Anda di halaman 1dari 17

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

(Halusinasi Penglihatan)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

ADE SEPTI HANDAYANI

ADELA SARI

AL’QNA MIFTASYAH

ALVIN GHALI ANUGRAH

CANTIKA PUTRI UTAMI

DEA VANIKE AZINORA

DIANA ANGGRIANA

DINA OKTARINA

DITA RINA SAIRI SIREGAR

ELBA HABIBURAHMA

ISHMAH AINI RUFAIDAH

Dosen Pembimbing : Sri Endriyani,

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


D-IV KEPERAWATAN
2016
PROPOSAL TAK STIMULASI PERSEPSI
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

TAK STIMULASI PERSEPSI


SESI 1 : MENONTON TELEVISI

I. LATAR BELAKANG
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus waham, klien mengalami gangguan presepsi
yang sangat mendasar.
Atas dasar tersebut maka kami menganggap dengan therapy aktivitas Kelompok
(TAK) klien dengan gangguan presepsi dapat tertolong dalam hal sosialisasi yang lebih besar
ruang lingkupnya dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini
adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari waham sehingga pada saat TAK
klien dapat berkerja sama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

II. WAHAM
1. Pengertian
Waham merupakan keyakinan seseorang berdasarkan penelitian realistis yang
salah,keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya (Keliat, BA, 1998). Waham adalah kepercayaan yang salah
terhadap objek dan tidak konsisten dengan latar belakang intelektual dan
budaya (Rawlins, 1993). Waham dibangun atas unsur-unsur yang tidak
berdasarkan logika, individu tidak mau melepaskan wahamnya, walaupun
telah tersedia cukup bukti-bukti yang objektif tentang kebenaran itu. Biasanya
waham digunakan untuk mengisi keperluan atau keinginan-keinginan dari
penderita itu sendiri. Waham merupakan suatucara untuk memberikan
gambaran dari berbagai problem sendiri atau tekanan-tekanan yang ada dalam
kepribadian penderita biasanya:
a) Keinginan yang tertekan.
b) Kekecewaandalamberbagaiharapan.
c) Perasaanrendahdiri.
d) Perasaanbersalah.
e) Keadaan yang memerlukanperlindunganterhadapketakutan.

2
2. Faktor Predisposisidan Prespitasi
Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan timbulnya waham
(Stuart danSundeen, 1995.dikutip olehKeliat, B.A.1998) adalah:
a. Biologis
Gangguanperkembangandanfungsiotak / SSp. yang menimbulkan.
1) Hambatanperkembanganotakkhususnyakortekprontal, temporal
danlimbik.
2) Pertumbuhandanperkembanganindividupada prenatal, perinatal,
neonatusdankanak-kanak.
b. Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi seperti
penolakan dan kekerasan.
c. SosialBudaya
Kehidupan social budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham
seperti kemiskinan. Konflik social budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dan stress yang menumpuk.
Faktor prespitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan karakteristik
umum latar belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik/mosional,
perlakuan kekerasan dari orang tua, tuntutan pendidikan yang perfeksionis,
tekanan, isolasi, permusuhan, perasaan tidak berguna atau pun tidakberdaya.

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang dihasilkan atas penggolongan waham (Standar
Asuhan Keperawatan Jiwa RSJP Bogor di kutipoleh RSJP Banjarmasin, 2001)
yaitu:
a) Irritable
b) Ekspresiwajahtegang
c) Cenderungmenghindari orang lain
d) Menolakmakandanminum
e) Cenderungmencurigai orang lain
f) Seringdiam, menyendiri.
g) Gerakantidakterkontrol
h) Jugabisasampaimelukai orang lain

