Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:

NAMA :

Ade Septi Handayani


Alqna Miftasyah
Cantika Putri Utami
Mayunita Sari
Tri Utami

KELAS :

II A

DOSEN PEMBIMBING : Hj. Ismar Agustin.,SKp.,M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBNG
JURUSAN DIV KEPERAWATAN
2016

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan organisasinya, baik
erencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru,
maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi
organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena
itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan
prosesproses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini
merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan.
Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun
kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena
fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam
menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan
harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi
dan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses
perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah
pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa

perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat
berjalan.
1.2 Tujuan
Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk :
1) Mengetahui pengertian perencanaan
2) Mengetahui macam-macam perencanaan
3) Mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam perencanaan dan cara mengatasinya
4) Mengetahui misi,visi dan filosofi perencanaan
5) Mengetahui tujuan perencanaan
6) Mengetahui budgeting dalam perencanaan

BAB II

PEMBAHASAN
II.1 Defenisi
Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja
organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaanpertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why), dan
bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan
pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaankebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana
informal atau secara formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan
merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana
tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan
menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ami guitar dan menciptakan
kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus
dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsurunsur perencanaan. Unsur pertama
adalah tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus
dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut dilakukan,
kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir bagaimana cara
melaksanakan tindakan tersebut.
II.2 Defenisi menurut para ahli
1. Garth N.Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari pada
tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.
2. M.Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan mengunakan
sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.

3. Kusmiadi (1995), Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk memilih tujuantujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya
4. Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan
atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakantindakan kemudian.
5. Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan secara matang
daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian
yang telah ditentukan.
6. Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil
tertentu.
II.3 Tujuan perencanaan
1.

Standar pengawasan,

2.

Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya

3.

Mengetahui siapa saja yang terlibat Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk
biaya dan kualitas pekerjaan

4.

Meminimalkan kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu
Memberikan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan

5.

Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan

6.

Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui

7.

Mengarahkan pada pencapaian tujuan.


Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan

1.

Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun
karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka
capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendirisendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.

2.

Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat
rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek
dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.

3.

Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan
terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu,
dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang
dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.

4.

Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan
dalam fungsiselanjutnya,

yaitu

proses

pengontrolan

dan

pengevalusasian.

Proses

pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang
ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan
II.4 Tipe-Tipe perencanaan
a.

Berdasarkan luasnya

1.

Strategi: rencana yang berlaku bagi organisasi secara keseluruhan, menjadi sasaran umum
organisasi tersebut, dan berusaha menetapkan organisasi tersebut ke dalam lingkungannya

2.

Operasional: rencana yang memerinci detail cara mencapai sasaran menyeluruh

Rencana strategi cenderung mencakup kerangka waktu yang lebih panjang, sedangkan rencana
strategi biasanya hanya kisaran bulanan, mingguan, dan harian. Rencana strategi juga mencakup
perumusan sasaran, sedangkan rencana oprasional mendefinisikan berbagai cara untuk mencapai
sasaran
1.

Berdasarkan kerangka waktu

2.

Jangka Panjang

3.

Jangka Pendek

4.

Berdasarkan kehususan

5.

Pengarah; rencana yang fleksibel dan yang menjadi pedoman umum

6.

Pemerinci; rencana yang mendefinisikan dengan jelas dan tidak member ruang untuk
penafsiran

7.

Berdasarkan frekuensi

8.

Sekali Pakai; rencana yang digunakan satu kali saja yang secara khusus dirancang untuk
memenuhi kebutuhan situasi yang unik

9.

Terus Menerus; rencana yang berkesinambungan yang menjadi pedoman bagi kegiatankegiatan ang dilakukan secara berulang-ulang

II.5 Visi, Misi dan Filosofi dalam perencanaan


1. Visi
Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis,
antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa
depan yang diinginkan oleh organisasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka penetapan visi, sebagai bagian dari perencanaan strategis,
merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi. Visi tidak hanya penting
pada waktu mulai berkarya, tetapi juga pada kehidupan organisasi itu selanjutnya. Kehidupan
organisasi sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Oleh karenanya,
visi organisasi juga harus menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Pada hakekatnya tidak ada visi organisasi, yang ada adalah visi-visi pribadi dari anggota
organisasi. Namun kita harus mampu merumuskan gambaran bersama mengenai masa depan,
berupa komitmen murni tanpa adanya rasa terpaksa. Visi adalah mental model masa depan,
dengan demikian visi harus menjadi milik bersama dan diyakini oleh seluruh anggota organisasi.

