Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

DENGAN HALUSINASI DI RSKJ SOEPRAPTO

PROVINSI BENGKULU

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6

1. RIZKA VELIA
2. RIZKI VELIA
3. SAUM INDAYANA
4. TRY ARMA AYU
5. WISPA HANDAYANI
6. YULIANA DEWI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

TAHUN AJARAN 2022/2023


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS (TAK)

Disusun Oleh : Kelompok 6 Di Ruang Murai

Bengkulu, 28 Desember 2022

Mengetahui

PRECEPTOR LAHAN I PRECEPTOR LAHAN II

(Ns. H. Arif Budi Hermawan, S.Kep) (Ns. Reni Anggraini, S.Kep)

PRECEPTOR INSTITUSI PENDIDIKAN

(Ns. Ervan, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep.Jiwa)


PROPOSAL AKTIVITAS KELOMPOK

Topik : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran

Terapis : Enam (6) Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Prodi Pendidikan Profesi Ners

Sasaran : Klien yang memenuhi kriteria yang berjumlah 6 orang

Hari/ Tanggal : Kamis- Sabtu/ 29-31 Desember 2022

Waktu : 10.00 s/d 10.30 WIB

Tempat : Ruang Murai RSKJ Soeprapto Bengkulu

1. Latar Belakang

Terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah suatu upaya untuk memfasilitasi


kemampuan sosialisasi sejumlah klien dan masalah hubungan social. Salah satu
gangguan hubungan social pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi
sensori: Halusinasi. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada.

Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan


klien tidak mempur teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu
penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang
bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang
dialaminya.

2. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok

a. Tujuan Umum

Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi


dalam kelompok secara bertahap.

b. Tujuan Khusus
1) Klien dapat mengenal dan mengontrol halusinasi dengan menghardik.

2) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

3) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan


orang lain.

4) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas


terjadwal.

3. Landasan Teori

a. Definisi

Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang


nyata, artinya klien menginterpertasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa
stimulus/rangsangan dari luar (Stuart,2007 dalam Azizah, 2016). halusinasi adalah
hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan ransangan internal (pikiran)
dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat
tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata (Azizan, 2016).

b. Penyebab

1) Faktor Predisposisi

Menurut Yosep (2009) dalam Azizah (2016), faktor predisposisi yang


menyebabkan halusinasi adalah:

a) Faktor Perkembangan

Tugas perkembangan klien terganggu misalnya rendahnya kontrol


dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak
kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentang terhadap
stress.

b) Faktor Sosiokultural

Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi


akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada
lingkungannya.

c) Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya
stress yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia.
Akibat stress berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya
neurotransmitter otak. Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang
berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai
dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:

- Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak


yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah
frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.

- Beberapa zat kimia diotak seperti dopamin neurotransmitter yang


berlebihan dan masalah pada sistem reseptor dopamin dikaitkan
dengan terjadinya skizofrenia.

- Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikol menunjukkan


terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi
otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(Cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh
otopsi (Post-inortem).

d) Faktor Psikologis

Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah


terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada
ketidakmampuan klien dalam mengambil keputusan yang tepat demi
masa depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam
nyata menuju alam khayal.

e) Faktor Genetik dan Pola Asuh

Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang


tua skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi
menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

2) Faktor Presipitasi
Menurut Stuart (2007) dalam Azizah (2016), faktor preseipitasi
terjadinya gangguan halusinasi adalah:

a) Biologis

Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak yang


mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu
masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara
selektif menanggapi strimus yang diterima oleh otak untuk
diinterpretasikan.

b) Stress lingkungan

Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap


stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

c) Sumber koping

Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi


stressor

4. Kriteria Klien

Kriteria klien yang akan mengikuti kegiatan adalah :

a) Klien yang mengalami halusinasi pendengaran

b) Klien halusinasi pendengaran yang sudah terkontrol

c) Klien yang dapat diajak kerjasama

5. Proses Seleksi Peserta yang Mengikuti TAK

Proses seleksi dilakukan oleh terapis selama 3 hari perawatan dengan cara
mengobservasi klien dan berinteraksi dengan klien serta memberikan informasi pada
klien,berdasarkan kriteria diatas klien diikut sertakan berjumlah 6 orang.