3
4. Jenis-JenisWaham
a. WahamKebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, orang yang pandai
sekali, orang kaya.
b. WahamBerdosa
Timbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang
besar. Penderita percaya sudah selayaknya ia di hokum berat.
c. WahamDikejar
Individu merasadirinya senantiasa di kejar-kejaroleh orang lain atau kelompok
orang yang bermaksud berbuat jahat padanya.
d. WahamCuriga
Individu merasa selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya. Individu curiga
terhadap sekitarnya. Biasanya individu yang mempunyai waham ini mencari-
cari hubungan antara dirinya dengan orang lain di sekitarnya, yang bermaksud
menyindirnya atau menuduh hal-hal yang tidak senonoh terhadap dirinya.
Dalam bentuk yang lebih ringan, kita kenal “Ideas of reference” yaitu ide atau
perasaan bahwa peristiwa tertentu dan perbuatan-perbuatan tertentu dari orang
lain (senyuman, gerak-geriktangan, nyanyian dan sebagainya) mempunyai
hubungan dengan dirinya.
e. WahamCemburu
Selalucemburupada orang lain.
f. WahamSomatikatauHipokondriaKeyakinantentangberbagaipenyakit yang
beradadalamtubuhnyasepertiususnya yang membusuk, otak yang mencair.
g. WahamKeagamaan
Waham yang keyakinandanpembicaraanselalutentang agama.
h. WahamNihilistik
Keyakinanbahwaduniainisudahhancurataudirinyasendirisudahmeninggal.
i. WahamPengaruh
Yaitupikiran, emosidanperbuatannyadiawasiataudipengaruhioleh orang lain
ataukekuatan.

4
5. Penatalaksanaan
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan karena,
kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Tetapi jangan memandang
klien dengan waham pada gangguan skizofrenia ini sebagai pasien yang tidak
dapat disembuhkan lagi atau orang yang aneh dan inferior bila sudah dapat kontak
maka dilakukan bimbingan tentang hal-hal yang praktis. Biar pun klien tidak
sembuh sempurna, dengan pengobatan dan bimbingan yang baik dapat ditolong
untuk bekerja sederhana di rumah ataupun di luar rumah.Keluarga atau orang lain
di lingkungan klien diberi penjelasan (manipulasi lingkungan) agar mereka lebih
sabar menghadapinya.
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmakoterapi, ECT dan
terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapirekreasi, terapisomatik, terapiseni,
terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual dan terapi okupasi yang
semuanya bertujuan untuk memperbaiki perilaku klien dengan waham pada
gangguan skizofrenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehablitasi sebagai
suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.

6. TUJUAN
A) TUJUAN UMUM
Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya
B) TUJUAN KHUSUS
1) Klien mampu memyebutkan apa yang dilihat
2) Klien dapat memberikan pendapat terhadap acara tv/video yang ditonton
3) Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain

7. KRITERIA KLIEN
a. Klien dengan masalah stimulasi persepsi
b. Klien sudah kooperatif

8. PROGRAM SELEKSI
Klien yang dapat mengikuti TAK didapatkan dari :
a. Berdasarkan pasien kelolaan mahasiswa (kelompok)

5
b. Berdasarkan seleksi kelompok
c. Berdasarkan rekomendasi dari perawat ruangan

9. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK


a. Tempat : Di Kelas 2A
b. Hari/tanggal : Senin/1 Juni 2016
c. Waktu : 10.15 – 11.00 WIB
d. Pengorganisasian :
e. Leader : Adela sari
Tugasnya: sebagai pembuka acara, mengontrol TAK dan
sebagai pembawa acara selama kegiatan TAK
f. Co leader : Diana Anggriana
Tugasnya: Membantu leader mengarahkan dan mengontrol jalannya
TAK
g. Fasilitator :
Tugasnya: Mempersiapkan alat,tempat,dan klien
h. Observer :
i. Tugasnya: Memantau dan mengevaluasi hasil selama TAK
berlangsung, dari awal kegiatan sampai proses TAK selesai.
j. Klien :

10. SETTING TEMPAT


Terapis dan klien duduk bersama melingkar membahas buku halusinan
a. Ketika perkenalan

6
: Fasilitator

: Klien

: Leader

: Co Leader dan Observer

b. Ruangan nyaman dan tenang

11. ALAT
1) Buku tentang halusinasi
2) Buku catatan dan pulpen
3) Jadwal kegiatan klien

12. METODE
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab

13. RENCANA PELAKSANAAN


NO Terapi Waktu Subyektif terapi
1 Persiapan : 10 menit Ruangan,alat,klien
a. Menyiapkan ruangan
b. Menyiapkan alat
c. Menyiapkan pasien

