diri, serta perasaan gagal mencapai keinginan atau
kebutuhan. Tanda dan gejalanya bergantung jenis
wahamnya, pada Tini adalah (jelaskan yang sesuai dengan
kondisi Tini): 1) Waham curiga adalah keyakinan bahwa
orang atau lingkungan memusuhi atau mencurigai dirinya,
contohnya curiga orang lain akan membunuhnya. 2)
Waham agama adalah memiliki keyakinan terhadap suatu
agama secara berlebihan dan diucapkan berkali-kali,
contohnya mengaku sebagai wali, Tuhan, nabi, dan lain-
lain. 3) Waham kebesaran adalah keyakinan bahwa dirinya
memiliki kekuatan, kekuasaan, posisi, kekayaan, contohnya
meyakini dirinya sebagai presiden. 4) Waham nihilistik
adalah penyangkalan terhadap keberadaan dirinya atau
lingkungan, contohnya merasa dirinya sudah mati. 5)
Waham somatik adalah keyakinan seseorang bahwa tubuh
atau bagian tubuhnya terserang penyakit yang diucapkan
berulang kali, contohnya merasa sakit kanker, merasa
sedang demam, merasa sakit lainnya padahal tidak sedang
dalam kondisi sakit.
2.4.2 Keluarga mampu memutuskan masalah
"Karena Ibu telah mengetahui masalah Tini, kita akan
diskusi cara merawatnya dan Ibu dapat memutuskan asuhan
yang tepat kepada Tini."
2.4.3 Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit
"Ada berapa anggota di dalam keluarga Ibu? Selanjutnya,
ajak anggota keluarga lain untuk membantu merawat anak.
Cara merawat Tini adalah sebagai berikut. Menggali ke-
butuhan yang belum terpenuhi dan bantu Tini memenuhi
kebutuhannya, menghindari berdebat tentang wahamnya,
membantu Tini mengenal kemampuan atau aspek positif
yang dimiliki dan latih dengan baik, memberikan pujian
semua hal yang positif dan susun jadwal kegiatan yang
telah dilatih, dorong melakukan kegiatan sesuai jadwal.
Jika mendapat obat: bantu Tini patuh minum obat, jangan
lupa kontrol ke Puskesmas secara teratur.
2.4.4 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
"Ibu dan semua anggota keluarga perlu membuat suasana
yang mendukung untuk perawatan dan penyembuhan Tini,
misalnya dengan selalu mengajak Tini melakukan kegiatan
bersama dan memberikan pujian terhadap semua hal positif
yang telah dilakukan."
2.4.5 Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan
Tini perlu mendapat pelayanan kesehatan jiwa secara
teratur, pilihannya Puskesmas, RSU, RSJ, praktik perawat
dan dokter.
3. Terminasi
3.1 Evaluasi subjektif
"Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbicara terkait masalah
kesehatan di dalam keluarga Ibu?"
3.2 Evaluasi objektif
"Coba sebutkan bagaimana merawat Tini dan bagaimana cara
mengatasi kecemasan ibu?"
3.3 Rencana tindak lanjut klien
"Jangan lupa mengajak anggota keluarga lain untuk bantu merawat
Tini dan membuat suasana yang nyaman di keluarga. Ini liflet cara
merawat Tini dan ini cara merawat kecemasan Ibu."
3.4 Rencana tindak lanjut perawat
"Baik, Kamis depan silakan datang ke PKM, saya akan periksa
Tini, dan diperiksa oleh dokter. Jika dapat obat akan dijelaskan
cara minum obat yang benar."
3.5 Salam
"Semoga keluarga Ibu sehat selalu."Ibu ya.”
C. SP Dengan Dokter
1. Introduction, Situation, Background, Assesment, Recommendation
(ISBAR)
I : Introduction
"Dok, saya Perawat Budi , saya telah melakukan home visit pada
salah satu keluarga yaitu Ibu Ani di RT 01 RW 02 Kelurahan
Pamoyanan. Anak Ibu Ani mengalami masalah kesehatan jiwa,
namanya Tini 29 tahun."
S : Situation
Tini mengalami waham.
B : Background
"Tini telah mengalami waham selama 1 tahun ini, Dok."
A :Assesment
"Tini mengalami waham dengan tanda dan gejala pasien
mengatakan bahwa ia adalah nabi, mengatakannya secara
berulang-ulang, wajah tegang, perilaku sesuai isi waham, banyak
bicara, menentang atau permusuhan dan hiperaktif."
R : Recommendation
"Sepertinya Tini memerlukan obat, Dok."
2. Tulis, Baca, Konfirmasi (TBaK)
Apabila instruksi lewat telepon
T : Tulis instruksi yang diberikan
"Baik saya tulis dulu obatnya... (sebutkan)."
Ba : Baca ulang instruksi yang ditulis dan jika perlu dieja
"Dok, saya baca ulang Tini mendapat obat... dengan dosis....
sebanyak..., dan diminum kali per hari...
K : Konfirmasi kembali
"Saya konfirmasi ulang dok, Tini mendapat obat..., dosis... dan
diminum... kali per hari. Terima kasih."
Apabila tatap muka
T : Tulis instruksi
Tidak perlu karena dokter sudah menulis
Ba : Baca ulang instruksi yang ditulis dokter dan jika perlu dieja
"Dok, saya baca ulang Tini mendapat obat..., dengan dosis..., dan
diminum... kali per hari."
K : Konfirmasi kembali
"Saya konfirmasi ulang Dok, Tini mendapat obat..., dengan
dosis...dan diminum... kali per hari."
BAB IV

Anda mungkin juga menyukai