Dalam TAK dilakukan kontrak terlebih dahulu mengenai topic,waktu dan


tempat TAK. Peserta yang mengikuti TAK:

a) Tn. I
b) Tn. S
c) Tn. As
d) Tn. An
e) Tn. Y
f) Tn.E
6. Pengorganisasian

SESI 1 :

a. Leader : Yuliana Dewi

b. Co Leader : Wispa Handayani

c. Observer : Rizka Velia

d. Fasilitator : Rizki Velia, Saum Indayana, Try Arma Ayu

SESI 2 :

a. Leader : Rizka Velia

b. Co Leader : Yuliana Dewi

c. Observer : Rizki Velia

d. Fasilitator : Saum Indayana, Try Arma Ayu, Wispa Handayani

SESI 3 :

a. Leader : Rizki Velia

b. Co Leader : Saum Indayana

c. Observer : Try Arma Ayu

d. Fasilitator : Rizka Velia, Wispa Handayani, Yuliana Dewi

SESI 4 :

a. Leader : Try Arma Ayu

b. Co Leader : Rizki Velia

c. Observer : Saum Indayana

d. Fasilitator : Wispa Handayani, Yuliana Dewi, Rizka Velia

8. Uraian tugas terapis

1. Leader

a. Memimpin jalannya TAK


b. Memberi penjelasan tentang seluruh kegiatan TAK
c. memfokuskan kegiatan TAK
d. Memberi motivasi kepada fasilitator dan peserta TAK

2. Co Leader

a. Membantu leader dalam memimpin jalannya kegiatan TAK dan mengingatkan


leader bila menyimpang dari aturan kegiatan
b. Mengganti leader apabila pasif

3. Fasilitator

a. Mempertahankan kehadiran peserta


b. Memfasilitasi anggota TAK
c. Mengarahkan peserta TAK dalam mengikuti kegiatan memperkenalkan diri
dalam kelompok

4. Observerb

a. Mengobservasi seluruh jalannya TAK dari pembukaan sampai penutup


b. Mencatat jumlah yang hadir dan yang tidak hadir
c. Mencatat jumlah yang aktif dan yang tidak aktif
d. Mengidentifikasi strategi krisis yang di gunakan oleh leader

5. Dokumentasi

a. Mendokumentasikan semua kegiatan TAK


b. Mendokumentasikan hasil kegiatan TAK

9. Media

 Balon
 Tanda pengenal
 Spidol
 Whiteboard
 Pensil
 Kertas HVS

10. Alokasi Waktu


 Perkenalan terapis dan klien : 5 menit
 Permainan dan diskusi : 20 menit
 Penutup : 5 menit
 Jumlah : 30 menit

11. Skema Ruangan

F F

Keterangan:

:Leader

: Co-Leader

: Observer

F : Fasilitator

:Klien
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Sesi 1: Mengenal dan Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik

No Waktu Kegiatan TAK Kegiatan Pasien


1 5 Menit Pembukaan:  Menjawab salam
 Memberi salam  Mendengar dan
 Memperkenalkan terapis memperhatikan
 Meminta pasien  Pasien memperkenalkan
memperkenalkan diri diri
 Menjelaskan kontrak, waktu,  Pasien mendengarkan
topik, tujuan kegiatan dan dan memperhatikan
aturan permainan
2 20 Menit Pelaksanaan sesi 1:  Klien menceritakan apa
 Terapis menjelaskan kegiatan yang dilakukan saat
yang akan dilakukan halusinasi
 Terapis meminta klien  Klien mendengarkan
menceritakan isi halusinasi dan memperhatikan
kapan terjadinya, situasi yang perawat menjelaskan
membuat terjadi dan perasaan  Klien memperhatikan
klien saat terjadi halusinasi, perawat memperagakan
hasilnya ditulis di whiteboard. menghardik halusinasi
 Terapis meminta klien  Klien memperagakan
menceritakan apa yang cara menghardik
dilakukan pada saat mengalami halusinasi secara
halusinasi dan bagaimana bergantian
hasilnya
 Berikan pujian setiap klien
selesai bercerita
 Terapis menjelaskan cara
mengatasi halusinasi dengan
menghardik halusinasi saat
halusinasi muncul
 Terapis memperagakan cara
menghardik halusinasi
 Terapis meminta masing-
masing klien memperagakan
cara menghardik
 Terapis memberikan pujian
kepada semua klien