7
2 Proses:
a. Membuka proses TAK : 2 menit a. Menjawab salam
mengucapkan salam,
memperkenalkan kelompok
b. Menjelaskan kepada klien b. memperhatikan
tujuan TAK 8 menit
c. Melaksanakan TAK c. mengikuti TAK
d. Mengevaluasi respon klien 10 menit
10 menit d. klien mengungkapkan
perasaannya

3 Penutup 5 menit a. memperhatikan


Menyimpulkan dan mengucapkan b. menjawab salam
salam

14. LANGKAH KEGIATAN


1. Persiapan
a. Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi : klien
perubahan sensori persepsi dan klien menarik diri yang telak mengikuti TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam teraupetik
1) salam dari terapis
2) perkenalan nama, dan panggilan terapis
3) menanyakan nama dan panggilan semua klien

b. Evaluasi/validasi
1) menanyakan perasaan klien saat ini
2) menanyakan masalah yang dirasakan

8
c. Kontrak
1) menjelaskan tujuan kegiatan , yaitu membahas buku tentang halusinasi
2) menjelaskan aturan main berikut
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
- Lama kegiatan 45 menit.
- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja
a. Tentukan acara televisi yang menarik dan mudah dimengerti oleh klien
b. Beri kesempatan bagi klien untuk menonton acara tv selama 10 menit dan setelah
itu TV dimatikan
c. Tanyakan pendapat seorang klien mengenai acara TV yag telah ditonton
d. Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya
e. Berikan pujian / penghargaan atas kemampuan klien memberi pendapat
f. Ulangi c,d dan e sampai semua klien mendapat kesempatan
g. Beri kesimpulan tentang acara TV yang ditonton

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk melatih kempampuan mempersepsikan tanyangan
TV tertentu dan mendiskusikannya pada orang lain
2) Membuat jadwal nonton TV
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
2) Menyepakati waktu dan tempat

15. EVALUASI DAN DOKUMENTASI


Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlansung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
untuk TAK stimulasi persepsi umum, sesi 1 kemampuan yang diharapkan adalah

9
memberi pendapat tentang acara TV, memberi tanggapan terhadap pendapat klien
lain dan mengikuti kegiatan sampai selesai. Formulir evaluasi sebagai berikut.

10
STIMULASI TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)
Pengorganisasian :
1. Nama klien peserta TAK
a. Pasien 1 (P1) : Ade Septi Handayani
b. Pasien 2 (P2) : Elba Habiburahma
c. Pasien 3 (P3) : Dita Rina Sairi Siregar
d. Pasien 4 (P4) : Alvin Ghali Anugrah
2. Leader (L) : Adela Sari
3. Co Leader (CL) : Diana Anggriana
4. Fasilitator:
a. Fasilitator 1 (F1) : Dina Oktarina
b. Fasilitator 2 (F2) : Al’qna Miftasyah
c. Fasilitator 3 (F3): Dea Vanike Azinora
d. Fasilitator 4 (F4) : Ishma Aini Rufaidah
5. Observer : Cantika Putri Utami
6. Penulis scenario dan Perlengkapan

Skenario :

“Suatu hari di Ruang Cendrawasih, RSJ X akan dilakukan Terapi Aktivitas Kelompok pada
klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan.” (posisi melingkar, duduk di
kursi masing-masing kecuali leader dalam posisi berdiri dan observer mengamati dari luar)

Leader : “Assalamu’alaikum wr. wb.”

Seluruh peserta : “Wa’alaikum salam wr. wb.”

L : “Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Adela Sari , bisa dipanggil dengan
suster Adel, disini saya akan bertugas sebagai pemimpin pada kegiatan kita hari ini. Sebelum
kita memulai kegiatan kita hari ini, saya ingin berkenalan terlebih dahulu dengan Bapak Ibu
sekalian. Dimulai dari sebelah kanan saya terlebih dahulu.”