2. Misi

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai.
Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi
itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya.
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh
pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal organisasi dan mengetahui peran dan
program-programnya serta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka Pusat Data dan Informasi Pertanian telah membuat
pernyataan misi, yang merupakan cita-cita dan landasan kerja yang harus diikuti dan didukung
oleh keseluruhan anggota organisasi dan secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai dan
kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan.
Misi
1. Menyediakan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien dalam membantu kesehatan pasien
yang optimal setelah pulang dari rumah sakit.
2. Membantu mengembangkan dan mendorong suasana yang kondusif bagi pasien dan staf
keperawatan/non keperawatan
3. Mengajarkan, mengarahkan, dan membantu dalam kegiatan profesional keperawatan.
4. Turut serta dalam bekerjasama dengan semua anggota tim kesehatan yang ada di rumah
sakit/tempat kerja.

3. Filosofi

Filosofi keperawatan adalah pernyataan keyakinan tentang keperawatan dan manifestasi dan
nilai-nilai dalam keperawatan yang digunakan untk berfikir dan bertindak (chitty, 1997). Oleh
karena itu filosofi keperawatan dibangun diatas kepercayaan tentang manusia, lingkungan
kesehatan dan keperawatan sebagaimana terdapat dalam paradigma keperawatan.
Total Quality Manajemen (TQM) menurut W. Edwards Deming adalah sebagai suatu dasar
filosofi manjemen, karakteristik filosofi tersebut meliputi :
1. Institusi diberikan keleluasaan kewenangan dalam menentukan tujuan yang hendak dicapai
dan staf mempunyai otonomi dalam pengambilan keputusan tentang tugas yang diemban.
2. Institusi diajarkan untuk membuat keputusan dalam meningkatkan kwalitas yang kerja dan
produktifitas kerja.
3. Penekanan TQM adalah memonitor kwalitas dimana secara terus-menerus mengumpulkan
data dengan pendekatan ilmiah kearah peningkatan kwalitas.
4. Rencana strategi untuk masa depan dapat melalui pembentukan suatu komitmen tentang
kwalitas dan produktifitas.
5. TQM terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat (pasar): baik secara kwalitas dan
produktifitas untuk mencapai suatu kesepakatan dengan pihak kostumer (internal dan eksternal).
Filosofi pelayanan keperawatan pada tatanan klinik/rumah sakit ditekankan pada:
1. Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan dan menetukan kehidupannya.
2. Setiap pasien harus dihargai sama tanpa membeda-bedakan agama, suku, warna kulit, status.
4. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai bagian integral dan pelayanan kesehatan lainnya.

5. Perlunya koordinasi dan kerjasama dalam memanfaatkan cumber daya yang ada dalam
mencapai tujuan organisasi
6. Perlunya evaluasi secara terus-menerus terhadap semua pelayanan keperawatan yang
diberikan.
Rumus sukses untuk mencapai Visi dan Misi :
S= V + M1 + M2
SV + M1 = Serba tanggung
V + M2 = Melamun
MI + M2 = Sampai ditempat yang salah

Keterangan :
S

: Sukses

V : Visi
M1 : Misi
M2 : Motivasi

4.

Budgeting perencanaan dalam manajemen keperawatan


Budget (Anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka
waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Dari pengertian di atas nampaknya bahwa suatu Budget mempunyai empat unsur, yaitu:
1.

Rencana

2.

Meliputi seluruh kegiatan perusahaan

3.

Dinyatakan dalam unit moneter

4.

Jangka waktu tertentu yang akan datang

5.

Manfaat Budget

Manfaat Budget terdiri dari tiga pokok, yaitu :


1. Sebagai pedoman kerja
Yang mana berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arahan serta sekaligus
memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang
akan datang.
2. Sebagai alat pengawasan kerja
Budget berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk mengevaluasi realisasi
kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan apa yang tertuang di dalam Budget dengan
apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses
bekerja atau kah kurang sukses bekerja.
3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Budget berfungsi sebagai alat untuk mengkoordinasikan kerja agar semua bagian-bagian yang
terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik untuk
menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan
lebih terjamin.