3 Penutup:  Pasien mendengarkan


5 menit
 Pasien menjabat tangan
 Leader menutup acara
perawat tanda
permainan
permainan telah usai
 Leader mengucapkan
terimakasih atas partisipasi
pasien dan bersalaman
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Sesi 2 : Mengontrol Halusinasi Dengan Patuh Minum Obat

No waktu Kegiatan TAK Kegiatan pasien


1. 5 menit Pembukaan:  Menjawab salam
 Memberi salam  Mendengar dan
 Memperkenalkan terapis memperhatikan
 Meminta pasien  Pasien memperkenalkan
mempersiapkan dan diri
memperkenalkan diri  Pasien mendengarkan
 Menjelaskan dan memperhatikan
kontrak,waktu,topik,tujuan
kegiatan dan aturan
permainan
2. 20 menit Pelaksanaan Sesi 2:  Klien mendengarkan dan
 Terapis menjelaskan memperhatiakan pasien
pentingnya minum obat menjelaskan
 Terapis menjelaskan  Klien menyebutkan 8
kerugian jika tidak patuh benar obat dengan benar
minum obat  Klien dapat
 Menjelaskan 8 benar obat mendeskripsikan
pada pasien perassan saat minum obat
 Minta menjelaskan Kembali  Klien mendapatkan
cara minum obat yang benar pujian
 Berikan klien pujian setelah  Klien memperhatikan
menjawab pertanyaan penjelasan perawat
 Mendiskusikan perasaan
setelah dan sebelum minum
obat
 Menjelaskan keuntungan
patuh minum obat salah satu
cara agar halusinasi tidak
kambuh
 Meminta klien menyebutkan
Kembali keuntungan dan
kerugian patuh minum obat
 Memberikan pujian pada
pasien saat menjawab
3. 5 menit Penutup:  Pasien mendengarkan
 Leader menutup acara  Pasien menjabat tangan
permainan perawat tanda
 Leader mengucapkan permainan telah usai
terimakasih atas partisipasi
pasien
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Sesi 3 : Mengontrol Halusinasi dengan Bercakap-cakap

No waktu Kegiatan TAK Kegiatan pasien


1. 5 menit Pembukaan:  Menjawab salam
 Memberi salam  Mendengar dan
 Memperkenalkan terapis memperhatikan
 Meminta pasien  Pasien
mempersiapkan dan memperkenalkan
memperkenalkan diri diri
 Menjelaskan  Pasien
kontrak,waktu,topik,tujuan mendengarkan dan
kegiatan dan aturan memperhatikan
permainan
2. 20 menit Pelaksanaan sesi 3:  Klien
 Terapis menjelaskan cara mendengarkan dan
mengontrol halusinasi yang memperhatiakan
melakukan dengan cara klien menyebutkan
bercakap-cakap terjadwal orang yang dapat
 Terapis meminta klien diajak bercakap-
menentukan topik yang akan cakap
dibicarakan dan bisa  Klien melihat
dilakukan perawat
 Terapis mempraktikan cara memperagakan
bercakap-cakap yang benar cara bercakap-
jika halusinasi muncul cakap
 Terapis meminta pasien  Klien
memperagakan dengan memperagakan
teman disampingnya yang telah
diajarkan perawat