CL : “Selamat pagi. Perkenalkan nama saya Diana Anggriana bisa dipanggil perawat
Diana. Pada kesempatan kali ini saya bertugas sebagai wakil ketua pada kegiatan kita hari
ini.“

11
F1 : “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Dina Oktarina bisa dipanggil suster Dina.
Saya adalah fasilitator dari Nyonya Ade. Terima kasih.”

F2 : “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Al’qna Miftasyah bisa dipanggil Suster
Al’qna, saya adalah fasilitator dari Nyonya Elba. Terima kasih.”

F3 : “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Dea Vanike Azinora bisa dipanggil suster
Dea. Saya adalah fasilitator dari Nyonya Dita. Terima kasih.”

F4 : “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Ishma Aini Rufaidah bisa dipanggil suster
Ishma, saya adalah fasilitator dari Tuan Alvin . Terima kasih.”

P1 : “Nama saya Ade Septi Handayani biasa dipanggil Ade, Hobinya shopping.”

P2 : “Nama akyu Elba Habiburahma biasa dipanggil Elba…E-L-B-A, Hobi akyuu jalan-
jalan.”

P3 : “Saya Dita Rina Sairi Siregar biasa dipanggil Siregar, Saya suka menyanyi..
la.la.laa.laaaa.”

P4 : (Dengan gaya cool dan sedikit ketus) “Perkenalkan nama saya Alvin Ghali Anugrah
panggil saya Alvin. hobi saya membaca aja.”

L : Oke, baiklah..semua telah memperkenalkan dirinya masing-masing.

”Bagaimana perasaan bapak/ibu hari inii?”

All :”Alhamdulillah… baik sus..”

L :”Bapak/ibu sekalian tujuan kegiatan hari ini yaitu mengenal halusinasi. Dalam
kegiatan ini ada beberapa aturan yang harus kita taati bersama, yaitu jika ada yang ingin
meninggalkan kegiatan harus meminta izin kepada saya selaku leader. Kegiatan ini
berlangsung selama 45 menit, setiap peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
Dapat dimengerti bapak/ibu?”

All :”Ya..sus”

L :”Bapak/ibu tahu ga halusinasi itu apa?”

12
P1 :”halusinasi itu apa yah? ehm gtw sus.. hiihiiii,, (halusinasi..halusinasii..)

P2 :”halusinasi itu klo akyuu gaya-gaya gitu di depan kameraa (sqambil bergaya sendiri
di depan semua )

P3 :”iiihhh.. bukan tau!!!!! halusinasi itu..kalo ada bayangan gitu bukan sus??

P4 : halusinasi itu..ehhmm…. eheemm… eheem… ehmmm…. Ehmmm.. halusinasi itu…


ehmmm

L :”baguuss,,hampir tepat jadi halusinasi itu adalah klo kita melihat sesuatu tapi orang
lain ga melihatnya seperti itulah halusinasi.” Coba nyonya Ira pernah ga ibu melihat sesuatu
yang orang lain tidak bisa melihat?”

P1 :”ooh pernah sus, saya pernah liat anak kecil lagi duduk halaman belakang rumah,
terus saya bilang ke dia kenapa duduk disana sendirian. Terus ada teteh saya dibelakang, dia
nanya ‘ibu, nuju nyarios sareng saha?’ terus saya jawab ‘ eta teh, aya budak leutik calik
diditu..terus teteh saya bilang ‘aduh eneng da teu aya budak leutik calik diditu’. Besoknya
saya ngelihat lagi sus.. ada anak itu lagi mojok di ruang tamu, tapi kata suami saya ga ada
orang disana. Udah berapa kali saya melihat anak kecil itu sampai saya berkenalan,ngobrol-
ngobrol gituu..tapi ga tahu kenapa, suami saya langsung membawa saya kesini”

L :”Terus gimana perasaan ibu waktu melihat anak kecil itu?”

P1 :”saya suka sama anak kecil itu, sus.. anak itu lucu, saya kan udah lama mau punya
anak lucu kayak anak itu.” Tapi semua orang dirumah saya pada merasa aneh dan ga suka
gitu.

