PROVINSI BENGKULU
1. RIZKA VELIA
2. RIZKI VELIA
3. SAUM INDAYANA
4. TRY ARMA AYU
5. WISPA HANDAYANI
6. YULIANA DEWI
Mengetahui
1. Latar Belakang
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1) Klien dapat mengenal dan mengontrol halusinasi dengan menghardik.
3. Landasan Teori
a. Definisi
b. Penyebab
1) Faktor Predisposisi
a) Faktor Perkembangan
b) Faktor Sosiokultural
c) Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya
stress yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia.
Akibat stress berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya
neurotransmitter otak. Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang
berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai
dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
d) Faktor Psikologis
2) Faktor Presipitasi
Menurut Stuart (2007) dalam Azizah (2016), faktor preseipitasi
terjadinya gangguan halusinasi adalah:
a) Biologis
b) Stress lingkungan
c) Sumber koping
4. Kriteria Klien
Proses seleksi dilakukan oleh terapis selama 3 hari perawatan dengan cara
mengobservasi klien dan berinteraksi dengan klien serta memberikan informasi pada
klien,berdasarkan kriteria diatas klien diikut sertakan berjumlah 6 orang.
a) Tn. I
b) Tn. S
c) Tn. As
d) Tn. An
e) Tn. Y
f) Tn.E
6. Pengorganisasian
SESI 1 :
SESI 2 :
SESI 3 :
SESI 4 :
1. Leader
2. Co Leader
3. Fasilitator
4. Observerb
5. Dokumentasi
9. Media
Balon
Tanda pengenal
Spidol
Whiteboard
Pensil
Kertas HVS
F F
Keterangan:
:Leader
: Co-Leader
: Observer
F : Fasilitator
:Klien
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Sesi 1: Mengenal dan Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik
Tujuan :
1. Klien dapat menyebut isi halusinasi
2. Klien dapat menyebut waktu terjadi halusinasi
3. Klien dapat menyebut situasi terjadi halusinasi
4. Klien dapat menyebut perasaan saat halusinasi
5. Klien dapat menyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengatasi
halusinasi
6. Klien dapat menyebutkan efektivitas cara mengatasi halusinasi dengan cara
menghardik
7. Klien dapat menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
8. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
Setting :
1. Terapis dan Klien duduk bersama dalam 1 lingkaran U
2. Tempat tenang dan nyaman
Alat :
1. Spidol
2. Papan Tulis / Whiteboard / Tipchart
3. Tanda Pengenal / Id Card
4. Speaker
Metode :
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran / Simulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien yang mengalami perubahan
sensori persepsi halusinasi
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika
terjadi halusinasi
c. Kontrak yang akan dating
Menyepakati TAK yang akan datang yaitu cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
Menyepakati waktu dan tempat
5. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
1 Tn. I
2 Tn. S
3 Tn. As
4 Tn. An
5 Tn. Y
6 Tn. E
4 Memperagakan menghardik
halusinasi
TAK STIMULUS PERSEPSI : HALUSINASI
Sesi 2 : Mengontrol Halusinasi dengan Minum Obat
Tujuan :
Pengaturan :
Alat :
Metode :
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan :
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 3
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/Validasi
Terapis menanyakan keadaan dan perasaan klien saat ini
Terapis menayakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan aktivitas terjadwal, dan bercakap-cakap
dengan orang lain).
c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol terjadinya
halusinasi dengan patuh minum obat.
Terapis menjelaskan aturan main berikut
o Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
o Lama kegiatan 30 menit
o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah kambuh
karena obat memberi perasaan tenang dan memperlambat kambuh
b. Terapis menjelaskan kerugiaan tidak patuh minum obat yaitu penyebab
kambuh
c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu
meminumnya buat daftar di whiteboard
d. Menjelaskan 8 benar minum obat yaitu dengan benar obat, benar waktu
minum obat, benar pasien, benar cara minum obat, benar dosis obat, benar
dokumentasi, benar informasi, benar kadaluwarsa obat
e. Minta klien menyebutkan 8 benar cara minum obat secara bergiliran
f. Berikan pada klien pujian pada klien yang benar menyebutkan
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di whiteboard)
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard)
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat yaitu salah satu cara mencegah
halusinasinya kambuh
j. Meminta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat
k. Memberikan pujin tiap kali klien benar
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
Sesi 5 : TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Tujuan :
Pengaturan :
Alat :
Metode :
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan :
1. Persiapan
c. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 3
d. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/Validasi
Terapis menanyakan keadaan dan perasaan klien saat ini
Menayakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang
telah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan
terarah) untuk mencegah halusinasi
c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain
Terapis menjelaskan aturan main berikut
o Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
o Lama kegiatan 30 menit
o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK,
untuk TAK Stimulus persepsi halusinasi sesi 4, kemampuan yang diharapkan
adalah mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap.
Sesi 3 : TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi
Tujuan :
Pengaturan :
Alat :
Metode :
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan :
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/Validasi
Terapis menanyakan keadaan klien saat ini
Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah
dipelajari
Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi
c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya
halusinasi dengan melakukan kegiatan
Menjelaskan aturan main berikut
o Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
o Lama kegiatan 30 menit
o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua mengontrol halusinasi yang melakukan
kegiatan sehari-hari secara terjadwal. Jelaskan bahwa dengan melakukan
kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta setiap klien menyampaikan kegiatan yang bisa dilakukan
sehari-hari, dan tulis di whiteboard.
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis
formulir yang sama di whiteboard.
Aktivitas yang teratur dan terjadwal yang dilakukan klien membuat waktu
minimal. Klien akan terfokus kepada aktivitas yang harus dilakukan dari
waktu ke waktu. Dengan waktu luang yang minimal menghindarkan klien
terfokus pada stimulus internal yang menimbulkan halusinasi.
d. Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan
harian, dari bangun pagi sampai tidur malam, klien menggunakan formulir,
terapis menggunakan whiteboard.
e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f. Terapis meminta masing-masing klien membacakan jawal yang telah
disusun, berikan pujian dengan tepuk tangan bersama untuk klien yang sudah
selesai membuat jadwal dan membacakan jadwal yang telah dibuat.
g. Terapis meminta komitmen masing-masing klien untuk melaksanakan jadwal
kegiatan yang telah disusun dan memberi tanda M kalau dilaksanakan tanpa
disuruh, B kalua dilaksanakan tetpi diingatkan terlebih dahulu oleh perawat,
danT kalua tidak dilaksanakan.
Bimbing klien agar dapat Menyusun jadwal kegiatan sehari penuh, sesuaikan
jadwal klien dengan jadwal kegiatan rutin diruangan rawat inap, masukkan
kegiatan latihan yang terkait dengan mengatasi masalah yang sebelumnya
sudah dilatihkan kepada klien. Contoh : Latihan nafas alam, latihan
berinteraksi, latihan keterampilan hidup (living skill), dan sebagainya.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal
kegiatan dan membacakannya
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
13. Penutup
Setelah kegiatan terapi aktivitas kelompok ini diterapkan, klien dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu meningkatkan kemampuan uji
realitas, kemampuan komunikasi dan memberikan pendapat.