3. 5 menit Penutup:  Pasien


 Leader menutup acara mendengarkan
permainan  Pasien menjabat
 Leader mengucapkan tangan perawat
terimakasih atas partisipasi tanda permainan
pasien telah usai
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Sesi 4 : Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Aktivitas Terjadwal

No waktu Kegiatan TAK Kegiatan pasien


1. 5 menit Pembukaan:  Menjawab salam
 Memberi salam  Mendengar dan
 Memperkenalkan terapis memperhatikan
 Meminta pasien  Pasien memperkenalkan
mempersiapkan dan diri
memperkenalkan diri  Pasien mendengarkan
 Menjelaskan dan memperhatikan
kontrak,waktu,topik,tujuan
kegiatan dan aturan
permainan
2. 20 menit Pelaksanaan Sesi 4:  Klien mendengarkan
 Terapis menjelaskan cara dan memperhatiakan
mengontrol halusinasi yang pasien menjelaskan
melakukan kegiatan sehari-  Klien menyebutkan
hari secara terjadwal orang yang diajak
 Terapis meminta klien berbicara
menyampaikan kegiatan  Klien menulis seluruh
yang dilakukan sehari-hari kegiatan dalam kertas
dan tulis di papan tulis  Klien melakukan
 Terapis membagikan kegiatan yang ditulis
formular jadwal kegiatan  Klien membacakan
harian. seluruh kegiatan yang
 Terapis melatih klien dilakukan sehari-hari
memperagakan kegiatan  Klien tertawa dan
yang telah disusun merasa Bahagia
 Terapis meminta masing-  Klien berkomunikasi
masing klien membacakan untuk melakuakan
jadwal yang telah disusun kegiatan yang dilakukan
 Berikan pujian dengan tepuk setiap hari
tangan
 Terapis meminta komitmen
masing-masing klien untuk
melakukan jadwal kegiatan
yang telah disusun
3. 5 menit Penutup:  Pasien mendengarkan
 Leader menutup acara  Pasien menjabat tangan
permainan perawat tanda permainan
 Leader mengucapkan telah usai
terimakasih atas partisipasi
pasien
TAK STIMULUS PERSEPSI : HALUSINASI
Sesi 1 : Mengenal dan Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik

Tujuan :
1. Klien dapat menyebut isi halusinasi
2. Klien dapat menyebut waktu terjadi halusinasi
3. Klien dapat menyebut situasi terjadi halusinasi
4. Klien dapat menyebut perasaan saat halusinasi
5. Klien dapat menyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengatasi
halusinasi
6. Klien dapat menyebutkan efektivitas cara mengatasi halusinasi dengan cara
menghardik
7. Klien dapat menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
8. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
Setting :
1. Terapis dan Klien duduk bersama dalam 1 lingkaran U
2. Tempat tenang dan nyaman
Alat :
1. Spidol
2. Papan Tulis / Whiteboard / Tipchart
3. Tanda Pengenal / Id Card
4. Speaker
Metode :
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran / Simulasi

Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien yang mengalami perubahan
sensori persepsi halusinasi
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

“sebaiknya klien sudah mengenali halusinasinya. TAK membuat klien


merasakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama dengan
dirinya sehingga klien tidak merasa sendiri”
2. Orientasi
a. Salam Teraupetik
 Salam terlapis dari pasien
 Perkenalkan nama dan panggilan terapi (pakai papan nama)
 Menyiapkan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
 Terapis menunjukkan tujuan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu
mengenal suara-suara bayangan yang didengar/dilihat. Jika klien sudah
terbiasa menggunakan istilah halusinasi dengan kata “halusianasi”.
 Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta
izin kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara-
suara yang dikenal atau bayangan yang dilihat (halusinasi) tentang isinya,
waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi serta
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
b. Terapis meminta klen menceritakan isi halusinasi kapan terjadinya, situasi
yang membuat terjadi dan perasaan klien saat terjadi halusinasi, mulai dari
klien yang ada disebelah kanan terapis secara berurutan berlawanan jarum
jam sampai semua klien mendapat giliran. Hasilnya ditulis di whiteboard.
c. Terapis juga meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien
mendapatkan giliran
d. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
e. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul
f. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi
g. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik
halusinasi dimulai dari klien di sebelah kanan terapis berurutan berlawanan
arah jarum jam sampai semua klien mendapatkan giliran
h. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat
setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi

Cara Menghardik Halusinasi:


i. Untuk halusinasi pendengaran tutup telinga sambal mengatakan “pergi
kamu… kamu suara palsu, aku tidak mau mendengar kamu”. Lakukan
berulang-ulang sampai tidak mendengar suara palsu lagi
j. Untuk halusinasi penglihatan : tutup mata sambil mengatakan “pergi
kamu…. Kamu bayangan palsu aku tidak mau melihat kamu”. Lakukan
berulang-ulang sampai bayangan tak terlihat
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut

Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika
terjadi halusinasi
c. Kontrak yang akan dating
 Menyepakati TAK yang akan datang yaitu cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
 Menyepakati waktu dan tempat
5. Evaluasi dan Dokumentasi
 Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap


kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang
diharapkan adalah mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya halusinasi,
situasi terjadinya halusinasi serta kemampuan mengenal halusinasi dengan
menghardik, formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 1 TAK

Stimulus Persepsi : Halusinasi

Kemampuan mengenal halusinasi

No Nama Menyebut isi Menyebut waktu Menyebut Menyebut


Pasien halusinasi terjadi situasi terjadi perasaan saat
halusinasi halusinasi halusinasi

1 Tn. I

2 Tn. S

3 Tn. As

4 Tn. An

5 Tn. Y

6 Tn. E

Kemampuan menghardik halusinasi

No Aspek yang dinilai Nama Klien


Tn. I Tn. S Tn. As Tn. An Tn. Y Tn. E

1 Menyebutkan cara yang selama


ini digunakan mengatasi
halusinasi

2 Menyebutkan efektivitas cara


mengatasi halusinasi dengan
menghardik

3 Menyebutkan cara mengatasi


halusinasi dengan menghardik

4 Memperagakan menghardik
halusinasi
TAK STIMULUS PERSEPSI : HALUSINASI
Sesi 2 : Mengontrol Halusinasi dengan Minum Obat

Tujuan :

1. Klien dapat menyebutkan 5 cara benar minum obat


2. Klien dapat menyebutkan keuntungan minum obat
3. Klien dapat menyebutkan akibat tidak patuh minum obat

Pengaturan :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran


2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart


2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen
3. Tanda pengenal/Id card
4. Speaker

Metode :

1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/simulasi

Langkah Kegiatan :

1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 3
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/Validasi
 Terapis menanyakan keadaan dan perasaan klien saat ini
 Terapis menayakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan aktivitas terjadwal, dan bercakap-cakap
dengan orang lain).
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol terjadinya
halusinasi dengan patuh minum obat.
 Terapis menjelaskan aturan main berikut
o Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
o Lama kegiatan 30 menit
o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah kambuh
karena obat memberi perasaan tenang dan memperlambat kambuh
b. Terapis menjelaskan kerugiaan tidak patuh minum obat yaitu penyebab
kambuh
c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu
meminumnya buat daftar di whiteboard
d. Menjelaskan 8 benar minum obat yaitu dengan benar obat, benar waktu
minum obat, benar pasien, benar cara minum obat, benar dosis obat, benar
dokumentasi, benar informasi, benar kadaluwarsa obat
e. Minta klien menyebutkan 8 benar cara minum obat secara bergiliran
f. Berikan pada klien pujian pada klien yang benar menyebutkan
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di whiteboard)
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard)
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat yaitu salah satu cara mencegah
halusinasinya kambuh
j. Meminta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat
k. Memberikan pujin tiap kali klien benar

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut

Terapis menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontrol halusinasi,


yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan patuh
minum obat
c. Kontrak yang akan dating
 Terapis membut kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya
 Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat

5. Evaluasi dan Dokumentasi


 Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK,
untuk TAK Stimulus persepsi halusinasi sesi 2 kemampuan 6 benar cara
minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.