L :”oh begitu.. Coba sekarang kita dengarkan cerita dari pak Alvin ?”

(Pak Alvin terdiam)

F4 : “Pak Alvin ayo ceritakan ke kita semua tentang halusinasi bapak”

(Pak Alvin geleng-geleng)

F4 : “Tidak apa-apa Pak. Ceritakan saja. Kita semua yang ada disini tidak akan
menceritakan cerita bapak kepada orang lain.”

13
P4 : “yakin?” (dengan nada ketus)

F4 : “Iya pak, percaya sama kita rahasia bapak terjamin kerahasiannya. Benar kan ya
Bapak Ibu sekalian?”

Semua peserta : “iyaa…Benar”

P4 : “Jadi gini, waktu saya lagi sendirian di kantor, waktu saya lembur, saya melihat ada
seorang teman yang sangat baik, dia mau membantu saya menyelesaikan pekerjaan saya.”

(menundukkan muka)

Leader : ’’kalo boleh tau seperti apa orangya?’’

P4 : ”orangnya seumuran saya, dia dengan setia membantu pekerjaan saya, disaat semua
orang sudah pada pulang, dia selalu menemani saya, sehingga saya tidak merasa sendirian.”
Tapi,lama kelamaan saya merasa takut sendiri.

Leader : ”kalau boleh tau, apa yang menyebabkan bapak menjadi takut?”

P4 : “Dia awalnya setia menemani saya bekerja..tapi lama kelamaan..dia menuntun saya
keluar gedung, dan seolah-olah mengajak saya untuk terjun dari atas gedung. Sehingga ada
satpam yang melihat saya dalam keadaan ketakutan dan gelisah. Sehingga keluarga saya juga
membawa saya kemari.

L : ”Kapan biasanya bapak melihat orang tersebut?”

P4 : ”Awalnya pas lagi dikantor sewaktu saya lembur, sus. Saya pusing banyak banget
kerjaan di kantor sampai-sampai istri marah-marah ke saya katanya saya gak memperhatikan
keluarga.” (terlihat gelisah, duduk tertunduk diam). Tapi sampai sekarang, orang itu terus
ngikutin Saya. Tuh dia ada di samping suster Al’qna.”

F4 : “Di samping saya? (menoleh ke belakang). Saya tidak melihat ada siapa-siapa di
samping saya. Suster Adel, apa Anda melihat ada seseorang di samping saya?”

L : “Saya juga tidak melihat ada seseorang di sana.”

ALL : “iya, ga ada orang kok... Ga ada tuh...”

14
P4 : “Tapi saya lihat…”

L : ”Baiklah. Bapak Alvin tenang ya… Tidak usah takut. Tidak ada yang melihat
seseorang di samping suster Al’qna seperti yang Pak Alvin ceritakan. Sekarang kita
dengarkan cerita dari ibu Dita. Silakan Bu Dita.”

P3 : ”Cerita apa, Sus?”

F3 : ”Cerita tentang pengalaman halusinasi ibu?”

P3 : ”Ooo...yang bisa melihat cowok ganteng banget, sus. Bilangnya sih dia suami saya.
Kalau kemana-mana ngikutin saya terus, sus. Saya sih percaya aja abis ganteng banget, sus.

L :”Cowok itu ngomong sesuatu gak, bu?”

P3 :”Gak, sus. Dia Cuma senyum aja. Saya tanya apa senyum terus.”

L :”Kapan biasanya bapak melihat cowok itu?”

P3 :”Setiap pulang kerja suka melihat cowok itu lagi duduk di ruang tamu. Awalnya saya
kaget kirain ada maling eh ternyata cowok itu. Kalau ngada kerjaan di rumah. Lagi nyantai,
sus. Tiba-tiba cowok itu ada disebelah saya.”

L :”Bagaimana perasaan ibu saat melihat cowok itu?”

P3 :”kaget awalnya, ini cowok darimana. Tapi akhirnya seneng juga ada yang nemenin.”

L :”ya, sekarang giliran ibu Elba untuk cerita. Silahkan, bu.”

P2 :”apa? Cerita apa bu kepala?”