Proses Penyusunan Budget


Sebagaiman telah dijelaskan di atas, suatu Budget dapat berfungsi dengan baik bilamana
tafsiran-tafsiran (forecast) yang termuat didalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda
dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penafsiran secara lebih akurat, diperlakukan
sebagai data, informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan didalam menyusun Budget
Prosedur Penyususnan Budget
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun Budget serta pelaksanaan
kegiatan Budgeting lainnya, ada ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan
karena pimpinan tertinggi perusahaanlah yang paling berwewenang dan paling bertanggung
jawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun Budget serta kegiatan-kegiatan Budgeting
lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat
didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan. Adapaun siapa-siapa atau bagian apa yang
diserahi tugas memprsiapkan dan menyusun Budget tersebut sangat tergantung pada struktur
organisasi dari masing-masing perusahaan. Akan tetapi pada garis besarnya tugas
mempersiapkan dan menyususn Budget ini dapat didelegasikan kepada :
Bagian administrasi, bagian perusahan yang kecil. Hal ini disebabkan karena bagi perusahaan
yang kecil, kegiatan-kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana, dengan ruang
lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan Budget dapat diserahkan kepada salah satu
bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan, dan tidak perlu banyak melibatkan secara aktif
seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
Panitia Budget, bagian perusahan yang besar. Hal ini disebabkan karena bagi perusahaan besar,
kegiatan-kegiatan perusahaan cukup kompleks, beraneka ragam dengan ruang lingkup yang
cukup luas, sehingga Bagian Administrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi untuk menyusun
Budget sendiri tanpa partisipasi aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh sebab itu tugas

menyusun Budget perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada di dalam
perusahaan, yang duduk dalam Panitia Budget. Tim penyusunan Budget ini biasanya diketuai
oleh pimpinan perusahaan (misalnya Wakil Direktur) dengan anggota-anggota yang mewakili
Bagian Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian Pembelanjaan, serta Bgaian Personalia.
Di dalam Panitia Budget inilah dilakukan pembahasan-pembahasan tentang rencana-rencana
kegiatan yang akan datang, sehingga Budget yang tersusun nanti merupakan kesepakatan
bersama, sesuai dengan kondisi, fasilitas serta kemampuan masing-masing bagian secara
terpadu. Kesepakatan bersama ini penting agar pelaksanaan Budget nanti benar-benar didukung
oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga memudahkan terciptanya kerja sama
yang saling menunjang dan terkoordinasikan dengan baik.
Baik Budget yang disusun oleh Bagian Administrasi (perusahaan kecil), maupun yang disusun
oleh Panitia Budget (perusahaan besar), barulah merupakan Rancangan Budget atau Draft
Budget (tentative budget). Rancangan Budget inilah yang diserahkan kepada pimpinan tertinggi
untuk disahkan serta ditetapkan sebagai Budget yang defenitif.
Sebelum disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, masih dimungkinkan untuk diadakan
perubahan-perubahan terhadap rancangan tersebut, dan dimungkinkan pula untuk diadakannya
pembahsan-pembahasan antara pimpinan tertinggi perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas
menyusun Rancangan Budget tersebut. Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan,
maka Rancangan Budget tersebut telah menjadi Budget yang defenitif
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi.
Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah:
a)

Rencana harian
Rencana harian adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya
masing-masing. Rencana harian dibuat sebelum operan dan dilengkapi saat operan dan pre
conference Contoh terlampir.

b) Rencana bulanan
b.1) Rencana bulanan karu
Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil nilai MPKP dan berdasarkan hasil
evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam rangka peningkatam
kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup bulanan karu adalah:
1. Membuat jadwal dan memimpin case conference
2. Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
3. Membuat jadwal dinas
4. Membuat jadwal petugas menerima pasien baru
5. Memimpin rapat bulanan perawat
6. Membuat jadwal supervise dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
7. Melakukan audit dokumentasi
8. Membuat laporan bulanan.
b.2) Rencana bulanan ketua tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang
1)
2)
3)
4)

dilakukan ditimnya. Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:


Mempresentasikan kasus dalam case conference
Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
Melakukan supervise perawat pelaksana.
Contoh rencana bulanan ketua tim terlampir

c)

Rencana tahunan

Setiap akhir tahun kepala ruangan mengevaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan
sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana
kegiatan tahunan mencakup:
1. Menyusun laporan tahunan yang berisitentang kinerja MPKP baik proses kegiatan serta evaluasi
mutu pelayanan.

2. Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.


3. Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana
menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal,
membuat jadual, untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.

DAFTAR PUSTAKA

Asmuji.2011.Manajemen Keperawatan.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media


https://riechaandryani.wordpress.com/2012/12/04/manajemen-perencanaan-keperawatan/

Anda mungkin juga menyukai