Sesi 5 : TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi

Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

No Nama Klien Menyebutkan 5 Menyebutkan Menyebutkan


benar cara minum keuntungan akibat tidak patuh
obat minum obat minum obat
1. Tn. I
2. Tn. S
3. Tn. As
4. Tn. An
5. Tn. Y
6. Tn. E

TAK STIMULUS PERSEPSI : HALUSINASI


Sesi 3 : Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap

Tujuan :

1. Klien dapat menyebutkan orang yang biasa diajak bercakap-cakap


2. Klien dapat memperagakan percakapan
3. Klien dapat menyusun jadwal percakapan
4. Klien dapat menyebutkan tiga cara mengontrol dan mencegah halusinasi

Pengaturan :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran


2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart


2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen

Metode :

1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/simulasi

Langkah Kegiatan :

1. Persiapan
c. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 3
d. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/Validasi
 Terapis menanyakan keadaan dan perasaan klien saat ini
 Menayakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang
telah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan
terarah) untuk mencegah halusinasi
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain
 Terapis menjelaskan aturan main berikut
o Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
o Lama kegiatan 30 menit
o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi

Halusinasi terjadi karena klien berfokus pada stimulus internal. Bercakap-


cakap dengan orang lain membuat klien terpapar dengan stimulus eksternal
sehingga focus klien pada stimulus internal terdistraksi dengan bercakap-
cakap, halusinasi aan terputus sehingga akan mengembalikan orientasi klien
ke realita (isi percakapan)
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak
bercakap-cakap
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan
bisa dilakukan

Pokok pembicaraan yang dianjurkan adalah menceritakan bahwa klien


mengalami halusinasi dan meminta orang lain disekitar mengajak bercakap-
cakap. Orang disekitar klien sebaiknya sudh diberikan penyuluhan
bagaimana menanggapi klien dengan mengingatkan cara mengontrol
halusinasi yang telah dilatihkan, misalnya mengingatkan cara menghardik,
atau bercerita tentang kegiatan yang sudah atau belum dilakukan sesuai
jadwal yang telah disusun dalam TAK sebelumnya
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul “Ibu saya
mau mengobrol tentang kejadian harian saya”
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang
disebelahnya

Upayakan semu klien memperagakan percakapan yang dilakukan sehingga


dapat dipastikan semua klien mampu melakukan bercakap-cakap untuk
mengontrol halusinasi
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien
g. Ulangi poin e dan f sampai semua klien mendapat giliran

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut

Terapis menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi, yaitu


menghardik, melakukan kegiatan harian, dan bercakap-cakap
c. Kontrak yang akan dating
 Terapis membut kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,
yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
 Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat

5. Evaluasi dan Dokumentasi


 Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK,
untuk TAK Stimulus persepsi halusinasi sesi 4, kemampuan yang diharapkan
adalah mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap.

Sesi 3 : TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

No Aspek yang dinilai Nama Klien


Tn. I Tn. S Tn. As Tn. An Tn. Y Tn. E
1. Menyebutkan orang yang biasa
diajak bercakap-cakap
2. Memperagakan bercakap-cakap
3. Menyusun jadwal percakapan
4. Menyebutkan tiga cara
mengontrol dan mencegah
halusinasi

TAK STIMULUS PERSEPSI : HALUSINASI


Sesi 4 : Mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan terjadwal

Tujuan :

1. Klien dapat menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan


2. Klien dapat memperagakan kegiatan yang biasa dilakukan
3. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan harian
4. Klien dapat menyebutkan dua cara mengontrol halusinasi

Pengaturan :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran


2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart


2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen

Metode :

1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/simulasi

Langkah Kegiatan :

1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/Validasi
 Terapis menanyakan keadaan klien saat ini
 Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah
dipelajari
 Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya
halusinasi dengan melakukan kegiatan
 Menjelaskan aturan main berikut
o Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
o Lama kegiatan 30 menit
o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua mengontrol halusinasi yang melakukan
kegiatan sehari-hari secara terjadwal. Jelaskan bahwa dengan melakukan
kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta setiap klien menyampaikan kegiatan yang bisa dilakukan
sehari-hari, dan tulis di whiteboard.
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis
formulir yang sama di whiteboard.