L :”Apakah ibu sering melihat bayangan-bayangan ?”

P2 :”hmmm…bayangan? Saya ga liat bayangan, Sus. Tapi saya suka melihat ada seorang
cewek seumuran saya,udah kayak sahabat saya sendiri.”

L :”oh..emang dimana ibu suka melihat nya?”

P2 :”itu sus… dia berdiri di belakang suster. Sedang senyum melihat kita semua disini”.

15
ALL :”(melihat ke arah belakang suster kepala)” mana? Mana? Kok saya ga liat…
(ekspresi pasien masing-masing dan fasilitator menenangkan pasien nya)

P2 : “iihh,, itu ada.. ituuu.. mata kalian dimana sih, kok ga bisa liat sahabat aku yang
cantik itu…”

F2 : “Bu Elba tenang yaa.. (menenangkan pasien). Coba ibu jelaskan kembali seperti apa
orang yang ibu lihat?”

P2 : “itu sus, dia temen aku dari sebelum aku masuk kesini, dia pake baju merah,
rambutnya panjang, dan selalu senyum sama aku…”

F2 : “Ibu Elba, saya tidak melihat orang atau siapapun seperti yang ibu ceritakan.
Begitupun rekan-rekan yang lainnya.”

L : “Oke, baiklah.. semua harap tenang ya.. ”Ternyata pengalaman bapak/ibu sangat
menarik dan dari sana kita dapat mengambil pelajaran. Terima kasih untuk bapak/ibu yang
sudah menceritakan pengalamannya. Tepuk tangan untuk kita semuanya. Dengan demikian
dapat kita simpulkan bahwa para peserta mengalami halusinasi penglihatan, dimana
halusinasi itu ada yang melihat anak kecil dan melihat laki-laki, bahkan ada yang menyuruh
melukai diri sendiri. Dan halusinasi terjadi pada saat klien sedang berada di rumah, kantor,
pada saat sendirian. Sebagian besar dari peserta merasa takut, senang, kaget, bingung, dan
gelisah. Ya bapak/ibu apakah sejauh ini ada yang ingin ditanyakan?”

All :”tidaaak..”

L :”baiklah, sebelumnya saya ingin bertanya bagaimana perasaan bapak/ibu setelah


mengikuti kegiatan ini? Mangga Bapak Alvin.”

F4 :”Pak Alvin, bagaimana perasaannya Pak?”

P4 :”ooh,saya? Hmmmm...lega sus.”

F1 :”bu Ade, gimana perasaannya?”

P1 :”seneng aja sus.”

F2 :”ya, Bu Elba gimana perasaannya?”

16
P2 :”Saya takut, si cowok itu masih suka ngeliatin.”

F3 :”ibu Dita bagaimana perasaannya setelah mengikuti kegiatan ini?”

P3 :”Alhamdulillah, suster...legaaaa pisan.”

L :”ya alhamdulillah kegiatan hari ini sudah selesai, mari kita tepuk tangan untuk
semua. Bapak/ibun sudah tau halusinasi itu apa, jadi seandainya hal itu terjadi lagi harap
bapak/ibu melapor kepada suster yang sedang bertugas. Minggu depan kita akan mengadakan
kegiatan seperti ini lagi namun dengan tema yang berbeda. Apakah bapak/ibu bersedia
mengikuti kegiatan selanjutnya?

All :”baik, sus..”

L :”iya jadi minggu depan itu temanya tentang cara mengontrol halusinasi, jam 10.00 di
tempat ini lagi. Baiklah kegiatan kali ini sudah selesai ya, tapi sebelum kita tutup mari kita
dengarkan terlebih dahulu kesimpulan dari kegiatan kita kali ini.

Observasi : “terimakasih atas kesempatannya, disini saya akan menyimpulkan hasil dari
kegiatan kita kali ini, menurut pengamatan saya kegiatan ini sudah terlaksana cukup baik, ada
feedback antara fasilatator dan pasien. Semoga minggu depan keadaan pasien kita lebih baik
lagi. Terima Kasih.

17

Anda mungkin juga menyukai