Aktivitas yang teratur dan terjadwal yang dilakukan klien membuat waktu
minimal. Klien akan terfokus kepada aktivitas yang harus dilakukan dari
waktu ke waktu. Dengan waktu luang yang minimal menghindarkan klien
terfokus pada stimulus internal yang menimbulkan halusinasi.
d. Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan
harian, dari bangun pagi sampai tidur malam, klien menggunakan formulir,
terapis menggunakan whiteboard.
e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f. Terapis meminta masing-masing klien membacakan jawal yang telah
disusun, berikan pujian dengan tepuk tangan bersama untuk klien yang sudah
selesai membuat jadwal dan membacakan jadwal yang telah dibuat.
g. Terapis meminta komitmen masing-masing klien untuk melaksanakan jadwal
kegiatan yang telah disusun dan memberi tanda M kalau dilaksanakan tanpa
disuruh, B kalua dilaksanakan tetpi diingatkan terlebih dahulu oleh perawat,
danT kalua tidak dilaksanakan.
Bimbing klien agar dapat Menyusun jadwal kegiatan sehari penuh, sesuaikan
jadwal klien dengan jadwal kegiatan rutin diruangan rawat inap, masukkan
kegiatan latihan yang terkait dengan mengatasi masalah yang sebelumnya
sudah dilatihkan kepada klien. Contoh : Latihan nafas alam, latihan
berinteraksi, latihan keterampilan hidup (living skill), dan sebagainya.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal
kegiatan dan membacakannya
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut

Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol halusinasi,


yaitu menghardik dan melakukan kegiatan sesuai jadwal
c. Kontrak yang akan dating
 Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,
yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
 Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat

5. Evaluasi dan Dokumentasi


 Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap


kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK, untuk TAK Stimulus persepsi halusinasi sesi 4, kemampuan
yang diharapkan adalah klien melakukan kegiatan harian untuk
mencegah timbulnya halusinasi.
Sesi 3 : TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi

Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan

No Aspek yang dinilai Nama Klien


Tn.I Tn. S Tn. As Tn. An Tn. Y Tn. E
1. Menyebutkan kegiatan yang
biasa dilakukan
2. Memperagakan kegiatan yang
biasa dilakukan
3. Menyusun jadwal kegiatan
harian
4. Menyebutkan dua cara
mengontrol halusinasi
12. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
 Peserta 6 orang pasien
 Setting tempat duduk berbentuk lingkaran dengan suasana tertib
tidak ada yang hilir mudik
b. Evaluasi proses
 Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
 Klien aktif semua dan dapat memberikan tanggapan atau
menjawab dengan tertib
 Klien dapat bermain sesuai dengan aturan permainan
c. Evaluasi hasil
 Klien mampu membna hubungan saling percaya
 Klien dapat menyebutkan nama dan asal tempat tinggalnya
 Klien dapat menyebutkan nama-nama anggota kelompok
 Klien dapat menyebutkan nama terapi
 80% klien dapat mengenal halusinasi, mampu menyebutkan
penyebab penyebab halusinasi dan frekuensi terjadinya halusinasi
 80% klien dapat mengenal situasi terjadinya halusinasi dan
mengenal perasaannya saat halusinasi terjadi
 80% klien dapat mengetahui akibat dari halusinasi

Evaluasi proses dan hasil dilakukan oleh observer

13. Penutup
Setelah kegiatan terapi aktivitas kelompok ini diterapkan, klien dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu meningkatkan kemampuan uji
realitas, kemampuan komunikasi dan memberikan pendapat.

Anda mungkin juga menyukai